• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berisi kesimpulan pembahasan permasalahan yang telah dilakukan dan saran bagi pengembangan sistem yang dibuat.

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Penggajian

Amstrong (1995:199) menyatakan bahwa sistem penggajian adalah proses untuk menentukan, mencatat, menaikkan dan mengendalikan tingkat gaji karyawan. Amstrong (1995:7) menyatakan bahwa gaji merupakan bayaran pokok yang diterima oleh seseorang, tidak termasuk unsur-unsur variabel dan tunjangan lainnya.

Menurut Simamora (2001:545) gaji dapat menjadi faktor penting dalam penentuan apakah seorang karyawan akan masuk kerja pada hari tertentu. Ketidakhadiran dapat disebabkan oleh keinginan menghindari ketidaknyamanan suatu lingkungan kerja (pekerjaan, rekan sejawat, penyelia, kondisi kerja), atau kekecewaan terhadap struktur balas jasa organisasi (gaji, promosi, pengakuan karyawan). Oleh karenanya, ketidakhadiran dapat menjadi salah satu cara dimana seorang karyawan dapat bereaksi pada suatu bentuk ketidakadilan yang sesuai dengan teori keadilan. Para karyawan pada umumnya diberikan kesempatan untuk kehilangan beberapa jumlah hari tertentu setiap tahun (karena sakit, izin meninggalkan kerja) tanpa kehilangan gaji mereka. Bagaimanapun, beberapa karyawan tetap tidak hadir kerja meskipun hal ini akan mengurangi gaji mereka.

Menurut UU no 13 tahun 2003 pengertian upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha sebagai pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang undangan,

termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Menurut Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor SE-07/MEN/1990 Tahun 1990, komponen upah terbagi menjadi tiga yaitu :

1. Upah pokok

Upah Pokok adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan.

2. Tunjangan tetap

Tunjangan Tetap adalah suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk pekerja dan keluarganya serta dibayarkan dalam satuan waktu yang sama, dengan pembayaran upah pokok, seperti Tunjangan Istri; Tunjangan Anak; Tunjangan Perumahan; Tunjangan Kemahalan; Tunjangan Daerah dan lain-lain. Tunjangan Makan dan Tunjangan Tranport dapat dimasukkan dalam komponen tunjangan tetap apabila pemberian tunjangan tersebut tidak dikaitkan dengan kehadiran, dan diterima secara tetap oleh pekerja menurut satuan waktu, harian atau bulanan.

3. Tunjangan tidak tetap

Tunjangan Tidak Tetap adalah suatu pembayaran secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan pekerja, yang diberikan secara tidak tetap untuk pekerja dan keluarganya serta dibayarkan menurut satuan waktu yang tidak sama dengan waktu pembayaran upah pokok, seperti Tunjangan Transport yang didasarkan pada kehadiran, Tunjangan Makan dapat dimasukkan ke dalam tunjangan tidak tetap apabila tunjangan tersebut diberikan atas dasar

kehadiran (pemberian tunjangan biasa dalam bentuk uang atau fasilitas makan).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1983 pasal 7 ayat 1 tentang pajak penghasilan menyatakan bahwa kepada orang pribadi atau perseorangan sebagai wajib pajak dalam negeri diberikan pengurangan berupa penghasilan tidak kena pajak yang besarnya :

1. Rp. 960.000,- (sembilan ratus enam puluh ribu rupiah) untuk diri wajib pajak;

2. Rp. 480.000,- (empat ratus delapan puluh ribu rupiah) untuk wajib pajak yang

kawin;

3. Rp. 960.000,- (sembilan ratus enam puluh ribu rupiah) tambahan untuk

seorang istri yang mempunyai penghasilan dari usaha atau dari pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan usaha suami atau anggota keluarga lain;

4. Rp. 480.000,- (empat ratus delapan puluh ribu rupiah) tambahan untuk setiap

orang keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3(tiga) orang untuk setiap keluarga.

2.2. Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2004) sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian

yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan

2.3. Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Menurut Kendall (2003:11) siklus hidup pengembangan sistem adalah pendekatan melalui beberapa tahap untuk menganalsis dan merancang sistem yang dimana sistem tersebut telah dikembangkan dengan sangat baik melalui penggunaan siklus kegiatan penganalisis dan pemakai secara spesifik. Meskipun masing-masing tahap ditampilkan secara terpisah, namun tidak pernah tercapai sebagai satu langkah terpisah. Melainkan beberapa aktifitas muncul secara simultan dan aktivitas tersebut dilakukan secara berulang-ulang. Lebih berguna lagi memikirkan bahwa siklus hidup pengembangan sistem bisa dicapai dengan tahap-tahap (dengan aktivitas berulang yang saling tumpang tindih satu sama lainnya dan menuju ke tujuan terakhir) dan tidak dalam langkah-langkah terpisah. Siklus hidup pengembangan sistem ditunjukkan pada Gambar 2.1.

2.3.1 Mengidentifikasi Masalah, Peluang dan Tujuan

Di tahap pertama dari siklus hidup pengembangan sistem ini, penganalisis mengidentifikasi masalah, peluang, dan tujuan-tujuan yang hendak di capai. Tahap ini sangat penting bagi keberhasilan proyek, karena tidak seorang pun ingin membuang-buang waktu kalau tujuan masalah yang keliru.

Tahap pertama ini bahwa penganalisis melihat dengan jujur pada apa yang terjadi di dalam bisnis. Kemudian, bersama-sama dengan anggota organisasional lain, penganalisis menentukan dengan tepat masalah-masalah tersebut. Seringnya, masalah ini akan dibawa oleh lainnya, dan mereka adalah alasan kenapa penganalisis mula-mula di panggil. Peluang adalah situasi di mana penganalisis yakin bahwa peningkatan bisa dilakukan melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi. Mengukur peluang memungkinkan bisnis untuk mencapai sisi kompetitif atau menyusun standard-standard industri.

Mengidentifikasi tujuan yang juga menjadi komponen terpenting di tahap pertama ini. Pertama, penganalisis harus menemukan apa yang sedang dilakukan dalam bisnis. Barulah, kemudian penganalisis akan bisa melihat beberapa aspek dalam aplikasi-aplikasi sistem informasi untuk membantu bisnis supaya mencapai tujuan-tujuannya dengan menyebut problem atau peluang-peluang tertentu.

Orang-orang yang terlibat dalam tahap pertama ini diantaranya ialah pemakai, penganalisis dan manajer sistem yang bertugas untuk mengkoordinasi proyek. Aktivitas dalam tahap ini meliputi wawancara terhadap menajemen pemakai, menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh, mengestimasi cakupan proyek, dan mendokumentasi hasil-hasilnya. Output hasil ini ialah laporan yang

feasible berisikan definisi problem dan ringkasan tujuan. Kemudian manajemen

harus membuat keputusan apakah output tersebut selanjutnya akan diproses berdasarkan proyek yang diajukan. Bila kelompok pemakai tidak memiliki cukup dana dalam anggarannya atau ingin menyelesaikan problem-problem lainnya atau bila problem tersebut ternyata tidak memerlukan suatu sistem komputer, solusi manualnya bisa di rekomendasikan, dan proyek sistem tidak akan diproses lebih lanjut.

2.3.2 Menentukan Syarat-syarat Informasi

Dalam tahap berikutnya, penganalisis memasukkan apa saja yang menentukan syarat-syarat informasi untuk para pemakai yang terlibat. Diantara perangkat-perangkat yang dipergunakan untuk menetapkan syarat-syarat informasi di dalam bisnis diantaranya ialah menentukan sampel dan memeriksa data mentah, wawancara, mengamati perilaku pembuat keputusan dan lingkungan kantor dan prototyping.

Dalam tahap syarat-syarat informasi SHPS, penganalisis berusaha keras untuk memahami informasi apa yang dibutuhkan pemakai agar bisa ditampilkan dalam pekerjaan mereka. Anda dapat melihat beberapa metode untuk menentukan syarat-syarat informasi ini melibatkan interaksi secara langsung dengan pemakai. Tahap ini membentuk gambaran mengenai organisasi dan tujuan-tujuan yang dimiliki oleh seorang penganalisa. Kadang-kadang hanya 2 tahap pertama dari siklus pengembangan sistem saja yang di jalani. Jenis studi ini memiliki tujuan yang berbeda dengan biasanya dilakukan oleh seorang spesialis yang disebut Penganalisis Informasi (PI).

Orang-orang yang terlibat dalam tahap ini adalah penganalisis dan pemakai, biasanya manajer operasi dan pegawai operasional. Penganalisis sistem perlu tahu detail-detail fungsi-fungsi sistem yang ada: siapa(orang-orang yang terlibat), apa (kegiatan bisnis), dimana(lingkungan dimana pekrjaan itu dilakukan), kapan(waktu yang tepat), dan bagaimana(bagaimana prosedur yang harus dijalankan) dari bisnis yang sedang di pelajari. Kemudian penganalisis juga harus bertanya mengapa bisnis menggunakan sistem yang ada. Ada alasan yang bagus melakukan bisnis dengan menggunakan metode-metode yang ada, dan hal-hal seperti ini harus dipertimbangkan saat merancang sebuah sistem baru.

Bila alasan dilakukannya operasi sebelumnya adalah „karena bisnis biasa dilakukan dengan cara seperti itu‟, maka penganalisis bisa berupaya

memperbaikinya berdasarkan prosedur yang dimiliki. Reengeneering proses bisnis bisa mambantu membentuk kerangka pendekatan untuk memikirkan ulang bisnis dengan cara yang lebih kreatif. Pada akhir tahap ini, penganalisis akan bisa memahami bagaimana fungsi-fungsi bisnis dan melengkapi informasi tentang masyarakat, tujuan, dan prosedur yang terlibat.

2.3.3 Menganalisis Kebutuhan Sistem

Tahap berikutnya adalah menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem. Sekali lagi, perangkat dan teknik-teknik tertentu akan membantu penganalisis menemukan kebutuhan. Perangkat yang dimaksud ialah penggunaan diagram aliran data untuk menyusun daftar input, proses, dan output fungsi bisnis dalam bentuk grafik terstruktur. Dari diagaram aliran data, dikembangkan suatu kamus data berisikan daftar seluruh item data yang digunakan dalam sistem berikut

spesifikasinya, apakah berupa alphanumeric atau teks, serta berapa banyak spasi yang dibutuhkan saat dicetak.

Selama tahap ini, penganalisis sistem juga menganalisis keputusan terstruktur yang dibuat. Keputusan terstruktur adalah keputusan-keputusan dimana kondisi, kondisi alternatif, tindakan serta aturan tindakan ditetapkan. Ada tiga metode utama untuk menganalisis keputusan terstruktur, yakni: bahasa inggris, rancangan keputusan, dan pohon keputusan.

Tidak semua keputusan dalam organisasi berupa keputusan terstruktur, namun yang terpenting bagi penganalisis sistem ialah ia bisa memahami mereka. Keputusan semi terstruktur(keputusan yang dibuat berdasarkan resiko) seringnya didukung oleh sistem pendukung keputusan. Saat menganalisis keputusan semi-terstruktur, penganalisis memeriksa kebutuhan berdasarkan tingakat kemampuan membuat keputusan yang diperlukan, tingkat kerumitan masalah, serta kriteria-kriteria yang harus dipertimbangkan saat keputusan tersebut dibuat.

Analisis keputusan dengan beragam kriteria (keputusan dimana banyak faktor yang harus di seimbangkan) adalah bagian dari tahap ini. Beberapa teknik tersedia untuk menganalisis keputusan dengan dengan beragam kriteria ini, meliputi proses pertukaran dan penggunaan metode-metode yang berbobot.

Pada poin ini, penganalisis sistem menyiapakan suatu proposal sistem yang berisikan ringkasan apa saja yang ditemukan, analisis biaya/keuntungan alternatif yang tersedia, serta rekomendasi atas apa saja (bila ada) yang harus dilakukan. Bila salah satu rekomendasi tersebut bisa diterima oleh manajemen, penganalisis akan memprosesnya lebih lanjut. Setiap problem sistem berifat unik,

dan tidak pernah terdapat satu solusi yang benar. Hal-hal dimana rekomendasi atau solusi dirumuskan tergantung pada kualitas individu dan latihan profesional masing-masing penganalisis.

2.3.4 Merancang Sistem Yang Direkomendasikan

Dalam tahap desain dari siklus hidup pengembangan sistem, penganalisa sistem menggunakan informasi-informasi yang terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain sistem informasi yang logik. Penganalisis merancang prosedur data-entry sedemikian rupa sehingga data yang dimasukkan kedalam sistem informasi benar-benar akurat. Selain itu, penganalisis menggunakan teknik-teknik bentuk dan perancangan layar tertentu untuk menjamin keefektifan input sistem informasi.

Bagian dari perancangan sistem informasi yang logik adalah peralatan antarmuka pengguna. Antarmuka menghubungkan pemakai dengan sistem, jadi perannya benar-benar sangat penting. Contoh dari antarmuka pemakai adalah keyboard (untuk mengetik pertanyaan dan jawaban), menu-menu pada layar (untuk mendatangkan perintah pemakai), serta berbagai jenis Graphical User Interfaces (GUIs) yang menggunakan mouse atau cukup dengan sentuhan pada layar.

Tahap perancangan juga mencakup perancangan file-file atau basisdata yang bisa menyimpan data-data yang diperlukan oleh pembuat keputusan. basisdata yang terususn dengan baik adalah dasar bagi seluruh sistem informasi. Dalam tahap ini, penganalisis juga bekerja sama dengan pemakai untuk merancang output (baik pada layar maupun pada hasil cetakan).

Terakhir, penganalisis harus merancang prosedur-prosedur back-up dan kontrol untuk melindungi sistem dan data serta untuk membuat paket-paket spesifikasi program bagi pemogram. Setiap paket bisa teridiri dari layout input dan output, spesifikasi file, dan detail-detail proses; serta pohon keputusan atau tabel, diagram aliran data, flowchart sistem, serta nama-nama dan fungsi-fungsi subprogram yang tertulis.

2.3.5 Mengembangkan Dan Mendokumentasikan Perangkat Lunak

Dalam tahap kelima dari siklus hidup pengembangan sistem, penganalisis bekerja bersama-sama dengan pemogram untuk mengembangkan suatu perangkat lunak awal yang diperlukan. Beberapa teknik terstruktur untuk merancang dan mendokumentasikan perangkat lunak meliputi rencana struktur dan pseudocode. Penganalisis sistem menggunakan salah satu semua perangkat ini untuk memprogram apa yang perlu di program.

Selama tahap ini, penganalisis juga bekerja sama dengan pemakai untuk mengembangkan dokumentasi perangkat lunak yang efektif, mencakup melakukan prosedur secara manual, bantuan online, dan web site yang membuat

fitur Frequently Asked Questions (FAQ), di file “Read Me” yang dikirimkan

bersama-sama dengan perangkat lunak baru. Kegiatan dokumentasi menunjukkan kepada pemakai tentang cara penggunaan perangkat lunak dan apa yang harus dilakukan bila perangkat lunak mengalami masalah.

Pemogram adalah pelaku utama dalam tahap ini karena mereka merancang, membuat kode, dan mengatasi kesalahan-kesalahan dari program komputer. Bila programnya adalah untuk dijalankan dalam lingkungan

mainframe, maka perlu diciptakan suatu Job Control Language (JCL). Untuk memastikan kualitasnya, pemogram bisa membuat perancangan dan kode program yang akan dijalankan, menjelaskan bagian-bagian kompleks program kepada tim pemogram lainnya.

2.3.6 Menguji Dan Mempertahankan Sistem

Sebelum sistem informasi dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Akan bisa menghemat biaya bila dapat menangkap adanya masalah sebelum sistem tersebut ditetapkan. Sebagian pengujian dilakukan oleh pemrogram sendiri, dan lainnya dilakukan oleh penganalisis sistem. Rangkaian penguji ini pertama-tama di jalankan bersama-sama dengan data contoh serta dengan data aktual dari sistem yang telah ada.

Mempertahankan sistem dan dokumentasinya di mulai di tahap ini dan dilakukan secara rutin selama sistem informasi dijalankan. Sebagian besar kerja rutin pemrogram adalah melakukan pemeliharaan, dan bisnis menghabiskan banyak uang untuk kegiatan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan seperti memperbaharui program, bisa di lakukan secara otomatis melalui suatu vendor site di World Wide Web. Sebagian besar prosedus sistematis dan dijalankan penganalisis selama siklus hidup pengembangan sistem membatu memastikan bahwa pemeliharaan bisa dijaga sampai tingkat minimum.

2.3.7 Mengimplementasikan Dan Mengevaluasi Sistem

Di tahap terakhir dari pengembangan sistem, penganalisis membantu untuk mengimplemantasikan sistem informasi. Tahap ini melibatkan pelatihan bagi pemakai untuk mengendalikan sistem. Sebagian pelatihan tersebut dilakukan

oleh vendor, namun kesalahan pelatihan merupakan tanggung jawab penganalisis sistem. Selain itu, penganalisis perlu merencanakan konversi perlahan dari sistem lama ke sistem baru. Proses ini mencakup pengubahan file-file dari format lama ke format baru atau membangun suatu basis data, menginstall peralatan, dan membawa sistem baru untuk diproduksi.

Evaluasi yang ditunjukkan sebagai bagian dari tahap terakhir dari siklus hidup pengembangan sistem biasanya dimaksudkan untuk pembahasan. Sebenarnya, evaluasi dilakukan di setiap tahap. Kriteria utama yang harus dipenuhi ialah apakah pemakai yang dituju benar-benar menggunakan sistem.

Perlu diingat bahwa kerja sistem biasanya berulang. Ketika penganalisis menyelesaikan satu tahap pengembangan sistem akan berlanjut ke tahap berikutnya, penemuan suatu masalah bisa memaksa penganalisis kembali ke tahap sebelumnya dan memodifikasi pekerjaannya di tahap tersebut. Sebagai contoh, selama tahap pengujian, pemrogram menemukan bahwa program tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, apakah karena disebabkan kodenya tidak tertulis secara benar untuk mendukung bagian perancangan sistem tertentu atau desainnya tidak lengkap. Di dua peristiwa yang membuat program harus dimodifikasi itu, penganalisis bisa mengubah beberapa materi rancangan sistem. Sebaliknya, ia juga bisa bertemu dengan pemakai untuk melakukan penyelidikan ulang bagaimana agar aktivitas bisnis bisa berfungsi.

17

3.1 Identifikasi Masalah

PT. Kuda Inti Samudera Semarang memiliki 126 karyawan, dimana proses presensi dan penggajiannya telah dilakukan secara terkomputerisasi. Gambar 3.1 dan Gambar 3.2, menunjukkan sistem penggajian dan sistem presensi menggunakan pemindai barcode yang sudah terpasang. Namun setelah berjalan satu tahun, sistem menjadi lambat dalam menampilkan data, yang dikarenakan masih menggunakan basis data Microsoft Access. Data-data yang dianalisis adalah sistem yang berjalan saat ini terdiri dari :

A. Diagram Aliran Data

Pada Gambar 3.1, entitas-entitas yang terlibat di dalamnya antara lain manajer HRD, karyawan, sistem presensi karyawan menggunakan barcode, supervisor divisi dan keuangan. Masing-masing entitas ini memiliki peran dalam memberikan masukan yang sesuai untuk proses transaksi. Data karyawan, data toleransi kehadiran, data lembur dan data kehadiran diberikan oleh entitas karyawan.

Data-data transaksi yang dilakukan oleh karyawan didapat dari kebijakan yang diberikan oleh manajer HRD. Data-data ini tersimpan dalam basis data Microsoft Access, diproses hingga menghasilkan slip gaji yang akan diberikan kepada karyawan.

Hasil dekomposisi pertama pada diagram konteks sistem informasi penggajian pada PT Kuda Inti Samudera Semarang, menghasilkan diagram level 0 yang ditunjukkan oleh Gambar 3.2.

Hasil identifikasi diagram aliran data, tidak menunjukkan kesalahan. Hanya sub sistem presensi karyawan menggunakan barcode yang harus dimutakhirkan teknologinya, sesuai permintaan dari manajemen PT. Kuda Inti Samudera Semarang.

Daftar Gaji Tervalidasi

Data Jadwal Libur Data Slip Gaji

Data Bukti Kas Keluar Tervalidasi Data Bukti Kas Keluar Daftar Gaji

Data Hak Akses Pengg una Data Karyawan

Data Kebijakan Pengg una Sistem

Data Pelang g aran

Data Jadwal Kerja Shift

Daftar Data Karyawan

Data Jadwal Kerja Non Shift Data Karyawan

Data Kehadiran Manual Data Toleransi Kehadiran

Daftar Lembur Data Kehadiran Pulang

Daftar Kehadiran Data Kebijakan

Data Lembur Data Kehadiran Masuk

0

Sistem Informasi Peng g ajian PT KIS

SEM ARANG + Sistem Presensi Karyawan Meng gunakan Barcode Supervisor Divisi Manajer HRD Karyawan Keuang an

Gambar 3.1. Diagram Konteks Sistem Informasi Penggajian PT Kuda Inti

Rekap kehadiran Data Foto K aryawan

Data B atas Presensi

Data K ehadiran Data Jadwal Non S hift

Data Jadwal Shift Data T oleransi Kehadiran

Data Hari Libur

Data Group Kerja

[Daftar Gaji Tervalidasi]

[Data Jadwal Libur]

Data Jadwal Libur Data Jadwal Libur

Data B atas Presensi

Data B atas Presensi

Data K omponen Di Luar Gaji Data K omponen Gaji Data K omponen Gaji

[Data S lip Gaji] [Data B ukti K as Keluar] [Data B ukti K as Keluar T ervalidasi]

[Daftar Gaji]

Data P otongan Gaji Data S PK L Jadwal S hift Jadwal Non Shift

Data K ehadiran

Data K aryawan Data T oleransi Kehadiran [Data Hak A kses P engguna]

Data Group Kerja Data Group Kerja Data Divisi Data Divisi

Data S tatus Karyawan Data Divisi Data Jabatan

Data Grade

[Data K aryawan] Data K etidakhadiran Lainnya

Data P engguna [Data K ebijakan P engguna Sistem]

[Data P elanggaran]

Data P elanggaran

Jadwal S hift [Data Jadwal Kerja S hift]

Data K aryawan [Daftar Data Karyawan]

[Data Jadwal Kerja Non Shift] Data Jadwal Kerja Non Shift

Data Jam K erja Shift

Data Jadwal Shift Data Jadwal Non S hift Data Jadwal Kerja S hift

Data P otongan Gaji Data Jenjang K arir

Data K aryawan

[Data K aryawan] Data S tatus Karyawan

Data Group Kerja Data Grade Data Jabatan

Data Divisi Data Jatah Cuti

Data Cuti Normal [Data K ehadiran Manual]

Data Jatah Cuti Data Lembur [Data Lembur]

[Data T oleransi Kehadiran]

Data Ijin

Data K ehadiran Manual

[Daftar Lembur]

Data S PK L Jatah Cuti

Jadwal S hift Jadwal Non Shift

Data S PK L Data K aryawan

[Data K ehadiran Pulang]

Data Grade Data Group Kerja Data S tatus Karyawan

Data P otongan Gaji Data Jenjang K arir Data Jabatan Data Divisi [Data K ebijakan] Daftar K ehadiran [Daftar K ehadiran] Data Ijin Jatah Cuti

[Data K ehadiran Masuk] Sistem P resensi Karyawan Menggunakan Barcode Karyawan Manajer HRD Supervisor Divisi 4 Subsistem P resensi Karyawan Menggunakan Barcode 1 Rekam Kehadiran 2 Karyawan 2 Karyawan 2 Sub S istem Manajemen Data Toleransi Kehadiran + 4 Jatah Cuti 5 Toleransi Kehadiran 6 SP KL 5

Sub S istem Manajemen Laporan

+

1 KehadiranRekam 3

Subsistem Manajemen Data Penggajian + 10 Divisi 11 Jabatan 14 Status K aryawan 15 Group K erja 16 Grade 12 Jenjang Karir 13 Potongan Gaji 4 Jatah Cuti 6 SP KL

7 Jadwal Non Shift 8 Jadwal S hift

12 Jenjang Karir 18 Pelanggaran 1 KehadiranRekam

Karyawan

7 Jadwal Non Shift 8 Jadwal S hift 17 Jam Kerja S hift

Karyawan Karyawan Karyawan 2 Karyawan 13 Potongan Gaji 5 Toleransi Kehadiran Karyawan Karyawan Karyawan Supervisor Divisi 1 Sub S istem Manajemen Data Pengguna + Manajer HRD 27 Hak Akses Karyawan Manajer HRD Keuangan Karyawan 30 Batas P resensi 9 Jadwal Libur Karyawan Manajer HRD 15 Group K erja 9 Jadwal Libur 5 Toleransi Kehadiran

7 Jadwal Non Shift 8 Jadwal S hift 30 Batas P resensi

31 Foto Karyawan

32 Absensi

Gambar 3.2. Diagram Level 0 Sistem Informasi Penggajian PT Kuda Inti

B. Penghitungan Gaji

Aturan penggajian karyawan di PT. Kuda Inti Samudera Semarang dibedakan oleh setiap jabatan, grade dan status karyawan. Khusus untuk status karyawan tetap, tetap1, tetap2, tetap3, tetap4, kontrak, kontrak A, kontrak B dibedakan oleh masa kerjanya. Berikut ini dijelaskan komponen penggajian dan perhitungannya :

1) Komponen gaji

a) Gaji tetap (dibayarkan lumpsum/tidak dipengaruhi kehadiran) meliputi gaji

pokok, tunjangan jabatan, tunjangan operasional, tunjangan fungsional, tunjangan keaktifan.

b) Gaji tidak tetap meliputi tunjangan komunikasi, tunjangan perumahan,

apresiasi presensi (dipengaruhi presensi).

2) Komponen di luar gaji

a) Lembur sesuai surat perintah kerja lembur (SPKL).

b) Tambahan transportasi, tambahan luar kota, tambahan akomodasi, tambahan

lain-lain.

3) Pembagian komponen penggajian pada setiap karyawan

a) Jabatan asisten manager, grade(A, B dan C), status(tetap, kontrak) dari

komponen gaji meliputi(gaji pokok, tunjangan jabatan, tunjangan operasional, tunjangan fungsional, tunjangan komunikasi, tunjangan keaktifan) dan tidak

Dokumen terkait