• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab keenam berisi kesimpulan dan saran untuk pengembangan alat lebih lanjut dalam upaya memperbaiki kelemahan pada alat guna untuk mendapatkan hasil kinerja alat yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang literatur sebagai teori pendukung pembahasan pada Tugas Akhir ini.

Pada bab ini akan dijelaskan tentang proses dasar – dasar dalam perancangan Sistem Pengaman Tambahan Pada Mobil Menggunakan Security Password.

2.1 Gambaran umum Mikrokontroller AT89S51

Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S51 adalah salah satu anggota dari keluarga MCS-51/52 yang dilengkapi dengan internal 8 Kbyte Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory), yang memungkinkan memori program untuk dapat diprogram kembali. (Andi Offset, 2007)

AT89S51 merupakan produk ATMEL memiliki fitur sebagai berikut.

a) Kompatibel dengan MCS-51

b) 4 Kbyte memori program yang dapat ditulis hingga 1000 kali c) 0 Kecepatan clock 33 MHz

d) 128 byte memori RAM internal

e) 32 jalur input-output (4 buah port parallel I/O) f) 2 Timer/Counter 16 bit

g) 2 Data pointer

h) 6 Interrupt (2 timer, 2 counter, 1 serial, 1 reset) i) ISP (In System Programmable) Flash Memory j) Port serial full-duplex

2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

Pada gambar 2.1 Blok Diagram Mikrokontroller AT89S51 terlihat bahwa mikrokontroler ini mempunyai empat buah port I/O, akumulator, register, RAM

internal, stack pointer, Aritmethic Logic Array (ALU), pengunci (latch), dan rangkaian osilasi yang membuat mikrokontroler ini dapat beroperasi hanya dengan sekeping IC.

AT89S51 dirancang dengan logika statis untuk operasi frekuensi menuju nol dan dapat mendukung mode penyimpanan tenaga yang dapat dipilih dari 2 software. Mode iddle menghentikan CPU sementara program DAC memperbolehkan RAM, timer/counter, port serial dan sistem interupsi untuk tetap berfungsi. Mode power down menghemat isi RAM namun membekukan osilator, menon-aktifkan fungsi-fungsi chip lainnya sampai intruksieksternal dilakukan atau terjadi reset hardware.

Dalam pengoperasiannya, AT89S51 cukup memberikan tegangan yang berkisar antara 4 - 5.5 Volt DC pada kaki VCC dan kaki GND diberikan tegangan 0 Volt. Selain kaki VCC dan GND, kaki-kaki yang dimiliki AT89S51 antara lain : RST, ALE/PROG, PSEN, EA/VPP, XTAL1 dan XTAL2, dan 4 buah port yaitu : port 0, port 1 ,port 2, port 3 yang masing-masing port tersebut terdiri dari 8 bit.

(http://gerbangsirkuit.wordpress.com/2009/01/16/arsitektur-at89s5152-mcs51/)

2.1.2 Konfigurasi Pin Mikrokontroller AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 mempunyai 40 pin dengan catu daya tunggal 5 Volt, Mikrokontroller AT89S51 memiliki pin berjumlah 40 dan umumnya dikemas dalam DIP (Dual Inline Package). Masing-masing pin Mikrokontroller AT89S51 mempunyai kegunaan dan Ke-40 pin tersebut digambarkan pada gambar 2.2 susunan pin mikrokontroller AT89S51 berikut. (Andi Offset, 2007)

Gambar 2.2 Susunan Pin Mikrokontroller AT89S51

Fungsi dari masing-masing pin AT89S51 adalah.

Pin 1 – 8

Berfungsi sebagai P1.0 - P1.7. Pin 1 sampai 8 merupakan saluran I/O 8 bit

yang bersifat 2 arah dengan internal pull-up yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti mengendalikan 4 input TTL. Selain itu, Port ini juga digunakan sebagai saluran alamat saat pemrograman dan verifikasi.

port ini memiliki fungsi alternatif seperti terlihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Fungsi Alternatif Port 1

Port Nama Fungsi altenatif

P1.0 T2 Input eksternal pewaktu/pencacah P1.1 T2EX Input pewaktu/pencacah P1.5 MOSI Untuk mengisi program

P1.6 MISO Untuk mengisi program P1.7 SCK Untuk mengisi program

Pin 9

Berfungsi sebagai RST. Pin 9 merupakan masukkan reset bagi mikrokontroler. Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2

cycle.

Pin 10 – 17

Berfungsi sebagai P3.0 – P3.7. Pin 10 sampai 17 merupakan saluran I/O 8 bit

dua arah dengan internal pullup. Di samping sebagai saluran I/O, port ini memiliki fungsi alternatif seperti terlihat pada tabel 2.2.

Bila fungsi alternatif tidak dipakai, maka dapat digunakan sebagai port parallel

8 bit serba guna. Selain itu, sebagian port 3 dapat berfungsi sebagai sinyal kontrol saat proses pemrograman dan verifikasi.

Tabel. 2.2 Fungsi Khusus Port 3

Port Nama Fungsi Alternatif

P3.0 RXD Untuk menerima data port serial

P3.1 TXD Untuk mengirim data port serial

P3.2 INT0 Interupsi Eksternal 0

P3.3 INT1 Interupsi Eksternal 1

P3.4 T0 Input eksternal pewaktu 0

P3.5 T1 Input eksternal pewaktu 1

P3.6 WR Jalur menulis memori data ekstenal

Pin 18

Berfungsi sebagai XTAL 2. Pin 18 merupakan keluaran dari rangkaian osilasi mikrokontroler.

Pin 19

Berfungsi sebagai XTAL1. Pin 19 merupakan masukkan untuk rangkaian osilasi mikrokontroler.

Pin 20

Berfungsi sebagai GND. Pin 20 merupakan ground dari sumber tegangan.

Pin 21 – 28

Berfungsi sebagai P2.0 – P2.7. Pin 21 sampai 28 merupakan saluran I/O 8 bit

dua arah dengan internal pullup. Saat pengambilan data dari program memori

external atau selama pengaksesan data memori external yang menggunakan alamat 16 bit (MOVX@DPTR), port 2 berfungsi sebagai saluran alamat tinggi (A8-A15). Akan tetapi, saat mengakses data memori external yang menggunakan alamat 8 bit (MOVX@R1), port 2 mengeluarkan isi P2 pada

Special Function Register (SFR).

Pin 29

Berfungsi sebagai PSEN. Pin ini berfungsi pada saat mengeksekusi program yang terletak pada memori external. Program Strobe Enable (PSEN) akan aktif dua kali setiap cycle.

Pin 30

Berfungsi sebagai ALE/ PROG. Pin ini berfungsi sebagai Address Latch Enable (ALE) yang menahan low bytes address pada saat mengakses memori

external. Sedangkan pada saat Flash Programming (PROG) berfungsi sebagai pulsa input selama proses pemrograman.

Pin 31

Berfungsi sebagai EA/VPP. Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai

External Access Enable (EA) yaitu mikrokontroler akan menjalankan program yang ada pada memori external. Jika kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan program yang ada pada memori internal. Pin ini juga berfungsi sebagai masukkan tegangan pemrograman selama proses pemrograman.

Pin 32 – 39

Berfungsi sebagai D7 – D0 (A7-A0). Pin 32 sampai 39 adalah port 0 yang merupakan saluran I/O 8 bit open collector dan dapat juga digunakan sebagai multiplex bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program external, pada mode ini port 0 mempunyai internal pull up. Saat proses pemrograman dan verifikasi, port 0 membutuhkan eksternal pull up, dan digunakan sebagai saluran data.

Pin 40

Berfungsi sebagai VCC. Pin 40 merupakan masukkan sumber tegangan positif bagi mikrokontroler.

2.2 Organisasi Memori

Semua divais 8051 mempunyai ruang alamat yang terpisah untuk memori program dan memori data, secara logika dari memori program dan data, mengijinkan memori data untuk diakses dengan pengalamatan 8 bit, yang dengan cepat dapat disimpan dan dimanipulasi dengan CPU 8 bit. Selain itu, pengalamatan memori data 16 bit dapat juga dibangkitkan melalui register DPTR.

Memori program ( ROM, EPROM dan FLASH ) hanya dapat dibaca, tidak ditulis. Memori program dapat mencapai sampai 64K byte. Pada 89S51, 4K byte memori program terdapat didalam chip. Untuk membaca memori program eksternal mikrokontroller mengirim sinyal PSEN ( program store enable ) .

Memori data ( RAM ) menempati ruang alamat yang terpisah dari memori program. Pada keluarga 8051, 128 byte terendah dari memori data, berada didalam chip. RAM eksternal (maksimal 64K byte). Dalam pengaksesan RAM Eksternal, mikrokontroller mingirimkan sinyal RD ( baca ) dan WR ( tulis ).

Gambar 2.3 Struktur memori mikrokontroller keluarga MCS51

2.3 Dasar-dasar Pemrograman Bahasa Assembler

Dalam menjalankan program, mikrokontroler akan melakukan pembacaan data yang tersimpan dalam memori program (internal atau eksternal). Alamat memori yang harus dibaca disimpan dalam sebuah register yang dinamakan

program counter (PC). Data yang terbaca akan diartikan sebagai perintah yang harus dikerjakan oleh mikrokontroler. Perintah ini bisa berbentuk pemindahan data (data transfer), pengolahan data (data processing) atau mengubah alur program (program control). Setelah melaksanakan perintah, mikrokontroler akan

memperbaharui isi PC dengan alamat memori selanjutnya sehingga mikrokontroler bisa mengeksekusi perintah selanjutnya. Keluarga Atmel AT89S51 memiliki instruksi yang kompatibel dengan instruksi MCS51 dari Intel. Berikut ini dijelaskan beberapa instruksi dasar yang umum digunakan pada pemrograman Mikrokontroller AT89S51. (Andi Offset, 2007)

MOV,MOVC dan MOVX

a) Instruksi MOV digunakan untuk menyalin data antara 2 operand. b) Instruksi MOVC digunakan untuk menyalin data yang terdapat pada

memori program internal.

c) Instruksi MOVX digunakan untuk menyalin data yang terdapat pada memori program external.

Tabel 2.3 Contoh Syntax Assembler MOV,MOVC dan MOVX

Contoh Syntax Keterangan

MOV A,R1 Salin nilai R1 ke akumulator

MOV A,@R1 Salin isi lokasi yang ditunjukan R1 ke A MOV A,P1 Salin data pada Port 1 ke akumulator MOV P1,A Salin data pada akumulator ke Port 1 MOC A,@X+DPRT Salin data int. yang di tunjuk DPTR ke A MOV A,@DPRT Salin data eks. Yang ditunjuk DPRT ke A

ADD dan SUBB

a) Instruksi ADD digunakan untuk melakukan operasi penjumlahan akumulator dengar suatu operand dan hasilnya disimpan dalam akumulator.

b) Instruksi SUBB digunakan untuk melakukan operasi pengurangan akumulator dangan suatu operand dan hasilnya disimpan dalam akumulator.

Tabel 2.4 Contoh Syntax Assembler ADD dan SUBB

Contoh Syntax Keterangan

ADD A,#20 A = A + 20

ADD A,@RO A = A + [R0] SUBB A,B A = A – B SUBB A,#10 A = A - 10

MUL AB dan DIV AB

a) Instruksi MUL AB digunakan untuk melakukan operasi perkalian antara akumulator dengan register B. Hasilnya berupa data 16 bit dengan low byte pada A dan high byte pada B.

a. Contoh : misal A = 50h B = A0h

Mul a,b

Hasil = 3200h maka : A= 00h B = 32h  

b) Instruksi DIV AB digunakan untuk melakukan operasi pembagian antara akumulator dengan register B. Hasilnya, pembagian disimpan pada akumulator dan sisa pembagian disimpan pada register B.

a. Contoh: misal A = FBh B = 12h Mul a,b

Hasil = 0Dh maka: A = 0Dh B = 11H Karena, Fbh = 0d x 12 + 11

DEC dan INC

a) Instruksi DEC digunakan untuk melakukan pengurangan sebesar satu pada suatu operand.

b) Instruksi INC digunakan untuk melakukan penambahan sebesar satu pada suatu operand.

Tabel 2.5 Contoh Syntax Assembler DEC dan INC

Contoh Syntax Keterangan

DEC A A = A – 1

DEC @R0 [R0] = [R0] – 1 INC A A = A + 1 INC DPTR DPTR = DPTR + 1

ORL, ANL dan CPL

a) Instruksi ORL digunakan untuk melakukan operasi OR antara dua operand.

b) Insrtuksi ANL digunakan untuk melakukan operasi AND antara dua operand.

c) Instruksi CPL digunakan untuk melakukan operasi komplemen suatu operand.

Tabel 2.6 Contoh Syntax Assembler ORL,ANL dan CPL

Contoh Syntax Akumulator Register B Hasil

Contoh Syntax Akumulator Register B Hasil

ANL A,B 0011 1010 1111 0000 0011 0000 CPL A 0011 1010 ---- ---- 1100 0101

RR, RL dan SWAP

a) Instruksi RR digunakan untuk melakukan operasi pergeseran ke kanan sebanyak 1 bit.

b) Instruksi RL digunakan untuk melakukan operasi penggeseran ke kiri sebanyak 1 bit.

c) Insrtuksi SWAP digunakan untuk melakukan operasi pertukaran data low nible dan high nible.

Tabel 2.7 Contoh Syntax Assembler RR,RL dan SWAP

Contuh Syntax Akumulator Hasil

RR A 0011 1010 0001 1101

RL A 0011 1010 0111 0100

SWAP A 0011 1010 1010 0011

SETB dan CLR

a) Instruksi SETB digunakan untuk memberikan logic 1 pada bit operand. b) Instruksi CLR digunakan untuk memberikan logic 0 pada bit operand. Contoh: Mulai: Setb p2.0 Setb acc.0 Clr p2.1 Clr acc.1

PUSH dan POP

a) Instruksi PUSH digunakan untuk menyimpan operand ke dalam stack. b) Instruksi POP digunakan untuk mengembalikan nilai operand dari

stack. Contoh : PUSH 7 PUSH 6 PUSH 5 MOV R7,#04H LUPA: MOV R6,#0FFH LUPB: MOV R5,#0FFH djnz R5,$ djnz R6,LUPB POP 5 POP 6 POP 7 JMP, JB, JNB, JZ, JNZ dan CJNE

a) JMP (Jump) digunakan untuk melakukan lompatan ke suatu blok program. b) JB (Jump if Bit) dan JNB (Jump if Not Bit) digunakan untuk melakukan

lompatan ke suatu blok program jika nilai operand 1 (Bit) atau 0 (Not Bit).

c) JZ (Jump if Zero) dan JNZ (Jump if Not Zero) digunakan untuk melakukan lompatan ke suatu blok program jika nilai operand 0 (Zero)

atau < > 0 (Not Zero).

d) CJNE (Compare and Jump if Not Equal) digunakan untuk melakukan pembandingan dua operand dan lompat ke blok program lain jika tidak sama.

CALL dan RET

a) Instruksi CALL digunakan untuk mamanggil prosedur tertentu dalam program (subprogram)

b) Instruksi RET digunakan untuk mengembalikan ke baris program yang melakukan CALL. Contoh: org 00h Kedip: setb p2.0 call tunda clr p2.0 call tunda sjmp utama tunda: mov r7,#20h la: mov r6,#0ffh lb: mov r5#0ffh djnz r5,$ djnz r6,lb djnz r7,la ret end

2.4 Liquid Crystal Display (LCD)

LCD merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan tugas akhir ini karena LCD dapat menampilkan perintah-perintah yang harus dijalankan oleh pemakai.LCD mempunyai kemampuan untuk menampilkan tidak hanya angka, huruf abjad, kata-kata tapi juga simbol-simbol.

Jenis dan ukuran LCD bermacam-macam, antara lain 2x16, 2x20, 2x40, dan lain-lain. LCD mempunyai dua bagian penting yaitu backlight yang berguna jika digunakan pada malam hari dan contrast yang berfungsi untuk mempertajam tampilan.

Tabel 2.8 Fungsi pin LCD

No Nama Pin Fungsi

1 VSS GND

2 VDD Suplai Tegangan +5V 3 VLC Tegangan Kontras LCD

4 RS L=Input Intruksi, H=Input Data

5 R/W L=Tulis data dari MPU ke LCM, H=Baca data dari LCM ke MPU

6 E Enable Clock 7 DB0 Data Bus Line 8 DB1 Data Bus Line 9 DB2 Data Bus Line 10 DB3 Data Bus Line 11 DB4 Data Bus Line 12 DB5 Data Bus Line 13 DB6 Data Bus Line 14 DB7 Data Bus Line

15 Anoda Tegangan positif backlight 16 Katoda Tegangan negative backlight

Fungsi dari masing– masing pin pada LCD adalah pin pertama dan kedua merupakan pin untuk tegangan suplai sebesar 5 volt, untuk pin ketiga harus ditambahkan resistor variabel 4K7 atau 5K ke pin ini sebagai pengatur kontras tampilan yang diinginkan.

Pin keempat berfungsi untuk memasukkan input command atau input data, jika ingin memasukkan input command maka pin 4 diberikan logic low (0), dan jika ingin memasukkan input data maka pin 4 diberikan logic high (1).

Fungsi pin kelima untuk read atau write, jika diinginkan untuk membaca karakter data atau status informasi dari register (read) maka harus diberi masukan high (1), begitu pula sebaliknya untuk menuliskan karakter data (write) maka harus diberi masukan low (0). Pada pin ini dapat dihubungkan ke ground bila tidak diinginkan pembacaan dari LCD dan hanya dapat digunakan untuk mentransfer data ke LCD.

Pin keenam berfungsi sebagai enable, yaitu sebagai pengatur transfer command atau karakter data ke dalam LCD. Untuk menulis ke dalam LCD data ditransfer waktu terjadi perubahan dari high ke low, untuk membaca dari LCD dapat dilakukan ketika terjadi transisi perubahan dari low ke high.

Pin-pin dari nomor 7 sampai 14 merupakan data 8 bit yang dapat ditransfer dalam 2 bentuk yaitu 1 kali 8 bit atau 2 kali 4 bit, pin-pin ini akan langsung terhubung ke pin-pin mikrokontroler sebagai input/output. Untuk pin nomor 15-16 berfungsi sebagai backlight.

2.5 Keypad matrix 4x3

Keypad termasuk peralatan input, tetapi dibedakan dengan peralatan input yang lain karena fungsinya yang spesifik. Jika ditinjau dari segi fungsi, adanya peralatan keypad pada suatu sistem mikrokontroler menunjukkan bahwa program kemudi sistem tersebut menghendaki suatu masukan data yang bersifat temporer, dapat dilakukan ”upload” pada saat program kemudi dalam keadaan running. Sistem keypad berlaku sebagai user interface, yang menjembatani kebutuhan

data-data yang bersifat bukan data tetap, dari user/operator ke sistem kontrol untuk keperluan proses interaksi kontrol/kerja mikrokontroler. Untuk sistem kontrol portable berbasis mikrokontroler biasanya cukup dilengkapi dengan keypad 4x3 atau 4x4.

Ada beberapa metode dalam proses pembacaan data keypad dalam pemrograman mikrokontroler, diantaranya adalah.

a) Metode Polling

Metode yang pertama adalah menggunakan metoda scanning terusmenerus terhadap keypad sampai didapat data adanya tombol yang ditekan. Bila mikrokontroler mengakses program scanning dengan metode ini, program counter akan terjebak dalam loop scanning terus, sampai ada tombol ditekan. Metoda ini relatif lebih mudah direalisasikan karena pemrogramannya lebih mudah dan perangkat keranya lebih sederhana.

b) Metode Interrupt (Interupsi)

Metode Interrupt memanfaatkan interupsi sebagai pemicu jika ada tombol yang ditekan. Cara ini lebih efektif dalam hal penghematan waktu akses dalam program keseluruhan. Bila tidak atau belum ada tombol ditekan, meskipun program dalam proses scanning, ia masih dapat dimanfaatkan untuk mengakses bagian-bagian program yang lain. Dan untuk aplikasi dalam proyek akhir ini, digunakan metode polling, yaitu scanning terus-menerus terhadap keypad sampai didapat data adanya tombol yang ditekan. Pada gambar 2.5 ditunjukkan gambaran tombol keypad 4x3 yang digunakan dalam proyek akhir penulis.

Gambar 2.5 Skema Keypad Matrik 4x3

Keypad yang digunakan dalam aplikasi ini adalah keypad matriks 4x3 (4 baris dan 3 kolom). Berisikan tombol angka 0 sampai 9, tombol bintang (*), dan tombol pagar (#). Untuk mengenali bagian kolom dan baris yang aktif maka keypad ini dihubungkan dengan minimum sistem AT89S51.

2.6 Relay

Relay adalah sebuah piranti elektromekanik yang dioperasikan dengan listrik yang secara mekanis mengontrol penghubungan rangkaian listrik. Relay adalah bagian yang penting dari banyak sistem kontrol, bermanfaat untuk control jarak jauh dan untuk pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal kontrol tegangan dan arus rendah. Ketika arus mengalir melalui electromagnet pada relay kontrol elektromekanis, medan magnet yang menarik lengan besi dari jangkar pada inti terbentuk. Akibatnya, kontak pada jangkar dan kerangka relay terhubung. Relay dapat mempunyai kontak NO (Normally Open) atau kontak NC (Normally Close) atau kombinasi dari keduanya.

Gambar 2.6 Relay dan Simbol Relay

Relay berfungsi untuk memutuskan atau mengalirkan arus listrik yang dikontrol dengan memberikan tegangan dan arus pada induktornya. Ada dua jenis relay berdasarkan tegangan untuk menggerakan induktornya yaitu relay AC dan relay DC.

2.7 Kondensator/ ELCO (Electrolytic Condenser) 

Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf "C" adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan magnet listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.

Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.

Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya.

a) Kondensator Elektrolit

Kondensator Elektrolit atau Electrolytic Condenser (sering disingkat Elco) adalah kondensator yang biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan negatif, ditandai oleh kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek negatif atau yang dekat tanda minus ( - ) adalah kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47 µF (mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad dengan voltase kerja dari beberapa volt hingga ribuan volt.

Gambar 2.7 Bentuk fisik dari Kondensator Elektrolit

b) Kondensator Keramik (Ceramic Capacitor)

Bentuknya ada yang bulat tipis, ada yang persegi empat berwarna merah, hijau, coklat dan lain-lain. Dalam pemasangan di papan rangkaian (PCB), boleh dibolak-balik karena tidak mempunyai kaki positif dan negatif. Mempunyai kapasitas mulai dari beberapa piko Farad sampai dengan ratusan Kilopiko Farad (KpF). Dengan tegangan kerja maksimal 25 volt sampai 100 volt, tetapi ada juga yang sampai ribuan volt.

Gambar2.8 Bentuk fisik dariKondensator Keramik

2.8IC Regurator 7805

adalah sebuah keluarga sirkuit terpadu regulator tegangan linier monolitik bernilai tetap. Keluarga 78xx adalah pilihan utama bagi banyak sirkuit elektronika yang memerlukan catu daya teregulasi karena mudah digunakan dan harganya relatif murah. Untuk spesifikasi IC individual, xx digantikan dengan angka dua digit yang mengindikasikan tegangan keluaran yang didesain, contohnya 7805 mempunyai keluaran 5 volt dan 7812 memberikan 12 volt. Keluarga 78xx adalah regulator tegangan positif, yaitu regulator yang didesain untuk memberikan tegangan keluaran yang relatif positif terhadap ground bersama. Keluarga 79xx adalah peranti komplementer yang didesain untuk catu negatif. IC 78xx dan 79xx dapat digunakan bersamaan untuk memberikan regulasi tegangan terhadap pencatu daya split.

IC 78xx mempunyai tiga terminal dan sering ditemui dengan kemasan TO220, walaupun begitu, kemasan pasang-permukaan D2PAK dan kemasan logam TO3 juga tersedia. Peranti ini biasanya mendukung tegangan masukan dari 3 volt diatas tegangan keluaran hingga kira-kira 36 volt, dan biasanya mempu pemberi arus listrik hingga 1.5 Ampere (kemasan yang lebih kecil atau lebih besar mungkin memberikan arus yang lebih kecil atau lebih besar).

Gambar 2.9Bentuk Fisik dari IC Regurator 7805

2.9Dioda

Dioda adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Dioda memiliki fungsi hanya mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N.

Dengan struktur demikian arus hanya akan mengalir dari sisi P menuju sisi N. Dibawah ini gambar simbol dan struktur dioda serta bentuk karakteristik dioda.

Gambar2.10 Simbol dan Struktur Dioda

2.10 Transistor

Transistor adalah semikonduktor yang memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia elektronik analog ataupun digital. Komponen ini

mempunyi banyak fungsi dalam dunia elektronik, diantaranya sebagai penguat, switching (saklar), modulasi signal, stabilitas tegangan dll.

Transistor memiliki tiga kaki yang memiliki fungsi dan nama berbeda, yaitu Basis (B), Emitor (E), dan Colector (C) Fungsi utama atau tujuan utama pembuatan transistor adalah sebagai penguat (amplifier), namun dikarenakan sifatnya, transistor ini dapat digunakan dalam keperluan lain misalnya sebagai suatu saklar elektronis. Susunan fisik transistor adalah merupakan gandengan dari bahan semikonduktor tipe P dan N seperti digambarkan dibawah ini.

Gambar2.11 Transistor

2.11 Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Kemampuan resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor tersebut.Resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon.

Bentuk resistor yang umum adalah seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan kanan. seperti digambarkan pada gambar 2.12 dibawah ini. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna untuk mengetahui besar

Dokumen terkait