• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Rute Pengiriman Air Minum Dalam Kemasan Dengan Model Arus Jaringan Pada CV. Sumber Nadi Jaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Rute Pengiriman Air Minum Dalam Kemasan Dengan Model Arus Jaringan Pada CV. Sumber Nadi Jaya."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PADA CV. SUMBER NADI JAYA

TUGAS AKHIR

Nama : Angga Agia Wardhana

NIM : 07.41010.0059

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM

(2)

vi

CV. Sumber Nadi Jaya sebagai salah satu perusahaan air minum dalam kemasan galon di Bali yang memiliki banyak pesaing, hingga saat ini masih

mengalami kesulitan dalam bagian distribusi. Praktek operasional distribusi oleh perusahaan saat ini belum maksimal dikarenakan sistem pengaturan pengiriman yang masih dilaksanakan secara konvensional dan masih berdasarkan pengalaman sopir

kendaraan. Hal ini seringkali menyebabkan beberapa pelanggan tidak menerima air minum dalam kemasan galon ataupun galon dimaksud diterima tidak sesuai dengan

jumlah galon rutin karena galon yang tersedia pada kendaraan pada saat itu sudah habis terdistribusikan kepada pelanggan sebelumnya.

Pada penelitian ini digunakan metode arus jaringan, sebab metode ini dapat

memodelkan pola distribusi air minum dalam kemasan galon, dimana hal tersebut sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam kasus ini yaitu menyelesaikan

sistem informasi distribusi yang mengatur pengantaran air minum dalam kemasan galon ke pelanggan, sehingga dapat memaksimalkan pengantaran dalam sekali antar, dan meminimalkan jumlah pelanggan yang tidak menerima air minum dalam

kemasan galon.

Kata kunci : sistem, distribusi, AMDK, galon, CIH, rute, terpendek

STIKOM

(3)

ix

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Distribusi ... 8

2.2 Model Arus jaringan (Network Flow Model) ... 8

2.3 Travelling Salesman Problem ... 9

2.4 Insertion Heuristics ... 10

2.7 Sistem Informasi ... 18

2.7.1 Proses Sistem Informasi ... 18

2.7.2 Informasi Sebagai Sumber Daya Organisasional ... 19

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 20

3.1 Analisis Sistem ... 20

3.1.1 Identifikasi Permasalahan ... 20

STIKOM

(4)

x

3.2.1 System Flow ... 26

3.2.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 31

3.2.3 Entity Relationship Diagram ... 43

3.2.4 Struktur Basis Data ... 45

3.2.5 Desain Output, Input, User Interface ... 51

3.3 Rancangan Uji Coba ... 71

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM ... 76

4.1 Kebutuhan Sistem ... 76

4.1.1 Kebutuhanperangkat keras ... 76

4.1.2 Kebutuhanperangkat lunak ... 77

4.2 Pembuatan Program dan Implementasi Program ... 77

4.3 Pengoperasian Program ... 77

4.3.1 Sistem ... 77

4.4 Evaluasi ... 89

4.4.1 Evaluasi Rancangan Sistem ... 89

4.4.2 Evaluasi Hasil Uji Coba Sistem ... 89

BAB V PENUTUP ... 97

5.1 Kesimpulan ... 97

5.2 Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98

LAMPIRAN ... 99

STIKOM

(5)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi informasi menjadikan persaingan di sektor bisnis

menjadi semakin kompetitif, temasuk di daerah Bali, daerah dengan sektor bisnis wisata yang menjadi andalan Negara. Semua bisnis yang berhubungan dengan sektor tersebut akan lebih baik apabila menggunakan teknologi informasi sehingga

kesalahan manusia dapat diminimalisir dan tidak menjadi alasan berkurangnya keuntungan dan devisa negara. Salah satu sektor bisnis yang dimaksud adalah

produksi air minum. Untuk terus bersaing dengan perusahaan lain dengan usaha yang sama, perusahaan harus terus menerus melakukan perbaikan pada sistem bisnisnya.

CV. Sumber Nadi Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam

usaha produksi dan pendistribusian air minum isi ulang dalam kemasan (AMDK) galon ke rumah-rumah yang ada di Provinsi Bali, lokasi perusahaan berada di

kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Perusahaan ini mengolah air dari sumber air bawah tanah menjadi air siap konsumsi dengan tambahan oksigen yang menggunakan teknologi Reverse Osmosis (RO), dan hasilnya adalah berbentuk air minum dalam kemasan galon. Produk AMDK galon tersebut selanjutnya didistribusikan ke rumah-rumah pelanggan, pengepul, pengecer, serta menjalin

kerjasama dengan hotel-hotel dan beberapa restoran. Dalam proses produksinya, perusahaan memiliki kapasitas produksi sebanyak 10000 galon per bulan, dan jumlah itu masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang tersebar untuk

STIKOM

(6)

beberapa wilayah di Bali, seperti Denpasar, Kuta, Mengwi, Badung, dan Tabanan.

Dalam operasional distribusi air minum selama ini, perusahaan menerapkan reverse logistic, dimana pengiriman galon air minum sesuai dengan permintaan pelanggan dan akan mengambil galon air minum kosong yang berada di pelanggan untuk

dibawa kembali ke perusahaan serta diisi ulang. Untuk mendistribusikan produk sampai ke tempat pelanggan, perusahaan menggunakan beberapa kendaraan, seperti

truk, mobil pickup, dan mobil box.

Perusahaan hingga saat ini masih mengalami kesulitan dalam hal distribusi,

khususnya dalam perencanaan rute pengiriman menggunakan truk. Sistem pengantaran yang saat ini terjadi pada perusahaan masih konvensional, dimana tidak terdapat rute pengiriman yang jelas, sehingga supir truk bebas memilih pelanggan

mana yang terlebih dahulu dikunjungi. Dikarenakan kebebasan supir untuk memilih pelanggan tersebut membuat pengiriman tidak teratur jalurnya sehingga secara

langsung berdampak pada besarnya biaya pengiriman yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Transportasi adalah salah satu komponen pada sistem bisnis yang penting,

dimana antara sepertiga sampai duapertiga dari biaya logistik diperuntukkan untuk transportasi (Ballou, 1992). Transportasi merupakan bagian dari sistem distribusi,

oleh karena itu perlu adanya strategi dalam mengoptimalkan sistem distribusi produk dengan mengatur rute yang akan ditempuh sehingga seluruh pesanan pelanggan dapat terpenuhi yang pada akhirnya dapat mengurangi jumlah biaya yang dikeluarkan

perusahaan khususnya biaya transportasi produk air minum kemasan galon ke

STIKOM

(7)

pelanggan. Salah satu metode untuk memperoleh rute terpendek adalah Cheapest Insertion Heuristics. Cheapest Insertion Heuristics adalah metode pencarían rute terpendek dalam model arus jaringan dimana metode ini mencari rute dengan menyisipkan node ke subtour awal yang memiliki kenaikan jarak terkecil. Selain menyelesaikan permasalahan rute pengantaran, dapat dibuatkan sistem yang dapat memberikan laporan-laporan kepada pimpinan perusahaan sebagai pendukung

keputusan.

Selain sistem pengiriman yang masih konvensional, pengumpulan data

pelanggan masih berupa lembaran-lembaran kartu pelanggan, yang sudah tidak efektif dan rentan terjadi kesalahan dalam menempatkan kartu atau tercecer, sehingga kartu pelanggan tersebut bisa hilang.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahannya yaitu

bagaimana membuat sistem informasi rute pengiriman produk air minum dalam

kemasan galon yang menerapkan model arus jaringan Cheapest Insertion Heuristics?

1.3 Pembatasan Masalah

Batasan masalah dari sistem yang dibahas adalah sebagai berikut :

1. Data yang digunakan berasal dari transaksi penjualan, data sumber daya yang

tersedia pada perusahaan.

2. Dalam sistem tidak ada prioritas pelanggan.

STIKOM

(8)

3. Sistem dimaksud diasumsikan dalam keadaan normal dan tidak ada pengalihan

jalan karena pelaksanaan upacara adat yang ada di Bali, maupun kemacetan lalu lintas serta kondisi jalan yang rusak.

4. Sistem Informasi ini nantinya membahas perencanaan rute pengiriman air

minum dalam kemasan (AMDK), air minum dalam kemasan yang dibahas dalam studi kasus ini adalah kemasan galon.

5. Sistem informasi ini berbasiskan desktop dengan menggunakan Microsoft Visual Basic .Net 2005 dengan database Microsoft SQL Server 2008.

6. Metode dalam model arus jaringan yang digunakan dalam sistem ini adalah

Cheapest Insertion Heuristics

7. Rute pengiriman yang dibahas pada sistem ini adalah rute pengiriman untuk truk.

8. Sistem ini tidak membahas tentang inventori galon.

9. Rute yang diigunakan pada sistem ini ada alah rute dua arah.

10. Diasumsikan bahwa dengan menggunakan rute terpendek, biaya transportasi perusahaan dapat berkurang.

11. Diasumsikan setiap kota memiliki jalur ke kota lainnya

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah :

Menghasilkan sistem informasi rute pengiriman produk air minum dalam kemasan galon yang menerapkan model arus jaringan Cheapest Insertion Heuristics.

STIKOM

(9)

1.5 Kontribusi

Kontribusi yang diharapkan dalam pembuatan sistem ini adalah:

1. Sistem informasi ini sangat membantu dalam kelancaran kegiatan perusahaan dan peningkatan kinerja karyawan.

2. Sistem yang terintegrasi mempercepat pengolahan data dan pemberian informasi

yang dibutuhkan pengguna.

3. Sistem dapat menghasilkan laporan secara berkala sehingga dapat membantu

dalam pengambilan keputusan yang diperlukan.

1.6 Sistematika Penulisan

Pada penyusunan laporan tugas akhir ini, sistematika penulisan dibagi menjadi lima bab. Pada setiap bab juga terdapat sub-sub bahasan yang menjelaskan

isi dari bab secara lebih detail. Berikut ini sistematika yang digunakan :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan, perumusan masalah yang ingin diselesaikan, pembatasan

masalah untuk sistem yang akan dibuat, tujuan dari sistem yang dibuat, kontribusi yang diharapkan dapat bermanfaat untuk kemajuan CV. Sumber

STIKOM

(10)

Nadi Jaya, serta sistematika penulisan yang digunakan dalam pengerjaan

pembuatan laporan tugas akhir ini

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang definisi dan penjelasan yang lebih detail mengenai

konsep yang digunakan untuk merancang sistem yang akan dibangun meliputi teori distribusi dan fungsi-fungsinya, konsep tentang model arus

jaringan, sistem informasi, teori travelling salesman problem, dan teori

vehicle routing problem.

BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang tahap – tahap yang dikerjakan dalam

pengembangan sistem informasi ini mulai dari identifikasi masalah, analisis, perancangan sistem, desain ERD, struktur basis data, desain DFD,

dan desain output, user interface, input.

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Bab ini menjelaskan tentang tahapan implementasi sistem dan evaluasi perangkat lunak yang telah dibuat berdasarkan rancangan yang telah

dijelaskan dalam bab 3.

BAB V : PENUTUP

STIKOM

(11)

Bab ini menjelaskan kesimpulan yang didapat dari pembuatan Rancang

Bangun Sistem Informasi Rute Pengiriman Air Minum Dalam Kemasan Dengan Model Arus Jaringan Pada CV. Sumber Nadi Jaya dan saran yang bermanfaat untuk pengembangan sistem selanjutnya

STIKOM

(12)

8

2.1 Distribusi

Distribusi adalah salah satu aspek pemasaran. Pengertian distribusi menurut

Kotler (1999) adalah “…serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat

dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.” Distribusi sangat dibutuhkan oleh konsumen untuk memperoleh barang-barang yang dihasilkan oleh produsen, terlebih lagi bila jarak antara lokasi produksi dan pelanggan relatif cukup jauh.

2.2 Model Arus Jaringan (Network Flow Model)

Jaringan adalah suatu susunan garis edar (path) yang terhubung pada berbagai titik, di mana satu atau beberapa barang bergerak dari satu titik ke titik lain (Taylor III, 2001).

Jaringan diilustrasikan sebagai diagram yang terdiri dari dua komponen penting : simpul (nodes) dan cabang (branches). Simpul melambangkan titik-titik persimpangan, sedangkan cabang menghubungkan simpul-simpul tersebut. Simpul

digunakan untuk menandakan lokasi, baik sumber maupun tujuan.

STIKOM

(13)

Gambar 2.1 Contoh Model Arus jaringan

Umumnya, suatu nilai pada garis edar melambangkan jarak, lamanya waktu atau biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tujuan dari

model arus jaringan adalah menentukan rute terpendek, waktu tersingkat atau biaya terendah yang diperlukan dari sumber ke tujuan.

2.3 Travelling Salesman Problem

Travelling Salesman Problem (TSP) adalah problem untuk mengoptimasi dan menemukan perjalanan (tour) yang paling terpendek. TSP adalah problem untuk menentukan urutan dari sejumlah lokasi/kota yang harus dilalui oleh tenaga pemasaran (salesman), setiap lokasi hanya boleh dilalui satu kali dalam perjalanannya. Perjalanan tersebut harus berakhir pada lokasi keberangkatannya,

dimana salesman tersebut memulai perjalanannya, dengan jarak antara setiap lokasi/kota satu dengan lokasi/kota lainnya sudah diketahui. Salesman tersebut harus meminimalkan pengeluaran biaya, dan jarak tempuh untuk perjalanannya tersebut.

STIKOM

(14)

2.3.1 Ant Colony System (ACS)

Ant Colony System (ACS) adalah sebuah metodologi yang dihasilkan melalui pengamatan terhadap semut. Pada algoritma ACS, semut berfungsi sebagai agen yang ditugaskan untuk mencari solusi terhadap suatu masalah optimasi. ACS

telah diterapkan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah untuk mencari solusi optimal pada Travelling Salesman Problem (TSP).

2.3.2 Nearest Neighbor Algorithm

Nearest Neighbor merupakan metode untuk mengklasifikasikan suatu data baru berdasarkan similaritas atau kemiripan dengan labeled data. Similaritas menggunakan metrik jarak dengan satuan Euclidian.

2.4 Insertion Heuristics

Insertion Heuristics sangatlah lugas, dan ada banyak varian yang bisa dipilih. Dasar-dasar insertion heuristics adalah memulai dengan tur subset dari semua kota, dan kemudian memasukkan sisanya dengan beberapa heuristik. Subtour awal sering berbentuk suatu segitiga atau sebuah convex hull. Insertion Heuristics juga dapat memulai dengan tepi tunggal sebagai subtour (Nilsson, 2003).

Pendekatan intuitif untuk TSP adalah memulai dengan sebuah subtour, yaitu tur pada subset kecil dari node, dan kemudian memperpanjang tur ini dengan memasukkan simpul yang tersisa satu demi satu sampai semua node telah

STIKOM

(15)

dimasukkan. Ada beberapa kemungkinan untuk menerapkan skema seperti

penyisipan. Mereka dapat diklasifikasikan menurut fitur ini:

a. Bagaimana membangun tur awal.

b. Bagaimana memilih simpul berikutnya yang akan dimasukkan.

c. Dimana untuk menyisipkan simpul yang dipilih.

Tur dimulai biasanya beberapa tur pada tiga node, misalnya mereka node yang membentuk segitiga terbesar. Untuk masalah Euclidean, tur awal yang baik adalah tur yang mengikuti convex hull dari semua node. Ini adalah pilihan yang wajar karena urutan node dari tur convex hull dihormati dalam setiap tur yang optimal.

Sebuah node baru biasanya dimasukkan ke dalam tur pada titik yang menyebabkan kenaikan minimum panjang tur.

Perbedaan utama antara skema penyisipan urutan simpul dimasukkan :

1. Farthest Insertion Heuristics: Masukkan simpul yang memiliki jarak minimal ke simpul tur maksimal. Ide di balik strategi ini adalah untuk

memperbaiki tata letak keseluruhan tur pada awal proses penyisipan.

2. Cheapest/Nearest Insertion Heuristics: Di antara semua simpul tidak dimasukkan sejauh ini, simpul yang dipilih adalah simpul dimana penyisipan menyebabkan kenaikan terendah dalam panjang keseluruhan dari tur.

Berikut ini adalah tata urutan algoritma CIH :

STIKOM

(16)

1. Penelusuran dimulai dari sebuah kota pertama yang dihubungkan dengan

sebuah kota terakhir.

2. Dibuat sebuah hubungan subtour antara 2 kota tersebut. Yang dimaksud

subtour adalah perjalanan dari kota pertama dan berakhir di kota pertama, misal (1,3) (3,2) (2,1) seperti tergambar dalam gambar 2.2

Gambar 2.2 subtour

3. Ganti salah satu arah hubungan (arc) dari dua kota dengan kombinasi dua arc, yaitu arc (i,j) dengan arc (i,k) dan arc (k,j), dengan k diambil dari kota yang belum masuk subtour dan dengan tambahan jarak terkecil. Jarak diperoleh dari :

c

ik

+ c

kj

c

ij

cik adalah jarak dari kota i ke kota k, ckj adalah jarak dari kota k ke kota j dan cij

adalah jarak dari kota i ke kota j.

4. Ulangi langkah 3 sampai seluruhkota masuk dalam subtour

Sebagai contoh diberikan 5 kota dengan jarak antar kota seperti berikut :

STIKOM

(17)

Tabel 2.1 Tabel jarak antar kota

Untuk mencari jarak terpendek diantara ke 5 kota tersebut, ambil

langkah-langkah berikut ini :

1. Ambil perjalanan terpendek dari tabel diatas, dalam contoh kali ini diambil 1 ke 5

2. Buat subtour (1,5)  (5,1)

3. Buat tabel yang menyimpan kota yang bisa disisipkan dalam subtour beserta

jaraknya, seperti yang ditampilkan dalam tabel 2.2.

Tabel 2.2 tabel sisipan kota ke subtour (1,5)

Dari tabel 2.2 diperoleh tambahan jarak terkecil apabila arc(1,5) diganti

arc(1,2) dan arc(2,5) atau dengan kata lain kota nomer 2 disisipkan diantara perjalanan dari kota 1 ke kota 5.

STIKOM

(18)

4. Kemudian lanjutkan dengan membuat tabel baru yang berisi arc yang bisa disisipkan kedalam subtour (1,2)  (2,5). Tabel sisipan berikutnya dapat dilihat pada tabel 2.3

Tabel 2.3 tabel sisipan arc ke subtour berikutnya

Dari tabel 2.3 diatas, diperoleh tambahan jarak terkecil adalah 233, yaitu penambahan arc(1,4)  arc(4,2) ke dalam subtour sebelumnya. Subtour saat ini adalah (1,4)  (4,2)  (2,5)  (5,1). Karena masih ada kota yang belum masuk dalam perhitungan rute, maka dibuat tabel lagi yang berisi perjalanan dari dan ke kota

yang belum disisipkan seperti pada tabel 2.4 dibawah ini : Tabel 2.4 sisipan kota terakhir

Dari tabel 2.4 dapat diperoleh tambahan jarak terkecil dengan menambahkan

arc(1,3)  arc(3,4). Dari langkah-langkah diatas diperoleh rute dengan jarak terpendek untuk mengunjungi keseluruhan kota dengan subtour (1,3)  (3,4)  (4,2)

 (2,5)  (5,1) seperti ditunjukkan pada gambar 2.3 berikut ini :

STIKOM

(19)

Gambar 2.3 Lintasan terpendek kelima kota

Dari lintasan terpendek tersebut dapat diperoleh jarak tempuh totalnya adalah

Setelah pertimbangan metode-metode yang telah disebutkan sebelumnya yaitu ant colony system, nearest neighbor algorithm, farthest instertion heuristics dan

cheapest instertion heuristics, diambil kesimpulan bahwa metode yang tepat digunakan dalam penyelesaian masalah pada perusahaan adalah metode cheapest insertion heuristics karena pada metode ini menghitung jarak terpendek dengan jumlah node yang tidak terlalu banyak dengan waktu proses yang tersingkat.

STIKOM

(20)

2.5 Sistem

Menurut Fitzgerald (1981), “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur

– prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan sasaran tertentu”

Gondodiyoto (2007) menyatakan sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen atau subsistem yang berorientasi untuk mencapai

suatu tujuan tertentu.

Berdasarkan batasan pengertian tersebut, sistem mempunyai karakteristik

sebagai berikut :

1. Sistem adalah kumpulan elemen-elemen atau sumberdaya yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis.

2. Sistem memiliki sasaran yang akan dicapai. Setiap sistem berusaha mencapai satu atau lebih sasaran, sekaligus menjadi kekuatan yang memberikan arah

suatu sistem.

3. Konstruksi sistem terdiri dari: Masukan-Proses-Keluaran. Masukan merupakan semua arus berwujud atau tidak berwujud yang masuk ke sistem. Keluaran

merupakan semua arus keluar atau akibat yang dihasilkan. Proses terdiri dari metode yang digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran.

4. Sistem memiliki pengguna. Setiap sistem harus mengarahkan subsistemnya agar dapat mencapai sasaran. Sasaran sistem sebagai ukuran penentu keberhasilan suatu sistem.

5. Sistem memiliki keterbatasan.

STIKOM

(21)

6. Sistem memiliki subsistem yang membentuk suatu jaringan terpadu.

7. Sistem memerlukan pengendalian.

2.6 Informasi

Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna

dan lebih berarti (bermanfaat) bagi penerimanya, menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata yang dapat dipahami serta dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, sekarang maupun masa depan (Gondodiyoto, 2007).

Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item. Data sebagai input perlu diolah oleh suatu

sistem pengolahan data agar dapat menjadi output, yakni informasi yang lebih berguna bagi pemakainya.

Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa :

1. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna, lebih bermanfaat dan lebih berarti bagi penggunanya.

2. Data menggambarkan suatu kejadian-kejadian, data dinyatakan sebagai simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata, angka-angka, atau huruf-huruf yang menunjukkan suatu ide, obyek, kondisi atau situasi tertentu.

3. Informasi digunakan untuk pengambilan keputusan. Bagi manajemen suatu organisasi, informasi berguna untuk membantu dalam pengambilan keputusan

yang menentukan keberhasilan atau kesuksesan organisasi pada masa yang akan datang.

STIKOM

(22)

2.7 Sistem Informasi

“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu” (Jogiyanto, 1990).

Informasi terdiri dari data yang telah diambil kembali dan diolah atau

sebaliknya dan digunakan untuk tujuan informatif atau kesimpulan, argumentasi, atau sebagai dasar untuk peramalan atau pengambilan keputusan. Sistem Informasi

adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem

informasi diperlukan klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi.

2.7.1 Proses Sistem Informasi

Menurut Herlambang (2005) sistem informasi terdiri dari input, proses dan

output. Pada proses terdapat hubungan timbal balik dengan dua elemen, yaitu kontrol dari kinerja sistem dan sumber-sumber penyimpanan data. Input yang akan diproses

berupa data, baik berupa karakter-karakter huruf maupun berupa numerik. Saat ini data bisa berupa suara atau audio maupun gambar atau video. Data ini diproses dengan metode-metode tertentu dan akan menghasilkan output yang berupa

STIKOM

(23)

informasi. Informasi yang dihasilkan dapat berupa laporan maupun solusi dari proses

yang telah dijalankan.

2.7.2 Informasi Sebagai Sumber Daya Organisasional

Menurut Kendall (2002) untuk memaksimalkan pemanfaatan informasi, maka informasi tersebut harus dikelola dengan benar, sama seperti sumber daya-sumber

daya lainnya. Manager atau pimpinan organisasi perlu memahami bahwa biaya biasanya diasosiasikan dengan produksi, distribusi, security, penyimpanan, dan pencarian informasi sebanyak-banyaknya.

Mengelola informasi yang dihasilkan komputer berbeda dengan mengolah data-data yang diperoleh secara manual karena input maupun output-nya tersimpan dan dikelola dengan baik didalam sistem. Biasanya terdapat informasi komputer dalam jumlah yang lebih besar untuk orang yang mengelola informasi tersebut atau disebut

juga dengan administer.

STIKOM

(24)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Menurut Jogiyanto (1990) analisis permasalahan merupakan bagian dari tahapan SDLC (System Development Life Cycle). Untuk dapat menganalisis permasalahan perlu pemahaman terhadap proses bisnis dan permasalahan yang terjadi. Oleh karena itu, dilakukan langkah – langkah sebagai berikut:

3.1.1 Identifikasi Permasalahan

Identifikasi telah dilakukan pada CV. Sumber Nadi Jaya dengan cara

mengamati proses bisnis, melakukan wawancara, observasi, dan mempelajari dokumen yang hasilnya dapat di uraikan sebagai berikut:

CV. Sumber Nadi Jaya adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam

usaha produksi, penjualan dan pendistribusian galon ke rumah-rumah yang ada di Provinsi Bali. Proses dimulai dari bagian penjualan menerima pesanan dari

pelanggan, baik melalui telepon ataupun pelanggan yang datang langsung, pesanan pelanggan tersebut kemudian ditambahkan ke dalam pesanan pelanggan tetap. Setelah tidak ada lagi pemesanan yang dilakukan pelanggan untuk hari itu,

bagian penjualan kemudian mengarsipkan data pelanggan dan data pesanan. Dari data pelanggan dan data pesanan tersebut bagian penjualan akan meneruskan ke

bagian distribusi untuk dilakukan sorting dan pembagian tugas truk pengantar.

Sorting pada bagian distribusi disini adalah sorting dengan cara konvensional, kadang pesanan tersebut tidak dibagi berdasarkan daerah dan truk, namun

berdasarkan urutan pesanan tersebut masuk. Setelah bagian distribusi membagi

STIKOM

(25)

pesanan, bagian penjualan menitipkan faktur penjualan untuk pelanggan sebagai

media penagihan pembayaran air minum dalam kemasan. setelah truk berangkat mengantarkan air minum sesuai daftar atau rute yang diberikan bagian distribusi,

bagian penjualan membuat laporan penjualan harian dari pesanan pelanggan hari itu, dan di saat bersamaan bagian distribusi membuat laporan pengiriman harian. Laporan laporan tersebut nantinya akan diberikan kepada pimpinan atau top management sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penjualan perusahaan.

Dari wawancara dengan top management perusahaan, diketahui bahwa selama ini perusahaan hanya mengandalkan penggunaan Microsoft Excel dalam mengatur setiap transaksi perusahaan, selain itu pada perusahaan tidak terdapat

database hanya terdapat arsip dalam bentuk hard copy. Selain masalah masalah tersebut, pengaturan distribusi galon kepada pelanggan hanya berdasarkan

pengalaman supir, tidak menggunakan sistem yang terotomatisasi ataupun menggunakan sistem informasi. Hal ini menyebabkan pendistribusian menjadi kacau karena pembagian pesanan pelanggan sering tidak sesuai dengan rencana

pembagian oleh bagian distribusi. Selain masalah kekacauan pembagian pesanan tersebut, pengantaran pesanan berdasarkan pengalaman supir ini mengakibatkan

biaya transportasi yang dikeluarkan oleh perusahaan menjadi besar karena tidak teratur berdasarkan pelanggan terdekat.

Laporan pada perusahaan tidak dibuat dengan sistem informasi,

melainkan masih menggunakan proses manual, yaitu menunggu laporan draft dari setiap bagian, barulah dibuat sebuah laporan utama dengan Microsoft word. Pelaporan seharusnya dilaksanakan rutin setiap bulan, namun pada kenyataannya

STIKOM

(26)

pada perusahaan sering terjadi keterlambatan pelaporan pada top management. Keterlambatan pelaporan ini dapat berdampak buruk bagi kelangsungan perusahaan, dimana pelaporan bulanan digunakan untuk mengambil keputusan

strategis yang berhubungan dengan perusahaan.

Berdasarkan observasi didapat bahwa sistem manual yang ada di perusahaan saat ini hanya mampu bekerja maksimal dalam mengontrol transaksi

pemesanan dan penjualan air minum dalam kemasan. Sedangkan laporan yang dihasilkan masih sangat sederhana. Seringkali top management kesulitan dalam menganalisis penjualan dan pemesanan dari laporan yang dihasilkan tersebut.

Document flow sistem yang selama ini dijalankan dapat dilihat pada gambar 3.1

Pelanggan Bag Penjualan Bag Distribusi Pimpinan

Mulai

Order air dan memberikan data pelanggan Order Pelanggan Data Pelanggan Arsip data pelanggan Arsip Pesanan Pelanggan Sorting Order pelanggan Rute Pengantaran Cetak laporan penjualan Cetak laporan pengirima n & biaya

Laporan Penjualan Harian Laporan Pengiriman dan biaya Faktur Penjualan Air Minum Dalam

Kemasan Laporan pengiriman dan biaya Laporan Penjualan Laporan Penjualan Mingguan Laporan Penjualan Bulanan Selesai Arsip data pelanggan Pesanan

Gambar 3.1 Document Flow sistem lama

STIKOM

(27)

Dari permasalahan di atas dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

a. Pendistribusian produk tidak memiliki pedoman tertentu, hanya bergantung dari kebiasaan sopir saja.

b. Perusahaan tidak memiliki manajemen distribusi galon yang baik sehingga tidak bisa dilakukan pencatatan terhadap pengiriman galon kepada pelanggan.

c. Manajemen pelanggan pada perusahaan belum dilakukan secara terkomputerisasi, melainkan masih secara konvensional mengakibatkan

rentannya kehilangan arsip pelanggan dan juga mengurangi efisiensi dalam pembuatan laporan kepada pimpinan.

3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem

Dari identifikasi terhadap sistem yang selama ini ada di perusahaan,

dapat diketahui kebutuhan perusahaan sebagai berikut :

CV. Sumber Nadi Jaya membutuhkan sistem yang dapat membantu dalam proses manajemen data pelanggan karena selama ini manajemen data

pelanggan masih mengunakan arsip hard copy, sistem manajemen lama seperti itu rentan akan kehilangan data pelanggan akibat terselip atau salah menaruh arsip,

selain itu arsip dalam bentuk kertas atau hard copy memakan tempat yang sangat banyak. Manajemen pesanan pelanggan, hampir sama dengan manajemen data pelanggan, perusahaan tidak memiliki database yang menyimpan pesanan pelanggan dalam bentuk soft copy, hanya dalam bentuk hard copy, bagian yang memerlukan data pesanan akan sangat kesulitan karena harus mencari data satu

per satu, hal itu tidak efisien baik dari segi waktu maupun biaya. Selain sistem

STIKOM

(28)

yang dapat membantu dari segi manajemen pelanggan, CV. Sumber Nadi jaya

juga membutuhkan sistem yang dapat merencanakan rute pengantaran dari depo ke rumah pelanggan yang sudah terdaftar sebagai pelanggan tetap pada

perusahaan.

Perusahaan juga membutuhkan sebuah sistem yang dapat mencatat pengeluaran galon yang dikirim kepada pelanggan dan juga mencatat pelanggan

mana saja yang telah menerima galon.

Input yang diperlukan bagi sistem ini adalah data pelanggan dari form

pelanggan, yang diisi oleh bagian penjualan baik ketika pelanggan tersebut memesan melalui telepon atau pelanggan tersebut datang langsung ke perusahaan.

Form data pelanggan ini hanya digunakan ketika ada pelanggan baru yang ingin berlangganan. Form pesanan pelanggan digunakan untuk menginputkan data pesanan pelanggan ke dalam sistem, sehingga bisa diproses untuk pencarian rute

dan dijadikan laporan.

Untuk mengurangi terjadinya kesalahan pengantaran, pelanggan yang terlewat, memenuhi pesanan pelanggan secara lebih baik sehingga tingkat

kepuasan pelanggan meningkat, dan membantu pimpinan perusahaan untuk mengambil keputusan secara lebih baik perlu dibuat sebuah sistem informasi

berbasis komputer yang mencakup maintenance data pelanggan, maintenance data pesanan, pengaturan rute dan truk serta pelaporan.

Blok diagram rancangan sistem informasi distribusi yang baru dapat

dilihat pada gambar 3.2

STIKOM

(29)

Input Process Output Data Pelanggan Data Pesanan Data Penjualan Penentuan Rute Pengiriman Produk Pembuatan Laporan Pengiriman dan Laporan

Penjualan Laporan Penjualan Laporan Penjualan per wilayah Laporan Realisasi Penjualan Faktur penjualan Surat Jalan Penerimaan Pesanan pelanggan, maintenance data pelanggan dan data

pegawai Pembuatan faktur Data Pegawai Data Realita Pesanan Laporan Pesanan

Gambar 3.2 block diagram rancang bangun sistem baru

Output dari sistem informasi distribusi yang baru adalah rute pengiriman, surat jalan, laporan penjualan, laporan penjualan per pelanggan, laporan penjualan

per wilayah, laporan pengiriman serta faktur penjualan. Rute pengiriman berisi rute yang harus ditempuh oleh supir dalam mengantarkan galon kepada pelanggan. Surat jalan berisi alamat pelanggan yang harus dikunjungi oleh supir,

hampir sama dengan rute pengiriman namun dengan tambahan berapa jumlah galon yang diminta oleh pelanggan. Laporan penjualan berisi detail penjualan

yang dilakukan oleh perusahaan selama periode tertentu, dengan pilihan yang lebih mendetail lagi seperti detil penjualan pada wilayah tertentu. Laporan pengiriman berisi detil pengiriman pada periode tertentu, dengan isian sama

dengan surat jalan, namun ditujukan pada pimpinan perusahaan. faktur penjualan

STIKOM

(30)

digunakan untuk melakukan penagihan ke pelanggan, berisi detail pemesanan,

dengan realita pengambilan dan juga total yang harus pelanggan bayar, faktur penjualan dikeluarkan setiap bulannya.

3.2 Perancangan Sistem

Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari analisis permasalahan. Tahapan

perancangan sistem tersebut dijelaskan secara berurutan yaitu diagram alir sistem (system flow), Data Flow Diagram (DFD), ERD meliputi CDM dan PDM, struktur basis data, desain input output dan rancangan uji coba sistem.

3.2.1 System Flow

System Flow merupakan penggambaran arus informasi berupa alur sistem yang akan diimplementasikan dengan komputer berupa alur hubungan antara data,

proses dan laporan.

System Flow ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu system flow penerimaan pesanan pelanggan tetap baru, system flow proses pencarian rute dan pengaturan distribusi air minum dalam kemasan, dan system flow pelaporan.

A. System flow penerimaan pesanan pelanggan

System flow dimulai pada system flow penerimaan pesanan pelanggan tetap baru, dimana proses dimulai pada pelanggan dengan mengisi form pesanan, baik datang langsung ke perusahaan ataupun dapat melalui telepon, dari pesanan

pelanggan tersebut kemudian dimasukkan kedalam database berupa tabel pesanan dan tabel pelanggan. Bagian penjualan kemudian mengecek apakah ada pesanan

baru lagi, jika ada maka proses akan kembali kepada pelanggan, dan jika tidak

STIKOM

(31)

maka proses akan berlanjut ke system flow pencarian rute. System flow

penerimaan pesanan pelanggan dapat dilihat pada gambar 3.3 :

Pelanggan Bag Penjualan

Mulai

Mengisi Form Pesanan

Pesanan Pelanggan

Pencatatan pesanan & pelanggan

pesanan pelanggan

Apakah ada pesanan lagi?

T

Selesai Input data pesanan Form Pesanan

Y

Gambar 3.3 System Flow Penerimaan Pesanan Pelanggan

B. System flow pencarian rute dan pengaturan distribusi

Proses berlanjut pada system flow pencarian rute pencarian rute dan pengaturan distribusi air minum dalam kemasan, dimulai dengan bagian penjualan melakukan maintenance data penjualan sebagai inputan bagi bagian distribusi dari data pesanan yang telah masuk sebelumnya.

Pada bagian distribusi data penjualan yang sebelumnya diinputkan oleh bagian penjualan tersebut menjadi input tambahan pada proses pencarian rute dengan CIH, selain input dari tabel pelanggan, dan tabel CIH. Output dari proses ini adalah rute pengiriman, yang masuk ke dalam tabel rute, dan juga dicetak oleh

bagian distribusi bersama surat jalan untuk supir truk. system flow pencarian rute dan pengaturan distribusi air minum dalam kemasan dapat dilihat pada gambar

3.4:

STIKOM

(32)

Bag Distribusi

Pengaturan Rute

Pelangg an

Rute pengiriman Surat Jalan Pesanan

Selesai

Rute CIH

Cetak

Gambar 3.4 system flow pencarian rute dan pengaturan distribusi air minum dalam kemasan

C. Flowchart Cheapest Insertion Heuristic

Untuk menggambarkan flowchart model transportasi yang diterapkan yaitu Cheapest Insertion Heuristic pada Rancang Bangun Sistem Informasi Distribusi Air Minum Dalam Kemasan Dengan Model Arus Jaringan Pada CV.

Sumber Nadi Jayaini dapat dilihat pada gambar flowchart/diagram alir berikut :

STIKOM

(33)

Mulai

Input Jumlah Node

Input jarak antar node

Buat Subtour antara 2 kota

Cij

Ganti salah satu arc Cij dengan arc Cik

dan arc Ckj

Buat Tabel data kota yang bisa disispkan ke dalam subtour Cij beserta jarak yang diperoleh dengan rumus

Cik + Ckj - Cij

Seluruh kota telah disisipkan?

Tidak

Ya Selesai

Gambar 3.5 Flowchart metode Cheapest Insertion Heuristic

D. System flow pembuatan faktur

Setelah proses pengaturan rute, supir truk akan berangkat mengantarkan

air minum dalam kemasan sesuai dengan daftar yang telah diberikan oleh bagian distribusi, bersamaan dengan pengantaran air minum dalam kemasan, supir truk

membawa serta surat jalan rangkap 2, 1 lembar untuk pelanggan, dan satu lembar lagi untuk diberikan ke bagian penjualan untuk dibuatkan faktur untuk menagih iuran baik itu mingguan ataupun bulanan sesuai dengan kesepakatan dengan

pelanggan. Detil dari penagihan ini tidak dibahas dalam sistem. System flow

pembuatan faktur dapat dilihat pada gambar 3.6

STIKOM

(34)

Pelanggan Bag Penjualan

Mulai

Pembuatan Faktur

Bag Distribusi

Surat jalan

Penjualan

Faktur Penjualan Faktur penjualan

selesai

Input data pelanggan yang terkirim

pelanggan

Gambar 3.6 system flow pembuatan faktur

E. System Flow Pelaporan

Proses dilanjutkan pada system flow pelaporan, dimulai pada 2 entitas bersamaan, yaitu pada bagian penjualan dan bagian distribusi masing-masing

bagian ini membuat laporan untuk pimpinan atau top management perusahaan. Pada bagian penjualan, tabel penjualan dijadikan sebagai input untuk proses pembuatan laporan penjualan, baik bulanan, mingguan ataupun harian. selain laporan penjualan umum, terdapat laporan penjualan per wilayah dan laporan penjualan per pelanggan. Pada bagian distribusi, tabel rute dijadikan inputan bagi laporan pengiriman, baik bulanan, mingguan ataupun harian. Seluruh laporan tersebut akan diberikan pada top management sebagai salah satu acuan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penjualan pada perusahaan. System flow pembuatan laporan dapat dilihat pada gambar 3.7 dan 3.8.

STIKOM

(35)

Bag Distribusi Pimpinan

Cetak laporan

Pengiriman Rute

Laporan pengiriman Mulai

Selesai

Gambar 3.7 System Flow Pembuatan Laporan Pengiriman

Bag Penjualan Pimpinan

mulai

penjualan Cetak laporan

penjualan

Laporan penjualan

Laporan Penjualan per

pelanggan

Laporan penjualan per wilayah

1

Selesai 1

Laporan penjualan harian

Laporan Penjualan Mingguan

Laporan penjualan bulanan

Gambar 3.8 System Flow Pembuatan Laporan Penjualan

3.2.2 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) merupakan suatu metode pengembangan sistem yang terstruktur. Penggunaan notasi dalam data flow diagram ini sangat membantu sekali untuk memahami suatu sistem pada semua tingkat kompleksitas.

STIKOM

(36)

Pada tahap analisis penggunaan notasi ini dapat membantu dalam berkomunikasi

dengan pemakai sistem untuk memahami sistem secara logika.

A. Context Diagram Sistem Informasi Ditribusi CV. Sumber Nadi Jaya

Penggambaran sistem DFD dimulai dari Context Diagram. Dari Context Diagram dapat didekomposisi lagi menjadi level yang lebih rendah untuk menggambarkan sistem lebih rinci. Pada Context Diagram, entity sistem informasi distribusi terdiri dari pelanggan, pimpinan dan supir yang termasuk di

dalam bagian distribusi.

Proses dimulai dengan pelanggan memberikan inputan ke dalam sistem berupa pesanan pelanggan dan data pelanggan. Setelah itu sistem akan memproses

inputan tersebut menjadi rute pengiriman dan surat jalan untuk bagian distribusi, setelah bagian distribusi memberikan inputan balik berupa konfirmasi pesanan pelanggan ke pada sistem. Inputan tersbut kemudian diproses dan dijadikan faktur untuk pelanggan dan dua jenis laporan untuk pimpinan. Context diagram dapat dilihat pada gambar 3.9.

STIKOM

(37)

Rekap pengeluaran barang

data produksi

data peg awai

Pesanan Pelangg an

Laporan penjualan terbanyak Laporan penjualan per wilayah Faktur

Surat Jalan

realita pes anan Rute Peng iriman

Data Pelang g an

Laporan Penjualan Laporan Peng iriman 0

Sis tem Informasi Distribus i CV Sumber Nadi Jaya

+

Pelang g an

Bag Distribus i

Pimpinan Peg awai

Sis tem Produksi

Gambar 3.9 Context diagram Sistem Informasi Distribusi CV. Sumber Nadi Jaya

B. Diagram Jenjang

Sebelum melakukan proses decompose, dari context diagram dibuat sebuah diagram jenjang, Diagram jenjang adalah sebuah penggambaran sistem yang menggambarkan bagaimana sebuah proses dapat didecompose hingga level terendah yang mungkin, dan juga menggambarkan hubungan dari fungsi-fungsi di dalam sistem secara berjenjang. Diagram jenjang juga memudahkan memahami

fungsi-fungsi sistem. dengan adanya diagram jenjang, alur proses dari sistem akan lebih teratur dan jelas.

Diagram jenjang proses sistem informasi distribusi CV. Sumber nadi

jaya dapat dilihat pada gambar 3.10 pada halaman 37. Proses sistem informasi distribusi pada CV. Sumber Nadi Jaya dapat didecompose menjadi 3 proses

turunan, maintenance, transaksi, dan pembuatan laporan.

STIKOM

(38)

Proses maintenance dapat di decompose menjadi 2 sub-proses, yaitu proses maintenance data pegawai dan maintenance data pelanggan.

Transaksi dapat di decompose lagi menjadi beberapa proses, yaitu transaksi penjualan, pengaturan rute dengan CIH, proses pembuatan surat jalan, proses pemesanan barang, proses pengeluaran barang, proses maintenance status pengiriman barang, dan yang terakhir adalah proses pembuatan faktur.

Proses pembuatan laporan dapat dipecah menjadi empat sub proses, cetak laporan penjualan, cetak laporan penjualan terbanyak per pelanggan, cetak laporan

penjualan terbanyak per wilayah dan cetak laporan pengiriman.

C. Data Flow Diagram Level 0

Setelah Context Diagram didekomposisikan maka akan didapat DFD level 0. Pada DFD level 0 terdapat 4 proses yaitu :

1. Proses maintenance data pelanggan. Proses ini digunakan oleh sistem untuk mengatur, menginputkan dan memelihara data-data yang dibutuhkan sistem seperti data pelanggan dan data pegawai.

2. Proses transaksi. Proses ini digunakan sistem untuk memproses data

transaksi, seperti pesanan pelanggan, menjadi surat jalan dan menbuat urutan rute pengiriman dengan metode CIH untuk bagian distribusi dan

memproses konfirmasi pesanan untuk membuat faktur penagihan untuk pelanggan.

3. Proses pembuatan laporan. Proses ini digunakan sistem untuk membuat

untuk diberikan kepada pimpinan perusahaan. Jenis-jenis laporan yang diberikan kepada pimpinan adalah : laporan penjualan, laporan penjualan

terbanyak per pelanggan, laporan penjualan per wilayah, dan laporan

STIKOM

(39)

pengiriman. Laporan penjualan nantinya digunakan oleh pimpinan

penjualan sebagai pendukung keputusan penjualan, apakah perlu menambah produksi atau tidak. Laporan penjualan terbanyak per pelanggan digunakan

sebagai acuan untuk menentukan apakah jumlah pengiriman rutin perlu ditambah atau dikurangi. Laporan penjualan terbanyak per wilayah digunakan oleh pimpinan sebagai acuan untuk mengambil keputusan apakah

perlu menambah armada pengantaran atau tidak. Sedangkan laporan pengiriman digunakan pimpinan untuk melihat berapa pengiriman terjadi

dalam sehari, seminggu dan sebulan. Data flow diagram level 0 sistem informasi distribusi air minum dalam kemasan CV. Sumber nadi jaya dapat

dilihat pada gambar 3.11 pada halaman 38.

D. Data Flow Diagram Level 1 Subproses Maintenance

Proses maintenance pada sistem informasi distribusi CV.sumber nadi jaya dapat di-decompose menjadi 2 sub proses, yaitu sub proses maintenance data pegawai dan maintenance data pelanggan.

Proses maintenance data pegawai dimulai dari pegawai memberikan masukan berupa data pegawai, kemudian oleh sistem data tersebut disimpan ke dalam tabel pegawai. Proses ini juga tidak hanya terbatas pada fungsi insert, tapi juga proses update dan delete data pegawai.

Proses maintenance data pelanggan hampir mirip dengan proses

maintenance data pegawai, hanya sebagai input disini adalah data pelanggan, yang kemudian akan disimpan ke dalam tabel pelanggan oleh sistem.

STIKOM

(40)

Gambar data flow diagram level 1 subproses maintenance dapat dilihat

pada gambar 3.12 pada halaman 39.

STIKOM

(41)

37 Gambar 3.10 Diagram Jenjang

Menggunakan Metode Untuk Promosi Paket Wisata

STIKOM

(42)

38 Gambar 3.11 Data Flow Diagram Level 0 Sistem Informasi CV. Sumber Nadi Jaya

STIKOM

(43)

Gambar 3.12 Data Flow Diagram Level 1 Sub Proses Maintenance

E. Data Flow Diagram Level 1 Subproses Transaksi

Data flow diagram Pada subproses transaksi, terdapat 7 buah proses, yaitu proses transaksi penjualan, pencarian rute dengan CIH, pembuatan surat jalan, pemesanan barang, pengeluaran barang, maintenance status pengiriman barang, dan pembuatan faktur.

Proses pertama yaitu transaksi penjualan dimulai dengan pelanggan memberikan data pelanggan, data pelanggan tersebut berisi data pesanan

kemudian disimpan dalam tabel pesanan yang berhubungan dengan proses pencarian rute dengan CIH.

Proses kedua adalah proses pengaturan rute. Proses ini digunakan sistem untuk mengatur rute pengiriman galon sesuai dengan alamat pelanggan, input

pada proses ini adalah data jarak dan data pesanan. output dari proses ini adalah berupa rute pengiriman

STIKOM

(44)

Keluaran dari proses transaksi yaitu data penjualan dan data pesanan

yang digunakan sebagai input dari proses selanjutnya, yaitu proses pembuatan surat jalan. Proses pembuatan surat jalan ini memiliki output berupa surat jalan untuk bagian distribusi untuk diantarkan kepada pelanggan, dan data surat jalan yang menjadi input bagi proses pengeluaran barang.

Setelah menerima input berupa data surat jalan, proses pengeluaran barang membaca data penjualan dan mengupdate tabel barang keluar, bersamaan dengan itu barang dikeluarkan untuk bagian distribusi dan diantarkan kepada

pelanggan.

Bagian distribusi setelah melakukan pengiriman barang, menginputkan isian dari form realita pesanan ke dalam maintenance status pengiriman barang. Keluaran dari proses maintenance pengiriman barang berupa data pesanan, mengupdate tabel pesanan. update tabel pesanan ini secara otomatis berpengaruh pada proses proses lain yang berhubungan seperti proses transaksi.

Proses terakhir di subproses transaksi adalah proses pembuatan faktur, faktur yang dicetak datanya diambil dari tabel penjualan yang terupdate setelah pengiriman barang dan pengisian form realita pesanan oleh bagian distribusi. Gambar data flow diagram sistem informasi air minum dalam kemasan pada CV.

Sumber nadi jaya dapat dilihat pada gambar 3.13 pada halaman 38.

STIKOM

(45)

41 Gambar 3.13 Data Flow Diagram Level 1 Subproses Transaksi Sistem Informasi CV.

Sumber Nadi Jaya

STIKOM

(46)

F. Data Flow Diagram Level 1 Subproses Laporan

Proses lain yang dapat di decompose adalah proses pembuatan laporan. Proses ini digunakan oleh bagian sales untuk membuat laporan kepada pimpinan perusahaan. Sub proses yang terdapat diproses laporan antara lain : cetak laporan penjualan, cetak laporan penjualan terbanyak berdasarkan pelanggan, cetak laporan penjualan per wilayah, dan cetak laporan pengiriman proses pembuatan

laporan-laporan tersebut menggunakan data dari data penjualan dan data rute.

Output dari keempat proses ini adalah laporan yang semuanya diberikan kepada pimpinan perusahaan.

Gambar 3.14 Data Flow Diagram Level 1 Subproses pembuatan laporan

STIKOM

(47)

3.2.3 Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk menginterpretasikan, menentukan dan mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan

untuk sistem pemrosesan database. ERD menyadiakan bentuk untuk menunjukkan struktur keseluruhan kebutuhan data dari pemakai. Dalam ERD, data tersebut digambarkan dengan menggunakan simbol entitas.

Dalam perancangan sistem informasi distribusi, ada entitas yang saling berkaitan untuk menyediakan data yang dibutuhkan oleh sistem yang disajikan

dalam bentuk conceptual data model (CDM) dan physical data model (PDM). ERD dalam bentuk CDM dapat dilihat pada Gambar 3.15

Gambar 3.15 CDM SI Distribusi CV. Sumber Nadi Jaya

Relation_152 Relation_151 Relation_138 Relation_137 Relation_92 Relation_84 Relation_83 RE LA TION_80

Relation_79 Relation_78

Relation_77

barang keluar

kode barang keluar

jumlah barang keluar jarak kode kota Nama Kota Jarak pegawai kode pegawai nama pegawai alamat pegawai shift no telp pelanggan kode pelanggan nama alamat

no telp pelanggan

(48)

44 KODE _WIL AY AH = KODE_ WILA YA H

KODE _WIL AY AH = KODE_ WILA YA H

KODE _FAK TU R = K ODE _FAK TU R

KODE _P EN JU AL AN = KOD E_ PE NJ UA LA N KODE _P EL AN GGA N = K OD E_ PE LA NGGAN

KODE _B AR ANG_K EL UA R = K OD E_ BAR AN G_ KE LU AR KODE _P ES ANA N = K OD E_ PE SAN AN

KODE _P EL AN GGA N = K OD E_ PE LA NGGAN

KODE _K OT A = K ODE _K OT A

KODE _P EL AN GGA N = K OD E_ PE LA NGGAN

KODE _B AR ANG_K EL UA R = K OD E_ BAR AN G_ KE LU AR KODE _P ES ANA N = K OD E_ PE SAN AN

KODE _P EGAWA I = KOD E_ PE GA WAI

BARANG_KELUAR KODE_BARANG_KELUAR varchar(5) KODE_PEGAWAI varchar(5) JUMLAH_BARANG_KELUAR integer JARAK KODE_KOTA varchar(5) NAMA_KOTA varchar(20) JARAK integer KODE_WILAYAH varchar(5) PEGAWAI KODE_PEGAWAI varchar(5) NAMA_PEGAWAI varchar(50) ALAM AT_PEGAWAI varchar(100)

SHIFT numeric(1)

NO_TELP numeric(12)

PELANGGAN KODE_PELANGGAN varchar(5)

NAMA varchar(50)

ALAM AT varchar(100)

NO_TELP_PELANGGAN numeric(12) KODE_WILAYAH varchar(5) PENJUALAN KODE_PENJUALAN varchar(5) KODE_PELANGGAN varchar(5) TANGGAL_PENJUALAN date TOTAL_PENJUALAN integer REALITA_PENGAMBILAN integer PESANAN KODE_PESANAN varchar(5) KODE_PELANGGAN varchar(5) JUMLAH_PESANAN integer SIKLUS numeric(3) HARI_PENGIRIMAN date RUTE_PENGIRIM AN

RUTE_PENGIRIM AN varchar(100) KODE_KOTA varchar(5) KODE_PESANAN varchar(5) TOTAL_JARAK integer HARI date ID_RUTE varchar(5) STOCK KODE_BARANG_KELUAR varchar(5) JUMLAH_STOCK integer JUMLAH_PENGAMBILAN integer TANGGAL_PENGAM BILAN date

FAKTUR KODE_FAKTUR varchar(5) KODE_PELANGGAN varchar(5) TOTAL_BULANAN integer WILAYAH KODE_WILAYAH varchar(5) NAMA_WILAYAH varchar(50) SURAT_JALAN KODE_SURAT_JALAN varchar(5) KODE_PESANAN varchar(5) KODE_BARANG_KELUAR varchar(5) DETIL_FAKTUR KODE_PENJUALAN varchar(5) KODE_FAKTUR varchar(5)

Gambar 3.16 PDM Sistem Informasi Distribusi CV. Sumber Nadi Jaya

STIKOM

(49)

3.2.4 Struktur Basis Data

Seperti yang dikatakan diatas, PDM merupakan gambaran dari struktur basis data. Tiap-tiap entitas dalam ERD akan digunakan sebagai tabel dalam basis

data. Struktur basis data yang akan digunakan yaitu: 1. Tabel Pelanggan

Nama Tabel : Pelanggan

Fungsi : Untuk menyimpan data pelanggan perusahaan

Primary Key : kode_pelanggan

Foreign Key : kode_wilayah

Tabel 3.1 Pelanggan

Field Name Type Length Constraint Description

Kode_Pelanggan Varchar 5 PK

Kode pelanggan 01001

Kode_wilayah Varchar 5 FK

Nama Varchar 50 -

Alamat Varchar 100 -

Wilayah char 2 -

No telp Pelanggan Number 12 -

2. Tabel Pegawai

Nama Tabel : Pegawai

Fungsi : Untuk menyimpan data pegawai perusahaan

Primary Key : kode_pegawai

Foreign Key : -

STIKOM

(50)
[image:50.595.66.549.89.661.2]

Tabel 3.2 Pegawai

Field Name Type Length Constraint Description

Kode_Pegawai Varchar 6 PK Kode Pegawai

S01001

Nama Varchar 50 -

Alamat Varchar 100 -

Shift char 1 -

No telp Number 12 -

3. Tabel Penjualan

Nama Tabel : Penjualan

Fungsi : Untuk menyimpan data transaksi penjualan

Primary Key : kode_penjualan

Foreign Key : kode_pelanggan

Tabel 3.3 Penjualan

Field Name Type Length Constraint Description

Kode_Penjualan Varchar 5 PK Kode

penjualan

Kode_Pelanggan Varchar 5 FK Kode

Pelanggan

Tanggal_Penjualan Date - dd/mm/YYYY

Total_Penjualan Integer -

Realita_Pengambilan Integer -

4. Tabel Barang Keluar

Nama Tabel : Barang Keluar

Fungsi : Untuk menyimpan data barang yang keluar

STIKOM

(51)

Primary Key : kode_barang_keluar

[image:51.595.61.547.106.759.2]

Foreign Key : kode_pegawai

Tabel 3.4 Barang Keluar

Field Name Type Length Constraint Description

Kode_barang_keluar Varchar 5 PK Kode barang

keluar

Kode_pegawai Varchar 5 FK -

Jumlah_barang_keluar Integer - -

5. Tabel Stock

Nama Tabel : Stock

Fungsi : Untuk menyimpan data Stock barang

Primary Key : -

Foreign Key : kode_barang_keluar Tabel 3.5 Stock

Field Name Type Length Constraint Description

Kode_barang_keluar Varchar 5 FK Kode barang

keluar

Jumlah_stock Integer - -

Tanggal_pengambilan Date - -

Jumlah_pengambilan Integer - -

6. Tabel Jarak

Nama Tabel : Jarak

Fungsi : Untuk menyimpan data jarak dari perusahaan ke tujuan

Primary Key : kode_kota

Foreign Key : kode_wilayah

STIKOM

(52)
[image:52.595.73.553.91.630.2]

Tabel 3.6 Jarak

Field Name Type Length Constraint Description

Kode_kota Varchar 5 PK Kode kota

Nama_kota Varchar 20 - -

Jarak Integer - -

Kode_wilayah Varchar 5 FK

7. Tabel Pesanan

Nama Tabel : Pesanan

Fungsi : Untuk menyimpan data pesanan pelanggan

Primary Key : kode_pesanan

Foreign Key : kode_pelanggan

Tabel 3.7 Pesanan

Field Name Type Length Constraint Description

Kode_pesanan Varchar 5 PK Kode pesanan

Kode_pelanggan Varchar 5 FK -

Jumlah_pesanan Integer - -

Siklus Number 3 - -

Hari_pengiriman Date - -

8. Tabel Rute Pengiriman

Nama Tabel : Rute Pengiriman

Fungsi : Untuk menyimpan data rute pengiriman

Primary Key : Id_rute

Foreign Key : kode_kota, kode_pesanan

STIKOM

(53)
[image:53.595.73.551.95.728.2]

Tabel 3.8 Rute Pengiriman

Field Name Type Length Constraint Description

Id_rute Varchar 5 PK Kode_rute

Kode_kota Varchar 5 FK -

Kode_pesanan Varchar 5 FK -

Total_jarak Integer - -

Hari Date - -

9. Tabel Surat Jalan

Nama Tabel : Surat Jalan

Fungsi : Untuk menyimpan data Surat Jalan

Primary Key : kode_surat_jalan

Foreign Key : kode_pesanan, kode_barang_keluar Tabel 3.9 Surat Jalan

Field Name Type Length Constraint Description

Kode_surat_jalan Varchar 5 PK

Kode_pesanan Varchar 5 FK -

Kode_barang_keluar Varchar 5 FK -

10.Tabel Wilayah

Nama Tabel : Wilayah

Fungsi : Untuk menyimpan data wilayah

Primary Key : kode_wilayah

Foreign Key : -

STIKOM

(54)
[image:54.595.58.553.87.689.2]

Tabel 3.10 wilayah

Field Name Type Length Constraint Description

Kode_wilayah Varchar 5 PK

Nama_wilayah Varchar 50 - -

11. Tabel Faktur

Nama Tabel : Faktur

Fungsi : Untuk menyimpan data faktur

Primary Key : No_faktur

Foreign Key : kode_surat_jalan

Tabel 3.11 tabel faktur

Field Name Type Length Constraint Description

No_faktur Varchar 5 PK

Kode_surat_jalan Varchar 5 FK -

Total bulanan Integer

12. Tabel Detil Faktur

Nama Tabel : Detil Faktur

Fungsi : Untuk menyimpan data detil faktur

Primary Key : No_faktur

Foreign Key : kode_penjualan

STIKOM

(55)
[image:55.595.66.559.98.708.2]

Tabel 3.12 tabel detil faktur

Field Name Type Length Constraint Description

No_faktur Varchar 5 PK

Kode_penjualan Varchar 5 FK -

3.2.5 Desain Output, User Interface, Input

User interface merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

perancangan sistem. Pada tahap ini digambarkan secara umum desain input output

dari Sistem Informasi Distribusi dengan Model Arus Jaringan pada CV. Sumber Nadi Jaya.

A. Desain Output

Desain output merupakan perancangan desain laporan yang merupakan hasil dari

data dari proses yang terjadi, yang tersimpan pada database yang kemudian akan diolah

sedemikian rupa menjadi informasi yang berguna bagi pengguna sistem informasi.

A.1 Desain Surat Jalan

Data rute yang telah didapat dari proses pencarian rute dengan CIH,

daftar pelanggan yang akan diantar direkap dalam surat jalan. Surat jalan berisi nopol kendaraan, nama pelanggan, jumlah pesanan dan keterangan.

STIKOM

(56)

Gambar 3.17 Surat Jalan

A.2 Desain laporan penjualan umum

Dari data penjualan yang telah tersimpan di database, proses selanjutnya

user akan memberikan instruksi kepada sistem untuk mencetak laporan penjualan, dimana pada laporan tersebut berisi tanggal jual, nama pelanggan jumlah pesannya dan juga realita pengambilan yaitu jumlah pengambilan barang yang

terjadi di lapangan, laporan ini nantinya dapat membantu pimpinan untuk membuat keputusan penambahan atau pengurangan produksi.

STIKOM

(57)

Gambar 3.18 Laporan penjualan

A.3 Desain Laporan Pesanan

Data pesanan pelanggan yang telah disimpan pada tabel pesanan dapat dipanggil oleh user untuk dijadikan laporan untuk pimpinan, untuk mengetahui

[image:57.595.47.539.82.712.2]

jumlah pesanan apakah ada penambahan atau pengurangan.

Gambar 3.19 Laporan pesanan barang

STIKOM

(58)

A.4 Desain Laporan Realisasi Penjualan

Dari pencarian rute pengiriman dan data pesanan pelanggan, proses selanjutnya pada sistem adalah pembuatan laporan pengirman barang yang berisi

data pelanggan, kendaraan pengantar. Dari laporan realisasi penjualan ini diharapkan pimpinan dapat mengetahui tentang aktifitas pengiriman yang

dilakukan.

Gambar 3.20 Laporan Realisasi Penjualan

A.5 Desain Faktur Penjualan

Pesanan pelanggan yang telah tersimpan dalam data pesanan selain

dipanggil untuk membuat laporan pesanan, juga untuk membuat faktur penjualan barang yang berisi id pesanan, jumlah pesanan, subtotal perminggu, dan total

bayar perbulan.

STIKOM

(59)

Gambar 3.21 Faktur penjualan

B. Desain User Interface B.1 Form Utama

Form utama merupakan form yang pertama kali muncul ketika aplikasi dijalankan. Melalui form ini bagian penjualan dan bagian gudang dapat memilih menu-menu yang tersedia pada aplikasi. Rancangan menu utama dapat dilihat

pada gambar 3.22 berikut :

Gambar 3.22 Form Utama Sistem Informasi Distribusi CV. Sumber Nadi Jaya

STIKOM

[image:59.595.57.548.82.709.2]
(60)
[image:60.595.46.549.133.717.2]

Fungsi-fungsi obyek pada form utama ini dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut : Tabel 3.13 Tabel fungsi objek pada form utama

Nama

Obyek Tipe Obyek Fungsi

Login Menu button Untuk menampilkan Form Login

Tutup Menu Button Untuk keluar dari aplikasi

B.2 Form login

Form ini merupakan form yang digunakan untuk mengecek pengguna dari aplikasi, melalui input berupa Nama_User dan Password_User. Pengguna yang memiliki hak akses admin, dapat mengakses seluruh fitur yang ada pada

aplikasi ini. Sedangkan pengguna dengan hak akses penjualan dan gudang, hanya dapat menggunakan fitur sesuai kebutuhan bagiannya saja. Rancangan form login

dapat dilihat pada gambar 3.23 berikut ini :

Gambar 3.23 Form Login

STIKOM

(61)

Fungsi obyek-obyek yang terdapat pada form Login ini, dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut :

Tabel 3.14 Tabel fungsi objek pada form login

Nama Obyek Tipe Obyek Fungsi

Nama_User/

Password Textbox

Digunakan untuk mengisi data pengguna

berupa Nama_User dan Password sesuai

dengan database.

Masuk Button

Digunakan untuk memverifikasi data masukkan pengguna dan jika benar

membuka form Utama sesuai hak akses

user.

Batal Button Digunakan untuk kembali kepada kondisi

awal, yaitu pada kondisi Logout.

B.3 Form Master Pelanggan

Form ini merupakan form yang digunakan untuk menampilkan data pelanggan dalam bentuk tabel view, yang berasal dari tabel Pelanggan. Rancangan

form master pelanggan dapat dilihat pada gambar 3.24.

Gambar 3.24 Form master pelanggan

STIKOM

[image:61.595.45.535.167.733.2]
(62)

Fungsi obyek-obyek yang terdapat pada form Pelanggan ini, dapat dilihat pada tabel 3.15 berikut :

Tabel 3.15 Tabel fungsi objek pada form master pelanggan

Nama

Obyek Tipe Obyek Fungsi

Pegawai Menu Button Digunakan untuk merubah tampilan ke form master pegawai.

Wilayah Menu Button Digunakan untuk merubah tampilan ke form master wilayah.

Jarak Menu Button Digunakan untuk merubah tampilan ke

form master jarak.

Baru Menu Button Digunakan untuk menambah data

pelanggan baru.

Wilayah Combo box Menampilkan pilihan wilayah untuk data

pelanggan. Nama

Pelanggan Textbox Digunakan untuk isian nama pelanggan.

No Telp Textbox Digunakan untuk isian no telp pelanggan.

Alamat Textbox Digunakan untuk isian alamat pelanggan.

Tabel view Gridview

Digunakan untuk menampilkan data pelanggan yang berasal dari tabel Pelanggan.

Simpan Button

Digunakan untuk menyimpan data pelanggan, baik baru ataupun data yang berubah.

Batal Button Digunakan untuk membatalkan isian data

pelanggan.

Hapus Button Digunakan untuk menghapus pelanggan

terpilih.

Tutup Button Digunakan untuk menutup form

STIKOM

(63)

B.4 Form Master Pegawai

Form ini merupakan form yang digunakan untuk menampilkan data pegawai dalam bentuk tabel view, yang berasal dari tabel Pegawai. Rancangan

form master pegawai dapat dilihat pada gambar 3.25 :

Gambar 3.25 Form Master Pegawai

Fungsi-fungsi objek pada form master pegawai dapat dilihat pada tabel 3.16 berikut :

Tabel 3.16 Tabel fungsi objek pada form master pegawai

Nama

Obyek Tipe Obyek Fungsi

Pelanggan Menu Button Digunakan untuk merubah tampilan ke form master pelanggan.

Wilayah Menu Button Digunakan untuk merubah tampilan ke form master wilayah.

Jarak Menu Button Digunakan untuk merubah tampilan ke

form master jarak.

Baru Menu Button Digunakan untuk menambah data pegawai

baru.

STIKOM

(64)

Nama

Obyek Tipe Obyek Fungsi

user name Combo box Digunakan untuk isian user name pegawai

ketika login

password Textbox Digunakan untuk isian password pegawai.

No Telp Textbox Digunakan untuk isian no telp pegawai.

Alamat Textbox Digunakan untuk isian alamat pegawai.

Shift Textbox Digunakan untuk isian shift pegawai. Hak akses Group Checkbox Digunakan untuk mengatur hak akses

pegawai.

Tabel view Gridview Digunakan untuk menampilkan data

pegawai yang berasal dari tabel Pegawai.

Simpan Button

Digunakan untuk menyimpan data pegawai, baik baru ataupun data yang berubah.

Batal Button Digunakan untuk membatalkan isian data

pe

Gambar

Tabel 2.1 Tabel jarak antar kota
Gambar 3.1 Document Flow sistem lama
Tabel 3.2 Pegawai
Tabel 3.4 Barang Keluar STIKOM SURABAYA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat warna bagi sebuah kemasan banyak berhubungan dengan persepsi visual, sehingga harus dipertimbangkan hal-hal berikut; (a) Sasaran utama mendesain kemasan

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDRB atas dasar harga konstan 2010 menurut provinsi Jawa Tengah tahun 2013- 2017, sedangkan variebel

Menurut model ABC, perilaku dipicu oleh beberapa rangkaian peristiwa anteseden (sesuatu yang mendahului sebuah perilakau dan secara kausal terhubung dengan perilaku itu

Hasil penelitian analisa SWOT menunjukkan bahwa pengembangan usaha budidaya ikan air tawar memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan ancaman dan memiliki kekuatan yang

Dari hasil analisis asam urat yang dilakukan dapat dilihat bahwa rataan nilai asam urat sebelum perlakuan (P0) adalah 2.20 mg/dL, setelah diberikan perlakuan

Hal ini dikarenakan pada perlakuan kontrol tidak mendapat perlakuan perendaman CEPM yang berfungsi sebagai immunostimulan, hasil refres sebelum uji tantang WSSV

Politik etis mulai diberlakukan di indonesia pada tahun 1900 atas usul Van Deventer. Pelaksanaan politik etis di tanah jajahan memberi pengaruh besar bagi

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa 45 persen orang dewasa telah mengajukan keberatan langsung kepada mereka yang bertanggung jawab atas pelayanan yang buruk (lebih dari 39