BAB II
GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Nganjuk. Mengacu pada perda tersebut, Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk menyelenggarakan urusan pemerintahan wajib non pelayanan dasar dibidang tenaga kerja, koperasi, dan usaha mikro serta urusan pilihan transmigrasi.
Berdasarkan Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 41 Tahun 2016, Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk mempunyai Tugas dan Fungsi serta struktur organisasi sebagai berikut:
II.1.1. Tugas
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang tenaga kerja, koperasi dan usaha mikro.
II.1.2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. perumusan kebijakan teknis di bidang tenaga
kerja, koperasi dan usaha mikro;
2. pelaksanaan kebijakan teknis urusan pemerintahan di bidang tenaga kerja, koperasi dan usaha mikro;
3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang tenaga kerja, koperasi dan usaha mikro;
4. pelaksanaan administrasi Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro; dan
5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.
II.1.3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk mengacu pada Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 41 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Nganjuk sebagai berikut:
Susunan Organisasi Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang membawahi :
1. Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum;
b. Sub Bagian Keuangan; dan
2. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, terdiri dari :
a. Seksi Pelatihan Kerja dan Pengembangan
Produktifitas Tenaga Kerja;
b. Seksi Penempatan Tenaga Kerja; dan
c. Seksi Transmigrasi.
3. Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan
Tenaga Kerja, terdiri dari :
a. Seksi Hubungan Industrial Tenaga Kerja; dan
b. Seksi Perlindungan Tenaga Kerja dan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
4. Bidang Pemberdayaan Koperasi, terdiri dari :
a. Seksi Kelembagaan Koperasi;
b. Seksi Fasilitasi Usaha Koperasi; dan
c. Seksi Pengawasan Koperasi.
5. Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro, terdiri dari:
a. Seksi Fasilitasi Usaha Mikro; dan
b. Seksi Pengembangan, Penguatan dan
Perlindungan Usaha Mikro.
Tugas dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, maupun Kepala Bidang dijabarkan sebagai berikut :
1. Kepala Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro
mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis, melaksanakan kebijakan teknis, evaluasi dan pelaporan serta melaksanakan tugas di bidang tenaga kerja, koperasi dan usaha mikro.
2. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan tugas
bidang- bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif.
Sekretariat mempunyai fungsi:
a) pengoordinasian penyusunan program dan evaluasi;
b) pengoordinasian penyelenggaraan tugas
bidang-bidang secara terpadu;
c) pelayanan administrasi; dan
d) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis, menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, membina dan melaksanakan tugas di bidang penempatan tenaga kerja dan transmigrasi.
Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang penempatan
tenaga kerja dan transmigrasi;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
pelayanan umum di bidang penempatan tenaga kerja dan transmigrasi;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang
penempatan tenaga kerja dan transmigrasi; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4. Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga
Kerja
Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis,
menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, membina dan melaksanakan tugas di bidang hubungan industrial dan syarat kerja.
Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang hubungan
industrial dan perlindungan tenaga kerja;
b. penyelenggaran urusan pemerintahan dan
pelayanan umum di bidang hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang
hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro sesuai dengan tugas dan fungsinya.
5. Bidang Pemberdayaan Koperasi
Bidang Pemberdayaan Koperasi mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis, menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, membina dan melaksankan tugas di bidang koperasi.
Bidang Pemberdayaan Koperasi mempunyai fungsi:
a. pengoordinasian pelaksanaan pemberdayaan
koperasi;
b. pengoordinasian perluasan akses pembiayaan /
permodalan bagi koperasi;
c. pelaksanaan promosi akses pasar bagi produk
koperasi di dalam dan luar negeri;
d. pengoordinasian pelaksanaan pembinaan dan
bimbingan teknis bagi koperasi;
e. pengoordinasian kemitraan antar koperasi dan
f. pengoordinasian pelaksanaan pendidikan dan latihan bagi perangkat organisasi koperasi;
g. pengoordinasian pelaksanaan perlindungan
koperasi;
h. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan monitoring,
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemberdayaan koperasi; dan
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro sesuai dengan tugas dan fungsinya.
6. Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro
Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis, menyelenggarakan urusan pemeerintahan dan pelayanan umum, membina dan melaksankan tugas di bidang usaha mikro.
Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro mempunyai fungsi:
a. Pengoordinasian pemberdayaan dan perlindungan
usaha mikro;
b. pelaksanaan promosi akses pasar bagi produk usaha
mikro di dalam dan luar daerah;
c. pengoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi
dan pelaporan pelaksanaan pemberdayaan usaha mikro;
d. pengoordinasian pendataan izin usaha mikro;
e. pengoordinasian pengembangan usaha mikro
dengan orientasi peningkatan skala usaha mikro menjadi usaha kecil dan;
f. pengoordinasian pengembangan kewirausahaan;
dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro sesuai dengan tugas dan fungsinya.
II.2. Sumber Daya Perangkat Daerah
II.2.1. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah aset bagi suatu organisasi dan sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan untuk terwujudnya tujuan organisasi. Jumlah Aparatur Sipil Negara ( ASN ) di Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk sampai dengan 31 Desember 2017 sebanyak 29 orang dengan rincian sebagai berikut :
a. Berdasar olongan jabatan :
Gol. I : 0 orang
Gol. II : 1 orang
Gol. III : 22 orang
Gol. IV : 4 orang
b. Berdasar tingkat pendidikan :
SLTA : 5 orang
Diploma : 2 orang
Strata 1 : 17 orang
Strata 2 : 5 orang
c. Berdasar jenis kelamin :
Laki – laki : 16 orang Perempuan : 11 orang
Disamping Aparatur Sipil Negara, terdapat pula 6 (enam) tenaga kerja kontrak yang menunjang operasional dinas dengan didanai dari APBD Kabupaten Nganjuk.
II.2.2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk adalah sebagai berikut :
kemdaraan dinas roda dua sebanyak 21 (dua puluh satu) unit
b) tanah Bangunan seluas 4.157 m2 yang terletak di
Jalan Dermojoyo No. 45 Nganjuk
c) bangunan gedung terdiri dari bangunan kantor
induk, aula pertemuan serta gudang penyimpanan
d) alat-alat kantor dan Rumah tangga, terdiri dari :
Mesin ketik (6 unit), Lemari besi (18 buah), Filling kabinet (24buah), Brankas (2 buah), Lemari kaca (6 unit), LCD (1unit), meja biro (10 buah), meja ½ biro (40 buah), kamera digital (4 unit), Komputer PC (12 unit), laptop (8 unit), printer (12 unit).
II.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Nganjuk, merupakan Perangkat Daerah peleburan dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambangan dan Energi (Bidang Pemberdayaan Koperasi dan Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro) dan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Bidang dan Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja).
Untuk bisa mengetahui capaian kinerja pelayanan Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro, maka akan dikaji capaian kinerja dari program maupun kegiatan yang ada pada Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja, Bidang Pemberdayaan Koperasi dan Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro. Capaian kinerja pelayanan dan realisasi anggaran pada Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk disajikan dalam tabel II.3.1 dan tabel II.3.2.
Pada Program Peningkatan Kesempatan Kerja dengan indikator kinerja besaran pencari kerja yang terdaftar yang
ditempatkan selama periode 2014 - 2018 rata-rata telah mendekati target kecuali di tahun 2017 dan 2108 dengan capaian masing- masing 97%, 92%, 85%, 66%, dan 23%. Di Tahun 2017 terdapat penurunan yang cukup signifikan terhadap capaian indikator ini karena terbatasnya lowongan pekerjaan yang ada, sedangkan di Tahun 2018 pengukuran kinerja hanya pada triwulan pertama. Mengatasi hal tersebut, kedepannya harus dimaksimalkan peran dari tenaga fungsional tertentu seperti Pengantar Kerja yang memang sampai dengan saat ini belum ada, pun juga dengan jumlah personil Aparatur Sipil Negara (ASN) utamanya pejabat struktural yang telah purna tugas sampai dengan saat ini belum ada penggantinya. Jumlah personil yang memadai pada akhirnya akan sangat membantu dinas dalam pelaksanaan Job Canvasing dan Job Fair sebagai salah satu sarana penempatan tenaga kerja. Rata- rata rasio capaian realisasi penggunaan anggaran selama periode 2014- 2018 sudah cukup baik, yakni 93,49.
Pada Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja dengan indikator kinerja besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat selama periode 2014 - 2018 rata- rata adalah lebih dari 90%, hal ini terjadi karena meningkatnya animo masyarakat pada jenis pelatihan tertentu, diantaranya adalah pelatihan menjahit, memasak, pembuatan kue roti, serta tata rias / salon. Rasio capaian realisasi penggunaan anggaran selama periode 2014-2018 cukup baik, yakni rata- rata sebesar 96%.
Pada Program Pengembangan Kawasan Transmigrasi, realisasi penempatan transmigran selama periode 2014-2018
cenderung mengalami penurunan. Realisasi penempatan
transmigran tertinggi adalah pada Tahun 2016, yakni sebanyak 20 (dua puluh) Kepala Keluarga. Angka terendah tercatat pada Tahun 2017 karena tidak ada pemberangkatan sama sekali. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan jumlah kuota untuk Kabupaten Nganjuk. Semakin menurunnya terget penempatan transmigrasi ini disebabkan turunnya kuota untuk Pemerintah Daerah yang berdampak pada penurunan kuota untuk Pemerintah Kabupaten Nganjuk. Realisasi capaian kinerja cenderung masih di bawah target. Minat masyarakat untuk mengikuti program transmigrasi cukup besar, akan tetapi masyarakat hanya berminat pada lokasi- lokasi tertentu saja. Dengan demikian meskipun daftar tunggu peminat transmigrasi cukup banyak, ketika sudah ditentukan lokasi tujuan, belum tentu masyarakat berminat dengan lokasi tersebut.
Tenaga Kerja dengan indikator kinerja jumlah pekerja yang menjadi peserta aktif BPJS melampaui target yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan semakin sadar akan arti pentingnya BPJS sebagai salah satu bentuk perlindungan dasar bagi pekerjanya, disamping itu pula ketegasan Pemerintah Daerah dalam menerapkan sanksi tidak mendapatkan pelayanan publik tertentu bagi perusahaan yang belum mengikut sertakan pekerjanya dalam program BPJS membuat Perusahaan takut untuk melakukan pelanggaran.
Namun indikator terkait besaran kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama mengalami penurunan disebabkan tidak adanya tenaga fungsional tertentu Mediator Hubungan Industrial. Secara keseluruhan jumlah kasus perselisihan hubungan industrial yang terjadi tidak terlalu banyak mengingat belum banyak industri padat karya yang tumbuh di Kabupaten Nganjuk. Rasio capaian realisasi penggunaan anggaran selama periode 2014-2018 cukup baik, yakni rata-rata sebesar 97,27%.
2014 2015 2016 2017 2018*
3 Peningkatan Kondisi Hubungan Industrial yang Harmonis
Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis
Prosentase Kasus Perselisihan Hubungan Industrial yang Diselesaikan di Luar Pengadilan
40 % 45 % 50 % 55 % 60 %
2014 2015 2016 2017 2018* Jumlah Perselisihan HI Tercatat 3 4 3 2 1 Jumlah Perselisihan HI yang
Selesai di Luar Pengadilan 2 3 2 0 1 Kinerja 66,67 75,00 66,67 0,00 100,00
Capaian Kinerja 166,67 166,67 133,33 0,00 166,67 Tahun Capaian Kinerja
Indikator
Target No. Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
40 45 50 55 60
66,67 75,00 66,67
0,00
100,00
2014 2015 2016 2017 2018*
Persentase Kasus Perselisihan HI yang Diselesaikan di Luar Pengadilan
Pada Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi dengan indikator kinerja persentase koperasi aktif menunjukkan hasil yang cukup positif dengan capaian rata – rata diatas 90%, hanya pada Tahun 2016 capaian turun di angka 81%. Hal ini menggambarkan bahwa kesadaran pengurus koperasi dalam melaksanakan agenda Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban pengurus cukup tinggi. Rasio capaian realisasi penggunaan anggaran pada periode 2014-2018 rata- rata 95,81%. Rasio terendah terjadi pada tahun 2016 yakni sebesar 80,89%.
Pada Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah dengan indikator kinerja persentase pertumbuhan usaha mikro yang mempunyai legalitas menunjukkan lonjakan yang signifikan pada Tahun 2015 sebagai dampak dipermudahnya perijinan Ijin Usaha Mikro (IUM) yang sebelumnya dikeluarkan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan sekarang cukup dikeluarkan oleh Camat dimana domisili pemohon berada. Hal ini yang menyebabkan pengajuan IUM meningkat hingga 2.152%. Namun pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan yang sangat signifikan sampai angka dibawah 10%. Hal ini menunjukkan bahwa animo masyarakat terkait dengan pengajuan IUM telah mencapai puncaknya dan di tahun – tahun berikutnya berjalan sangat lamban. Rasio capaian realisasi penggunaan anggaran pada periode 2014-2018 rata- rata 85,11%. Rasio terendah terjadi pada tahun 2017 yakni sebesar
Tabel II.3.1.
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk
No Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan
Fungsi Perangkat Daerah
Target SPM atau NSPK Target IKK Target Indikator Lainnya
Target Renstra Perangkat Daerah Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Besaran Pencari Kerja yang Terdaftar
yang Ditempatkan 60 - - 42 45 48 50 55 41 42 41 33 87 97 92 85 66 174
2 Besaran Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis
Masyarakat - - 43 34 36 38 40 43 32 33 39 40 42 95 91 102 100 97
3 Persentase Calon Transmigran yang
Diberangkatkan - - 80 50 60 70 80 80 60 50 100 0 33 120 83 143 0 42
4 Besaran Kasus yang Diselesaikan
dengan Perjanjian Bersama (PB) 50 - - 40 45 50 55 60 67 75 67 0 100 167 167 133 0 167
5 Besaran Pekerja/Buruh yang Menjadi
Peserta Aktif BPJS 50 - - 40 45 50 60 65 56 59 64 61 61 140 131 127 102 94
6 Persentase Koperasi Aktif - - 50 46 47 48 49 50 42 43 39 46 68 91 91 81 94 136
7 Persentase Pertumbuhan Usaha
Tabel II.3.2
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk
No Uraian
Anggaran pada Tahun (dalam ribuan) Realisasi Anggaran pada Tahun (dalam ribuan) Rasio antara Realisasi dan Anggaran
pada Tahun
Rata - rata Pertumbuhan
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 Anggaran Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 P elayanan A dministrasi P erkanto ran 271.345 290.679 246.757 322.757 414.000 256.266 162.253 241.008 301.734 298.381 94,44 55,82 97,67 93,49 72,07
2 P eningkatan Sarana dan P rasarana 362.430 279.430 322.230 329.730 673.000 353.858 203.441 310.282 300.057 622.083 97,63 72,81 96,29 91,00 92,43
3 P eningkatan Disiplin A paratur 0 0 0 0 10.000 0 0 0 0 9.020 0 0 0 0 90,2
4 P eningkatan P engembangan Sistem P elapo ran Capaian Kinerja dan Keuangan
2.000 8.000 8.000 15.000 25.000 1.985 1.218 7.550 15.000 24.287 99,25 15,23 94,38 100 97,148
5 P engembangan W ilayah Transmigrasi
285.000 420.000 252.500 267.500 429.000 225.728 94.962 252.360 257.905 354.645 79,20 22,61 99,94 96,41 82,67
6 P eningkatan Kualitas dan P ro duktifitas Tenaga Kerja
814.000 720.000 884.600 1.500.000 560.000 808.916 717.360 857.838 1.445.399 540.185 99,38 99,63 96,97 96,36 96,46
7 P eningkatan Kesempatan Kerja 612.500 1.255.000 1.043.000 1.520.000 1.129.000 604.225 1.235.154 1.009.269 1.434.835 1.349.305 98,65 98,42 96,77 94,40 119,51
8 P erlindungan dan P engembangan Lembaga Ketenagakerjaan
142.200 242.500 140.000 140.000 210.000 138.925 237.559 90.000 134.500 174.615 97,70 97,96 64,29 96,07 83,15
9 Info rmasi M o nito ring P erencanaan Tenaga Kerja dan Transmigrasi
54.500 54.500 60.000 62.500 70.000 54.045 53.790 59.450 59.890 60.760 99,16 98,70 99,08 95,82 86,8
10 P embinaan Lingkungan So sial 915.950 580.000 310.000 720.000 700.000 905.551 355.594 149.816 670.015 1.000.853 98,86 61,31 48,33 93,06 142,98
11 P ro gram P engembangan Hubungan Industrial dan P eningkatan Jaminan So sial Tenaga Kerja
0 0 80.000 0 0 0 0 74.279 0 0 0 0 92,849 0 0
12 P engembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Ko mpetitif Usaha Kecil M enengah
636.900 390.000 625.000 1.320.000 670.000 525.080 383.217 597.832 882.530 598.366 82,44 98,26 95,65 66,86 89,308
13 P engembangan Sistem P endukung Usaha bagi Usaha M ikro Kecil M enengah
20.000 25.000 25.000 55.000 115.000 7.021 0 3.445 40.158 72.220 35,11 0 13,78 73,01 62,8
14 P eningkatan Kualitas Kelembagaan Ko perasi
II.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah
Tantangan dan peluang dalam peningkatan pelayanan Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk meliputi:
II.4.1. Faktor Internal
a. Peluang
1) Kabupaten Nganjuk memiliki potensi sebagai daerah
kawasan industri alternatif di Jawa Timur, karena masih banyak lahan yang bisa dimanfaatkan serta angkatan kerja yang cukup banyak;
2) Kondisi hubungan industrial yang relatif kondusif;
dan
3) Potensi Kabupaten Nganjuk sebagai salah satu
kawasan industri alternatif diharapkan mampu menumbuhkan usaha mikro baru.
b. Tantangan
1) belum diterapkannya penghargaan (reward) dan
hukuman (punishment) dengan tegas dan jelas sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat memotivasi Aparatur Sipil Negara (ASN);
2) kurang terpadunya pengelolaan data dan informasi;
3) belum optimalnya personil dalam menjalankan tugas
sesuai dengan fungsinya; dan
4) belum optimalnya penggunaan serta pemanfaatan
teknologi informasi. II.4.2. Faktor Eksternal
a. Peluang
1) tersedianya Infrastruktur perhubungan yang
memadai khususnya dampak pembangunan jalan tol trans jawa;
2) investor luar daerah mulai mengalihkan
investasinya terutama industri padat karya ke
industrialnya, pun juga Upah Minimum Kabupaten Nganjuk dipandang masih rasional;
3) tingginya minat masyarakat dalam mengikuti fasilitasi maupun pelatihan;
4) jumlah dan potensi (tumbuhnya) Usaha Mikro cukup besar;
5) keberadaan forum komunikasi (Forkom) UMKM sebagai sarana komunikasi untuk pengembangan usaha;
6) banyaknya even pameran/promosi bagi UMKM; 7) banyaknya jumlah koperasi; dan
8) teknologi informasi yang semakin maju. b. Tantangan
1) Masih tingginya angka kemiskinan dan angka
pengangguran;
2) persaingan produk sejenis dari luar daerah;
3) kurangnya sinergisitas kebijakan / regulasi dari
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah;
4) masih rendahnya kualitas dan produktifitas tenaga
kerja;
5) banyak tenaga kerja belum bersertifikasi kompetensi
(belum lulus uji kompetensi);
6) rendahnya motivasi untuk bersaing di pasar kerja
lokal, nasional maupun global;
7) masih rendahnya kesejahteraan pekerja;
8) minat masyarakat yang terbatas pada jenis jenis
pekerjaan tertentu;
9) semakin berkembangnya lembaga keuangan mikro
selain koperasi di masyarakat; dan
10) kurang konsistennya masyarakat pada satu bidang usaha yang telah dirintis.
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah
Sebagai lembaga yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang tenaga kerja, koperasi dan usaha mikro maka keluaran (output) kegiatan yang dihasilkan adalah pelayanan di sektor ketenagakerjaan meliputi penempatan tenaga kerja, peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja serta perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan, sedangkan pelayanan di sektor koperasi dan usaha mikro adalah peningkatan kualitas koperasi dan usaha mikro.
Agar pelayanan, pembinaan, dan pengembangan sektor ketenagakerjaan, koperasi dan usaha mikro menjadi lebih efektif dan efisien, diperlukan pemahaman terhadap kondisi yang ada maupun aspek- aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan Perangkat Daerah dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu adanya identifikasi permasalahan maupun perumusan isu- isu strategis dalam penyusunan perencanaan. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada, serta sebagai antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya kesulitan maupun kegagalan yang bisa mengakibatkan kerugian yang lebih besar.
Permasalahan yang kerap dihadapi pada Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro adalah :
1. masih cukup besarnya angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT);
2. rendahnya produktifitas tenaga kerja;
3. terbatasnya Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan kualifikasi jabatan fungsional tertentu seperti Mediator Hubungan Industrial maupun Pengantar Kerja;
4. belum tersedianya Balai / Workshop untuk Latihan Kerja; 5. terbatasnya kuota penempatan transmigran tidak sebanding
dengan animo masyarakat yang ingin mengikuti program transmigrasi;
6. masih adanya sengketa antara pengusaha dan pekerja; 7. masih rendahnya persentase koperasi yang aktif dan sehat; 8. rendahnya jumlah usaha mikro yang memiliki ijin usaha; dan 9. rendahnya daya saing produk lokal.
III.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 1 ayat 12, Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Penetapan visi sebagai bagian dari proses perencanaan pembangunan
merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di daerah. Pada hakikatnya membentuk visi organisasi adalah menggali gambaran bersama tentang masa depan ideal yang hendak diwujudkan oleh organisasi yang bersangkutan. Visi adalah mental model masa depan, dengan demikian visi harus digali bersama, disusun bersama sekaligus diupayakan perwujudannya secara bersama, sehingga visi menjadi milik bersama yang diyakini oleh seluruh elemen organisasi dan pihak-pihak yang terkait dengan upaya mewujudkan visi tersebut. Visi yang tepat bagi masa depan suatu organisasi diharapkan akan mampu menjadi akselerator bagi upaya peningkatan kinerja organisasi.
Bupati dan Wakil Bupati terpilih untuk periode 2018 – 2023 telah menetapkan Visi dan Misi di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai berikut :
VISI : “Terwujudnya Kabupaten Nganjuk yang Maju dan Bermartabat
(Nganjuk Nyawiji Mbangun Deso Noto Kutho)”
Selanjutnya untuk mewujudkan Visi sebagaimana dimaksud maka dijabarkan melalui Misi Pemerintah Kabupaten Nganjuk untuk periode 2018-2023 sebanyak 6 (enam) misi, yaitu :
Misi 1:
Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang dinamis dan harmonis, berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, serta dapat memelihara kerukunan, ketentraman dan ketertiban
Misi 2:
Meningkatkan kinerja birokrasi yang bersih, profesional dan akuntabel (accountable) demi masyarakat Kabupaten Nganjuk yang efektif dan efisien melalui penyelenggaraan Pemerintahan yang aspiratif, partisipatif dan transparan
Misi 3:
Meningkatkan kualitas pelayanan, mutu pendidikan dan kesehatan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas
Misi 4:
Meningkatkan keberpihakan pemerintah dalam peningkatan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian dan potensi lokal serta sektor produktif lain berbasis teknologi tepat guna
Misi 5:
Meningkatkan kebanggaan terhadap kesenian, kebudayaan dan kearifan lokal yang mampu mendorong pembangunan sektor pariwisata.
Misi 6:
Infrastruktur publik yang memadai dan berkualitas sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan perlindungan dari bencana
Keterkaitan Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk terletak pada Misi 4 dengan tujuan Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah Berbasis Pertanian dan Potensi Lokal yang mana tujuan tersebut mempunyai sasaran Meningkatnya Perluasan Lapangan Pekerjaan bagi Masyarakat. Adapun yang menjadi indikator sasaran tersebut adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
III.3. Telaahan Renstra Kementrian/Lembaga dan Renstra Perangkat Daerah Provinsi Jawa Timur
III.3.1. Telaahan Renstra Kementrian Ketenagakerjaan
Sasaran strategis Kementerian Ketenagakerjaan untuk tahun 2015- 2019 meliputi:
a. peningkatan kompetensi dan produktifitas tenaga kerja;
b. peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja;
c. penciptaan hubungan industrial yang harmonis dan memperbaiki iklim ketenagakerjaan;
d. peningkatan perlindungan tenaga kerja, menciptakan rasa keadilan dalam dunia usaha dan pengembangan sistem pengawasan tenaga kerja;
e. peningkatan pelayanan administrasi, perencanaan program, keuangan, ketatausahaan dan rumah