• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini menjelaskan tentang penutup yang berisi kesimpulan dari hasil sistem dan saran untuk pengembangan sistem di waktu yang akan datang.

6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Pembelian

Menurut Hatta (2008), pembelian merupakan kegiatan untuk memperoleh barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan (Mulyadi, 2001). Kegiatan pembelian dalam sebuah perusahaan dagang meliputi hal–hal sebagai berikut:

a. Membeli barang secara tunai ataupun secara kredit.

b. Membeli aktiva produksi untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. c. Membeli barang dan jasa-jasa lain sehubungan dengan kegiatan perusahaan.

2.2. Penjualan

Menurut Kotler (2006), penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan. Jadi konsep penjualan adalah cara untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Dalam kenyataannya penjualan mempunyai dua sistem yang biasa diterapkan oleh suatu perusahaan dagang yaitu penjualan yang dilakukan dengan cara tunai dan penjualan yang dilakukan menggunakan cara kredit atau sering disebut cara angsuran.

2.3. Persediaan

Pada dasarnya persediaan akan mempermudah jalannya operasi perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang dan menyampaikan kepada konsumen.

Menurut Pujawan (2005), persediaan bisa muncul karena memang direncanakan atau merupakan akibat dari ketidaktahuan terhadap suatu informasi. Jadi ada perusahaan yang memiliki persediaan karena sengaja membuat produk lebih awal atau lebih banyak dari waktu dan jumlah yang akan dikirim atau dijual pada suatu waktu tertentu, ada juga karena merupakan akibat dari permintaan yang terlalu sedikit dibandingkan dengan perkiraan awal.

Ketidakpastian dialami oleh kebanyakan perusahaan yang beroperasi dengan sistem make to stock. Bahkan banyak perusahaan yang akan menghadapi ketidakpastian yang sangat tinggi sehingga bisa memiliki persediaan berlebih yang cukup banyak diakhir masa jual produk tersebut. Ketidakpastian pada supply chain tidak hanya muncul dari arah permintaan tetapi juga dari arah pasokan dan operasi internal. Ketidakpastian pengiriman dari pabrik menyebabkan distributor harus menyimpan persediaan cadangan (safety stock). Efek financial dari persediaan terhadap supply chain biasanya cukup besar. Di banyak perusahaan nilai persediaan mencapai 25% atau cukup dari nilai keseluruhan asset yang dimiliki. Manajemen persediaan yang baik bisa menekan ongkos-ongkos persediaan serta meningkatkan

service level ke pelanggan.

2.4. Manajemen Persediaan

Menurut Assauri (2004), pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi terbesar dalam pos aktiva lancar. Bila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya–biaya dari terjadinya kekurangan tersebut.

8

2.5. Reorder Point

Menurut Gaspersz (2004), Reorder Point (ROP) ialah saat atau titik dimana harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan itu tepat pada waktu dimana persediaan diatas

safety stock sama dengan nol.

Lebih jauh lagi Gasperz menambahkan dalam sistem ROP setiap pusat distribusi pada tingkat lebih rendah meramalkan permintaan untuk produk guna melayani pelanggannya, kemudian memesan dari pusat distribusi pada tingkat yang lebih tinggi apabila kuantitas dalam stok pada pusat distribusi yang lebih rendah mencapai ROP.

Dalam menghitung reorder point menggunakan rumus sebagai berikut:

ROP = D x L + SS...(1)

Dimana:

ROP = Pemesanan kembali (reorder point). D = Tingkat pemakaian rata-rata perhari kerja. L = Lead time.

SS = Safety stock.

Sebuah contoh perhitungan metode ROP ini kita mengambil contoh data pembelian dan penjualan galvalum pada bulan Februari 2016. Misal kita akan menghitung produk galvalum H 2x4-0,3. Pada data persediaan terdapat 300 batang, setiap hari terjadi penjualan rata-rata 15 batang. Jadi selama satu bulan terdapat permintaan sebanyak 375 batang. Waktu tunggu untuk pembelian ke pemasok 7 hari setelah melakukan pemesanan. Diketahui stok pengaman sebanyak 50 batang. Maka perhitungan ROP untuk produk galvalum tersebut sebagai berikut:

D = 15 Batang L = 7 Hari SS = 50 Batang ROP = D x L + SS = 15 x 7 + 50 = 155

Jadi berdasarkan hasil perhitungan ROP diatas maka Depo Galvalum harus melakukan pembelian kembali ketika galvalum tersebut telah mencapai jumlah 155 untuk dapat melayani kebutuhan pelanggan terhadap produk tersebut.

2.6. Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012), sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

2.7. Sistem Informasi Penjualan

Menurut Jogiyanto (2003), sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan pendekatan komponen, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem juga dapat diartikan sebagai suatu

10

kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu (Sutabri, 2012).

Informasi adalah sebuah istilah yang tepat dalam pemakaian umum. Informasi dapat mengenai data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikasi, dan lain sebagainya (Sutabri, 2012).

Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi barang atau jasa baik secara kredit atau tunai untuk mendapatkan sumber daya lainnya seperti kas atau janji untuk membayar (piutang). Penjualan adalah suatu aktivitas perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Penjualan merupakan sasaran akhir dari kegiatan pemasaran, karena pada bagian ini ada penetapan harga, diadakan perundingan dan perjanjian serah terima barang, maupun perjanjian cara pembayaran yang disepakati oleh kedua belah pihak, sehingga tercapai suatu titik kepuasan (Mulyadi, 2001).

Sistem penjualan adalah sistem yang melibatkan sumber daya dalam suatu organisasi, prosedur, data, serta sarana pendukung untuk mengoperasikan sistem penjualan, sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan.

Sistem informasi penjualan diartikan sebagai suatu pembuatan pernyataan penjualan, kegiatan akan dijelaskan melalui prosedur-prosedur yang meliputi urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengecekan barang ada atau tidak ada dan diteruskan dengan pengiriman barang yang disertai dengan pembuatan faktur dan mengadakan pencatatan atas penjualan yang berlaku.

2.8. Sistem Informasi Pembelian

Prosedur pembelian dilaksanakan melalui beberapa bagian dalam perusahaan bagian-bagian yang terkait dalam prosedur ini adalah bagian pembelian,

penerimaan barang, hutang dan gudang. Menurut Mulyadi (2001) transaksi pembelian mencakup prosedur berikut ini :

1. Pada saat persediaan bahan menunjukkan batas minimal fungsi gudang

mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian.

2. Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok.

3. Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan pemilihan pemasok.

4. Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih. 5. Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh

pemasok.

6. Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan.

7. Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan kepada fungsi akuntansi.

8. Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktor dari pemasok tersebut fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian.

Sistem informasi pembelian adalah suatu sistem software yang akan membantu proses penjualan dan pembelian barang dengan menerapkan sistem administrasi yang kuat untuk pencatatan dari barang masuk, penyimpanan barang di gudang, sampai dengan barang keluar atau dijual.

2.9. Aplikasi Web

Menurut Sutarman (2007), situs/web dapat dikategorikan menjadi dua yaitu web status dan web dinamis atau interaktif. Web statis adalah web yang berisi/menampilkan informasi-informasi yang sifatnya statis (tetap), sedangkan

12

web dinamis adalah web yang menampilkan informasi serta dapat berinterkasi

dengan user yang sifatnya dinamis.

Pada server-side programming, perintah-perintah program (script) dijalankan di web server, kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam bentuk HTML biasa. Sedangkan client-side programming perintah program dijalankan di

web browser, sehingga ketika client meminta dokumen yang mengandung script,

maka script tersebut akan di download dari server-nya kemudian di jalankan di

browser yang bersangkutan.

Aplikasi web atau sering disebut web application merupakan aplikasi yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman web. Kebanyakan bahasa pemrograman web berbasis server, namun tidak menutup kemungkinan digunakan bahasa pemrograman web berbasis client. Web server atau web application berbeda dengan situs web biasa (homepage), web application lebih dinamis dan atraktif serta dapat mengelola data dengan baik.

2.10. System Development Life Cycle (SDLC)

Menurut Kadir (2014), System Development Life Cycle (SDLC) merupakan metodologi klasik yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara, dan menggunakan sistem informasi. Metodologi ini mencakup sejumlah fase atau tahapan. Waterfall merupakan model SDLC yang menawarkan pembuatan perangkat lunak secara lebih nyata yaitu sesuai dengan tahapan analisa sistem, desain sistem, implementasi sistem, operasi dan pemeliharaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1.

Operasi dan Pemeliharaan - Analisis Kebutuhan Analisis sistem - Perancangan Konseptual - Perancangan Fisik Desain Sistem - Pemrograman - Pengujian - Konversi Implementasi Sistem Kebutuhan Sistem Desain Sistem Sistem siap beroperasi mandiri Implementasi kurang lengkap atau ada

permintaan baru Kesalahan atau masalah

yang tak memungkinkan implementasi dilaksanakan Perubahan lingkup atau kebutuhan Sumber: Kadir, 2014

Gambar 2. 1. System Development Life Cycle Waterfall

Penjelasan mengenai tahap-tahap SDLC model waterfall adalah sebagai berikut (Kadir, 2014):

a. Analisis Sistem

Tahap analisis sitem dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem baru, mengembangkan sistem yang sudah ada atau mengatasi masalah-masalah yang belum tertangani. Manfaat analisa sistem adalah untuk menentukan hal-hal

detail tentang yang akan dikerjakan oleh sistem yang diusulkan. Analisis sistem

terdiri dari analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan. Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi rinci tentang hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan. Dengan adanya spesifikasi kebutuhan dapat membuat kesepahaman antara pengembang sistem, pemakai, manajemen dan mitra kerja yang lain. Langkah-langkah yang dilakukan

14

dalam analisis sistem adalah seperti wawancara, riset terhadap sistem sekarang, observasi lapangan, kuisioner, dan pengamatan terhadap sistem yang serupa. b. Desain sistem

Desain sistem dilakukan setelah kebutuhan pemakai dan pemecahan masalah teridentifikasi dari tahap analisis sistem. Desain sistem terbagi menjadi dua tahapan yakni perancangan konseptual dan perancangan fisik. Perancangan konseptual/logis adalah membuat rancangan masukkan & keluaran sistem, rancangan penyimpanan data dan prosedure pemrosesan dan operasi. Hasil dari perancangan konseptual ini berupa desain input-output, desain ERD/CDM basis data yang akan digunakan dan system flowchart dari sistem. Setelah perancangan konseptual dilakukan tahap selanjutnya adalah perancangan fisik. Perancangan fisik adalah membuat rancangan antar muka pemakai dan sistem, rancangan

platform, rancangan basis data, rancangan modul, rencana pengujian dan rencana

konversi.

c. Implementasi sistem

Pada implementasi sistem tedapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Tahapan tersebut adalah pemrograman, pengujian dan konversi. Pemrograman adalah aktivitas pembuatan program atau sederetan intruksi untuk mengatur komputer agar bekerja sesuai dengan hasil desain/perancangan sistem. Sedangkan pengujian adalah aktivitas untuk memastikan program bebas dari kesalahan ketika dijalankan. Pengujian ini dapat terdiri dari pengujian integrasi, pengujian sistem, pengujian penerimaan dan pengujian instalasi. Tahap selanjutnya setelah pengujian adalah tahap konversi. Konversi adalah pengoperasian sistem baru guna menggantikan sistem yang lama. Terdapat beberapa pendekatan yang dilakukan

untuk melakukan konversi. Tahapan tersebut yaitu konversi paralel, konversi langsung, konversi pilot dan konversi modular.

d. Operasi dan Pemeliharaan

Setelah sistem baru berjalan sepenuhnya sistem memasuki tahapan operasi dan pemeliharaan. Pemeliharaan sistem diperlukan karena sistem suatu saat dapat berubah karena adanya perubahan bisnis atau lingkungan, adanya permintaan kebutuhan baru, adanya masalah-masalah yang tidak terdeteksi selama pengujian, dan menurunnya kinerja sistem sehingga perlu adanya perubahan dalam penulisan program.

16

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisis Sistem

Pada saat survey di Depo Galvalum, pada proses bisnis terdapat beberapa penemuan permasalahan didalam proses bisnisnya. Selama ini sistem pembelian yang dilakukan oleh Depo Galvalum masih berdasarkan informasi ketersediaan stok dari laporan stok barang tiap hari yang masih banyak menggunakan kertas. Saat ada barang yang tinggal sedikit, pimpinan akan melakukan pemesanan ke pemasok. Sistem pembelian barang kurang bisa tertangani dengan baik karena tidak ada pencatatan pemesanan ke pemasok, hanya mengandalkan ingatan saja dan tidak ada pengendalian stok barang sehingga sering terjadi kekosongan stok.

Sistem penjualan selama ini melakukan pencatatan untuk transaksi-transaksi penjualan sehari-hari. Dari pencatatan tersebut dihasilkan jumlah pendapatan dari proses transaksi penjualan, serta jumlah barang yang terjual. Hasil pencatatan tersebut belum mampu memberikan informasi kepada pimpinan untuk melakukan evaluasi pada sistem penjualan. Pimpinan hanya mendapat informasi sebatas jumlah barang yang terjual dan yang tersisa dari laporan stok barang. Jumlah barang yang tersedia terdiri dari kurang lebih 70 item. Sehingga, pimpinan harus melakukan pengecekan ulang terhadap laporan-laporan yang dihasilkan. Pengecekan laporan-laporan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama, hal ini menyebabkan pimpinan merasa kesulitan untuk menganalisa laporan-laporan penjualan yang masih dalam bentuk rekap penjualan. Dengan penerapan sistem informasi persediaan barang pada Depo Galvalum, diharapkan dapat membantu

mengatasi proses pembelian, ketersediaan stok, dan penjualan ke pelanggan. Penerapan sistem informasi ini juga dapat memberikan informasi stok minimum dari setiap barang.

Hasil yang didapat dari sistem informasi ini adalah penanganan transaksi pembelian dan penjualan yang terkomputerisasi, informasi ketersediaan stok yang cepat diketahui, mengetahui stok minimum setiap barang, dan laporan-laporan pembelian dan penjualan yang tertangani dengan mudah dan cepat didapat.

A. Document Flow Penjualan

Pada gambar 3.1 menunjukkan docflow proses penjualan dimulai dari pelanggan melakukan permintaan barang ke bagian penjualan. Bagian penjualan akan mengecek terlebih dahulu ketersediaan stok barang pada kartu stok. Jika tidak ada maka menginformasikan barang tidak ada dan melanjutkan informasi tersebut ke pimpinan.

Jika barang ada maka akan melanjutkan proses permintaan barang dan membuatkan surat jalan tiga rangkap. Surat jalan tersebut akan diberikan ke pelanggan sebagai bukti, kepala gudang untuk mengeluarkan barang dan sebagai arsip, dan bagian penjualan sebagai bukti penjualan dan sebagai arsip. Bagian penjualan akan membuatkan nota penjualan dua rangkap. Rangkap kedua akan diberikan ke pelanggan sebagai bukti pembayaran, rangkap pertama akan diberikan bersamaan dengan pengiriman barang.

18

Gambar 3.1 Docflow Penjualan Bagian Penjualan

Pelanggan Kepala Gudang

Mulai Melalukan permintaan barang Menerima Permintaan barang, membuat surat jalan 3 rangkap dan Nota

2 rangkap Surat Jalan 3 Surat Jalan 2 Surat Jalan 1 Surat Jalan 1 Mengecek Surat Jalan Cek Stok Barang Ada?

Kartu Stok Barang

A Nota penjualan 2 Nota penjualan 1 Nota penjualan 1 Tidak Ya Menerima Barang 3 Selesai 2 Melakukan Pembayaran Cash? Surat Jalan 1 Memberikan Surat Jalan 1 dan Nota Penjualan 2 Memberikan Surat Jalan 1 dan Nota Penjualan 1 Surat Jalan 3 Surat Jalan 2 Surat Jalan 1 Nota penjualan 2 Surat Jalan 3 Surat Jalan 2 Surat Jalan 1 Menyiapkan barang dan mengirimkan barang Ya Tidak

B. Document Flow Pembelian

Pada gambar 3.2 menunjukkan docflow proses pembelian dimulai dari pimpinan yang sebelumnya telah mengecek ketersediaan stok barang pada kartu stok, dan atau menerima informasi dari bagian penjualan ada barang yang kosong. Pimpinan melakukan proses pembelian dengan cara menghubungi langsung ke pemasok via telepon. Pemasok akan menyiapkan pesanan barang yang dipesan, dan mengirimkan barang dengan membawa surat jalan tiga rangkap. Kepala gudang yang menerima barang dan surat jalan. Sebelumnya kepala gudang akan memeriksa fisik dan jumlah barang yang datang sesuai dengan surat jalan yang dibawa oleh pemasok.

Jika ada barang yang rusak maka kepala gudang akan menuliskan jumlah barang yang rusak di surat jalan warna putih, warna merah, dan warna kuning. Surat jalan warna putih akan dikembalikan ke pemasok, warna merah akan diterima oleh kepala gudang untuk memasukan stok barang pada kartu stok, dan surat jalan warna kuning akan diberikan ke bagian penjualan untuk diganti surat jalan warna putih dan nota. Surat jalan putih dan nota pembayaran pemasok akan diteruskan oleh bagian penjualan ke pimpinan untuk melakukan pembayaran dan disimpan sebagai arsip.

Surat jalan terdiri dari tiga rangkap pada gambar 3.2 dibawah ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1 Surat jalan 1 adalah surat jalan warna putih (utama). 2 Surat jalan 2 adalah surat jalan warna merah.

20

Pemasok

Pimpinan Kepala Gudang Bag. Penjualan

Mulai Mengecek stok barang dan melakukan pembelian Kartu Stok Barang

Catatan Pesanan Barang Surat Jalan 3 Surat Jalan 2 Mengecek pesanan barang Ada Barang Rusak?

Surat Jalan 2 acc barang normal Surat Jalan warna

putih 1 ditulis barang yang rusak

Memasukan stok barang pada kartu stok Selesai Nota Pembayaran

Surat Jalan warna putih 1 ditulis barang yang rusak

Nota Pembayaran Surat Jalan warna

putih 1 ditulis barang yang rusak

1 A Rekap retur barang pada surat jalan 1 Ya Surat Jalan 2 Surat Jalan 1 Menerima

Pesanan Surat Jalan 3

Surat Jalan 3 Surat Jalan 3 1 1 2 Nota Pembayaran Surat Jalan warna

putih 1 ditulis barang yang rusak

Kartu Stok Menerima Surat Jalan 2 Tidak Surat Jalan 1

C. Document Flow Laporan Penjualan dan Stok Barang

Pada gambar 3.3 menunjukkan docflow pembuatan laporan penjualan dan stok barang dimulai dari bagian penjualan yang membuat laporan penjualan dan sisa stok dari kepala gudang yang memberikan ke bagian penjualan. Laporan tersebut akan diberikan ke pimpinan setiap harinya.

Gambar 3. 3 Docflow Pembuatan Laporan Penjualan dan Stok Barang

Bagian Penjualan Pimpinan

Kepala Gudang

Mulai Membuat laporan penjualan dan sisa stok Laporan penjualan Laporan Sisa Stok

Barang

Laporan penjualan Laporan Sisa Stok

Barang

Kartu Stok Barang

22

D. Document Flow Retur Barang

Pada gambar 3.4 menunjukkan docflow retur barang penjualan dimulai dari pelanggan yang menerima barang dalam keadaan rusak saat pengiriman. Pelanggan melaporkan langsung ke bagian penjualan dengan membawa nota penjualan/surat jalan yang sudah di cek oleh bagian pengiriman. Bagian penjualan akan mengecek ketersediaan stok, jika tidak ada akan dikembalikan uang, dan jika ada maka akan diganti barang dan membuatkan nota baru sebagai bukti retur barang. Kepala gudang akan menerima konfirmasi retur barang dan akan mengirimkan barang tersebut ke pelanggan.

Gambar 3. 4 Docflow Retur Barang

Pelanggan Bagian Penjualan Kepala Gudang

Mulai Mengecek ketersediaan stok Ada? Mencatat retur barang pada surat jalan/nota Menerima uang kembalian bara ng retur Selesai Data barang retur

Ya Tidak Nota Penjualan/ Surat Jalan Melapor barang yang rusak Nota Penjualan/ Surat Jalan Menerima Konfirmasi retur barang

Data barang retur

Nota Penjualan/ Surat Jalan

Nota Penjualan/ Surat Jalan baru

23 pu t-Proc ess -Out pu t D iagra m (IP O) Inpu t P rocess Ou tput Data Pelanggan Data Pemasok Data Jenis Barang Data Merk Barang Maintenance Pelanggan Maintenance Pemasok Maintenance Jenis Barang Maintenance Merk Barang Daftar Pelanggan Daftar Pemasok Daftar Jenis Barang Daftar Merk Barang Data Stok Barang Data Pembelian Data Penjualan Penerimaan

Barang Pembelian Penjualan

Daftar Update Stok barang Mengelol a D ata Master Transak si Pembuatan Laporan Laporan Pembelian Laporan Penjualan Laporan Stok Barang Laporan Histori Stok Laporan Data Penjualan berdasarkan Merk, Jenis, dan Ukuran Terlaku Daftar Pembelian Daftar Penjualan 1 2 3 4 1 2 3 4 Data Barang Maintenance Barang Daftar Barang 5 5

Surat PO Nota & Surat Jalan ROP Laporan Stok Opname Data Pengguna Maintenance Pengguna Daftar Pengguna 6 6

24

Input-Process-Output diagram digunakan untuk menggambarkan sistem

informasi pembelian dan penjualan yang akan dibangun. Diagram ini menggambarkan hubungan input yang dibutuhkan, proses yang akan mengelola

input dan hasil output dari proses yang dijalankan. Diagram IPO sistem informasi

pembelian dan penjualan ini dapat dilihat pada gambar 2.

Pengguna aplikasi nantinya di Depo Galvalum terdapat tiga orang: 1. Pimpinan

Pimpinan menggunakan sistem untuk melakukan proses pembelian barang ke pemasok, melihat ketersediaan stok barang, dan melihat laporan-laporan.

2. Kepala Gudang

Kepala gudang menggunakan sistem untuk melakukan proses penerimaan barang setelah proses pembelian dan membuat laporan-laporan. 3. Bagian penjualan

Bagian penjualan menggunakan sistem untuk melakukan proses penjualan ke pelanggan dan membuat laporan-laporan.

Penjelasan dari diagram IPO pada gambar 3.5 sebagai berikut:

1. Modul maintenance data terdiri dari:

a. Maintenance Pelanggan (Digunakan untuk mengelola data pelanggan).

b. Maintenance Pemasok (Digunakan untuk mengelola data pemasok).

c. Maintenance Jenis Barang (Digunakan untuk mengelola data jenis barang).

d. Maintenance Merk Barang (Digunakan untuk mengelola data merk barang).

f. Maintenance Pengguna (Digunakan untuk mengelola data pengguna

aplikasi).

2. Modul Pembelian (Digunakan untuk mengelola data transaksi pembelian barang

ke pemasok).

3. Modul Penerimaan Barang (Digunakan untuk mengelola dan menerima barang

setelah proses pembelian).

4. Modul Penjualan (Digunakan untuk mengelola data transaksi penjualan barang

ke pembeli).

5. Modul Laporan terdiri dari:

a. Laporan pembelian (Informasi transaksi pembelian). b. Laporan penjualan (Informasi transaksi penjualan). c. Laporan stok barang (Informasi stok barang digudang).

d. Laporan history stok (Informasi history keluar masuknya barang). e. Laporan stok opname (Informasi kecocokan data stok).

f. Laporan data penjualan berdasarkan merk barang (Informasi data penjualan per periode sort berdasarkan merk barang yang laku).

Dokumen terkait