• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan Tugas Akhir dan saran-saran yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang berarti bagi semua klub golf yang ada dan juga untuk STIKOM Surabaya.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Informasi

Sistem informasi secara umum memiliki tiga kegiatan utama, yaitu menerima data sebagai masukan/input, kemudian memprosesnya dengan penggabungan unsur data dan akhirnya memperoleh informasi/output.

(Jogiyanto,HM,1990)

Sistem Informasi Manajemen berfungsi untuk mengelola suatu sistem dengan penerapan manajemen yang baik sehingga menghasilkan suatu informasi yang dibutuhkan. Data-data yang sudah terkumpul kemudian diproses secara matang sehingga akan dihasilkan informasi yang baik. Informasi yang dikeluarkan berupa laporan-laporan yang lengkap seputar data yang ada dan melalui beberapa proses sistem informasi, seperti pengumpulan data, pemrosesan data dan sampai menghasilkan suatu output data yang diinginkan sesuai dengan tujuan akhir dari sistem informasi yang dikerjakan. (Raymond Mc.Cleod,Jr.,1996)

Namun komputer sebagai suatu sarana penunjang memiliki pula keterbatasan, karena hanya berfungsi sebagai pengolah data berdasarkan program atau instruksi yang diberikan. Dalam hal ini peranan manusia masih tetap penting yaitu sebagai pengendali atas pengolahan data yang dilakukan komputer.

2.2. Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem yang dibuat untuk membantu seorang manajer dalam memutuskan suatu masalah berdasarkan informasi-informasi yang telah diinputkan. Diharapkan dengan adanya sistem

pendukung keputusan ini, maka keputusan yang dihasilkan dapat lebih tepat serta dapat dipertanggungjawabkan.

Suatu sistem pendukung keputusan haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Harus lebih ditekankan pada keputusan yang belum terstruktur sepenuhnya.

b. Harus dapat digunakan oleh manajer dalam semua level dan membantu

terjadinya integrasi antar level apabila diperlukan.

c. Harus dapat menangani semua model keputusan.

d. Harus mampu menangani semua fase dalam proses pembuatan keputusan.

e. Harus mampu menangani proses pengambilan keputusan yang bervariasi,

tetapi tidak saling berhubungan satu sama lain.

f. Harus mudah digunakan.

(Sprague, Jr.,Ralph H. & Hugh J. Watson, 1986)

2.3. Metode Regresi Linier

Regresi Linier adalah salah satu metode yang termasuk dalam metode peramalan kuantitatif, yang mengasumsikan bahwa hubungan dasar tersebut bersifat linier. Dalam metode ini terdapat sebuah hubungan di mana Y, item yang ingin diramal, merupakan fungsi linier dari X, variable independen. Hubungan tersebut dapat dituliskan sebagai :

Y= a + bX

Sebagaimana diketahui, bentuk di atas adalah bentuk umum untuk setiap

hubungan linier. Misalkan nilai X adalah 0, maka Y akan memiliki nilai a. Jadi a

Pada peramalan yang terdapat pada system pendukung keputusan ini, nilai

X merupakan waktu atau periode peramalan, nilai a merupakan jumlah member

saat ini, sedangkan nilai b adalah nilai rata-rata pertambahan member setiap

tahun.(Makridakis, Spyros, Steven C. Wheelwright, & Victor E. McGee, 1999)

2.4. Analisis dan Perancangan Sistem

Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum tahap perancangan sistem. Langkah-langkah dasar dalam melakukan analisa sistem antara lain :

a. Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah.

b. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

c. Analyze, yaitu menganalisa sistem.

d. Report, yaitu membuat laporan hasil analisa.

(Jogiyanto, HM, 1990)

2.5. Sistem Flowchart

Bagan alur atau flowchart adalah bagan yang menunjukkan alur atau flow dalam program ataupun prosedur sistem secara fisik. Bagan alur digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan dokumentasi. Bagan alur sistem

digambar dengan menggunakan simbol-simbol yang tampak antara lain berikut ini:

Simbol dokumen, menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual atau komputer.

Simbol proses, menunjukkan kegiatan proses dari operasi komputer Simbol penghubung, menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau ke halaman lain.

Simbol garis alur, menunjukkan arus dari proses.

Simbol inputan keyboard, menunjukkan data yang diinputkanmelalui Keyboard.

Simbol proses manual, menunjukkan kegiatan yang masih diproses secara manual.

Simbol data file, menunjukkan tempat penyimpanan data.

Gambaran ini menunjukkan proses jalannya alur informasi di bagian yang akan dibahas dan dikembangkan lebih lanjut. (Jogiyanto, HM, 1990)

2.6. Data Flow Diagram ( DFD )

Pada tahap analisis dan perancangan sistem, penggunaan notasi dapat membantu komunikasi dengan pemakai/user sistem untuk memahami sistem tersebut secara logika. Diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem ini dikenal dengan nama Diagram Arus Data (Data Flow Diagram).

DFD sering digunakan untuk menggambarkan arus data suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika, tanpa

mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan.

Beberapa simbol yang digunakan dalam DFD adalah :

Simbol External Entity, Sistem akan menerima input dan menghasilkan ouput untuk external entity. Sistem dapat berupa orang, organisasi atau lainnya.

Simbol Arus Data, dimana simbol tersebut dapat mempunyai satu arah saja atau dua arah sekaligus. Arus data ini mengalir di antara proses, simpanan data dan kesatuan luar.

Simbol Proses, Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari suatu hasil arus data yang masuk ke dalam suatu proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.

Simbol data store, dapat berupa sebagai berikut : suatu file atau basis data di sistem komputer, suatu arsip atau catatan manual, suatu tabel , suatu agenda atau buku. (Henry & Lucas, 1997)

2.7. Entity Relational Diagram ( ERD )

Entity relationship diagram adalah gambaran pada sistem dimana didalamnya terdapat hubungan antara entity beserta relasinya. Entity merupakan sesuatu yang ada dan terdifinisikan di dalam suatu organisasi, dapat abstrak dan nyata. Untuk setiap entity biasanya mempunyai attribute yang merupakan ciri

entity tersebut. Sedangkan relasi adalah hubungan antar entity yang berfungsi sebagai hubungan yang mewujudkan pemetaan antar entity.

Simbol – simbol yang digunakan dalam Entity Relational Diagram adalah :

a. Entity

b. Relasi

c. Associative entity

d. Week Entity

Hubungan antar file-file merupakan pemetaan antara 2 buah himpunan data, hubungan ini bisa bersifat :

a. One to one

Hubungan antara file satu dengan file lainnya adalah satu berbanding satu. b. One to many

Hubungan antara file satu dengan yang lainnya adalah hubungan satu berbanding banyak.

c. Many to many

Hubungan antar file, dimana hubungannya adalah banyak berbanding banyak. (Harianto, K,1994)

2.8. Basis Data Dan Normalisasi

Basis Data merupakan suatu kumpulan file yang berhubungan satu sama lain, yang terorganisasi sehingga memungkinkan sebuah program aplikasi atau lebih dapat mengolah data tersebut, tanpa perlu memperhatikan penyimpanan secara fisik.

Suatu Basis Data memuat suatu kumpulan data dan suatu Basis Data dapat dibayangkan sebagai gudang informasi, yang mempunyai organisasi penyimpanan dan pengambilan yang rapi dan terorganisasi.

Basis Data dibentuk dari kumpulan file. File di dalam pemrosesan aplikasi dapat dikategorikan dalam beberapa tipe, yaitu :

a. File Induk (File Master), yang dibedakan lagi menjadi : a.1. File induk acuan

a.2. File induk dinamik b. File Transaksi (Transaction File) c. File Laporan (Report File) d. File Sejarah (History File) e. File Pelindung (Back Up File)

Organisasi file dan pengaksesan file dapat dipandang secara terpisah tetapi pembahasan mengenai organisasi menyangkut keduanya, yaitu :

a. Sequential File (File urut) merupakan file dengan organisasi urut dengan pengaksesan secara urut.

b. Indexed Sequential File merupakan file dengan organisasi urut dengan pengaksesan secara langsung.

Untuk tahap perancangan database secara umum, langkah-langkah yang dilakukan adalah :

a. Menentukan kebutuhan file database untuk sistem baru b. Menentukan parameter dari file database, meliputi :

b.1. Tipe File b.2. Media File b.3. Organisasi File b.4. Field kunci dari File (Jogiyanto,HM,1990)

Untuk merancang model data logika berbasis record, dalam hal ini model data relational maka dibutuhkan teknik tertentu. Teknik tersebut adalah teknik normalisasi.

Proses Normalisasi merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entiti dan relasinya. Bila ada kesulitan saat pengelompokan tersebut, maka relasi dipecah menjadi beberapa tabel lagi atau sampai mendapat basis data yang optimal. Pada bahasan ini dilakukan normalisasi basis data, dengan maksud supaya tidak terjadi redudancy/kerancuan data. Ada beberapa tahap dalam normalisasi yaitu

a. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

b. Bentuk Normal Kesatu (First Normal Form/1NF)

Bentuk normal kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam file datar/rata, data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dari

field berupa atomic value. Tidak ada set atribut yang berulang atau atribut bernilai ganda.

c. Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form/2NF)

Bentuk ini mempunyai syarat bahwa data telah memenuhi kriteria bentuk 1NF. Sehingga unutk membentuk 2NF haruslah sudah ditentukan kunci field. Kunci field harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya. d. Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form/3NF)

Untuk menjadi bentuk 3NF maka relasi harus sudah dalam bentuk 2NF dan semua atribut bukan primer tidak punya hubungan yang transitif.

14

BAB III

METODE PENELITIAN / PERANCANGAN SISTEM

3.1. Metode Penelitian

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka langkah-langkah metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :

3.1.1. Wawancara

Untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat, maka penulis melakukan wawancara langsung dengan pengelola dari salah satu klub golf yang ada di Surabaya. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa selama ini pada klub golf telah menggunakan komputer yaitu dengan Microsoft Word untuk mengetik dan Microsoft Excel untuk membuat table sebagai laporan. Tetapi belum pernah dibuat suatu program tersendiri yang khusus menangani permasalahan klub golf ini.

3.1.2. Studi pustaka

Sebagai tambahan informasi mengenai klub golf dan fasilitasnya, penulis mempelajari beberapa literatur mengenai klub golf dan permasalahannya serta dari buku tahunan klub golf.

3.1.3. Analisis sistem

Setelah mendapatkan informasi yang cukup, maka penulis menganalisa sistem yang akan dibuat secara detail. Analisa yang dilakukan di sini adalah mulai dari mengidentifikasi permasalahan yang ada disimpulkan bahwa sistem yang digunakan terlalu rumit dan tidak efisien. Karena untuk satu proses yang dapat diselesaikan oleh satu orang membutuhkan lebih dari dua orang. Selain itu kinerja

15

sistem ini menyulitkan pemain. Di mana untuk mendaftar, menyewa caddie dan menyewa barang seorang pemain harus berpindah-pindah tempat karena ditangani lebih dari satu orang.

Langkah kedua yaitu memahami sistem yang saat ini sedang diterapkan lalu selanjutnya dari analisa tersebut disimpulkan bahwa sistem ini memerlukan 11 tabel serta 28 form untuk dapat menghasilkan suatu sistem informasi sekaligus sistem pendukung keputusan yang baik.

3.1.4. Desain sistem

Dari analisis yang dibuat, penulis menyusun desain sistem yang akan menjadi dasar dari programming nantinya. Desain-desain tersebut dibahas lebih lanjut dalam sub bab Perancangan Sistem.

3.1.5. Programming

Tahap selanjutnya yang dilakukan setelah desain sistem yaitu programming, yaitu pengimplementasian desain sistem ke dalam bentuk bahasa pemrograman.

3.1.6. Validasi sistem

Tahap paling akhir yang harus dilakukan setelah programming selesai sepenuhnya adalah validasi sistem, yaitu pengujian sistem yang telah dibuat.

3.2. Perancangan Sistem 3.2.1. Sistem lama

Sistem lama yang diterapkan pada klub golf dimulai dari seorang calon anggota yang ingin mendaftar sebagai member dari sebuah klub, maka ia harus

16

mengisi sebuah form pendaftaran member baru. Setelah itu data akan diberikan kepada bagian keuangan yang untuk selanjutnya akan membuat Tanda Pembayaran Calon Anggota Baru (TPCA). Di mana pada TPCA ini diberikan daftar kewajiban pembayaran administrasi yang harus dibayarkan oleh setiap calon anggota baru.

Setelah menerima dan melunasi kewajiban administrasinya, barulah bagian keuangan membuat kwitansi tanda terima rangkap tiga, di mana lembar pertama untuk diserahkan kepada calon member, rangkap kedua untuk bagian administrasi, serta bagian ketiga untuk dijadikan arsip. Kwitansi rangkap kedua yang diserahkan kepada bagian administrasi tadi bersama dengan data member agar bagian administrasi dapat segera membuat kartu anggota.

Selanjutnya data member yang diterima oleh bagian administrasi diserahkan lagi kepada sekretaris untuk dijadikan arsip berdasarkan nomor anggota, dan selanjutnya beserta data member yang lain dibuat menjadi laporan member sebagai sistem informasi untuk direktur klub itu Sedangkan kartu anggota yang telah dibuat oleh bagian administrasi diserahkan kepada calon anggota tadi sebagai tanda bahwa orang tersebut telah menjadi member resmi dari klub golf tersebut.

Apabila anggota tersebut ingin main golf, maka ia harus menunjukkan kartu anggotanya terlebih dahulu ke bagian front desk. Di sini akan ditanyakan apakah member tersebut ingin menggunakan jasa caddie atau tidak. Jika ya, maka bagian front desk akan membuatkan caddie fee rangkap dua. Bagian pertama diserahkan kepada caddie yang ditunjuk sebagai bukti kerja dari caddie tersebut

17

yang nantinya digunakan oleh caddie untuk mengambil upahnya dari bagian keuangan, sedangkan rangkap kedua diproses lagi untuk dibuat green fee.

Green fee dibuat oleh bagian front desk rangkap tiga. Bagian pertama diberikan kepada member sebagai nota pembayaran, bagian kedua diberikan kepada bagian keuangan sebagai salinan, dan bagian ketiga diberikan kepada sekretaris bersama dengan rangkap kedua dari caddie fee agar sekretaris dapat membuat laporan transaksi per bulan yang akan diserahkan kepada direktur klub golf.

Setelah member menerima green fee dari front desk, maka ia harus membayar sejumlah yang tertera pada green fee kepada bagian keuangan. Dengan begitu member tersebut sudah berhak untuk masuk area golf. Selanjutnya jika member ingin melakukan persewaan sarana ataupun prasarana golf, ia harus menghubungi bagian persewaan dan mengisi form sewa yang diberikan oleh bagian persewaan. Form sewa ini rangkap dua dan berisikan tentang apa saja yang akan disewa oleh member. Setelah diisi, rangkap pertama diberikan kepada bagian keuangan agar dibuatkan nota sewa, sedangkan salinannya diberikan kepada bagian persewaan untuk diarsipkan.

Nota sewa yang dibuat oleh bagian keuangan adalah rangkap dua, di mana bagian pertama diberikan kepada member, dan salinannya dibuat sebagai arsip berdasarkan nomor nota. Setelah menerima nota sewa dari bagian keuangan, member tersebut harus membayar sejumlah yang tertera pada nota kepada bagian keuangan. Proses selanjutnya setelah bagian keuangan menerima pembayaran dari member, barulah menghubungi bagian persediaan barang untuk segera menyiapkan barang-barang yang disewa oleh member tadi. Bagian persediaan

18

barang harus langsung menyerahkan barang-barang yang disewa kepada member untuk digunakan.

Apabila seorang member telah selesai main golf di lapangan, maka akan dberi pertanyaan, apakah tadi menyewa barang atau tidak ? Jika tidak, member tersebut boleh langsung pulang. Tetapi jika ya, maka barang harus dikembalikan lagi ke bagian persediaan barang yang selanjutnya akan mengecek apakah barang lengkap atau tidak. Jika tidak, member harus langsung mengembalikan semua barang yang disewanya hari itu juga. Tetapi jika sudah lengkap, bagian persediaan barang akan membuatkan bukti sewa rangkap tiga. Bagian pertama untuk diserahkan sebagai bukti kepada member, bagian kedua untuk diserahkan kepada sekretaris, dan bagian ketiga untuk disimpan sebagai arsip. Bagian sekretaris, setelah menerima bukti sewa dari bagian persediaan barang selanjutnya dapat membuat laporan sewa tiap bulan yang akan diserahkan kepada direktur klub golf pada setiap akhir bulan. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.1.

3.2.2. Perancangan sistem baru

Dapat pembaca lihat bagaimana rumitnya sistem lama yang dilaksanakan pada sebuah klub golf. Hal itu dapat dikatakan boros dalam hal tenaga dan waktu. Seorang member harus menghabiskan waktu yang cukup lama hanya untuk membayar green fee, ataupun hanya untuk menyewa fasilitas dari klub golf tersebut.

Selanjutnya dapat dibandingkan dengan sistem perancangan baru yang telah terkomputerisasi seperti pada gambar 3.2.

Pada perancangan sistem yang baru semua data terkomputerisasi. Sehingga proses apapun yang akan dilakukan dapat dilakukan oleh semua bagian dengan

19

id_member sebagai keynya. Dan sebagai tambahan, tidak hanya laporan member, laporan transaksi dan laporan sewa yang dihasilkan sebagai output, tetapi juga sistem peramalan jumlah anggota dalam periode tertentu dan sistem pendukung keputusan perekrutan caddie baru dan penambahan fasilitas klub golf.

Gambar 3.1. Sistem Lama (Manual)

MEMBER KEUANGAN ADMINISTRASI FRONT DESK SEKRETARIS CADDIE PERSEWAAN PERSEDIAAN BRG DIREKTUR

MULAI ISI FORM DATA MEMBER DATA MEMBER BUAT TPCA TPCA TPCA BAY AR TERI MA BUAT KWIT ANSI KWIT ANSI KWIT ANSI KWIT ANSI D KWIT ANSI DATA MEMBER KWITA NSI BUAT KA KA KA TUNJ UKKA N KA KA BUTUH CADDIE ? BUAT CF Y T CF CF BUA T GF GF GF GF GF GF BAYA R GF TER IMA DATA MEMBER N BUAT LAP MEMB ER LAP MEMBER LAP MEMBER CF CF GF SEWA ? FORM SEWA KOSONG ISI FORM SEWA FORM SEWA FORM SEWA FORM SEWA FORM SEWA D BUAT NOTA SEWA N NOTA SEWA BAY AR TERI MA Y T NOTA SEWA NOTA SEWA SIAP KAN BRG SERA HKAN BRG D D BRG DIPA KAI KEMBA LIKAN BRG MAIN GOLF TADI SEWA ? CEK BRG BUAT LAP TRANS LAP TRANS LAP TRANS LENGKAP ? BUAT BUKTI SEWA BUKTI SEWA BUKTI SEWA BUKTI SEWA D BUKTI SEWA BUKTI SEWA BUAT LAPORA N SEWA LAP. SEWA SELESAI Y T Y T Keterangan :

TPCA : Tanda Pembayaran Calon Anggota KA : Kartu Anggota CF : Caddie Fee GF : Green Fee CF Hitung Pemba yaran Caddie Mengg aji Caddie Teri ma Gaji

20

Gambar 3.2. Perancangan Sistem Baru ( Komputer)

3.2.3 Data flow diagram

DFD merupakan perangkat yang digunakan pada metodologi pengembangan

sistem yang terstruktur. DFD dapat menggambarkan seluruh kegiatan-kegiatan yang terdapat pada sistem secara jelas, selain itu DFD juga mampu menggambarkan komponen-komponen dan aliran-aliran data antar komponen yang terdapat pada sistem yang akan dikembangkan.

Data Trans_Sewa Data

Kel_Caddie Data PGI Data

Golongan

Data Fasilitas

Data

Member Data Caddie

Data Caddie Fee Data Green Fee Input Data PGI Input Data Green Fee Input Data Trans_Sewa Input Data Caddie Fee Input Data Caddie Input Data Member Input Data Fasilitas Input Data Kel_Caddie Input Data Golongan Proses Data PGI Proses Data Caddie Fee Proses Data Green Fee Proses Data Golongan Proses Data Kel_Caddie Proses Data Trans_Sewa Proses Data Member Proses Data Caddie Proses Data Fasilitas

PGI Golongan Kel_ Caddie

Caddie Fasilitas Caddie Fee Green Fee Member Master Sewa Detil Sewa Pembuatan Laporan Sewa Laporan Sewa Pembuatan Laporan Transaksi Laporan Transaksi Proses Pembuatan Pendukung Keputusan Perekrutan Caddie Baru Pembuatan Laporan Member Laporan Member Peramalan Jumlah Member dalam Periode Tertentu Proses Pembuatan Pendukung Keputusan Pembelian Barang Sewa Jumlah Member Dalam Satu Periode

Sistem Flow Terkomputerisasi Data Pemain Input Data Pemain Proses Data Pemain Data Pemain Jumlah Member Dalam Periode Tertentu Pendukung Keputusan Perekrutan Caddie Baru Pendukung Keputusan Pembelian Barang Sewa

21

Untuk mengembangkan sistem maintenance pada suatu klub golf, maka DFD yang diperlukan adalah sebagai berikut:

A. Context diagram

Data Kel_Caddie Data Golongan

Pendukung Keputusan Perekrutan Caddie Baru Pendukung Keputusan Pembelian Fasilitas Bukti Sewa

Data Trans Sewa Data Pemain

Data Jenis Fasilitas

Data PGI

Laporan Member

Laporan Persewaan Laporan Transaksi

Kupon Green Fee

Caddie Fee Data Caddie

Kartu Anggota

Data Member

0

Sistem Informasi Klub Golf

+ Member Manajer Caddie Context Diagram Sekretariat

Gambar 3.3. Context Diagram

Dalam gambar 3.3. dapat kita lihat bahwa Sistem Informasi klub golf ini terdiri atas 4 entity, yaitu:

a. Entity Member. Entity ini memberikan data member, data transaksi sewa, dan data pemain sebagai input untuk sistem informasi klub golf ini. Sedangkan outputan yang diterima oleh entity ini antara lain bukti sewa, kartu anggota dan kupon green fee.

b. Entity Caddie. Entity ini memberikan data caddie sebagai input untuk sistem informasi, dan output yang diterima oleh entity ini adalah caddie fee.

22

c. Entity Sekretariat. Entity ini sangat berperan dalam sistem dengan memberikan data PGI, data golongan , data kelompok caddie, serta data fasilitas sebagai input.

d. Entity Manajer. Entity ini hanya menerima output yang berupa laporan member, laporan transaksi, pendukung keputusan pembelian fasilitas, pendukung keputusan perekrutan caddie baru serta laporan persewaan.

B. DFD level 0

DFD level 0 untuk sistem informasi klub golf ini ditunjukkan oleh gambar 3.4 yang menggambarkan bahwa sistem informasi ini dapat dibagi lagi menjadi lima proses yaitu :

a. Penanganan Keanggotaan.

Proses ini khusus menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan keanggotaan.

b. Penanganan Transaksi Harian.

Proses penanganan transaksi harian khusus untuk menangani semua transaksi yang dilakukan pada klub golf setiap hari.

c. Maintenance Data.

Proses ini khusus menangani masalah maintenance untuk semua data dalam sistem informasi klub golf.

d. Peramalan dan Pendukung Keputusan.

Dokumen terkait