• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi tentang rangkuman dari hasil seluruh pembahasan masalah, sedangkan saran berisi tentang harapan-harapan dari penulis untuk pengembangan sistem yang dibuat supaya semakin baik.

2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya

Kristus adalah Kepala Jemaat, Tuhan adalah Gembala Yang Agung. Untuk menanggapi Amanat Agung Gerejawi, jemaat Gereja Kristen Kalam Kudus (GKKK) Surabaya yang diwakili oleh seluruh Majelis GKKK terbeban menunaikan misi penginjilan melalui program pendidikan. Maka pada tahun 1977, misi tersebut diwujudkan dengan membuka TK di lokasi Kemayoran Baru GKKK, meskipun dengan murid yang hanya berjumlah belasan anak, namun Tuhan turut campur tangan memberkati program ini.

Pada tahun 1979, Majelis membentuk Badan Pengurus Sekolah Kristen Kalam Kudus (BP-SKKK) untuk mengontrak sebuah rumah yang berlokasi di Jl. Kupang Baru I/85, dengan murid hanya 8 anak dan 2 orang guru pada tahun pertama. Tahun 1982, murid TK berkurang menjadi 50 anak. Yayasan menyediakan tanah sebesar 2859 m2 dan sudah memiliki ijin untuk membangun sekolah. Yayasan telah mengatur semuanya baik tempat maupun dana, menggerakkan 3 orang wali murid yang secara inisiatif melibatkan diri dalam pengurukan tanah, penggalian dana serta berjuang bersama-sama dalam pembangunan Sekolah Kristen Kalam Kudus (SKKK) tahap I yaitu pembangunan Gedung TK yang merupakan Gedung SMU lantai dasar sekarang ini sekaligus membuka TK, SD kelas I dan II. Kemudian pada tahun 1985, dilakukan pembangunan tahap II yaitu pembangunan Gedung SD yang dibangun 2 lantai.

Tahun 1986, pada saat peresmian gedung, diadakan “Malam Pameran Pendidikan dan Bazar”. Pada tahun ini pertama kalinya sekolah melepas lulusan SD Angkatan I sebanyak 15 murid dengan hasil 100% lulus.

Tahun 1987, dibuka jenjang pendidikan SMP dengan dimulainya pembangunan tahap III yaitu pembangunan Gedung SMP yang dibangun 3 lantai. Namun berhubung dana yang belum mencukupi, proyek pembangunan hanya dilaksanakan hingga lantai II. Untuk membangkitkan motivasi para murid agar aktif terlibat dalam Proses Belajar Mengajar maka dibangun sarana-sarana pendukung belajar sebagai berikut:

1. Ruang perpustakaan (Full AC)

2. Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) atau Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang dibina oleh RS. Adi Husada

3. Ruang Laboratorium Biologi dan Fisika 4. Ruang Laboratorium Komputer (Full AC)

5. Ruang atau Sanggar Pramuka (tingkat Siaga dan Penggalang)

6. Kursus atau Sanggar Seni untuk Seni Lukis, Seni Tari, Seni Musik dan Beladiri)

7. Kursus Bahasa Inggris

Tahun 1988 Badan Pengurus (BP) Sekolah membeli 2 kavling tanah seluas 800 m2 di lokasi belakang SKKK. Kemudian pada tahun 1989, sekolah meluluskan lulusan SMP Angkatan I sejumlah 8 murid, dengan murid SMP keseluruhan berjumlah 50 murid dan 13 guru.

Pada tahun 1994, setelah Sekolah Menengah Pertama (SMP) melepaskan enam kali lulusan dengan prestasi kelulusan yang selalu 100%, Badan Pengurus Sekolah kemudian membangun Gedung Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam waktu 8 bulan. Murid SMA angkatan I berjumlah 44 murid dan 13 guru. Pada tahun ini juga dibangun ruang Laboratorium Bahasa Inggris yang dilengkapi dengan perangkat audio visual. Dengan adanya program kejuruan SMA jurusan IPA, IPS, dan Bahasa Budaya maka bagian TK harus mempunyai gedung tersendiri, sebab ruang TK akan dipergunakan untuk perkembangan fasilitas SMA.

Dengan semakin bertambahnya murid SMA dan minat masyarakat terhadap sekolah ini, maka ruang-ruang kelas yang ada sudah tidak lagi memadai. Untuk itu pada awal tahun 1996, perlu dilakukan pembangunan gedung baru (di lokasi yang ada dibelakang SKKK) agar murid-murid SMA dapat tertampung dan murid-murid TK juga dapat dengan bebas mempunyai taman dan ruangan bermain sendiri.

Akhirnya pada tahun ajaran 1996/1997, gedung SKKK sudah berdiri, dan murid-murid TK sudah dapat menempati gedung yang baru. Walaupun pembangunan secara keseluruhan (3 lantai) belum selesai, namun lantai dasar sudah dapat dipakai untuk proses belajar mengajar dan 1 kelas untuk ruang bermain. Pada bulan Maret 1997, gedung TK (2 lantai) dan lantai 3 ruang pastori telah selesai dibangun, dan pada bulan April 1997 diadakan peresmian gedung TK.

Pada saat ini, SMA Kristen Kalam Kudus telah memiliki 8 ruang kelas (kelas X 54 siswa, kelas XI 62 siswa, dan kelas XII 65 siswa) yang telah memiliki fasilitas Full AC, gorden, dan meja kursi yang baru.

2.2 Visi dan Misi 2.2.1 Visi

Terbangunnya manusia utuh yang takut akan Tuhan, mandiri dan berguna bagi dunia.

2.2.2 Misi

a) Membimbing peserta didik untuk memiliki hati yang takut akan Tuhan. b) Membimbing peserta didik untuk mengasihi sesama dan menghargai

lingkungan alam ciptaan Tuhan.

c) Membina peserta didik bertumbuh menjadi manusia yang sehat mental, berbudi luhur dan bertanggung jawab sesuai nilai kebenaran.

d) Memberikan pengetahuan yang berkualitas kepada peserta didik sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman.

e) Melengkapi peserta didik dengan keterampilan yang berkualitas sesuai kebutuhan dan potensi untuk pengembangan dirinya.

f) Memberdayakan semua yang berkepentingan (stakeholder) untuk menjadi insan pendidikan.

2.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan sistem pengendali jalannya kegiatan dimana terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada organisasi tersebut secara detil. Struktur organisasi dari SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Struktur Organisasi SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya Yayasan

Koordinator

Tata Usaha Koord. Kerohanian

Waka. Urusan Sarana Kepala Sekolah Perpustakaan Komite Sekolah Koordinator BP BK Waka. Urusan Kurikulum Waka. Urusan Kesiswaan Waka. Urusan Humas Guru - Guru Wali Kelas Siswa

2.4 Deskripsi Tugas

Dalam setiap instansi, sangat diperlukan adanya saling berkesinambungan dalam melakukan suatu pekerjaan, sehingga adanya pembagian pekerjaan mutlak diterapkan dalam setiap bagian yang ada di suatu instansi agar tidak terjadi kerancuan dalam pelaksanaannya. Berdasarkan struktur organisasi pada gambar 2.1 dapat dideskripsikan tugas yang dimiliki oleh tiap-tiap bagian yang bersangkutan sebagai berikut:

1. Yayasan Kristen Kalam Kudus

Yayasan sebagai pendiri dan penanggung jawab terhadap seluruh cabang Sekolah Kristen Kalam Kudus yang ada di Indonesia bertugas mengawasi Koordinator Komite Sekolah dan proses keuangan di tiap cabang Sekolah Kristen Kalam Kudus di tiap daerah di Indonesia.

2. Koordinator

Koordinator bertugas mengawasi kondisi infrastruktur baik infrastruktur utama maupun infrastruktur pendukung dan mengajukan perbaikan ke Yayasan, memberikan laporan keuangan ke Yayasan, dan mengelola koleksi buku di perpustakaan.

3. Komite Sekolah

Komite Sekolah bertugas mengawasi jalannya proses belajar mengajar dan mengawasi kinerja Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah.

4. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader dan Inovator, yang artinya:

a) Kepala Sekolah sebagai Edukator, mempunyai tugas:

• Melaksanakan PBM secara efektif dan efisien

• Membimbing staff, guru, karyawan dan siswa

• Mengikuti perkembangan IPTEK

b) Kepala Sekolah sebagai Manajer, mempunyai tugas:

• Menyusun perencanaan

• Mengorganisasikan, mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan

• Melaksanakan pengawasan

• Melakukan evaluasi kegiatan

• Menentukan kebijaksanaan

• Mengadakan rapat

• Mengambil keputusan

• Mengatur Proses Belajar Mengajar

• Menyusun staf

• Menggerakkan staf, guru dan karyawan secara optimal

• Mengoptimalkan sumber daya yang ada disekolah

• Mengatur administrasi ketatausahaan siswa, ketenagaan, sarana-prasarana, dan keuangan/RAPBS

• Mengatur OSIS

c) Kepala Sekolah sebagai Administrator, mempunyai tugas mengelola administrasi yang meliputi: kurikulum/KBM, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, sarana-prasarana, ketatausahaan, perpustakaan, laboratorium dan bimbingan konseling.

d) Kepala Sekolah sebagai Supervisor, mempunyai tugas:

• Menyusun program supervisi

• Menyelenggarakan supervisi mengenai: proses belajar mengajar, kegiatan bimbingan konseling, kegiatan ekstrakurikuler, sarana-prasarana, kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait, kegiatan OSIS, dan kegiatan 7K

• Menggunakan program supervisi untuk evaluasi dan perbaikan kinerja

e) Kepala Sekolah sebagai Leader, mempunyai tugas:

• Memiliki visi dan memahami misi sekolah

• Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah

• Bertanggung jawab akan tugasnya

• Memahami kondisi guru, karyawan, dan siswa

• Melakukan pembinaan terhadap guru dan karyawan f) Kepala Sekolah sebagai Inovator, mempunyai tugas:

• Mencari atau menemukan gagasan baru untuk kemajuan sekolah

• Melakukan pembaharuan di sekolah, dibidang: KBM, bimbingan konseling, ekstrakurikuler, pengadaan sarana dan prasarana

• Melakukan pembaharuan dan menggali sumber daya di komite sekolah dan masyarakat

• Mengatur lingkungan yang kondusif untuk bekerja

• Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara sesama guru

• Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara sekolah dengan lingkungan masyarakat

• Menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman dalam melaksanakan tugasnya

• Kepala Sekolah dapat mendelegasikan tugas kepada Wakil Kepala Sekolah.

5. Waka Urusan Kurikulum

Waka Urusan Kurikulum mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:

a) Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan b) Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran c) Mengatur penyusunan program pengajaran

d) Mengatur pelaksanaan ekstra kurikuler

e) Mengatur pelaksanaan program penilaian (UH, UTS, UAS, USEK, UAN) dan Pelaporan Kemajuan Siswa

f) Menyusun kriteria penjurusan, kriteria kenaikan kelas, dan kriteria kelulusan

g) Membuat grafik daya serap, target kurikulum, kenaikan kelas dan kelulusan

h) Mengatur pelaksanaan perbaikan dan pengayaan

i) Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar j) Mengatur pengembangan MGMP dan koordinasi mata pelajaran k) Mengatur mutasi siswa

l) Melakukan supervisi administrasi dan akademik m) Mengkoordinir pengembangan kurikulum n) Menyusun laporan pelaksanaan program 6. Waka Urusan Kesiswaan

Waka Urusan Kesiswaan mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:

a) Menyusun program kerja

b) Menyusun program pembinaan kesiswaan / OSIS

c) Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan siswa dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah d) Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan,

ketertiban, keindahan, kekeluargaan, dan kerindangan e) Memberikan pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS f) Melakukan pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi

g) Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan insidental

h) Merencanakan dan melaksanakan program awal tahun pelajaran i) Mengatur pelaksanaan ekstrakurikuler

j) Membuat dan mengawasi serta mengamankan pelaksanaan tata tertib sekolah

k) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan upacara bendera secara rutin

l) Merencanakan pengisian waktu kosong pada saat setelah ulangan semester

m) Mengkoordinasi pelaksanaan apresiasi seni, karya wisata, dan perpisahan kelas XII

n) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala o) Mengkoordinir kegiatan LDKS

p) Menyusun laporan pelaksanaan program 7. Waka Urusan Humas

Waka Urusan Humas mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:

a) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orangtua/wali murid

b) Membina hubungan antara sekolah dengan komite sekolah dan masyarakat

c) Membantu kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan luar sekolah sesuai dengan program

d) Memberikan penjelasan tentang kebijakan sekolah, situasi sekolah, perkembangan sekolah kepada masyarakat terutama orangtua murid

e) Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala

f) Menyelenggarakan pameran pendidikan / bazar sekolah / gelar perguruan tinggi

g) Mengelola website sekolah h) Mengelola majalah sekolah

i) Mengelola BKM/AUSKM dan bantuan pemerintah lainnya j) Mengkoordinir kegiatan rekreasi guru dan karyawan

k) Mendata, menghimpun, dan memberdayakan potensi alumni l) Menyusun laporan pelaksanaan program

8. Waka Urusan Sarana

Waka Urusan Sarana mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:

a) Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasaran sekolah dan program pengadaannya

b) Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian

c) Mengatur pemanfaatan sarana parasaran dan perbaikannya d) Mengadministrasikan pendayagunaan sarana dan prasaran e) Pengelolaan pembiayaan alat-alat pengajaran

f) Mengadakan pemeliharaan, pengawasan, dan pelaksanaan penghapusan barang-barang inventaris

g) Mengevaluasi daya guna sarana dan prasaran yang ada h) Membuat catatan inventarisasi barang milik sekolah

i) Menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana prasarana secara berkala

9. Wali Kelas

Wali Kelas mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:

a) Pengelolaan kelas

b) Menyelenggarakan administrasi kelas meliputi: denah tempat duduk, papan absensi siswa, daftar pelajaran kelas, daftar piket kelas, buku absensi siswa, buku jurnal, dan peta kerawanan kelas c) Penyusunan pembuatan statistik bulanan siswa

d) Pengisian DKN / Daftar Kelas e) Pembuatan catatan khusus siswa f) Pencatatan mutasi siswa

g) Pengisina dan membagi buku laporan penilaian hasil belajar h) Membina ketertiban, kedisiplinan, dan kebersihan kelas i) Menyusun laporan

10. Guru

Guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas sebagai berikut:

a) Melaksanakan kegiatan PBM secara efektif dan efisien

b) Membuat perangkat mengajar seperti: Analisa Materi Pelajaran (AMP), Program Tahunan (Prota), Program Semester (Promes), Silabus, RPP, LKS, dll.

c) Melaksanakan kegiatan penilaian UH, UTS, UAS, dsb. d) Mengadakan analisis hasil ulangan

e) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan f) Mengisi daftar nilai siswa

g) Membuat alat pengajaran

h) Menumbuh kembangkan sikap menghargai diantara siswa i) Mengikuti pengembangan IT dalam kaitannya dengan KBM j) Melakukan tugas tertentu sekolah

k) Mengadakan program pengembangan pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya

l) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa

m) Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai mengajar

n) Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum o) Menertibkan siswa sebelum dan selama proses pembelajaran 11. Bimbingan Konseling

Bimbingan Konseling bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas sebagai berikut:

a) Menyusun program dan pelaksanaan Bimbingan Konseling

b) Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar

c) Memberikan layanan bimbingan penyuluhan kepada siswa dalam belajar

d) Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai

e) Mengadakan penilaian pelaksanaan Bimbingan Konseling f) Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi pelaksanaan BK g) Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut BK h) Menyusun statistik hasil penilaian Bimbingan Konseling i) Menyusun laporan pelaksanaan program

12. Kerohanian

Kerohanian bertugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan:

a) Menyusun program dan melaksanakan pembinaan kerohanian siswa, guru dan karyawan

b) Mendata perkembangan kerohanian siswa

c) Koordinasi dengan BK, wali kelas, dan guru dalam pembinaan kerohanian siswa

d) Mengkoordinasikan pelaksanaan ibadah siswa, guru, dan karyawan e) Mengkoordinasikan pelaksanaan renungan pagi siswa, guru, dan

karyawan

f) Pelaksanaan home visit bersama BK dan wali kelas

g) Mengkoordinasikan pelaksanaan retreat siswa bersama dengan Kesiswaan dan Humas

13. Tata Usaha

Tata Usaha Sekolah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Menyusun program tata usaha sekolah

b) Pengelolaan keuangan sekolah / Komite Sekolah / SPP c) Pengurusan administrasi kepegawaian

d) Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah e) Penyusunan dan penyajian data sekolah

f) Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan secara berkala

g) Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah (surat menyurat, surat masuk, surat keluar, mutasi, buku induk, dll)

h) Menyusun laporan pelaksanaan program 14. Perpustakaan

Perpustakaan Sekolah bertanggung jawab kepada Koordinator dan mempunyai tugas sebagai berikut:

a) Persiapan/perencanaan, meliputi:

• Perbaikan buku dan buku paket b) Pelaksanaan, meliput:

• Pembagian buku paket

• Penerangan pada siswa

• Penambahan koleksi

• Pelayanan peminjaman c) Pemeliharaan koleksi d) Penambahan sarana ruangan e) Kursus untuk petugas f) Seminar perpustakaan g) Laporan tahunan h) Pengajuan RAPBP

3.1 Konsep Menajemen Keuangan Sekolah 3.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian. Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan dan pertanggung jawaban.

Menurut Depdiknas (2002) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.

3.1.2 Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah

Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah:

1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah 2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.

3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

3.1.3 Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 48 ayat 1 menyatakan bahwa “Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik”. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.

3.1.3.1 Transparansi

Transparan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti perihal tentang sesuatu yang nyata dan jelas. Transparansi dalam konteks penyelenggaraan pelayanan publik adalah terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan serta disediakan secara memadai dan mudah dimengerti (Ratminto, Winarsih, 2005 : 19). Transparan di bidang manajemen

berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga

pendidikan, menurut Depdiknas (2002) bahwa “manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan”. Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah yang transparansi dapat diartikan sebagai adanya keterbukaan dalam rangkaian aktivitas mengatur sumber keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah secara jelas sehingga dapat memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah. Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.

Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua siswa misalnya Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah.

3.1.3.2 Akuntabilitas

Menurut McAsham (1983) Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1) adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah , (2) adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan pelayanan yang cepat.

3.1.3.3 Efektivitas

Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Gardner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga. Effectiveness ”characterized by qualitative outcomes”. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

3.1.3.4. Efisiensi

Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efficiency ”characterized by quantitative outputs” (Gardner,2004). Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (output) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:

a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya:

Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.Ragam efisiensi dapat dijelaskan melalui hubungan antara penggunaan waktu, tenaga, biaya dan hasil yang diharapkan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.1 Hubungan penggunaan waktu, tenaga, biaya dengan hasil

Pada gambar di atas menunjukkan penggunaan daya C dan hasil D yang paling efisien, sedangkan penggunaan daya A dan hasil D menunjukkan paling tidak efisien.

b. Dilihat dari segi hasil

Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya. Ragam efisiensi tersebut dapat dilihat dari gambar berikut ini:

Gambar 3.2 Hubungan penggunaan waktu, tenaga, biaya dan ragam hasil Pada gambar di atas menunjukkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil B paling tidak efisien. Sedangkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil D paling efisien.

Tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi memungkinkan terselenggaranya pelayanan terhadap masyarakat secara memuaskan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.

3.2 Konsep Dasar Sistem Informasi

Ada banyak yang mendefinisikan tentang sistem, berikut ini adalah beberapa definisi tentang sistem yaitu antara lain menurut Jogiyanto H.M. 1993, Hal 1, “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur – prosedure yang terdiri dari kumpulan elemen – elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Menurut Jerry Fitz Gerald suatu sistem adalah “suatu jaringan kerja dari prosedur - prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama –

Dokumen terkait