• Tidak ada hasil yang ditemukan

STIKOM

Bab ini menjelaskan kesimpulan yang didapat dari pembuatan Rancang Bangun Sistem Informasi Rute Pengiriman Air Minum Dalam Kemasan Dengan Model Arus Jaringan Pada CV. Sumber Nadi Jaya dan saran yang bermanfaat untuk pengembangan sistem selanjutnya

STIKOM

8

2.1 Distribusi

Distribusi adalah salah satu aspek pemasaran. Pengertian distribusi menurut Kotler (1999) adalah “…serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat

dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.” Distribusi sangat dibutuhkan oleh konsumen untuk memperoleh barang-barang yang dihasilkan oleh produsen, terlebih lagi bila jarak antara lokasi produksi dan pelanggan relatif cukup jauh.

2.2 Model Arus Jaringan (Network Flow Model)

Jaringan adalah suatu susunan garis edar (path) yang terhubung pada berbagai titik, di mana satu atau beberapa barang bergerak dari satu titik ke titik lain (Taylor III, 2001).

Jaringan diilustrasikan sebagai diagram yang terdiri dari dua komponen penting : simpul (nodes) dan cabang (branches). Simpul melambangkan titik-titik persimpangan, sedangkan cabang menghubungkan simpul-simpul tersebut. Simpul digunakan untuk menandakan lokasi, baik sumber maupun tujuan.

STIKOM

Gambar 2.1 Contoh Model Arus jaringan

Umumnya, suatu nilai pada garis edar melambangkan jarak, lamanya waktu atau biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tujuan dari model arus jaringan adalah menentukan rute terpendek, waktu tersingkat atau biaya terendah yang diperlukan dari sumber ke tujuan.

2.3 Travelling Salesman Problem

Travelling Salesman Problem (TSP) adalah problem untuk mengoptimasi dan menemukan perjalanan (tour) yang paling terpendek. TSP adalah problem untuk menentukan urutan dari sejumlah lokasi/kota yang harus dilalui oleh tenaga pemasaran (salesman), setiap lokasi hanya boleh dilalui satu kali dalam perjalanannya. Perjalanan tersebut harus berakhir pada lokasi keberangkatannya, dimana salesman tersebut memulai perjalanannya, dengan jarak antara setiap lokasi/kota satu dengan lokasi/kota lainnya sudah diketahui. Salesman tersebut harus meminimalkan pengeluaran biaya, dan jarak tempuh untuk perjalanannya tersebut.

STIKOM

2.3.1 Ant Colony System (ACS)

Ant Colony System (ACS) adalah sebuah metodologi yang dihasilkan melalui pengamatan terhadap semut. Pada algoritma ACS, semut berfungsi sebagai agen yang ditugaskan untuk mencari solusi terhadap suatu masalah optimasi. ACS telah diterapkan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah untuk mencari solusi optimal pada Travelling Salesman Problem (TSP).

2.3.2 Nearest Neighbor Algorithm

Nearest Neighbor merupakan metode untuk mengklasifikasikan suatu data baru berdasarkan similaritas atau kemiripan dengan labeled data. Similaritas menggunakan metrik jarak dengan satuan Euclidian.

2.4 Insertion Heuristics

Insertion Heuristics sangatlah lugas, dan ada banyak varian yang bisa dipilih. Dasar-dasar insertion heuristics adalah memulai dengan tur subset dari semua kota, dan kemudian memasukkan sisanya dengan beberapa heuristik. Subtour awal sering berbentuk suatu segitiga atau sebuah convex hull. Insertion Heuristics juga dapat memulai dengan tepi tunggal sebagai subtour (Nilsson, 2003).

Pendekatan intuitif untuk TSP adalah memulai dengan sebuah subtour, yaitu tur pada subset kecil dari node, dan kemudian memperpanjang tur ini dengan memasukkan simpul yang tersisa satu demi satu sampai semua node telah

STIKOM

dimasukkan. Ada beberapa kemungkinan untuk menerapkan skema seperti penyisipan. Mereka dapat diklasifikasikan menurut fitur ini:

a. Bagaimana membangun tur awal.

b. Bagaimana memilih simpul berikutnya yang akan dimasukkan.

c. Dimana untuk menyisipkan simpul yang dipilih.

Tur dimulai biasanya beberapa tur pada tiga node, misalnya mereka node yang membentuk segitiga terbesar. Untuk masalah Euclidean, tur awal yang baik adalah tur yang mengikuti convex hull dari semua node. Ini adalah pilihan yang wajar karena urutan node dari tur convex hull dihormati dalam setiap tur yang optimal. Sebuah node baru biasanya dimasukkan ke dalam tur pada titik yang menyebabkan kenaikan minimum panjang tur.

Perbedaan utama antara skema penyisipan urutan simpul dimasukkan :

1. Farthest Insertion Heuristics: Masukkan simpul yang memiliki jarak minimal ke simpul tur maksimal. Ide di balik strategi ini adalah untuk memperbaiki tata letak keseluruhan tur pada awal proses penyisipan.

2. Cheapest/Nearest Insertion Heuristics: Di antara semua simpul tidak dimasukkan sejauh ini, simpul yang dipilih adalah simpul dimana penyisipan menyebabkan kenaikan terendah dalam panjang keseluruhan dari tur.

Berikut ini adalah tata urutan algoritma CIH :

STIKOM

1. Penelusuran dimulai dari sebuah kota pertama yang dihubungkan dengan sebuah kota terakhir.

2. Dibuat sebuah hubungan subtour antara 2 kota tersebut. Yang dimaksud

subtour adalah perjalanan dari kota pertama dan berakhir di kota pertama, misal (1,3) (3,2) (2,1) seperti tergambar dalam gambar 2.2

Gambar 2.2 subtour

3. Ganti salah satu arah hubungan (arc) dari dua kota dengan kombinasi dua arc, yaitu arc (i,j) dengan arc (i,k) dan arc (k,j), dengan k diambil dari kota yang belum masuk subtour dan dengan tambahan jarak terkecil. Jarak diperoleh dari :

c

ik

+ c

kj

– c

ij

cik adalah jarak dari kota i ke kota k, ckj adalah jarak dari kota k ke kota j dan cij adalah jarak dari kota i ke kota j.

4. Ulangi langkah 3 sampai seluruhkota masuk dalam subtour

Sebagai contoh diberikan 5 kota dengan jarak antar kota seperti berikut :

STIKOM

Tabel 2.1 Tabel jarak antar kota

Untuk mencari jarak terpendek diantara ke 5 kota tersebut, ambil langkah-langkah berikut ini :

1. Ambil perjalanan terpendek dari tabel diatas, dalam contoh kali ini diambil 1 ke 5

2. Buat subtour (1,5)  (5,1)

3. Buat tabel yang menyimpan kota yang bisa disisipkan dalam subtour beserta jaraknya, seperti yang ditampilkan dalam tabel 2.2.

Tabel 2.2 tabel sisipan kota ke subtour (1,5)

Dari tabel 2.2 diperoleh tambahan jarak terkecil apabila arc(1,5) diganti

arc(1,2) dan arc(2,5) atau dengan kata lain kota nomer 2 disisipkan diantara perjalanan dari kota 1 ke kota 5.

STIKOM

4. Kemudian lanjutkan dengan membuat tabel baru yang berisi arc yang bisa disisipkan kedalam subtour (1,2)  (2,5). Tabel sisipan berikutnya dapat dilihat pada tabel 2.3

Tabel 2.3 tabel sisipan arc ke subtour berikutnya

Dari tabel 2.3 diatas, diperoleh tambahan jarak terkecil adalah 233, yaitu penambahan arc(1,4)  arc(4,2) ke dalam subtour sebelumnya. Subtour saat ini adalah (1,4)  (4,2)  (2,5)  (5,1). Karena masih ada kota yang belum masuk dalam perhitungan rute, maka dibuat tabel lagi yang berisi perjalanan dari dan ke kota yang belum disisipkan seperti pada tabel 2.4 dibawah ini :

Tabel 2.4 sisipan kota terakhir

Dari tabel 2.4 dapat diperoleh tambahan jarak terkecil dengan menambahkan

arc(1,3)  arc(3,4). Dari langkah-langkah diatas diperoleh rute dengan jarak terpendek untuk mengunjungi keseluruhan kota dengan subtour (1,3)  (3,4)  (4,2)

 (2,5)  (5,1) seperti ditunjukkan pada gambar 2.3 berikut ini :

STIKOM

Gambar 2.3 Lintasan terpendek kelima kota

Dari lintasan terpendek tersebut dapat diperoleh jarak tempuh totalnya adalah

Setelah pertimbangan metode-metode yang telah disebutkan sebelumnya yaitu ant colony system, nearest neighbor algorithm, farthest instertion heuristics dan

cheapest instertion heuristics, diambil kesimpulan bahwa metode yang tepat digunakan dalam penyelesaian masalah pada perusahaan adalah metode cheapest insertion heuristics karena pada metode ini menghitung jarak terpendek dengan jumlah node yang tidak terlalu banyak dengan waktu proses yang tersingkat.

STIKOM

2.5 Sistem

Menurut Fitzgerald (1981), “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan sasaran tertentu”

Gondodiyoto (2007) menyatakan sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen atau subsistem yang berorientasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Berdasarkan batasan pengertian tersebut, sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Sistem adalah kumpulan elemen-elemen atau sumberdaya yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis.

2. Sistem memiliki sasaran yang akan dicapai. Setiap sistem berusaha mencapai satu atau lebih sasaran, sekaligus menjadi kekuatan yang memberikan arah suatu sistem.

3. Konstruksi sistem terdiri dari: Masukan-Proses-Keluaran. Masukan merupakan semua arus berwujud atau tidak berwujud yang masuk ke sistem. Keluaran merupakan semua arus keluar atau akibat yang dihasilkan. Proses terdiri dari metode yang digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran.

4. Sistem memiliki pengguna. Setiap sistem harus mengarahkan subsistemnya agar dapat mencapai sasaran. Sasaran sistem sebagai ukuran penentu keberhasilan suatu sistem.

5. Sistem memiliki keterbatasan.

STIKOM

6. Sistem memiliki subsistem yang membentuk suatu jaringan terpadu. 7. Sistem memerlukan pengendalian.

2.6 Informasi

Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti (bermanfaat) bagi penerimanya, menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata yang dapat dipahami serta dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, sekarang maupun masa depan (Gondodiyoto, 2007).

Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item. Data sebagai input perlu diolah oleh suatu sistem pengolahan data agar dapat menjadi output, yakni informasi yang lebih berguna bagi pemakainya.

Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa :

1. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna, lebih bermanfaat dan lebih berarti bagi penggunanya.

2. Data menggambarkan suatu kejadian-kejadian, data dinyatakan sebagai simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata, angka-angka, atau huruf-huruf yang menunjukkan suatu ide, obyek, kondisi atau situasi tertentu.

3. Informasi digunakan untuk pengambilan keputusan. Bagi manajemen suatu organisasi, informasi berguna untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang menentukan keberhasilan atau kesuksesan organisasi pada masa yang akan datang.

STIKOM

2.7 Sistem Informasi

“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu” (Jogiyanto, 1990).

Informasi terdiri dari data yang telah diambil kembali dan diolah atau sebaliknya dan digunakan untuk tujuan informatif atau kesimpulan, argumentasi, atau sebagai dasar untuk peramalan atau pengambilan keputusan. Sistem Informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukan klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi.

2.7.1 Proses Sistem Informasi

Menurut Herlambang (2005) sistem informasi terdiri dari input, proses dan

output. Pada proses terdapat hubungan timbal balik dengan dua elemen, yaitu kontrol dari kinerja sistem dan sumber-sumber penyimpanan data. Input yang akan diproses berupa data, baik berupa karakter-karakter huruf maupun berupa numerik. Saat ini data bisa berupa suara atau audio maupun gambar atau video. Data ini diproses dengan metode-metode tertentu dan akan menghasilkan output yang berupa

STIKOM

informasi. Informasi yang dihasilkan dapat berupa laporan maupun solusi dari proses yang telah dijalankan.

2.7.2 Informasi Sebagai Sumber Daya Organisasional

Menurut Kendall (2002) untuk memaksimalkan pemanfaatan informasi, maka informasi tersebut harus dikelola dengan benar, sama seperti sumber daya-sumber daya lainnya. Manager atau pimpinan organisasi perlu memahami bahwa biaya biasanya diasosiasikan dengan produksi, distribusi, security, penyimpanan, dan pencarian informasi sebanyak-banyaknya.

Mengelola informasi yang dihasilkan komputer berbeda dengan mengolah data-data yang diperoleh secara manual karena input maupun output-nya tersimpan dan dikelola dengan baik didalam sistem. Biasanya terdapat informasi komputer dalam jumlah yang lebih besar untuk orang yang mengelola informasi tersebut atau disebut juga dengan administer.

STIKOM

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Menurut Jogiyanto (1990) analisis permasalahan merupakan bagian dari tahapan SDLC (System Development Life Cycle). Untuk dapat menganalisis permasalahan perlu pemahaman terhadap proses bisnis dan permasalahan yang terjadi. Oleh karena itu, dilakukan langkah – langkah sebagai berikut:

3.1.1 Identifikasi Permasalahan

Identifikasi telah dilakukan pada CV. Sumber Nadi Jaya dengan cara mengamati proses bisnis, melakukan wawancara, observasi, dan mempelajari dokumen yang hasilnya dapat di uraikan sebagai berikut:

CV. Sumber Nadi Jaya adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam usaha produksi, penjualan dan pendistribusian galon ke rumah-rumah yang ada di Provinsi Bali. Proses dimulai dari bagian penjualan menerima pesanan dari pelanggan, baik melalui telepon ataupun pelanggan yang datang langsung, pesanan pelanggan tersebut kemudian ditambahkan ke dalam pesanan pelanggan tetap. Setelah tidak ada lagi pemesanan yang dilakukan pelanggan untuk hari itu, bagian penjualan kemudian mengarsipkan data pelanggan dan data pesanan. Dari data pelanggan dan data pesanan tersebut bagian penjualan akan meneruskan ke bagian distribusi untuk dilakukan sorting dan pembagian tugas truk pengantar.

Sorting pada bagian distribusi disini adalah sorting dengan cara konvensional, kadang pesanan tersebut tidak dibagi berdasarkan daerah dan truk, namun berdasarkan urutan pesanan tersebut masuk. Setelah bagian distribusi membagi

STIKOM

pesanan, bagian penjualan menitipkan faktur penjualan untuk pelanggan sebagai media penagihan pembayaran air minum dalam kemasan. setelah truk berangkat mengantarkan air minum sesuai daftar atau rute yang diberikan bagian distribusi, bagian penjualan membuat laporan penjualan harian dari pesanan pelanggan hari itu, dan di saat bersamaan bagian distribusi membuat laporan pengiriman harian. Laporan laporan tersebut nantinya akan diberikan kepada pimpinan atau top management sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penjualan perusahaan.

Dari wawancara dengan top management perusahaan, diketahui bahwa selama ini perusahaan hanya mengandalkan penggunaan Microsoft Excel dalam mengatur setiap transaksi perusahaan, selain itu pada perusahaan tidak terdapat

database hanya terdapat arsip dalam bentuk hard copy. Selain masalah masalah tersebut, pengaturan distribusi galon kepada pelanggan hanya berdasarkan pengalaman supir, tidak menggunakan sistem yang terotomatisasi ataupun menggunakan sistem informasi. Hal ini menyebabkan pendistribusian menjadi kacau karena pembagian pesanan pelanggan sering tidak sesuai dengan rencana pembagian oleh bagian distribusi. Selain masalah kekacauan pembagian pesanan tersebut, pengantaran pesanan berdasarkan pengalaman supir ini mengakibatkan biaya transportasi yang dikeluarkan oleh perusahaan menjadi besar karena tidak teratur berdasarkan pelanggan terdekat.

Laporan pada perusahaan tidak dibuat dengan sistem informasi, melainkan masih menggunakan proses manual, yaitu menunggu laporan draft dari setiap bagian, barulah dibuat sebuah laporan utama dengan Microsoft word. Pelaporan seharusnya dilaksanakan rutin setiap bulan, namun pada kenyataannya

STIKOM

pada perusahaan sering terjadi keterlambatan pelaporan pada top management. Keterlambatan pelaporan ini dapat berdampak buruk bagi kelangsungan perusahaan, dimana pelaporan bulanan digunakan untuk mengambil keputusan strategis yang berhubungan dengan perusahaan.

Berdasarkan observasi didapat bahwa sistem manual yang ada di perusahaan saat ini hanya mampu bekerja maksimal dalam mengontrol transaksi pemesanan dan penjualan air minum dalam kemasan. Sedangkan laporan yang dihasilkan masih sangat sederhana. Seringkali top management kesulitan dalam menganalisis penjualan dan pemesanan dari laporan yang dihasilkan tersebut.

Document flow sistem yang selama ini dijalankan dapat dilihat pada gambar 3.1

Pelanggan Bag Penjualan Bag Distribusi Pimpinan

Mulai

Order air dan memberikan data pelanggan Order Pelanggan Data Pelanggan Arsip data pelanggan Arsip Pesanan Pelanggan Sorting Order pelanggan Rute Pengantaran Cetak laporan penjualan Cetak laporan pengirima n & biaya Laporan Penjualan Harian Laporan Pengiriman dan biaya Faktur Penjualan Air Minum Dalam

Kemasan Laporan pengiriman dan biaya Laporan Penjualan Laporan Penjualan Mingguan Laporan Penjualan Bulanan Selesai Arsip data pelanggan Pesanan

Gambar 3.1 Document Flow sistem lama

STIKOM

Dari permasalahan di atas dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

a. Pendistribusian produk tidak memiliki pedoman tertentu, hanya bergantung dari kebiasaan sopir saja.

b. Perusahaan tidak memiliki manajemen distribusi galon yang baik sehingga tidak bisa dilakukan pencatatan terhadap pengiriman galon kepada pelanggan.

c. Manajemen pelanggan pada perusahaan belum dilakukan secara terkomputerisasi, melainkan masih secara konvensional mengakibatkan rentannya kehilangan arsip pelanggan dan juga mengurangi efisiensi dalam pembuatan laporan kepada pimpinan.

3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem

Dari identifikasi terhadap sistem yang selama ini ada di perusahaan, dapat diketahui kebutuhan perusahaan sebagai berikut :

CV. Sumber Nadi Jaya membutuhkan sistem yang dapat membantu dalam proses manajemen data pelanggan karena selama ini manajemen data pelanggan masih mengunakan arsip hard copy, sistem manajemen lama seperti itu rentan akan kehilangan data pelanggan akibat terselip atau salah menaruh arsip, selain itu arsip dalam bentuk kertas atau hard copy memakan tempat yang sangat banyak. Manajemen pesanan pelanggan, hampir sama dengan manajemen data pelanggan, perusahaan tidak memiliki database yang menyimpan pesanan pelanggan dalam bentuk soft copy, hanya dalam bentuk hard copy, bagian yang memerlukan data pesanan akan sangat kesulitan karena harus mencari data satu per satu, hal itu tidak efisien baik dari segi waktu maupun biaya. Selain sistem

STIKOM

yang dapat membantu dari segi manajemen pelanggan, CV. Sumber Nadi jaya juga membutuhkan sistem yang dapat merencanakan rute pengantaran dari depo ke rumah pelanggan yang sudah terdaftar sebagai pelanggan tetap pada perusahaan.

Perusahaan juga membutuhkan sebuah sistem yang dapat mencatat pengeluaran galon yang dikirim kepada pelanggan dan juga mencatat pelanggan mana saja yang telah menerima galon.

Input yang diperlukan bagi sistem ini adalah data pelanggan dari form

pelanggan, yang diisi oleh bagian penjualan baik ketika pelanggan tersebut memesan melalui telepon atau pelanggan tersebut datang langsung ke perusahaan.

Form data pelanggan ini hanya digunakan ketika ada pelanggan baru yang ingin berlangganan. Form pesanan pelanggan digunakan untuk menginputkan data pesanan pelanggan ke dalam sistem, sehingga bisa diproses untuk pencarian rute dan dijadikan laporan.

Untuk mengurangi terjadinya kesalahan pengantaran, pelanggan yang terlewat, memenuhi pesanan pelanggan secara lebih baik sehingga tingkat kepuasan pelanggan meningkat, dan membantu pimpinan perusahaan untuk mengambil keputusan secara lebih baik perlu dibuat sebuah sistem informasi berbasis komputer yang mencakup maintenance data pelanggan, maintenance data pesanan, pengaturan rute dan truk serta pelaporan.

Blok diagram rancangan sistem informasi distribusi yang baru dapat dilihat pada gambar 3.2

STIKOM

Input Process Output Data Pelanggan Data Pesanan Data Penjualan Penentuan Rute Pengiriman Produk Pembuatan Laporan Pengiriman dan Laporan

Penjualan Laporan Penjualan Laporan Penjualan per wilayah Laporan Realisasi Penjualan Faktur penjualan Surat Jalan Penerimaan Pesanan pelanggan, maintenance data pelanggan dan data

pegawai Pembuatan faktur Data Pegawai Data Realita Pesanan Laporan Pesanan

Gambar 3.2 block diagram rancang bangun sistem baru

Output dari sistem informasi distribusi yang baru adalah rute pengiriman, surat jalan, laporan penjualan, laporan penjualan per pelanggan, laporan penjualan per wilayah, laporan pengiriman serta faktur penjualan. Rute pengiriman berisi rute yang harus ditempuh oleh supir dalam mengantarkan galon kepada pelanggan. Surat jalan berisi alamat pelanggan yang harus dikunjungi oleh supir, hampir sama dengan rute pengiriman namun dengan tambahan berapa jumlah galon yang diminta oleh pelanggan. Laporan penjualan berisi detail penjualan yang dilakukan oleh perusahaan selama periode tertentu, dengan pilihan yang lebih mendetail lagi seperti detil penjualan pada wilayah tertentu. Laporan pengiriman berisi detil pengiriman pada periode tertentu, dengan isian sama dengan surat jalan, namun ditujukan pada pimpinan perusahaan. faktur penjualan

STIKOM

digunakan untuk melakukan penagihan ke pelanggan, berisi detail pemesanan, dengan realita pengambilan dan juga total yang harus pelanggan bayar, faktur penjualan dikeluarkan setiap bulannya.

3.2 Perancangan Sistem

Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari analisis permasalahan. Tahapan perancangan sistem tersebut dijelaskan secara berurutan yaitu diagram alir sistem (system flow), Data Flow Diagram (DFD), ERD meliputi CDM dan PDM, struktur basis data, desain input output dan rancangan uji coba sistem.

3.2.1 System Flow

System Flow merupakan penggambaran arus informasi berupa alur sistem yang akan diimplementasikan dengan komputer berupa alur hubungan antara data, proses dan laporan.

System Flow ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu system flow penerimaan pesanan pelanggan tetap baru, system flow proses pencarian rute dan pengaturan distribusi air minum dalam kemasan, dan system flow pelaporan.

A. System flow penerimaan pesanan pelanggan

System flow dimulai pada system flow penerimaan pesanan pelanggan tetap baru, dimana proses dimulai pada pelanggan dengan mengisi form pesanan, baik datang langsung ke perusahaan ataupun dapat melalui telepon, dari pesanan pelanggan tersebut kemudian dimasukkan kedalam database berupa tabel pesanan dan tabel pelanggan. Bagian penjualan kemudian mengecek apakah ada pesanan baru lagi, jika ada maka proses akan kembali kepada pelanggan, dan jika tidak

STIKOM

maka proses akan berlanjut ke system flow pencarian rute. System flow

penerimaan pesanan pelanggan dapat dilihat pada gambar 3.3 :

Pelanggan Bag Penjualan

Mulai Mengisi Form Pesanan Pesanan Pelanggan Pencatatan pesanan & pelanggan pesanan pelanggan Apakah ada pesanan lagi? T Selesai Input data pesanan Form Pesanan

Y

Gambar 3.3 System Flow Penerimaan Pesanan Pelanggan

B. System flow pencarian rute dan pengaturan distribusi

Proses berlanjut pada system flow pencarian rute pencarian rute dan pengaturan distribusi air minum dalam kemasan, dimulai dengan bagian penjualan melakukan maintenance data penjualan sebagai inputan bagi bagian distribusi dari data pesanan yang telah masuk sebelumnya.

Pada bagian distribusi data penjualan yang sebelumnya diinputkan oleh

Dokumen terkait