Bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan sistem ini serta saran yang bertujuan untuk pengembangan sistem ini dimasa yang mendatang.
5
2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya
Kristus adalah Kepala Jemaat, Tuhan adalah Gembala Yang Agung. Untuk menanggapi Amanat Agung Gerejawi, jemaat Gereja Kristen Kalam Kudus (GKKK) Surabaya yang diwakili oleh seluruh Majelis GKKK terbeban menunaikan misi penginjilan melalui program pendidikan. Maka pada tahun 1977, misi tersebut diwujudkan dengan membuka TK di lokasi Kemayoran Baru GKKK, meskipun dengan murid yang hanya berjumlah belasan anak, namun Tuhan turut campur tangan memberkati program ini.
Pada tahun 1979, Majelis membentuk Badan Pengurus Sekolah Kristen Kalam Kudus (BP-SKKK) untuk mengontrak sebuah rumah yang berlokasi di Jl. Kupang Baru I/85, dengan murid hanya 8 anak dan 2 orang guru pada tahun pertama. Tahun 1982, murid TK berkurang menjadi 50 anak. Yayasan menyediakan tanah sebesar 2859 m2 dan sudah memiliki ijin untuk membangun sekolah. Yayasan telah mengatur semuanya baik tempat maupun dana, menggerakkan 3 orang wali murid yang secara inisiatif melibatkan diri dalam pengurukan tanah, penggalian dana serta berjuang bersama-sama dalam pembangunan Sekolah Kristen Kalam Kudus (SKKK) tahap I yaitu pembangunan Gedung TK yang merupakan Gedung SMU lantai dasar sekarang ini sekaligus membuka TK, SD kelas I dan II. Kemudian pada tahun 1985, dilakukan pembangunan tahap II yaitu pembangunan Gedung SD yang dibangun 2 lantai.
Tahun 1986, pada saat peresmian gedung, diadakan “Malam Pameran Pendidikan dan Bazar”. Pada tahun ini pertama kalinya sekolah melepas lulusan SD Angkatan I sebanyak 15 murid dengan hasil 100% lulus.
Tahun 1987, dibuka jenjang pendidikan SMP dengan dimulainya pembangunan tahap III yaitu pembangunan Gedung SMP yang dibangun 3 lantai. Namun berhubung dana yang belum mencukupi, proyek pembangunan hanya dilaksanakan hingga lantai II. Untuk membangkitkan motivasi para murid agar aktif terlibat dalam Proses Belajar Mengajar maka dibangun sarana-sarana pendukung belajar sebagai berikut:
1. Ruang perpustakaan (Full AC)
2. Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) atau Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang dibina oleh RS. Adi Husada
3. Ruang Laboratorium Biologi dan Fisika 4. Ruang Laboratorium Komputer (Full AC)
5. Ruang atau Sanggar Pramuka (tingkat Siaga dan Penggalang)
6. Kursus atau Sanggar Seni untuk Seni Lukis, Seni Tari, Seni Musik dan Beladiri)
7. Kursus Bahasa Inggris
Tahun 1988 Badan Pengurus (BP) Sekolah membeli 2 kavling tanah seluas 800 m2 di lokasi belakang SKKK. Kemudian pada tahun 1989, sekolah meluluskan lulusan SMP Angkatan I sejumlah 8 murid, dengan murid SMP keseluruhan berjumlah 50 murid dan 13 guru.
Pada tahun 1994, setelah Sekolah Menengah Pertama (SMP) melepaskan enam kali lulusan dengan prestasi kelulusan yang selalu 100%, Badan Pengurus Sekolah kemudian membangun Gedung Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam waktu 8 bulan. Murid SMA angkatan I berjumlah 44 murid dan 13 guru. Pada tahun ini juga dibangun ruang Laboratorium Bahasa Inggris yang dilengkapi dengan perangkat audio visual. Dengan adanya program kejuruan SMA jurusan IPA, IPS, dan Bahasa Budaya maka bagian TK harus mempunyai gedung tersendiri, sebab ruang TK akan dipergunakan untuk perkembangan fasilitas SMA.
Dengan semakin bertambahnya murid SMA dan minat masyarakat terhadap sekolah ini, maka ruang-ruang kelas yang ada sudah tidak lagi memadai. Untuk itu pada awal tahun 1996, perlu dilakukan pembangunan gedung baru (di lokasi yang ada dibelakang SKKK) agar murid-murid SMA dapat tertampung dan murid-murid TK juga dapat dengan bebas mempunyai taman dan ruangan bermain sendiri.
Akhirnya pada tahun ajaran 1996/1997, gedung SKKK sudah berdiri, dan murid-murid TK sudah dapat menempati gedung yang baru. Walaupun pembangunan secara keseluruhan (3 lantai) belum selesai, namun lantai dasar sudah dapat dipakai untuk proses belajar mengajar dan 1 kelas untuk ruang bermain. Pada bulan Maret 1997, gedung TK (2 lantai) dan lantai 3 ruang pastori telah selesai dibangun, dan pada bulan April 1997 diadakan peresmian gedung TK.
Pada saat ini, SMA Kristen Kalam Kudus telah memiliki 8 ruang kelas (kelas X 54 siswa, kelas XI 62 siswa, dan kelas XII 65 siswa) yang telah memiliki fasilitas Full AC, gorden, dan meja kursi yang baru.
2.2 Visi dan Misi 2.2.1 Visi
Terbangunnya manusia utuh yang takut akan Tuhan, mandiri dan berguna bagi dunia.
2.2.2 Misi
a) Membimbing peserta didik untuk memiliki hati yang takut akan Tuhan. b) Membimbing peserta didik untuk mengasihi sesama dan menghargai
lingkungan alam ciptaan Tuhan.
c) Membina peserta didik bertumbuh menjadi manusia yang sehat mental, berbudi luhur dan bertanggung jawab sesuai nilai kebenaran.
d) Memberikan pengetahuan yang berkualitas kepada peserta didik sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman.
e) Melengkapi peserta didik dengan keterampilan yang berkualitas sesuai kebutuhan dan potensi untuk pengembangan dirinya.
f) Memberdayakan semua yang berkepentingan (stakeholder) untuk menjadi insan pendidikan.
2.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan sistem pengendali jalannya kegiatan dimana terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada organisasi tersebut secara detil. Struktur organisasi dari SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Struktur Organisasi SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya Yayasan
Koordinator
Tata Usaha Koord. Kerohanian
Waka. Urusan Sarana Kepala Sekolah Perpustakaan Komite Sekolah Koordinator BP BK Waka. Urusan Kurikulum Waka. Urusan Kesiswaan Waka. Urusan Humas Guru - Guru Wali Kelas Siswa
2.4 Deskripsi Tugas
Dalam setiap instansi, sangat diperlukan adanya saling berkesinambungan dalam melakukan suatu pekerjaan, sehingga adanya pembagian pekerjaan mutlak diterapkan dalam setiap bagian yang ada di suatu instansi agar tidak terjadi kerancuan dalam pelaksanaannya. Berdasarkan struktur organisasi pada gambar 2.1 dapat dideskripsikan tugas yang dimiliki oleh tiap-tiap bagian yang bersangkutan sebagai berikut:
1. Yayasan Kristen Kalam Kudus
Yayasan sebagai pendiri dan penanggung jawab terhadap seluruh cabang Sekolah Kristen Kalam Kudus yang ada di Indonesia bertugas mengawasi Koordinator Komite Sekolah dan proses keuangan di tiap cabang Sekolah Kristen Kalam Kudus di tiap daerah di Indonesia.
2. Koordinator
Koordinator bertugas mengawasi kondisi infrastruktur baik infrastruktur utama maupun infrastruktur pendukung dan mengajukan perbaikan ke Yayasan, memberikan laporan keuangan ke Yayasan, dan mengelola koleksi buku di perpustakaan.
3. Komite Sekolah
Komite Sekolah bertugas mengawasi jalannya proses belajar mengajar dan mengawasi kinerja Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah.
4. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader dan Inovator, yang artinya:
a) Kepala Sekolah sebagai Edukator, mempunyai tugas:
Melaksanakan PBM secara efektif dan efisien
Membimbing staff, guru, karyawan dan siswa
Mengikuti perkembangan IPTEK
b) Kepala Sekolah sebagai Manajer, mempunyai tugas:
Menyusun perencanaan
Mengorganisasikan, mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan
Melaksanakan pengawasan
Melakukan evaluasi kegiatan
Menentukan kebijaksanaan
Mengadakan rapat
Mengambil keputusan
Mengatur Proses Belajar Mengajar
Menyusun staf
Menggerakkan staf, guru dan karyawan secara optimal
Mengoptimalkan sumber daya yang ada disekolah
Mengatur administrasi ketatausahaan siswa, ketenagaan, sarana-prasarana, dan keuangan/RAPBS
Mengatur OSIS
Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait
c) Kepala Sekolah sebagai Administrator, mempunyai tugas mengelola administrasi yang meliputi: kurikulum/KBM, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, sarana-prasarana, ketatausahaan, perpustakaan, laboratorium dan bimbingan konseling.
d) Kepala Sekolah sebagai Supervisor, mempunyai tugas:
Menyusun program supervisi
Menyelenggarakan supervisi mengenai: proses belajar mengajar, kegiatan bimbingan konseling, kegiatan ekstrakurikuler, sarana-prasarana, kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait, kegiatan OSIS, dan kegiatan 7K
Menggunakan program supervisi untuk evaluasi dan perbaikan kinerja
e) Kepala Sekolah sebagai Leader, mempunyai tugas:
Memiliki visi dan memahami misi sekolah
Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah
Bertanggung jawab akan tugasnya
Memahami kondisi guru, karyawan, dan siswa
Melakukan pembinaan terhadap guru dan karyawan f) Kepala Sekolah sebagai Inovator, mempunyai tugas:
Mencari atau menemukan gagasan baru untuk kemajuan sekolah
Melakukan pembaharuan di sekolah, dibidang: KBM, bimbingan konseling, ekstrakurikuler, pengadaan sarana dan prasarana
Melakukan pembaharuan dan menggali sumber daya di komite sekolah dan masyarakat
Mengatur lingkungan yang kondusif untuk bekerja
Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara sesama guru
Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara sekolah dengan lingkungan masyarakat
Menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman dalam melaksanakan tugasnya
Kepala Sekolah dapat mendelegasikan tugas kepada Wakil Kepala Sekolah.
5. Waka Urusan Kurikulum
Waka Urusan Kurikulum mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:
a) Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan b) Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran c) Mengatur penyusunan program pengajaran
d) Mengatur pelaksanaan ekstra kurikuler
e) Mengatur pelaksanaan program penilaian (UH, UTS, UAS, USEK, UAN) dan Pelaporan Kemajuan Siswa
f) Menyusun kriteria penjurusan, kriteria kenaikan kelas, dan kriteria kelulusan
g) Membuat grafik daya serap, target kurikulum, kenaikan kelas dan kelulusan
i) Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar j) Mengatur pengembangan MGMP dan koordinasi mata pelajaran k) Mengatur mutasi siswa
l) Melakukan supervisi administrasi dan akademik m) Mengkoordinir pengembangan kurikulum n) Menyusun laporan pelaksanaan program 6. Waka Urusan Kesiswaan
Waka Urusan Kesiswaan mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:
a) Menyusun program kerja
b) Menyusun program pembinaan kesiswaan / OSIS
c) Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan siswa dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah d) Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan,
ketertiban, keindahan, kekeluargaan, dan kerindangan e) Memberikan pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS f) Melakukan pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi
g) Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan insidental
h) Merencanakan dan melaksanakan program awal tahun pelajaran i) Mengatur pelaksanaan ekstrakurikuler
j) Membuat dan mengawasi serta mengamankan pelaksanaan tata tertib sekolah
k) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan upacara bendera secara rutin
l) Merencanakan pengisian waktu kosong pada saat setelah ulangan semester
m) Mengkoordinasi pelaksanaan apresiasi seni, karya wisata, dan perpisahan kelas XII
n) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala o) Mengkoordinir kegiatan LDKS
p) Menyusun laporan pelaksanaan program 7. Waka Urusan Humas
Waka Urusan Humas mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:
a) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orangtua/wali murid
b) Membina hubungan antara sekolah dengan komite sekolah dan masyarakat
c) Membantu kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan luar sekolah sesuai dengan program
d) Memberikan penjelasan tentang kebijakan sekolah, situasi sekolah, perkembangan sekolah kepada masyarakat terutama orangtua murid
e) Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala
f) Menyelenggarakan pameran pendidikan / bazar sekolah / gelar perguruan tinggi
g) Mengelola website sekolah h) Mengelola majalah sekolah
i) Mengelola BKM/AUSKM dan bantuan pemerintah lainnya j) Mengkoordinir kegiatan rekreasi guru dan karyawan
k) Mendata, menghimpun, dan memberdayakan potensi alumni l) Menyusun laporan pelaksanaan program
8. Waka Urusan Sarana
Waka Urusan Sarana mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:
a) Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasaran sekolah dan program pengadaannya
b) Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian
c) Mengatur pemanfaatan sarana parasaran dan perbaikannya d) Mengadministrasikan pendayagunaan sarana dan prasaran e) Pengelolaan pembiayaan alat-alat pengajaran
f) Mengadakan pemeliharaan, pengawasan, dan pelaksanaan penghapusan barang-barang inventaris
g) Mengevaluasi daya guna sarana dan prasaran yang ada h) Membuat catatan inventarisasi barang milik sekolah
i) Menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana prasarana secara berkala
9. Wali Kelas
Wali Kelas mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:
a) Pengelolaan kelas
b) Menyelenggarakan administrasi kelas meliputi: denah tempat duduk, papan absensi siswa, daftar pelajaran kelas, daftar piket kelas, buku absensi siswa, buku jurnal, dan peta kerawanan kelas c) Penyusunan pembuatan statistik bulanan siswa
d) Pengisian DKN / Daftar Kelas e) Pembuatan catatan khusus siswa f) Pencatatan mutasi siswa
g) Pengisina dan membagi buku laporan penilaian hasil belajar h) Membina ketertiban, kedisiplinan, dan kebersihan kelas i) Menyusun laporan
10. Guru
Guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Melaksanakan kegiatan PBM secara efektif dan efisien
b) Membuat perangkat mengajar seperti: Analisa Materi Pelajaran (AMP), Program Tahunan (Prota), Program Semester (Promes), Silabus, RPP, LKS, dll.
c) Melaksanakan kegiatan penilaian UH, UTS, UAS, dsb. d) Mengadakan analisis hasil ulangan
f) Mengisi daftar nilai siswa g) Membuat alat pengajaran
h) Menumbuh kembangkan sikap menghargai diantara siswa i) Mengikuti pengembangan IT dalam kaitannya dengan KBM j) Melakukan tugas tertentu sekolah
k) Mengadakan program pengembangan pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya
l) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa
m) Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai mengajar
n) Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum o) Menertibkan siswa sebelum dan selama proses pembelajaran 11. Bimbingan Konseling
Bimbingan Konseling bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Menyusun program dan pelaksanaan Bimbingan Konseling
b) Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar
c) Memberikan layanan bimbingan penyuluhan kepada siswa dalam belajar
d) Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai
f) Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi pelaksanaan BK g) Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut BK h) Menyusun statistik hasil penilaian Bimbingan Konseling i) Menyusun laporan pelaksanaan program
12. Kerohanian
Kerohanian bertugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan:
a) Menyusun program dan melaksanakan pembinaan kerohanian siswa, guru dan karyawan
b) Mendata perkembangan kerohanian siswa
c) Koordinasi dengan BK, wali kelas, dan guru dalam pembinaan kerohanian siswa
d) Mengkoordinasikan pelaksanaan ibadah siswa, guru, dan karyawan e) Mengkoordinasikan pelaksanaan renungan pagi siswa, guru, dan
karyawan
f) Pelaksanaan home visit bersama BK dan wali kelas
g) Mengkoordinasikan pelaksanaan retreat siswa bersama dengan Kesiswaan dan Humas
h) Menyusun laporan pelaksanaan program 13. Tata Usaha
Tata Usaha Sekolah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Menyusun program tata usaha sekolah
c) Pengurusan administrasi kepegawaian
d) Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah e) Penyusunan dan penyajian data sekolah
f) Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan secara berkala
g) Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah (surat menyurat, surat masuk, surat keluar, mutasi, buku induk, dll)
h) Menyusun laporan pelaksanaan program 14. Perpustakaan
Perpustakaan Sekolah bertanggung jawab kepada Koordinator dan mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Persiapan/perencanaan, meliputi:
Perbaikan buku dan buku paket b) Pelaksanaan, meliput:
Pembagian buku paket
Penerangan pada siswa
Pembagian angket
Penambahan koleksi
Pelayanan peminjaman c) Pemeliharaan koleksi
d) Penambahan sarana ruangan e) Kursus untuk petugas f) Seminar perpustakaan
21
Landasan teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun guna menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang membahas tentang ilmu dan landasan pemikiran yang terkait dan mendukung dalam kerja praktek ini.
3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi
Menurut Jogiyanto, (1990) Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Informasi dapat dihasilkan dari sistem informasi (Information System) atau disebut juga
processing system atau information processing system atau information generation system.
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan laporan-laporan tertentu kepada pihak luar. Laporan tersebut dapat digunakan sebagai informasi untuk mengambil sebuah keputusan.
Definisi lain dari sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software,
brainware, prosedur dan atau aturan yang dirganisasikan secara integral untuk
mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. Sistem informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan.
Sistem informasi adalah sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen.
Sistem informasi ini dapat juga di artikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen atau blok-blok yang berinteraksi satu sama lain membentuk satu kesatuan mencapai sasaran. Komponen atau blok-blok yang dimaksud adalah:
A. Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
B. Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
C. Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
D. Blok Teknologi
Teknologi merupakan “kotak alat” (toolbox) dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
E. Blok Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management
Systems).
F. Blok Kendali
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak-efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung diatasi.
3.1.1 Analisa Sistem Informasi
Menurut Kendall And Kendall (2005) Analisa Sistem Informasi adalah penggunaan dari Sistem Informasi ke dalam bagian sub sistem untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, hambatan, kesempatan yang terjadi serta kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.
Tahap analis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum tahap desain sistem. Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan dalam tahap ini akan sangat berpengaruh pada tahap selanjutnya. Langkah-langkah untuk menganalisis sistem tersebut adalah : 1. Mengidentifikasi masalah
2. Memahami kerja sistem yang ada 3. Menganalisis sistem
3.1.2 Perancangan Sistem Informasi
Perancangan Sistem Informasi adalah proses penyusunan atau mengembangkan sistem informasi yang telah ada atau baru. Dalam tahap ini harus dapat dipastikan bahwa semua persyaratan untuk menghasilkan sistem informasi dapat dipenuhi. Hasil sistem yang dirancang harus sesuai kebutuhan pemakai untuk mendapatkan informasi.
Perancangan sistem harus mampu memberikan gambaran-gambaran yang jelas dan yang berguna serta lengkap kepada kepada programmer komputer serta ahli-ahli teknik yang terlibat. Hal ini perlu diperhatikan adalah bahwa sistem yang disusun harus dapat berkembang lagi.
Dalam perencanaan dan pembuatan suatu sistem, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Pembuatan bagan alur sistem 2. Bagan berjenjang
3. Data Flow Diagram 4. Entity Relation Diagram
3.1.3 Desain Sistem
Setelah tahap analisis dan perancangan sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapat gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Lalu tahap selanjutnya yaitu desain sistem.
Desain sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem pendefisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi, menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
Analisis sistem dapat mendesain model dari sistem informasi yang diusulkan dalam bentuk physical system dan logical model. Bagan alir sistem (systems flowchart) merupakan alat yang tepat digunakan untuk menggambarkan physical system. Simbol simbol bagan alir sistem ini menunjukkan secara tepat arti fisiknya, seperti simbol terminal, hard disk, laporan-laporan.
Logical model dari sistem informasi lebih menjelaskan kepada user bagaimana nantinya fungsi-fungsi di sistem informasi secara logika akan bekerja. Logical model dapat digambarkan dengan menggunakan arus data (data flow
diagram).
3.2 Sistem Informasi Akademik
Menurut Andriyas dan Wicaksono, (2010) Sistem informasi adalah kumpulan organisasi yang dirancang untuk mengolah data menjadi informasi atau laporan yang ditujukan kepada pihak internal maupun external.
Sistem Informasi Akademik (SIA) merupakan sebuah aplikasi yang mengintegrasikan seluruh proses inti sebuah pendidikan kedalam sebuah sistem informasi yang didukung oleh teknologi terkini. Dengan penerpan SIA akan mempengaruhi mutu layanan pendidikan secara keseluruhan. Dalam hal ini adalah tentunya layanan pada intern lembaga pendidikan itu sendiri (Back Office).
Sistem Informasi Akademik adalah sistem yang bekerja untuk mengolah data dan memberikan informasi dibidang akademik sekolah. Melihat dari