• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN SISTEM PENGAMAN TAMBAHAN PADA MOBIL MENGGUNAKAN SECURITY PASSWORD BERBASIS MIKROKONTROLLER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RANCANG BANGUN SISTEM PENGAMAN TAMBAHAN PADA MOBIL MENGGUNAKAN SECURITY PASSWORD BERBASIS MIKROKONTROLLER."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

BERBASIS MIKROKONTROLLER

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Jurusan Teknik Informatika

Diajuka

Oleh :

ANDI SEKTIAWAN 0634015037

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)
(3)
(4)

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM ... 42

4.4.3 Memprogram IC Target dengan AT89 USB ISP Software… 51 4.5 Implementasi Coding ... 52

5.2.1 Pengujian Pengoperasian Ganti Password... 64

BAB VI PENUTUP ………..… 66

6.1 Kesimpulan ………. 66

6.2 Saran ……….. 67

DAFTAR PUSTAKA ………. 68

(5)

RANCANG BANGUN SISTEM PENGAMAN TAMBAHAN PADA MOBIL MENGGUNAKAN SECURITY PASSWORD BERBASIS

MIKROKONTROLLER

Pembimbing I : Basuki Rahmat,S.Si , MT

Pembimbing II : Wahyu Saifullah J. Saputra, S.Kom Penyusun : Andi Sektiawan

ABSTRAK

Disini akan dibahas mengenai sebuah pengaman mobil yang memanfaatkan

mikrokontroller AT89S51 untuk mengendalikan rangkaian alat pengaman mobil itu sendiri. Peralatan yang dikendalikan oleh mikrokontroller AT89S51 yaitu berupa rangkaian kunci kontak dan alarm.

Pembuatan alat ini diharapkan bisa untuk mengurangi resiko mobil hilang karena tindak pencurian. Sebuah keypad digunakan untuk memberikan inputan pada

mikrokontroller untuk diterjemahkan menjadi output akan tampil di suatu LCD

(Liquid Crystal Display) dengan tampilan karakter bintang (*) yang digunakan untuk mengendalikan rangkaian alat pengaman mobil, rangkaian alat pengaman mobil ini dikendalikan melalui kaki pin mikrokontroller yang terhubung dengan driver relay

yang terhubung juga dengan rangkaian pengaman mobil (kunci kontak dan alarm ).

Dari perancangan yang dilakukan, mobil hanya akan menyala bila dimasukkan suatu password dan user harus memasukkan suatu password yang benar agar mobil dapat dijalankan.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan

rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penyusun sehingga terbentuklah suatu

Tugas Akhir yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Pengaman Tambahan Pada Mobil Menggunakan Security Password Berbasis Mikrokontroller”, untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Akhir Sarjana di Fakultas Teknologi Industri

Jurusan Teknik Informatika Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.

Penulis menyadari bahwasanya dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih

memiliki banyak kekurangan baik dari segi materi maupun dari segi penyusunannya

mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penulis. Untuk itu, dengan

kerendahan hati penyusun mohon maaf dan penyusun sangat mengharapkan segala

saran dan kritikan yang sekiranya dapat membantu penyusun agar dalam penyusunan

selanjutnya bisa lebih baik lagi.

Surabaya, 10 Juni 2011

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan berkat kerja sama dari berbagai pihak,

baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa hormat

dan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada :

1. Allah SWT, atas semua anugrah dan pertolongan yang tak terkira dalam hidupku,

Serta tidak terlupakan iringan salam dan sholawat bagi junjungan kami Nabi

besar Muhamad SAW.

2. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dukungan moril

maupun materil selama ini.

3. Ir. Sutiyono, MT. selaku dekan Fakultas Teknologi Indutri Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.

4. Basuki Rahmat, S.Si., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim dan Dosen Pembimbing I, yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan memberi motivasi sehingga

penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Wahyu Saifullah J. Saputra, S.Kom selaku pembimbing 2.

6. Dosen – dosen Teknik Informatika UPN “Veteran” Jatim atas bimbingan dan

ilmunya.

7. Teman-teman penulis yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu per

satu terima kasih telah membantu dan memberikan doanya kepada penulis untuk

(8)

iv

8. Rekan-rekan di Teknik Informatika UPN “Veteran” Jatim angkatan 2006

terutama kelas sore, juga teman- teman penyusun dari semua angkatan yang

secara tidak langsung telah membantu selama penyusunan tugas akhir ini.

9. Dan semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa disebutkan

satu-persatu.

Semoga keikhlasan dalam membantu hingga terselesaikannya laporan Tugas

(9)

1.1 Latar Belakang

Seiring perkembangan teknologi yang semakin maju, terlebih lagi ketika

ditemukannya teknologi komputer. Seiring dengan perkembangan komputer,

banyak dibangun sistem aplikasi yang bersifat praktis dan dinamis. Begitu juga

dengan Penggunaan mikrokontroler, tidak hanya untuk akuisisi data melainkan

juga untuk pengendalian di pabrik-pabrik, kebutuhan peralatan kantor, peralatan

rumah tangga, automobil, dan sebagainya.

Misal dilihat dari sebuah kasus tentang kriminal yang sering terjadi adalah

pencurian kendaraan bermotor (curanmor). Tentunya hal ini meresahkan

masyarakat dan perlu untuk dicari pemecahan dari masalah ini. Salah satu

pencegahan tindak pencurian kendaraan bermotor ini adalah dengan

menggunakan alat yang memanfaatkan teknologi yang ada sekarang ini.

Karena faktor-faktor inilah yang mendorong penulis untuk merancang

tugas akhir dengan judul Rancang Bangun Sistem Pengaman Tambahan Pada

Mobil Menggunakan Security Password Berbasis Mikrokontroller. sistem

kemanan tambahan yang membuat pemilik mobil merasa tenang saat harus

meninggalkan mobilnya, Selain pada Mobil alat ini juga dapat diimplementasikan

pada jenis kendaraan bermotor yang lainnya, Contoh: Sepeda motor.

Dalam perancangannya mobil hanya akan menyala bila dimasukkan suatu

password dan user harus memasukkan suatu password yang benar agar mobil

dapat dijalankan. Password yang dimasukkan berupa angka – angka dari keypad

(10)

di suatu LCD dengan tampilan karakter bintang (*). Password ini bisa diubah

sesuai dengan keinginan user tanpa harus program ulang. Sistem ini dilengkapi

juga oleh suatu alarm bila password yang dimasukkan salah sebanyak tiga kali.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian – uraian dari latar belakang permasalahan di atas,

maka perlu adanya pembahasan yang sistematis, permasalahan dapat dirumuskan

sebagai berikut.

1) Bagaimana mewujudkan suatu sistem pengaman kendaraan bermotor yang

mampu untuk menghindari tindak pencurian.

2) Bagaimana merancang sistem pengaman tambahan kendaraan bermotor

menggunakan mikrokontroler AT89S51 dengan menggunakan bahasa

pemograman Assembly ASM 51.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, adalah merancang sistem pengaman tambahan

pada mobil menggunakan security password dan dapat diimplementasikan dalam

dunia industri dan kehidupan sehari-hari yang nantinya dapat membuat pemilik

mobil merasa tenang saat harus meninggalkan mobilnya.

1.4Manfaat Penelitian

Pembuatan alat ini digunakan untuk mengurangi tindak pencurian yang terjadi

pada saat kita memarkir mobil ketika tidak memakainya, dan pada saat itu kita

tidak bisa memantau keberadaan mobil secara langsung. Untuk itu pembuatan alat

ini diharapkan bisa untuk mengurangi resiko kendaraan hilang karena tindak

(11)

1.5 Batasan Masalah

Dalam batasan masalah yang dihadapai diperlukan ruang lingkup

permasalahan terhadap sistem yang akan dibangun, hal ini bertujuan agar

pembahasan masalah tidak terlalu meluas. Maka ruang lingkup yang akan dibahas

adalah sebagai berikut.

1) Mikrokontroler yang digunakan adalah AT89S51.

2) Menggunakan bahasa pemrograman ASM (assembler).

3) Uji coba alat menggunakan prototype bahwa mobil telah menyala akan

terlihat dengan nyala lampu Indikator.

4) Menggunakan LCD dan speaker/buzzer sebagai pemberi informasi.

5) Menggunakan keypad matrix 4x3 untuk input password.

1.6 Metode penelitian

Metode yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah.

1) Study Literatur

Pada tahap ini dilakukan penelusuran terhadap berbagai macam literatur

seperti buku, referensi – referensi baik melalui perpustakaan maupun

internet dan lain sebagainya yang terkait dengan judul penelitian ini dan

berguna untuk pembelajaran bagi penulis.

2) Analisa Aplikasi

Dari hasil study literature akan dibuat deskripsi umum untuk mengenai

penggunaan teknologi rangkaian elektronika dan rangkaian

mikrokontroller AT89S51 metode perencanaan dan perancangan alat.

(12)

memahami masalah – masalah yang ada dan mencari kebutuhan apa yang

diperlukan.

3) Rancang – Bangun Aplikasi

Pada tahap ini dilakukan pembangunan hardware dan software.

4) Uji Coba dan Evaluasi Aplikasi

Pada tahap ini dilakukan uji coba terhadap sistem yang telah dibangun,

apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan.

5) Dokumentasi

Pada tahap ini merupakan tahap terakhir dari pengerjaan Skripsi. Buku ini

disusun sebagai laporan dari seluruh proses pengerjaan Skripsi. Dari

penyusunan buku ini diharapkan dapat memudahkan pembaca yang ingin

menyempurnakan dan mengembangkan aplikasi lebih lanjut.

1.7Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan Tugas akhir yang disusun ini akan dibahas

pada bab-bab yang akan diuraikan di bawah ini.

BAB I : PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang permasalahan mencoba

merumuskan inti permasalahan dan menentukan tujuan untuk

kegunaan penelitian yang kemudian diikuti dengan pembatasan

masalah, asumsi metodelogi penelitian serta sistematikan

(13)

BAB II : DASAR TEORI

Pada bab kedua berisi teori penunjang yang menguraikan tentang

teori–teori yang mendukung dari bagian-bagian perangkat atau

alat yang dibuat.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ketiga berisi hal-hal yang berhubungan dengan

perancangan dan pembahasan perangkat keras tentang alat yang

dibuat.

BAB IV : IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab keempat berisi hasil implementasi dari perancangan yang

telah dibuat sebelumnya yang meliputi: kebutuhan sistem, implementasi sistem minimum AT89S51, dan implementasi tampilan-tampilan antarmuka aplikasi.

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab kelima berisi penjelasan lingkungan uji coba alat,

pelaksanaan uji coba dan evaluasi dari hasil uji coba yang telah

dilakukan untuk kelayakan pemakaian alat.

BAB VI : PENUTUP

Pada bab keenam berisi kesimpulan dan saran untuk

pengembangan alat lebih lanjut dalam upaya memperbaiki

kelemahan pada alat guna untuk mendapatkan hasil kinerja alat

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang literatur sebagai teori pendukung pembahasan

pada Tugas Akhir ini.

(15)

Pada bab ini akan dijelaskan tentang proses dasar – dasar dalam

perancangan Sistem Pengaman Tambahan Pada Mobil Menggunakan Security

Password.

2.1 Gambaran umum Mikrokontroller AT89S51

Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk

aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu

chip. AT89S51 adalah salah satu anggota dari keluarga MCS-51/52 yang

dilengkapi dengan internal 8 Kbyte Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory), yang memungkinkan memori program untuk dapat diprogram kembali. (Andi Offset, 2007)

AT89S51 merupakan produk ATMEL memiliki fitur sebagai berikut.

a) Kompatibel dengan MCS-51

b) 4 Kbyte memori program yang dapat ditulis hingga 1000 kali

c) 0 Kecepatan clock 33 MHz

d) 128 byte memori RAM internal

e) 32 jalur input-output (4 buah port parallel I/O)

f) 2 Timer/Counter 16 bit

g) 2 Data pointer

h) 6 Interrupt (2 timer, 2 counter, 1 serial, 1 reset)

i) ISP (In System Programmable) Flash Memory

(16)

2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

Pada gambar 2.1 Blok Diagram Mikrokontroller AT89S51 terlihat bahwa

mikrokontroler ini mempunyai empat buah port I/O, akumulator, register, RAM

internal, stack pointer, Aritmethic Logic Array (ALU), pengunci (latch), dan rangkaian osilasi yang membuat mikrokontroler ini dapat beroperasi hanya

dengan sekeping IC.

(17)

AT89S51 dirancang dengan logika statis untuk operasi frekuensi menuju

nol dan dapat mendukung mode penyimpanan tenaga yang dapat dipilih dari 2

software. Mode iddle menghentikan CPU sementara program DAC

memperbolehkan RAM, timer/counter, port serial dan sistem interupsi untuk tetap

berfungsi. Mode power down menghemat isi RAM namun membekukan osilator,

menon-aktifkan fungsi-fungsi chip lainnya sampai intruksieksternal dilakukan

atau terjadi reset hardware.

Dalam pengoperasiannya, AT89S51 cukup memberikan tegangan yang berkisar

antara 4 - 5.5 Volt DC pada kaki VCC dan kaki GND diberikan tegangan 0 Volt.

Selain kaki VCC dan GND, kaki-kaki yang dimiliki AT89S51 antara lain : RST,

ALE/PROG, PSEN, EA/VPP, XTAL1 dan XTAL2, dan 4 buah port yaitu : port 0,

port 1 ,port 2, port 3 yang masing-masing port tersebut terdiri dari 8 bit.

(http://gerbangsirkuit.wordpress.com/2009/01/16/arsitektur-at89s5152-mcs51/)

2.1.2 Konfigurasi Pin Mikrokontroller AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 mempunyai 40 pin dengan catu daya tunggal 5

Volt, Mikrokontroller AT89S51 memiliki pin berjumlah 40 dan umumnya

dikemas dalam DIP (Dual Inline Package). Masing-masing pin Mikrokontroller

AT89S51 mempunyai kegunaan dan Ke-40 pin tersebut digambarkan pada

(18)

Gambar 2.2 Susunan Pin Mikrokontroller AT89S51

Fungsi dari masing-masing pin AT89S51 adalah.

Pin 1 – 8

Berfungsi sebagai P1.0 - P1.7. Pin 1 sampai 8 merupakan saluran I/O 8 bit

yang bersifat 2 arah dengan internal pull-up yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti mengendalikan 4 input TTL. Selain itu, Port ini juga digunakan sebagai saluran alamat saat pemrograman dan verifikasi.

port ini memiliki fungsi alternatif seperti terlihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Fungsi Alternatif Port 1

Port Nama Fungsi altenatif

P1.0 T2 Input eksternal pewaktu/pencacah

P1.1 T2EX Input pewaktu/pencacah

P1.5 MOSI Untuk mengisi program

P1.6 MISO Untuk mengisi program

(19)

Pin 9

Berfungsi sebagai RST. Pin 9 merupakan masukkan reset bagi mikrokontroler. Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2

cycle.

Pin 10 – 17

Berfungsi sebagai P3.0 – P3.7. Pin 10 sampai 17 merupakan saluran I/O 8 bit

dua arah dengan internal pullup. Di samping sebagai saluran I/O, port ini memiliki fungsi alternatif seperti terlihat pada tabel 2.2.

Bila fungsi alternatif tidak dipakai, maka dapat digunakan sebagai port parallel

8 bit serba guna. Selain itu, sebagian port 3 dapat berfungsi sebagai sinyal kontrol saat proses pemrograman dan verifikasi.

Tabel. 2.2 Fungsi Khusus Port 3

Port Nama Fungsi Alternatif

P3.0 RXD Untuk menerima data port serial

P3.1 TXD Untuk mengirim data port serial

P3.2 INT0 Interupsi Eksternal 0

P3.3 INT1 Interupsi Eksternal 1

P3.4 T0 Input eksternal pewaktu 0

P3.5 T1 Input eksternal pewaktu 1

P3.6 WR Jalur menulis memori data ekstenal

(20)

Pin 18

Berfungsi sebagai XTAL 2. Pin 18 merupakan keluaran dari rangkaian osilasi

mikrokontroler.

Pin 19

Berfungsi sebagai XTAL1. Pin 19 merupakan masukkan untuk rangkaian

osilasi mikrokontroler.

Pin 20

Berfungsi sebagai GND. Pin 20 merupakan ground dari sumber tegangan.

Pin 21 – 28

Berfungsi sebagai P2.0 – P2.7. Pin 21 sampai 28 merupakan saluran I/O 8 bit

dua arah dengan internal pullup. Saat pengambilan data dari program memori

external atau selama pengaksesan data memori external yang menggunakan alamat 16 bit (MOVX@DPTR), port 2 berfungsi sebagai saluran alamat tinggi (A8-A15). Akan tetapi, saat mengakses data memori external yang menggunakan alamat 8 bit (MOVX@R1), port 2 mengeluarkan isi P2 pada

Special Function Register (SFR).

Pin 29

Berfungsi sebagai PSEN. Pin ini berfungsi pada saat mengeksekusi program

yang terletak pada memori external. Program Strobe Enable (PSEN) akan aktif dua kali setiap cycle.

Pin 30

(21)

external. Sedangkan pada saat Flash Programming (PROG) berfungsi sebagai pulsa input selama proses pemrograman.

Pin 31

Berfungsi sebagai EA/VPP. Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai

External Access Enable (EA) yaitu mikrokontroler akan menjalankan program yang ada pada memori external. Jika kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan program yang ada pada memori internal. Pin ini juga berfungsi sebagai masukkan tegangan pemrograman selama proses pemrograman.

Pin 32 – 39

Berfungsi sebagai D7 – D0 (A7-A0). Pin 32 sampai 39 adalah port 0 yang merupakan saluran I/O 8 bit open collector dan dapat juga digunakan sebagai multiplex bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program external, pada mode ini port 0 mempunyai internal pull up. Saat proses pemrograman dan verifikasi, port 0 membutuhkan eksternal pull up, dan digunakan sebagai saluran data.

Pin 40

Berfungsi sebagai VCC. Pin 40 merupakan masukkan sumber tegangan positif

bagi mikrokontroler.

2.2 Organisasi Memori

Semua divais 8051 mempunyai ruang alamat yang terpisah untuk memori

program dan memori data, secara logika dari memori program dan data,

mengijinkan memori data untuk diakses dengan pengalamatan 8 bit, yang dengan

cepat dapat disimpan dan dimanipulasi dengan CPU 8 bit. Selain itu,

(22)

Memori program ( ROM, EPROM dan FLASH ) hanya dapat dibaca, tidak ditulis.

Memori program dapat mencapai sampai 64K byte. Pada 89S51, 4K byte memori

program terdapat didalam chip. Untuk membaca memori program eksternal

mikrokontroller mengirim sinyal PSEN ( program store enable ) .

Memori data ( RAM ) menempati ruang alamat yang terpisah dari memori

program. Pada keluarga 8051, 128 byte terendah dari memori data, berada

didalam chip. RAM eksternal (maksimal 64K byte). Dalam pengaksesan RAM

Eksternal, mikrokontroller mingirimkan sinyal RD ( baca ) dan WR ( tulis ).

Gambar 2.3 Struktur memori mikrokontroller keluarga MCS51

2.3 Dasar-dasar Pemrograman Bahasa Assembler

Dalam menjalankan program, mikrokontroler akan melakukan pembacaan

data yang tersimpan dalam memori program (internal atau eksternal). Alamat memori yang harus dibaca disimpan dalam sebuah register yang dinamakan

program counter (PC). Data yang terbaca akan diartikan sebagai perintah yang harus dikerjakan oleh mikrokontroler. Perintah ini bisa berbentuk pemindahan

(23)

memperbaharui isi PC dengan alamat memori selanjutnya sehingga

mikrokontroler bisa mengeksekusi perintah selanjutnya. Keluarga Atmel

AT89S51 memiliki instruksi yang kompatibel dengan instruksi MCS51 dari Intel.

Berikut ini dijelaskan beberapa instruksi dasar yang umum digunakan pada

pemrograman Mikrokontroller AT89S51. (Andi Offset, 2007)

MOV,MOVC dan MOVX

a) Instruksi MOV digunakan untuk menyalin data antara 2 operand.

b) Instruksi MOVC digunakan untuk menyalin data yang terdapat pada

memori program internal.

c) Instruksi MOVX digunakan untuk menyalin data yang terdapat pada

memori program external.

Tabel 2.3 Contoh Syntax Assembler MOV,MOVC dan MOVX

Contoh Syntax Keterangan

MOV A,R1 Salin nilai R1 ke akumulator

MOV A,@R1 Salin isi lokasi yang ditunjukan R1 ke A

MOV A,P1 Salin data pada Port 1 ke akumulator

MOV P1,A Salin data pada akumulator ke Port 1

MOC A,@X+DPRT Salin data int. yang di tunjuk DPTR ke A

MOV A,@DPRT Salin data eks. Yang ditunjuk DPRT ke A

(24)

ADD dan SUBB

a) Instruksi ADD digunakan untuk melakukan operasi penjumlahan

akumulator dengar suatu operand dan hasilnya disimpan dalam

akumulator.

b) Instruksi SUBB digunakan untuk melakukan operasi pengurangan

akumulator dangan suatu operand dan hasilnya disimpan dalam

akumulator.

Tabel 2.4 Contoh Syntax Assembler ADD dan SUBB

Contoh Syntax Keterangan

ADD A,#20 A = A + 20

ADD A,@RO A = A + [R0]

SUBB A,B A = A – B

SUBB A,#10 A = A - 10

MUL AB dan DIV AB

a) Instruksi MUL AB digunakan untuk melakukan operasi perkalian antara

akumulator dengan register B. Hasilnya berupa data 16 bit dengan low byte pada A dan high byte pada B.

a. Contoh : misal A = 50h B = A0h

Mul a,b

Hasil = 3200h maka : A= 00h B = 32h  

b) Instruksi DIV AB digunakan untuk melakukan operasi pembagian antara

akumulator dengan register B. Hasilnya, pembagian disimpan pada

akumulator dan sisa pembagian disimpan pada register B.

(25)

Hasil = 0Dh maka: A = 0Dh B = 11H Karena, Fbh = 0d x 12 + 11

DEC dan INC

a) Instruksi DEC digunakan untuk melakukan pengurangan sebesar satu pada

suatu operand.

b) Instruksi INC digunakan untuk melakukan penambahan sebesar satu pada

suatu operand.

Tabel 2.5 Contoh Syntax Assembler DEC dan INC

Contoh Syntax Keterangan

DEC A A = A – 1

DEC @R0 [R0] = [R0] – 1

INC A A = A + 1

INC DPTR DPTR = DPTR + 1

ORL, ANL dan CPL

a) Instruksi ORL digunakan untuk melakukan operasi OR antara dua

operand.

b) Insrtuksi ANL digunakan untuk melakukan operasi AND antara dua

operand.

c) Instruksi CPL digunakan untuk melakukan operasi komplemen suatu

operand.

Tabel 2.6 Contoh Syntax Assembler ORL,ANL dan CPL

Contoh Syntax Akumulator Register B Hasil

(26)

Contoh Syntax Akumulator Register B Hasil

ANL A,B 0011 1010 1111 0000 0011 0000

CPL A 0011 1010 ---- ---- 1100 0101

RR, RL dan SWAP

a) Instruksi RR digunakan untuk melakukan operasi pergeseran ke kanan

sebanyak 1 bit.

b) Instruksi RL digunakan untuk melakukan operasi penggeseran ke kiri

sebanyak 1 bit.

c) Insrtuksi SWAP digunakan untuk melakukan operasi pertukaran data low nible dan high nible.

Tabel 2.7 Contoh Syntax Assembler RR,RL dan SWAP

Contuh Syntax Akumulator Hasil

RR A 0011 1010 0001 1101

RL A 0011 1010 0111 0100

SWAP A 0011 1010 1010 0011

SETB dan CLR

a) Instruksi SETB digunakan untuk memberikan logic 1 pada bit operand.

b) Instruksi CLR digunakan untuk memberikan logic 0 pada bit operand.

(27)

PUSH dan POP

a) Instruksi PUSH digunakan untuk menyimpan operand ke dalam stack.

b) Instruksi POP digunakan untuk mengembalikan nilai operand dari

stack.

a) JMP (Jump) digunakan untuk melakukan lompatan ke suatu blok program. b) JB (Jump if Bit) dan JNB (Jump if Not Bit) digunakan untuk melakukan

lompatan ke suatu blok program jika nilai operand 1 (Bit) atau 0 (Not Bit).

c) JZ (Jump if Zero) dan JNZ (Jump if Not Zero) digunakan untuk melakukan lompatan ke suatu blok program jika nilai operand 0 (Zero)

atau < > 0 (Not Zero).

d) CJNE (Compare and Jump if Not Equal) digunakan untuk melakukan pembandingan dua operand dan lompat ke blok program lain jika tidak

sama.

CALL dan RET

a) Instruksi CALL digunakan untuk mamanggil prosedur tertentu dalam

(28)

b) Instruksi RET digunakan untuk mengembalikan ke baris program yang

LCD merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan tugas

akhir ini karena LCD dapat menampilkan perintah-perintah yang harus dijalankan

oleh pemakai.LCD mempunyai kemampuan untuk menampilkan tidak hanya

angka, huruf abjad, kata-kata tapi juga simbol-simbol.

Jenis dan ukuran LCD bermacam-macam, antara lain 2x16, 2x20, 2x40,

dan lain-lain. LCD mempunyai dua bagian penting yaitu backlight yang berguna

jika digunakan pada malam hari dan contrast yang berfungsi untuk mempertajam

tampilan.

(29)

Tabel 2.8 Fungsi pin LCD

No Nama Pin Fungsi

1 VSS GND

2 VDD Suplai Tegangan +5V

3 VLC Tegangan Kontras LCD

4 RS L=Input Intruksi, H=Input Data

5 R/W L=Tulis data dari MPU ke LCM, H=Baca data dari LCM ke

15 Anoda Tegangan positif backlight

16 Katoda Tegangan negative backlight

Fungsi dari masing– masing pin pada LCD adalah pin pertama dan kedua

merupakan pin untuk tegangan suplai sebesar 5 volt, untuk pin ketiga harus

ditambahkan resistor variabel 4K7 atau 5K ke pin ini sebagai pengatur kontras

(30)

Pin keempat berfungsi untuk memasukkan input command atau input data, jika

ingin memasukkan input command maka pin 4 diberikan logic low (0), dan jika

ingin memasukkan input data maka pin 4 diberikan logic high (1).

Fungsi pin kelima untuk read atau write, jika diinginkan untuk membaca karakter

data atau status informasi dari register (read) maka harus diberi masukan high (1),

begitu pula sebaliknya untuk menuliskan karakter data (write) maka harus

diberi masukan low (0). Pada pin ini dapat dihubungkan ke ground bila tidak

diinginkan pembacaan dari LCD dan hanya dapat digunakan untuk mentransfer

data ke LCD.

Pin keenam berfungsi sebagai enable, yaitu sebagai pengatur transfer command

atau karakter data ke dalam LCD. Untuk menulis ke dalam LCD data ditransfer

waktu terjadi perubahan dari high ke low, untuk membaca dari LCD dapat

dilakukan ketika terjadi transisi perubahan dari low ke high.

Pin-pin dari nomor 7 sampai 14 merupakan data 8 bit yang dapat ditransfer dalam

2 bentuk yaitu 1 kali 8 bit atau 2 kali 4 bit, pin-pin ini akan langsung terhubung

ke pin-pin mikrokontroler sebagai input/output. Untuk pin nomor 15-16

berfungsi sebagai backlight.

2.5 Keypad matrix 4x3

Keypad termasuk peralatan input, tetapi dibedakan dengan peralatan input

yang lain karena fungsinya yang spesifik. Jika ditinjau dari segi fungsi, adanya

peralatan keypad pada suatu sistem mikrokontroler menunjukkan bahwa program

kemudi sistem tersebut menghendaki suatu masukan data yang bersifat temporer,

(31)

data-data yang bersifat bukan data tetap, dari user/operator ke sistem kontrol

untuk keperluan proses interaksi kontrol/kerja mikrokontroler. Untuk sistem

kontrol portable berbasis mikrokontroler biasanya cukup dilengkapi dengan keypad 4x3 atau 4x4.

Ada beberapa metode dalam proses pembacaan data keypad dalam pemrograman

mikrokontroler, diantaranya adalah.

a) Metode Polling

Metode yang pertama adalah menggunakan metoda scanning terusmenerus

terhadap keypad sampai didapat data adanya tombol yang ditekan. Bila mikrokontroler mengakses program scanning dengan metode ini, program counter akan terjebak dalam loop scanning terus, sampai ada tombol ditekan. Metoda ini relatif lebih mudah direalisasikan karena pemrogramannya lebih mudah dan

perangkat keranya lebih sederhana.

b) Metode Interrupt (Interupsi)

Metode Interrupt memanfaatkan interupsi sebagai pemicu jika ada tombol yang ditekan. Cara ini lebih efektif dalam hal penghematan waktu akses dalam

program keseluruhan. Bila tidak atau belum ada tombol ditekan, meskipun

program dalam proses scanning, ia masih dapat dimanfaatkan untuk mengakses

bagian-bagian program yang lain. Dan untuk aplikasi dalam proyek akhir ini,

digunakan metode polling, yaitu scanning terus-menerus terhadap keypad sampai didapat data adanya tombol yang ditekan. Pada gambar 2.5 ditunjukkan gambaran

(32)

Gambar 2.5 Skema Keypad Matrik 4x3

Keypad yang digunakan dalam aplikasi ini adalah keypad matriks 4x3 (4 baris dan

3 kolom). Berisikan tombol angka 0 sampai 9, tombol bintang (*), dan tombol

pagar (#). Untuk mengenali bagian kolom dan baris yang aktif maka keypad ini

dihubungkan dengan minimum sistem AT89S51.

2.6 Relay

Relay adalah sebuah piranti elektromekanik yang dioperasikan dengan

listrik yang secara mekanis mengontrol penghubungan rangkaian listrik. Relay

adalah bagian yang penting dari banyak sistem kontrol, bermanfaat untuk control

jarak jauh dan untuk pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal

kontrol tegangan dan arus rendah. Ketika arus mengalir melalui electromagnet

pada relay kontrol elektromekanis, medan magnet yang menarik lengan besi dari

jangkar pada inti terbentuk. Akibatnya, kontak pada jangkar dan kerangka relay

(33)

Gambar 2.6 Relay dan Simbol Relay

Relay berfungsi untuk memutuskan atau mengalirkan arus listrik yang dikontrol

dengan memberikan tegangan dan arus pada induktornya. Ada dua jenis relay

berdasarkan tegangan untuk menggerakan induktornya yaitu relay AC dan relay

DC.

2.7 Kondensator/ ELCO (Electrolytic Condenser) 

Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan

dengan huruf "C" adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan

energi/muatan listrik di dalam medan magnet listrik, dengan cara mengumpulkan

ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.

Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan

oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya

udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi

tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu

kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif

terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir

menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke

(34)

Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung

kakinya.

a) Kondensator Elektrolit

Kondensator Elektrolit atau Electrolytic Condenser (sering disingkat Elco) adalah kondensator yang biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan negatif, ditandai

oleh kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek negatif atau yang

dekat tanda minus ( - ) adalah kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47

µF (mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad dengan voltase kerja dari

beberapa volt hingga ribuan volt.

Gambar 2.7 Bentuk fisik dari Kondensator Elektrolit

b) Kondensator Keramik (Ceramic Capacitor)

Bentuknya ada yang bulat tipis, ada yang persegi empat berwarna

merah, hijau, coklat dan lain-lain. Dalam pemasangan di papan

rangkaian (PCB), boleh dibolak-balik karena tidak mempunyai kaki

positif dan negatif. Mempunyai kapasitas mulai dari beberapa piko

Farad sampai dengan ratusan Kilopiko Farad (KpF). Dengan tegangan

kerja maksimal 25 volt sampai 100 volt, tetapi ada juga yang sampai

(35)

Gambar2.8 Bentuk fisik dariKondensator Keramik

2.8IC Regurator 7805

adalah sebuah keluarga sirkuit terpadu regulator tegangan linier monolitik

bernilai tetap. Keluarga 78xx adalah pilihan utama bagi banyak sirkuit

elektronika yang memerlukan catu daya teregulasi karena mudah digunakan

dan harganya relatif murah. Untuk spesifikasi IC individual, xx digantikan dengan angka dua digit yang mengindikasikan tegangan keluaran yang

didesain, contohnya 7805 mempunyai keluaran 5 volt dan 7812 memberikan

12 volt. Keluarga 78xx adalah regulator tegangan positif, yaitu regulator yang

didesain untuk memberikan tegangan keluaran yang relatif positif terhadap

ground bersama. Keluarga 79xx adalah peranti komplementer yang didesain

untuk catu negatif. IC 78xx dan 79xx dapat digunakan bersamaan untuk

memberikan regulasi tegangan terhadap pencatu daya split.

IC 78xx mempunyai tiga terminal dan sering ditemui dengan kemasan

TO220, walaupun begitu, kemasan pasang-permukaan D2PAK dan kemasan

logam TO3 juga tersedia. Peranti ini biasanya mendukung tegangan masukan

dari 3 volt diatas tegangan keluaran hingga kira-kira 36 volt, dan biasanya

mempu pemberi arus listrik hingga 1.5 Ampere (kemasan yang lebih kecil

(36)

Gambar 2.9Bentuk Fisik dari IC Regurator 7805

2.9Dioda

Dioda adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan

semikonduktor. Dioda memiliki fungsi hanya mengalirkan arus satu arah saja.

Struktur dioda adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah

semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N.

Dengan struktur demikian arus hanya akan mengalir dari sisi P menuju sisi N.

Dibawah ini gambar simbol dan struktur dioda serta bentuk karakteristik

dioda.

Gambar2.10 Simbol dan Struktur Dioda

2.10 Transistor

Transistor adalah semikonduktor yang memiliki peranan yang sangat

(37)

mempunyi banyak fungsi dalam dunia elektronik, diantaranya sebagai

penguat, switching (saklar), modulasi signal, stabilitas tegangan dll.

Transistor memiliki tiga kaki yang memiliki fungsi dan nama berbeda, yaitu

Basis (B), Emitor (E), dan Colector (C) Fungsi utama atau tujuan utama

pembuatan transistor adalah sebagai penguat (amplifier), namun dikarenakan

sifatnya, transistor ini dapat digunakan dalam keperluan lain misalnya sebagai

suatu saklar elektronis. Susunan fisik transistor adalah merupakan gandengan

dari bahan semikonduktor tipe P dan N seperti digambarkan dibawah ini.

Gambar2.11 Transistor

2.11 Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk

membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Kemampuan

resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan

nilai resistansi resistor tersebut.Resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat

dari bahan karbon.

Bentuk resistor yang umum adalah seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan

kanan. seperti digambarkan pada gambar 2.12 dibawah ini. Pada badannya

terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna untuk mengetahui besar

(38)

Gambar2.12 Resistor

2.12 Kristal 12 mhz

Kristal adalah resonator mekanik yang bergetar menstabilkan getaran

elektronis.

Gambar 2.13 Bentuk Fisik dari Kristal

2.13 Light Emitting Diode(LED)

LED adalah kepanjangan dari Light Emitting Diode (Dioda Pemancar Cahaya). Dioda ini akan mengeluarkan cahaya bila diberi tegangan sebesar 1,8

V dengan arus 1,5 mA. LED banyak digunakan sebagai lampu indikator dan

peraga (display). Dibawah ini gambar LED dan simbol LED.

(39)

2.14 Buzzer

Buzzer atau sering disebut pengeras suara adalah komponen

elektronika yang mampu mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara.

Proses mengubah sinyal ini dilakukan dengan cara menggerakkan

komponennya yang berbentuk selaput.

Gambar 2.15 Bentuk Fisik Buzzer

Dalam setiap sistem penghasil suara, penentuan kualitas suara terbaik

tergantung dari buzzer. Pada dasarnya, buzzer merupakan mesin penerjemah

akhir, kebalikan dari mikrofon. Speaker membawa sinyal elektrik dan

mengubahnya kembali menjadi getaran untuk membuat gelombang suara. Buzzer

menghasilkan getaran yang hampir sama dengan yang dihasilkan oleh mikrofon

(40)

32

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses yang akan dibuat. Proses

pembangunan proyek dalam sub-bab ini akan dibagi menjadi beberapa tahap antara

lain, analisa permasalahan dan perancangan sistem.

3.1 Analisis Secara Diagram Blok

Sistem Pengaman Tambahan Pada Mobil Menggunakan Security Password ini

merupakan sebuah sistem akses pengamanan kunci kontak melalui penginputan kode

secara digital sebagai alternatif pengganti sistem kunci konvensional dengan

menggunakan kunci dari logam. Dalam perancangannya mobil hanya akan menyala

bila dimasukkan suatu password dan user harus memasukkan suatu password yang

benar agar mobil dapat dijalankan. Sistem ini terdiri dari 4 bagian utama, yaitu : catu

daya, keypad, mikrokontroller dan output (LCD, LED dan buzzer). Berikut ini adalah

diagam blok untuk sistem kunci digital.

Gambar 3.1 Diagram blok sistem Keypad Mikrokontroller 

Catu daya 

(41)

Dalam sistem ini LED dan buzzer merupakan indikator output yang menunjukkan

modus sistem saat itu.

3.1.1 Catu Daya

Untuk mensuplai sistem ini dibutuhkan tegangan 9-12 VAC / VDC. Adapator

yang dapat mensuplai 9-12 VDC bisa digunakan. Bagian yang membutuhkan

tegangan secara langsung hanya mikrokontroller dan LCD, masing-masing

membutuhkan 5 volt. Penggunaan catu daya dengan input 9-12 volt hanya untuk

mempermudah penggunaan dan tidak perlunya penggunaan trafo yang dapat

memperbesar ukuran sistem.

Gambar 3.2 Rangkaian catu daya

Untuk input sistem, bagian catu daya, polaritas dapat diabaikan. Karena di dalam

rangkaian catu daya terdapat dioda bridge. Keluaran dari catu daya ini berupa tegangan 5 volt (ditunjukkan dengan label VCC) yang diregulasi oleh IC 7805 dan

(42)

 

3.1.2 Keypad Matrix 4x3

Modul keypad menjadi input bagi pengguna untuk mengendalikan Sistem

Pengaman pada kontak, yakni untuk memasukkan kode.

Keypad yang digunakan merupakan keypad standar yang terdiri dari tombol tekan untuk angka 0 sampai dengan 9, tombol ‘*’ dan tombol ‘#’. Tombol 0 sampai dengan

9 keypad berfungsi untuk memberikan nilai masukan. Tombol ‘*’ pada keypad yang merupakan fungsi clear. Sedangkan tombol ‘#’ pada keypad yang merupakan fungsi

enter.

3.1.3 Mikrokontroller AT89S51

Dalam menggunakan IC programmable, hal penting yang tidak boleh

dilewatkan adalah mengetahui karakteristik IC programmable tersebut. Karakter yang

perlu diketahui dari suatu IC programmable (dalam hal ini adalah IC mikrokontroller

AT89S51) meliputi arsitektur, organisasi memori, set intruksi, dan metode

pengalamatanya.

Mikrokontroller bisa diumpamakan sebagai bentuk minimum dari sebuah

mikrokomputer. Ada perangkat keras dan perangkat lunak, dan juga ada

memori,CPU, dan lain sebagainya yng terpadu dalam satu keping IC.

Mikrokontroller AT89S51 digunakan untuk menyimpan kode kunci, memeriksa kode

kunci yang dimasukkan, dan mengatur tampilan pada LCD, Selain itu, tugas

mikrokontroler lainnya adalah men-drive indikator output berupa LED dan buzzer.

Berikut adalah gambar rangkaian mikrokontroller yang terhubung ke bagian input

(43)

Gambar 3.3 Rangkaian mikrokontroller

Untuk input (keypad) digunakan port 1 (P1.0 – P1.7), untuk LCD digunakan port 3

(44)

 

3.1.4 LCD

Merupakan tampilan bagi pengguna. LCD menampilkan petunjuk bagi

pengguna dan mengindikasikan banyaknya karakter yang sudah diinput.

3.1.5 LED dan Buzzer

Digunakan sebagai indikator 4 modus sistem, yaitu modus request, modus

pengaman terbuka, modus kontak on, modus kontak stater. Terdapat 3 LED

berwarna, yaitu 2 merah, dan biru. Pada saat sistem meminta pengguna untuk input

password maka sistem belum sepenuhnya aktif. sistem akan meminta pengguna untuk

memasukkan kode password, ini merupakan modus request (belum ada LED yang

menyala). Dalam modus requeset terdapat dua opsi, yaitu Buka pengaman atau Ganti

kode. Apabila opsi ke-1 (Buka pengaman) maka pengguna memasuki modus

pengaman terbuka Bila kode yang dimasukkan benar, LED biru akan menyala dan

disertai bunyi buzzer. Untuk opsi ke-2 jika user lupa password pengguna akan

menginput kode untuk kode barunya, Kode baru tersimpan setelah itu sistem akan

kembali ke awal untuk meminta memasukkan kode password.

3.2 Kebutuhan Sistem

Dengan mengidentifikasi deskripsi pada gambar 3.3 telah diketahui bahwa

kebutuhan sistem terbagi menjadi 2 yaitu kebutuhan perangkat keras dan kebutuhan

(45)

3.2.1 Kebutuhan Perangkat Keras

a) Kabel Downloader DT-HiQ AT89 USB ISP

b) PCB polos.

c) Kabel penghubung

d) Komponen elektronik

 Mikrokontroller AT89S51

 Display LCD

 Keypad matrix 4x3

 Speaker/buzzer

 ELCO(kapasitor elektrolik)

 IC Regurator 7805

 Dioda

 Transistor DC 557

 Rellay

3.2.2 Kebutuhan Perangkat Lunak

Untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam berinteraksi dengan sistem

diperlukan perangkat lunak sebagai jembatan untuk menghubungkan antar perangkat

keras. Perangkat lunak yang akan digunakan dalam perancangan proyek ini adalah.

a) Proteus 7 Profesional

Proteus sebagai program yang digunakan untuk merancang rangkaian elektronik.

b) Program compiler ASM51 dan program downloader AEC ISP ASM51 adalah

(46)

 

Pemrograman pada mikrokontroler AT89S51 menggunakan bahasa tingkat tinggi

yaitu bahasa Assembler. Fungsi dari progr am compiler ASM51 adalah untuk

me-load file berekstensi “.asm” yang sudah dibuat dengan menggunakan Notepad untuk dirubah menjadi file berektensi “.hex”. Setelah file dirubah menjadi

“.hex” kemudian di-load dengan menggunakan program compiler AEC ISP. Tujuannya adalah untuk memasukkan program mikro ke dalam downloader

mikrokontroler AT89S51.

3.3 Perancangan Sistem

Setelah menyelesaikan keseluruhan rangkaian disertai dengan pengetesan

program sederhana untuk mengetes rangkaian. maka dapat diasumsikan hardware telah terakit dengan benar apabila program sederhana berjalan dengan benar. Untuk program

sistem keseluruhan, sebelum diintegrasikan ke hardware perlu dilakukan simulasi. Dalam program simulasi, pengguna dapat melihat programberjalan secara virtual di PC,

dimana dapat dilakukan ekseskusi program secara per baris. Dengan ini, dapat dilihat

kondisi atau isi dari SFR, memori dan bankregister. Diantara program simulasi ada yang

menyertai perkiraan waktu pengeksekusian dan kondisi port saat program dieksekusi.

Apabila simulasi menunjukkan program telah sesuai, maka program tersebut dapat

diintegrasikan langsung ke IC mikrokontroller. Sistem yang penulis buat bekerja seperti

yangdigambarkan dalam gambar 3.5 Flowchat alur kerja sistem.

Walaupun dalam simulasi terlihat bahwa program berjalan tanpa ada masalah, namun

belum tentu sama dengan kenyataannya. Pada saat sistem berjalan dengan hardware

(47)

perlu dicek kembali. Hal seperti ini dapat saja terus berulang hingga sistem berjalan

sesuai dengan yang kita ingingkan hingga membentuk siklus seperti alur pada gambar

3.4 Siklus perancangan sistem.

Sebelum merancang sistem perlu dibuat bagaimana konsep kerja sistem tersebut.

Dengan konsep yang ada perlu dirumuskan masalah yang berkenaan dengan konsep, hal

ini meliputi dua bagian, yaitu software dan hardware. Dengan mengetahui detail komponen yang digunakan sistem, konfigurasinya serta bagaimana komponen terhubung

satu sama lain.

3.4 Alur Sistem

Alur sistem pada aplikasi dapat digambarkan ke dalam diagram flowchart yang menjelaskan tentang terjadinya alur sebuah sistem yang menangani pada sebuah program

dimana sistem tersebut adalah salah satu bentuk dari proses yang terdapat dalam suatu

(48)

 

(49)
(50)

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum program alarm dibuat dan

pada akhirnya dapat dijalankan dengan baik, cara mengimplementasikan program

yang sudah dibuat.

4.1 Kebutuhan Perangkat Sistem

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perangkat keras dan perangkat

lunak yang digunakan pada implementasi sistem ini. Perangkat keras yang digunakan

adalah sebagai berikut.

a) Personal komputer untuk desain skema rangkaian, pembuatan software, dan

proses programming ke PEROM AT89S51

b) Kabel Downloader DT-HiQ AT89 USB ISP

c) PCB polos dan Kabel penghubung

d) Komponen elektronik

· Mikrokontroller AT89S51

· Display LCD

· Keypad matrix 4x3

· Speaker/buzzer

· ELCO(kapasitor elektrolik)

· IC Regurator 7805

· Dioda

· Transistor DC 557

(51)

Sedangkan perangkat lunak yang digunakan dalam perancangan aplikasi ini

adalah sebagai berikut :

a) Proteus 7 Profesional

b) DT-HiQ AT89 USB ISP Software

c) MIDE-51

4.2 Implementasi Minimum AT89S51

Implementasi minimum AT89S51 dibuat untuk proses utama untuk menjalankan

suatu sistem kerja yang kita inginkan. Mikrokontroler AT89S51 sebuah media

penyimpanan program yang kita dibuat. Chip ini memiliki memori di dalam

tubuhnya. Memori inilah yang menyimpan program yang dapat kita isikan melalui

PC menggunakan port serial/parallel.

Implementasi mikrokontroler AT89S51 tersebut dapat dilihat pada sub bab

sebagai berikut.

4.2.1 Rangkaian Minimum AT89S51

Pada rangkaian minimum AT89S51 adalah rangkaian utama pada sistem

mikrokontroler AT89S51, Didalam mikrokontroelr AT89S51 ada sebuah program

untuk menjalankan subuah sistem yang mau dijalankan. Gambar rangkaian minimum

(52)

Gambar 4.1 Rangkain Minimum AT89S51

Setelah merangkai komponen-komponen pada PCB, tahap implementasi yang

terakhir adalah menggabungkan rangkaian PCB dengan adaptor dan kontak, kabel

pararel,keypad. Buzzer

Kondensator elektrolit

Kristal 12 mhz

Kondensator Ceramic

LCD 2x16 Mikrokontroller AT89S51

Relay

Keypad 3x4

ISP/Header 10pin Resistor

Transistor

(53)

Berikut ini adalah gambar keseruruhan rangkaian alat, Gambar 4.2 (a) LCD,(b)

Kontak, (c) Rangkaian mikrokontroller, (d) Keypad

Gambar 4.2 Rangkaian alat keseluruhan

4.3 Prosedur Pemasangan Program Pada Mikrokontroller AT89S51

Agar listing program yang dibaca Mikrokontroller, maka listing program yang

awalnya berekstensi .ASM harus diconvert menjadi .hex. Untuk memasang program

pada Chip AT89S51 Pertama-tama program yang sudah dibuat sebelumnya harus

dicompile terlebih dahulu, untuk memastikan tidak ada error, karena jika ada yang

error maka program tidak akan bisa dibuat.

4.3.1 Download Program Kedalam Mikrokontroler

Untuk proses download program ke dalam IC mikrokontroler software yang

digunakan DT-HiQ AT89 USB ISP Software. Pada proses pembuatan program,

program diketik dalam bahasa assembler. Kemudian di compile dalam dengan

compiler asm51, menjadi file object. Dari object di compile menjadi file dalam

bentuk hex. Untuk menulis program dalam bahasa asember kita bisa memanfaatkan

teks editor, seperti notepad, editor dos, dsb. Setelah kita menulis program dalam teks

editor, kita perlu simpan file kita dengan ekstensi .asm, kemudian kita simpan pada

folder dengan lokasi yang sama dengan lokasi copiler ASM51. A

B

C

(54)

Langkah-Langkah Download Program Kedalam Mikrokontroler.

Gambar 4.3 Tampilan M-IDE studio for MCS-51

Tuliskan Program dalam page M-IDE studio MCS-51 dalam bahasa assembly

(ASM51 assembler) Simpan Program misal di D:/Program_mikro, kemudihan

lakukan Proses Build current file seperti tampak pada Gambar 4.4. Apabila tidak

terjadi error maka pada tampilan bawah akan muncul pesan seperti yang ditunjukan

dalam Gambar 4.5.

Pada software M-IDE sudah terintegrasi software utuk keperluan compile program

(55)

*.hex dan *.lst yang akan di-download kedalam IC mikrokontroller adalah file *.hex.

File itulah yang akan dikenali oleh mikrokontroller sebagai bahasa mesin.

Gambar 4.4 Proses Build current file

Lakukan Proses Build dengan menggunakan tombol Build current file untuk

memastikan tidak ada error, karena jika ada yang error maka program tidak akan bisa

dibuat. setelah proses build sukses selanjutnya maka listing program yang awalnya

berekstensi .ASM setelah Build current file secara automatic diconvert menjadi .hex.

Gambar 4.5 Proses tidak terjadi error

setelah proses build sukses selanjutnya buka software DT-HiQ AT89 USB ISP,

sebagai catatan DT-HiQ AT89 USB ISP tidak memerlukan proses instalasi sehingga

akan lebih mudah dan praktis digunakan.

(56)

4.4 Menjalankan Perangkat Lunak DT-HiQ AT89 USB ISP

Jalankan perangkat lunak DT-HiQ AT89 USB ISP, caranya antara lain.

a) Klik ganda pada icon AT89_USB_ISP_Software.exe pada Windows

Explorer.

Gambar 4.6 Tampilan software DT-HiQ AT89 USB ISP

4.4.1 Menu TOOLBAR

Load File : Membuka file Intel HEX atau file biner dan

memasukkannya ke dalam File Buffer

Save File : Menyimpan isi Read Buffer ke dalam file Intel HEX atau

(57)

Blank Check : Memeriksa apakah IC target kosong

Erase : Menghapus IC target

Read FLASH : Membaca memori program IC target dan

memasukkannya ke dalam Read Buffer

Write FLASH : Menulis kode yang tersimpan dalam File Buffer ke

dalam memori program IC target

Verify FLASH : Membandingkan isi File Buffer dan memori program

IC target

Auto Programming: Menjalankan serangkaian instruksi: memori

program IC target akan dihapus, diperiksa kekosongannya, ditulis, dan

diverifikasi (tergantung pilihan di Auto Programming Options)

USB ISP Device Detect: Memastikan DT-HiQ AT89 USB ISP dalam

keadaan menyala dan terhubung dengan benar ke PC

(58)

Dialog Device Selection akan muncul saat perangkat lunak DT-HiQ AT89

USB ISP baru dijalankan atau bila menu Options Device Select dipilih. Jendela

dialog ini berfungsi untuk menentukan tipe IC target dan nilai kristal yang digunakan.

Gambar 4.7 Pilihlah Tipe IC Target

Pilihlah tipe IC target melalui combobox yang disediakan serta nilai Kristal terdekat,

lalu tekan tombol “OK”. DT-HiQ AT89 USB ISP akan melakukan verifikasi tipe

target IC apakah sesuai dengan pilihan (jika target IC mendukung instruksi

pembacaan Signature Byte). Jika verifikasi berhasil, maka tampilan utama perangkat lunak akan aktif kembali serta pilihan instruksi yang disediakan akan disesuaikan

dengan tipe IC target.

Jika proses verifikasi gagal tetapi pengguna yakin bahwa pilihan tipe IC target sudah

(59)

tombol “Cancel” pada jendela dialog ini. Kemudian memilih tipe target melalui

combobox di pojok kanan atas tampilan utama.

Dengan memilih melalui combobox di tampilan utama, walaupun proses verifikasi

gagal, pilihan instruksi untuk tipe IC target yang telah dipilih akan tetap ditampilkan.

Indikator POWER LED digunakan untuk indikasi ada tidaknya sumber catu daya

yang terhubung ke pin VCC dan GND. Jika DT-HiQ AT89 USB ISP telah menerima

sumber catu daya dari target board, maka POWER LED akan menyala.

Indikator STATUS LED digunakan sebagai indikasi status kerja DT-HiQ AT89 USB

ISP sekarang. Jika DT-HiQ AT89 USB ISP dalam keadaan idle dan siap menerima

perintah dari PC, maka STATUS LED akan berkedip dengan interval 1 detik.

Sebaliknya jika DT-HiQ AT89 USB ISP dalam keadaan sibuk dan sedang dalam

proses menjalankan perintah, maka STATUS LED akan berkedip lebih cepat yaitu

dengan interval sekitar 100 ms.

4.4.3 Memprogram IC Target dengan AT89 USB ISP Software

a) Hubungkan DT-HiQ AT89 USB ISP ke target board.

b) Ambil kode dengan perintah “Load File”. Untuk melakukan perintah “Load

File”, lakukan Klik pada tombol Load File.

c) Pilih dan deteksi IC target dengan perintah “Device Select”.Untuk melakukan

perintah “Device Select”, klik Options | Device Select.

d) Centang semua opsi pada Options | Auto Programming Options.

e) Programlah IC target dengan perintah “Auto”. Untuk melakukan perintah

(60)

f) Proses pemrograman akan ditampilkan pada status bar. Saat pemrograman

sudah selesai, tulisan “Verify Complete” akan ditampilkan pada status bar.

Gambar 4.8 Write

Jendela ini menunjukan bahwa proses download program ke mikrokontroller telah

selesai dan berhasil.

4.5 Implementasi Coding

Pada tahap ini akan dibahas mengenai program yang telah dibuat untuk

prototype system pengaman mobil menggunakan security password, berikut adalah

penjelasan berserta program yang telah dibuat. Langkah pertama yang harus

(61)

perintah yang lain dan semua port pada mikrokontroller yang digunakan sebagai

input atau output dari program yang akan kita susun.

Berikut adalah potongan program yang merupakan penentuan port pada

mikrokontroller dalam membaca perintah sebelum masuk perintah utama.

Setelah proses deklarasi port yang ditentukan ke dalam mikrokontroller selesai

langka kedua adalah membuat program yang akan memfungsikan port

mikrokontroller untuk menjalankan dan meneruskan perintah kepada piranti

pendukungnya.

Berikut adalah potongan program dimana dalam input password melalui keypad, file

*.hex yang dikenali oleh mikrokontroller sebagai bahasa mesin akan ditranslate

dalam bentuk karakter.

;--- ;keypad init sub-routine: inisialisasi keypad

;--- keypad_init:

mov keyport,#0FFH ;keyport=1111 1111 ret

;--- ;get key sub-routine: scan keypad

(62)

mov a,#80H ;translate sub-routine: mengubah key value ke dalam bentuk karakter ;--- translate:

mov a,keyval

cjne a,#10,jmp1 ;jika key value=10,maka karakter yang di bentuk adalah X

mov keyval,#'x'

ret jmp1:

cjne a,#11,jmp2 ;jika key value=11, maka karakter yang di bentuk adalah angka 0

mov keyval,#'0'

ret jmp2:

(63)

bentuk adalah e

Berikut adalah potongan program dimana user saat menginputkan password.

;--- ;get input sub-routine: pengiputan tombol keypad ;---

jnb iskey,get_input_cnt

acall translate

jnz get_input_l1

mov status,#EXIT

(64)

chk_e:

mov dptr,#get_input_err ;kepanjangan get_input_retry:

acall delay_1sec

mov status,#RETRY

mov dptr,#get_input_err1

sjmp get_input_retry

get_input_err1: db " kependekan", 0H get_input_err:

db " kepanjangan",0H

Program dibawah ini adalah sederet perintah mewakili inisialisasi program diatas jika

(65)

;---

;chk sub-routine: mengecek kode std apakah ok atau tidak ;---

djnz count,chk_l2

setb is_ok

cjne a,b,chk_newcode_l2

(66)

;set upass 14 :mengest kode baru dengan syarat kode master sudah ok

mov dptr,#str_saved

acall lcd_str

setb newcode

acall copy_code

acall delay_1sec

ret set_upass_l5:

cjne status,#RETRY,set_upass_l2

sjmp set_upass_l4

set_upass_l1:

cjne status,#RETRY,set_upass_l2

sjmp set_upass

set_upass_l2: ret str_new:

db "Buat kode baru", 0h str_saved:

(67)

Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui apakah fungsi – fungsi yang telah

direncanakan bekerja dengan baik atau tidak. Pengujian alat juga berguna untuk

mengetahui tingkat kinerja dari fungsi tersebut. Setelah dilakukan pengujian, maka

hendaknya melakukan ujian ukuran / analisa dan terhadap apa yang diuji untuk

mengetahui keberhasilan dari alat yang di buat.

5.1 Pengujian Hardware

Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat. Secara garis besar terdapat dua hal

yang diujikan yaitu pengujian terhadap bagian pengendali (Sakrar/Kontak) dan

bagian yang dikendalikan. Dari kedua pengujian tersebut dapat diketahui kelemahan

dan kekurangan yang masih terdapat pada alat, sehingga hasil perancangan perangkat

keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) dapat lebih disempurnakan

untuk tujuan dan pemanfaatan secara nyata. Dalam Rancang Bangun Sistem

Pengaman Tambahan Pada Mobil Menggunakan Security Password Berbasis

Mikrokontroller ini, fitur-fitur yang dimiliki yaitu.

a) Sistem memiliki password yang digunakan untuk melakukan instruksi

pengamanan kunci kontak sebelum user menyalakan mesin.

b) Digit password yang digunakan untuk dapat membuka kunci terdiri dari 5

(68)

c) Memiliki penampil LCD untuk menampilkan digit password, status

(terkunci/terbuka) dan tampilan ”password salah” apabila user melakukan

kesalahan dalam memasukkan password.

d) Untuk keamanan sistem password yang ditampilkan ke LCD berupa tanda

(*).

Bentuk fisik dari Rancang Bangun Sistem Pengaman Tambahan Pada Mobil

Menggunakan Security Password Berbasis Mikrokontroller. (a) Keypad, (b)

Rangkaian mikrokontroller, (c) LCD, (d) Kontak.

Gambar 5.1 Bentuk Fisik Rangkaian Keseluruhan

5.1.1 Pengujian Catu Daya

Catu daya merupakan bagian yang penting dalam sistem ini. Kegunaan catu

daya pada sistem yaitu : tegangan 5 V digunakan sebagai sumber tegangan LCD,

D

A B

(69)

sedangkan tegangan 9 V digunakan untuk mikrokontroler (rangkaian mikrokontroler

dilengkapi dengan rangkaian regulator 5 V). Untuk menyuplai tegangan +5 V DC

digunakan IC 7805, dan tegangan +9 V DC digunakan IC 7809.

Dari masing-masing regulator telah diukur untuk mengetahui optimalisasi pemakaian

tegangan catu, yaitu IC 7809 seharusnya menghasilkan tegangan 9 Volt secara

konstan.

5.1.2 Pengujian Rangkaian LCD

Tujuan pengujian rangkaian LCD adalah untuk mengecek apakah LCD

bekerja dengan baik. Untuk mengetahui apakah LCD berfungsi dengan baik atau

tidak, bisa dilakukan dengan menghubungkannya dengan catu daya yang diberi

tegangan 5 Volt. Rangkaian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Pin – pin pada LCD yang dihubungkan antara lain pin VSS dihubungkan dengan

ground pada catu daya dan VDD dihubungkan dengan kutub positif +5v pada catu

daya. Untuk mengatur tingkat kecerahan atau kontras dari LCD dilakukan dengan

cara menghubungkan pin VEE dengan trimpot. Setelah rangkaian tersebut

dihubungan dengan arus listrik, LCD dapat menyala dengan baik dan layak

digunakan.

5.2 Pengoperasian Sistem

Sistem belum dapat beroperasi sebelum rangkaian catu daya diberi masukan

(70)

tegangan, catu daya dapat mendistribusikan tegangan 5 volt ke seluruh rangkaian. Hal

ini dibarengi dengan LCD yang menyala dan menampilkan pesan berikut

Pada saat pertama kali dihubungkan ke sumber tegangan, pada layar LCD

baris pertama tampil tulisan “Buka Kode”. Hal ini dijelaskan oleh gambar 5.2 sebagai

berikut.

Gambar 5.2 Tampilan LCD Kondisi Awal

Apabila user ingin menstater kendaraanya terlebih dahulu harus memasukkan

Password berupa Digit angka melalui Keypad dengan benar. Password terdiri dari 5

digit sebagai contoh yaitu 12345. Apabila verifikasi password tidak sesuai, maka

program akan menampilkan pesan kependekan atau kepanjangan ke LCD, Di sini

pengguna diminta memasukkan kembali password hingga verifikasi yang sesuai.

Saat input password pengguna dapat menghapus karakter sebelumnya dengan tombol

(*) pada keypad yang merupakan fungsi clear. untuk keamanan sistem LCD akan

menampilkan kode bintang “ * ” dari kelima digit password tersebut Untuk eksekusi

(71)

Gambar 5.3 Tampilan LCD Pada saat Input Password

Apabila kode yang dimasukkan benar maka sistem pengaman tidak aktif, maka LED

biru dan Buzzer akan menyala. Hal ini dijelaskan oleh Gambar 5.4 sebagai berikut.

Gambar 5.4 Tampilan LCD dan LED On Pada Saat Password valid

Indikator bahwa pengaman tidak aktif akan terlihat dengan nyala LED biru. LED ini

terhubung dengan suatu relay yang berfungsi sebagai switch. Pada saat posisi relay

ON, LED akan menyala. Posisi relay ini akan menjadi ON saat password yang

dimasukkan benar.LED tidak akan menyala walaupun pemilik kunci mobil mencoba

untuk menstater mobil, sebelum password yang dimasukkan benar.

Setelah password yang dimasukkan benar selanjutnya kunci kontak bisa difungsikan.

Hal ini dijelaskan oleh Gambar 5.5 sebagai berikut. indicator

(72)

Berikut tampilan pada LED indicator kontak On dan indicator stater menunjukan

bahwa mobil bisa dijalankan.

Gambar 5.5 Tampilan LED indicator kontak On dan indicator stater.

5.2.1 Pengoperasian Ganti Password

Password ini bisa diubah sesuai dengan keinginan user tanpa harus load ulang

program. Sistem ini dilengkapi juga oleh suatu alarm bila password yang dimasukkan

salah sebanyak tiga kali. Sistem alarm bias dinormalkan dengan menekan atau

menginputkan Kode Master. Kode Master yang diinputkan berupa angka

(9999999999) terdiri dari 10 digit.

Untuk mengganti PASSWORD ada 2 tahapan proses, user harus menginputkan Kode

Standat dan Kode Master. Kode tersebut telah terprogram pada Mikrokontroller. indicator

kontak On

indicator kontak stater indicator

(73)

Gambar 5.6 Tampilan buka kode standat /Ganti Password

a) Masukan Kode Standart berupa angka (00000) terdiri dari 5 digit, Untuk

eksekusi password tekan tombol (#) pada keypad yang merupakan fungsi

enter.

b) Masukan Kode Master berupa angka (9999999999) terdiri dari 10 digit,

Untuk eksekusi password tekan tombol (#) pada keypad yang merupakan

fungsi enter. Hal ini dijelaskan oleh Gambar 5.7 sebagai berikut.

Gambar 5.7 Tampilan buka kode master

Selanjutnya user diminta memasukan New Kode atau buat kode baru Password terdiri

dari 5 digit, tekan tombol (#) untuk eksekusi. PASSWORD baru yang telah

(74)

Dari pengujian alat pada tugas akhir ini, dapat ditarik kesimpulan dan saran yang

nantinya dapat berguna untuk pengembangan alat ini secara lebih baik lagi.

6.1 Kesimpulan

Dari hasil perancangan sistem pengamanan tambahan pada mobil menggunakan security

password berbasis mikrokontroller, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu.

1. Dengan adanya system pengaman mobil dengan menggunakan password orang lain atau

penyusup yang tidak mengetahui password tidak akan dapat menstater mobil. Dimana

pengemudi kendaraan harus memasukan password agar kendaraan dapat

dihidupkan/stater.

2. Mikrokontroler AT89S51 berfungsi sebagai pengendali utama pada pemrosesan data

password.

3. Keuntungan lain system ini adalah kerahasiaan password yang bias diganti sendiri oleh

pemilik kendaraan. tanpa harus load ulang program dengan menekan angka tertentu pada

keypad, Kode rahasia ini hanya diketahui oleh pemilik kendaraan.

4. Secara keseluruhan sistem yang telah diimplementasikan dapat berjalan dengan cukup

(75)

Dari perancangan sistem yang telah direalisasikan pada tugas akhir ini, diharapkan dapat

menjadi dasar penelitian lebih lanjut, mengingat banyaknya kekurangan maka perlu

pengembangan lebih lanjut pada waktu yang akan datang. Adapun saran-saran yang untuk tugas

akhir ini adalah.

1. Untuk pengembangan lebih lanjut, dapat di tambahkan remote yang bisa dikontrol dari jarak jauh.

2. Menggunakan/tambahkan EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read-Only

Memory) berfungsi untuk menyimpan sejumlah konfigurasi data pada alat elektronik

(76)

68

• Andi Offset, (2007). Pemrograman Mikrokontroler AT89S51 dengan

Assembler, Yogyakarta: Andi.

• Budiharto, Widodo, & Rizal, Gamayel. (2007). 12 Proyek Mikrokontroler

untuk Pemula , Jakarta : Elex Media Komputindo.

• Eko. P, Agfianto, 2004, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan

aplikasi, Gava Media.

• .http://www.atmel.com/dyn/resources/prod_documents/doc2502.pdf. Diakses

tanggal 06 Febuari 2011

• http://www.mytutorialcafe.com/mikrokontroller%20dasar.htm.Diakses

tanggal 10 April 2011.

• http://www.robotindonesia.com/articles.php. Diakses tanggal 10 April 2011.

• http://www.delta-electronic.com/article/?p=1200. Diakses tanggal 10 April

2011.

http://www.mikrokontroler.sekoteng.com/tulisan/2009/05/25/belajar-at89s51at89s52-compiler-dan-simulator/. Diakses tanggal 10 April 2011.

http://www.rezutopia.wordpress.com/2009/03/27/mikrokontroler-at89s51/.Diakses tanggal 10 April 2011.

Gambar

Gambar 2.1. Blok Diagram Mikrokontroller AT89S51
Tabel 2.1 Fungsi Alternatif Port 1
Tabel. 2.2 Fungsi Khusus Port 3
Gambar 2.3 Struktur memori mikrokontroller keluarga MCS51
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan itu, temuan di lapangan menunjukkan bahwa pemikiran lain yang mendasari upaya mempertahankan tradisi pembelajaran kitab kuning di madrasah Al Washliyah

Parameter ini menghasilkan nilai bahwa penggunaan frekuensi 1800 MHz memiliki throughput yang lebih tinggi daripada frekuensi 850 MHz pada wilayah dense urban dan

1) Perawat mempunyai kesetiaan pada organisasi di tempat iya bekerja. 2) Perawat menjunjung visi misi dari organisasi tempat iya bekerja.. 3) Perawat mempunyai rasa tidak tertarik

Namun kalau dilihat dari kerjasama dengan bidan sebelumnya maka yang bekerjasama hanya 5 orang, dengan demikian maka sebenarnya sudah 8 orang dukun bayi yang pernah

Jurnal Kefarmasian Indonesia (JKI) menerima naskah hasil penelitian dan review hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan upaya kesehatan di bidang

Tirtanadi Medan. Untuk mengetahui Akibat Hukum Wanprestasi Dalam Perjanjian. Penyambungan Air pada PDAM Tirtanadi Medan. Untuk mengetahui penyelesaian sengketa dalam

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN)/CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN1. PT BANK MANDIRI (PERSERO), Tbk Plaza

National Housing Act, 1954. Cara yang dijalankan ialah dengan membangunkan semula sesuatu kawasan tersebut dengan membina semula jalan, utiliti dan kemudahan