RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
PERSEDIAAN BARANG PADA DEPO GALVALUM
BERBASIS WEB
TUGAS AKHIR
Program Studi
S1 Sistem Informasi
Oleh:
YOGIE HARTANTO PUTRA
12.41010.0121
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Batasan Masalah ... 3
1.4. Tujuan ... 3
1.5. Manfaat ... 4
1.6. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1. Pembelian ... 6
2.2. Penjualan ... 6
2.3. Persediaan ... 6
2.4. Manajemen Persediaan ... 7
2.5. Reorder Point ... 8
2.6. Sistem Informasi ... 9
2.7. Sistem Informasi Penjualan ... 9
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 16
3.1. Analisis Sistem ... 16
3.2. Perancangan Sistem ... 29
3.2.1. System Flow ... 29
3.2.2. Hierarchy Input Output (HIPO) ... 42
3.2.3. Data Flow Diagram (DFD) ... 43
3.2.4. Entity Relational Diagram (ERD) ... 51
3.2.5. Struktur Tabel ... 54
3.2.6. Desain Interface ... 63
3.2.7. Desain Uji Coba ... 101
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 118
4.1. Implementasi ... 118
4.2. Kebutuhan Sistem ... 118
4.2.1. Kebutuhan Perangkat Keras ... 118
4.2.2. Kebutuhan Perangkat Lunak ... 119
4.3. Implementasi Sistem ... 119
4.3.1. Form Login ... 119
4.3.2. Form Menu Utama ... 120
4.3.3. Form Master Pelanggan ... 123
4.3.4. Form Master Pemasok ... 123
4.3.5. Form Master Jenis Barang ... 124
4.3.7. Form Master Barang ... 125
4.3.8. Form Master Pengguna ... 126
4.3.9. Form Transaksi Pembelian ... 127
4.3.10.Form Data Retur Pembelian ... 130
4.3.11.Form Transaksi Penjualan ... 132
4.3.12.Form Data Retur Penjualan ... 136
4.3.13.Form Penerimaan Barang ... 138
4.3.14.Form Laporan Pembelian ... 139
4.3.15.Form Laporan Penjualan ... 141
4.3.16.Form Laporan Stok ... 142
4.3.17.Form Laporan Histori Stok ... 143
4.3.18.Form Laporan Data Penjualan Sort Barang ... 146
4.3.19.Form Laporan Stok Opname ... 150
4.3.20.Form Perhitungan ROP ... 153
4.4. Evaluasi Sistem ... 153
4.4.1. Evaluasi Hasil Uji Coba Sistem ... 154
4.5. Evaluasi Sistem ... 192
BAB V PENUTUP ... 196
5.1 Kesimpulan ... 196
5.2 Saran ... 196
DAFTAR PUSTAKA ... 197
1
1.1. Latar Belakang Masalah
Depo Galvalum adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang
distributor galvalum. Depo Galvalum terletak di Jl. Dr. Wahidin No.128A Sidoarjo.
Perusahaan ini menjual berbagai produk mulai dari galvalum, mur, genteng metal,
kalsiboard dan masih banyak lagi. Pada proses pembelian barang yang ada di Depo
Galvalum adalah dengan cara menghubungi langsung ke pemasok yang dilakukan
oleh pimpinan. Sistem penerimaan barang dilakukan oleh kepala gudang dengan
menerima barang dan surat jalan dari pemasok. Jika ada barang yang dipesan rusak
maka kepala gudang akan mengembalikan barang tersebut kepada pemasok.
Pencatatan barang masuk, barang keluar, dan sisa stok barang dilakukan oleh kepala
gudang. Selanjutnya sistem penjualan barang dilakukan oleh bagian penjualan
secara langsung ke pelanggan. Proses penjualan dilakukan dengan mencatat
transaksi di nota dan membuat surat jalan yang dibuat tiga rangkap. Surat jalan
tersebut akan diberikan ke pembeli sebagai bukti, kepala gudang untuk
mengeluarkan barang dari gudang, dan yang terakhir disimpan bagian penjualan.
Selama ini sistem pembelian yang dilakukan oleh Depo Galvalum masih
berdasarkan informasi ketersediaan stok dari laporan stok barang tiap hari yang
masih banyak menggunakan kertas. Saat ada barang yang tinggal sedikit, pimpinan
akan melakukan pemesanan ke pemasok. Sistem pembelian barang kurang bisa
teratasi dengan baik karena tidak ada pencatatan pemesanan ke pemasok, hanya
2
terjadi kekosongan stok. Sistem penjualan selama ini melakukan pencatatan untuk
transaksi penjualan sehari-hari. Dari pencatatan tersebut dihasilkan jumlah
pendapatan dari proses transaksi penjualan, serta jumlah barang yang terjual. Hasil
pencatatan tersebut belum mampu memberikan informasi dengan baik kepada
pimpinan untuk melakukan evaluasi pada sistem penjualan. Pimpinan hanya
mendapat informasi sebatas jumlah barang yang telah terjual dan yang tersisa dari
laporan stok barang. Jumlah barang yang tersedia terdiri dari kurang lebih 70 item.
Sehingga, pimpinan harus melakukan pengecekan ulang terhadap laporan-laporan
yang dihasilkan. Pengecekan laporan-laporan tersebut membutuhkan waktu yang
cukup lama, hal ini menyebabkan pimpinan merasa kesulitan untuk menganalisis
laporan-laporan penjualan yang masih dalam bentuk rekap penjualan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka Depo Galvalum membutuhkan
suatu sistem informasi persediaan barang yang dapat menghasilkan laporan–
laporan pembelian, persediaan, dan penjualan untuk membantu proses pengelolaan
data persediaan, data pembelian, dan data penjualan dalam mengatasi
masalah-masalah yang ada pada Depo Galvalum. Dari laporan-laporan tersebut maka dapat
diketahui barang apa saja yang seharusnya mendapatkan proporsi pembelian lebih
banyak pada periode berikutnya.
Dengan adanya sistem informasi persediaan barang ini, diharapkan dapat
membantu pihak Depo Galvalum dalam mengelola data pembelian, data
persediaan, data penjualan, dan juga menghasilkan laporan–laporan yang dapat
digunakan untuk menganalisa data pembelian, persediaan, dan penjualan pada
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
permasalahan yaitu, Bagaimanakah merancang dan membangun sistem informasi
persediaan barang pada Depo Galvalum berbasis web?
1.3. Batasan Masalah
Batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data yang digunakan berasal dari Depo Galvalum Periode Mei 2016-Juni
2016.
2. Sistem Informasi yang dibangun disesuaikan dengan kebutuhan Depo
Galvalum.
3. Pengelolaan persediaan hanya mencakup pemberian informasi pembelian
saat mencapai stok minimum dengan menggunakan metode reorder point.
4. Sistem membahas transaksi pembelian dan penjualan secara tunai dan
kredit.
5. Sistem membahas retur pembelian dan penjualan.
6. Sistem penjualan sudah termasuk pengiriman tanpa ada biaya kirim.
7. Sistem ini berbasis web.
8. Sistem memberikan hak akses setiap pengguna.
1.4. Tujuan
Menghasilkan sistem informasi persediaan barang pada Depo Galvalum
4
1.5. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dengan adanya sistem informasi persediaan
barang pada Depo Galvalum berbasis web ini adalah sebagai berikut:
1. Membantu proses transaksi pembelian dan penjualan menjadi lebih mudah
dan cepat.
2. Membantu menjaga ketersediaan stok barang digudang.
3. Membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan pada saat pemesanan
kembali.
4. Mengurangi penggunaan kertas yang selalu digunakan setiap hari dalam
transaksi dan membuat laporan.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir yang berjudul “Rancang Bangun Sistem
Informasi Persediaan Barang Pada DEPO GALVALUM Berbasis Web” sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan dari Rancang Bangun Sistem Informasi
Persediaan Barang Pada DEPO GALVALUM Berbasis Web.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini akan menjelaskan tentang teori yang mendukung pokok
teori penjualan, teori persediaan, teori manajemen persediaan, teori
reorder point beserta contoh, sistem informasi, sistem informasi
penjualan, sistem informasi pembelian, penjelasan aplikasi web, dan
penjelasan SDLC.
BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini menjelaskan mengenai analisis permasalahan, Docflow
System, perancangan pengambilan data, diagram alir, struktur
database, Data Flow Diagram, System Flow Diagram, Entity
Relationship Diagram, dan desain input output dilengkapi beserta
desain uji.
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Bab ini menjelaskan tentang implementasi dari program, berisikan
langkah-langkah implementasi dari perancangan program dan hasil
implementasi dari program.
BAB V : PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang penutup yang berisi kesimpulan dari
hasil sistem dan saran untuk pengembangan sistem di waktu yang
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pembelian
Menurut Hatta (2008), pembelian merupakan kegiatan untuk memperoleh
barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan (Mulyadi, 2001). Kegiatan
pembelian dalam sebuah perusahaan dagang meliputi hal–hal sebagai berikut:
a. Membeli barang secara tunai ataupun secara kredit.
b. Membeli aktiva produksi untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan.
c. Membeli barang dan jasa-jasa lain sehubungan dengan kegiatan perusahaan.
2.2. Penjualan
Menurut Kotler (2006), penjualan merupakan sebuah proses dimana
kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar pertukaran
informasi dan kepentingan. Jadi konsep penjualan adalah cara untuk mempengaruhi
konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Dalam kenyataannya penjualan
mempunyai dua sistem yang biasa diterapkan oleh suatu perusahaan dagang yaitu
penjualan yang dilakukan dengan cara tunai dan penjualan yang dilakukan
menggunakan cara kredit atau sering disebut cara angsuran.
2.3. Persediaan
Pada dasarnya persediaan akan mempermudah jalannya operasi
perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi
Menurut Pujawan (2005), persediaan bisa muncul karena memang
direncanakan atau merupakan akibat dari ketidaktahuan terhadap suatu informasi.
Jadi ada perusahaan yang memiliki persediaan karena sengaja membuat produk
lebih awal atau lebih banyak dari waktu dan jumlah yang akan dikirim atau dijual
pada suatu waktu tertentu, ada juga karena merupakan akibat dari permintaan yang
terlalu sedikit dibandingkan dengan perkiraan awal.
Ketidakpastian dialami oleh kebanyakan perusahaan yang beroperasi
dengan sistem make to stock. Bahkan banyak perusahaan yang akan menghadapi
ketidakpastian yang sangat tinggi sehingga bisa memiliki persediaan berlebih yang
cukup banyak diakhir masa jual produk tersebut. Ketidakpastian pada supply chain
tidak hanya muncul dari arah permintaan tetapi juga dari arah pasokan dan operasi
internal. Ketidakpastian pengiriman dari pabrik menyebabkan distributor harus
menyimpan persediaan cadangan (safety stock). Efek financial dari persediaan
terhadap supply chain biasanya cukup besar. Di banyak perusahaan nilai persediaan
mencapai 25% atau cukup dari nilai keseluruhan asset yang dimiliki. Manajemen
persediaan yang baik bisa menekan ongkos-ongkos persediaan serta meningkatkan
service level ke pelanggan.
2.4. Manajemen Persediaan
Menurut Assauri (2004), pengendalian persediaan merupakan fungsi
manajerial yang sangat penting, karena persediaan fisik banyak perusahaan
melibatkan investasi terbesar dalam pos aktiva lancar. Bila perusahaan
menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan yang mencukupi, dapat
8
2.5. Reorder Point
Menurut Gaspersz (2004), Reorder Point (ROP) ialah saat atau titik
dimana harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa sehingga kedatangan atau
penerimaan barang yang dipesan itu tepat pada waktu dimana persediaan diatas
safety stock sama dengan nol.
Lebih jauh lagi Gasperz menambahkan dalam sistem ROP setiap pusat
distribusi pada tingkat lebih rendah meramalkan permintaan untuk produk guna
melayani pelanggannya, kemudian memesan dari pusat distribusi pada tingkat yang
lebih tinggi apabila kuantitas dalam stok pada pusat distribusi yang lebih rendah
mencapai ROP.
Dalam menghitung reorder point menggunakan rumus sebagai berikut:
ROP = D x L + SS...(1)
Dimana:
ROP = Pemesanan kembali (reorder point).
D = Tingkat pemakaian rata-rata perhari kerja.
L = Lead time.
SS = Safety stock.
Sebuah contoh perhitungan metode ROP ini kita mengambil contoh data
pembelian dan penjualan galvalum pada bulan Februari 2016. Misal kita akan
menghitung produk galvalum H 2x4-0,3. Pada data persediaan terdapat 300 batang,
setiap hari terjadi penjualan rata-rata 15 batang. Jadi selama satu bulan terdapat
permintaan sebanyak 375 batang. Waktu tunggu untuk pembelian ke pemasok 7
hari setelah melakukan pemesanan. Diketahui stok pengaman sebanyak 50 batang.
D = 15 Batang
L = 7 Hari
SS = 50 Batang
ROP = D x L + SS
= 15 x 7 + 50
= 155
Jadi berdasarkan hasil perhitungan ROP diatas maka Depo Galvalum harus
melakukan pembelian kembali ketika galvalum tersebut telah mencapai jumlah 155
untuk dapat melayani kebutuhan pelanggan terhadap produk tersebut.
2.6. Sistem Informasi
Menurut Sutabri (2012), sistem informasi adalah suatu sistem di dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian
yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan
kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
2.7. Sistem Informasi Penjualan
Menurut Jogiyanto (2003), sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan
prosedur dan dengan pendekatan komponen. Pendekatan prosedur, sistem
didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan
tertentu. Sedangkan pendekatan komponen, sistem didefinisikan sebagai kumpulan
dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu
10
kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir,
saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu (Sutabri, 2012).
Informasi adalah sebuah istilah yang tepat dalam pemakaian umum.
Informasi dapat mengenai data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran
komunikasi, dan lain sebagainya (Sutabri, 2012).
Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi barang atau jasa baik secara kredit
atau tunai untuk mendapatkan sumber daya lainnya seperti kas atau janji untuk
membayar (piutang). Penjualan adalah suatu aktivitas perusahaan besar maupun
perusahaan kecil. Penjualan merupakan sasaran akhir dari kegiatan pemasaran,
karena pada bagian ini ada penetapan harga, diadakan perundingan dan perjanjian
serah terima barang, maupun perjanjian cara pembayaran yang disepakati oleh
kedua belah pihak, sehingga tercapai suatu titik kepuasan (Mulyadi, 2001).
Sistem penjualan adalah sistem yang melibatkan sumber daya dalam suatu
organisasi, prosedur, data, serta sarana pendukung untuk mengoperasikan sistem
penjualan, sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihak
manajemen dalam pengambilan keputusan.
Sistem informasi penjualan diartikan sebagai suatu pembuatan pernyataan
penjualan, kegiatan akan dijelaskan melalui prosedur-prosedur yang meliputi
urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengecekan barang ada
atau tidak ada dan diteruskan dengan pengiriman barang yang disertai dengan
pembuatan faktur dan mengadakan pencatatan atas penjualan yang berlaku.
2.8. Sistem Informasi Pembelian
Prosedur pembelian dilaksanakan melalui beberapa bagian dalam
penerimaan barang, hutang dan gudang. Menurut Mulyadi (2001) transaksi
pembelian mencakup prosedur berikut ini :
1. Pada saat persediaan bahan menunjukkan batas minimal fungsi gudang
mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian.
2. Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok.
3. Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan
melakukan pemilihan pemasok.
4. Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
5. Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh
pemasok.
6. Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang
untuk disimpan.
7. Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan kepada fungsi akuntansi.
8. Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktor
dari pemasok tersebut fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari
transaksi pembelian.
Sistem informasi pembelian adalah suatu sistem software yang akan
membantu proses penjualan dan pembelian barang dengan menerapkan sistem
administrasi yang kuat untuk pencatatan dari barang masuk, penyimpanan barang
di gudang, sampai dengan barang keluar atau dijual.
2.9. Aplikasi Web
Menurut Sutarman (2007), situs/web dapat dikategorikan menjadi dua
yaitu web status dan web dinamis atau interaktif. Web statis adalah web yang
12
web dinamis adalah web yang menampilkan informasi serta dapat berinterkasi
dengan user yang sifatnya dinamis.
Pada server-side programming, perintah-perintah program (script)
dijalankan di web server, kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam bentuk
HTML biasa. Sedangkan client-side programming perintah program dijalankan di
web browser, sehingga ketika client meminta dokumen yang mengandung script,
maka script tersebut akan di download dari server-nya kemudian di jalankan di
browser yang bersangkutan.
Aplikasi web atau sering disebut web application merupakan aplikasi yang
dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman web. Kebanyakan bahasa
pemrograman web berbasis server, namun tidak menutup kemungkinan digunakan
bahasa pemrograman web berbasis client. Web server atau web application berbeda
dengan situs web biasa (homepage), web application lebih dinamis dan atraktif serta
dapat mengelola data dengan baik.
2.10. System Development Life Cycle (SDLC)
Menurut Kadir (2014), System Development Life Cycle (SDLC)
merupakan metodologi klasik yang digunakan untuk mengembangkan,
memelihara, dan menggunakan sistem informasi. Metodologi ini mencakup
sejumlah fase atau tahapan. Waterfall merupakan model SDLC yang menawarkan
pembuatan perangkat lunak secara lebih nyata yaitu sesuai dengan tahapan analisa
sistem, desain sistem, implementasi sistem, operasi dan pemeliharaan. Untuk lebih
Operasi dan Pemeliharaan - Analisis Kebutuhan
Analisis sistem
- Perancangan Konseptual - Perancangan Fisik
Desain Sistem
Sistem siap beroperasi
mandiri
Implementasi kurang lengkap atau ada
permintaan baru Kesalahan atau masalah
yang tak memungkinkan implementasi
dilaksanakan Perubahan
lingkup atau kebutuhan
Sumber: Kadir, 2014
Gambar 2. 1. System Development Life Cycle Waterfall
Penjelasan mengenai tahap-tahap SDLC model waterfall adalah sebagai
berikut (Kadir, 2014):
a. Analisis Sistem
Tahap analisis sitem dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem
baru, mengembangkan sistem yang sudah ada atau mengatasi masalah-masalah
yang belum tertangani. Manfaat analisa sistem adalah untuk menentukan hal-hal
detail tentang yang akan dikerjakan oleh sistem yang diusulkan. Analisis sistem
terdiri dari analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan
spesifikasi kebutuhan. Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi rinci tentang
hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan. Dengan adanya
spesifikasi kebutuhan dapat membuat kesepahaman antara pengembang sistem,
14
dalam analisis sistem adalah seperti wawancara, riset terhadap sistem sekarang,
observasi lapangan, kuisioner, dan pengamatan terhadap sistem yang serupa.
b. Desain sistem
Desain sistem dilakukan setelah kebutuhan pemakai dan pemecahan
masalah teridentifikasi dari tahap analisis sistem. Desain sistem terbagi menjadi dua
tahapan yakni perancangan konseptual dan perancangan fisik. Perancangan
konseptual/logis adalah membuat rancangan masukkan & keluaran sistem,
rancangan penyimpanan data dan prosedure pemrosesan dan operasi. Hasil dari
perancangan konseptual ini berupa desain input-output, desain ERD/CDM basis
data yang akan digunakan dan system flowchart dari sistem. Setelah perancangan
konseptual dilakukan tahap selanjutnya adalah perancangan fisik. Perancangan
fisik adalah membuat rancangan antar muka pemakai dan sistem, rancangan
platform, rancangan basis data, rancangan modul, rencana pengujian dan rencana
konversi.
c. Implementasi sistem
Pada implementasi sistem tedapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan.
Tahapan tersebut adalah pemrograman, pengujian dan konversi. Pemrograman
adalah aktivitas pembuatan program atau sederetan intruksi untuk mengatur
komputer agar bekerja sesuai dengan hasil desain/perancangan sistem. Sedangkan
pengujian adalah aktivitas untuk memastikan program bebas dari kesalahan ketika
dijalankan. Pengujian ini dapat terdiri dari pengujian integrasi, pengujian sistem,
pengujian penerimaan dan pengujian instalasi. Tahap selanjutnya setelah pengujian
adalah tahap konversi. Konversi adalah pengoperasian sistem baru guna
untuk melakukan konversi. Tahapan tersebut yaitu konversi paralel, konversi
langsung, konversi pilot dan konversi modular.
d. Operasi dan Pemeliharaan
Setelah sistem baru berjalan sepenuhnya sistem memasuki tahapan operasi
dan pemeliharaan. Pemeliharaan sistem diperlukan karena sistem suatu saat dapat
berubah karena adanya perubahan bisnis atau lingkungan, adanya permintaan
kebutuhan baru, adanya masalah-masalah yang tidak terdeteksi selama pengujian,
dan menurunnya kinerja sistem sehingga perlu adanya perubahan dalam penulisan
16
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Analisis Sistem
Pada saat survey di Depo Galvalum, pada proses bisnis terdapat beberapa
penemuan permasalahan didalam proses bisnisnya. Selama ini sistem pembelian
yang dilakukan oleh Depo Galvalum masih berdasarkan informasi ketersediaan
stok dari laporan stok barang tiap hari yang masih banyak menggunakan kertas.
Saat ada barang yang tinggal sedikit, pimpinan akan melakukan pemesanan ke
pemasok. Sistem pembelian barang kurang bisa tertangani dengan baik karena tidak
ada pencatatan pemesanan ke pemasok, hanya mengandalkan ingatan saja dan tidak
ada pengendalian stok barang sehingga sering terjadi kekosongan stok.
Sistem penjualan selama ini melakukan pencatatan untuk
transaksi-transaksi penjualan sehari-hari. Dari pencatatan tersebut dihasilkan jumlah
pendapatan dari proses transaksi penjualan, serta jumlah barang yang terjual. Hasil
pencatatan tersebut belum mampu memberikan informasi kepada pimpinan untuk
melakukan evaluasi pada sistem penjualan. Pimpinan hanya mendapat informasi
sebatas jumlah barang yang terjual dan yang tersisa dari laporan stok barang.
Jumlah barang yang tersedia terdiri dari kurang lebih 70 item. Sehingga, pimpinan
harus melakukan pengecekan ulang terhadap laporan-laporan yang dihasilkan.
Pengecekan laporan-laporan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama, hal
ini menyebabkan pimpinan merasa kesulitan untuk menganalisa laporan-laporan
penjualan yang masih dalam bentuk rekap penjualan. Dengan penerapan sistem
mengatasi proses pembelian, ketersediaan stok, dan penjualan ke pelanggan.
Penerapan sistem informasi ini juga dapat memberikan informasi stok minimum
dari setiap barang.
Hasil yang didapat dari sistem informasi ini adalah penanganan transaksi
pembelian dan penjualan yang terkomputerisasi, informasi ketersediaan stok yang
cepat diketahui, mengetahui stok minimum setiap barang, dan laporan-laporan
pembelian dan penjualan yang tertangani dengan mudah dan cepat didapat.
A. Document Flow Penjualan
Pada gambar 3.1 menunjukkan docflow proses penjualan dimulai dari
pelanggan melakukan permintaan barang ke bagian penjualan. Bagian penjualan
akan mengecek terlebih dahulu ketersediaan stok barang pada kartu stok. Jika tidak
ada maka menginformasikan barang tidak ada dan melanjutkan informasi tersebut
ke pimpinan.
Jika barang ada maka akan melanjutkan proses permintaan barang dan
membuatkan surat jalan tiga rangkap. Surat jalan tersebut akan diberikan ke
pelanggan sebagai bukti, kepala gudang untuk mengeluarkan barang dan sebagai
arsip, dan bagian penjualan sebagai bukti penjualan dan sebagai arsip. Bagian
penjualan akan membuatkan nota penjualan dua rangkap. Rangkap kedua akan
diberikan ke pelanggan sebagai bukti pembayaran, rangkap pertama akan diberikan
18
Gambar 3.1 Docflow Penjualan Bagian Penjualan
Pelanggan Kepala Gudang
Mulai
Melalukan permintaan barang
Menerima Permintaan barang, membuat surat jalan 3 rangkap dan Nota
2 rangkap
Surat Jalan 3
Surat Jalan 2
Surat Jalan 1
Surat Jalan 1
Mengecek Surat Jalan Cek Stok
Barang
Ada?
Kartu Stok Barang
A
Nota penjualan 2
Nota penjualan 1
Nota penjualan 1
Tidak Surat Jalan 1
Memberikan
Surat Jalan 3
Surat Jalan 2
Surat Jalan 1
Nota penjualan 2
Surat Jalan 3
Surat Jalan 2
Surat Jalan 1
Menyiapkan barang dan mengirimkan
barang
B. Document Flow Pembelian
Pada gambar 3.2 menunjukkan docflow proses pembelian dimulai dari
pimpinan yang sebelumnya telah mengecek ketersediaan stok barang pada kartu
stok, dan atau menerima informasi dari bagian penjualan ada barang yang kosong.
Pimpinan melakukan proses pembelian dengan cara menghubungi langsung ke
pemasok via telepon. Pemasok akan menyiapkan pesanan barang yang dipesan, dan
mengirimkan barang dengan membawa surat jalan tiga rangkap. Kepala gudang
yang menerima barang dan surat jalan. Sebelumnya kepala gudang akan memeriksa
fisik dan jumlah barang yang datang sesuai dengan surat jalan yang dibawa oleh
pemasok.
Jika ada barang yang rusak maka kepala gudang akan menuliskan jumlah
barang yang rusak di surat jalan warna putih, warna merah, dan warna kuning. Surat
jalan warna putih akan dikembalikan ke pemasok, warna merah akan diterima oleh
kepala gudang untuk memasukan stok barang pada kartu stok, dan surat jalan warna
kuning akan diberikan ke bagian penjualan untuk diganti surat jalan warna putih
dan nota. Surat jalan putih dan nota pembayaran pemasok akan diteruskan oleh
bagian penjualan ke pimpinan untuk melakukan pembayaran dan disimpan sebagai
arsip.
Surat jalan terdiri dari tiga rangkap pada gambar 3.2 dibawah ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1 Surat jalan 1 adalah surat jalan warna putih (utama).
2 Surat jalan 2 adalah surat jalan warna merah.
20
Pemasok
Pimpinan Kepala Gudang Bag. Penjualan
Mulai
Mengecek stok barang
dan melakukan pembelian Kartu Stok Barang
Catatan Pesanan Barang
Surat Jalan 3
Surat Jalan 2
Mengecek pesanan
barang
Ada Barang Rusak?
Surat Jalan 2 acc barang normal Surat Jalan warna
putih 1 ditulis barang yang rusak
Memasukan stok barang pada kartu
stok
Selesai Nota Pembayaran
Surat Jalan warna putih 1 ditulis barang yang rusak
Nota Pembayaran Surat Jalan warna
putih 1 ditulis barang yang rusak
1 A
Rekap retur barang pada surat jalan 1
Ya Surat Jalan 2
Surat Jalan 1 Menerima
Pesanan Surat Jalan 3
Surat Jalan 3
Surat Jalan 3
1 1
2
Nota Pembayaran Surat Jalan warna
putih 1 ditulis barang yang rusak
Kartu Stok
Menerima Surat Jalan
2 Tidak Surat Jalan 1
C. Document Flow Laporan Penjualan dan Stok Barang
Pada gambar 3.3 menunjukkan docflow pembuatan laporan penjualan dan
stok barang dimulai dari bagian penjualan yang membuat laporan penjualan dan
sisa stok dari kepala gudang yang memberikan ke bagian penjualan. Laporan
tersebut akan diberikan ke pimpinan setiap harinya.
Gambar 3. 3 Docflow Pembuatan Laporan Penjualan dan Stok Barang
Bagian Penjualan
Pimpinan
Kepala Gudang
Mulai
Membuat laporan penjualan dan
sisa stok
Laporan penjualan
Laporan Sisa Stok Barang
Laporan penjualan
Laporan Sisa Stok Barang
Kartu Stok Barang
22
D. Document Flow Retur Barang
Pada gambar 3.4 menunjukkan docflow retur barang penjualan dimulai
dari pelanggan yang menerima barang dalam keadaan rusak saat pengiriman.
Pelanggan melaporkan langsung ke bagian penjualan dengan membawa nota
penjualan/surat jalan yang sudah di cek oleh bagian pengiriman. Bagian penjualan
akan mengecek ketersediaan stok, jika tidak ada akan dikembalikan uang, dan jika
ada maka akan diganti barang dan membuatkan nota baru sebagai bukti retur
barang. Kepala gudang akan menerima konfirmasi retur barang dan akan
mengirimkan barang tersebut ke pelanggan.
Gambar 3. 4 Docflow Retur Barang
Pelanggan Bagian Penjualan Kepala Gudang
Mulai retur barang
pada surat jalan/nota Menerima
uang kembalian bara ng retur
Selesai Data barang retur
Ya Tidak
Nota Penjualan/ Surat Jalan
Melapor barang yang
rusak
Data barang retur
Nota Penjualan/ Surat Jalan
23
Data Jenis Barang
Daftar Jenis Barang
Barang Pembelian Penjualan
Daftar
Laporan Data Penjualan berdasarkan Merk, Jenis, dan Ukuran Terlaku
24
Input-Process-Output diagram digunakan untuk menggambarkan sistem
informasi pembelian dan penjualan yang akan dibangun. Diagram ini
menggambarkan hubungan input yang dibutuhkan, proses yang akan mengelola
input dan hasil output dari proses yang dijalankan. Diagram IPO sistem informasi
pembelian dan penjualan ini dapat dilihat pada gambar 2.
Pengguna aplikasi nantinya di Depo Galvalum terdapat tiga orang:
1. Pimpinan
Pimpinan menggunakan sistem untuk melakukan proses pembelian
barang ke pemasok, melihat ketersediaan stok barang, dan melihat
laporan-laporan.
2. Kepala Gudang
Kepala gudang menggunakan sistem untuk melakukan proses
penerimaan barang setelah proses pembelian dan membuat laporan-laporan.
3. Bagian penjualan
Bagian penjualan menggunakan sistem untuk melakukan proses
penjualan ke pelanggan dan membuat laporan-laporan.
Penjelasan dari diagram IPO pada gambar 3.5 sebagai berikut:
1. Modul maintenance data terdiri dari:
a. Maintenance Pelanggan (Digunakan untuk mengelola data pelanggan).
b. Maintenance Pemasok (Digunakan untuk mengelola data pemasok).
c. Maintenance Jenis Barang (Digunakan untuk mengelola data jenis barang).
d. Maintenance Merk Barang (Digunakan untuk mengelola data merk barang).
f. Maintenance Pengguna (Digunakan untuk mengelola data pengguna
aplikasi).
2. Modul Pembelian (Digunakan untuk mengelola data transaksi pembelian barang
ke pemasok).
3. Modul Penerimaan Barang (Digunakan untuk mengelola dan menerima barang
setelah proses pembelian).
4. Modul Penjualan (Digunakan untuk mengelola data transaksi penjualan barang
ke pembeli).
5. Modul Laporan terdiri dari:
a. Laporan pembelian (Informasi transaksi pembelian).
b. Laporan penjualan (Informasi transaksi penjualan).
c. Laporan stok barang (Informasi stok barang digudang).
d. Laporan history stok (Informasi history keluar masuknya barang).
e. Laporan stok opname (Informasi kecocokan data stok).
f. Laporan data penjualan berdasarkan merk barang (Informasi data penjualan
per periode sort berdasarkan merk barang yang laku).
g. Laporan data penjualan berdasarkan jenis (Informasi data penjualan per
periode sort berdasarkan jenis barang yang laku).
h. Laporan data penjualan berdasarkan ukuran (Informasi data penjualan per
26
Output
Daftar Data Pelanggan
Daftar Data Pemasok
Daftar Data Jenis Barang
Daftar Data Merk Barang
Daftar Data Barang
Daftar Data Pengguna
Surat PO Pembelian Barang
Nota Retur Pembelian Barang
Proses
Simpan Data Pelanggan
Simpan Data Pemasok
Simpan Data Jenis Barang
Simpan Data Merk Barang
Simpan Data Barang
Simpan Data Pengguna
Simpan Data Transaksi Pembelian
Simpan Data Transaksi Retur Pembelian Input
Data Pelanggan
Data Pemasok
Data Jenis Barang
Data Merk Barang
Data Barang
Data Pengguna
Data Barang, Data Pemasok
Data Barang, Data Pemasok
Fungsi data pelanggan
Memberikan data pemasok
Memberikan data Jenis barang
27 Ubah Data Stok Barang
Surat Jalan Penjualan dan Nota Penjualan
Nota Retur Penjualan
Laporan Pembelian
Laporan Penjualan
Laporan Stok
Laporan Histori Stok Simpan Data Stok
Barang
Simpan Data Penjualan
Simpan Data Retur Penjualan
Cetak Data Pembelian
Cetak Data Penjualan
Cetak/Lihat Data Stok
Cetak/Lihat Data Histori Stok Data Pembelian
Data Pelanggan, Data Barang
Data Pelanggan, Data Penjualan, Data Barang
Data Pembelian
Data Barang
Data Barang, Data Penjualan, Data Pembelian Penerimaan Laporan Stok
28
Output
Laporan Persentase Penjualan
Laporan Stok Opname
Proses
Cetak Data Persentase Penjualan
Cetak Data Stok Opname
Input
Data Barang, Data Penjualan, Data Pembelian
Data Pelanggan, Data Barang
Fungsi Penjualan
Membuat Laporan Stok Opname
Aktor
3.2. Perancangan Sistem
Perancangan sistem yang diawali dengan indentifikasi permasalahan dan
analisis permasalahan, serta pemecahannya sehingga menjelaskan tentang
langkah-langkah dari pembuatan rancang bangun sistem informasi persediaan barang pada
Depo Galvalum berbasis web. Mulai dari penjelasan jalannya sistem,
penggambaran tabel penyimpanan dan flow chart yang menggambarkan proses dari
sistem.
Urutan perancangan sistem adalah sebagai berikut:
1. System flow
2. HIPO
3. Data Flow Diagram (DFD)
4. Entity Relational Diagram (ERD)
5. Struktur Database
6. Desain Interface
7. Desain Input
8. Desain Output
9. Desain Uji Coba
Langkah-langkah perancangan sistem prosedur-prosedur diatas dijelaskan
pada sub berikut ini:
3.2.1. System Flow
30
A. System Flow Login
Gambar 3.6 menjelaskan tentang system flow login dimulai dari
pimpinan/kepala gudang/bagian penjualan yang memasukkan username dan
password pada form login. Jika login berhasil maka akan menampilkan menu utama
berdasarkan hak aksesnya masing-masing dan jika gagal maka akan muncul pesan
username/password salah.
Gambar 3. 6 Sysflow Login
Pengguna
Sistem
Mulai
Memasukkan
Username dan
Password
Pesan Gagal
Username/ Password Salah!
Selesai
Data Pengguna
1
Berhasil? 2
3 Menampilkan Menu
Utama sesuai hak akses Ya
B. System Flow Master
Gambar 3.7 menjelaskan tentang system flow master pemasok dan
pengguna dimulai dari pimpinan yang telah login dan memasukkan data pemasok
pada form master pemasok atau data pengguna pada form master pengguna.
Kemudian Gambar 3.8 menjelaskan tentang sysflow master pelanggan, jenis
barang, merk barang, dan barang dimulai dari bagian penjualan yang telah login dan
memasukkan data pada masing-masing form master yang sesuai dengan data
tersebut.
Gambar 3. 7 Sysflow Master Pemasok dan Pengguna
Pimpinan
Sistem
Mulai
Memasukkan Data Master
Menyimpan Data Pemasok
Pesan Berhasil Menyimpan
Selesai
Data Pemasok
Menyimpan Data
Pengguna Data Pengguna 1
Memilih Data Master?
Ya
32
Gambar 3. 8 Sysflow Master Pelanggan, Jenis, Merk, Dan Barang
C. System Flow Pembelian
Gambar 3.9 menjelaskan tentang system flow pembelian dimulai dari
pimpinan yang telah login dan melakukan pengecekan data stok barang. Kemudian
pimpinan menentukan barang yang akan dipesan ke pemasok pada sistem lalu
mencetak surat Purchase Order (PO). Surat PO akan diberikan ke kepala gudang
Bagian Penjualan
Sistem
Mulai
Memasukkan Data Master
Menyimpan Data Pelanggan
Pesan Berhasil Menyimpan
Selesai
Data Barang Data Pelanggan
Data Jenis Barang
Data Merk Barang Menyimpan Data
Jenis Barang
Menyimpan Data Merk Barang
Menyimpan Data Barang 3
Memilih Data Master?
Ya
untuk diteruskan ke pemasok. Selanjutkan barang yang datang dari pemasok akan
diterima oleh kepala gudang beserta satu surat jalan.
Gambar 3. 9 Sysflow Pembelian
Pimpinan
Sistem
Kepala Gudang
Pemasok
Mulai
Cek Stok Barang Data Barang
Menampilkan stok barang yang mencapai
minimal
Memilih barang yang akan diorder
Menyimpan data pembelian
Data Pembelian
Cetak Surat PO Surat PO
1
Surat PO 1
Data Barang Pesanan
Data Barang Pesanan Surat PO
Surat Jalan 3 rangkap
Surat Jalan 1
Selesai ROP
Data Detail Pembelian
Data Detail Penjualan
Data Retur Pembelian
Data Detail Retur Pembelian
Data Retur Penjualan
34
D. System Flow Penjualan
Pada gambar 3.10 menjelaskan tentang system flow penjualan dimulai dari
bagian penjualan login terlebih dahulu untuk melakukan proses transaksi penjualan,
sebelumnya bagian penjualan akan mengecek terlebih dahulu ketersediaan stok
barang yang dipesan. Jika tidak ada maka bagian penjualan akan memberitahukan
ke pelanggan barang kosong, dan jika ada maka bagian penjualan melanjutkan
proses penyimpanan data penjualan dan mencetak surat jalan tiga rangkap. Rangkap
ke dua diberikan ke pelanggan dan rangkap pertama akan diberikan ke kepala
gudang untuk proses keluarnya barang.
Selanjutnya pelanggan melakukan proses pembayaran ke bagian
penjualan. Bagian penjualan akan mengecek data penjualan pelanggan pada sistem
dan mencetak nota penjualan yang akan diberikan ke pelanggan. Jika pelanggan
melakukan pembayaran dengan uang muka maka akan diberikan nota penjualan
dengan keterangan belum lunas/kredit. Jika pelanggan langsung membayar dengan
lunas maka akan diberikan nota penjualan dengan keterangan lunas. Pelanggan
Gambar 3. 10 Sysflow Penjualan
Pelanggan Bagian Penjualan Sistem Kepala Gudang
Mulai
Input data penjualan
Mengecek Data
Persediaan Barang Data Barang
Stok=Ada?
Menyimpan data penjualan
Data Barang
Data Pelanggan
Data Penjualan
Mencetak Surat Jalan Surat Jalan 3
Surat Jalan 2
1
1
Cek Data Penjualan
Data Pelanggan
Data Penjualan
Pembayaran Lunas?
Data Pelanggan Data Penjualan
Nota Penjualan Lunas/Kredit
Selesai
2
Surat Jalan 1
Menampilkan Data Detail
Penjualan
Data Detail Penjualan 3
Surat Jalan 1
Surat Jalan 3
Surat Jalan 2
Surat Jalan 1 2
3
2
36
E. System Flow Laporan Pembelian
Pada gambar 3.11 menjelaskan tentang system flow pembuatan laporan
pembelian ditangani langsung oleh pimpinan yang telah login ke sistem dimana
sistem akan menampilkan data-data pembelian kemudian data pembelian tersebut
akan di tampilkan ke layar baik berupa tabel penjualan. Pimpinan bisa mencetak
laporan pembelian tersebut.
Gambar 3. 11 Sysflow Laporan Pembelian
Pimpinan
Sistem
Mulai
Menampilkan Data Pembelian
Data Pembelian
Mencetak Laporan pembelian dari data
yang ditampilkan
Laporan Pembelian Data pembelian
Selesai Membuat Laporan
Pembelian
Data Detail Pembelian
F. System Flow Laporan Penjualan
Pada gambar 3.12 menjelaskan tentang system flow pembuatan laporan
penjualan dimulai dari bagian penjualan yang masuk ke sistem kemudian sistem
akan menampilkan data-data penjualan, kemudian data penjualan akan ditampilkan
ke layar lalu bagian penjualan akan melakukan proses cetak laporan penjualan dan
akan diberikan ke pimpinan.
Gambar 3. 12 Sysflow Laporan Penjualan
Bagian Penjualan
Sistem
Pimpinan
Mulai
Membuat Laporan Penjualan
Data Penjualan
Mencetak Laporan penjualan dari data yang ditampilkan
Laporan Penjualan
Data penjualan Selesai
Laporan Penjualan Menampilkan Data
Penjualan
Data Detail Penjualan
38
G. System Flow Laporan Stok Barang/Histori Stok
Pada gambar 3.13 menjelaskan tentang pembuatan laporan stok
barang/histori stok barang, dimulai dari kepala gudang yang masuk ke sistem yang
akan menampilkan data-data stok barang/histori stok keluar masuknya barang ke
layar. Data stok barang tersebut akan di cetak oleh kepala gudang sebagai laporan
stok barang/histori stok barang yang akan diberikan ke pimpinan.
Gambar 3. 13 Sysflow Laporan Stok Barang/Histori Stok
Kepala Gudang
Sistem
Pimpinan
Mulai
Menampilkan Data Stok barang/Histori
Stok Barang
Data Pembelian
Mencetak Laporan Stok Barang/Histori Stok Barang dari
data yang ditampilkan
Laporan Stok Barang/Histori Stok Data Stok Barang/ Histori Stok Barang
Data Barang
Data Penjualan
Laporan Stok Barang/Histori Stok
Selesai Membuat Laporan
Stok barang/Histori Stok Barang
H. System Flow Stok Barang
Pada gambar 3.14 menjelaskan tentang system flow menambah stok barang
datang dimulai dari kepala gudang yang baru menerima barang dari proses
pembelian. Kepala gudang masuk ke sistem dan sistem akan menampilkan data
barang yang dipesan beserta stok yang ada di komputer, selanjutkan kepala gudang
akan memasukkan data stok barang dan stok barang akan bertambah.
Gambar 3. 14 Sysflow Stok Barang
Kepala Gudang
Sistem
Mulai
Memasukkan stok barang
Menampilkan Data Pembelian
Data Barang
Data Pembelian Barang
Update Stok Barang
Selesai
Data Barang Data Pembelian
Data Detail Pembelian
40
I. System Flow Laporan Data Penjualan Sort Barang
Pada gambar 3.15 menjelaskan tentang system flow pembuatan laporan
data penjualan sort barang dimulai dari bagian penjualan yang memilih data
merk/jenis/ukuran dan tanggal periode laporan dimana laporan data penjualan sort
barang bersadarkan merk/jenis/ukuran akan menampilkan data terlaku sampai
kurang laku selama periode yang ditentukan.
Gambar 3. 15 Sysflow Laporan Data Penjualan Sort Barang
Bagian Penjualan
Sistem
Pimpinan
Mulai
Data Merk
Mencetak Laporan Persentase
Laporan Persentase Penjualan
Selesai
J. System Flow Laporan Stok Opname
Pada gambar 3.16 menjelaskan tentang system flow pembuatan laporan
stok opname dimulai dari bagian penjualan atau kepala gudang yang memilih dan
menginputkan data barang yang akan dibuat laporan stok opname. Setalah itu
melakukan proses cetak laporan stok opname yang akan diberikan ke pimpinan.
Gambar 3. 16 Sysflow Laporan Stok Opname
Bagian Penjualan
Sistem
Pimpinan
Mulai
Data Merk Menampilkan Data
Barang
Laporan Stok
Opname
Data Barang
Laporan Stok Opname
Selesai
Membuat Laporan
Stok Opname Data Jenis
2/3
Input Data Barang Stok Opname
42
3.2.2. Hierarchy Input Output (HIPO)
Pada gambar 3.17 adalah Hierarchy Input Output (HIPO) dari rancang
bangun sistem informasi persediaan barang pada Depo Galvalum berbasis web.
Fungi dari HIPO adalah memberikan gambaran proses dan subproses yang ada.
3.2.3. Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) menggambarkan aliran data yang terjadi
dalam sistem yang akan dibangun.
A. Context Diagram
Context diagram pada gambar 3.18 merupakan gambaran aliran data
secara menyeluruh dari sistem yang dibuat. Context diagram ini digambarkan
dengan satu proses dan beberapa entitas baik internal entitas maupun ekternal
entitas, yang dihubungkan oleh aliran data, yang menjadi sumber data, baik sebagai
input maupun output yang dibutuhkan dalam sistem. Berikut context diagram pada
sistem yang akan dibangun.
Dari context diagram di bawah, dapat diuraikan menjadi diagram level 0
seperti pada gambar 3.19 Diagram level 0 tersebut memiliki beberapa proses yaitu
proses mengelola data master, proses sistem pembelian, proses sistem persediaan,
proses sistem penjualan, dan proses laporan. Pada gambar tersebut juga
digambarkan data store yang digunakan dalam sistem. Data store yang digunakan
adalah data store barang, pelanggan, jenis barang, pemasok, pengguna, transaksi
pembelian, transaksi detail pembelian, transaksi penjualan, transaksi detail
penjualan, transaksi retur pembelian, transaksi retur penjualan, penerimaan retur
44 Data Pelanggan
Informasi Stok
Data Penjualan
Data Merk Barang Data Jenis Barang Data Barang Data Pemasok
Data Retur Pembelian Data Retur Penjualan
Laporan Stok Opname Laporan Persentase
Laporan History Stok Laporan Stok Surat PO Pembelian Surat Jalan Penjualan Surat Jalan
Nota Retur
0
Rancang Bangun SI Persediaan Barang Pada DEPO GALVALUM Berbasis Web
45
[Informasi Stok]
Data Pemasok
Data Pemasok
Data Detail Retur Pembelian Data Detail Retur Penjualan
Data Penjualan
Data Retur Penjualan
Data Detail Penjualan
Data Penjualan Data M erk Barang Data Jenis Barang Data Pemasok
Data Barang Data M erk Barang Data Jenis Barang Data Pemasok
Data Barang
Data Retur Pembelian
[Data Retur Pembelian] [Data Retur Penjualan]
Data Pengguna
Data Pengguna
Data M erk
Data Pelanggan
Data Pemasok Data Jenis Barang
[Laporan Stok] [Laporan History Stok]
[Laporan Persentase] [Laporan Stok Opname]
[Laporan Penjualan] [Laporan Pembelian]
Informasi ROP
Data Detail Pembelian
Data Pembelian [Informasi Barang]
[Nota Penjualan]
Data Detail Pembelian
Data Pembelian Data Barang Data Detail Penjualan
Data Penjualan
Data Detail Penjualan Data Penjualan
Data Detail Pembelian Data Pembelian
[Surat Jalan Penjualan]
[Informasi Barang] [Informasi Stok]
[Surat PO Pembelian]
[Penerimaan Barang]
[Data Pembelian]
Pelanggan
Bagian Penj ualan
Kepala Gudang
Pimpinan
1 Pelanggan
1
Mengelola Data M aster
+
3 Jenis Barang
4 Merk Barang
5 Barang
6 Pengguna
1 Pelanggan
2 Pem asok
3 Jenis Barang 4 Merk Barang
5 Barang
7 Pem belian
8 Detail Pembelian
9 Penjualan
10 Detail Penjualan 9 Penjualan
10 Detail Penjualan
11 Retur Pembeliann 7 Pem belian
8 Detail Pembelian
5 Barang
13 Retur Penjualan
7 Pem belian 8 Detail Pembelian
Pemasok
6 Pengguna
5 Barang 9 Penjualan
10 Detail Penjualan 20 Detail Retur Penjualan
21 Pem beliannnDetail Retur
2 Pem asok
46
B. DFD Level 1 Mengelola Data Master
Dari diagram level 0, terdapat beberapa proses yang dapat diuraikan
hingga diagram level 1 yaitu mengelola data master. Seperti yang terdapat pada
gambar 3.20 pada gambar tersebut terdapat beberapa proses yaitu mengelola
barang, mengelola pemasok, mengelola jenis barang, mengelola pelanggan, dan
mengelola pengguna. Mengingat proses tersebut adalah bagian yang penting dalam
sistem, maka pihak yang dapat mengelola adalah bagian penjualan dan pimpinan.
Gambar 3. 20 DFD Level 1 Mengelola Data Master Data Pengguna
Data Barang
Data Pengguna Data Barang Data Merk Barang Data Jenis Barang
Data Pemasok
Data Merk Barang
Data Jenis Barang Data Pemasok
3 Jenis Barang
4 Merk Barang
5 Barang
Mengelola Jenis Barang
1.4
Mengelola Merk Barang
C. DFD Level 1 Transaksi Pembelian
Dapat dilihat pada gambar 3.21, yang merupakan DFD Level 1 subsistem
pembelian. Pada gambar tersebut terdapat 3 proses yaitu pemesanan barang,
penerimaan barang, dan pembayaran. Dua proses dilakukan oleh pimpinan dan satu
proses dilakukan oleh kepala gudang. Pemasok hanya menerima surat PO dan
memberi informasi.
Gambar 3. 21 DFD Level 1 Transaksi Pembelian
[Data Pemasok]
[Data Retur Pembelian] Data Pembelian
Data Detail Pembelian
Data Detail Retur Pembelian [Data Retur Pembelian] Data Pengguna
[Data Detail Pembelian] [Data Pembelian] [Data Barang]
[Surat PO Pembelian]
[Data Pembelian]
12 Detail Retur Pembelian
2.1
Transaksi Pembelian Barang
2.2
48
D. DFD Level 1 Transaksi Persediaan
Dapat dilihat pada gambar 3.22, merupakan DFD Level 1 subsistem
persediaan. Pada gambar tersebut terdiri dari 2 proses yaitu proses memasukkan
stok barang dan perhitungan ROP. Proses memasukan stok barang hanya
menginputkan stok barang yang masuk, sebelumnya melakukan pengecekan data
pembelian. Perhitungan ROP untuk menentukan titip pemesanan kembali setiap
barang. Semua proses ini dilakukan oleh kepala gudang.
Gambar 3. 22 DFD Level 1 Transaksi Persediaan Data Detail Pembelian
Data Pembelian [Data Pemasok]
[Data Penjualan]
[Data Detail Penjualan]
Data Barang Data Pengguna
[Data Barang]
[Informasi ROP]
[Data Detail Pembelian]
[Data Pembelian]
Memasukkan St ok Barang
3.2
Perhitungan ROP
9 Penjualan
7 Pembelian
8 Detail
Pembelian 10 Detail Penjualan
5 Barang
E. DFD Level 1 Transaksi Penjualan
Dapat dilihat pada gambar 3.23 merupakan DFD Level 1 subsistem
penjualan. Pada gambar tersebut terdiri dari 3 proses yaitu transaksi penjualan,
pencatatan penjualan, dan pembayaran. Semua proses tersebut dilakukan oleh
bagian penjualan. Pelanggan hanya melakukan pembelian dan menerima surat jalan
beserta nota penjualan, dan kepala gudang hanya menerima surat jalan penjualan.
Gambar 3. 23 DFD Level 1 Transaksi Penjualan
[Informasi Stok] [Data Detail Retur Penjualan]
[Data Penjualan] [Data Retur Penjualan]
Data Barang
Data Detail Penjualan Data Penjualan
Data Pengguna [Data Pengguna]
[Data Retur Penjualan]
[Nota Penjualan]
[Informasi Barang] Data Pelanggan
[Surat Jalan Penjualan]
[Data Detail Penjualan] [Data Penjualan]
10 Detail Penjualan 13 Retur Penjualan
4.1
Transaksi Penjualan 4.2
Transaksi Retur Penjualan
6 Pengguna 20 Detail Retur
50
[Data Jenis Barang] [Data Merk]
Data Detail Stok Opname Data Stokopname
Data Barang
Data Barang
Data Detail Pembelian Data Pembelian
Data Barang [Data Barang]
Laporan Penjualan
Laporan History Stok Laporan Persentase Penjualan Laporan Stok Opname
Laporan Stok Barang Laporan Pembelian
Data Detail Penjualan Data Penjualan
Data Detail Penjualan Data Penjualan
[Data Detail Penjualan] [Data Penjualan] [Data Detail Pembelian]
[Data Pembelian]
Laporan Stok Barang
5.2
Laporan Penjualan
5.4
Laporan Histori Stok
Laporan Stok Opname
8 PembeliDetail
3.2.4. Entity Relational Diagram (ERD)
ERD merupakan suatu desain sistem yang digunakan untuk
merepresentasikan, menentukan serta mendokumentasikan akan
kebutuhan-kebutuhan sistem dalam pemrosesan database. ERD menyediakan bentuk untuk
menunjukkan struktur keseluruhan dari data yang dibutuhkan oleh sistem.
Dalam ERD data-data tersebut digambarkan dengan menggambarkan
simbol entity. Dalam perancangan sistem ini terdapat beberapa entity yang saling
terkait untuk menyediakan data-data yang dibutuhkan oleh sistem.
A. Conceptual Data Model (CDM)
Sebuah CDM memaparkan relasi-relasi atau hubungan antar tabel dan
menggambarkan secara keseluruhan konsep struktur basis data yang dirancang
untuk suatu aplikasi. Pada CDM telah didefinisikan kolom mana yang menjadi
primary key. CDM dari Sistem Informasi Persediaan Barang dapat dilihat pada
gambar 3.25.
B. Physical Data Model (PDM)
PDM merupakan hasil generate dari CDM yang menggambarkan secara
detil konsep rancangan struktur basis data yang dirancang untuk pembuatan sistem.
PDM berisikan tabel-tabel penyusun basis data beserta field-field yang terdapat
52 PELANGGAN PENJUALAN
DETAIL PENJUALAN
DETAIL PENJUALAN PRODUK JENIS PRODUK BARANG
DETAIL PEMBELIAN PRODUK DETAIL PEMBELIAN
DETAIL RETUR JUAL BARANG DETAIL STOKOPNAME BARANG
DETAIL STOKOPNAME
<pi> Variable characters (10) Variable characters (15) Variable characters (10) Variable characters (20)
<M>
<pi> Variable characters (10) Variable characters (50) Variable characters (100) Variable characters (15) Variable characters (20)
<M>
<pi> Variable characters (10) Date
Variable characters (20) Integer
<pi> Variable characters (10) Variable characters (50)
<M>
<pi> Variable characters (10) Variable characters (50) Variable characters (10) Integer Integer Integer Integer Integer Variable characters (10) Integer Variable characters (10) PEMBELIAN
<pi> Variable characters (10) Date
Variable characters (10) Date
Variable characters (10) Integer
<pi> Variable characters (10) Variable characters (20) Date
Variable characters (20) <M> Variable characters (10) Integer
<pi> Variable characters (10) Variable characters (50) Variable characters (100) Variable characters (20) Variable characters (20)
<M>
<pi> Variable characters (10) Variable characters (20) Date
Integer Variable characters (15)
<M>
Identifier_1 <pi> MERK ID_MERK
NAMA_MERK
<pi> Variable characters (10) Variable characters (20)
<M>
Variable characters (10) <M> Identifier_1 <pi> Variable characters (10)
53 ID_PELANGGAN = ID_PELANGGAN
NO_PENJUALAN = NO_PENJUALAN
ID_BARANG = ID_BARANG ID_JENIS = ID_JENIS
ID_BARANG = ID_BARANG NO_PEMBELIAN = NO_PEMBELIAN ID_PEMASOK = ID_PEMASOK
NO_PEMBELIAN = NO_PEMBELIAN
NO_PENJUALAN = NO_PENJUALAN ID_MERK = ID_MERK
NO_RETUR_PEMBELIAN = NO_RETUR_PEMBELIAN NO_RETUR_PENJUALAN = NO_RETUR_PENJUALAN
ID_BARANG = ID_BARANG
ID_BARANG = ID_BARANG ID_BARANG = ID_BARANG
NO_STOKOPNAME = NO_STOKOPNAME PENGGUNA
54
3.2.5. Struktur Tabel
Dari PDM yang sudah dibentuk, dapat disusun struktur basis data yang
nantinya akan digunakan untuk menyimpan data yang diperlukan yaitu:
1 Tabel Master Pemasok
Primary Key : ID_PEMASOK Foreign Key : -
Fungsi : Menyimpan Data Pemasok.
Tabel 3. 2 Tabel Master Pemasok
Nm Kolom Tipe Data Panjang
Keterangan
PK FK Tabel Asal
ID_PEMASOK VARCHAR 10
NAMA_PEMASOK VARCHAR 50
ALAMAT_PEMASOK VARCHAR 100
NO_TELP VARCHAR 20
NO_REKENING VARCHAR 20
2 Tabel Master Pengguna
Primary Key : ID_PENGGUNA Foreign Key : -
Fungsi : Menyimpan Data Pengguna Aplikasi. Tabel 3. 3 Tabel Master Pengguna
Nm Kolom Tipe Data Panjang
Keterangan
PK FK Tabel Asal
ID_PENGGUNA VARCHAR 10
NAMA_PENGGUNA VARCHAR 10
USERNAME VARCHAR 15
PASSWORD VARCHAR 10
Nm Kolom Tipe Data Panjang
Keterangan
PK FK Tabel Asal
DIVISI VARCHAR 10
3 Tabel Master Barang
Primary Key : ID_BARANG
Foreign Key : ID_MERK, ID_JENIS Fungsi : Menyimpan Data Barang.
Tabel 3. 4 Tabel Master Barang
Nm Kolom Tipe Data Panjang
Keterangan
PK FK Tabel Asal
ID_BARANG VARCHAR 10
ID_MERK VARCHAR 10 MERK
ID_JENIS VARCHAR 10 JENIS_BARANG
NAMA_BARANG VARCHAR 50
UKURAN DECIMAL -
KETERANGAN VARCHAR 10
4 Tabel Master Pelanggan
Primary Key : ID_PELANGGAN Foreign Key : -
56
Tabel 3. 5 Tabel Master Pelanggan
Nm Kolom Tipe Data Panjang
Keterangan
PK FK Tabel Asal
ID_PELANGGAN VARCHAR 10
NAMA_PELANGGAN VARCHAR 50
ALAMAT VARCHAR 20
NO_TELP VARCHAR 15
KETERANGAN VARCHAR 15
5 Tabel Master Jenis Barang
Primary Key : ID_JENIS Foreign Key : -
Fungsi : Menyimpan Data Jenis Barang. Tabel 3. 6 Tabel Master Jenis Barang
Nm Kolom Tipe Data Panjang
Keterangan
PK FK Tabel Asal
ID_JENIS VARCHAR 10
NAMA_JENIS VARCHAR 50
6 Tabel Master Merk
Primary Key : ID_MERK Foreign Key : -
Fungsi : Menyimpan Data MERK.
Tabel 3. 7 Tabel Master Merk
Nm Kolom Tipe Data Panjang
Keterangan
PK FK Tabel Asal
ID_MERK VARCHAR 10
7 Tabel Transaksi Pembelian
Primary Key : NO_PEMBELIAN
Foreign Key : NO_RETUR_PEMBELIAN, ID_PEMASOK Fungsi : Menyimpan Data Pembelian.
Tabel 3. 8 Tabel Transaksi Pembelian
Nm Kolom Tipe Data Panjang
Keterangan
PK FK Tabel Asal
NO_PEMBELIAN VARCHAR 10
ID_PEMASOK VARCHAR 10 PEMASOK
8 Tabel Transaksi Detail Pembelian
Primary Key : -
Foreign Key : NO_PEMBELIAN, ID_BARANG Fungsi : Menyimpan Data Detail Pembelian.
Tabel 3. 9 Tabel Transaksi Detail Pembelian
Nm Kolom Tipe Data Panjang
Keterangan
PK FK Tabel Asal
NO_PEMBELIAN VARCHAR 10 PEMBELIAN
ID_BARANG VARCHAR 10 BARANG
KUANTITAS_ PEMBELIAN
INT -
58
9 Tabel Retur Beli
Primary Key : NO_RETUR_PEMBELIAN Foreign Key : ID_BARANG, NO_PEMBELIAN Fungsi : Menyimpan Data Retur Beli.
Tabel 3. 10 Tabel Retur Beli
Nm Kolom Tipe Data Panjang
NO_PEMBELIAN VARCHAR 10 PEMBELIAN
KETERANGAN_
10 Tabel Detail Retur Beli
Primary Key : -
Foreign Key : NO_RETUR_PEMBELIAN, ID_BARANG Fungsi : Menyimpan Data Detail Retur Beli.
Tabel 3. 11 Tabel Detail Retur Beli
Nm Kolom Tipe Data Panjang
11 Tabel Transaksi Penjualan
Primary Key : NO_PENJUALAN Foreign Key : ID_PELANGGAN
Fungsi : Menyimpan Data Penjualan
Tabel 3. 12 Tabel Transaksi Penjualan
Nm Kolom Tipe Data Panjang
Keterangan
PK FK Tabel Asal
NO_PENJUALAN VARCHAR 10
ID_PELANGGAN VARCHAR 10 PELANGGAN
TANGGAL_JUAL DATE -
12 Tabel Transaksi Detail Penjualan
Primary Key : -
60
Tabel 3. 13 Tabel Transaksi Detail Penjualan
Nm Kolom Tipe Data Panjang
Keterangan
PK FK Tabel Asal
ID_BARANG VARCHAR 10 BARANG
NO_PENJUALAN VARCHAR 10 PENJUALAN
KUANTITAS INT -
13 Tabel Retur Jual
Primary Key : NO_RETUR_PENJUALAN
Foreign Key : NO_PERMINTAAN_RETUR_JUAL, NO_PENJUALAN, ID_BARANG
Fungsi : Menyimpan Data Retur Penjualan. Tabel 3. 14 Tabel Retur Penjualan
Nm Kolom Tipe Data Panjang
NO_PENJUALAN VARCHAR 10 PENJUALAN
KTR_RETUR VARCHAR 20
TANGGAL_RETU R_JUAL
DATE
TOTAL INT -
14 Tabel Detail Retur Jual
Primary Key : -
Fungsi : Menyimpan Data Detail Retur Jual. Tabel 3. 15 Tabel Detail Retur Jual
Nm Kolom Tipe Data Panjang
Foreign Key : ID_BARANG
Fungsi : Menyimpan Data Stok. Tabel 3. 16 Tabel Stok
Nm Kolom Tipe Data Panjang
16 Tabel Stok Opname
Primary Key : NO_STOKOPNAME Foreign Key : -
62
Tabel 3. 17 Tabel Stok Opname
Nm Kolom Tipe Data Panjang
Keterangan
PK FK Tabel Asal
NO_STOKOPNA ME
VARCHAR 10
TGL_OPNAME DATE -
17 Tabel Detail Stok Opname
Primary Key : -
Foreign Key : NO_STOKOPNAME, ID_BARANG
Fungsi : Menyimpan Data Stokopname. Tabel 3. 18 Tabel Detail Stok Opname
Nm Kolom Tipe Data Panjang
Keterangan
PK FK Tabel Asal
ID_BARANG VARCHAR 10 BARANG
NO_
STOKOPNAME
VARHCAR - STOKOPNAME
STOK_ KOMPUTER
INT -
STOK_NYATA INT -
SELISIH INT -