Pada bab ini merupakan bab yang berisi tentang kesimpulan dan saran dari perancangan dan pembuatan sistem informasi perpustakaan pada SMA Negeri 15 Surabaya.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sekilas Tentang SMA NEGERI 15 SURABAYA
Tepatnya pada bulan Juni 1983, bersamaan dengan perubahan sistem Pemerintahan Daerah Tingkat II, yakni Pemerintahan Desa menjadi Kelurahan, sehingga Desa Dukuh menanggal, yang asalnya dipimpin oleh seorang Kepala Desa berubah menjadi dipimpin oleh seorang Kepala Kelurahan. Tanah Ganjaran atau Bengkok yang asalnya di kelola oleh Kepala Desa harus dikembalikan kepada Bagian Pertanahan atau Pemerintah Kota Madya Surabaya, yang sekarang menjadi Pemerintah Kota Surabaya.
Masyarakat mengusulkan agar di Desanya ada SMA Negeri dan beberapa ruas jalan yang baru, dan akhirnya Pemerintah Kodya Surabaya memaklumi, dengan melalui Kantor Wilayah Departemen Pendidkan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur, maka SMPP Negeri Surabaya (sekarang SMAN 16 Surabaya), ditunjuk
sebagai sekolah yang harus membuka Filial SMA baru, yakni SMAN 15 Surabaya,
dan untuk sementara harus bertempat di SDN Dukuh Menanggal Surabaya, dan kegiatan belajar mengajarnya pada siang hari (selama 3 tahun).
Pada bulan Juni Tahun 1986 (Tahun Ajaran 1986/1987), Kegiatan Belajar Mengajar dipindahkan di Gedung Baru, tepatnya di Jl.Menanggal Selatan 103 – Kelurahan Dukuh Menanggal – Kecamatan Gayungan ( dulu Kec.Wonocolo ) – Surabaya, walaupun disekitar Gedung sekolah masih berupa sawah / Lahan basah, dengan kelas yang terbatas, tidak sesuai dengan jumlah murid, tetapi merupakan suatu kebanggaan waktu itu, karena gedung sudah milik sendiri. Dengan terpaksa, kegiatan
belajar mengajar diselenggarakan pagi sampai dengan siang dan siang sampai dengan sore, selama beberapa tahun.
Peranan para kepala sekolah sebagai Leader /Pemimpin dan Penanggung jawab
sangat berarti dalam memajukan sekolah dari tahun ke tahun, dengan beberapa kali pergantian kepala sekolah, melalui kerja keras, yang dilandasi semangat berjuang untuk beribadah, dengan mengalami segala suka dan duka, kelebihan dan kekurangannya dan dibantu oleh seluruh komponen sekolah dengan loyalitas dan dedikasi yang tinggi, termasuk BP-3 / KOMITE dan stakes holder dan instansi terkait, maka terwujudlah SMA Negeri 15 yang seperti sekarang ini, sebagai SMA Unggulan yang dikenal dan diperhitungkan , favorite yang dipercaya, dibanggakan dan digandrungi, sering dijadikan mitra dalam Magang dan Studi Banding oleh sekolah-sekolah yang lain, baik secara regional maupun nasional.
2.2 Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang terdapat pada SMA Negeri 15 Surabaya yang digambarkan pada Gambar 2.1, yaitu: Kelas, Kantin, Laboratorium, Masjid, Lapangan, Ruang Guru, Ruang Kepala Sekolah serta ruangan-ruangan lainnya.
10
Gambar 2.1 Denah SMA Negeri 15 Surabaya
2.3 VISI SMA NEGERI 15 SURABAYA
Visi yang dibawakan oleh SMA Negeri 15 Surabaya adalah “Terwujudnya
Sekolah Unggul, Hygienis yang berwawasan Nasional dan Global”. Dengan visi tersebut jelas secara nyata SMA Negeri 15 Surabaya harus selalu berpegangan pada
kualitas produk yang dimiliki sehingga dapat menghasilkan output yang dapat
memiliki keunggulan bersaing dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif.
2.4 MISI SMA NEGERI 15 SURABAYA
Demikian halnya dengan Misi yang dimiliki oleh Lembaga Bimbingan Belajar SMA NEGERI 15 Surabaya adalah sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan potensiyang dimiliki semua komponen sekolah.
2. Melakukan pembelajaran secara efektif dengan mengacu pada model
pembelajaran inovatif.
3. Melakukan pembimbingan secara intensif sehingga gairah belajar siswa selalu
tinggi.
4. Mendayagunakan sarana dan prasarana yang ada seoptimal mungkin
5. Menerapkan management partisipasif dan management strategis dalam
pengelolaan sekolah.
6. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, bebas dari pengaruh
obat-obatan terlarang, dan tindakan tercela.
Melakukan kerjasama dengan Sekolah Unggul dari Negara Maju
2.5 Struktur Organisasi SMA NEGERI 15 SURABAYA
SMA NEGERI 15 SURABAYA berlokasi di Jalan Menaggal Selatan No. 103 Gayungan Surabaya. Dengan Bapak Drs. H. Abu Djauhari, MM. selaku Kepala Sekolah, serta nomer telpon dan fax yang dapat dihubungi untuk informasi lebih lanjut 031 8290473 Fax. 031 829 9001.
12
2.6 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas
2.6.1. Struktur Organisasi SMA NEGERI 15 Surabaya
Gambar 2.2 Struktur Organisasi SMA NEGERI 15 Surabaya
2.6.2. Pembagian Tugas SMA NEGERI 15 Surabaya
1. Kepala Sekolah
a. Memimpin Organisasi.
b. Mengawasi semua kegiatan yang terjadi dalam organisasi.
c. Bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan yang ada di
organisasi.
d. Bertanggung jawab atas kelancaran tugas dari bagian Administrasi
e. Menerima laporan dari bagian Administrasi Akademik, Keuangan, dan Pembelian, berupa laporan Akademik, laporan Keuangan, laporan Laba Rugi.
2. Wakasek Kurikulum
a. Bertanggung jawab penuh kepada kepala sekolah.
b. Bertanggung jawab dalam menyediakan dan membuat kurikulum
yang berkualitas.
c. Mengoreksi kurikulum yang sedang berjalan, agar kualitas tetap
terjaga.
d. Bertanggung jawab atas kelancaran tugas dari bagian kurikulum
dalam membuat suatu program yang berkualitas.
e. Bertanggung jawab atas kebijakan yang dilakukan terhadap
pelaksanaan akademik.
f. Membuat laporan mengenai progress akademik yang telah
dilakukan maupun yang sedang dalam proses pengerjaan.
3. Wakasek Kesiswaan
a. Bertanggung jawab penuh kepada kepala sekolah.
b. Bertanggung jawab atas kegiatan kesiswaan, mulai dari
ektrakurikuler, tata tertib, kepribadiaan, uks dan even yang berkenaan dengan kesiswaan.
c. Membuat laporan yang berkenaan dengan kesiswaan.
4. Tata Usaha
14
b. Bertanggung jawab atas proses perekapan yang terjadi pada
organisasi, yaitu absensi siswa, absensi guru, penggajian, pengeluaran operasional.
c. Mengelola dokumen yang berkaitan dengan perekapan dari
organisasi.
d. Menyerahkan laporan rekapitulasi kepada kepala sekolah.
5. Wakasek Sarana Prasarana
a. Bertanggung jawab penuh kepada kepala sekolah.
b. Bertanggung jawab dalam menyediakan dan peminjaman sarana
prasarana sekolah.
c. Membuat laporan yang berkenaan dengan sarana prasarana.
6. Bimbingan Konseling(BK)
a. Bertanggung jawab dalam memberikan layanan dan berkonsultasi
kepada siswa yang sedang bermasalah yang mempengaruhi kinerjanya sebagai pelajar atau calon siswa
b. Bertanggung jawab atas image organisasi dalam hal pelayanan.
7. Guru
a. Bertanggung jawab atas proses blajar mengajar kepada siswa.
b. Bertanggungjawab atas membuat image sekolah dari sisi prestasi
siswa.
8. Siswa
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Pengenalan Perpustakaan
3.1.1 Pengertian, Tujuan dan Tugas Pokok Perpustakaan
Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung, yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya, juga sebagai pusat sumber informasi yang diatur menurut sistem dan aturan yang baku, dan didayagunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian (Basuki, 1991). Perpustakaan secara umum bertujuan untuk menciptakan masyarakat terpelajar dan terdidik, terbiasa membaca, berbudaya tinggi serta mendorong terciptanya pendidikan sepanjang hayat, dan juga melakukan layanan informasi literal kepada masyarakat. Karena tujuannya memberi layanan informasi literal kepada masyarakat maka tugas pokok adalah :
a. Menghimpun bahan pustaka yang meliputi buku dan nonbuku sebagai sumber informasi.
b. Mengolah dan merawat pustaka. c. Memberikan layanan bahan pustaka.
3.1.2 Koleksi Perpustakan
Beberapa jenis koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan adalah: 1. Buku
Beberapa jenis buku yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan sekolah sebagai berikut:
a. Buku Teks.
16
b. Buku Penunjang. c. Makalah dan Kliping. 2. Koleksi Referensi
Isi buku referensi tidak mendalam dan kadang-kadang hanya memuat informasi tertentu saja.
3. Jenis Serial (Terbitan Berkala)
Pada umumnya terbitan berkala berupa majalah dan koran. Jika dilihat dari isinya majalah dibedakan majalah populer, semi populer dan ilmiah.
4. Brosur yaitu buku atau lembaran-lembaran lepas yang memuat masalah masalah aktual yang bersifat sementara.
5. Bahan Pandang Dengar (Audio Visual) Bahan pandang dengan memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga.
3.1.3 Klasifikasi Bahan Pustaka dan Penempatan Koleksi
Koleksi perpustakaan harus diolah dan diatur secara sistematis, dengan tujuan untuk memudahkan penemuan kembali koleksi yang dibutuhkan. Kegiatan pengaturan atau pengelompokan bahan pustaka berdasarkan aturan tertentu disebut dengan klasifikasi.
Tujuan klasifikasi dapat dirinci sebagai berikut: a. Menghasilkan urutan yang berguna.
b. Penempatan yang tepat Bila bahan pustaka diperlukan pemakai, pustaka yang diinginkan mudah diketemukan serta mudah dikembalikan.
c. Penyusunan mekanis Bahan pustaka baru mudah disisipkan diantara bahan pustaka yang sudah dimiliki.
3.1.4 Jenis Layanan Perpustakaan
Beberapa Jenis Layanan Perpustakaan secara umum adalah sebagai berikut:
a. Layanan peminjaman bahan pustaka (layanan sirkulasi).
Layanan sirkulasi atau layanan pemijaman dan pengembalian bahan pustaka adalah satu kegiatan di perpustakaan yang melayani peminjaman dan pengembalian buku. Kegiatan sirkulasi dapat dilaksanakan sesudah buku-buku selesai diproses dengan lengkap dengan label-labelnya seperti kartu buku, kartu tanggal kembali, dan call number pada punggung buku. b. Layanan referensi
Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya untuk dibaca ditempat.
c. Layanan ruang baca
Layanan ruang baca adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan berupa tempat layanan untuk melakukan kegiatan membaca di perpustakaan
3.2 Konsep Dasar Sistem Informasi 3.2.1 Sistem
Menurut Herlambang dan Haryanto (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan berdasarkan pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan
18
dari komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam perkembangan sistem yang ada, sistem dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka merupakan sistem yang dihubungkan dengan arus sumber daya luar dan tidak mempunyai elemen pengendali. Sedangkan sistem tertutup tidak mempunyai elemen pengontrol dan dihubungkan pada lingkungan sekitarnya.
3.2.2 Sistem Informasi
Menurut Herlambang dan Haryanto (2005), data adalah fakta-fakta atau kejadian-kejadian yang dapat berupa angka-angka atau kode-kode tertentu. Data masih belum mempunyai arti bagi penggunanya. Untuk dapat mempunyai arti data diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh penggunanya. Hasil pengolahan data inilah yang disebut sebagai informasi. Secara ringkas, Informasi adalah data yang telah diolah dan mempunyai arti bagi penggunanya. Sehingga sistem informasi dapat didefinisikan sebagai prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data sehingga dapat digunakan oleh penggunanya.
3.2.3 Analisis dan Perancangan Sistem
Menurut Kendall dan Kendall (2003), Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi
terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi.
Analisa dan Perancangan Sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi.
Berikut ini adalah proses dalam analisis dan perancangan sistem:
1. Entity Relationship Diagram
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah gambaran pada sistem
dimana di dalamnya terdapat hubungan antara entity beserta relasinya. Entity
merupakan sesuatu yang ada dan terdefinisikan di dalam suatu organisasi,
dapat abstrak dan nyata. Untuk setiap entity biasanya mempunyai attribute
yang merupakan ciri entity tersebut. Relasi adalah hubungan antar entity yang
berfungsi sebagai hubungan yang mewujudkan pemetaan antar entity.
2. Data Flow Diagram
Pada tahap ini, penggunaan notasi dapat membantu komunikasi dengan pemakai/user sistem untuk memahami sistem tersebut secara logika. Diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem
ini dikenal dengan nama Diagram Arus Data (Data Flow Diagram). DFD
berfungsi untuk menggambarkan proses aliran data yang terjadi di dalam sistem dari tingkat yang tertinggi sampai yang terendah, yang memungkinkan untuk melakukan dekomposisi, mempartisi atau membagi sistem kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dan yang lebih sederhana.
20
DFD fokus pada aliran data dari dan ke dalam sistem serta memproses data tersebut (Kendall, 2003).
3.3 Konsep Dasar Basis Data 3.3.1 Database
Menurut Yuswanto (2005), database merupakan sekumpulan data
yang berisi informasi yang saling berhubungan. Pengertian ini sangat berbeda antara database Relasional dan Non Relasional. Pada database Non Relasional, sebuah database hanya merupakan sebuah file.
Menurut Marlinda (2004), database adalah suatu susunan/kumpulan
data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.
Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi
masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data,
kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, multiple user
(banyak pemakai), masalah keamanan (security), masalah integrasi (kesatuan),
dan masalah data independence (kebebasan data).
3.3.2 Sistem Basis Data
Menurut Marlinda (2004), sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah
organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan.
Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama
yaitu Perangkat Keras (Hardware), Sistem Operasi (Operating System), Basis
Data (Database), Sistem (Aplikasi atau Perangkat Lunak) Pengelola Basis
Data(DBMS), Pemakai (User), dan Aplikasi (Perangkat Lunak) lain (bersifat
opsional). Keuntungan sistem basis data adalah:
1. Mengurangi kerangkapan data, yaitu data yang sama disimpan
dalam berkas data yang berbeda-beda sehingga update
dilakukan berulang-ulang.
2. Mencegah ketidakkonsistenan.
3. Keamanan data dapat terjaga, yaitu data dapat dilindungi dari
pemakai yang tidak berwenang.
4. Integritas dapat dipertahankan.
5. Data dapat dipergunakan bersama-sama.
6. Menyediakan recovery.
7. Memudahkan penerapan standarisasi.
8. Data bersifat mandiri (data independence).
9. Keterpaduan data terjaga, memelihara keterpaduan data berarti
data harus akurat. Hal ini sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan pemeliharaan keselarasan data.
Kerugian sistem basis data adalah:
22
2. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data.
3. Perangkat lunaknya mahal.
4. Kerusakan sistem basis data dapat mempengaruhi departemen
yang terkait.
3.3.3 Database ManagementSystem
Menurut Marlinda (2004), Database Management System (DBMS)
merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. Basis Data adalah kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri sendiri dalam suatu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.
Bahasa-bahasa yang terdapat dalam DBMS adalah:
1. Data Definition Language
Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang diekspresikan dengan satu bahasa khusus yang disebut DDL. Hasil kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang disimpan
di dalam file khusus yang disebut data dictionary/directory.
2. Data Manipulation Language
Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data sebagai yang diorganisasikan sebelumnya model data yang tepat.
3. Query
Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Merupakan bagian DML yang digunakan untuk pengambilan informasi.
DBMS memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Data Definition
DBMS harus dapat mengolah pendefinisian data.
2. Data Manipulation
DBMS harus dapat menangani permintaan-permintaan dari pemakai untuk mengakses data.
3. Data Security dan Integrity
DBMS dapat memeriksa security dan integrity data yang
didefinisikan oleh DBA.
4. Data Recovery dan Concurrency
a. DBMS harus dapat menangani kegagalan-kegagalan
pengaksesan basis data yang dapat disebabkan oleh kesalahan sistem, kerusakan disk, dan sebagainya.
b. DBMS harus dapat mengontrol pengaksesan data yang konkuren
yaitu bila satu data diakses secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemakai pada saat yang bersamaan.
5. Data Dictionary
DBMS harus menyediakan data dictionary
3.4 Interaksi Manusia dan Komputer
Interaksi Manusia dan Komputer dideskripsikan sebagai sebuah disiplin ilmu yang mempelajari desain, evaluasi, implementasi dari system computer interaktif untuk dipakai leh manusia, beserta studi tentang factor-faktor utama dalam lingkungan (Rizky, 2007). Deskripsi IMK menurut Rizky (2007) adalah suatu ilmu yang mempelajari perencanaan dan desaintentang cara manusia dan
24
computer saling bekerjasama sehinggal manusia merasa puas dengan cara yang paling efektif.
Menurut Rizky (2007), komponen-komponen penting dalam IMK yaitu interaksi, manusia, dan Komputer. Interaksi adalah komunikasi yang terjadi antara
manusia dan komponen. Jenis-jenis komunikasi tersebut antara lain command
entry, menus and navigation, forms and spreadsheets, question and answer
dialogue, natural language dialogue, windows icon menu pointer, dan direct
manipulation. Komponen selanjutnya yaitu manusia yang dalam hal ini adalah
pengguan yang sangat dapat berupa seseorang ataupun sekelompok pengguna yang bekerja dalam sebuah tim atau organisasi dan saling berkeitan dalam mengerjakan tugas tertentu. Manusia dalam konteks IMK merupakan faktor utama
yang perlu diperhatikan dalam konteks psikologi yang disebut cognitive
psikology. Komponen terakhir dalam IMK yang juga harus diperhatikan adalah
komputer. Komputer diartikan sebagai perangkat keras ataupun perangkat lunak dari berbagai macam jenis yang nantinya akn berinteraksi dengan unsur manusia.
Rizky (2007) menjelaskan bahwa sebelum memulai sebuah proses desain interface, terdapat beberapa tip desain yang harus diperhatikan, antara lain :
1. Memenuhi kaidah estetika
Sebuah desain dapat disebut baik secara estetika jaka (1) didalamnya terdapat perbedaan yang jelas dan kontras antara elemen dalam sebuah tampilan, misalnya tampilan tombol yang berbeda warna dengan tampilan textbox, (2) terdiri dari beberapa kelompok yang jelas antara inouran dan tombol proses, (3) antara elemen dan kelompok tampilan
dipisah dengan alignment yang rapi, (4) sederhana dan tidak terlalu
banyak aksesoris(Gambar, animasi, icon) yang terkesan sia-sia.
2. Dapat dimengerti
Sebuah desain harus dapat dimengerti dengan cepat dari segi tampilan secara visual, fungsi yang akan ditonjolkan, penggunaan kata-kata yang singkat dan jelas baik dalam tampilan maupun dalam perintah. Penggunaan metafora atau pemisalan yang berlebihan dalam sebuah fungsi harus dihindari.
3. Kompatibilitas
Sebuah desain interface harus dapat memenuhi kompatibilitas dari
berbagai segi antara lain (1) kompatibilitas pengguna yaitu dapat digunakan oleh pengguna dari kalangan yang lebih luas, baik berdasarkan strata pendidikan maupun berdasarkan usia, (2) kompatibilitas penggunaan yaitu dapat memenuhi fungsi dan tujuan yang ingin dicapai dari perancangan sebuah perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan, (3) kompatibilitas produk yaitu agar perangkat lunak dapat berjalan dengan baik di berbagai perangkat keras yang ada dan sistem operasi yang menjadi target aplikasi.
4. Komprehensif
Sebuah system yang baik akan membimbing penggunanya agar dapat dan lebih mudah memahami apa yang harus diperhatikan, bagaimana cara melakukan sesuatu, kapan dan di mana melakukan sesuatu, dan mengapa harus melakukan sesuatu.
26
5. Kongfigurabilitas
Sebuah sistem juga harus dapat dikonfirmasi ulang jika pengguna mengingatkan sesuatu berdasarkan fungsi tertentu.
6. Konsistensi
Pengguna dapat melakukan kontrol jika suatu saat terjadi kesalahan dalam proses serta pemilihan fungsi tambahan dari sebuah sistem. Hindari desan yang nantinya akan membatasi pengguna dalam memilih tampilan tertentu.
7. Kontrol pengguna
Pengguna dapat melakukan control jika suatu saat terjadi kesalahan dalam proses serta pemilihan fungsi tambahan dari sebuah sistem. Hindari desain yang nantinya akan membatasi pengguna dalam memilih tampilan tertentu.
8. Efisien
Desain dibuat seefisien mungkin, terutama dalam penempatan komponen, misalnya penempatan tombol dalam sebuah panel yang dapat menarik perhatian pengguna.
9. Mudah dikenali
Gunakan antar muka yang sudah dikenal oleh pengguna, misalnya
penempatan icon Cut, Copy, Paste secara standar dalam sebuah
toolbar.
10. Toleransi
Tidak ada sebuah system yang sempurna, karenanya terdapat beberapa toleransi untuk kesalahan yang mungkin terjadi. Usahakan agar terjadi
sebuah pesan yang dapat membimbing pengguna untuk keluar dari kesalahan yang terjadi.
11. Sederhana
Lima cara untuk membuat desain sederhana dan tetap sesuai dengan keinginan pengguna, yaitu (1) sembunyikan komponen visual jika
tidak diperlukan, (2) sediakan pilihan standar atau default, (3)
minimalkan penggunaan berbagai mancam alignment, (4) usahakan
agar fungsi yang sering digunakan terlihat, (5) perhatikan konsep konsistensi.
BAB IV
ANALIS DAN DESAIN SISTEM
Berdasarkan hasil analisis sistem yang sedang berjalan pada perpustakaan SMA Negeri 15 Surabaya, proses pendataan data-data master seperti koleksi buku, data anggota, data kategori buku, maupun data penerbit masih dilakukan dengan cara manual yaitu menggunakan buku untuk mencatat koleksi buku, daftar anggota, kategori buku, data penerbit yang ada di perpustakaan. Hal ini bisa mengakibatkan kesalahan dalam menentukan tata peletakan buku karena data master tidak dikelola dengan teratur dan dampaknya letak buku tidak bisa dicari dengan mudah. Begitu juga dengan proses peminjaman buku, pengembalian buku, pengusulan buku, kunjungan anggota dan pemesanan buku (booked buku ) alat masih dilakukan dengan menggunakan catatan-catatan yang memungkinkan terjadinya kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan manusia seperti tidak validnya data pembayaran denda, tidak validnya data pemesanan buku dan data pengusulan buku. Sistem yang sedang berjalan saat ini pada perpustakaan SMA Negeri 15 Surabaya, di temukan kekurangan yaitu kurangnya monitoring terhadap maintenance data master serta kurang akuratnya laporan yang dihasilkan oleh transaksi peminjaman dan perpanjangan, pengembalian dan denda, kunjungan anggota, pengusulan buku maupun pemesanan buku.
Hal ini berakibat pada ketidaksesuaian laporan-laporan yang dihasilkan oleh transaksi-transaksi yang ada pada perpustakaan SMA Negeri 15 Surabaya tiap periodiknya. Kekurangan lain yang kerap kali terjadi pada perpustakaan SMA Negeri 15 Surabaya adalah sulitnya anggota dalam mencari koleksi buku
yang akan dipinjam pada perpustakaan karena pendataan koleksi tidak disertai dengan klasifikasi tertentu dan tanpa adanya penomeran atau pengkodean untuk buku-buku koleksi yang ada pada perpustakaan. Mengacu pada permasalahan yang ada, perpustakaan SMA Negeri 15 Surabaya membutuhkan sistem informasi perpustakaan yang terkomputerisasi agar setiap rutinitas pekerjaan yang dilakukan pada perpustakaan SMA Negeri 15 Surabaya berjalan dengan baik, efektif dan efisien. Untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan yang ada untuk lebih