• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini dijelaskan tentang penutup yang berisi kesimpulan dari semua penjelasan yang telah dikemukakan dan saran untuk proses pengembangan berikutnya.

5

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto,2005:1). Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Jogiyanto,2005:2).

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Di dalam dunia bisnis, kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi (Jogiyanto,2005:8).

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto,2005:11).

6

Model dasar sistem informasi adalah masukan, pengolahan dan pengeluaran. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam waktu periode sebelumnya. Oleh karena itu, dalam model sistem informasi ditambahkan pula media penyimpanan data. Maka fungsi pengolah informasi bukan lagi mengubah data menjadi informasi, tetapi juga menyimpan data untuk penggunaan lanjutan.

Menurut Kendall (2006:1) untuk memaksimalkan pemanfaatan informasi, maka informasi tersebut harus dikelola dengan benar seperti sumber daya-sumber daya lainnya. Manajemen atau pimpinan organisasi perlu memahami bahwa biaya biasanya diasosiasikan dengan produksi, distribusi, security, penyimpanan dan pencarian informasi sebanyak-banyaknya. Mengelola informasi yang dihasilkan computer berbeda dengan mengolah data-data yang diperoleh secara manual karena input maupun outputnya tersimpan dan dikelola dengan baik di dalam sistem.

2.2 Sistem Informasi Akademik

Sistem informasi akademik merupakan sistem yang mengolah data dan melakukan proses kegiatan akademi yang melibatkan antara siswa, dosen, administrasi akademik, keuangan dan data atribut lainnya.

Sistem informasi akademik melakukan kegiatan proses administrasi akademik, melakukan proses pada transaksi belajar-mengajar antara dosen dan mahasiswa, melakukan proses administrasi akademik baik yang menyangkut kelengkapan dokumen dan biaya yang muncul pada kegiatan registrasi ataupun kegiatan operasional harian administrasi akademik.

Sistem informasi akademik diartikan sebagai sebuah sistem yang dapat memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan hal akademik, seperti informasi nilai, informasi daftar pengajar, dan lain-lain. Sistem ini biasanya digunakan pada organisasi yang bergerak pada bidang pendidikan.

Sistem informasi akademik secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan sekolah yang menginginkan layanan pendidikan yang terkomputerasi untuk meningkatkan kinerja, kualitas pelayanan, daya saing dan kualitas SDM yang dihasilkannya. Sistem informasi akademik sangat membantu dalam pengelolaan data nilai siswa, mata pelajaran, data staf pengajar (guru) serta administrasi sekolah yang sifatnya masih manual untuk dikerjakan dengan bantuan sortware agar mampu mengefektifkan waktu dan menekan biaya operasional.

Sekolah sebagai institusi pendidikan, aktifitas administrasinya tidak jauh beda dari kegiatan administrasi kantor-kantor lainnya, sehingga jika diklasifikasikan, sistem informasi akademik juga dapat digolongkan sebagai sistem informasi manajemen tetapi dalam lingkup yang kecil, karena tidak seluruh kegiatan sistem informasi manajemen dilakukan disini, namun lebih cenderung mengarah pada kegiatan pengolah data saja.

2.3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah satuan pendidikan dan peserta didik.

8

Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.

Undang–undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

(UU/No.20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP no.19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU No.20/2003 dan PP no.19/2005.

2.4 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) digunakan untuk menggambarkan suatu

sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data itu mengalir (misalnya lewat telepon, surat) atau lingkungan fisik dimana data itu akan disimpan (misalnya file kartu, tape, disket). DFD merupakan alat yang digunakan pada

metodologi pengembangan sistem yang terstruktur. DFD juga merupakan alat yang cukup popular sekarang ini karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dengan jelas. (Kendall, 2003:263)

2.4.1 Pembuatan Data Flow Diagram

Untuk memulai membuat DFD dari suatu sistem, daftarkan semua komponen yang terlibat (entitas luar, proses, arus data dan simpanan data). Setelah semua teridentifikasi maka akan dilanjutkan dengan melakukan langkah berikut (Kendall, 2003:245) :

1. Pembuatan context diagram

Context diagram adalah level tertinggi dalam sebuah DFD dan hanya

berisi satu proses yang merupakan representasi dari suatu sistem. Proses dimulai dengan penomeran ke-0 dan tidak berisi simpanan data.

2. Pembuatan diagram level 0

Diagram level 0 merupakan hasil pemecahan dari context diagram menjadi bagian yang lebih terinci yang terdiri dari beberapa proses. Sebaiknya jumlah proses pada level ini maksimal 9 proses untuk menghindari diagram yang sulit untuk dimengerti. Simpanan data mulai ditampilkan pada level ini.

3. Pembuatan child diagram

Setiap proses pada diagram level 0 dipecah lagi agar didapat level yang lebih terinci lagi (child diagram). Proses pada level 0 yang dipecah lebih terinci lagi dibuat parent process. Child diagram tidak menghasilkan keluaran atau menerima masukan yang mana paren process juga tidak menghasilkan keluaran atau menerima masukan.

10

4. Pengecekan kesalahan

Pengecekan kesalahan pada diagram digunakan untuk melihat kesalahan yang terdapat pada sebuah DFD. Kesalahan yang umum dan sering terjadi dalam pembuatan DFD yaitu :

a. Sebuah proses tidak mempunyai masukan atau keluaran.

b. Simpanan data dengan entitas luar dihubungkan secara langsung tanpa

melalui proses.

c. Kesalahan dalam penamaan pada proses atau pada arus data.

d. Memasukkan lebih dari sembilan proses dalam sebuah diagram yang

akan menyebabkan kebingungan dalam pembacaan.

e. Membuat ketidaksesuaian decomposition pada child diagram. Setiap

child diagram harus mempunyai masukan dan keluaran yang sama

dengan parent process.

2.5 Entity Relationship Diagram

Bagi perancang basis data, entity relationship diagram (ERD) berguna untuk memodelkan sistem yang nantinya akan dikembangkan basis datanya. Model ini juga membantu perancang basis data pada saat melakukan analisis dan perancangan basis data karena model ini dapat menunjukkan macam data yang dibutuhkan dan kerelasian antar data di dalamnya. (Sutanta, 2004:79). Sebuah ERD tersusun atas 3 komponen yaitu :

a. Entitas (entity)

Entitas menunjukkan obyek-obyek dasar yang terkait di dalam sistem. Obyek dasar dapat berupa orang, benda, atau hal yang keterangannya perlu disimpan di dalam basis data.

b. Atribut

Atribut sering disebut sebagai property yang merupakan keterangan-keterangan yang terkait pada sebuah entitas yang perlu disimpan sebagai basis data. Atribut berfungsi sebagai penjelas sebuah entitas.

c. Kerelasian antar entitas

Kerelasian antar entitas mendefinisikan hubungan antar dua buah entitas. Kerelasian antar entitas dapat dikelompokkan dalam tiga jenis yaitu kerelasian jenis satu ke satu, kerelasian jenis banyak ke satu dan kerelasian jenis banyak ke banyak.

2.6 World Wide Web

World Wide Web atau sering disingkat www bukanlah internet namun

sangat berkaitan dengan internet. WWW sendiri bukan sekadar jaringan sepert internet namun di dalamnya terdapat set aplikasi komunikasi dan sistem perangkat lunak yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

a) Terletak pada internet host dan klien.

b) Protocol yang digunakan adalah TCP/IP.

c) Mengenal tag-tag HTML.

d) Mampu merelasikan komunikasi data dua arah.

e) Pengguna dapat mengakses informasi teks, gambar, suara.

f) Model alamat Uniform Resource Locators (URL).

g) Pengguna dapat juga mengakses server dengan protocol HTTP, FTP,

Telnet dan sebagainya.

Sebenarnya WWW merupakan kumpulan dokumen yang tersimpan di server web yang terhubung menjadi satu melalui jaringan Internet.

Dokumen-12

dokumen informasi ini disimpan atau dibuat dengan format HTML (Hypertext

Markup Language). Suatu halaman dokumen informasi dapat terdiri atas teks

yang saling terkait dengan teks lainnya atau bahkan dengan dokumen lain. dapat disimpulkan bahwa WWW adalah sekelompok dokumen multimedia yang saling berpautan dengan menggunakan tautan hiperteks.

2.7 Angket / Kuisioner

2.7.1 Pengertian angket / kuisioner

Angket atau kuisioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang berkaitan dengan suatu penelitian untuk mengetahui suatu data atau fakta dimana pertanyaan tersebut dijawab oleh responden yang berkaitan secara langsung atau tidak langsung terhadap penelitian tersebut. Pengertian angket atau kuisioner menurut beberapa sumber :

1. Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus

dijawab secara tertulis juga (Winkel, 1987).

2. Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidak

memerlukan kedatangan langsung dari sumber data (Sukardi, 1983 ).

3. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab

atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden (Walgito, 1987).

2.7.2 Metoda penskalaan

Setiap skala pengukuran perlu diberikan nilai-nilai kepada variabel sesuai dengan skalanya. Pemberian nilai kepada variabel ini disebut dengan

metoda penskalaan. Terdapat dua macam metoda penskalaan yaitu skala rating (rating scale) dan skala rangking (rangking scale).

A. Skala rating

Skala rating digunakan untuk memberikan nilai (rating) ke suatu variabel. Beberapa skala rating yang sering digunakan adalah sebagai berikut.

1. Skala Dikotomi atau skala Guttman

Skala ini hanya menyediakan dua pilihan jawaban, misalnya ya – tidak, baik –

jelek, pernah – belum pernah, dll. Oleh karena itu data yang dihasilkan adalah

data nominal. Contoh :

Apakah anda pernah mengkonsumsi/membeli produk x ?

a. pernah

b. tidak/belum pernah

2. Skala Kategori

Skala ini memberikan nilai beberapa item untuk dipilih. Tipe data yang digunakan untuk skala ini adalah tipe nominal. Contoh :

Pilih industri dari pabrikan :

_____ Pabrikan _____ Jasa

_____ Gas dan Minyak _____ Keuangan _____ Lainnya

3. Skala Likert

Skala ini digunakan untuk mengukur respon subyek ke dalam 5 poin atau 7 poin skala dengan interval yang sama. Dengan demikian tipe data yang digunakan adalah tipe interval. Contoh :

14

Apakah anda setuju dengan pendapat berikut

Sangat tidak Tidak Tidak Sangat

setuju setuju tahu Setuju setuju

Kuliah di S2 menarik 1 2 3 4 5

Dosen memberikan wawasan 1 2 3 4 5

Dosen mengarahkan ke riset 1 2 3 4 5

4. Skala Perbedaan Semantik (Semantic Differential Scale)

Skala ini menggunakan dua buah nilai ekstrim dan subyek diminta untuk menentukan responnya di antara dua nilai tersebut dalam sebuah ruang yang disebut ruang semantik. Tipe data yang digunakan adalah tipe ordinal atau interval. Contoh :

Setuju __ __ __ __ __ Tidak Setuju Pintar __ __ __ __ __ Naif

Besar __ __ __ __ __ Kecil

5. Skala Numerik

Skala ini sama dengan skala perbedaan semantik hanya mengganti ruang semantik yang disediakan dengan angka-angka numerik (misalnya 1 sampai dengan 5 untuk poin Likert atau 1 sampai dengan 7 untuk 7 poin skala Likert). Tipe data yang digunakan adalah tipe interval. Contoh :

Setuju __ __ __ __ __ Tidak Setuju

6. Skala Penjumlahan Tetap atau Konstan (Fixed or Constant Sum Scale)

Subyek diminta untuk mendistribusikan nilai responnya ke dalam beebrapa item yang sudah disediakan dengan jumlah yang tetap. Tipe data yang digunakan adalah tipe rasio. Contoh :

Di dalam memilih pendidikan S2, tentukan besarnya nilai alokasi yang anda berikan dengan total nilai 100 poin.

Fasilitas Komputer ___ Fasilitas Basis Data ___ Kenyamanan Kuliah ___ Gelar Dosen Tetap ___ Materi Kuliah ___

Total 100

7. Skala Stapel

Skala ini dimaksudkan tidak hanya untuk mengukur niattas respon dari subyek tetapi juga arah responnya. Karena nilai nol tidak disebutkan secara eksplisit, maka tipe data yang digunakan adalah tipe interval. Contoh :

Tunjukkan bagaimana anda menilai dosen yang mengajar di kelas dengan melingkari nilai jawabannya.

+3 +3 +3

+2 +2 +2

+1 +1 +1

Serius Menarik Pintar

-1 -1 -1

-2 -2 -2

-3 -3 -3

8. Skala Grafik

Skala ini menggunakan grafik skala dan subyek memberi tanda pada tempat grafik untuk responnya. Tipe data yang digunakan adalah tipe interval.

16 Contoh: __ 10 Memuaskan __ __ __ __ 5 Cukup Baik __ __ __ 1 Sangat Mengecewakan B. Skala rangking

Skala rangking membandingkan dua atau lebih obyek untuk memilih obyek yang lebih baik. Beberapa skala rangking adalah skala perbandingan-berpasangan (paired-comparison scale), skala rangking dipaksakan (forced

rangking scale) dan skala komparatif (comparative scale).

1. Skala Perbandingan-Berpasangan (Paired-Comparison Scale)

Skala ini digunakan untuk memilih satu dari dia obyek secara berpasangan. Jumlah pasangan yang ada adalah sebanyak (n x (n-1) / 2) dengan n adalah jumlah obyek. Misalnya jumlah obyek adalah 4, maka jumlah pasangan perbandingannya adalah (4 x (4-1) / 2) = 6. Tipe data yang digunakan adalah ordinal. Contoh :

Diantara kandidat pasangan presiden dan wakil presiden, mana yang anda pilih menjadi presiden perusahaan anda :

__ Ali dan Basuki __ Ali dan Centil __ Ali dan Didik __ Basuki dan Centil __ Basuki dan Didik __ Centil dan Didik

2. Skala Rangking Dipaksakan (Forced Rangking Scale)

Menurut anda secara umum menilai dosen pada mata kuliah ini

Skala ini mengurutkan langsung antara satu pilihan dengan pilihan lainnya. Tipe data yang digunakan adalah ordinal. Contoh :

Diantara kandidat presiden, mana yang anda pilih menjadi presoden perusahaan saudara (beri nilai rangking 1 sampai dengan 4) :

__ Ateng __ Basuki __ Centil

3. Skala Komparatif (Comparative Scale)

Skala ini membandingkan dengan standar atau benchmark yang lainnya. Tipe data yang digunakan adalah ordinal. Contoh :

Dibandingkan dengan kinerha manajer periode kemarin, kinerja manajer sekarang :

Inferior Hampir Sama Superior

18

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan

3.1.1 Identifikasi Masalah

Selama ini SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo memiliki masalah dalam administrasi akademiknya yaitu pencatatan dengan menggunakan Ms. Office

Excel dimana penelurusan data membutuhkan waktu lama dan data yang ada

terkadang tidak akurat karena program tersebut tidak bisa melakukan validasi. Dalam pembuatan laporan dilakukan dengan memilah data dari Ms. Office Excel dan diketik ulang sehingga kesalahan seperti data yang sama diketik lebih dari sekali dapat terjadi. Selain itu proses ini membutuhkan waktu yang sebenarnya dapat dikurangi.

Disamping situasi yang dijabarkan di atas, orang tua pasti ingin memantau perkembangan anak mereka di sekolah. Saat ini pihak sekolah ingin memanfaatkan internet sebagai media untuk membantu para orang tua mengawasi dan mengikuti perkembangan siswa.

3.1.2 Document Flow

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dijabarkan, disusunlah

document flow yang menjabarkan sistem yang digunakan saat ini. Document flow

adalah sebuah model yang disusun sesuai dengan proses bisnis yang ada yang akan dibangun menjadi sistem yang baru. Document flow ini akan digunakan oleh analis sistem untuk memahami proses bisnis dan aliran dokumen yang ada untuk kemudian dianalisa dan dirancang kembali sistem yang akan digunakan.

Adapun document flow yang digunakan pada sistem informasi akademik pada SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo adalah :

1. Document Flow Penerimaan Siswa Baru.

Pada document flow penerimaan siswa baru dimulai dengan

pembuatan formulir pendaftaran dan ketentuan-ketentuan untuk

mendaftarkan siswa pada SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo. Lalu calon siswa baru akan mengisi formulir pendaftaran tersebut dan melengkapi segala ketentuan-ketentuan yang diberikan. Proses penerimaan siswa sesuai dengan kapasitas SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo. Setelah diumumkan, siswa-siswa yang diterima barulah membayar biaya pendaftaran yaitu biaya penerimaan, biaya seragam, dan pembayaran SPP bulan pertama belajar di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 3.1.

2. Document Flow Penjadwalan Mata Pelajaran dan Guru

Pada document flow penjadwalan mata pelajaran dan guru dimulai oleh bagian kurikulum dalam menyusun daftar mata pelajaran yang akan diajarkan pada SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo. Setelah data guru diterima, maka bagian akademik akan menyusun jam efektif yang digunakan untuk memasukkan mata pelajaran sesuai dengan kelas masing-masing.

Jadwal pelajaran disusun dengan menyesuaikan mata pelajaran yang sudah disesuaikan dengan guru yang ada dan jam efektif proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Setelah selesai disusun, jadwal tersebut akan diserahkan pada tiap guru yang ada untuk disesuaikan dengan jadwal masing-masing guru. Apabila tidak sesuai para guru akan

20

mengembalikan pada bagian akademik untuk disusun ulang. Apabila sudah sesuai bagian akademik akan mencatat jadwal tersebut sebagai arsip dan menyusun jadwal mata pelajaran siswa per kelas dan jadwal mengajar guru. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 3.2.

3. Document Flow Pembagian Kelas

Pada SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo tidak memiliki kelas unggulan, anggota kelas dibagi secara merata di tiap kelas yang tersedia. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 3.3.

4. Document Flow Penilaian Siswa

Pada document flow penilaian siswa dijelaskan mengenai proses untuk menghasilkan nilai rapot yang diperoleh siswa. Nilai rapot diperoleh dari nilai tugas harian, nilai ujian tengah semester, dan nilai ujian akhir semester. Dari ketiga nilai tersebut, guru wali kelas dan guru mata pelajaran tertentu akan memperoleh nilai dari hasil belajar siswa selama satu semester. Nilai rapot tersebut akan diserahkan kepada siswa. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 3.4

Proses Penerimaan Siswa Baru

Panitia

Pendaftaran Kepala Sekolah Tata Usaha Calon Siswa

Start

Data Calon Siswa Seleksi Siswa Baru Data Siswa Baru Membuat Bukti Pembayaran Data Siswa Baru Nota pembayaran Membuat Daftar Siswa Lunas Daftar Siswa Lunas Siswa Diterima Membuat Laporan Siswa Baru yang Diterima Laporan Siswa baru yang Diterima

End

22

Penjadwalan Mata Pelajaran dan Guru

Bagian Akademik Guru Kepala Sekolah

Siswa Start Daftar Mata Pelajaran Data Guru Menyusun Jam belajar efektif

Data jam belajar efektif Menyusun jadwal mata pelajaran dan guru Jadwal pelajaran Menyesuaikan jadwal sementara Jadwal sementara Menyetuju i Jadwal Pelajaran Jadwal Pelajaran yang disetujui guru Menyusun Jadwal yang sudah sesuai Jadwal pelajaran siswa Jadwal mengajar guru Jadwal pelajaran siswa 1 Jadwal mengajar guru 1 Jadwal pelajaran siswa Jadwal mengajar guru Y Sesuai? T Jadwal pelajaran siswa Jadwal mengajar guru

Proses Pembagian Kelas

Siswa Bagian Akademik

Start

Data kelas yang

tersedia Data Siswa

Pembagian kelas

Data Kelas Siswa Data Kelas Siswa

Gambar 3.3 Document Flow Pembagian Kelas

5. Document Flow Kenaikan Kelas

Pada document flow kenaikan kelas dilakukan proses

membandingkan nilai rapot yang diperoleh siswa dengan nilai standar kenaikan kelas. Apabila hasil yang didapat ditemukan siswa yang memiliki nilai di bawah standar kenaikan kelas maka siswa tersebut memiliki kesempatam melakukan remidi yang diadakan oleh guru mata pelajaran terkait. Setelah diperoleh hasil remidi, nilai remidi tersebut akan digunakan untuk mendongkrak nilai siswa yang ada di bawah nilai standar kenaikan kelas. Hasil yang diperoleh pada proses kenaikan kelas akan dicatat pada buku induk siswa. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 3.5.

24

Proses Penilaian Siswa

Siswa Guru Kepala Sekolah Start Soal Tugas Harian Soal Tugas Harian Mengerjakan Tugas Harian

Tugas harian yang telah dikerjakan

Menilai Tugas Harian

Nilai Tugas Harian 1

Soal UTS

Soal UTS

Mengerjakan UTS

UTS yang telah dikerjakan Menilai UTS Nilai UTS 2 Soal UAS Soal UAS Mengerjakan UAS Menilai UAS Nilai UAS 3 1 Merata-ratakan nilai tugas harian

Rata-ratakan nilai tugas harian Mengolah Nilai Raport Siswa 2 3

Nilai Raport Siswa Nilai Raport Siswa

Nilai Raport Siswa

Buku Induk Siswa Selesai

Gambar 3.4 Document Flow Penilaian Siswa

6. Document Flow Penentuan Jurusan

Pada document flow penentuan jurusan ini dibahas mengenai proses penentuan jurusan. Siswa kelas XI akan memasuki jurusan yang berbeda-beda. Untuk menentukan jurusan pihak sekolah memiliki beberapa persyaratan nilai yang diambil dari rapot siswa kelas X dan

absensi siswa. Apabila memenuhi persyaratan yang ditentukan pihak sekolah, maka siswa akan memasuki jurusan sesuai dengan yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.6

7. Document Flow Pembayaran SPP

Pada document flow pembayaran SPP dibahas mengenai proses pembayaran SPP yang dilakukan oleh siswa. Dimulai dengan mencetak buku SPP yang dilakukan oleh bagian tata usaha. Proses pembayaran SPP dilakukan oleh siswa setiap bulannya, dan apabila ada siswa yang terlambat membayar SPP akan dikenakan denda. Pembayaran SPP akan dicatat oleh bagian tata usaha sebagai pertanggungjawaban terhadap

Dokumen terkait