• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini dijelaskan tentang penutup yang berisi kesimpulan dari semua penjelasan yang telah dikemukakan dan saran untuk proses pengembangan berikutnya.

2.1 Pengertian Persediaan

Dalam sebuah perusahaan persediaan barang dagang merupakan milik perusahaan yang siap untuk dijual kepada para konsumen. Pada setiap tingkat perusahaan baik perusahaan kecil, menengah mauun besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah persediaan yang dimilikinya. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan tidak boleh terlalu banyak dan juga tidak boleh sedikit karena akan mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan untuk biaya tersebut. Adapun definisi persediaan barang dagang menurut para ahli adalah :

Pengertian persediaan menurut Suharli dan CO (2006:22) adalah barang yang dibeli untuk dijual lagi sebagai aktivitas utama perusahaan untuk memperoleh pendapatan. Menurut Warren (2005:440) yang telah diterjemahkan oleh Farahmita adalah barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan dan bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu. Menurut Mulya (2010:214) adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal perusahaan, aktiva dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberiaan jasa.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa persediaan barang dagangan merupakan barang-barang yang disediakan dengan tujuan untuk dijual kembali

kepada para konsumen dan digunakan untuk mencatat harga pokok barang dagang selama periode normal kegiatan perusahaan.

2.2 Jenis-Jenis Persediaan

Persediaan dapat diklasifikasikan menurut beberapa kategori, tergantung pada jenis kegiatan usaha perusahaan apakah perusahaan itu merupakan perusahaan dagang atau manufaktur. Menurut Keiso (2002:444) persediaan dapat diklasifikasikan berdasarkan kegiatan usahanya yaitu sebagai berikut :

1. Perusahaan Dagang

Dalam perusahaan dagang, perusahaan hanya mengeal satu jenis persediaan yaitu barang dagangan yang siap untuk dijual.

2. Perusahaan Manufaktur Terdapat 3 jenis barang yaitu :

1) Persediaan bahan baku untuk diproduksi

Meliputi bahan baku yang diperoleh dari sumber daya alam ataupun beberpa jenis produk yang dibeli dar perusahaan lain

2) Persediaan barang dalam proses

Meliputi produk-produk yang telah dimasukkan ke dalam proses produksi, namaun belum selesai diolah.

3) Persediaan barang jadi

2.3 Sistem Pencatatan Persediaan

Sistem pencatatan (inventory system) yng dilakukan untuk mencatat semua persediaan barang selama terjadi transaksi, sistem pencatatan tersebut dibagi menjadi 2 jenis pencatatan yaitu :

1. Sistem Periodik (Periodic Method)

Sistem periodik adalah sistem pencatatan yang biasanya digunakan di dalam akuntansi, dalam sistem ini semua jumlah nilai persediaan hanya akan diketahui pada akhir periode saja untuk menyiapkan pembuatan laporan keuangan. Menurut Jusup (2001) rekening persediaan tidak digunakan unutk mencatat pertambahan persediaan karena adanya transaksi pembelian, dan tidak digunakan untuk mencatat pengurangan persediaan karena adanya transaksi penjualan. Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat tertentu, tidak dapat diperoleh dari rekening persediaan, demikian pula harga pokok barang yang dijual tidak dapat diketahui untuk setiap transaksi penjualan yang terjadi. Untuk perhitungan harga pokok penjualan selama periode tertentu di hitung dengan menggunkan cara sebagai berikut ;

HPP = Persediaan Awal + (Pembelian –

[{Retur + Potongan pembelian} + Biaya Angkut Pembelian ]) – Persediaan Akhir

2. Sistem Balans Permanen (Perpetual Method)

Sistem ini berbeda dengan sistem pencatatan periodik pada bagian pencatatannya, di saat sistem periodik mencatat akun-akun hanya di akhir periode perusahaan, dengan sistem balans permanen maka pencatatan yang ada bisa dilakukan secara kontinyu (Perpetual) baik untuk pencatatan jumlahnya maupun biayanya atau harga pokoknya. Dengan demikian jumlah maupun biaya persediaan dapat diketahui setiap saat (Soemarso, 2002). Sedangkan menurut Jusup (2001) pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening persediaan sebesar harga perolehannya. Dalam sistem ini rekening pembelian tidak digunakan apabila terjadi penjualan barang dagangan, maka perusahaan membuat dua ayat jurnal. Jurnal yang pertama dibuat untuk mencatat penjualan barang dagangan sebesar harga jualnya, sedangkan jurnal yang kedua dibuat untuk mencatat harga pokokpenjualan dan pengurangan persediaan sebesar harga perolehannya.

2.4 Metode Penilaian Persediaan

Setelah perusahaan memilih sistem pencatatan yang dilakukan, kemudian ditentukan metode penelitian persediaan yang bertujuan untuk menelaah laporan keuangan, oleh karena itu pemilihan metode penilaian persediaan mempunyai arti penting dalam menelaah laporan keuangan. Terdapat 3 metode penilaian persediaan, yaitu :

a.Metode FIFO (First In First Out)

Dengan metode ini maka harga pokok barang yang tersedia untuk dijual dihitung dengan cara barang yang pertama masuk (dibeli) akan dijual terlebih dahulu. Kekurangannya baru diambil dari barang yang masuk berikutnya.

b. Metode LIFO (Last In First Out)

Dengan metode ini maka harga pokok barang yang tersedia untuk dijual dihitung dengan cara barang yang terakhir masuk (dibeli) akan dijual terlebih dahulu. Kekurangannya baru diambil dari barang yang terakhir masuk berikutnya.

c. Metode Rata-Rata (Average)

Disebut metode rata, karena dalam metode ini harga beli rata-rata persatuan harus dihitung setiap transaksi pembelian barang. Dengan demikian harga rata-rata persatuan akan berlaku sampai terjadi transaksi pembelian berikutnya.

2.5 Penjualan

Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau jasa) dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut. Penjualan juga merupakan suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar penjualan maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh perusahaan.

Pengertian penjualan menurut Simamora (2000:24) adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada

pelanggan atas barang dan jasa. Menurut Marom (2002:28) adalah Penjualan artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati.

2.6 Harga Pokok Penjualan (HPP)

Pengertian harga pokok penjualan menurut Alwi (1997 : 98) bahwa harga pokok penjualan adalah hasil perkalian antara perputaran persediaan dengan rata-rata persediaan selama satu periode tertentu.

Sedangkan pengertian harga pokok penjualan menurut Fauzi (1998 : 84) bahwa harga pokok penjualan adalah total harga pokok penjualan barang selama periode tertentu, yang dihitung secara menjumlahkan harga pokok pembelian dari barang yang dibeli dalam periode tersebut dengan harga pokok barang-barang yang ada pada awal periode tersebut, kemudian mengurangi hasilnya dengan harga pokok dari barang-barang yang tersisa pada akhir periode yang sama.

2.7 Kartu Persediaan

Kartu persediaan digunakan untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan ini di selenggarakan untuk mengawasi

Berikut ini contoh laporan Mutasi Stok / kartu persediaan menurut (Mulyadi, 2001: 140).

Gambar 2.1 Laporan Kartu Persediaan

2.8 System Development Life Cycle (SDLC)

Menurut Jogiyanto (2002), siklus hidup sistem (System Life Cycle), atau yang disingkat SLC adalah “proses evolusi yang diikuti dalam menetapkan sistem dan sub sistem informasi berbasis komputer”. SLC terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem, karena tugas-tugas

tersebut mengikuti sebuah pola yang teratur dan dilakukan secara top-down, SLC sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem.

Sedangkan System Development Life Cycle atau yang disingkat SDLC (Jogiyanto, 2002) adalah “metoda tradisional yang digunakan untuk membangun, memelihara dan mengganti suatu sistem informasi”. SDLC ini terdiri dari tujuh fase, diantaranya adalah :

a. Project Indentification and selection

Fase dimana kebutuhan sistem informasi secara keseluruhan diidentifikasi dan dianalisa guna mendapatkan gambaran yang utuh sehingga dapat dilakukan proses pengembangan sistem secara maksimal. b. Project Intiation and Planning

Fase dimana suatu proyek sistem informasi yang potensial dilakukan dan direncanakan terinci dikembangkan untuk pengembangan sistem

c. Analisys

Suatu fase dimana sistem yang sedang berjalan diperlajari dan alternative sistem baru diusulkan

d. Logical Design

Suatu fase dimana semua fungsional dari sistem yang diusulkan untuk dikembangkan dan digambarkan secara independen.

e. Phisycal Design

Suatu fase dimana rancangan logis dari sebelumnya diubah dalam bentuk teknis yang terinci dimana pemrograman dan bentuk sistem dapat dibuat.

f. Implementation

Suatu fase dimana sistem informasi diuji dan digunakan untuk mendukung suatu organisasi

g. Maintenance

Sistem informasi secara sistematis diperbaiki dan dikembangkan.

Siklus hidup pengembangan sistem merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dalam proses pengembangannya. Sebagai awal dari pelaksanaan pengembangan sistem adalah proses kebijaksanaan dan perencanaan sistem. Kebijaksanaan sistem merupakan landasan dan dukungan dari manajemen puncak untuk membuat perencanaan. Sedangkan perencanaan sistem merupakan pedoman untuk melakukan pengembangan sistem.

2.9 Microsoft Visual Basic 2005

Microsoft Visual Basic 2005 adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi windows yang berbasis grafis (GUI – Graphical User Interface). Untuk mendesain tampilan yang diinginkan, hanya perlu meletakkan objek-objek grafis ke lembar (form) yang sudah tersedia pada Visual Basic dan selanjutnya hanya perlu memikirkan struktur dan logika data dari program utama. (Yuswanto, 2006:1)

Selain itu visual basic juga merupakan sarana (tools) untuk menghasilkan program–program aplikasi berbasiskan windows. Beberapa kemampuan atau manfaat dari visual basic adalah bisa membuat program aplikasi berbasis

windows, dan juga dapat membuat objek–objek pembantu program seperti kontrol active, file, help, aplikasi internet, dan sebagainya. (Yuswanto, 2006:2)

Untuk bekerja dengan visual basic 2005 untuk windows, user harus berada di lingkungan operasi windows. Secara umum lingkungan kerja visual basic terdiri dari lima buah windows yang dirancang sebagai aplikasi multi windows. Kelima windows tersebut adalah (Yuswanto, 2006:2):

1. Form

Berisi latar belakang program windows yang akan ditulis. Menggambar dan meletakkan item itu pada form sehingga pengguna program terbiasa melihat dan berinteraksi. Form akan mengendalikan program yang disunting.

2. Toolbox

Windows Toolbox berisi alat-alat (kontrol-kontrol), kontrol-kontrol inilah yang nantinya ditempatkan di windows form. Misalkan memilih kontrol text dan menempatkan kotak text pada form.

3. Project

Program visual basic windows yang sering berisi beberapa jenis file yang berbeda yang semuanya bekerja dalam satu kesatuan membentuk program tunggal yang dijalankan. Windows project berisi daftar semua file yang digunakan. Aplikasi visual basic umumnya disebut dengan project.

4. Properties

Windows Properties menguraikan setiap elemen individual pada aplikasi yang dibuat. Sebagai contoh, ada windows Properties untuk form project sebab form berisi property, seperti warna ukuran dan lain-lain.

5. Code

Tidak seperti kebanyakan bahasa pemrograman yang lain, user tidak harus memilih banyak code karena bagian yang terlihat dari visual basic telah menyederhanakan Code itu. Code di dalam windows code adalah source code. Ketika user menjalankan program visual basic maka komputer menginterprestasikan sebagai source code kemudian komputer akan mengeksekusi instruksi di dalam source code tersebut.

3.1 Model Pengembangan

Model pengembangan yang akan digunakan rancang bangun ini adalah menggunakan model waterfall

Gambar 3.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Metode Waterfall

Gambar 3.1 menunjukkan proses siklus hidup dari metode waterfall. Adapun

tahapan-tahapan dari metode waterfall meliputi : Problem Definition, Analysis, Design, Development, Testing, Implementation, Maintenance.

1. Problem Definition

Pada tahapan ini permasalahan yang ada pada sistem dijelaskan, mencari penyebabnya dan mencari strategi solusi untuk menyelesaikan masalah

tersebut. 2. Analysis

Pada tahapan ini sistem yang sudah baik itu yang sudah terkomputerisasi atau belum di analisa untuk dicari kebutuhannya yang bertujuan agar sistem yang dibuat mampu menjawab permasalahan yang ada.

3. Design

Pada tahapan ini sistem yang akan dibuat di rancang mulai antarmuka pengguna, basis data, perancangan fungsi-fungsi program dan file-file yang digunakan. 4. Development

Pada tahapan ini sistem yang telah di rancang pada tahap tiga akan dikembangkan. Pada tahapan ini, sistem yang dibuat harus mengacu pada rancangan yang ada pada tahap tiga.

5. Testing

Setelah melakukan pengembangan sistem yang telah dirancang, sistem di uji terlebih dahulu. Tujuan dari testing ini adalah menghemat biaya bila dapat menangkap adanya masalah sebelum sistem tersebut ditetapkan.

6. Implementation

Setelah sistem yang telah dibuat diuji dan berhasil, maka sistem tersebut diimplementasikan kepada pengguna. Setelah diimplementasikan, pengguna akan memberikan feedback terhadap sistem yang telah dibuat. Feedback ini berguna untuk pengembangan sistem selanjutnya.

7. Maintenance

Maintenance adalah kegiatan merawat sistem yang telah ada. Tujuan utama dari maintenance adalah memastikan sistem dalam keadaan yang benar dan sesuai.

Berikut dibawah ini adalah diagram blok dari sistem yang akan dibuat :

Gambar 3.2 Blok Diagram Transaksi Penjualan

Pada gambar 3.2 di atas menunjukkan diagram blok sistem sistem penentuan harga pokok penjualan. Blok tersebut dibagi menjadi tidak bagian yaitu input, proses, dan output. Pada bagian input terdiri atas data barang, supplier, dan pelanggan. Pada bagian proses terdiri atas transaksi pembelian, transaksi penjualan dan transaksi penentuan harga pokok penjualan. Pada bagian output terdiri atas laporan pembelian, laporan penjualan, laporan daftar barang terlaris, dan laporan mutasi stok.

3.2 Prosedur Pengembangan

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembuatan sistem informasi ini sesuai dengan batasan serta tujuan yang tercantum.

3.2.1 Survey

Survey ini dilakukan untuk mencari data-data yang dibutuhkan untuk melengkapi proyek ini. Survey ini dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada pemilik Toko Lumintu . Data – data yang dikumpulkan antara lain mengenai data-data penjualan barang data pembelian barang, dan data-data lainnya.

3.2.2 Study Literatur

Study literatur dilakukan untuk mencari data-data lain yang terkait dengan proyek ini dari beberapa sumber buku yang dianggap mendukung. Data-data yang diperlukan antara lain mengenai pengertian perusahaan, analisa serta perancangan sistem yang akan dilakukan.

3.3 Perancangan Sistem

Desain sistem berisi tentang analisa sistem seperti penggambaran sistem flow, serta bagan dari perancangan sistem secara keseluruhan, diagram berjenjang, penggambaran DFD dan ERD, struktur tabel dan perancangan antar muka.

3.3.1 Sistem Flow Diagram

Sistem flow diagram merupakan gambaran secara garis besar alur dari analisis penjualan berdasarkan harga pokok. Sistem flow yang akan di gambarkan antara lain sistem flow penjualan.

A. Sistem Flow Diagram Proses Pembelian

Proses pembelian diawali dari pengecekan barang yang tersedia, apakah stok barang habis atau tidak. Jika stok barang yang tersedia masih mencukupi maka tidak akan melakukan pembelian ke supplier, jika stok barang habis maka akan melakukan pembelian ke supplier, kemudian supplier akan mengirimkan barang yang dibeli serta menyerahkan nota pembelian kepada bagian pembelian.

B. Sistem Flow Diagram Proses Penjualan

Proses penjualan diawali dari permintaan pelanggan akan barang yang dibeli, saat datang pesanan barang dari pelanggan bagian penjualan akan menerima pesanan dan kemudian akan melakukan pengecekan barang, apakah barang tersebut tersedia atau tidak. Jika barang yang di pesan oleh pelanggan tidak tersedia, akan dilakukan pemberitahuan kepada pelanggan, begitu pula jika barang yang di pesan jumlahnya tidak memenuhi permintaan dari pelanggan tersebut. Setelah pengecekan barang maka dilakukan pelanggan dari database kemudian melakukan transaksi penjualan serta melakukan proses peehitungan harga pokok setelah melakukan pencetakan struk kemudian diserahkan kepada pelanggan.

3.3.2 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) adalah gambaran aliran informasi yang terlibat dalam suatu prosedur (event) yang terdapat dalam suatu sistem. Diagram ini menjelaskan alur data yang terjadi pada setiap proses.

A. Hirarki Input Proses Output

Hirarki Input Proses Output (HIPO) menggambarkan hirarki proses-proses yang ada dalam Data Flow Diagram. HIPO Aplikasi Transaksi Penjualan ini memiliki empat proses utama yaitu Maintenance, Penjualan, Penambahan Stok dan Pembuatan Laporan seperti yang terlihat Gambar 3.5. Keempat proses utama tersebut juga masing-masing memiliki beberapa sub proses di dalamnya

! " # $ $%# & $%$

Gambar 3.5 Hirarki Input Proses Output Transaksi Penjualan di Toko Lumintu

B. Context Diagram

Context diagram adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Context diagram akan memberikan gambaran tentang keseluruhan sistem. Pada Context Diagram dari Aplikasi Transaksi Penjualan terdapat 3 external entity yaitu Pelanggan, Supplier, dan Manajemen. Untuk melihat lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.6 dibawah ini.

C. DFD Level 0

DFD Level 0 yang terdapat pada gambar 3.7 menjelaskan tentang proses yang terjadi pada Transaksi Penjualan di Toko Lumintu. Pada DFD level 0 ini terdapat 2 proses utama yaitu Transaksi Pembelian dan Transaksi Penjualan.

Proses transaksi pembelian di gunakan untuk melakukan transaksi pembelian kepada supplier. Dalam transaksi pembelian membutuhkan data supplier dan data barang yang nantinya akan menambah stok barang dan mengubah harga barang tersebut

Proses transaksi penjualan digunakan dalam mencatat data-data transaksi penjualan mulai dari menginputkan data pelanggan, menginputkan data barang yang akan di jual. Dalam proses penjualan ini juga terdapat proses perhitungan harga pokok yang akan secara otomatis menghitung harga pokok barang yang akan di jual. Pada proses penjualan ini memerlukan inputan berupa data barang, data pelanggan, dan data harga barang.

Dt Barang Update Stok Barang

Transaksi Penjualan Transaksi Penjualan

Dt Pelanggan

Dt Pelanggan Laporan Penjualan

Daftar Pembelian Barang Daftar Harga Jual Barang Nota Penjualan Data Order Data Pelanggan laporan Pembelian Transaksi Pembelian Transaksi Pembelian

Update Harga Jual Dt Barang

Dt Supplier

Dt Supplier Daftar Pembelian ke Supplier

Data Barang Data Supplier Nota Pembelian Supplier Pelanggan Manajemen 1 Transaksi Pembelian 1 Supplier 2 Barang 3 Detail Pembelian 2 Transaksi Penjualan + 4 Pelanggan 5 Detail Penjualan

D. DFD Level 1 Subsistem Penjualan

DFD Level 1 Subsistem Penjualan pada gambar 3.8 menjelaskan bahwa dalam subsistem ini terdapat 2 proses yaitu proses penjualan dan proses perhitung harga pokok.

Gambar 3.8 DFD Level 1 Subsistem Penjualan

Harga Pokok Penjualan Transaksi Penjualan

Dt Barang [Dt Barang]

[Update Stok Barang]

[Transaksi Penjualan] [Transaksi Penjualan] [Dt Pelanggan] [Dt Pelanggan] [Laporan Penjualan] [Nota Penjualan] [Data Order] [Data Pelanggan] Pelanggan Manajeme n 4 Pelanggan 5 Detail Penjualan 2 Barang 2.1 Proses penjualan 2.2 Proses Perhitungan Harga Pokok

3.3.3 Entity Relational Diagram

Entity Relational Diagram (ERD) merupakan suatu desain sistem yang digunakan untuk merepresentasikan, menentukan dan mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan untuk sistem pemroesan database. ERD menyediakan bentuk untuk menunjukkan struktur keseluruhan dari data pemakai. Dalam ERD data-data tersebut digambarkan dengan menggambarkan simbol entity saling terkait untuk menyediakan data-data yang dibutuhkan oleh sistem.

A. Conceptual Data Model

Sebuah Conceptual Data Model (CDM) menggambarkan secara keseluruhan konsep struktur basis data yang dirancang untuk suatu program atau aplikasi. Pada CDM belum tergambar jelas bentuk tabel-tabel penyusunan basis data beserta field-field yang terdapat pada setiap tabel. Tabel-tabel tersebut sudah mengalami relationship tetapi terlihat pada kolom yang mana hubungan antar tabel tersebut. Pada CDM telah didefinisikan kolom mana yang menjadi primary key.

Gambar 3.9 CDM Transaksi Penjualan Relation_1830 Relation_1828 Relation_1732 Relation_1730 Relation_1727 Relation_990 Relation_842 Relation_759 Relation_533 Relation_243 hpp Relation_91 Relation_59 Relation_46 Relation_38 Relation_37 supplier id_supplier nama_supplier alamat telp hp cp email satuan id_satuan nama_satuan barang id_barang nama_barang nama_di_nota stok_minimal keterangan konversi id_konversi nilai_konversi kode_barang satuan_dasar pembelian id_pembelian no_nota_pembelian tgl_pembelian detail_pembelian id_detail_pembelian banyak_pembelian harga_beli stok_toko penjualan id_penjualan tgl_penjualan jenis_pembayaran harga_jual id_harga_jual tgl_berlaku harga_jual detail_penjualan id_detail_penjualan banyak_penjualan harga_jual potongan kategori id_kategori nama_kategori karyawan id_karyawan nama_karyawan alamat no_tlp status username password form id_form nama_form nama_menu log_penjualan id_log_penjualan tgl_hapus_penjualan alasan tgl_penjualan jenis_pembayaran Pelanggan id_pelanggan nama_pelanggan kode_pelanggan alamat telp

B. Physical Data Model

Sebuah Physical Data Model (PDM) menggambarkan secara detail konsep rancangan struktur basis data yang dirancang untuk suatu program aplikasi. PDM merupakan hasil generate dari CDM. Pada PDM tergambar jelas tabel-tabel penyusunan basis data beserta field-field yang terdapat pada setiap tabel. Dibawah ini adalah gambar dari PDM aplikasi transaksi penjualan.

Gambar 3.10 PDM Transaksi Penjualan

ID_PELANGG AN = ID_PELANGGAN ID_PELANGGAN = ID_PELANGGAN

ID_LOG_PENJUALAN = ID_LOG_PENJUALAN

ID_KONVERSI = ID_KONVERSI

ID_FORM = ID_F ORM ID_KARYAWAN = ID_KARYAWAN ID_PENJUALAN = ID_PENJUALAN

ID_KARYAWAN = ID_KARYAWAN

ID_KO NVERSI = ID_KONVERSI

ID_KONVERSI = ID_KONVERSI

ID_KO NVERSI = ID_KONVERSI

ID_KATEGORI = ID_KATEGORI ID_DETAIL_PENJUALAN = ID_DETAIL_PENJUALAN ID_DETAIL_PEMBELIAN = ID_DETAIL_PEMBELIAN ID_PENJUALAN = ID_PENJUALAN ID_PEMBELIAN = ID_PEMBELIAN ID_SUPPLIER = ID_SUPPLIER ID_SATUAN = ID_SATUAN ID_BARANG = ID_BARANG SUPPLIER ID_SUPPLIER <undefined> NAM A_SUPPLIER <undefined> ALAMAT <undefined> TELP <undefined> HP <undefined> CP <undefined> EMAIL <undefined>

Dokumen terkait