• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan sistem ini serta saran yang bertujuan untuk pengembangan sistem dimasa yang akan datang.

7

2.1. Aplikasi

Menurut (Jogiyanto, 2006) aplikasi merupakan program yang berisikan perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data. Jogiyanto juga menjelaskan bahwa pengertian aplikasi secara umum adalah suatu proses dari cara manual yang ditransformasikan ke komputer dengan membuat sistem atau program agar data diolah lebih berdaya guna secara optimal.

2.2. Penjualan

Pada proses penjualan bahan baku yang diterapkan oleh PT. Indochito

International selama ini dapat dikategorikan sebagai penjualan yang konvensial. Yang dimaksud konvensial ini adalah kesepakatan awal dari pelanggan dan bagian penjualan dalam pemesanan. Berdasarkan pengertian dari penjualan yaitu merupakan suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Beberapa ahli menyatakan sebagai ilmu dan sebagai seni, adapula yang memasukkannya kedalam masalah etika dalam penjualan. Pada pokok istilah penjualan dapat diartikan sebagai berikut: Menurut Philip Kotler (2009) konsep penjualan adalah meyakini bahwa para konsumen dan perusahaan bisnis, tidak akan secara teratur membeli cukup banyak produk-produk yang ditawarkan oleh organisasi tertentu. Oleh karena itu, organisasi yang bersangkutan harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Dasar-dasar pemikiran yang terkandung dalam konsep penjualan adalah sebagai berikut:

a. Tugas utama dari perusahaan adalah mendapatkan penjualan cukup dari produknya.

b. Para konsumen tidak akan mungkin membeli barang dengan jumlah yang

cukup banyak tanpa mendapat dorongan.

2.3. Persediaan

Berdasarkan (Sudana, 2011), persediaan merupakan salah satu komponen modal kerja yang tingkat likuiditasnya paling rendah dibandingkan dengan komponen modal kerja lainnya. Persediaan sangat penting bagi perusahaan, karena persediaan menjembatani kegiatan pembelian, produksi dan penjualan. Jumlah dari jenis persediaan sangat tergantung pada besar dan bentuk perusahaan. Dalam beberapa bentuk, persediaan perusahaan dapat mencapai lebih dari lima puluh persen aset perusahaan, sehingga dana yang diinvestasikan dalam persediaan juga sangat besar.

Berdasarkan (S.R., 1992), persediaan barang dagang adalah barang –

barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali. Untuk perusahaan pabrik,

termasuk dalam persediaan adalah persediaan barang – barang yang akan

digunakan untuk proses produksi selanjutnya. Persediaan dalam perusahaan pabrik terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan dalam proses dan persediaan barang jadi. Persediaan pada umumnya, meliputi jenis barang yang cukup banyak dan merupakan bagian yang cukup berarti dari seluruh aktiva perusahaan.

Persediaan memungkinkan pihak manajemen perusahaan untuk mengatur kegiatan pengadaan, produksi, dan penjualan agar lebih fleksibel, memperkecil kemungkinan perusahaan gagal memenuhi permintaan pelanggan, atau

terhentinya proses produksi karena tidak ada persediaan bahan baku. Dengan mengadakan persediaan perusahaan dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh potongan kuantitas dari pemasok. Pengadaan persediaan juga dimaksudkan untuk menghindari terjadinya fluktuasi harga yang meningkat, serta sebagai persediaan pengaman untuk menghadapi kondisi yang tidak pasti.

2.4. Kartu Stok

Dalam sistem balans permanen setiap jenis barang dibuatkan satu catatan tersendiri yang disebut kartu stok. Berdasarkan (Soemarso, 1999), kartu stok adalah pencatatan pergerakan transaksi keluar masuk satu item yang mengidentifikasi tipe transaksi (masuk dari supplier, masuk dari retur outlet, keluar ke outlet, keluar disposal / rusak, keluar untuk pemakaian tertentu, dll) lengkap dengan jam transaksi, jumlah barang, keterangan tujuan / asal barang. Berikut adalah contoh kartu stok :

Gambar 2.1. Contoh Kartu Stok 2.5. Kartu Piutang

Berdasarkan (Soemarso, 1999), kartu piutang adalah buku pembantu yang memuat tentang rincian mutasi dan saldo piutang kepada tiap-tiap debitur/pelanggannya. Di atas disebutkan bahwa buku piutang merinci perkiraan

piutang dangan di buku besar menurut debitur (pelanggan). Ini berarti buku piutang memuat informasi tentang tiap-tiap debitur. Informasi tentang piutang untuk tiap-tiap debitur disajikan dalam formulir khusus yang disebut kartu

piutang.Berikut adalah contoh kartu piutang :

Gambar 2.2. Contoh Kartu Piutang 2.6. Piutang Usaha

Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan operasional perusahaan pada umumnya bergerak di bidang penjualan barang atau jasa secara kredit maka piutang-piutang yang timbul merupakan unsur paling penting dari aktiva lancar.

Menurut Warren (2005) bahwa “Piutang usaha adalah klaim atas

penjualan secara kredit terhadap pihak lain”. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa piutang adalah dan perusahaan yang berada pada perorangan atau perusahaan lainnya sebagai konsekuensi penjualan dalam bentuk kredit/pinjaman, dimana pada akhir periode tertentu dana tersebut kemudian dapat dicairkan dalam bentuk kas (uang).

2.7. Bahan Baku

Bahan baku merupakan istilah yang digunakan untuk mendefinisikan suatu barang yang akan diolah menjadi barang jadi atau produk selesai.

Menurut (S.R, 2004), bahan baku adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi yang dapat dengan mudah dan langsung diidentifikasi dengan produk jadi.

Menurut (Mulyadi, Sistem Akuntansi, 2005), bahan baku merupakan bahan baku yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi.

2.8. Microsoft Visual Basic

Visual Basic .NET 2010 adalah salah satu bahasa pemrograman yang

tergabung dalam Microsoft Visual Studio 2010. Microsoft Visual Studi 2010 diperkenalkan pertama kali ke masyarakat umum pertengahan Mei 2009 (Subari, 2010). Dalam Visual Studio 2010 diperkenalkan beberapa kelebihan, diantaranya :

1. Teknologi yang ada mendukung “parallel programming” untuk

manajemen developer dengan hadirnya fitur proyek manajemen, work item

tracking, simple server reporting service, dan version control.

2. Visual Studio 2010 sudah mendukung analisis dan desain UML bukan

hanya coding, compile dan system.

3. Visual Studio 2010 dapat bekerja dengan baik pada platform windows

untuk 32 bit dan 64 bit khusus Vista.

Visual Studio 2010 dan Microsoft .NET Framework 4.0 membantu developer

menghasilkan performansi yang lebih dan menhasilkan aplikasi-aplikasi yang

2.9. Konsep Basis Data 2.9.1 Sistem Basis Data

Menurut (Malinda, 2004), sistem basis data adalah suatu sistem

menyusun dan mengolah record-record mengunakan komputer untuk menyimpan

atau merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah

organisasi/perusahan sehingga mampu menyedikan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk prosse pengambilan keputusan.

Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu

perangkat keras (hardware), sistem operasi (operating system), basis data

(database), sistem (perangkat lunak) pengelola basis data (DBMS), pemakai

(user), aplikasi lain (bersifat operasional).

Keuntungan sistem basis data adalah :

a. Mengurangi redudansi data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas data

yang berbeda-beda senhingga pembaruan dilakukan berulang-ulang.

b. Menjaga konsistensi data.

c. Keamanan data dapat tejaga.

d. Integritas dapat dipertahankan.

e. Data dapat digunakan bersama-sama.

f. Menyediakan recovery.

g. Memudahkan penerapan standarisasi.

h. Data bersifat mandiri (data independence).

i. Keterpaduan data terjaga, memelihara data berarti data harus akurat. Hal ini

sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan pendidikan keselarasan data.

Kerugian sistem basis data adalah :

a. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar.

b. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data.

c. Perangkat lunaknya relatif mahal.

Kerusakan sistem basis data yang dapat mempengaruhi departemen/bagian yang terkait.

2.9.2 Database

Menurut (Malinda, 2004), database adalah suatu susunan/kumpulan data oparasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan mengunakan metode tertentu mengunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.

Penyusunan data yaitu redudansi untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redudansi dan inkosistensi data, kesulitan pengaksesan

data, isoalasi data untuk standarisasi, multile user (banyak pemakai), dan masalah

keamanan, masalah integrasi, dan masalah data independence (kebesaran data).

2.9.3 Database Management System (DBMS)

Menurut (Malinda, 2004), Database Management System (DBMS)

merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. Basis data adalah kumpulan data, sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data., menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.

2.9.4 Desain Sistem

Setelah tahap analisa sistem selesai dilakukan, maka analisis sistem telah mendapatkan gambaran yang jelas apa yang harus dikerjakan. Kemudian memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Menurut (Jogiyanto, 2006), desain sistem dapat diartikan sebagai berikut:

a. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.

b. Pendefinisian dari kebutuhan – kebutuhan fungsional.

c. Persiapan untuk rancang bangun implementasi.

d. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

e. Berupa gambaran, perencnaan dan pembuatn sketsa atau pengaturan dari

beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

Menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem.

2.10. Analisis dan Desain Perangkat Lunak

Analisis sistem atau perangkat lunak dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Perancangan desain perangkat lunak merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau

tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi.

Menurut (Kendall, 2003), analisis dan perancangan sistem berupaya menganalisis input data atau aliran data secara sistematis, memproses atau mentransformasikan data, menyimpan data, dan menghasilkan output informasi dalam konteks bisnis khusus. Kemudian, analisis dan perancangan sistem tersebut dipergunakan untuk menganalisis, merancang dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang bisa dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi.

Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya. Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut :

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut, tahap ini disebut desain sistem atau perangkat lunak.

2.10.1 Kebutuhan Perangkat Lunak

Menurut (Pressman, 2005), System Development Life Cycle (SDLC) ini

biasanya disebut juga dengan model waterfall. Menurut (Pressman, 2005), nama

lain dari Model Waterfall adalah Model Air Terjun kadang dinamakan siklus

hidup klasik (classic life cycle), dimana hal ini menyiratkan pendekatan yang

sistematis dan berurutan (sekuensial) pada pengembangan perangkat lunak. Pengembangan perangkat lunak dimulai dari spesifikasi kebutuhan pengguna dan berlanjut melalui dari spesifikasi kebutuhan pengguna dan berlanjut melalui

tahapan-tahapan perencanaan (planning), pemodelan (modeling), konstruksi

(construction), serta penyerahan system perangkat lunak ke para

pelanggan/pengguna (deployment), yang diakhiri dengan dukungan berkelanjutan pada perangkat lunak yang dihasilkan.

Gambar 2.3. Model Waterfall (sumber: Pressman, 2005)

Gambar 2.3 menunjukkan tahapan umum dari model proses waterfall.

Model ini disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus

menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Akan tetapi, (Pressman, 2005) memecah model ini meskipun secara garis besar sama dengan

tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya.

Model ini merupakan model yang paling banyak dipakai dalam Software

dari level kebutuhan system lalu menuju ke tahap Communication, Planning,

Modeling, Construction, dan Deployment.

Berikut ini adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam

Model Waterfall menurut (Pressman, 2005) :

1. Communication

Tahap pertama, pihak pengembang akan melakukan pengumpulan data kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Pada tahap ini, pengembang dapat mengetahui sistem seperti apa yang harus dibuat.

2. Planning

Setelah diketahui sistem seperti apa yang harus dibuat, pengembang dapat melakukan perencanaan proyek pengembangan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

3. Modelling

Pada proses modelling ini menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah

perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding.

Proses ini berfokus pada struktur data, arsitektur software, representasi

interface, dan detail (algoritma) pprocedural.

4. Construction

Construction merupakan proses membuat kode (code generation). Coding

atau pengkodean merupakan penerjemah desain dalam bahasa yang biasa

dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang

diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata

dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan

dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat. Tujuan testing adalah

menemukan kesalahan – kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian

bisa diperbaiki.

5. Deployment

Setelah semua tahap selesai dan perangkat lunak dinyatakan tidak terdapat kesalahan, pada tahap ini dilakukan implementasi (instalasi), pemeliharaan perangkat lunak dan feedback dari pelanggan.

19

3.1. Analisis Masalah

Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan, analisis permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam rancang bangun aplikasi penjualan bahan baku pada PT. Indochito International Sidoarjo. Langkah identifikasi dilakukan dengan cara observasi dan wawancara ke PT. Indochito International Sidoarjo, sehingga bisa dilakukan tindakan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Melalui proses analisis kegiatan penjualan yang dilakukan sama seperti kegiatan penjualan yang ada di perusahaan. Terdapat beberapa masalah yang dialami oleh perusahaan diantaranya, pertama bagian penjualan yang selama ini menangani proses penjualan mengalami kesulitan dalam mencatat penjualan bahan baku saat ini. Kedua, bagian penjualan tidak dapat mengetahui bahwa pelanggan yang memesan masih memiliki tanggungan pembayaran pembelian bahan baku sebelumnya sehingga mengakibatkan adanya piutang usaha kepada pelanggan. Ketiga, dalam penyimpanan data transaksi penjualan yang selama ini juga masih berupa dokumen memiliki potensi hilangnya dokumen-dokumen. Keempat, persediaan barang yang selama ini menjadi permasalahan pada perusahaan dimana bagian penjualan yang menangani persediaan barang tidak dapat melihat persediaan barang yang kosong atau yang seharusnya telah dilakukan pembelian barang dikarenakan jumlah barang telah sampai pada batas minimun.

3.1.1. Document Flow Pesanan Bahan Baku

Pada proses pesanan bahan baku, pelanggan melakukan order pesanan bahan baku, kemudian bagian penjualan membuat daftar pesanan pelanggan yang menghasilkan data pesanan pelanggan.

Document flow Pesanan Bahan Baku pada PT. Indochito International Sidoarjo Bagian Penjualan Pelanggan P h ase Mulai Pesanan bahan baku Pesanan bahan baku Membuat daftar pesanan pelanggan Daftar Pesanan Daftar Pesanan Selesai T

3.1.2. Document Flow Penjualan Bahan Baku

Pada proses penjualan bahan baku pada Gambar 3.2 dalam proses ini dimulai dari bagian gudang yang menerima daftar pesanan pelanggan untuk mengecek persediaan bahan baku yang tersedia saat ini, jika persediaan bahan baku yang tersedia tidak memenuhi jumlah pesanan pelanggan tersebut maka bagian gudang membuat informasi bahan baku habis kepada bagian pembelian. Jika persediaan bahan baku sesuai dengan jumlah pesanan pelanggan, selanjutnya bagian gudang menyiapkan bahan baku yang telah dipesan oleh pelanggan tersebut. Dalam proses menyiapkan bahan baku tersebut, bagian penjualan melakukan beberapa persiapan yang harus disediakan yakni beberapa dokumen pendukung dan biaya-biaya transport yang dibutuhkan. Setelah semua proses terpenuhi, maka bagian penjualan melakukan pengiriman barang melewati Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL).

Document flow Penjualan Bahan baku PT. Indochito International Sidoarjo

Pelanggan Bagian Penjualan Bagian Gudang Bagian Pembelian Bagian Pengiriman

P h ase Mulai Daftar Pesanan Cek persediaan bahan baku Catatan persediaan bahan baku Bahan baku memenuhi? Membuat info bahan baku Info bahan baku Info bahan baku Tidak Menyiapkan bahan baku Pesanan bahan baku Mengurus dokumen

pendukung dan biaya transport Dokumen pendukung dan biaya transport Dokumen pendukung dan biaya transport T Ya Dokumen pendukung dan biaya transport Verifikasi dokumen pendukung dan biaya transport Verifikasi Lengkap? Pengiriman bahan baku Pengiriman bahan baku Ya Tidak Selesai

Gambar 3.2. Document Flow Penjualan Bahan Baku 3.1.3 Document Flow Pembayaran

Pada proses pembayaran pada gambar 3.3 proses ini pelanggan melakukan pembayaran via transfer dan bukti pembayaran via transfer tersebut dikirim via email. Selanjutnya bagian penjualan mengecek bukti pembayaran via transfer tersebut. Jika pelanggan belum melakukan pembayaran, maka bagian penjualan membuat bukti piutang usaha dan jika pelanggan sudah melunasi pembayaran, maka bagian penjualan membuat bukti pelunasan pembayaran. Bukti pembayaran baik yang lunas maupun belum, akan diberikan kepada pihak pelanggan dan

bagian keuangan. Setelah menerima bukti pembayaran baik yang lunan maupun belum, bagian keuangan membuat laporan penjualan bahan baku tersebut.

Document flow pembayaran

Pelanggan Bagian Penjualan Bagian Keuangan

P h ase Mulai Surat jalan penjualan Melakukan pembayaran via transfer Bukti pembayaranBukti pembayaran Bukti pembayaran Lunas? Membuat bukti pelunasan pembayaran Membuat bukti piutang pembayaran Ya Tidak Bukti pelunasan pembayaran Bukti pelunasan pembayaran Bukti piutang pembayaran Bukti piutang pembayaran Bukti pelunasan pembayaran Membuat laporan penjualan Laporan penjualan bahan baku Selesai

Gambar 3.3 Document Flow Pembayaran

3.2. Analisis Kebutuhan

Aplikasi penjualan bahan baku pada PT. Indochito International Sidoarjo ini akan melibatkan beberapa pengguna didalamnya. Berikut ini telah dianalisis

siapa saja yang dapat mengoperasikan dan menggunakan aplikasi dekstop ini

beserta kebutuhannya:

Tabel 3.1 Analisis Kebutuhan

No. Pengguna Kebutuhan Laporan yang Dihasilan

1 Pimpinan a. Dapat menginputkan

seluruh form master, form

transaksi, form pengelolaan

bahan baku, form kartu

piutang, form

laporan-laporan. a. Laporan Pesanan b. Laporan Penjualan c. Laporan Pembayaran d. Laporan Piutang e. Laporan Stok

No. Pengguna Kebutuhan Laporan yang Dihasilan

2. Bagian

Penjualan

a. Mampu menginputkan

order yang diterima dari pesanan pelanggan

b. Mampu menginputkan

penjualan bahan baku

c. Dapat mengakses laporan

persediaan bahan baku

a. Laporan Pesanan

b. Laporan Penjualan

c. Kartu Piutang

3. Bagian

Gudang

a. Dapat mengakses laporan persediaan bahan baku. b. Penyediaan bahan baku

yang dipesan pelanggan. c. Melakukan pengadaan

bahan baku yang kosong.

a. Laporan Stok b. Pengelolaan Bahan Baku 4. Bagian Keuangan a. Mampu melakukan permintaan laporan penjualan

b. Mampu membuat laporan

pelunasan pembayaran

c. Mampu membuat laporan

piutang usaha pembayaran

a. Laporan penjualan b. Laporan pembayaran c. Laporan persediaan bahan baku 3.3. Perancangan Sistem

Dalam perancangan aplikasi ini ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. adapun tahapan dalam perancangan sistem yang dilakukan adalah

pembuatan alur sistem, data flow diagram (DFD), entity relationship diagram

(ERD), struktur database, dan membuat desain uji coba.

3.3.1. Alur Sistem

Terdapat blok diagram dan system flow untuk aplikasi penjualan bahan

baku pada PT. Indochito International Sidoarjo.

A. Blok Diagram

Gambar 3.4 di bawah menggambarkan tentang apa saja input yang dibutuhkan, proses yang dilakukan, dan output yang dihasilkan oleh sistem administrasi penjualan bahan baku pada PT. Indochito International Sidoarjo.

Input yang dibutuhkan untuk pesanan dan penjualan antara lain : data

pesanan, pelanggan, dokumen pendukung (stuffing), biaya-biaya transport

(EMKL). Sedangkan Input yang dibutuhkan untuk pembayaran dan pembuatan laporan, antara lain : bukti penjualan, rekap penjualan, rekap pembayaran.

Untuk blok output yang dihasilkan yaitu daftar pesanan, bukti penjualan,

rekap penjualan, kartu stok, kartu piutang, bukti pembayaran, rekap pembayaran, laporan pesanan, laporan persediaan bahan baku, laporan penjualan, laporan pembayaran, dan laporan piutang.

Aplikasi Penjualan Bahan Baku pada PT. Indochito International

Proses

Input Output

P

h

ase

Data Pesanan Pesanan Daftar Pesanan

Penjualan Bukti Penjualan Pelanggan Rekap Penjualan Pembayaran Bukti Pembayaran Rekap Pembayaran Pembuatan Laporan 2 3 2 1 3 Laporan Penjualan Laporan Pembayaran Laporan Piutang 4 4 Kartu Stok Kartu Piutang Laporan Pesanan Laporan Persediaan Bahan Baku 1 Dokumen Pendukung (Stuffing) Biaya-biaya Transport (EMKL)

B. System Flow

Untuk membuat aplikasi penjualan bahan baku pada PT. Indochito

International Sidoarjo yang dibutuhkan system flow yang sesuai dengan proses

dan ketentuan yang berlaku pada PT. Indochito International Sidoarjo. Berikut

penjelasan system flow yang dibuat untuk membantu proses pembuatan aplikasi

pennjualan bahan baku.

B.1. System Flow Pesanan

Pada Gambar 3.5 merupakan system flow pesanan yang didalamnya

terdapat satu aktor yaitu bagian penjualan. Proses pertama pelanggan melakukan order pesanan bahan baku, kemudian bagian penjualan membuat daftar pesanan

pelanggan yang menghasilkan data daftar pesanan pelanggan yang nantinya akan

System flow Pesanan Bahan Baku

Pelanggan Bagian Penjualan

P h ase Mulai Pesanan bahan baku Pesanan bahan baku Membuat daftar pesanan pelanggan Daftar pesanan pelanggan Daftar pesanan Selesai

Gambar 3.5. System Flow Pesanan Bahan Baku.

B.2. System Flow Penjualan

Pada Gambar 3.6 merupakan system flow penjualan bahan baku yang

didalamnya terdapat dua aktor yaitu bagian gudang dan bagian penjualan. Proses pertama dimulai dari bagian gudang yang menerima daftar pesanan pelanggan untuk mengecek persediaan bahan baku yang tersedia saat ini dengan melihat tabel persediaan bahan baku, jika persediaan bahan baku yang tersedia tidak memenuhi jumlah pesanan pelanggan tersebut maka bagian gudang membuat informasi bahan baku habis kepada bagian pembelian. Jika persediaan bahan baku sesuai dengan jumlah pesanan pelanggan, selanjutnya bagian gudang menyiapkan bahan baku yang telah dipesan oleh pelanggan tersebut dan menyimpan data penjualan dalam tabel penjualan. Dalam proses menyiapkan bahan baku tersebut,

bagian penjualan melakukan beberapa persiapan yang harus disediakan yakni beberapa dokumen pendukung dan biaya-biaya transport yang dibutuhkan. Setelah semua proses terpenuhi, maka bagian penjualan melakukan pengiriman barang melewati Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dengan menyertakan surat jalan penjualan bahan baku.

System flow Penjualan

Bagian Pengiriman Bagian Pembelian Bagian Gudang Bagian Penjualan Pelanggan P h ase Mulai Daftar pesanan Cek persediaan

Dokumen terkait