• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini dijelaskan tentang penutup yang berisi kesimpulan setelah program aplikasi selesai dibuat dan saran untuk proses pengembangan selanjutnya.

9 2.1 Landasan Teori Tentang Permasalahan

Landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas ini meliputi sistem pembelian, pengendalian stock bahan baku, dan sistem penjualan dengan penjabaran sebagai berikut:

2.1.1 Pengendalian Stock Bahan Baku

Menurut Mcleod (2007), Stock merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.

Proses produksi yang terjadi pada suatu perusahaan pasti membutuhkan bahan baku. Mengingat pentingnya peranan produksi untuk dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan pasar, maka bahan baku yang tersimpan di gudang harus dapat memenuhi kebutuhan untuk proses produksi.

Pengendalian stock yang dilakukan oleh suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan untuk :

1. Menjaga agar jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.

2. Menjaga agar supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau berlebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar.

10

3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena dapat menimbulkan biaya pemesanan menjadi lebih besar.

Persediaan bahan baku yang tersimpan di gudang harus dapat memenuhi kebutuhan bahan baku untuk bagian produksi dalam melakukan proses produksi. Jumlah bahan baku yang ada harus terus dikontrol oleh bagian gudang untuk mengetahui apakah jumlah persediaan bahan baku berada pada keadaan minimum atau maksimum. Stock atau persediaan disebut minimum jika stock tersebut berada pada keadaan minimum point (persediaan minimum) yang merupakan batas jumlah persediaan yang paling rendah atau paling kecil yang harus ada untuk suatu jenis bahan atau barang. Persediaan minimum dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan kekurangan bahan atau persediaan. Stock atau persediaan disebut maksimum jika stock tersebut berada pada keadaan maximum

point (persediaan maksimum) yang merupakan batas jumlah persediaan yang

paling besar atau tertinggi yang sebaiknya dapat diadakan oleh perusahaan.

Keadaan stock bahan baku yang tersimpan di gudang harus selalu berada dalam keadaan optimal, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kekurangan maupun kelebihan bahan baku. Pada setiap proses produksi yang dilakukan oleh bagian produksi selalu membutuhkan bahan baku, yang akan diolah menjadi barang jadi. Jika terjadi kekurangan bahan baku yang tersimpan di gudang maka dapat mengakibatkan terhambatnya kelancaran proses produksi. Apabila bahan baku yang dimiliki tidak dapat memenuhi kebutuhan produksi, maka bagian produksi tidak dapat melanjutkan proses produksi. Terhambatnya proses produksi dapat mempengaruhi tingkat penjualan sehingga pendapatan perusahaan akan berkurang. Akan tetapi jika terjadi penumpukan bahan baku di

gudang yang disebabkan adanya kelebihan pembelian dapat mengakibatkan timbulnya biaya penyimpanan yang lebih tinggi. Untuk menghindari terjadinya kekurangan ataupun penumpukan bahan baku, maka diperlukan adanya sistem pengendalian stok yang dapat mengendalikan jumlah stok yang optimal dengan menggunakan metode Reorder Point.

2.1.2 Penjualan

Menurut Mulyadi (2001), penjualan adalah suatu transaksi dari pelanggan ke perusahaan, yang melibatkan sumber daya dalam suatu perusahaan, prosedur, data, serta sarana pendukung untuk mengoperasikan sistem penjualan itu sendiri sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan.

2.1.3 Sistem Pembelian

Menurut Mcleod (2007), pembelian merupakan kegiatan untuk memperoleh barang atau bahan dari pemasok yang dilaksanakan oleh bagian pembelian yang bertanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas dari bahan-bahan yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan dan harga yang sesuai.

Proses produksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk yang akan dijual oleh perusahaan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan proses produksi terhadap bahan baku, maka bagian pembelian harus membeli bahan baku untuk keperluan produksi tersebut dari pemasok. Dalam hal ini bagian pembelian akan melakukan order pembelian dari pemasok jika ada permintaan dari bagian gudang pada saat stock bahan baku sudah mencapai Reorder Point.

12

Dalam melakukan transaksi pembelian bagian pembelian seharusnya tidak hanya memperhatikan harga dari barang atau bahan yang lebih rendah dari harga yang telah ditentukan. Terdapat faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan di samping harga yang lebih rendah dari harga di pasaran, seperti kualitas, ketepatan tanggal penyerahan yang dijanjikan dan nama baik dari pemasok barang atau bahan tersebut. Terkadang walaupun harga barang atau bahan tersebut lebih tinggi daripada harga di pasaran tetapi dianggap lebih murah jika kualitas dan jadwal penyerahan yang diinginkan dapat terpenuhi.

2.2 Landasan Teori tentang Ilmu yang terkait

Landasan teori yang berkenaan dengan ilmu yang berkaitan dengan penyelesaian permasalahan yang dibahas ini yang meliputi Sistem Informasi Manajemen, konsep perancangan sistem yang meliputi Data Flow Diagram,

Sistem Flow dan Entity Relationship Diagram, dan SQL Server.

2.2.1 Sistem

Sebelum membahas pengertian dari sistem informasi manajemen, maka pertama harus diketahui dulu pengertian dari sistem. Menurut Herlambang (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari berberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan berdasarkan pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2.2 Informasi

Menurut Hartono (2005), informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Di dalam dunia bisnis, kejadian-kejadian yang sering terjadi adalah transaksi perubahan dari suatu nilai yang disebut transaksi. Kesatuan nyata adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.

Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu metode untuk menghasilkan informasi. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus informasi ini dapat digambarkan sebagai berikut:

14

Adapun fungsi-fungsi informasi adalah sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan pengetahuan bagi si pemakai.

2. Untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan pemakai.

3. Menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari suatu hal.

4. Informasi yang berkualitas harus akurat, tepat pada waktunya dan relevan. a. Akurat

Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan.

b. Tepat waktu

Berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat c. Relevan

Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang berbeda-beda.

2.2.3 Sistem Informasi Manajamen

Menurut Mcleod (2007), Sistem Informasi Manajamen (SIM) adalah suatu sistem berbasis komputer yang membuat informasi bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa. Para pengguna SIM biasanya terdiri atas entitas-entitas organisasi formal perusahaan atau sub-unit anak perusahaannya. Informasi yang diberikan oleh SIM ini bisa berupa informasi masa lalu, masa kini, maupun kemungkinan apa yang terjadi di masa depan.

2.2.4 Pengertian Persediaan

Menurut Rangkuti (2004), persediaan adalah barang-barang yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen setiap waktu. Kegiatan persediaan perlu diadakan suatu pengawasan. Tujuan dari diadakan pengawasan yaitu:

1. Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan. 2. Supaya pembentukan persediaan stabil. 3. Menghindari pembelian kecil-kecilan. 4. Pemesanan yang ekonomis.

2.2.5 Fungsi dan Tujuan Persediaan

Inventory pada hakikatnya bertujuan untuk mempertahankan kontinuitas

eksisteni suatu perusahaan dengan mencari keuntungan atau laba perusahaan itu. Caranya adalah dengan memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan dengan menyediakan barang yang diminta.

Fungsi persediaan menurut Rangkuti (2004) adalah sebagai berikut: 1. Fungsi Batch Stock atau Lot Size Inventory

Penyimpanan persediaan dalam jumlah besar dengan pertimbangan adanya potongan harga pada harga pembelian, efisiensi produksi karena proses produksi yang lama, dan adanya penghematan di biaya angkutan.

2. Fungsi Decoupling

Merupakan fungsi perusahaan untuk mengadakan persediaan decouple, dengan mengadakan pengelompokkan operasional secara terpisah-pisah.

16

3. Fungsi Antisipasi

Merupakan penyimpanan persediaan bahan yang fungsinya untuk penyelamatan jika sampai terjadi keterlambatan datangnya pesanan bahan baku dari pemasok atau leveransir. Tujuan utama adalah untuk menjaga proses konversi agar tetap berjalan dengan lancar.

Alasan yang kuat untuk menyediakan inventory adalah untuk hal-hal yang berhubungan dengan skala ekonomi dalam pengadaan dan produksi barang, untuk kebutuhan yang berubah-ubah dari waktu ke waktu, untuk fleksibilitas di dalam fasilitas penjadwalan distribusi barang, untuk spekulasi di dalam harga atau biaya, dan untuk ketidakpastian tentang waktu pesanan perlengkapan dan kebutuhan.

Ketika menghadapi permintaan yang berubah-ubah dari waktu ke waktu, pihak manajemen dapat melakukan pemesanan barang (inventory) selama periode permintaan yang sedikit untuk mengantisipasi periode permintaan yang tinggi.

Inventory ini membuat manajemen dapat beroperasi secara tetap sepanjang

musim, dan dapat menghindari biaya produksi yang berubah-ubah.

Penyediaan inventory bertujuan untuk menghadapi kondisi

ketidakpastian. Permintaan barang tidak bisa diketahui secara pasti, oleh karena itu perlu diramalkan untuk meminimalisir kerugian akibat over stock atau permintaan yang melampaui ramalan, perhitungan persediaan barang harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti.

2.2.6 Penggolongan Persediaan

Menurut Assauri (2008), persediaan pada umumnya dapat dibedakan menjadi 5 golongan yang meliputi:

1. Persediaan Bahan Baku (Raw Material Inventory)

Persediaan bahan baku yaitu persediaan barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, yang diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari pemasok atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang menggunakannya.

2. Persediaan Bagian Produk atau Parts yang dibeli (Purchased)

Persediaan bagian produk atau parts yaitu persediaan yang dibeli dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung dirakit dengan parts lain, tanpa melalui proses produksi sebelumnya.

3. Persediaan Bahan-bahan Pembantu (Supplies Stock)

Persediaan bahan-bahan pembantu yaitu persediaan bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.

4. Persediaan Bahan Setengah Jadi (Work In Process Inventory)

Persediaan barang setengah jadi yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi.

5. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Inventory)

Persediaan barang jadi yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual pada pelanggan atau perusahaan lain.

18

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa persediaan perusahaan adalah suatu barang tersimpan yang akan dilakukan suatu tindakan lebih lanjut ataupun barang yang tersimpan dan siap untuk digunakan tetapi belum sampai pada pemegang akhir (customer).

2.2.7 Metode Reorder Point

Menurut Sugiono (2009), Reorder Point adalah suatu titik ketika perusahaan harus mengadakan pemesanan kembali sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu tepat pada saat persediaan di titik nol atau pada tingkat safety stock. Dalam menentukan / menetapkan

reorder point harus memperhatikan hal-hal berikut:

1. Penggunaan bahan selama tenggang waktu (lead time) 2. Besarnya buffer stock

...(i) Dimana :

ROP = Titik pemesanan kembali (ReOrder Point)

LT = Waktu tunggu (Lead Time)

D = Penggunaan rata-rata per hari

Buffer = Persediaan cadangan (Safety Stock)

2.2.8 Analisis dan Perancangan Sistem

Menurut Hartono (2005), analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Tahap ini merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan dalam tahap ini menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Tugas utama dari menganalisis sistem meliputi:

a. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.

b. Membantu para pengambil keputusan. c. Mengevaluasi sistem yang telah ada.

d. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai berupa pengolahan data maupun pembuatan laporan baru.

e. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem.

2.2.9 SQL Server

Microsoft SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data

relasional produk Microsoft. Bahasa kueri utamanya adalah Transact-SQL yang merupakan implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh

Microsoft dan Sybase. Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang

memiliki basis data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi kemudian berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data besar.

Menurut Nugroho (2004) Microsoft SQL Server adalah perangkat lunak

Relation Database Management System (RDBMS) yang handal. Didesain untuk

mendukung proses transaksi yang besar seperti order secara online, inventori, akuntansi atau manufaktur. Microsoft SQL Server 2000 dapat dijalankan pada NT 4.0 Server atau Microsoft Windows 2000 Server, selain itu dapat pula di install

20

pada personal desktop di Windows 2000 Profesional dan Windows Millenium. Sistem akan dipergunakan oleh beberapa komputer (client-server) maka database yang dibangun adalah merupakan database yang berfungsi untuk menunjang hal tersebut. Untuk itu dalam penulisan ini dipakai database Microsoft SQL Server, selain itu database ini juga kompatibel dengan bahasa pemrograman Visual Basic yang digunakan. Secara teoritis program SQL yang sudah terinstal pada komputer dapat menampung 32.767 database dan terdapat lebih dari dua billion objek. Kelebihan Microsoft SQL Server dalam pembuatan database adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai transaction log sendiri dan mengatur transaksi dalam database. 2. Data dapat berkisar antara 1 MB sampai 1.048.516 MB.

3. Dapat menambah ukuran data secara manual dan otomatis.

4. Dapat diset sesuai dengan keinginan, misalnya sebuah database hanya dapat dibaca tetapi tidak dapat diubah.

2.2.10 Visual Basic .NET

Menurut Rusmawan (2013), Visual Basic .NET (VB.NET) merupakan pengembangan dari bahasa pemrograman Visual Basic sebelumnya yaitu Visual

Basic 6. Beberapa keunggulan VB. NET dengan VB versi sebelumnya, yaitu:

1. Menyederhanakan Deployment

VB. NET mengatasi masalah seputar deployment dari aplikasi berbasis Windows yaitu DLL Hell dan registrasi Component Object Model (COM),

sehingga dapat mempermudah deployment aplikasi yang berbasis Windows. 2. Menyederhanakan Pengembangan Perangkat Lunak

VB. NET memiliki fitur compiler yang bekerja secara background real-time

dan daftar task untuk penanganan kesalahan/bug program sehingga pengembang dapat secara langsung memperbaiki kesalahan kode program yang terjadi.

3. Mendukung Object Oriented Programming (OOP)

Dalam VB. NET dapat dibuat kode class yang menggunakan secara penuh konstruksi berbasis objek. Class-class tersebut reusable atau dapat digunakan kembali. VB. NET memiliki fitur bahasa pemrograman berorientasi objek

termasuk implementasinya secara penuh: inheritance/pewarisan,

encapsulation/pembungkusan, dan polymorphism/banyak bentuk.

4. Mempermudah Pengembangan Aplikasi Berbasis Web

Untuk mengembangkan aplikasi web disediakan desainer form web, yang menggunakan mekanisme “drag and drop” untuk membangun web. Sehingga dapat dibuat aplikasi thin-client (kebanyakan proses bisnis dilakukan oleh server) yang secara cerdas dapat di-render pada browser apa saja, serta pada

platform apa saja dengan cara mudah.

5. Mempermudah Migrasi dari VB 6 ke VB. NET

Interoperability COM menyediakan komunikasi dua arah antara aplikasi VB 6

dengan VB. NET. Wizard upgrade pada VB .NET 2003 memungkinkan pengembang dapat melakukan migrasi lebih dari 95% kode VB 6 menjadi VB

22 BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan System Development Life Cycle (SDLC) model Waterfall, yang memiliki tahapan-tahapan dalam pengerjaannya. SDLC yang dimulai dari tahap analisis sistem hingga tahap perawatan. Pada penilitian ini hanya melakukan mulai dari tahap analisis sistem hingga tahap pegujian saja.

Adapun langkah-langkah analisis yang dilakukan dalam pembuatan sistem informasi pengendalian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan atau peninjauan langsung terhadap obyek penelitian yang dalam hal ini dilakukan pada Gudang CV. Cahaya Karya Tehnik. Penelitian yang dilakukan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pengumpulan data terkait persediaan bahan baku

2. Memppelajari proses bisnis aktifitas pembelian bahan baku. 3. Menelaah masalah-masalah dalam aktifitas persediaan. b. Wawancara

Dalam melakukan wawancara bagian yang diwawancara adalah kepala bagian operasional. Kepala bagian operasional dipilih karena aplikasi pengendalian stock persediaan bahan baku ini dibuat untuk membantu kerja

bagian operasional dalam melakukan pengendalian stock yang ada pada CV. Cahaya Karya Tehnik.

c. Studi Literatur

Studi literatur dalam sebuah penelitian pada dasarnya dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain dan bagaimana orang mengerjakannya, kemudian seberapa berbeda penelitian yang akan dilakukan. Hal tersebut penting karena untuk menghindari usaha yang sebenarnya sudah pernah dilakukan orang lain dan bisa digunakan pada penelitian untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Di dalam melaksanakan studi literatur, yang dapat dilakukan adalah dengan mencari dan mempelajari literatur-literatur yang terkait dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Literatur tidak hanya berupa buku saja, namun dapat berupa jurnal ilmiah, paper serta Tugas Akhir mahasiswa sebelumnya. Penelitian mengenai aplikasi pengendalian stock persediaan bahan baku membutuhkan literatur yang berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Pengendalian stock bahan baku 2. Penjualan

3. Sistem Pembelian

4. Sistem Informasi Manajemen 5. Pengertian persediaan

6. Fungsi dan Tujuan Persediaan 7. Penggolongan Persediaan 8. Metode Reorder Point

24

10. SQL Server

11. Visual Basic .NET

Dalam penelitian yang akan dilakukan ini, studi literatur akan lebih banyak dilakukan dengan mengunjungi perpustakaan, membaca, dan meminjam buku yang mengandung materi-materi yang telah disebutkan di atas. Selain itu, tidak lupa juga materi dan daftar literatur yang digunakan akan dituliskan pada Landasan Teori dan Daftar Pustaka.

3.1.2 Identifikasi Permasalahan

Gudang CV. Cahaya Karya Tehnik merupakan bagian yang berperan penting dalam pengelolaan persediaan bahan baku. Bagian ini bertugas mengelola persediaan bahan baku untuk seluruh kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga kebutuhan bahan baku untuk semua kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar.

Sistem yang ada saat ini diawali ketika bagian produksi membutuhkan bahan baku dari gudang tetapi di gudang sudah tidak memiliki stok bahan baku tersebut. Kemudian bagian gudang akan membuatkan daftar bahan baku yang habis untuk diserahkan ke bagian pembelian. Bagian pembelian akan membuat

purchase order ke supplier agar segera dikirim bahan baku yang dipesan. Ketika

bahan baku datang di gudang, staf gudang akan melakukan pengecekan bahan baku tersebut. Jika bahan baku tersebut tidak baik, bagian gudang tetap menerima dan diberikan kode khusus untuk digunakan sebagai pengukuran dimensi panel yang dipesan oleh pelanggan. Jika bahan baku baik maka bahan baku tersebut akan digunakan untuk proses produksi. Setelah dilakukan proses pengecekan

bahan baku ini, maka bagian gudang akan membuatkan laporan penerimaan barang jadi dan melakukan update stock untuk penambahan bahan baku.

Apabila di gudang masih tersedia bahan baku, maka untuk dapat mengambilnya bagian produksi mengajukan permohonan ke bagian gudang agar disiapkan bahan baku yang dibutuhkan bagian produksi. Ketika bagian gudang menyiapkan kebutuhan bahan tersebut dibuatkan juga catatan kecil (bon) yang diserahkan ke bagian produksi sebagai bukti pengambilan bahan dari gudang. Setelah bahan baku ada di bagian produksi akan diolah menjadi box panel ataupun panel control system. Untuk box panel (panel tanpa komponen) akan langsung dimasukkan ke dalam gudang jadi (toko) untuk dijual langsung ke pelanggan, atau juga bisa digunakan sebagai stok.

Semua proses yang diuraikan di atas masih dilaksanakan secara manual. Mulai dari proses pemesanan bahan baku, pencatatan status pengecekan, pencatatan bahan baku masuk, pencatatan mutasi keluar, serta pembuatan laporan persediaan bahan baku.

Hasil identifikasi yang telah di analisis ini akan menggambarkan proses bisnis sistem pengendalian yang sedang berjalan saat ini pada Gudang CV. Cahaya Karya Tehnik. Proses bisnis aktifitas pengendalian pada Gudang CV. Cahaya Karya Tehnik akan dijelaskan pada dua document flow chart berikut ini: 1. Document Flow Pembelian Bahan Baku

Proses pengadaan/pembelian pada CV. Cahaya karya Tehnik adalah ketika bagian gudang melakukan pengecekan stok dan mencatat stok bahan-bahan apa saja yang sudah habis. Setelah mencatat stok yang habis ini bagian gudang akan memberikan daftar tersebut ke bagian pembelian, pada saat di bagian

26

pembelian maka akan dicatat dan akan dibuatkan Purchase Order (PO) untuk diserahkan ke supplier (pemasok). Kemudian supplier (pemasok) ini akan segera menyiapkan barang jadi yang dibeli dan membuatkan nota pembelian untuk diberikan ke CV. Cahaya Karya Tehnik. Pada saat barang jadi yang sudah dipesan

Dokumen terkait