Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan dari sistem yang dibuat dan diharapkan dari sistem yang dibuat bisa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
9
2.1. Pembelian
Pembelian bahan baku yang diterapkan oleh PT. Indochito International
adalah kegiatan yang sangat penting karena adanya batas safety stock dan untuk
memenuhi kebutuhan produksi. Pembelian bahan baku yang dilakukan melewati supplier dari berbagai daerah, baik dari dalam negeri ataupun luar negeri. Menurut (Mulyadi, 2001), pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh suatu perusahaan. Pemasok juga dibedakan ke beberapa jenis pemasok, yaitu:
1. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok yang berasal dari dalam
negeri.
2. Pembelian impor adalah pembelian dari pemasok yang berasal dari luar
negeri.
Transaksi pembelian yang dilakukan PT. Indochito International untuk pembayaran kepada supplier adalah tunai atau kerdit sesuai dengan kesepakatan antara PT. Indochito International dengan supplier. Pembelian juga dibedakan berdasarkan transaksi, yaitu :
1. Pembelian tunai adalah suatu pembelian barang dagang dimana
pembayarannya dibayar secara langsung.
2. Pembelian kredit adalah suatu pembelian barang dagang dimana
pembayarannya bisa dilakukan pada waktu yang akan datang dan disertai komitmen pembeli.
2.2. Persediaan
Berdasarkan (Sudana, 2011), persediaan merupakan salah satu komponen modal kerja yang tingkat likuiditasnya paling rendah dibandingkan dengan komponen modal kerja lainnya. Persediaan sangat penting bagi perusahaan, karena persediaan menjembatani kegiatan pembelian, produksi dan penjualan. Jumlah dari jenis persediaan sangat tergantung pada besar dan bentuk perusahaan. Dalam beberapa bentuk, persediaan perusahaan dapat mencapai lebih dari lima puluh persen aset perusahaan, sehingga dana yang diinvestasikan dalam persediaan juga sangat besar.
Berdasarkan (Soemarso, 1992), persediaan barang dagang adalah barang
– barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali. Untuk perusahaan
pabrik, termasuk dalam persediaan adalah persediaan barang – barang yang akan
digunakan untuk proses produksi selanjutnya. Persediaan dalam perusahaan pabrik terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan dalam proses dan persediaan barang jadi. Persediaan pada umumnya, meliputi jenis barang yang cukup banyak dan merupakan bagian yang cukup berarti dari seluruh aktiva perusahaan.
Persediaan bahan baku memungkinkan pihak manajemen perusahaan untuk mengatur kegiatan pengadaan, produksi, dan penjualan agar lebih fleksibel, memperkecil kemungkinan perusahaan gagal memenuhi permintaan pelanggan, atau terhentinya proses produksi karena tidak ada persediaan bahan baku. Dengan mengadakan persediaan perusahaan dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh potongan kuantitas dari pemasok. Pengadaan persediaan juga dimaksudkan untuk menghindari terjadinya fluktuasi harga yang meningkat, serta sebagai persediaan pengaman untuk menghadapi kondisi yang tidak pasti.
2.3. Bahan Baku
Bahan baku merupakan istilah yang digunakan untuk mendefinisikan suatu barang yang akan diolah menjadi barang jadi atau produk selesai. Menurut
(Soemarso, 2004), Bahan baku adalah barang – barang yang digunakan dalam
proses produksi yang dapat dengan mudah dan langsung diidentifikasi dengan produk jadi. Menurut (Mulyadi, 2005), bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi.
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa bahan baku adalah bahan utama dalam suatu proses produksi, bahan baku meliputi bahan yang dimiliki perusahaan yang akan digunakan untuk proses produksi.
2.4. Konsep Basis Data 2.4.1. Sistem Basis Data
Menurut (Malinda, 2004), sistem basis data adalah suatu sistem
menyusun dan mengolah record - record mengunakan komputer untuk
menyimpan atau merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah organisasi/perusahan sehingga mampu menyedikan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk prosse pengambilan keputusan.
Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu perangkat keras (hardware), sistem operasi (operating system), basis data (database), sistem (perangkat lunak) pengelola basis data (DBMS), pemakai (user), aplikasi lain (bersifat operasional).
a. Mengurangi redudansi data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas data yang berbeda-beda senhingga pembaruan dilakukan berulang-ulang.
b. Menjaga konsistensi data.
c. Keamanan data dapat terjaga.
d. Integritas dapat dipertahankan.
e. Data dapat digunakan bersama-sama.
f. Menyediakan recovery.
g. Memudahkan penerapan standarisasi.
h. Data bersifat mandiri (data independence).
i. Keterpaduan data terjaga, memelihara data berarti data harus akurat. Hal ini
sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan pendidikan keselarasan data.
Kerugian sistem basis data adalah :
a. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar.
b. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data.
c. Perangkat lunaknya relatif mahal.
Kerusakan sitem basis data yang dapat mempengaruhi departemen/ bagian yang terkait.
2.4.2. Database
Menurut (Malinda, 2004), database adalah suatu susunan/kumpulan data oparasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan mengunakan metode tertentu mengunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.
Penyusunan data yaitu redudansi untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redudansi dan inkosistensi data, kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, multiple user (banyak pemakai), dan masalah keamanan, masalah integrasi, dan masalah data independence (kebesaran data).
2.4.3. Database Management System (DBMS)
Menurut (Malinda, 2004), Database Management System (DBMS)
merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. Basis data adalah kumpulan data, sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.
2.4.4. Desain Sistem
Setelah tahap analisa sistem selesai dilakukan, maka analisis sistem telah mendapatkan gambaran yang jelas apa yang harus dikerjakan. Kemudian memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Menurut (Jogiyanto, 2006), desain sistem dapat diartikan sebagai berikut:
a. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.
b. Pendefinisian dari kebutuhan – kebutuhan fungsional.
c. Persiapan untuk rancang bangun implementasi.
d. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
e. Berupa gambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari
beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
f. Menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan
2.4.5. Diagram Alir (Flowchart)
Menurut (Jogiyanto, 2001) bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan tentang urutan-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. Bagan alir sistem digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol yang tampak sebagai berikut :
Tabel 2.1 Simbol Flowchart
Simbol Keterangan Simbol Keterangan
Dokumen Menunjukkan
dokumen input dan output baik untuk
proses manual, mekanik atau komputer Display Menunjukkan output yang ditampilkan di monitor
Proses Manual Menunjukkan
pekerjaan manual
yang tidak dilakukan oleh sistem
Proses Menunjukkan
kegiatan proses
dari operasi
program komputer
Alur Data Menunjukkan alur
dari setiap proses
Keyboard Menunjukkan input
yang menggunakan
keyboard atau
Database Menunjukkan
database dalam suatu sistem External Data (Tabel) Menunjukkan tabel yang terdapat dalam database On-Page Reference Konektor yang digunakan untuk menghubungkan gambar dalam satu halaman Off-Page Reference Konektor yang digunakan untuk menghubungkan gambar yang bukan satu halaman
a. Diagram Alur Dokumen (Document Flow)
Document flow adalah bagan alir dokumen atau bisa disebut juga sebagai bagan alir formulir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk
tembusan-tembusannya. Dalam pembuatannya, document flow memiliki
ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah notasi-notasi yang ada di dalamnya.
Tabel 2.2 Simbol yang terdapat di Document Flow
No. Simbol Fungsi
1. Terminator Merupakan bentuk dari terminator simbol
yang digunakan pada awal pembuatan
document flow sebagai awal (Start) dan
akhir (End)
2. Manual Process Merupakan notasi dari proses manual
yang ada pada document flow. Dinyatakan sebagai proses manual karena dalam
notasi document flow segala bentuk proses masih belum dilakukan oleh komputer.
3. Document Merupakan notasi dari dokumen pada
document flow. Notasi dokumen ini umumnya digambarkan sebagai bentuk lain dari arsip, laporan atau dokumen lainnya yang berbentuk kertas.
4. Decision
(Keputusan)
Merupakan notasi dari suatu keputusan
dalam pengerjaan document flow. Dalam
penggambaran notasi decision ini selalu
menghasilkan dengan keputusan ya atau tidak.
2.4.6. Data Flow Diagram (DFD)
Menurut (Kendall, 2003), Data Flow Diagram (DFD) menggambarkan
pandangan sejauh mungkin mengenai masukan, proses dan keluaran sistem, yang berhubungan dengan masukan, proses, dan keluaran dari model sistem yang dibahas. Serangkaian diagram aliran data berlapis juga bisa digunakan untuk merepresentasikan dan menganalisis prosedur-prosedur mendetail dalam sistem. Prosedur-prosedur tersebut yaitu konseptualisasi bagaimana data-data berpindah di dalam organisasi, proses-proses atau transformasi dimana data-data melalui, dan apa keluarannya. Jadi, melalui suatu teknik analisa data terstruktur yang disebut DFD, penganalisis sistem dapat merepresentasi proses-proses data di dalam organisasi. Menurut (Kendall, 2003), dalam memetakan DFD, terdapat beberapa simbol yang digunakan antara lain:
1. External Entity
Suatu external entity atau entitas merupakan orang, kelompok,
departemen, atau sistem lain di luar sistem yang dibuat dapat menerima atau memberikan informasi atau data ke dalam sistem yang dibuat.
Gambar 2.1 Simbol External Entity
2. Data Flow
Data Flow atau aliran data disimbolkan dengan data tanda panah. Aliran data menunjukkan arus data atau aliran data yang menghubungkan dua proses atau entitas dengan proses.
Gambar 2.2 Simbol Data Flow
3. Process
Suatu proses dimana beberapa tindakan atau sekelompok tindakan dijalankan.
Gambar 2.3 Simbol Process
4. Data Store
Data store adalah simbol yang digunakan untuk melambangkan proses penyimpanan data.
Flow_1 Flow_1
Gambar 2.4 Simbol Data Store
2.5. Analisis dan Desain Perangkat Lunak
Analisis sistem atau perangkat lunak dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
Perancangan desain perangkat lunak merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi.
Menurut (Kendall, 2003), analisis dan perancangan sistem berupaya menganalisis input data atau aliran data secara sistematis, memproses atau mentransformasikan data, menyimpan data, dan menghasilkan output informasi dalam konteks bisnis khusus. Kemudian, analisis dan perancangan sistem tersebut dipergunakan untuk menganalisis, merancang dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang bisa dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi.
Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya. Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut :
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut, tahap ini disebut desain sistem atau perangkat lunak.
2.6. Kebutuhan Perangkat Lunak
Menurut (Pressman, 2005), System Development Life Cycle (SDLC) ini
biasanya disebut juga dengan model waterfall. Menurut (Pressman, 2005), nama
lain dari Model Waterfall adalah Model Air Terjun kadang dinamakan siklus
hidup klasik (classic life cycle), dimana hal ini menyiratkan pendekatan yang sistematis dan berurutan (sekuensial) pada pengembangan perangkat lunak. Pengembangan perangkat lunak dimulai dari spesifikasi kebutuhan pengguna dan berlanjut melalui dari spesifikasi kebutuhan pengguna dan berlanjut melalui tahapan-tahapan perencanaan (planning), pemodelan (modeling), konstruksi
(construction), serta penyerahan system perangkat lunak ke para
pelanggan/pengguna (deployment), yang diakhiri dengan dukungan berkelanjutan pada perangkat lunak yang dihasilkan.
Gambar 2.5 menunjukkan tahapan umum dari model proses waterfall.
Model ini disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus
menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Akan tetapi, (Pressman, 2005) memecah model ini meskipun secara garis besar sama dengan tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya.
Model ini merupakan model yang paling banyak dipakai dalam Software Engineering. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai
dari level kebutuhan system lalu menuju ke tahap Communication, Planning,
Modeling, Construction, dan Deployment.
Berikut ini adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam Model Waterfall menurut (Pressman, 2005) :
1. Communication
Tahap pertama, pihak pengembang akan melakukan pengumpulan data kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Pada tahap ini, pengembang dapat mengetahui sistem seperti apa yang harus dibuat.
2. Planning
Setelah diketahui sistem seperti apa yang harus dibuat, pengembang dapat melakukan perencanaan proyek pengembangan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
3. Modelling
Pada proses modeling ini menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah
perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi interface, dan detail (algoritma) procedural.
4. Construction
Construction merupakan proses membuat kode (code generation). Coding atau pengkodean merupakan penerjemah desain dalam bahasa yang biasa dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam
mengerjakan suatu software, artinya pengguna komputer akan dimaksimalkan
dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing
terhadap sistem yang telah dibuat. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan –
kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.
5. Deployment
Setelah semua tahap selesai dan perangkat lunak dinyatakan tidak terdapat kesalahan, pada tahap ini dilakukan implementasi (instalasi), pemeliharaan perangkat lunak dan feedback dari pelanggan.
22
3.1. Analisis Masalah
Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama untuk melakukan analisis sistem. Masalah dapat didefinisikan sebagai pokok atau kunci utama dalam menentukan sebuah pertanyaan untuk dijawab dan diselesaikan. Maka dari itu tahap pertama yang harus dilakukan yaitu adalah tahapan dalam mengidentifikasi masalah dan untuk penjelasan identifikasi penyebab masalah akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Penanganan pembelian hanya dilakukan oleh 1 personal mulai dari
pemesanan bahan bahan baku hingga proses verifikasi pembayaran kepada supplier dan pencatatan dilakukan dengan pembukuan. Hal ini menimbulkan dampak potensi kesalahan perhitungan, mengingat jumlah transaksi yang dilakukan tiap bulan cukup banyak dan beberapa berkas penyerta transaksi yang harus disiapkan.
2. Pada proses pelaporan stok bahan baku juga mengalami permasalahan dimana
untuk pelaporan stok dilakukan per tahun berdasarkan bukti pembelian, yang menimbulkan dampak pada perekapan data stok bahan baku yang memakan waktu hingga 7-14 hari. Dalam proses pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan juga dapat menimbulkan potensi kehilangan bukti pembelian dari transaksi pembelian sebelumnya dan mengakibatkan pelaporan stok bahan baku yang dicatat hanya berdasarkan riwayat pembelian yang tidak dilengkapi dengan bukti-bukti atas pembelian yang dilakukan.
3.1.1. Document Flow Membuat Daftar Pesanan Pembelian Bahan Baku
Pada proses membuat daftar pesanan bahan baku, proses pertama terjadi saat bagian gudang melakukan pemeriksaan pada catatan persediaan bahan baku bulan lalu. Jika ada bahan baku yang kurang maka bagian gudang akan membuat info bahan baku apa saja yang perlu dibeli. Kemudian informasi tersebut akan diberikan kepada bagian pembelian, untuk dibuatkan daftar pesanan bahan baku yang akan dibeli.
Document Flow Membuat Daftar Pesanan Pembelian Bahan Baku
Bagian Gudang Bagian Pembelian
Phase Mulai Informasi persediaan bahan baku Informasi persediaan bahan baku Cek persediaan bahan baku Membuat daftar pesanan Catatan persediaan bahan baku Membuat info bahan baku Daftar pesanan Daftar pesanan
Ada Bahan Baku kurang?
Ya
Tidak Selesai
Catatan persediaan bahan baku bulan
lalu
T
3.1.2. Document Flow Pembelian Bahan Baku
Pada saat proses pembelian bahan baku setelah pembuatan daftar pesanan bahan baku, maka bagian pembelian akan melakukan pencarian supplier dan melakukan negoisasi kepada supplier untuk mencari harga bahan baku yang cocok. Jika sudah menemukan supplier dengan harga bahan baku yang cocok, maka bagian pembelian akan melakukan transfer uang muka terlebih dahulu kepada supplier dan cetak 2 rangkap data pembelian satu disimpan kedalam arsip dan satu untuk supplier. Pada saat bahan baku yang dipesan sudah tiba di perusahaan, supplier juga menyertakan surat jalan.
Document Flow Pembelian Bahan Baku
Bagian Pembelian Supplier
Phase Mulai Membuat daftar pesanan Daftar pesanan Daftar pesanan Cari supplier Barang tersedia? Tidak Cek harga barang Ya Harga cocok? Tidak Melakukan order barang dan transfer uang muka Ya Data pembelian Data pembelian Membuat surat jalan Surat Jalan Surat jalan Selesai Informasi persediaan bahan baku T T T
3.1.3. Document Flow Pembayaran Pembelian Bahan Baku
Pada saat bahan baku sudah tiba di perusahaan beserta surat jalan yang diberikan oleh supplier, maka bagian pembelian akan mencetak form timbang dan form kualitas yang kemudian diserahkan kepada bagian gudang untuk melakukan penimbangan dan pengecekan kualitas bahan baku. Setelah dilakukan penimbangan dan pengecekan kualitas bahan baku, hasil dari penimbangan dan pengecekan kualitas bahan baku tersebut diserahkan kepada bagian pembelian. Hasil penimbangan dan pengecekan kualitas bahan baku tersebut akan digunakan untuk menghitung total bersih berapa yang harus dibayarkan kepada supplier. Misalkan terjadi ketidaksesuaian kondisi bahan baku pada saat datang di perusahaan, maka akan dilakukan pemotongan harga pembayaran sesuai dengan kesepakatan perusahaan dengan supplier. Jika proses hitung bersih selesai, proses selanjutnya adalah mencetak bukti pembayaran dan update persediaan bahan baku. Kemudian bukti pembayaran diserahkan kepada bagian keuangan untuk verifikasi berapa yang harus dibayar kepada supplier.
Document Flow Pembayaran Pembelian Bahan Baku
Supllier Bagian Pembelian Bagian Gudang Bagian Keuangan
Phase Mulai Membuat surat jalan Surat jalan Surat jalan Mencetak Form timbang & Form
cek kualitas
Form timbang & form kualitas
Form timbang & form kualitas
Menimbang & Cek kualitas bahan baku
Hasil timbang & Hasil cek kualitas
Hasil timbang & Hasil cek kualitas
Bukti pembayaran Bukti Pembayaran Verifikasi bukti pembayaran dan pelunasan sisa pembayaran Bukti pembayaran lunas dan uang
Bukti pembayaran lunas dan uang
Selesai Data pembelian T Cek hasil timbang Berat sesuai Cek kualitas Ya Kualitas sesuai? Ya Hitung pemotongan pembayaran Tidak Tidak Hasil pemotongan pembayaran Menghitung total
bersih, Cetak bukti pembayaran & Update persediaan bahan baku Ya T Catatan persediaan bahan baku T Catatan persediaan bahan baku
3.1.4. Document Flow Pembuatan Laporan
Pada proses ini bagian pembelian menyusun laporan berkas pembelian, catatan persediaan bahan baku dan bukti transaksi pembayaran. Laporan tersebut disusun bagian pembelian dan diserahkan kepada pimpinan perusahaan.
Document Flow Pembuatan Laporan
Bagian Pembelian Pimpinan
Phase
Mulai
Bukti pembayaran Berkas pembelian
Menyusun laporan pembayaran, laporan persediaan bahan baku dan laporan pembelian
Susunan laporan pembayaran, laporan persediaan bahan baku dan
laporan pembelian
Membuat laporan pembayaran, laporan persediaan bahan baku dan laporan pembelian
Laporan pembayaran Laporan pembelian Laporan pembayaran Laporan pembelian Selesai Catatan persediaan bahan baku Laporan persediaan bahan baku Laporan persediaan bahan baku T T T
3.2. Analisis Kebutuhan
Aplikasi pengelolaan pembelian bahan baku pada PT. Indochito International Sidoarjo ini akan melibatkan beberapa pengguna didalamnya. Berikut ini siapa saja yang dapat mengoperasikan dan menggunakan aplikasi pengelolaan pembelian ini beserta kebutuhannya:
Tabel 3.1 Analisis Kebutuhan
No. Pengguna Kebutuhan Laporan yang Dihasilan
1. Bagian Gudang a. Dapat login kedalam
sistem
b. Dapat mengetahui stok
persediaan bahan baku
c. Dapat melakukan
pengelolaan pengeluaran bahan
d. Dapat mencetak
laporan persediaan apa yang perlu dibeli.
Laporan persediaan
bahan baku
2. Bagian
Pembelian
a. Dapat login kedalam
sistem b. Dapat melakukan pengelolaan data master c. Dapat mengakses transaksi pembelian. d. Dapat mengakses transaksi pembayaran. e. Dapat mengkases laporan. a. Bukti pembayaran b. Laporan rencana
pembelian bahan baku
c. Laporan pembayaran
pembelian
3. Pimpinan a. Dapat login kedalam
sistem.
b. Dapat melakukan
akses seluruh aplikasi.
a. Rekap Rencana
Pembelian
b. Rekap Pembayaran
Pembelian
3.3. Perancangan Sistem
Dalam perancangan aplikasi pengelolaan pembelian bahan baku ini ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. adapun tahapan dalam perancangan
entity relationship diagram (ERD), struktur database, dan membuat desain uji coba.
3.3.1. Alur Sistem
Terdapat blok diagram dan system flow untuk aplikasi pengelolaan
pembelian bahan baku pada PT. Indochito International Sidoarjo.
A. Blok Diagram
Gambar 3.5 dibawah ini menggambarkan tentang apa saja input yang dibutuhkan, proses yang dilakukan, dan output yang dihasilkan oleh sistem pengelolaan pembelian bahan baku pada PT. Indochito International Sidoarjo.
Untuk input yang dibutuhkan untuk pengelolaan pembelian bahan baku
pada PT. Indochito International Sidoarjo, antara lain: data persediaan bahan baku, data bahan baku dan data supplier.
Pada proses pengelolaan pembelian yang ada pada sistem aplikasi terdiri atas 5 proses, proses tersebut antara lain :
1. Proses pertama pembuatan daftar pesanan terjadi, jika pihak gudang
memberikan informasi kepada bagian pembelian jika terjadi pengurangan stok bahan baku.
2. Proses kedua pembelian bahan baku terjadi, ketika bagian pembelian sudah
membuat daftar pesanan bahan baku yang akan dibeli. Kemudian bagian pembelian akan melihat harga bahan baku dan melihat data supplier terlebih dahulu. Jika bagian pembelian sudah mendapatkan supplier dengan harga yang cocok, maka bagian pembelian akan melakukan transfer pembayaran