• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Infrastruktur Terhadap PDRB Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 -2017: Analisis Data Panel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Infrastruktur Terhadap PDRB Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 -2017: Analisis Data Panel"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PDRB DI

PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2017: ANALISIS

DATA PANEL

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh :

RIA ESTI RACMATIA B300150070

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PDRB DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2017: ANALISIS DATA PANEL

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

RIA ESTI RACMATIA B300150070

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PDRB DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2017: ANALISIS DATA PANEL

oleh:

RIA ESTI RACMATIA B300150070

Telah Dipertahankan Didepan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta Hari Jum’at, 23 Agustus 2019 Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat

Dewan Penguji:

1. Muhammad Anas, SE., M.Si. ( ) (Ketua Dewan Penguji)

2. Muhammad Arif, SE.Mec.Dev ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. Daryono Soebagiyo, MEc ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Syamsudin, M. M NIDN: 017025701

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 31 Juli 2019 Penulis

RIA ESTI RACMATIA B300150070

(5)

PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PDRB DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2017: ANALISIS DATA PANEL

Abstrak

Infrastruktur dinilai penting karena merupakan salah satu bentuk modal dan digunakan untuk peningkatan produktivitas tenaga kerja sebagai sarana pendukung.Infrastruktur merupakan salah satu indikator tolak ukur pertumbuhan ekonomi. Namun masih banyak masalah yang dialami di negara kita khususnya mengenai ketidakmerataan ekonomi, kualitas yang rendah, dan sebagianya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh pendidikan, kesehatan, jalan, tenaga kerja dan belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Kondisi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari tinggkat infrastruktur dan belanja modal yang menurun. Data diolah menggunakan analisis data panel dengan model regresi fixed effect. Hasil dari penelitian ini bahwa pendidikan, kesehatan, tenaga kerja dan belanja modal berpengaruh signifikan. Namun jalan tidak berpengaruh signifikan.

Kata Kunci : pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, tenaga kerja, dan belanja modal, data panel, fixed effect model

Abstract

Infrastructure is a important aspect because it is a form of capital and is used to increase labor productivity as a means of support. Infrastructure is one of indicator of economic growth. But there are still many problems experienced in our country, especially regarding economic inequality, poor quality, and some of them. This study aims to analyze how much influence education, health, roads, labor and capital expenditure has on economic growth in Central Java Province. The condition of economic growth in Central Java Province has decreased. This can be seen from the level of infrastructure and, declining capital expenditure. Data were processed using panel data analysis with fixed effect regression models. The results of this study indicate that education, health, labor and capital expenditure have a significant effect. But the road has no significant effect.

Keywords: economic growth, infrastructure, labor, and capital expenditures, data panel, fixed effect model

1. PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi sangat penting bagi suatu daerah dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator untuk melihat hasil pembangunan yang telah dilakukan dan menentukan arah pembangunan di masa yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah yang terjadi (Tarigan, 2012).

(6)

Pertumbuhan ekonomi yang positif menunjukkan adanya peningkatan aktivitas perekonomian, sebaiknya pertumbuhan ekonomi yang negatif menunjukan adanya penurunan dalam aktivitas pertumbuhan (Boediono, 1999).

Pembangunan merupakan kewajiban pemerintah dalam pendistribusian sumber-sumber daya energi, sumber dana dan sumber daya manusia. Dalam sudut pandang ini, pembangunan dapat memperluas akses publik untuk memperoleh sumber-sumber daya yang diperlukan guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Kewajiban pemerintah adalah mempermudah akses publik untuk memperoleh dan menikmati berbagai fasilitas pelayanan dasar (jalan, listrik, air dan lain-lain), serta menjamin ketersediaan infrastruktur dan sumber daya tersebut bagi kelangsungan hidup masyarakat (Maqin, 2011).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator yang biasa digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu wilayah/daerah (Harry, 2014). Karena keberhasilan suatu pembangunan sangat tergantung pada kemampuan daerah tersebut dalam memanfaatkan sumber daya yang ada, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah maka dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Grafik 1. Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah (%) Sumber: BPS Jawa Tengah, diolah

Grafik 1 menujukan bahwa laju pertumbuhan mengalami fluktuasi dari tahun ketahun pada tahun 2011 sebesar 5,6 persen mengalami penurunan sebesar 4,9 persen di tahun 2012. Di tahun 2013 naik sebesar 5,2 persen. Pada tahun 2014 menurun sebesar 5 persen. Kenaikan terjadi lagi pada tahun 2015 sebesar 5,5 persen

(7)

dan mengalami penurunan lagi pada tahun 2016 dan 2017 dari 5,4 persen menjadi 4,9 persen. Hal ini menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah belum stabil. Pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan mengakibatkan produk yang dihasilkan sedikit maka berdampak pada menurunan tingkat penyerapan tenaga kerja. Sehingga pendapatan masyarakat menurun dan kesejahteraan masyarakat akan menurun.

Menurut Firmanzah (2013), peningkatan produktivitas merupakan prasyarat utama bagi tumbuh kembangnya ekonomi suatu negara. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan fungsi peningkatan produktivitas yang tercermin pada peningkatan output nasional. Untuk bisa tumbuh secara berkelanjutan, sistem ekonomi suatu negara membutuhkan peningkatan produktivitas sektor utama seperti industri manufaktur, pertanian, jasa, transportasi, komunikasi dan konstruksi. Dimana produktivitas sektor-sektor tersebut merupakan fungsi dari sejumlah hal seperti kualitas tenaga kerja, infrastruktur, regulasi dan stabilitas politik. Kewajiban pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat salah satunya adalah memberikan pelayanan publik yang menjadi hak setiap warga negaranya dalam hal ini disebut masyarakat. Bentuk pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah salah satunya adalah ketersediaan infrastruktur yang memadai. Infrastruktur memiliki peran yang luas dan mencakup berbagai konteks dalam pembangunan, baik dalam konteks fisik-lingkungan, ekonomi, sosial, budaya, politik, dan konteks lainnya.

Untuk mencapai kesejahterakan masyarakat, dibutuhkan pembangunan infrastruktur yang memadai. Seperti dengan membangun infrastruktur yang berwujud pembangunan sarana dan pra-sarana umum seperti jalan, jembatan, sistem pengairan, sistem kelistrikan dan lainnya memang sangat penting untuk digalakkan. Tingkat ketersediaan infrastruktur di suatu negara adalah faktor penting dan menentukan bagi tingkat kecepatan dan perluasan pembangunan ekonomi (Todaro dan Smith 2011).

Infrastruktur ekonomi mempunyai peranan penting dalam mendorong kinerja pertumbuhan ekonomi suatu negara (Ketut, 2016). Pembedaan infrastruktur juga seringkali didasarkan pada investasi yang dilakukan terhadap infrastruktur tersebut. Pembahasan tentang infrastruktur cenderung mengarah pada pembahasan barang publik. Barang publik tersebut disediakan oleh pemerintah untuk dapat di manfaatkan oleh masyarakat luas.

(8)

Tabel 1. Perkembangan Beberapa Indikator Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2017

Infrastruktur 2013 2014 2015 2016 2017

Fasilitas Pendidikan (Unit) 24.823 35.239 25.047 22.759 23.295

Fasilitas Kesehatan (Unit) 873 561 876 876 839

Panjang jalan (Kilometer) 2.503 2.924 3.198 2.404 2.406 Tenaga Kerja (Orang) 15.964 16.560 16.435 16.810 17.186 Belanja Modal (Miliar Rupiah) 7,352 9,143 10,618 14,150 14,620 Sumber: BPS Jawa Tengah, diolah

Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa jumlah fasilitas pendidikan (yang diukur dengan jumlah sekolah) dan kesehatan (yang diukur dengan rumah sakit dan puskesmas) mengalami kecenderungan menurun. Hal tersebut dapat berdampak buruk bagi produktivitas masyarakat, dikarenakan masyarakat yang tidak berpendidikan tinggi dan tidak sehat tidak dapat berproduksi secara efisien. Selain itu, panjang jalan dari tahun 2013 hingga 2017 juga cenderung menurun. Hal tersebut dapat menghambat arus barang dan jasa sehingga meningkatkan biaya transaksi, serta dapat pula menyebabkan tingginya ketimpangan antar wilayah.

Dari sisi infrastruktur ketenagakerjaan, pertumbuhan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja tahun 2013 sebesar 3 persen, di tahun 2014 sebesar 3,7 persen, di tahun 2015 sebesar 7 persen, di tahun 2016 sebesar 2,2 persen dan di tahun 2017 sebesar 2,2 persen. Hal ini menununjukan menurunnya tingkat kesempatan kerja yang dapat berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Jumlah belanja modalnya mengalami kenaikan dari tahun ketahun namun jumlah pertumbuhan belanja modalnya mengalami kenaikan dari tahun 2014 hingga 2017 tidak sama. Dimana pertumbuhan belanja modal kenaikan tertinggi pada tahun 2016 sebesar 33 persen dan pada tahun 2017 mengalami tumbuh rendah sebesar 3 persen. Jika pertumbuhan belanja modal rendah, hal tersebut dapat mengakibatkan lambatnya perluasan kapasitas produksi sehingga pertumbuhan ekonomi melambat.

2. METODE

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa data panel yaitu data periode waktu 2013-2017 (time series) yang terdiri dari 35 kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah (cross section). Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).

(9)

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Data panel merupakan penggabungan data time series dan cross section (Wulandari, 2015). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDRB atas dasar harga konstan 2010 menurut provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2017, sedangkan variebel independen dalam penelitian ini adalah infrastuktur pendidikan, infrastruktur kesehatan, Infrastruktur jalan, tenaga kerja dan belanja modal menurut provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2017.

Model ekonometrika yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan: Yit = PDRB

Pen = Infrastruktur pendidikan Kes = Infrastruktur kesehatan Jln = Infrastruktur jalan Tk = Tenaga kerja Bm = Belanja Modal β0 = konstanta

Β1 . . .β5= koefisien regresi variabel independen

i = Data Cross Section (38 kab/kota di Provinsi Jawa Tengah) t = Data Time Series (tahun 2013-2017)

ε = error term

(10)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Estimasi Model Data Panel

Tabel 2. Hasil Regresi Data Panel

Variabel Koefisien Regresi

PLS FEM REM C -6792420 7500779 1824048 PEND 165.2354 -9034.423 -6012.972 KES -387840.0 51657.60 59645.85 JLN -48399.84 -1458.791 -2007.826 TK 43.61660 36.96069 44.17531 BM 0.000682 0.000101 0,000101 R2 0.537835 0.996021 0.575183 Adj.R2 0.524162 0.994871 0.562615 F-Statistik 39.33409 866.4181 45.76369 Prob.F-Statistik 0.000000 0.000000 0.00000

Sumber: BPS Jawa Tengah Dalam Angka, diolah 3.2Uji Pemilihan Data Panel

3.1.2 Uji Chow

Uji Chow adalah pengujian yang dilakukan untuk memilih model yang tepat antara model FEM dengan model PLS.

Tabel 3. Hasil Uji Chow

Effect Test Statistic d.f Prob.

Cross-section F 457.178818 (34,135) 0.0000

Cross-section Chi-Square 832.091370 34 0.0000 Sumber: BPS Jawa Tengah Dalam Angka, diolah.

Nilai probabilitas F sebesar 0,0000 ≤ 0,05 dan Chi Square sebesar 0,0000 ≤ 0,05 H0 ditolak, maka kesimpulannya model yang digunakan FEM.

3.2.2 Uji Hausman

Uji Hausman merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui model mana yang dipilih dalam analisis antara model FEM dengan model REM.

Tabel 4. Hasil Uji Hausman

Effect Test Chi-Sq.Statistic Chi-Sq. d.f Prob.

Cross-section Random 37.340790 5 0.0000

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah.

Nilai p-value sebesar 0,0000 ≤ 0,05, maka H0 ditolak. Kesimpulannya model yang digunakan adalah FEM.

(11)

Dari uji pemilihan model di muka, terpilih model Fixed Effect Model (FEM). Tabel 5. Hasil FEM (Fixed Effect Model)

Variabel Koefisien Prob

PDRBit 7500779 (0,1624) Pendit -9034,423 (0,0415)** Kesit 51657,60 (0,0989)* Jlnit -1458,791 (0,5408) Tkit 36,960 (0,000)* Bmit 1,01E-05 (0,000)*

R2 = 0,996 DW-Stat = 1,170 F-Stat = 866,418 Sig. F-Stat = 0,000 Keterangan :

*Signifikansi pada α = 0,1; **Signifikansi pada α = 0,05 Angka dalam kurung adalah nilai probabilitas t-statistik. Koefisien

3.3 Koefisien Determinasi

Menurut Kuncoro (2001), koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi terikat. Koefisien determinasi (R2) menunjukkan daya ramal dari model terestimasi. Dari tabel 7 terlihat R2 sebesar 0,996021, yang artinya 99,6% variasi variabel Produk Domestik Regional Bruto dapat dijelaskan oleh variabel tingkat pendidikan, variabel tingkat kesehatan, variabel tingkat jalan, variabel tenaga kerja dan variabel belanja modal. Sisanya 0,4% dipengaruhi oleh variabel-variabel atau faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model.

3.4 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Nilai probabilitas atau signifikansi empirik statistik F pada estimasi model sebesar 0,0000 < 0,05, maka H0 ditolak. Jadi kesimpulannya berarti ada hubungan yang signifikan dari pendidikan, kesehatan, jalan, tenaga kerja, belanja modal yang terdapat dalam persamaan regresi secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap PDRB.

3.5 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Menurut Ghozali (2011) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Berdasarkan uji validitas pengaruh di atas telah dibuktikan bahwa variabel independen yang memiliki pengaruh signifikan terhdap

(12)

PDRB di Provinsi Jawa Tengah adalah variabel pendidikan, kesehatan, tenaga kerja dan belanja modal. Sedangkan variabel jalan tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

3.6Pembahasan

Pengaruh Variabel Infrastruktur Pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian estimasi data panel dengan cross section menunjukkan bahwa pengaruh variabel jumlah sekolah terhadap PDRB bersiftat signifikan namun negatif terhadap PDRB di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa infrastruktur pendidikan berpengaruh positif. Berdasarkan tabel 4.1, terlihat bahwa jumlah penduduk meningkat tapi tidak diiukuti dengan peningkatan jumlah sekolah. Maka dikatakan bahwa kesempatan pendidikan cenderung terbatas karena anak-anak di Provisi Jawa Tengah pada hanya lulusan SD maka dikawatirkan orang-orang tidak bisa bekerja secara produktif karena tingkat pendidikannya rendah serta wawasannya tidak terlalu luas di dunia kerja dan tidak seberapa dengan income atau upah yang diterimanya. Maka kesempatan untuk mendapatkan pendidikan semakin rendah.

Pengaruh Variabel Infrastruktur Kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian estimasi data panel dengan cross section menunjukkan bahwa variabel infrastruktur kesehatan bersifat signifikan dan positif terhadap PDRB di Provinsi Jawa Tengah. Kesehatan merupakan fasilitas (yang diukur dengan rumah sakit dan puseksmas) bertujuan untuk memberikan layanan kepada publik dan masyarakat. Jika fasilitas kesehatan belum memadai maka produktivitas masyarakat akan menurun. Produktivitas masyarakat menurun di karenakan masyarakat yang tidak sehat tidak dapat berproduksi secara efisien.

Pengaruh Variabel Infrastruktur Jalan. Berdasarkan hasil penelitian estimasi data panel dengan cross section menunjukkan bahwa variabel infrastruktur jalan bersifat tidak signifikan dan negatif terhadap PDRB di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan tabel 4.7, terlihat bahwa pertumbuhan panjang jalan yang rendah menjadi indikasi terbatasnya jalan di Provinsi Jawa Tenggah. Dengan terbatasnya jalan, maka ditribusi barang dan jasa menjadi terhambat, sehingga proses produksi pun juga tidak bisa berjalan dengan cepat. Mengingat PDRB merupakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan, maka lambatnya produksi dapat menjadi penyebab lambatnya peningkatan PDRB.

(13)

Tabel 6. Hasil Pertumbuhan Panjang Jalan Tahun Pertumbuhan Panjang Jalan

2011 10,2% 2012 0% 2013 -2% 2014 17% 2015 9% 2016 -25% 2017 0%

Sumber: BPS Jawa Tengah Dalam Angka, diolah.

Pengaruh Variabel Tenaga Kerja. Berdasarkan hasil penelitian estimasi data panel dengan cross section menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja bersifat signifikan terhadap PDRB di Provinsi Jawa Tengah. Tenaga kerja adalah setiap penduduk yang berusia diatas 15 tahun yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan suatu barang untuk memperoleh keuntungan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Phany, 2014). Penyerapan tenaga kerja ini akan menampung semua tenaga kerja yang tersedia apabila lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang tersedia.

Pertumbuhan tenaga kerja yang besar memiliki kecenderungan membawa pertumbuhan ekonomi lambat apabila tidak dapat mengatasi angkatan kerja yang tidak dapat terserap kedalam lapangan pekerjaan. Dengan mutu penduduk dan tenaga kerja yang baik, maka akan menghasilkan angkatan kerja yang baik pula. Hasil di atas menyatakan pertumbuhan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah dikatakan cukup baik walaupun terlalu banyak setiap tahunnya dan mengalami fluktuatif (kenaikan dan penurunan) dari tahun pertahun.

Pengaruh Variabel Belanja Modal. Berdasarkan hasil penelitian estimasi data panel dengan cross section menunjukkan bahwa variabel belanja modal bersifat signifikan dan positif terhadap PDRB di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini sesuai dengan penelitian Alexiou (2009) belanja modal berpengaruh positif terhadap PDRB. Belanja modal berperan dalam peningkatan kualitas layanan publik sekaligus menjadi stimulus dalam perekonomian. Jika pertumbuhan belanja modal mengalami menurun. Maka pada produktivitas tenaga kerja masyarakat akan menurun sehingga pertumbuhan belanja modalnya rendah. Hal tersebut dapat mengakibatkan lambatnya perluasan kapasitas produksi sehingga pertumbuhan ekonomi melambat.

(14)

4. PENUTUP

Kondisi pertumbuhan ekonomi (PDRB) Provinsi Jawa Tengah setiap tahun mengalami penurunan pertumbuhan bisa dilihat grafik 4.1, namun pertumbuhan ekonomi (PDRB) setiap tahunnya mengalami kenaikan yang tidak stabil karean kenaikan semakin kecil. Jika produk yang dihasilkan itu rendah maka dari itu yang ditakutkan akan mengganggu kesempatan lapangan pekerjaan dan menghambat penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah. Maka dengan hasil tersebut perlu adanya kebijakan yang membuka dam memperluas lapangan pekerjaan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi (PDRB) yang lebih maksimal.

Penelitian ini menggunakan data panel dengan pemilihan model FEM dari kurun waktu 2013-2017. Berdasarkan analisis yang telah di lakukan dalam pembahasan bab IV, maka dapat di jelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi (PDRB) di Provinsi Jawa Tengah di pengaruhi oleh infrastruktur pendidikan, infrastruktur kesehatan, tenaga kerja dan belanja modal. Hal ini dapat dilihat dari nilai dari t-hitung yang lebih besar dari t-tabel untuk kesehatan, tenaga kerja, belanja modal yang mempunyai koefisien positif. Sedangkan nilai t-hitung lebih kecil t-tabel pendidikan dan jalan dengan koefisien negatif.

Berdasarkan kondisi Infrasruktur pendidikan maka pertumbuahan ekonomi (PDRB) mempunyai pengaruh cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Maka infrastruktur pendidikan di Jawa Tengah juga penting bagi pertumbuhan ekonomi. Perlu peningkatan pembangunan jumlah sekolah karena pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat untuk pendidikan yang lebih tinggi agar mewujudkan kesempatan pekerjaan yang luas.

Kondisi jumlah rumah sakit dan puskesmas merupakan pengaruh dalam pertumbuahan ekonomi. Jumlah rumah sakit dan puskesmas turun akan tetapi jumlah penduduk meningkat. Maka infrastuktur kesehatan perlu penigkatan pembangunan jumlah rumah sakit dan kesehatan untuk mewujudkan mutu keshatan masyarakat.

Infrastruktur jalan salah satunya pendukung utama untuk kelancaran pertumbuhan ekonomi.akan tetapi apabila panjang jalan cenderung lambat maka pertumbuhan jalan akan mengambat kelancaran distribusi barang dan jasa ekonomi. Maka perlu peningkatan pertumbuhan jalan agar kelancaran terjaga dan mengimbangi meningkatnya arus ekonomi.

(15)

Jumlah tenaga kerja memiliki kecenderungan yang lambat karena angkatan kerja yang tidak dapat terserap kedalam lapangan pekerjaan belum maksimal. Maka perlu menambah lapangan pekerjaan seluas-luasnya agar dapat bekerja dengan memenuhi kebutuhan hidup.

Belanja modal di Provinsi Jawa Tengah memiliki kecenderungan yang menurun karena lambatnya perluasan kapasitas produksi sehingga pertumbuhan ekonomi melambat. Maka perlu peningkatan belanja modal agar produktivitas tenaga kerja masyarakat lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Alexiou Constantinous. (2009). Goverment Spending and Economic Growth: Econonebtric Evidence from the South Eastern Europe (SEE), Journal of Economic and Social Reasearch. 11(1): 1-16.

Badan Pusat Statistik, (2010). “Jawa Tengah Dalam Angka 2010”. Jawa Tengah: BPS.

Badan Pusat Statistik, (2011). “Jawa Tengah Dalam Angka 2011”. Jawa Tengah: BPS.

Badan Pusat Statistik, (2012). “Jawa Tengah Dalam Angka 2012”. Jawa Tengah: BPS.

Badan Pusat Statistik, 2010-2017. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010. Jawa Tengah: BPS.

Badan Pusat Statistik,(2013). “Jawa Tengah Dalam Angka 2013”. Jawa Tengah: BPS.

Badan Pusat Statistik,(2014). “Jawa Tengah Dalam Angka 2014”. Jawa Tengah: BPS Badan Pusat Statistik,(2015). “Jawa Tengah Dalam Angka 2015”. Jawa Tengah:

BPS.

Badan Pusat Statistik,(2016). “Jawa Tengah Dalam Angka 2016”. Jawa Tengah: BPS.

Badan Pusat Statistik,(2017). “Jawa Tengah Dalam Angka 2017”. Jawa Tengah: BPS.

Boediono, 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Yogyakarta: BPFE.

Firmanzah. 2013. Jangan Pandang Enteng Pertumbuhan Ekonomi Syariah di Indonesia.http://setkab.go.id diakses pada 17 November 2015.

Harry, Kurniadi. A. K. M. (2014). Penggaruh Peningkatan Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Sibolga. Jurnal Ekonomi, Vol. 3, No. 4. Juanda & Junaidi. (2012). Ekonometrika Deret Waktu : Teori dan Aplikasi. Bogor :

(16)

Ketut, I. S. Ni, Made. T. Wirathi, I, G. A. P. (2016). Analisis Pengaruh Pembangununan Infrastruktur Jalan, Listrik Dan PMA Terhadap Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali Tahun 1993-2014. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 5, No. 7.

Kuncoro, Mudrajat. 2001. Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta : UPP-AMP YKPN.

Maqin, A. (2011). Pengaruh Kondisi Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat. Trikonomika, Vol.10, No.1 Bandung: Universitas Pasundan. Tarigan. (2012). Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Fakultas Ekonomi. Universitas Dipenogoro.

Todaro, M.P dan S,C Smith. (2011). Pembangunan Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Todaro, Michael. P. (2006). “Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga”. Alih Bahasa: Amminudin dan Drs. Mursid. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Wulandari, Meta. (2015). “Analisis Pengaruh Investasi Infrastruktur Publik Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Aceh”. Jurnal Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Negeri Malang

Gambar

Grafik 1. Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah (%)  Sumber: BPS Jawa Tengah, diolah
Tabel 1. Perkembangan Beberapa Indikator Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah  Tahun 2013-2017
Tabel 3. Hasil Uji Chow
Tabel 6. Hasil Pertumbuhan Panjang Jalan  Tahun  Pertumbuhan Panjang Jalan

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut terbukti dengan rendahnya tingkat pendidikan/ pengetahuan yang umumnya adalah SD bahkan tidak tamat dan terbatasnya peralatan khususnya alat takar/timbangan, dari

Faktor pengungkit (leverage factor) yang dominan dari masing-masing dimensi adalah sebagai berikut: dimensi ekologi yaitu pembuangan limbah pertanian; dimensi ekonomi

P2KP membawa paradigma baru bahwa untuk menanggulangi kemi- skinan secara berkelanjutan diperlukan suatu pendekatan yang berbasis pada prinsip-prinsip pemberdayaan komunitas

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Konsentrasi klorofil-a fitoplankton di perairan Teluk Kayeli relatif tinggi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan teknologi sistem informasi baru terhadap kinerja individu dalam perusahaan/organisasi terdukung dan hubungan kepercayaan

Rezultati dobiveni energetskom simulacijom Varijante 5 ukazuju na smanjenje potrebne energije za hlađenje u odnosu na PAR, pri čemu je potrebna energija za

 Tidak perlu mengulang judul dalam abstrak  Hal yang dimuat: tujuan, pendapat baru,. pendekatan/metode, hasil-hasil penting,

Berdasarkan tabel 5 diperoleh hasil penelitian yaitu perilaku pencegahan cedera yang sebagian besar dalam kategori baik dan jarang yaitu sebanyak 25 anak (53,2%) dan 5 anak (10,6%)