• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini adalah bagian paling akhir dari laporan kerja praktek yang di dalamnya berisi tentang kesimpulan dari semua pembahasan yang telah dibahas di bab-bab sebelumnya.

STIKOM

SURABAYA

7

BAB II

GAMBARAN UMUM PT BARATA INDONESIA

2.1 PT. Barata Indonesia

PT. BARATA INDONESIA (Persero) didirikan pada tahun 1971 dengan nama PT. BARATA METAL WORKS & ENGINEERING yang merupakan merger dari :

1. PN. BARATA dahulu NV. BRAAT Machinefabriek, didirikan pada tahun 1901 untuk memberikan jasa pemugaran kepada pabrik - pabrik gula, manufaktur jembatan, dan konstruksi baja lainnya

2. PN. SABANG MERAUKE dahulu Machinefabriek & Scheeepswerf NV. MOLENVLIET, didirikan pada tahun 1920 untuk memberikan jasa pemugaran pada industri budidaya gunung dan perkapalan pantai.

3. PN. PEPRIDA, yaitu perusahaan milik pemerintah yang didirikan pada tahu 1962 untuk melaksanakan pembangunan proyek-proyek industri dasar.

Pada awal berdirinya, PT BARATA INDONESIA berpusat di Surabaya menempati area seluas 6.7 Ha di jalan Ngagel No. 109 yang mana dalam perkembangannya dari waktu ke waktu telah menjadi wilayah pusat kota yang padat penduduk. Dengan pertimbangan untuk pengembangan ke depan, dimana dibutuhkan ketersediaan lahan yang lebih luas, maka PT. BARATA INDONESIA ( Persero ) melakukan relokasi kantor dan pabrik ke Gresik di Jl. Veteran No 241 pada tahun 2005 dengan menempati lahan seluas 22 Ha

2.2 VISI PT Barata Indonesia

PT. BARATA INDONESIA ( Persero ) menjadi perusahaan Foundry and Metalworks dan Engineering, Procurement & Construction ( EPC ) yang tangguh

STIKOM

SURABAYA

8

2.3 MISI PT. Barata Indonesia (Persero)

Melakukan kegiatan usaha EPC dibidang Industri Agro, Industri Migas (Tankage ) dan Industri Pembangkit Tenaga Listrik.

Melakukan kegiatan usaha Foundry dan Metalworks Peralatan Industri dan Komponen untuk bidang Agro, Oil & Gas, Power Plant dan Pengairan dengan mengoptimalkan sumber daya sehingga memberikan nilai tambah bagi karyawan, pemesan, pemegang saham dan stake holder lainnya.

2.4 STRUKTUR ORGANISASI PT. Barata Indonesia (persero)

Ketua produksi Divisi produksi pengecoran Divisi produksi peralatan jalan Bagian perencanaan & pengendalian produksi

Bagian produksi seri Bagian produksi non

seri

Bagian pengendalian

kualitas Bagian maintenance

Seksi perencanaan produksi Seksi pengendalian produksi Seksi gudang Seksi model Seksi core 1 Seksi core 2 Seksi cetak 1 Seksi cetak 2 Seksi melting 1 Seksi melting 2 Seksi fettling 1 Seksi fettling 2 Seksi finising 1 Seksi finishing 2 Seksi core 3 Seksi cetak 3 Seksi fettling 3 Seksi finishing 3 Seksi perawatan Bagian produksi Bagian perencanaan & pengendalian produksi

Bagian maintenance Bagian pengendalian

kualitas Seksi konstruksi Seksi permesinan Seksi perencanaan produksi Seksi pengendalian produksi Seksi gudang

Seksi perawatan Seksi enjiniring

Divisi peralatan industri proses

Divisi produksi peralatan industri

agro

STIKOM

SURABAYA

9 Divisi peralatan industri proses Divisi produksi peralatan industri agro

Bagian produksi Bagian perencanaan & pengendalian

produksi

Bagian maintenance Bagian pengendalian

kualitas Bagian enjiniring

Seksi pengelasan Seksi perakitan Seksi forming Seksi finishing Seksi perencanaan produksi Seksi pengendalian produksi Seksi gudang Seksi perawatan Bagian enjiniring Bagian perencanaan & pengendalian produksi

Bagian produksi Bagian pengendalian

kualitas Bagian maintenance

Seksi perencanaan produksi Seksi pengendalian produksi Seksi instalasi Seksi gudang Seksi mesin 1 Seksi mesin 2 Seksi cetak Seksi konstruksi Seksi perawatan

STIKOM

SURABAYA

10

BAB III LANDASAN TEORI

Dalam pembuatan rancang bangun manjemen sistem informasi pada PT. Barata Indonesia (Persero) mengambil beberapa teori penunjangsebagai acuan. Teori-teori tersebut antara lain :

3.1 Konsep Dasar Sistem

Menurut Ludwig Von Bartalanfy, (2004) “Sistem merupakan seperangkat

unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut

dengan lingkungan.”

Suatu sistem yang dibuat tentunya memiliki maksud tertentu. Sistem dibuat untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan sasaran (objective). Tujuan biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran biasanya dalam ruang lingkup yang lebih sempit.

Suatu sistem yang akan dibuat pastinya akan mempunyai suatu model sistem yang dimana model tersebut digunakan untuk pembuatan sistem yang ada. Model sistem menurut yahya (2012) contoh :

Input proses output

Gambar 3.1 model sistem

Input

Input diproses untuk menghasilkan output yang bermakna. Sistem input dipanggil data.

STIKOM

SURABAYA

11

Pemrosesan

Tujuan pemrosesan ialah untuk memastikan validity (pengesahan ) data yang masuk ke dalam sistem dan menukar data ini kepada maklumat yang tepat.

Output

Maklumat adalah data yang telah diproses untuk kegunaan tertentu serta merupakan produk kepada satu sistem

3.2 Konsep Dasar Informasi

Dalam bidang ilmu komputer, informasi adalah data yang di simpan, diproses, atau ditrasmisikan. definisi informasi sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi atau aliran.

informasi adalah data yang di simpan, diproses, atau ditrasmisikan. definisi informasi sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi atau aliran (Julistyanto, 2011).

Informasi juga dikatakan sebagai data yang sudah dikelola dan data tersebut mempunyai arti yang berarti bagi seseorang yang membutuhkan data tersebut.

3.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Tata Sutabri, 2004).

3.4 Konsep Dasar Manajemen

Manajemen menurut Sakti (2012) kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur."

STIKOM

SURABAYA

12

Dalam perusahaan besar manajemen itu sangat di perlukan sekali karena apabila perusahaan tersebut tidak memiliki sebuah manajemen, baik di bidang apa saja maka perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam mengelolanya oleh karena itu betapa pentingnya manajemen akan dibutuhkan dalam seluruh organisasi. Biasanya yang menjadi permasalahan dalam organisasi ataupun perusahaan yang tidak memiliki manajemen didalamnya adalah

1. Sulit menjadikan perusahaan tersebut untuk menuju yang lebih baik. 2. Akan muncul masalah – masalah yang sulit dihadapi

3. Mempersulit perusahaan khususnya karyawan dalam bekerja. 4. Fatalnya perusahaan dalam daya saing dengan perusahaan lainnya.

3.5 Konsep dasar Warehouse

“Warehouse” atau bisa dikatakan sebagai pergudangan berfungsi

menyimpan barang untuk produksi atau hasil produksi dalam jumlah dan rentang waktu tertentu yang kemudian didistribusikan ke lokasi yang dituju berdasarkan permintaan.

3.6 Konsep dasar Manajemen Warehouse

Manajemen warehouse ialah sebuah aturan yang tujuannya untuk mengatur sebuah gudang data yang dimana gudang tersebut memiliki data yang banyak sehingga data tersebut tidak hilang dan rusak.

3.7 Analisa Dan Perancangan Sistem

analisa sistem adalah bagian dari beberapa tahap yang ada dalam langkah-langkah yang diperlukan di dalam menganalisa sebuah sistem. Analisa sistem ini juga merupakan tahap yang paling penting dalam pembuatan sebuah pemrograman.

STIKOM

SURABAYA

13

3.7.1 Document Flow (Docflow)

Flow itu sendiri mempunyai arti penggambaran secara grafik dari langkah-langah dan urut-urutan prosedur dari sutau program.

Document flow menggambarkan hubungan antara input, proses dan output.

Document flow juga menampilkan logika yang digunakan komputer ketika melakukan proses dalam sistem.

3.7.2 System Flow (Sysflow)

System Flowchart merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem.

3.7.3 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan system sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama

Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. 3.7.4 Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut pendapat Kronke (2006) Entity Relationship Diagram (ERD) adalah adalah suatu pemodelan konseptual yang didesain secara khusus untuk mengidentifikasikan entitas yang menjelaskan data dan hubungan antar data. Simbol-simbol Dalam ERD

STIKOM

SURABAYA

14

Gambar 3.3. Simbol ERD

ERD merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERD untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol. Pada dasarnya ada tiga komponen yang digunakan, yaitu :

a. Entity

Entity merupakan objek yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Simbol dari entity ini biasanya digambarkan dengan persegi panjang.

b. Atribut

Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang berfungsi untuk men-deskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Isi dari atribut

STIKOM

SURABAYA

15

mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasikan isi elemen satu dengan yang lain. Gambar atribut diwakili oleh simbol elips.

c. Hubungan / Relasi

Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Relasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dalam satu basis data yaitu:

1) Satu ke satu (One to one)

Hubungan relasi satu ke satu yaitu setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B.

2) Satu ke banyak (One to many)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi setiap entitas pada entitas B dapat berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

3) Banyak ke banyak (Many to many)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B.

STIKOM

SURABAYA

16

BAB IV

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Prosedur Kerja Praktek

Di dalam pengumpulan sebuah data dalam penyelesaian kerja praktek ini dibutuhkan magang selama kurang lebih 1 bulan. Dengan adanya magang atau bisa disebut kerja praktek ini mempunyai tujuan agar setiap mahasiswa mampu terjun dan merasakan kerasnya dunia kerja dan sebagai pengalaman mahasiswa ke dunia luar. Kerja praktek ini juga melatih mahasiswa dalam menganalisa sebuah permasalahan yang ada di PT. Barata Indonesia (Persero). Untuk memperoleh sebuah informasi dalam Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen

Warehouse di Perusahaan PT. Barata Indonesia (Persero) ini diperoleh dari sumber terkait hal ini dikarenakan agar mendapat hasil yang sesuai dengan kebutuhan. Data dan informasi tersebut diperoleh dengan cara :

a. Observasi

Observasi yang dilakukan selama kerja praktek ini menggunakan dengan cara survey yang dimana ini untuk mengetahui permasalahan yang ada di PT. Barata Indonesia (Persero). Selama survey akan dilakukan pencarian informasi yang dimana informasi ini bertujuan sebagai pembuatan judul yang akan dikerjakan. Selain pembuatan judul survey ini bertujuan sebagai untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang akan dikerjakan

b. Wawancara

Dalam pengerjaan suatu masalah akan dibutuhkan banyak data yang nantinya data tersebut digunakan sebagai sumber informasi dalam pembuatan rancang

STIKOM

SURABAYA

17

bangun sistem informasi manajemen warehouse di PT. Barata Indonesia (Persero) oleh karena itu dibutuhkan wawancara kepada narasumber yang tepat, hal ini dilakukan agar tercapai validnya informasi yang diperoleh. c. Studi Kepustakaan

Selain mencari sumber informasi dengan menggunakan wawancara, hal ini dapat dilakukan dengan cara studi kepustakaan yang dimana hal ini dilakukan dengan cara mencari informasi dari berbagai literatur yang berhubungan dalam pembuatan rancang bangun sistem informasi manajemen warehouse di PT. Barata Indonesia (Persero).

4.2 Perancangan Sistem 4.2.1 Analisa Sistem

Dalam pembuatan sistem baru hal utama yang harus dilakukan adalah menganalisa sistem. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu sistem yang baik dan membuat pengguna mudah dalam pengoperasiannya. Pada aplikasi yang akan dibuat akan ada :

a. Input data b. Pengolahan data c. Pembuatan laporan

Dari ketiga point diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Input Data

Sistem Informasi Manajemen Warehouse ini mempunyai beberapa proses diantaranya ialah penambahan barang baru, penambahan pengguna sekaligus pemberian hak akses, penginputanan pemesan, penambahan supplier, penambahan order, pembuatan workshop baru.

STIKOM

SURABAYA

18

b. Pengolahan Data

Pada proses pengolahan data, data yang dibutuhkan adalah data yang berasal dari inputan yang selanjutnya data tersebut dijadikan sebuah informasi penambahan barang dan juga pengurangan barang.

c. Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan akan dilakukan setelah proses input data dan pengolahan data selesai dilakukan. Laporan-laporan yang akan ada pada program berupa : 1. Laporan Bon Bahan Masuk

2. Laporan Bon Bahan Keluar 3. Laporan Data Barang

4.3 Desain Sistem

Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan, maka dibuatlah sistem yang terkomputerisasi dan terintegrasi. Sistem tersebut akan digambarkan dan di jelaskan secara detail pada Data Flow Diagram dan perancangan database akan digambarkan pada Entity Relationship Diagram dan secara detail akan digambarkan struktur tabel, dan juga desain sistem digambarkan pada Desain

STIKOM

SURABAYA

19

4.4 Diagram Berjenjang

Rancang Bangun Sistem Informasi manajemen warehouse diPT Barata

Indonesia.

Manajemen barang Laporan

BBM BBK Barang baru Laporan BBM Laporan BBK Laporan Barang Baru

Gambar 4.1 Diagram Berjenjang

4.5 Diagram Context

Username & password BBK

BBM

laporan barang baru Data barang baru

Data BBK Data BBM 0

Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku

+

admin (WS1 WS2 WS3 WS4)

Gambar 4.2 Diagram Context

Pada level awal pada DFD terdapat context diagram yang dimana didalamnya menjelaskan secara global input dan output dari aplikasi ini. Disini terdapat satu external entity yaitu admin dari semua gudang. Seorang admin dapat menginputkan data BBM, BBK, pencatatan barang baru pada setiap gudang. Setelah diinputkan sebuah data maka admin juga dapat melihat laporan yang akan di cetak atau bisa juga hanya sekedar melihat saja.

STIKOM

SURABAYA

20 4.5.1 DFD Level 0 Data workshop hak akses Notifikasi data login [Username & password]

kd workshop kd workshop

kd workshop

laporan barang baru

laporan barang keluar laporan barang masuk

stok barang masuk

stok barang keluar [BBK]

[BBM]

[laporan]

no order no order

Data Barang Baru Data Barang Keluar Data barang masuk

[barang baru] [Data barang baru]

[Data BBK] [Data BBM] admin (WS1 WS2 WS3 WS4) 1 Pencatatan Barang Masuk + 2 Pencatatan Barang Keluar + 3 Pencatatan Barang Baru + 1 BBM 2 BBK 3 Data Barang 4 Order 4 laporan + 5 Workshop 5 validasi pengguna + 6 User Gambar 4.3 DFD Level 0

Pada gambar 4.2 itu adalah penurunan dari diagram context dimana didalamnya terdapat 5 proses yaitu : pencatatan barang masuk, pencatatan barang keluar, validasi pengguna, pembuatan laporan, pencatatan barang baru.

4.5.1.1 DFD Level 1 Pencatatan Barang Masuk

[kd workshop] [laporan barang masuk]

[stok barang masuk] [BBM]

[no order]

[Data barang masuk] [Data BBM] admin (WS1 WS2 WS3 WS4) 1 BBM 1.1 Pengisian Data barang masuk 4 Order 3 Data Barang laporan 5 Workshop Gambar 4.4 DFD Level 1 Pencatatan Barang Masuk

STIKOM

SURABAYA

21

Pada gambar 4.3 itu adalah penurunan dari DFD Level 0 dimana didalamnya terdapat satu proses yaitu : pengisian data barang masuk

4.5.1.2 Pencatatan Barang Keluar

[kd workshop] [laporan barang keluar]

[stok barang keluar]

[BBK] [Data Barang Keluar]

[no order] [Data BBK] admin (WS1 WS2 WS3 WS4) 2 BBK 4 Order 2.1 pengisian data barang keluar 3 Data Barang laporan 5 Workshop Gambar 4.5 DFD Level 1 Pencatatan Barang Keluar

Pada gambar 4.4 itu adalah penurunan dari DFD Level 0 dimana didalamnya terdapat satu proses yaitu : pengisian data barang keluar.

4.5.1.3 Pencatatan Barang Baru

[kd workshop] [laporan barang baru]

[Data Barang Baru] [barang baru]

[Data barang baru] admin (WS1 WS2 WS3 WS4) 3 Data Barang laporan 3.1 pengisian barang baru 5 Workshop Gambar 4.6 DFD Level 1 Pencatatan Barang Baru

Pada gambar 4.6 itu adalah penurunan dari DFD Level 0 dimana didalamnya terdapat satu proses yaitu : pengisian data barang Baru.

STIKOM

SURABAYA

22

4.5.1.4 Laporan

[laporan barang baru] [laporan barang keluar]

[laporan] admin (WS1

WS2 WS3 WS4)

Penc atatan Barang Masuk

Penc atatan Barang Keluar

Penc atatan Barang Baru

4.1

report semua laporan

Gambar 4.7 DFD Level 1 Laporan

Pada gambar 4.7 itu adalah penurunan dari DFD Level 0 dimana didalamnya terdapat satu proses yaitu : report semua laporan.

4.5.1.4 Validasi Pengguna

[Data workshop] [hak akses]

[data login] [Notifikasi]

[Username & password] admin (WS1 WS2 WS3 WS4) 6 User 5.1 validasi pengguna 5 Workshop

Gambar 4.8 DFD Level 1 Validasi Pengguna

Pada gambar 4.8 itu adalah penurunan dari DFD Level 0 dimana didalamnya terdapat satu proses yaitu : Validasi Pengguna.

4.6 Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan proses yang menunjukkan

hubungan antara entitas satu dengan entitas yang lainnya. ERD terbagi dari dua macam, yaitu :

STIKOM

SURABAYA

23

a. Conceptual Data Model (CDM)

Conceptual Data Model ialah model yang dirancang dari obyek-obyek dasar yang dinamakan entitas (entity). Setiap entity mempunyai keterhubungan

entity satu dengan entity yang lainnya. Pada rancang bangun sistem informasi manajemen warehouse di PT. Barata Indonesia mempunyai 10 entitas yang saling terhubung. digunakan3 memiliki1 memiliki2 Detil_BBK Detil_BBM digunakan1 digunakan2

mempunyai hak akses untuk3 untuk2 untuk1 memesan menyuplai acuan dipesan Workshop ID_Workshop Nama_Workshop

<pi> Variable characters (10) Variable characters (20) <M> Identifier_1 <pi> taborder No_Order Nama_Order TGMUL TGSEL selesai

<pi> Variable characters (20) Variable characters (30) Date & Time Date & Time Variable characters (7) <M> Identifier_1 <pi> Data Barang KodeBarang NoKartu NamaBarang NoPerk Import Ukuran Stok Harga

<pi> Variable characters (15) Variable characters (20) Variable characters (30) Number (20) Variable characters (20) Variable characters (20) Integer Integer <M> Identifier_1 <pi> pengguna ID_pengguna nama_pengguna username password

<pi> Variable characters (10) Variable characters (20) Variable characters (30) Variable characters (30) <M> Identifier_1 <pi> BBM No_BonM No_KartuM No_SPPM No_LoM KodeBarangM NamaBarangM UkuranM JumlahM HargaSatuanM TanggalM

<pi> Variable characters (10) Variable characters (20) Variable characters (40) Variable characters (60) Variable characters (20) Variable characters (30) Variable characters (20) Integer Integer Date & Time

<M> Identifier_1 <pi> BBK No_BonK No_KartuK CostCentreK NamaBendaYangDikerjakanK KodeBarangK NamaBarangK UkuranK JumlahK tanggalK

<pi> Variable characters (10) Variable characters (20) Variable characters (50) Variable characters (50) Variable characters (20) Variable characters (30) Variable characters (20) Integer Date & Time

<M> Identifier_1 <pi> PEMESAN kdpemesan nmpemesan alamatpemesan kotapemesan notelppemesan kontakpemesan

<pi> Variable characters (15) Variable characters (30) Variable characters (50) Variable characters (30) Number (20) Variable characters (20) <M> Identifier_1 <pi> satuan Id_satuan namasatuan <pi> Characters (2) Variable characters (20) <M> Identifier_1 <pi> supplier kdsupplier namasupplier alamatsupplier kotasupplier notlpsupplier kontaksupplier

<pi> Variable characters (15) Variable characters (50) Variable characters (50) Variable characters (30) Number (20) Variable characters (20) <M> Identifier_1 <pi> asalbarang kdasal namaasal <pi> Characters (2) Variable characters (10) <M> Identifier_1 <pi>

Gambar 4.9 Conceptual Data Model

b. Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model (PDM) adalah sebuah generate dari proses sebelumnya yaitu Conceptual Data Model (CDM). Di dalam PDM terdapat 12 entitas yang dimana entitas tersebut saling terhubung dan nantinya entitas tersebut digunakan sebagai pembuatan tabel-tabel pada database.

STIKOM

SURABAYA

24 FK_DATA_BAR_DIGUNAKAN_WORKSHOP FK_BBM_MEMILIKI1_TABORDER FK_BBK_MEMILIKI2_TABORDER FK_DETIL_BB_DETIL_BBK_BBK FK_DETIL_BB_DETIL_BBK_DATA_BAR FK_DETIL_BB_DETIL_BBM_BBM FK_DETIL_BB_DETIL_BBM_DATA_BAR FK_BBM_DIGUNAKAN_WORKSHOP FK_BBK_DIGUNAKAN_WORKSHOP FK_PENGGUNA_MEMPUNYAI_WORKSHOP FK_BBK_UNTUK3_SATUAN FK_BBM_UNTUK2_SATUAN FK_DATA_BAR_UNTUK1_SATUAN FK_BBM_MEMESAN_PEMESAN FK_BBM_MENYUPLAI_SUPPLIER FK_BBM_ACUAN_ASALBARA FK_TABORDER_DIPESAN_PEMESAN Workshop ID_Workshop Nama_Workshop varchar(10) varchar(20) <pk> taborder No_Order kdpemesan Nama_Order TGMUL TGSEL selesai varchar(20) varchar(15) varchar(30) datetime datetime varchar(7) <pk> <fk> Data Barang KodeBarang ID_Workshop Id_satuan NoKartu NamaBarang NoPerk Import Ukuran Stok Harga varchar(15) varchar(10) char(2) varchar(20) varchar(30) numeric(20) varchar(20) varchar(20) int int <pk> <pk,fk1> <fk2> pengguna ID_pengguna ID_Workshop nama_pengguna username password varchar(10) varchar(10) varchar(20) varchar(30) varchar(30) <pk> <fk> BBM No_BonM kdasal No_Order kdpemesan ID_Workshop kdsupplier Id_satuan No_KartuM No_SPPM No_LoM KodeBarangM NamaBarangM UkuranM JumlahM HargaSatuanM TanggalM varchar(10) char(2) varchar(20) varchar(15) varchar(10) varchar(15) char(2) varchar(20) varchar(40) varchar(60) varchar(20) varchar(30) varchar(20) int int datetime <pk> <fk6> <fk1> <fk4> <pk,fk2> <fk5> <fk3> BBK No_BonK ID_Workshop No_Order Id_satuan No_KartuK CostCentreK NamaBendaYangDikerjakanK KodeBarangK NamaBarangK UkuranK JumlahK tanggalK varchar(10) varchar(10) varchar(20) char(2) varchar(20) varchar(50) varchar(50) varchar(20) varchar(30) varchar(20) int datetime <pk> <pk,fk2> <fk1> <fk3> PEMESAN kdpemesan nmpemesan alamatpemesan kotapemesan notelppemesan kontakpemesan varchar(15) varchar(30) varchar(50) varchar(30) numeric(20) varchar(20) <pk> satuan Id_satuan namasatuan char(2) varchar(20) <pk> supplier kdsupplier namasupplier alamatsupplier kotasupplier notlpsupplier kontaksupplier varchar(15) varchar(50) varchar(50) varchar(30) numeric(20) varchar(20) <pk> asalbarang kdasal namaasal char(2) varchar(10) <pk> Detil_BBK No_BonK ID_Workshop KodeBarang Dat_ID_Workshop varchar(10) varchar(10) varchar(15) varchar(10) <pk,fk1> <pk,fk1> <pk,fk2> <pk,fk2> Detil_BBM No_BonM ID_Workshop KodeBarang Dat_ID_Workshop varchar(10) varchar(10) varchar(15) varchar(10) <pk,fk1> <pk,fk1> <pk,fk2> <pk,fk2>

Gambar 4.10 Physical Data Model

4.7 Struktur Tabel

Struktur tabel dibuat untuk pembuatan rancang bangun sistem informasi manajemen warehouse di PT. Barata Indonesia. Struktur tabel disini akan

Dokumen terkait