• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Penutup, menjelaskan tentang kesimpulan dari keseluruhan bab-bab sebelumnya (Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV), serta saran-saran yang bermanfaat guna peningkatan efisiensi sistem dan pengembangan sistem berikutnya.

6 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sebelum membuat suatu sistem informasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui seluk beluk perusahaan yang akan dibuatkan sistem informasi. Bab ini berisi gambaran umum koperasi karyawan SMA Negeri 1 Krian, Struktur Organisasi, dan Deskripsi Tugas.

2.1 Gambaran Umum Koperasi Karyawan SMA Negeri 1 Krian

SMA Negeri 1 Krian adalah Lembaga pendidikan yang di usahakan Kabupaten Tingkat I Sidoarjo berjenjang Sekolah Menengah Tingkat Atas yang beralamatkan di Jalan Gubernur Soenandar Priyo S. No. 5. Adapun Visi dan Misinya adalah sebagai berikut:

1. Visi

Visi Sekolah:

”SMANIKA Unggul dalam IMTAQ, IPTEK, dan Budaya Damai” Indikator Visi:

1. Unggul dalam perilaku keberagamaan dan penanaman budi pekerti luhur. 2. Unggul dalam peningkatan kualitas warga sekolah.

3. Unggul dalam program pembelajaran berdasarkan Kurikulum Sekolah untuk menuju SNBI.

4. Unggul dalam tamatan sekolah yang berwawasan luas dan terampil, siap memasuki perguruan tinggi nasional dan internasional untuk persaingan global.

5. Komunikator yang efektif dan efisien (dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing)

6. Mampu bekerjasama dengan orang lain baik sebagai anggota atau pemimpin kelompok.

7. Mempunyai keterampilan menggunakan sarana teknologi informatika dan komunikasi (TIK) untuk menunjang studinya.

8. Mempunyai kepedulian terhadap lingkungan sosial, fisik, dan kultural. 2. Misi Sekolah :

1. Mengembangkan perilaku keberagamaan di lingkungan sekolah, sehingga terwujud budaya kearifan dalam bertindak.

2. Melaksanakan pengintegrasian pendidikan budi pekerti pada setiap mata pelajaran secara utuh dan terus menerus, sehingga terwujud etika pergaulan yang santun dan budaya disiplin yang tinggi.

3. Meningkatkan mutu berdasarkan Kurikulum Sekolah yang berorientasi keterampilan hidup sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan IPTEK, sehingga warga sekolah mampu bersaing di era global.

4. Mengembangkan sekolah model moving class dengan menggunakan proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum Sekolah , sehingga guru dan siswa dapat mewujudkan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan mencerahkan.

5. Menghasilkan tamatan sekolah yang memiliki motivasi, komitmen, keterampilan hidup, kreativitas untuk mandiri, kepekaan sosial dan kepemimpinan.

8

Sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan Kabupaten Sidoarjo yang membahas Sistem Pendidikan, menerangkan bahwa setiap unit Pendidikan boleh mengadakan sistem perekonomian terpadu (Koperasi). Koperasi Simpan-Pinjam Karyawan SMA Negeri 1 Krian didirikan oleh seluruh tenaga pengajar atas dasar kegotong-royongan dengan tujuan mensejahterahkan para anggotanya.

Koperasi karyawan pada SMA Negeri 1 Krian dirikan pada tanggal 18 Agustus 1993. Anggota dari koperasi karyawan ini adalah tenaga pengajar SMA Negeri 1 Krian yang telah mengisi formulir pendaftaran. Koperasi ini terdiri dari dua unit usaha yaitu toko dan simpan pinjam. Unit usaha toko menyediakan kebutuhan sehari-hari para anggotanya. Sedangkan unit usaha simpan pinjam melayani kegiatan simpan pinjam para anggotanya.

2.2 Struktur Organisasi Koperasi Karyawan SMA Negeri 1 Krian

Gambar 2.1 merupakan struktur organisasi koperasi karyawan SMA Negeri 1 Krian. Struktur organisasi menjelaskan bagian-bagian yang terlibat dalam proses yang ada pada koperasi karyawan SMA Negeri 1 Krian.

2.3 Deskripsi Tugas

Setiap bagian yang ada pada gambar 2.1 mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Tugas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Ketua

Ketua mempunyai tugas untuk mengkoordinir para anggotanya dalam pelaksanaan rencana kerja yang telah diberikan kepada masing-masing pengurus koperasi.

b. Bendahara

Bendahara mempunyai tugas untuk mengkoordinir pengalokasian dana yang masuk maupun keluar pada unit simpan pinjam maupun penjualan dan menghitung laba serta pembagian SHU untuk masing-masing anggota. c. Bagian Jual Beli

Bagian jual beli mempunyai tugas untuk mengkoordinir unit usaha toko yaitu terdiri dari penjualan dan pembelian baik tunai atau non-tunai.

d. Bagian Simpan Pinjam

Bagian simpan pinjam mempunyai tugas untuk mengkoordinir unit usaha simpan pinjam bagi anggota termasuk pengambilan simpanan dan pembayaran angsuran.

e. Administrasi

Administrasi mempunyai tugas menangani pendaftaran anggota, membuat kartu anggota serta membuat laporan anggota.

10 BAB III LANDASAN TEORI

Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan yaitu tentang koperasi, teori simpan pinjam dan SHU, teori penjualan dan pembelian serta landasan teori yang terkait dengan penyelesaian masalah yaitu analisis dan perancangan sistem, Microsoft Visual Basic.NET 2003 dan Microsoft SQL Server 2000.

3.1 Koperasi

Menurut Anoraga (1995:8), koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan. Karena itu, koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

3.1.1 Asas, Sendi dan Prinsip Koperasi

Menurut Anoraga (1995:23), asas dari koperasi indonesia yaitu kekeluargaan dan kegotongroyongan. Asas tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Asas kekeluargaan yang mencerminkan adanya kesadaran dari budi hati nurani manusia untuk bekerja sama dalam koperasi oleh semua untuk semua,

di bawah pimpinan pengurus atas dasar keadilan dan kebenaran serta keberanian berkorban bagi kepentingan bersama.

b. Asas kegotongroyongan yang berarti bahwa koperasi terdapat keinsyafan dan semangat kerja sama tenpa memikirkan diri sendiri melainkan selalu untuk kesejahteraan bersama.

Koperasi dapat berdiri dengan baik jika telah memenuhi dasar atau sendi. Adapun sendi-sendi dasar koperasi menurut Undang-undang No. 12 Tahun 1967 Pasal 6 dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap WNI.

b. Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan demokrasi dalam koperasi.

c. Pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa masing-masing anggota. d. Adanya pembatasan bunga atas modal.

3.1.2 Jenis–Jenis Koperasi

Ada beberapa jenis koperasi yang ada di indonesia. Menurut Anoraga (1995:31), koperasi yang ada di indonesia dapat digolongkan menjadi 5 jenis, yaitu:

a. Koperasi Konsumsi

Koperasi yang mengusahakan kebutuhan sehari-hari yang bertujuan agar anggotanya dapat membeli barang-barang konsumsi dengan kualitas baik dan harga yang layak.

12

b. Koperasi Kredit (Simpan Pinjam)

Koperasi yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga yang ringan. Modal koperasi yang utama adalah dari simpanan anggota sendiri. Dari uang simpanan yang dikumpulkan bersama-sama itu diberikan pinjaman kepada anggota yang perlu dibantu.

c. Koperasi Produksi

Yaitu koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun orang-orang anggota koperasi. Contohnya adalah koperasi peternak sapi perah, koperasi kerajinan dan lain-lain.

d. Koperasi Jasa

Yaitu koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. Contohnya adalah koperasi angkutan, koperasi jasa audit dan lain-lain.

e. Koperasi Serba Usaha

Dalam rangka meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat di daerah pedesaan, pemerintah membentuk Koperasi Unit Desa (KUD). Satu unit desa terdiri dari beberapa desa dalam satu kecamatan yang merupakan satu kesatuan potensi ekonomi.

3.2 Teori Simpan Pinjam dan SHU

Menurut Rudini (2005:18), simpan pinjam adalah kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana melalui usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota

koperasi maupun kepada koperasi dan anggota lainnya. Kegiatan usaha simpan pinjam biasanya dilaksanakan oleh Koperasi Simpan Pinjam (KSP) atau Unit Simpan Pinjam (USP) pada sebuah koperasi.

3.2.1 Simpan

Setiap anggota koperasi diwajibkan untuk membayar beberapa iuran simpanan. Menurut Rudini (2005:20) iuran tersebut adalah sebagai berikut: a. Simpanan Pokok

Iuran ini dibayar sewaktu pertama kali mendaftarkan diri menjadi anggota koperasi, dimana besarnya iuran ditentukan oleh pihak koperasi.

b. Simpanan Wajib

Iuran ini dibayar setiap bulan selama menjadi anggota koperasi, di mana besarnya iuran ditentukan oleh pihak koperasi berdasarkan jabatan.

c. Simpanan Sukarela

Iuran ini dibayar setiap bulan selama menjadi anggota koperasi, dimana besarnya iuran sesuai dengan kemampuan anggotanya (bersifat sukarela).

Simpanan pokok dan wajib tidak bisa diambil selama menjadi anggota koperasi dan hanya bisa diambil bila anggota sudah keluar dari keanggotaan. Sedangkan simpanan sukarela boleh diambil sewaktu-waktu.

3.2.2 Pinjam

Pemberian kredit pinjaman merupakan jasa atau bisnis yang beresiko, karena ada kemungkinan kredit yang diberikan tidak dapat tertagih atau macet. Sehubungan dengan hal tersebut, sudah menjadi keharusan bagi koperasi untuk memberikan pinjaman kepada anggota yang layak dengan mempertimbangkan

14

setiap usulan kredit. Menurut Rudini (2005:21), persyaratan bagi anggota yang ingin melakukan transaksi pinjam, yaitu :

a. Setiap anggota koperasi mendapatkan pinjaman dalam bentuk uang maupun barang. Khusus untuk pinjaman barang, perhitungan besarnya ditentukan berdasarkan nilai harga jualnya.

b. Jumlah maksimal pinjaman yang diberikan kepada anggotanya ditentukan oleh pihak koperasi, dimana besarnya adalah sama untuk setiap anggota. c. Jangka waktu pinjaman tergantung dari berapa lama angsuran (kesepakatan

bersama dengan pihak koperasi), sedangkan bunga pinjaman juga ditentukan berdasarkan kebijaksanaan pihak koperasi.

Pinjaman dapat diangsur dalam beberapa periode, apabila terlambat mengangsur, maka akan dikenakan denda. Besar denda ditentukan berdasarkan kebijakan pihak koperasi. Angsuran pinjaman yang harus dibayar oleh seorang peminjam dipengaruhi oleh pokok pinjaman, jangka waktu pinjaman, dan tingkat suku bunga yang berlaku.

3.2.3 SHU

Menurut Anoraga (1995:59), dalam mengembangkan usaha koperasi, tujuan yang utama bukanlah mengejar laba, karena itu laba yang diusahakannya hanyalah wajar-wajar saja. Dengan laba wajar yang diperoleh oleh suatu koperasi digunakan untuk menutup semua pembiayaan usaha, seperti pembiayaan gudang, biaya angkutan dan lain-lain. Pada akhir tahun penutupan buku, kalau terbukti dari hasil usaha yang dicadangkan untuk pembiayaan tersebut terdapat sisa, maka sisa hasil usaha itu akan dikembalikan atau dibagikan kepada para anggota sebandig dengan jasa-jasanya.

3.3 Teori Penjualan dan Pembelian

Menurut Bodnar (2000:37), dibeberapa perusahaan, seluruh pembelian barang dan jasa dilakukan dan dikendalikan oleh departemen pembelian yang tersentralisasi. Dimulai dengan bagian gudang melakukan permintaan pembelian yang selanjutnya akan di orderkan oleh bagian pembelian. Sedangkan Fungsi penjualan Menurut Auwarsa (2004:11), yaitu berkaitan dengan masalah-masalah strategis dengan promosi produksi iklan dan riset pasar.

16 BAB IV

DESKRIPSI PEKERJAAN

Pada Koperasi Karyawan SMAN 1 Krian masih manual sehingga sistem yang berjalan belum terintegrasi dengan baik. Kerja Praktek yang dilakukan selama 26 hari kerja aktif dengan jam kerja 7 jam/hari ini berusaha untuk menemukan dan mempelajari permasalahan serta mengatasi permasalahan tersebut. Untuk mengatasi masalah yang terjadi di atas maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. menganalisa Sistem 2. Mendesain Sistem

3. Mengimplementasi Sistem

Langkah-langkah diatas ditujukan untuk dapat mencarikan solusi yang tepat berdasarkan permasalahan yang ada pada koperasi karyawan pada SMAN 1 Krian, untuk lebih memperjelasnya dapat diuraikan pada sub bab dibawah ini :

4.1 Menganalisia Sistem

Sistem yang digunakan pada koperasi karyawan SMA Negeri 1 krian. Masih belum terkomputerisasi, sehingga mengalami kesulitan dalam perhitungan untuk setiap transaksi yang dilakukan. Perhitungan transaksi lambat karena masih dilakukan secara manual, sehingga banyak sekali terjadi kesalahaan dalam perhitungannya. Dari permasalahan di atas penulis membuat suatu pengembangan sistem yang menghasilkan system flow. Selain system flow juga akan dihasilkan contex diagram, HIPO, DFD (Data Flow Diagram), ERD (Entity Relational Diagram), struktur file dan desain I/O.

Berdasarkan hasil studi lapangan yang dilakukan pada koperasi karyawan SMA Negeri 1 Krian, dapat dibuat suatu analisis sistem. Analisis sistem yang ada yaitu sebagai berikut:

a. Document Flow Pendaftaran Anggota

Pada document flow pendaftaran anggota, anggota terlebih dahulu mengisi form pendaftaran, setelah terisi form beserta uang pendaftaran diserahkan kepada bagian administrasi untuk dibuat kartu anggota. Kartu anggota diserahkan kepada anggota dan disimpan oleh bagian administrasi. Bagian administrasi juga membuat laporan anggota yang diserahkan kepada manajemen koperasi. Untuk lebih jelasnya digambarkan pada gambar 4.1.

18

b. Document Flow Pembelian

Proses pembelian dimulai dari bagian jual beli dengan mengecek stock barang, jika telah minimal stock, maka bagian tersebut membuat daftar pembelian yang selanjutnya akan diberikan kepada manajemen koperasi untuk disetujui. Setelah disetujui, manajemen koperasi akan mengirimkan daftar pembelian kepada supplier, supplier memberikan nota dan akan diserahkan kepada bagian jual beli, setelah itu akan dibuat laporan pembelian rangkap dua, satu untuk direkap, sisanya diberikan kepada manajemen koperasi untuk keperluan pembayaran. Untuk lebih jelasnya dapat dapat dilihat pada gambar 4.2.

c. Document Flow Penjualan

Pada document flow penjualan, anggota akan memilih barang. Bagian jual beli mengecek barang yang dibeli tunai atau kredit, jika barang yang dibeli tunai bagian jual beli membuat nota jual sebanyak dua lembar yang satu akan diberikan anggota dan satu untuk direkap. Jika penjualan yang dilakukan kredit dan anggota masih mempunyai tunggakan melebihi batas maksimal maka pinjaman tidak diberikan kepada anggota. Jika tidak maka bagian jual beli akan membuat bukti piutang rangkap dua, yaitu direkap, dan untuk bagian simpan pinjam. Berdasarkan nota jual ataupun surat piutang, bagian jual-beli membuat laporan penjualan sebanyak dua lembar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.3.

20

d. Document Flow Simpanan Anggota

Pada document flow simpanan anggota, bagian simpan pinjam mengecek apakah sudah melakukan simpanan bulan ini lalu konfirmasi apakah ingin melakukan simpanan wajib atau sukarela. Jika melakukan simpanan sukarela maka anggota mengisi form simpanan, setelah diisi diserahkan ke bagian simpan pinjam, setelah itu dicek apakah besarnya simpanan lebih kecil dari simpanan minimum yang ditetapkan, jika iya maka anggota merubah jumlah simpanan pada form simpanan, jika tidak bagian simpan pinjam mengisi buku simpan pinjam. Dan setelah itu membuat tanda terima simpanan sebanyak dua lembar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.4.

e. Document Flow Pinjaman Anggota

Proses dimulai dari anggota mengisi form pinjaman dan diserahkan kepada bagian simpan pinjam dan akan dicek apakah pinjaman lebih besar dari maksimal dana atau tidak. Bagian simpan pinjam konfirmasi kepada manajemen koperasi, setelah itu bagian simpan pinjam akan mengisi buku simpan pinjam dan membuat surat bukti pinjaman rangkap dua, satu untuk anggota dan direkap. Bagian simpan pinjam juga membuat laporan pinjaman rangkap dua. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 4.5.

22

f. Document Flow Pengambilan Simpanan

Proses dimulai dari anggota mengisi form ambil simpanan, lalu form ambil simpanan yang sudah terisi diserahkan kepada bagian simpan pinjam beserta kartu anggota. Bagian simpan pinjam mengecek apakah jumlah ambil tidak melebihi simpanan yang dimiliki, jika iya maka bagian simpan pinjam mengisi buku simpan pinjam setelah itu dibuatkan bukti ambil simpanan rangkap dua, untuk direkap dan anggota. Untuk lebih jelasnya, proses pengambilan simpanan dapat dijelaskan pada gambar 4.6.

g. Document Flow Angsuran Pinjaman

Proses dimulai dari anggota menyerahkan surat bukti pinjaman, kartu anggota dan uang angsuran yang diserahkan kepada bagian simpan pinjam. Bagian simpan pinjam akan mengisi buku simpan pinjam dan membuat surat bukti angsuran rangkap dua, satu untuk direkap dan satu untuk anggota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.7.

Gambar 4.7 Document Flow Angsuran Pinjaman

h. Document Flow Perhitungan SHU

Pada document flow perhitungan SHU, manajemen koperasi mengevaluasi semua laporan usaha yaitu laporan simpanan, laporan pinjaman, laporan penjualan, dan laporan pembelian untuk menghitung laba. Setelah

24

diketahui laba maka akan dilakukan perhitungan SHU untuk anggota setelah itu manajemen koperasi akan membuat laporan SHU sebanyak dua lembar. Salah satu laporan direkap dan yang sisanya diberikan kepada anggota. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Document Flow Perhitungan SHU

4.2 Mendesain Sistem

Sebagai penjelasan dari analisis sistem diatas maka akan digambarkan beberapa desain sistem. Desain sistem tersebut meliputi system flow, contex diagram, HIPO, DFD (Data Flow Diagram), ERD (Entity Relational Diagram), struktur file dan desain I/O.

4.2.1System Flow

Dengan melihat dan menganalisa sistem yang sedang berjalan saat ini, maka dilakukan suatu prosedur pengembangan yaitu dengan membuat system flow baru. System Flow yang ada digambarkan sebagai berikut:

a. System Flow Login

Proses login dimulai dari bagian administrasi yang menyimpan data login. Selanjutnya pengurus koperasi menginputkan user name dan password, jika valid maka akan bisa masuk ke sistem. Untuk lebih jelasnya akan ditunjukkan oleh gambar 4.9 System Flow Login.

Gambar 4.9 System Flow Login

b. System Flow Pendaftaran Anggota

Prosesnya dimulai dari form yang telah diisi data oleh anggota diserahkan kepada bagian administrasi untuk dientrykan data anggota yang akan disimpan dalam database anggota. Dari data tersebut akan dibuat kartu anggota

26

yang diberikan kepada anggota setelah itu akan dibuat laporan anggota yang diserahkan untuk manajemen koperasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.10 System Flow Pendaftaran Anggota.

Gambar 4.10 System Flow Pendaftaran Anggota

c. System Flow Pembelian

Proses dimulai dari bagian jual beli yang mengecek stock dari database barang, jika mencapai minimal stock, maka bagian jual beli membuat daftar pembelian rangkap dua, satu untuk diarsip dan satu untuk supplier. Selanjutnya supplier akan menyiapkan barang dan membuat nota beli yang akan diserahkan kepada bagian jual beli. Bagian jual beli akan mengentrykan data pembelian untuk disimpan ke database pembelian dan mengupdate barang. Setelah itu akan dibuat laporan pembelian rangkap dua, satu untuk direkap, dan sisanya untuk manajemen koperasi.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.11 System Flow Pembelian. ! ! " # ! $ $ ! $ ! % ! & $ ' ! ( " ! ! % ! ) ' * " * ! " ! !

Gambar 4.11 System Flow Pembelian

d. System Flow Penjualan

Dimulai dari anggota membeli barang dan menyerahkan kepada bagian jual beli, bagian jual beli mengecek jika penjualannya tunai maka bagian jual beli

28

akan mengentrykan data penjualan untuk disimpan ke database penjualan serta membuat nota penjualan rangkap dua, satu untuk direkap dan satu untuk anggota. Jika penjualan kredit, bagian jual beli mengecek apakah tunggakan atau pinjaman anggota sudah maksimal, jika iya anggota tidak bisa meminjam lagi jika tidak bagian jual beli mengentrykan data piutang untuk disimpan ke database piutang dan mengupdate barang serta membuat surat piutang rangkap dua, satu diarsip, sisanya untuk bagian simpan pinjam yang akan disimpan dalam database simpanan. Setelah itu bagian jual beli membuat laporan penjualan rangkap dua, satu diarsip dan sisanya untuk manajemen koperasi. Lebih jelasnya terlihat pada gambar 4.12 System Flow Penjualan.

e. System Flow Simpanan Anggota

Bagian simpan pinjam akan mengentrykan data simpanan berdasarkan form yang telah diisi oleh anggota untuk selanjutnya disimpan ke database simpanan. Setelah itu bagian simpan pinjam juga membuat tanda terima simpanan yang dibuat rangkap dua, satu untuk disimpan dan satu untuk anggota, bagian simpan pinjam juga membuat laporan simpanan rangkap dua, satu diarsip dan sisanya untuk manajemen koperasi. Jika simpanan wajib prosesnya juga hampir sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.13 System Flow Simpanan Anggota.

30

f. System Flow Pinjaman Anggota

Bagian simpan pinjam akan mengentrykan data pinjaman berdasarkan form yang telah diisi oleh anggota untuk selanjutnya disimpan ke database pinjaman. Setelah itu bagian simpan pinjam juga membuat surat bukti pinjaman yang dibuat rangkap dua, satu untuk disimpan dan satu untuk anggota. Bagian simpan pinjam juga membuat laporan pinjaman rangkap dua, satu diarsip dan sisanya untuk manajemen koperasi. Prosesnya dapat dilihat pada gambar 4.14 System Flow Pinjaman Anggota.

%

% %

+ +

"

g. System Flow Pengambilan Simpanan

Anggota menyerahkan kartu anggota dan form ambil simpanan yang terisi untuk dientrykan ke dalam database ambil simpanan dan mengupdate simpanan. Setelah itu bagian simpan pinjam akan membuat bukti ambil simpanan rangkap dua, untuk diarsip dan anggota. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan gambar 4.15 System Flow Pengambilan Simpanan.

Gambar 4.15 System Flow Pengambilan Simpanan

h. System Flow Angsuran Pinjaman

Anggota menyerahkan kartu anggota, surat bukti pinjaman dan uang angsuran kepada bagian simpan pinjam untuk dientrykan dan kemudian disimpan ke database angsuran serta mengupdate database pinjaman. Selanjutnya bagian simpan pinjam membuat surat bukti angsuran yang dibuat rangkap dua, satu

32

diarsip dan untuk anggota. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan gambar 4.16 System Flow Angsuran Pinjaman.

Gambar 4.16 System Flow Angsuran Pinjaman

i. System Flow Perhitungan SHU

Proses perhitungan SHU, manajemen koperasi menghitung laba dengan membaca database simpan, pinjam, penjualan dan pembelian. Setelah diketahui laba maka akan dilakukan perhitungan SHU dengan membaca database anggota. SHU didapat berdasar simpanan yang dilakukan anggota. Setelah SHU diketahui, hasilnya disimpan pada database SHU. Setelah itu bendahara akan membuat laporan SHU sebanyak dua lembar, untuk direkap dan diberikan kepada Anggota.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 4.17 System Flow Perhitungan

Dokumen terkait