• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab penutup menjelaskan kesimpulan dan saran atas aplikasi yang telah dibuat yang dapat digunakan untuk pengembangan selanjutnya.

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Inspeksi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan hasil studi lapangan (wawancara) Inspeksi adalah suatu kegiatan penilaian terhadap suatu produk, apakah produk itu baik atau rusak ataupun untuk penentuan apakah suatu lot dapat diterima atau tidak berdasarkan metode & standart yang sudah ditentukan.

Dengan kata lain inspeksi adalah kegiatan operasional untuk memeriksa material atau part yang diperlukan oleh proses produksi untuk dapat memenuhi spesifikasi pada proses berikutnya atau memenuhi spesifikasi pelanggan sebelum produk tersebut dikirim.

2.2 Aplikasi

Pengertian aplikasi menurut Hartono (2005) “aplikasi merupakan program yang berisi perintah –perintah untuk melakukan pengolahan data”. Jogiyanto menambahkan aplikasi secara umum adalah suatu proses dari cara manual yang ditransformasikan ke komputer dengan membuat sistem atau program agar data dapat diolah lebih berdaya guna secara optimal.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan aplikasi adalah sejenis software yang diterapkan di komputer berisi perintah – perintah yang berfungsi untuk membantu dalam tugas – tugas tertentu.

2.3 Tracking

Menurut Rumapea (2010) Tracking adalah suatu proses pencatatan interval

perjalanan barang dari tempat asal ke tempat tujuan oleh perusahaan pengangkutan.

2.4 Sistem Tracking

Sistem tracking adalah sekelompok elemen atau unsur yang saling berhubungan dalam mencatat interval perjalanan barang dari tempat asal ke tempat tujuan, sehingga dapat mengubah suatu masukan yang berupa data-data interval perjalanan suatu barang menjadi suatu keluaran yang berupa informasi interval perjalanan suatu barang.

2.5 Website

Menurut Jovan (2007) website adalah media penyampai informasi di internet.

Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan

informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing - masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman(hyperlink).

2.6 Perl Hypertext Prepocessor atau PHP

Menurut Arief (2011) “PHP (Perl Hypertext Preprocessor) adalah bahasa

dinamis”. Dengan menggunakan program PHP, sebuah website akan lebih interaktif dan dinamis.

Adapun kelebihan-kelebihan dari PHP yaitu:

a. PHP merupakan sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaannya.

b. PHP dapat berjalan pada web server yang dirilis oleh Microsoft, seperti IIS atau PWS juga pada apache yang bersifat open source.

c. Karena sifatnya yang open source, maka perubahan dan perkembangan

interpreter pada PHP lebih cepat dan mudah, karena banyak milis-milis dan

developer yang siap membantu pengembangan.

d. Jika dilihat dari segi pemahaman, PHP memiliki referensi yang begitu banyak sehingga sangat mudah untuk dipahami.

e. PHP dapat berjalan pada 3 operating sistem, yaitu: linux, unix, dan windows, dan juga dapat dijalankan secara runtime pada suatu console.

2.7 My SQL

Menurut Prasetyo (2004), MySQL merupakan salah satu database server yang berkembang di lingkungan open source dan didistribusikan secara free (gratis) di bawah lisensi GPL. MySQL merupakan RDBMS (Relational Database Management

System) server. RDBMS adalah program yang memungkinkan pengguna database

Dengan demikian, tabel-tabel yang ada pada database memiliki relasi antara satu tabel dengan tabel lainnya.

Menurut Prasetyo (2004), keuntungan My SQL yaitu: a. Cepat, handal dan mudah dalam penggunaannya

MySQL lebih cepat tiga sampai empat kali dari pada databaseserver komersial

yang beredar saat ini, mudah diatur dan tidak memerlukan seseorang yang ahli untuk mengatur administrasi pemasangan MySQL.

b. Didukung oleh berbagai bahasa

DatabaseserverMySQL dapat memberikan pesan error dalam berbagai bahasa

seperti Belanda, Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, Jerman, dan Italia. c. Mampu membuat tabel berukuran sangat besar

Ukuran maksimal dari setiap tabel yang dapat dibuat dengan MySQL adalah 4 GB sampai dengan ukuran file yang dapat ditangani oleh sistem operasi yang dipakai. d. Lebih Murah

MySQL bersifat open source dan didistribusikan dengan gratis tanpa biaya untuk

UNIXplatform, OS/2 dan Windows platform.

2.8 Diagram Alir Data

Menurut Fatta (2007 : 107), data flow diagram atau diagram alir data adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan proses-proses yang terjadi pada sistem yang akan dikembangkan. Data Flow Diagram dapat digunakan untuk menyajikan sebuah sistem atau perangkat lunak pada setiap abstrak. Data flow diagram

memberikan suatu mekanisme bagi pemodelan fungsional dan pemodelan aliran informasi.

Gambar 2.1 Simbol dan Arti Pada Diagram Alir Data

2.9 Entity Relationship Diagram

Menurut Fatta (2007 : 121-124), ERD adalah gambar atau diagram yang menunjukkan informasi dibuat, disimpan dan digunakan dalam sistem. Teknik Entity

Relationship Diagram (ERD) bisa digunakan untuk mengembangkan inisial dari desain

basis data. Teknik ini menyediakan suatu konsep yang bermanfaat yang dapat mengubah deskripsi informal dari apa yang diinginkan oleh user menjadi hal yang lebih detil, presisi, dan deskripsi detil tersebut dapat diimplementasikan ke dalam

database.

2.10 Document Flow

Document Flow adalah diagram yang menggambarkan aliran dokumen pada

sistem. Dokumen tersebut dihasilkan dari proses yang dilakukan oleh sistem.

maupun sistem yang akan dibuat sehingga memudahkan pengembang untuk membuat/mengembangkan sistem.

2.11 System Flow

System flow atau bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus

pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. System flow menunjukkan urutan-urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem dan menunjukkan apa yang dikerjakan sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam system flow terdapat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Simbol – Simbol Pada System Flow

2.12 Testing

Menurut Simarmata (2010), testing atau pengujian adalah sebuah proses terhadap aplikasi/program untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan.

Jika struktur kendali antar modul sudah terbukti bagus, maka pengujian yang tak kalah pentingnya adalah pengujian unit. Pengujian unit digunakan untuk menguji

modul untuk menjamin setiap modul menjalankan fungsinya dengan baik. Ada 2 metode untuk melakukan unit testing (Fatta, 2007) yaitu:

1. Black Box Testing

Terfokus pada apakah unit program memenuhi kebutuhan (Requirement) yang disebutkan dalam spesifikasi. Pada Black Box Testing, cara pengujiannya hanya dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diinginkan. Jika ada yang unit yang tidak sesuai keluarannnya maka untuk menyelesaikannya diteruskan pada pengujian yang kedua, yaitu White Box Testing.

2. White Box Testing

White Box Testing adalah cara pengujian dengan melihat ke dalam modul untuk

meneliti kode-kode program yang ada, dan menganalisis apakah ada kesalahan atau tidak. Jika ada modul yang menghasilkan output yang tidak sesuai dengan proses bisnis yang dilakukan, maka baris-baris program, variabel, dan parameter yang terlibat pada unit tersebut akan dicek satu persatu dan diperbaiki, kemudian

di-compile ulang.

2.15 Konsep Dasar Sistem

Menurut Jogiyanto (2001), Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

a. Sistem fisik, kumpulan elemen-elemen / unsur-unsur yang saling berinteraksi satu sama lain secara fisik serta dapat diidentifikasikan secara nyata tujuannya.

b. Sistem abstrak, sistem yang dibentuk akibat terselenggaranya ketergantungan ide, dan tidak dapat diidentifikasikan secara nyata, tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya.

2.16 System Development Life Cycle (SDLC)

Menurut Simarmata (2010), SDLC mengacu pada model dan proses yang digunakan untuk mengembangkan sistem perangkat lunak dan menguraikan proses, yaitu pengembang menerima perpindahan dari permasalah kesolusi.

Waterfall model adalah model yang memacu tim pengembang untuk

mengumpulkan dan menentukan apa yang seharusnya dilakukan sebelum sistem dikembangkan (Simarmata, 2010).

Sistem ini mengedepankan kualitas dibandingkan biaya pengembangan atau waktu pengembangan. Kelebihan waterfall model adalah kemudahan serta kejelasan interpretasinya. Model ini terstruktur serta cocok diadaptasi untuk management control. Gambar waterfall model dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 2.3. Waterfall Model SDLC

a. Tahap awal yaitu perencanaan (planning) adalah menyangkut studi tentang kebutuhan pengguna (user’s specification), studi-studi kelayakan (feasibility

study) baik secara teknik maupun secara teknologi serta penjadwalan suatu

proyek sistem informasi atau perangkat lunak. pada tahap ini, sesuai dengan kakas (tool) yang penulis gunakan yaitu UML.

b. Tahap kedua, adalah tahap analisis (analysis), yaitu tahap dimana kita berusaha mengenai segenap permasalahan yang muncul mengenai komponen-komponen sistem atau perangkat lunak, objek-objek, hubungan antara objek dan sebagainya. c. Tahap ketiga, adalah tahap perencanaan (design) dimana penulis mencoba

mencari solusi dari permasalahan yang didapat dari tahap analisis.

d. Tahap keempat, adalah tahap implementasi dimana penulis mengimplementasikan perencanaan sistem ke situasi nyata yaitu dengan pemilihan perangkat keras dan penyusunan perangkat lunak aplikasi (pengkodean/coding).

e. Tahap kelima, adalah pengujian (testing), yang dapat digunakan untuk menentukan apakah sistem atau perangkat lunak yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau belum, jika belum, proses selanjutnya adalah bersifat interaktif, yaitu kembali ketahap-tahap sebelumnya. Dan tujuan dari pengujian itu sendiri adalah untuk menghilangkan atau meminimalisasi cacat program

(defect) sehingga sistem yang dikembangkan benar-benar akan membantu para

pengguna saat mereka melakukan aktivitas-aktivitasnya.

f. Tahap keenam , adalah tahap pemeliharaan (maintenance) atau perawatan dimana pada tahap ini dimulainya proses pengoprasian sistem.

14

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan membahas detail mengenai analisa dan perancangan sistem menggunakan model System Development Life Cycle (SDLC) waterfall dengan tahapan sebagai berikut:

3.1 Perencanaan

Tahapan pertama untuk metode system development life cycle (SDLC) adalah tahap perencanaan, dalam tahapan ini dilakukan survey ke lokasi kantor PT Sucofindo dan wawancara ke salah satu kasubid PTK di PT Sucofindo tersebut.

3.2 Studi Literatur

Studi Literatur adalah mencari beberapa teori yang sesuai dengan penelitan yang dilakukan. Teori yang diperlukan dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, situs-situs pendidikan yang terdapat di internet, dan lain sebagainya, hal ini dilakukan agar penelitian yang dilakukan terhadap permasalahan yang dibahas memiliki dasar teori dalam pembuatannya.

Wawancara bertujuan untuk mengetahui kondisi proses bisnis yang berjalan saat ini di PT Sucofindo. Wawancara dilakukan kepada kasubid PTK untuk mengetahui proses bisnis status order saat ini. Aktifitas dan batas waktu (jatuh tempo) dari masing-masing tahapan status order, PT Sucofindo menerapkan kebijakan standar pelayanan

terhadap pelanggan dengan batas waktu maksimal 1x24 jam. Jalannya proses pelaksanaan atau aktifitas masing-masing tahapan status order, sebagai berikut:

a. Order proses pertama dimulai dari pembuatan SPK (Surat Perjanjian kontrak)

/kontrak/OC yang berisi Penentuan Kegiatan, Harga, Jumlah/nama barang, Tanggal Pelaksanaan, Rencana Kegiatan.

b. Proses selanjutnya berupa penugasan berisi pemilihan petugas sesuai dengan kompetensi, penempatan petugas (posting), HPL sesuai pada kegiatan yaitu kegiatan seperti draught.

c. Setelah itu, proses sertifikasi yang berisi sertifikat pembuatan draft sertifikat, verifikasi draft sertifikat, pencetakan serfifikat.

d. Kemudian proses akhir berupa invoising yang berisi pembuatan draft invoice,

verifikasi draftinvoice, Pencetakan invoice.

Terkait proses pelaksanaan status order untuk kebijakan standar pelayanan PT Sucofindo dengan batas waktu maksimal 1x24 jam, PT Sucofindo memiliki peraturan jam kerja bagi setiap pegawai yaitu 8 jam kerja.

3.3 Analisis Kebutuhan Sistem

3.3.1 Analisis Sistem

Pada PT Sucofindo saat menerima permintaan order dari pelanggan maka mereka akan melakukan proses order langkah dari bentuk transaksi harian tersebut yang dimaksud dimulai dari proses pengerjaan jasa dimulai dari Kasubid PTK dan Operasi menerima order dari pelanggan, bagian Operasi akan membuat status order

dan setelah proses order dilakukan maka dibuat transaksi order. Transaksi order

dimonitoring oleh penugasan untuk dibuat surat tugas. Setelah itu PT Sucofindo Surabaya akan mengirimkan petugas lapangan ke pelanggan untuk mengerjakan dan mencatat Hasil Pemeriksaan Lapangan (HPL). Setelah HPL diterima oleh bagian PTK dan Operasi akan dicatat kedalam invoice (tagihan) serta sertifikat, Kasubid PTK dan operasi akan memantau transaksi order dan pembuatan SPK (Surat Perjanjian Kerja). Dari sistem yang sudah ada, Kasubid PTK maupun Bagian Operasi selalu kesulitan dalam membuat status order yang mengakibatkan keterlambatan dalam menyelesaikan dokumen invoice dan sertifikat. Kasubid PTK mengalami kesulitan untuk pemilihan penjadwalan penugasan sehingga pembagian pembuatan surat tugas kurang merata. Kasubid PTK mengalami kekurangan dokumen pendukung invoice untuk menghasilkan invoice. Kasubid PTK kesulitan memantau status order jika diluar perusahaan.

Gambaran umum dari proses pengerjaan jasa dimulai dari Kasubid PTK dan Operasi menerima order dari pelanggan, bagian Operasi akan membuat status order

dan setelah proses order dilakukan maka dibuat transaksi order. Transaksi order

dimonitoring oleh Pemberi Tugas Kerja (PTK) untuk dibuat surat tugas. Setelah itu PT Sucofindo Surabaya akan mengirimkan petugas lapangan ke pelanggan untuk mengerjakan dan mencatat Hasil Pemeriksaan Lapangan (HPL). Setelah HPL diterima oleh bagian PTK dan Operasi akan dicatat kedalam invoice (tagihan) serta sertifikat, Kasubid PTK dan operasi akan memantau transaksi order dan pembuatan SPK (Surat Perjanjian Kerja).

3.3.2 Identifikasi Permasalahan

Identifikasi masalah merupakan langkah pertama untuk melakukan analisa sistem. PT Sucofindo memiliki kurang lebih 81 produk jasa, dan permasalahan penelitian ini, cenderung menangani jasa di bidang inspeksi (komersial). Saat ini pada PT Sucofindo dalam menangani proses order hanya memiliki bentuk transaksi harian, belum ada laporan yang informatif dan laporan dokumen pendukung untuk bagian top

management (Kasubid PTK), bentuk transaksi harian masih berupa rekapitulasi

penerbitan order dan rekapitulasi penerbitan invoice.

Document Flow merupakan bagan yang menunjukkan aliran atau arus dokumen

dari satu bagian ke bagian yang lain di dalam sistem secara logika. Document flow juga

menggambarkan tiap-tiap bagian organisasi yang terlibat dalam pengolahan dokumen di dalam tiap-tiap proses. Namun, proses yang digambarkan dalam document flow

adalah proses manual atau proses yang selama ini dikerjakan PT Sucofindo tanpa adanya sebuah sistem yang membantu menangani proses tersebut. Proses bisnis tersebut akan dijelaskan pada document flow yang dapat dilihat pada Gambar 3.1.

3.3.3 Analisis Profil Company (Inspeksi)

PT Superintending Company of Indonesia (PT Sucofindo) bergerak di bidang

inspeksi (komersial), audit (proyek), pengujian (proyek), analisa (laboratorium), layanan sertifikasi (proyek), dan layanan pelatihan (proyek). Kegiatan inspeksi dan audit krusial diperlukan untuk melindungi seluruh pihak yang berhubungan dalam suatu transaksi, misalnya untuk memastikan kualitas dan standar teknis suatu produk/jasa telah terpenuhi, atau memastikan kemampuan dan kapasitas calon

pemasok. PT Sucofindo menyediakan layanan inspeksi kualitas dan kuantitas produk, mulai dari komoditas pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, pangan olahan,

industri, pertambangan, minyak dan gas,

hingga produk konsumen.

Pada gambar 3.1 akan menggambarkan aliran dokumen status order yang selama ini terjadi pada PT Sucofindo. Secara umum ada empat bagian atau entitas dalam aliran dokumen ini dengan proses yang dilakukan satu bagian yaitu masuk entitas pengguna yang meliputi Kasubid Pemberi Tugas Kerja (PTK), PTK, Admin dan Operasi.

Doc Flow Status Order Pada SUCOFINDO Cabang Surabaya

Pelanggan Administrasi Petugas Lapangan

P ha se Mulai Surat Permintaan Order Surat Permintaan Order Disposisi Surat Permintaan Order Surat Permintaan Order Pembuatan

Transaksi Order Perencanaan

Penugasan Surat Tugas Pencatatan HPL Draft Sertifikat Selesai Transaksi Order Hasil Pemeriksaan Lapangan (HPL) Pembuatan/ Sertifikasi Verifikasi Draft Sertifikat Terverifikasi Cetak Sertifikat Pembuatan/ Invoising Draft Invoice Verifikasi Draft Invoice Terverifikasi Cetak Invoice 1 1 2 2

Gambar 3.1 Document Flow Status Order

3.3.4 Kebutuhan Pengguna

Kebutuhan pengguna pada tabel 3.1 di bawah adalah kebutuhan yang telah disesuaikan dan menunjang tugas – tugas pengguna terkait dengan aplikasi tracking

untuk status order pada PT Sucofindo. Tugas – tugas pengguna dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kebutuhan Pengguna

No Pengguna Tugas Kebutuhan Pengguna

1 Kasubid PTK, Admin, PTK, Operasi

1.1 Dapat mengimport data yang terdiri dari import data pelanggan, import data pegawai, import data order,

import data surat tugas,

import data pelaksanaan

tugas, import data jam tugas,

import data sertifikat, import

data invoice.

1.1 Mampu mengimport data yang diambil dari sistem PT Sucofindo.

2 Kasubid PTK 2.1 Melihat tracking detail pada dashboard status order

yang terdiri dari order, surat tugas, sertifikat, dan invoice.

2.1 Dapat melihat tracking

detail status order

3 Pelanggan 3.1 Melihat informasi

progress order, sertifikat

dan invoice.

3.1 Dapat melihat notifikasi status order.

3.3.5 Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional pada tabel 3.2 adalah kebutuhan fungsi yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna yang tercantum pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kebutuhan Fungsional

1 Kasubid PTK, Admin, PTK, Operasi

1.1 Mampu mengimport

data yang diambil dari sistem PT Sucofindo.

1.1 Fungsi mengimport data pelanggan

1.2 Fungsi mengimport data pegawai

1.2 Fungsi mengimport data

order

1.3 Fungsi mengimport data surat tugas

1.4 Fungsi mengimport data sertifikat

1.5 Fungsi mengimport data

invoice

2 Kasubid PTK 2.1 Dapat melihat tracking

detail status order yang terdiri dari order, surat tugas, sertifikat, dan

invoice.

2.1 Dapat melihat tracking

detail status order perperiode yang terdiri dari order, surat tugas, sertifikat, dan invoice.

3 Pelanggan 3.1 Dapat melihat notifikasi status order.

3.1 Dapat melihat status sertifikat dan status invoice.

3.4 Perancangan Sistem

3.4.1 Model Pengembangan

Tahapan selanjutnya adalah pengembangan, pada tahap ini penulis akan menjabarkan hal apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi. Hal tersebut akan dijelaskan pada Gambar 3.2.

Tracking Status Order

Input Proses Output

P

h

a

se

Proses Pemantauan dan Evaluasi ( Tracking) Data Penerimaan Order Data Ringkasan Order Pengolahan Data Laporan Dokumen Status Order A Laporan Dokumen Surat Tugas Laporan Dokumen Pendukung Invoice B C A B Laporan Dokumen Status Order Laporan Dokumen Surat Tugas Laporan Dokumen Pendukung Invoice C Tracking Details Status Order Notifikasi Status Order

Gambar 3.2 Block Diagram

Gambar 3.2 merupakan block diagram dari aplikasi status order. Terdapat 3 tahap yaitu input, proses dan output. Pada tahap input yaitu memasukan semua laporan dokumen status order, laporan dokumen surat tugas, dan laporan dokumen pendukung

output akan menghasilkan historyorder, history surat tugas, historyinvoice. Penjelasan

block diagram dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Input

a. Data penerimaan order berisi tentang Surat Perjanjian Kerja (SPK) dimana yang berisi identitas pelanggan berdasarkan pengajuan jasa yang akan diminta pelanggan beserta perincian nilai tarif pelanggan.

b. Data ringkasan order berisi tentang lampiran konfirmasi atau penetapan order

pelanggan di dalam pengajuan jasa dan nilai order.

c. Laporan dokumen status order yang berisi laporan dokumen transaksi order, surat tugas, invoice serta sertifikat.

d. Laporan dokumen surat tugas yang berisi laporan dokumen yang terselesaikan dan yang belum terselesaikan serta pemenuhan penjadwalan petugas, dimana perlu adanya evaluasi pembagian rata disetiap penugasan yang ditujukan untuk Kasubid PTK.

e. Laporan dokumen pendukung invoice yang berisi dokumen pendukung invoice

dimana persyaratan harus terpenuhi dan Surat Perjanjian Kerja (SPK) harus berdasarkan nilai invoice.

B. Proses

a. Pengolahan data merupakan proses mengolah data inputan yang terdapat dalam aplikasi untuk dijadikan laporan.

b. Pemantauan dan Evaluasi (tracking) merupakan proses untuk mengetahui keberadaan status order pada setiap bagian saat dokumen status order tersebut diproses.

C. Output

a. Tracking details merupakan untuk mengetahui posisi pelaksanaan status order

saat ini (riil time) yang meliputi transaksi order, surat tugas, invoice.

b.

Notifikasi status order merupakan notifikasi po-pup menu agar berkas status

order tersebut tidak menumpuk pada bagian administrasi.

3.4 Desain Sistem

Setelah dilakukan analisis terhadap sistem, maka langkah selanjutnya adalah perancangan sistem. Perancangan sistem ini bertujuan untuk mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan fungsional, menggambarkan aliran data dan alur sistem, dan sebagai tahap persiapan sebelum implementasi sistem. Perancangan sistem ini diharapkan dapat merancang dan mendesain sistem dengan baik, yang isinya meliputi langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung operasi sistem.

Langkah-langkah operasi dalam perancangan sistem ini adalah sebagai berikut :

a. System Flow.

b. Data Flow Diagram (DFD), yang didalamnya terdapat : Context Diagram, DFD

Level 0, dan DFD Level 1.

c. Entity Relationship Diagram (ERD), yang didalamnya meliputi : Conceptual Data

Model (CDM), dan Physical Data Model (PDM).

d. Desain Input Output.

3.4.2 System Flow Tracking Status Order

System flow adalah penggambaran aliran dokumen dalam sistem dan

merupakan proses kerja dalam sistem. System flow ini juga representasi aliran data lanjutan dari document flow. Jika document flow menggambarkan aliran data secara manual atau yang selama ini terjadi diorganisasi, maka system flow ini menggambarkan aliran data pada sistem yang nantinya akan dibangun untuk membantu proses dalam organisasi. Tentunya, transformasi aliran dokumen ini lebih efektif dalam menjalankan proses organisasi, sehingga proses tersebut bisa dikerjakan dengan cepat dan hasilnya akurat.

System flow adalah gambaran tentang sistem yang akan dibangun. System flow

Dokumen terkait