• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN NGANJUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN NGANJUK"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

DINAS TENAGA KERJA KOPERASI DAN USAHA MIKRO

KABUPATEN NGANJUK

2023

(2)

DINAS KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat serta hidayahNya hingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra OPD) Tahun 2018-2023.

Dalam rangka pelaksanaaan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, pemerintah daerah wajib menyusun Rencana Kerja Jangka Panjang (RPJP), Rencana Kerja Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai pedoman arah pembangunan lima tahun ke depan dalam rangka pencapaian visi misi kepala daerah, dan ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah (Renstra OPD) sebagai pedoman bagi OPD dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan publik selama lima tahun ke depan.

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk sebagai Perangkat Daerah merupakan salah satu unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Nganjuk yang ditindak lanjuti dengan Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk.

Kami menyadari dalam penyusunan Renstra OPD ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat

kami harapkan guna penyempurnaan penyusunan dokumen

selanjutnya.

Nganjuk, Juli 2019

Kepala Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk

Drs. AGUS FRIHANNEDY, M.Si. Pembina

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Dasar Hukum ... 2

I.3. Maksud dan Tujuan ... 4

I.4. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH ... 6

II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah ... 6

II.1.1. Tugas ... 6

II.1.2. Fungsi ... 6

II.1.3. Struktur Organisasi Perangkat Daerah .. 7

II.2. Sumber Daya Perangkat Daerah ... 12

II.2.1. Sumber Daya Manusia ... 12

II.2.2. Sarana dan Prasarana ... 13

II.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah ... 14

II.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah ... 21

II.4.1. Faktor Internal ... 21

II.4.2. Faktor Eksternal ... 22

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH ... 24 III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah ... 24

III.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ... 25

III.3. Telaahan Renstra Kementrian/Lembaga ... 27

III.3.1. Telaah Renstra Kementrian Ketenagakerjaan ... 27

III.3.2. Telaah Renstra Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasnmigrasi ... 28

III.3.3. Telaah Renstra Kementrian Koperasi dan UKM... 29

III.3.4. Telaah Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Timur ... 30

(4)

III.3.5. Telaah Renstra Dinas Koperasi dan

UMKM Propinsi Jawa Timur ... 31

III.4. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Hidup Lingkungan Strategis ... 31

III.5. Penentuan Isu – isu strategis ... 32

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN ... 34

IV.1. Tujuan ... 34

IV.2. Sasaran ... 34

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ... 36

V.1. Strategi ... 36

V.2. Arah Kebijakan ... 36

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN ... 41

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN ... 56

(5)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan tentang perlunya perencanaan strategis di tingkat unit kerja untuk mendukung perencanaan daerah dalam bentuk dokumen Perencanaan Jangka Menengah Daerah serta merupakan manifestasi kontrak politik Bupati Nganjuk terpilih yang harus didukung dengan rencana kerja yang sistematis dari masing-masing unit kerja, sebagaimana tersebut dalam ketentuan pasal 263 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Undang – undang Nomor 9 Tahun 2015.

Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah adalah dokumen yang merupakan tindak lanjut dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang harus disusun oleh Perangkat Daerah dan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Dokumen Renstra memuat tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, kegiatan, dan target indikator kinerja yang harus dicapai oleh Perangkat Daerah selama 5 (lima) tahun sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan mengacu pada misi Kepala Daerah. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung visi dan misi kepala daerah maupun untuk memperbaiki kinerja layanan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah, yang berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk sebagai Perangkat Daerah merupakan salah satu unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Nganjuk dan ditindak lanjuti dengan Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah.

(6)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk merupakan program jangka menengah 5 (lima) tahunan dan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) untuk kurun waktu 1 (satu) tahun. Renstra dijabarkan setiap tahun ke dalam Rencana Kerja sebagai pedoman dalam penyusunan RKA yang mengacu pada Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafond Anggaran Sementara (PPAS).

I.2. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502);

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

4. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);

6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

(7)

7. Undang – Undang Nomor 15 tahun 1997 tentang Ketransmigrasian ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3682) sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang

Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 131 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5050);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-UndangNomor 9 Tahun 2015 (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Organisasi Perangkat Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara 121 Nomor 5887);

10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015– 2019, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312); 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksaan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan di Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67

(8)

Tahun 2011;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2018-2023, (Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2019 Nomor);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Nganjuk (Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2016 Nomor 9).

I.3. Maksud dan Tujuan

I.3.1. Maksud

Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk merupakan pedoman bagi seluruh personil organisasi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk jangka waktu lima tahun mendatang sebagai implementasi misi Perangkat Daerah.

I.3.2. Tujuan

Penyusunan Renstra Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk Tahun 2018-2023 bertujuan :

1. menjamin konsistensi perencanaan dan pemilihan program dan kegiatan selaras dengan prioritas serta kebutuhan daerah/lapangan;

2. untuk menetapkan prioritas program dan kegiatan yang strategis selama lima tahun.

3. meningkatkan kualitas penyelenggaraan

pemerintahan khususnya urusan wajib ketenagakerjaan, koperasi dan usaha mikro serta urusan pilihan transmigrasi; dan

(9)

perangkat daerah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian visi, misi, tujuan dan kebijakan pembangunan daerah.

I.4. Sistematika Penulisan

Renstra Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro

Kabupaten Nganjuk Tahun 2018-2023 sebagai dokumen

perencanaan pembangunan daerah, disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS

PERANGKAT DAERAH

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA

PENDANAAN

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

(10)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah

Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Nganjuk. Mengacu pada perda tersebut, Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk menyelenggarakan urusan pemerintahan wajib non pelayanan dasar dibidang tenaga kerja, koperasi, dan usaha mikro serta urusan pilihan transmigrasi.

Berdasarkan Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 41 Tahun 2016, Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk mempunyai Tugas dan Fungsi serta struktur organisasi sebagai berikut:

II.1.1. Tugas

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang tenaga kerja, koperasi dan usaha mikro.

II.1.2. Fungsi

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. perumusan kebijakan teknis di bidang tenaga

kerja, koperasi dan usaha mikro;

2. pelaksanaan kebijakan teknis urusan pemerintahan di bidang tenaga kerja, koperasi dan usaha mikro;

3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang tenaga kerja, koperasi dan usaha mikro;

(11)

4. pelaksanaan administrasi Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro; dan

5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

II.1.3. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk mengacu pada Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 41 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Nganjuk sebagai berikut:

Susunan Organisasi Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang membawahi :

1. Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Keuangan; dan

(12)

2. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, terdiri dari :

a. Seksi Pelatihan Kerja dan Pengembangan

Produktifitas Tenaga Kerja;

b. Seksi Penempatan Tenaga Kerja; dan

c. Seksi Transmigrasi.

3. Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan

Tenaga Kerja, terdiri dari :

a. Seksi Hubungan Industrial Tenaga Kerja; dan

b. Seksi Perlindungan Tenaga Kerja dan Jaminan

Sosial Tenaga Kerja.

4. Bidang Pemberdayaan Koperasi, terdiri dari :

a. Seksi Kelembagaan Koperasi;

b. Seksi Fasilitasi Usaha Koperasi; dan

c. Seksi Pengawasan Koperasi.

5. Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro, terdiri dari:

a. Seksi Fasilitasi Usaha Mikro; dan

b. Seksi Pengembangan, Penguatan dan

Perlindungan Usaha Mikro.

Tugas dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, maupun Kepala Bidang dijabarkan sebagai berikut :

1. Kepala Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro

mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis, melaksanakan kebijakan teknis, evaluasi dan pelaporan serta melaksanakan tugas di bidang tenaga kerja, koperasi dan usaha mikro.

2. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan tugas

(13)

bidang- bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif.

Sekretariat mempunyai fungsi:

a) pengoordinasian penyusunan program dan evaluasi;

b) pengoordinasian penyelenggaraan tugas

bidang-bidang secara terpadu;

c) pelayanan administrasi; dan

d) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis, menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, membina dan melaksanakan tugas di bidang penempatan tenaga kerja dan transmigrasi.

Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang penempatan

tenaga kerja dan transmigrasi;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

pelayanan umum di bidang penempatan tenaga kerja dan transmigrasi;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang

penempatan tenaga kerja dan transmigrasi; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga

Kerja

Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis,

(14)

menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, membina dan melaksanakan tugas di bidang hubungan industrial dan syarat kerja.

Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja mempunyai fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis di bidang hubungan

industrial dan perlindungan tenaga kerja;

b. penyelenggaran urusan pemerintahan dan

pelayanan umum di bidang hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang

hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Bidang Pemberdayaan Koperasi

Bidang Pemberdayaan Koperasi mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis, menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, membina dan melaksankan tugas di bidang koperasi.

Bidang Pemberdayaan Koperasi mempunyai fungsi:

a. pengoordinasian pelaksanaan pemberdayaan

koperasi;

b. pengoordinasian perluasan akses pembiayaan /

permodalan bagi koperasi;

c. pelaksanaan promosi akses pasar bagi produk

koperasi di dalam dan luar negeri;

d. pengoordinasian pelaksanaan pembinaan dan

bimbingan teknis bagi koperasi;

e. pengoordinasian kemitraan antar koperasi dan

(15)

f. pengoordinasian pelaksanaan pendidikan dan latihan bagi perangkat organisasi koperasi;

g. pengoordinasian pelaksanaan perlindungan

koperasi;

h. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan monitoring,

evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemberdayaan koperasi; dan

i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro

Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis, menyelenggarakan urusan pemeerintahan dan pelayanan umum, membina dan melaksankan tugas di bidang usaha mikro.

Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro mempunyai fungsi:

a. Pengoordinasian pemberdayaan dan perlindungan

usaha mikro;

b. pelaksanaan promosi akses pasar bagi produk usaha

mikro di dalam dan luar daerah;

c. pengoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi

dan pelaporan pelaksanaan pemberdayaan usaha mikro;

d. pengoordinasian pendataan izin usaha mikro;

e. pengoordinasian pengembangan usaha mikro

dengan orientasi peningkatan skala usaha mikro menjadi usaha kecil dan;

f. pengoordinasian pengembangan kewirausahaan;

dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(16)

II.2. Sumber Daya Perangkat Daerah

II.2.1. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah aset bagi suatu organisasi dan sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan untuk terwujudnya tujuan organisasi. Jumlah Aparatur Sipil Negara ( ASN ) di Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk sampai dengan 31 Desember 2017 sebanyak 29 orang dengan rincian sebagai berikut :

a. Berdasar olongan jabatan :

Gol. I : 0 orang

Gol. II : 1 orang

Gol. III : 22 orang

Gol. IV : 4 orang

b. Berdasar tingkat pendidikan :

SLTA : 5 orang

Diploma : 2 orang

Strata 1 : 17 orang

Strata 2 : 5 orang

c. Berdasar jenis kelamin :

Laki – laki : 16 orang Perempuan : 11 orang

Disamping Aparatur Sipil Negara, terdapat pula 6 (enam) tenaga kerja kontrak yang menunjang operasional dinas dengan didanai dari APBD Kabupaten Nganjuk.

II.2.2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk adalah sebagai berikut :

(17)

kemdaraan dinas roda dua sebanyak 21 (dua puluh satu) unit

b) tanah Bangunan seluas 4.157 m2 yang terletak di

Jalan Dermojoyo No. 45 Nganjuk

c) bangunan gedung terdiri dari bangunan kantor

induk, aula pertemuan serta gudang penyimpanan

d) alat-alat kantor dan Rumah tangga, terdiri dari :

Mesin ketik (6 unit), Lemari besi (18 buah), Filling kabinet (24buah), Brankas (2 buah), Lemari kaca (6 unit), LCD (1unit), meja biro (10 buah), meja ½ biro (40 buah), kamera digital (4 unit), Komputer PC (12 unit), laptop (8 unit), printer (12 unit).

II.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Nganjuk, merupakan Perangkat Daerah peleburan dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambangan dan Energi (Bidang Pemberdayaan Koperasi dan Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro) dan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Bidang dan Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja).

Untuk bisa mengetahui capaian kinerja pelayanan Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro, maka akan dikaji capaian kinerja dari program maupun kegiatan yang ada pada Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja, Bidang Pemberdayaan Koperasi dan Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro. Capaian kinerja pelayanan dan realisasi anggaran pada Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk disajikan dalam tabel II.3.1 dan tabel II.3.2.

Pada Program Peningkatan Kesempatan Kerja dengan indikator kinerja besaran pencari kerja yang terdaftar yang

(18)

ditempatkan selama periode 2014 - 2018 rata-rata telah mendekati target kecuali di tahun 2017 dan 2108 dengan capaian masing- masing 97%, 92%, 85%, 66%, dan 23%. Di Tahun 2017 terdapat penurunan yang cukup signifikan terhadap capaian indikator ini karena terbatasnya lowongan pekerjaan yang ada, sedangkan di Tahun 2018 pengukuran kinerja hanya pada triwulan pertama. Mengatasi hal tersebut, kedepannya harus dimaksimalkan peran dari tenaga fungsional tertentu seperti Pengantar Kerja yang memang sampai dengan saat ini belum ada, pun juga dengan jumlah personil Aparatur Sipil Negara (ASN) utamanya pejabat struktural yang telah purna tugas sampai dengan saat ini belum ada penggantinya. Jumlah personil yang memadai pada akhirnya akan sangat membantu dinas dalam pelaksanaan Job Canvasing dan Job Fair sebagai salah satu sarana penempatan tenaga kerja. Rata- rata rasio capaian realisasi penggunaan anggaran selama periode 2014- 2018 sudah cukup baik, yakni 93,49.

Pada Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja dengan indikator kinerja besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat selama periode 2014 - 2018 rata- rata adalah lebih dari 90%, hal ini terjadi karena meningkatnya animo masyarakat pada jenis pelatihan tertentu, diantaranya adalah pelatihan menjahit, memasak, pembuatan kue roti, serta tata rias / salon. Rasio capaian realisasi penggunaan anggaran selama periode 2014-2018 cukup baik, yakni rata- rata sebesar 96%.

(19)

Pada Program Pengembangan Kawasan Transmigrasi, realisasi penempatan transmigran selama periode 2014-2018

cenderung mengalami penurunan. Realisasi penempatan

transmigran tertinggi adalah pada Tahun 2016, yakni sebanyak 20 (dua puluh) Kepala Keluarga. Angka terendah tercatat pada Tahun 2017 karena tidak ada pemberangkatan sama sekali. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan jumlah kuota untuk Kabupaten Nganjuk. Semakin menurunnya terget penempatan transmigrasi ini disebabkan turunnya kuota untuk Pemerintah Daerah yang berdampak pada penurunan kuota untuk Pemerintah Kabupaten Nganjuk. Realisasi capaian kinerja cenderung masih di bawah target. Minat masyarakat untuk mengikuti program transmigrasi cukup besar, akan tetapi masyarakat hanya berminat pada lokasi- lokasi tertentu saja. Dengan demikian meskipun daftar tunggu peminat transmigrasi cukup banyak, ketika sudah ditentukan lokasi tujuan, belum tentu masyarakat berminat dengan lokasi tersebut.

(20)

Tenaga Kerja dengan indikator kinerja jumlah pekerja yang menjadi peserta aktif BPJS melampaui target yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan semakin sadar akan arti pentingnya BPJS sebagai salah satu bentuk perlindungan dasar bagi pekerjanya, disamping itu pula ketegasan Pemerintah Daerah dalam menerapkan sanksi tidak mendapatkan pelayanan publik tertentu bagi perusahaan yang belum mengikut sertakan pekerjanya dalam program BPJS membuat Perusahaan takut untuk melakukan pelanggaran.

Namun indikator terkait besaran kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama mengalami penurunan disebabkan tidak adanya tenaga fungsional tertentu Mediator Hubungan Industrial. Secara keseluruhan jumlah kasus perselisihan hubungan industrial yang terjadi tidak terlalu banyak mengingat belum banyak industri padat karya yang tumbuh di Kabupaten Nganjuk. Rasio capaian realisasi penggunaan anggaran selama periode 2014-2018 cukup baik, yakni rata-rata sebesar 97,27%.

2014 2015 2016 2017 2018*

3 Peningkatan Kondisi Hubungan Industrial yang Harmonis

Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis

Prosentase Kasus Perselisihan Hubungan Industrial yang Diselesaikan di Luar Pengadilan

40 % 45 % 50 % 55 % 60 %

2014 2015 2016 2017 2018* Jumlah Perselisihan HI Tercatat 3 4 3 2 1 Jumlah Perselisihan HI yang

Selesai di Luar Pengadilan 2 3 2 0 1 Kinerja 66,67 75,00 66,67 0,00 100,00

Capaian Kinerja 166,67 166,67 133,33 0,00 166,67 Tahun Capaian Kinerja

Indikator

Target No. Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

40 45 50 55 60

66,67 75,00 66,67

0,00

100,00

2014 2015 2016 2017 2018*

Persentase Kasus Perselisihan HI yang Diselesaikan di Luar Pengadilan

(21)

Pada Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi dengan indikator kinerja persentase koperasi aktif menunjukkan hasil yang cukup positif dengan capaian rata – rata diatas 90%, hanya pada Tahun 2016 capaian turun di angka 81%. Hal ini menggambarkan bahwa kesadaran pengurus koperasi dalam melaksanakan agenda Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban pengurus cukup tinggi. Rasio capaian realisasi penggunaan anggaran pada periode 2014-2018 rata- rata 95,81%. Rasio terendah terjadi pada tahun 2016 yakni sebesar 80,89%.

Pada Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah dengan indikator kinerja persentase pertumbuhan usaha mikro yang mempunyai legalitas menunjukkan lonjakan yang signifikan pada Tahun 2015 sebagai dampak dipermudahnya perijinan Ijin Usaha Mikro (IUM) yang sebelumnya dikeluarkan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan sekarang cukup dikeluarkan oleh Camat dimana domisili pemohon berada. Hal ini yang menyebabkan pengajuan IUM meningkat hingga 2.152%. Namun pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan yang sangat signifikan sampai angka dibawah 10%. Hal ini menunjukkan bahwa animo masyarakat terkait dengan pengajuan IUM telah mencapai puncaknya dan di tahun – tahun berikutnya berjalan sangat lamban. Rasio capaian realisasi penggunaan anggaran pada periode 2014-2018 rata- rata 85,11%. Rasio terendah terjadi pada tahun 2017 yakni sebesar

(22)
(23)

Tabel II.3.1.

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk

No Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan

Fungsi Perangkat Daerah

Target SPM atau NSPK Target IKK Target Indikator Lainnya

Target Renstra Perangkat Daerah Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Besaran Pencari Kerja yang Terdaftar

yang Ditempatkan 60 - - 42 45 48 50 55 41 42 41 33 87 97 92 85 66 174

2 Besaran Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis

Masyarakat - - 43 34 36 38 40 43 32 33 39 40 42 95 91 102 100 97

3 Persentase Calon Transmigran yang

Diberangkatkan - - 80 50 60 70 80 80 60 50 100 0 33 120 83 143 0 42

4 Besaran Kasus yang Diselesaikan

dengan Perjanjian Bersama (PB) 50 - - 40 45 50 55 60 67 75 67 0 100 167 167 133 0 167

5 Besaran Pekerja/Buruh yang Menjadi

Peserta Aktif BPJS 50 - - 40 45 50 60 65 56 59 64 61 61 140 131 127 102 94

6 Persentase Koperasi Aktif - - 50 46 47 48 49 50 42 43 39 46 68 91 91 81 94 136

7 Persentase Pertumbuhan Usaha

(24)

Tabel II.3.2

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk

No Uraian

Anggaran pada Tahun (dalam ribuan) Realisasi Anggaran pada Tahun (dalam ribuan) Rasio antara Realisasi dan Anggaran

pada Tahun

Rata - rata Pertumbuhan

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 Anggaran Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 P elayanan A dministrasi P erkanto ran 271.345 290.679 246.757 322.757 414.000 256.266 162.253 241.008 301.734 298.381 94,44 55,82 97,67 93,49 72,07

2 P eningkatan Sarana dan P rasarana 362.430 279.430 322.230 329.730 673.000 353.858 203.441 310.282 300.057 622.083 97,63 72,81 96,29 91,00 92,43

3 P eningkatan Disiplin A paratur 0 0 0 0 10.000 0 0 0 0 9.020 0 0 0 0 90,2

4 P eningkatan P engembangan Sistem P elapo ran Capaian Kinerja dan Keuangan

2.000 8.000 8.000 15.000 25.000 1.985 1.218 7.550 15.000 24.287 99,25 15,23 94,38 100 97,148

5 P engembangan W ilayah Transmigrasi

285.000 420.000 252.500 267.500 429.000 225.728 94.962 252.360 257.905 354.645 79,20 22,61 99,94 96,41 82,67

6 P eningkatan Kualitas dan P ro duktifitas Tenaga Kerja

814.000 720.000 884.600 1.500.000 560.000 808.916 717.360 857.838 1.445.399 540.185 99,38 99,63 96,97 96,36 96,46

7 P eningkatan Kesempatan Kerja 612.500 1.255.000 1.043.000 1.520.000 1.129.000 604.225 1.235.154 1.009.269 1.434.835 1.349.305 98,65 98,42 96,77 94,40 119,51

8 P erlindungan dan P engembangan Lembaga Ketenagakerjaan

142.200 242.500 140.000 140.000 210.000 138.925 237.559 90.000 134.500 174.615 97,70 97,96 64,29 96,07 83,15

9 Info rmasi M o nito ring P erencanaan Tenaga Kerja dan Transmigrasi

54.500 54.500 60.000 62.500 70.000 54.045 53.790 59.450 59.890 60.760 99,16 98,70 99,08 95,82 86,8

10 P embinaan Lingkungan So sial 915.950 580.000 310.000 720.000 700.000 905.551 355.594 149.816 670.015 1.000.853 98,86 61,31 48,33 93,06 142,98

11 P ro gram P engembangan Hubungan Industrial dan P eningkatan Jaminan So sial Tenaga Kerja

0 0 80.000 0 0 0 0 74.279 0 0 0 0 92,849 0 0

12 P engembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Ko mpetitif Usaha Kecil M enengah

636.900 390.000 625.000 1.320.000 670.000 525.080 383.217 597.832 882.530 598.366 82,44 98,26 95,65 66,86 89,308

13 P engembangan Sistem P endukung Usaha bagi Usaha M ikro Kecil M enengah

20.000 25.000 25.000 55.000 115.000 7.021 0 3.445 40.158 72.220 35,11 0 13,78 73,01 62,8

14 P eningkatan Kualitas Kelembagaan Ko perasi

(25)

II.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah

Tantangan dan peluang dalam peningkatan pelayanan Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk meliputi:

II.4.1. Faktor Internal

a. Peluang

1) Kabupaten Nganjuk memiliki potensi sebagai daerah

kawasan industri alternatif di Jawa Timur, karena masih banyak lahan yang bisa dimanfaatkan serta angkatan kerja yang cukup banyak;

2) Kondisi hubungan industrial yang relatif kondusif;

dan

3) Potensi Kabupaten Nganjuk sebagai salah satu

kawasan industri alternatif diharapkan mampu menumbuhkan usaha mikro baru.

b. Tantangan

1) belum diterapkannya penghargaan (reward) dan

hukuman (punishment) dengan tegas dan jelas sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat memotivasi Aparatur Sipil Negara (ASN);

2) kurang terpadunya pengelolaan data dan informasi;

3) belum optimalnya personil dalam menjalankan tugas

sesuai dengan fungsinya; dan

4) belum optimalnya penggunaan serta pemanfaatan

teknologi informasi. II.4.2. Faktor Eksternal

a. Peluang

1) tersedianya Infrastruktur perhubungan yang

memadai khususnya dampak pembangunan jalan tol trans jawa;

2) investor luar daerah mulai mengalihkan

investasinya terutama industri padat karya ke

(26)

industrialnya, pun juga Upah Minimum Kabupaten Nganjuk dipandang masih rasional;

3) tingginya minat masyarakat dalam mengikuti fasilitasi maupun pelatihan;

4) jumlah dan potensi (tumbuhnya) Usaha Mikro cukup besar;

5) keberadaan forum komunikasi (Forkom) UMKM sebagai sarana komunikasi untuk pengembangan usaha;

6) banyaknya even pameran/promosi bagi UMKM; 7) banyaknya jumlah koperasi; dan

8) teknologi informasi yang semakin maju. b. Tantangan

1) Masih tingginya angka kemiskinan dan angka

pengangguran;

2) persaingan produk sejenis dari luar daerah;

3) kurangnya sinergisitas kebijakan / regulasi dari

pemerintah pusat dengan pemerintah daerah;

4) masih rendahnya kualitas dan produktifitas tenaga

kerja;

5) banyak tenaga kerja belum bersertifikasi kompetensi

(belum lulus uji kompetensi);

6) rendahnya motivasi untuk bersaing di pasar kerja

lokal, nasional maupun global;

7) masih rendahnya kesejahteraan pekerja;

8) minat masyarakat yang terbatas pada jenis jenis

pekerjaan tertentu;

9) semakin berkembangnya lembaga keuangan mikro

selain koperasi di masyarakat; dan

10) kurang konsistennya masyarakat pada satu bidang usaha yang telah dirintis.

(27)

BAB III

PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah

Sebagai lembaga yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang tenaga kerja, koperasi dan usaha mikro maka keluaran (output) kegiatan yang dihasilkan adalah pelayanan di sektor ketenagakerjaan meliputi penempatan tenaga kerja, peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja serta perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan, sedangkan pelayanan di sektor koperasi dan usaha mikro adalah peningkatan kualitas koperasi dan usaha mikro.

Agar pelayanan, pembinaan, dan pengembangan sektor ketenagakerjaan, koperasi dan usaha mikro menjadi lebih efektif dan efisien, diperlukan pemahaman terhadap kondisi yang ada maupun aspek- aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan Perangkat Daerah dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu adanya identifikasi permasalahan maupun perumusan isu- isu strategis dalam penyusunan perencanaan. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada, serta sebagai antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya kesulitan maupun kegagalan yang bisa mengakibatkan kerugian yang lebih besar.

Permasalahan yang kerap dihadapi pada Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro adalah :

1. masih cukup besarnya angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT);

2. rendahnya produktifitas tenaga kerja;

3. terbatasnya Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan kualifikasi jabatan fungsional tertentu seperti Mediator Hubungan Industrial maupun Pengantar Kerja;

(28)

4. belum tersedianya Balai / Workshop untuk Latihan Kerja; 5. terbatasnya kuota penempatan transmigran tidak sebanding

dengan animo masyarakat yang ingin mengikuti program transmigrasi;

6. masih adanya sengketa antara pengusaha dan pekerja; 7. masih rendahnya persentase koperasi yang aktif dan sehat; 8. rendahnya jumlah usaha mikro yang memiliki ijin usaha; dan 9. rendahnya daya saing produk lokal.

III.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 1 ayat 12, Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Penetapan visi sebagai bagian dari proses perencanaan pembangunan

merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di daerah. Pada hakikatnya membentuk visi organisasi adalah menggali gambaran bersama tentang masa depan ideal yang hendak diwujudkan oleh organisasi yang bersangkutan. Visi adalah mental model masa depan, dengan demikian visi harus digali bersama, disusun bersama sekaligus diupayakan perwujudannya secara bersama, sehingga visi menjadi milik bersama yang diyakini oleh seluruh elemen organisasi dan pihak-pihak yang terkait dengan upaya mewujudkan visi tersebut. Visi yang tepat bagi masa depan suatu organisasi diharapkan akan mampu menjadi akselerator bagi upaya peningkatan kinerja organisasi.

(29)

Bupati dan Wakil Bupati terpilih untuk periode 2018 – 2023 telah menetapkan Visi dan Misi di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai berikut :

VISI : “Terwujudnya Kabupaten Nganjuk yang Maju dan Bermartabat

(Nganjuk Nyawiji Mbangun Deso Noto Kutho)”

Selanjutnya untuk mewujudkan Visi sebagaimana dimaksud maka dijabarkan melalui Misi Pemerintah Kabupaten Nganjuk untuk periode 2018-2023 sebanyak 6 (enam) misi, yaitu :

Misi 1:

Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang dinamis dan harmonis, berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, serta dapat memelihara kerukunan, ketentraman dan ketertiban

Misi 2:

Meningkatkan kinerja birokrasi yang bersih, profesional dan akuntabel (accountable) demi masyarakat Kabupaten Nganjuk yang efektif dan efisien melalui penyelenggaraan Pemerintahan yang aspiratif, partisipatif dan transparan

Misi 3:

Meningkatkan kualitas pelayanan, mutu pendidikan dan kesehatan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas

Misi 4:

Meningkatkan keberpihakan pemerintah dalam peningkatan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian dan potensi lokal serta sektor produktif lain berbasis teknologi tepat guna

Misi 5:

Meningkatkan kebanggaan terhadap kesenian, kebudayaan dan kearifan lokal yang mampu mendorong pembangunan sektor pariwisata.

(30)

Misi 6:

Infrastruktur publik yang memadai dan berkualitas sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan perlindungan dari bencana

Keterkaitan Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk terletak pada Misi 4 dengan tujuan Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah Berbasis Pertanian dan Potensi Lokal yang mana tujuan tersebut mempunyai sasaran Meningkatnya Perluasan Lapangan Pekerjaan bagi Masyarakat. Adapun yang menjadi indikator sasaran tersebut adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).

III.3. Telaahan Renstra Kementrian/Lembaga dan Renstra Perangkat Daerah Provinsi Jawa Timur

III.3.1. Telaahan Renstra Kementrian Ketenagakerjaan

Sasaran strategis Kementerian Ketenagakerjaan untuk tahun 2015- 2019 meliputi:

a. peningkatan kompetensi dan produktifitas tenaga kerja;

b. peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja;

c. penciptaan hubungan industrial yang harmonis dan memperbaiki iklim ketenagakerjaan;

d. peningkatan perlindungan tenaga kerja, menciptakan rasa keadilan dalam dunia usaha dan pengembangan sistem pengawasan tenaga kerja;

e. peningkatan pelayanan administrasi, perencanaan program, keuangan, ketatausahaan dan rumah tangga yang transparan dan akuntabel, dengan indikator kinerja rating audit BPK;

f. peningkatan kinerja institusi yang berkelanjutan;

g. peningkatan kepuasan stakeholders dalam

(31)

h. penelitian dan pengembangan, data dan informasi ketenagakerjaan yang bermanfaat dan berkelanjutan.

Sasaran Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk pada dasarnya selaras dengan sasaran dari Kementerian Ketenagakerjaan, yakni peningkatan kompetensi dan produktifitas tenaga kerja,

peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan

pemberdayaan tenaga kerja, penciptaan hubungan industrial yang harmonis dan memperbaiki iklim ketenagakerjaan. Hanya terdapat sedikit perbedaan sasaran pada Kementerian Ketenagakerjaan, yakni terkait dengan pengawasan ketenagakerjaan sebagai dampak diberlakukannya Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015,

penyelenggaraan pengawasan ketenagakerjaan menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi.

III.3.2. Telaahan Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 29

Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian, tujuan

transmigrasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitar, meningkatkan pemerataan pembangunan daerah, dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Melalui program transmigrasi, akan memberikan lapangan kerja baru bagi transmigran, sehingga akan

menurunkan angka pengangguran. Sementara

pembangunan di kawasan transmigrasi akan

menyebabkan berkembangnya kawasan transmigrasi,

sehingga mempercepat pembangunan daerah dan

(32)

Keterkaitan antara sasaran pada Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi dengan sasaran Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk adalah bahwa dengan terealisirnya pengiriman transmigran merupakan salah satu upaya pengentasan pengangguran. Pengiriman transmigran dari berbagai daerah akan turut mendukung sasaran strategis Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan

Transmigrasi terutama berkaitan peningkatan

kesejahteraan masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.

III.3.3. Telaahan Renstra Kementerian Koperasi dan UKM

Sasaran Strategis Kementerian Koperasi dan UKM untuk Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. meningkatnya kontribusi KUKM dalam perekonomian melalui pengembangan komoditas berbasis koperasi/ sentra di sektor- sektor unggulan;

2. meningkatnya daya saing koperasi dan UMKM;

3. meningkatnya wirausaha baru dengan usaha yang layak dan berkelanjutan; dan

4. meningkatnya kualitas kelembagaan dan usaha koperasi, serta penerapan praktek berkoperasi yang baik oleh masyarakat.

Kebijakan di bidang Koperasi dan UMKM pada Tahun 2015-2019 diarahkan untuk: meningkatkan daya saing Koperasi dan UMKM sehingga mampu tumbuh menjadi usaha yang berkelanjutan dengan skala yang lebih besar (“naik kelas”) dalam rangka mendukung kemandirian perekonomian nasional.

Arah kebijakan tersebut akan dilaksanakan melalui 5 (lima) strategi sebagai berikut:

1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia;

2. Peningkatan akses pembiayaan dan perluasan skema pembiayaan;

(33)

3. Peningkatan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran

4. Penguatan kelembagaan usaha

5. Kemudahan, kepastian dan perlindungan usaha

Sasaran Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk Tahun 2018-2023 terkait koperasi dan Usaha Mikro pada prinsipnya selaras dengan sasaran strategis Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019. Peningkatan kualitas kelembagaan dan usaha koperasi, serta penerapan praktek berkoperasi yang baik

oleh masyarakat diterjemahkan sebagai upaya

memperkuat kelembagaan koperasi dengan secara rutin menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebagai bentuk pertanggung jawaban pengurus. Dengan digelarnya RAT maka Dinas akan mampu menilai keaktifan dan kesehatan koperasi yang bersangkutan.

Penumbuhan wirausaha baru sebagai upaya semakin memantapkan motivasi dan jiwa kewirausahaan agar semakin fokus dalam mengembangkan usaha yang sudah dirintis merupakan suatu proses yang sudah dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk. Peningkatan kualitas produk yang dihasilkan akan meningkatkan daya saing pelaku usaha. Sesuai dengan yang tertuang dalam lampiran Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 bahwa kewenangan kabupaten/kota hanya melaksanakan pemberdayaan dan pengembangan pada skala usaha mikro saja.

III.3.4. Telaahan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur

Sasaran Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur untuk Tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut :

(34)

1. Meningkatnya keterampilan / kompetensi tenaga kerja dan produktifitas tenaga kerja;

2. Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja di sektor informal;

3. Meningkatnya kondisi hubungan industrial yang

kondusif dan kesejahteraan pekerja;

4. Meningkatnya pengawasan ketenagakerjaan, K3 serta perlindungan pekerja/buruh; dan

5. Meningkatnya penempatan transmigran yang berkualitas dan kemandirian transmigran.

Sasaran Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk Tahun 2018-2023 dalam hal urusan ketenagakerjaan maupun transmigrasi sudah sejalan dengan sasaran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Timur khususnya dalam hal peningkatan keterampilan / kompetensi tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja, peningkatan kondisi hubungan industrial yang kondusif serta penempatan transmigran yang berkualitas.

Hanya terdapat sedikit perbedaan sasaran pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur, yakni terkait dengan aspek pengawasan ketenagakerjaan sebagai dampak diberlakukannya Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, penyelenggaraan pengawasan ketenagakerjaan menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi.

III.3.5. Telaahan Renstra Dinas Koperasi dan UMKM Prov. Jawa Timur Sasaran Strategis Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya kapasitas pengelola koperasi; 2. Meningkatnya produktifitas koperasi;

3. Meningkatnya kontribusi UMKM terhadap PDRB;

4. Meningkatnya jumlah wirausaha baru dan Omset

(35)

5. Meningkatnya standarisasi UMKM dan Produk UMKM; dan 6. Meningkatnya kinerja koperasi simpan pinjam.

Sasaran Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk Tahun 2018-2023 dalam hal urusan koperasi dan usaha mikro sudah sejalan dengan sasaran Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Timur khususnya dalam hal peningkatan produktifitas koperasi maupun pertumbuhan jumlah wira usaha baru.

III.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Perencanaan pembangunan di sektor ketenagakerjaan, koperasi dan usaha mikro yang terinci dalam program dan kegiatan pada Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk telah menyesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nganjuk. Pelatihan keterampilan terkait industri kreatif semisal keterampilan pembuatan kerajinan

tangan/handycraft, sablon kaos, souvenir dan lainnya

dikonsentrasikan pada wilayah kecamatan yang mempunyai potensi kawasan wisata. Sedangkan pelatihan terkait peningkatan produktifitas dan kualitas tenaga kerja dilaksanakan di daerah sekitar kawasan induatri padat karya.

Tidak ada program/kegiatan di Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk yang terkait langsung dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, namun demikian apabila ada program/kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup maka pelaksanaannya akan berpedoman pada Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten Nganjuk.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan hidup, Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk berupaya melaksanakan kegiatan pelatihan berbasis masyarakat dengan menggunakan bahan bekas yang tidak terpakai sehingga mengurangi volume sampah yang ada sekaligus memberikan manfaat / nilai tambah terhadap barang tersebut.

(36)

III.5. Penentuan isu – isu Strategis

Merujuk pada identifikasi permasalahan di sektor tenaga kerja koperasi dan usaha mikro, kebijakan kepala daerah terpilih, hasil analisa Renstra Kementerian terkait, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, telaah RTRW Kabupaten Nganjuk, serta dengan memperhatikan isu-isu penting lainnya, maka beberapa hal yang harus dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten nganjuk, yakni sebagai berikut:

a. peningkatan jumlah penyerapan angkatan kerja baik

didalam maupun diluar hubungan kerja;

b. peningkatan hubungan industrial yang harmonis;

c. peningkatan volume usaha koperasi;dan

(37)

BAB IV

TUJUAN DAN SASARAN IV.1. Tujuan

Berdasarkan penjabaran Visi dan Misi Kepala Derah dan Wakil Kepala Derah Terpilih serta identifikasi permasalahan berdasar tugas dan fungsi pelayanan perangkat daerah, maka Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk merumuskan tujuan sebagai berikut :

1. terwujudnya perluasan kesempatan kerja melalui

peningkatan kompetensi serta penempatan angkatan kerja dalam wadah hubungan industrial yang harmonis; dan

2. terwujudnya kelembagaan koperasi dan usaha mikro yang berdaya saing.

Adapun tujuan “Terwujudnya perluasan kesempatan kerja melalui peningkatan kompetensi serta penempatan angkatan kerja dalam wadah hubungan industrial yang harmonis” menggunakan indikator Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sedangkan terkait dengan tujuan “Terwujudnya kelembagaan koperasi dan usaha mikro yang berdaya saing” menggunakan indikator Persentase Pertumbuhan Volume Usaha Koperasi dan Persentase Pertumbuhan Omzet Usaha Mikro.

IV.2. Sasaran

Berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai

sebagaimana tersebut diatas, maka Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk mempunyai sasaran sebagai berikut :

1. meningkatnya penyerapan angkatan kerja baik didalam maupun diluar hubungan kerja;

2. meningkatnya hubungan industrial yang harmonis; 3. meningkatnya jumlah koperasi kategori sehat;dan

4. meningkatnya jumlah pelaku usaha mikro yang memiliki Ijin Usaha.

(38)

Sasaran yang hendak dicapai tersebut menggunakan indikator sebagai berikut :

1. persentase Tingkat Kesempatan Kerja (TKK);

2. persentase Kasus Perselisihan HI yang diselesaikan diluar Pengadilan;

3. persentase koperasi se hat;dan

4. persentase pertumbuhan usaha mikro yang memiliki Izin Usaha.

Adapun tujuan dan sasaran dari Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk berikut indikatornya selama 5 (lima) tahun kedepan kami sampaikan dalam tabel sebagaimana berikut :

(39)
(40)

BAB V

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

V.1. STRATEGI

Strategi yang ditempuh Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk dalam mencapai tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut :

1) peningkatan Persentase Tingkat Kesempatan Kerja (TKK); 2) peningkatan persentase kasus perselisihan HI yang

diselesaikan diluar Pengadilan;

3) peningkatan Persentase Koperasi S e h a t ; dan

4) peningkatan Persentase Pertumbuhan Usaha Mikro yang Memiliki Izin Usaha.

V.2. ARAH KEBIJAKAN

Sedangkan arah kebijakan yang ditempuh Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk dalam mencapai tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut :

1) meningkatkan kompetensi dan produktifitas tenaga kerja; 2) meningkatkan pembinaan terhadap kualitas Lembaga

Pelatihan Kerja;

3) meningkatkan Penempatan Angkatan Kerja melalui

mekanisme Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) , Antar Kerja Lokal (AKL), dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN);

4) memperluas kesempatan kerja melalui padat karya infrastruktur bagi masyarakat setengah penganggur;

5) mengoptimalkan penempatan calon transmigran;

6) optimalisasi pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

(41)

7) pembinaan norma dan syarat kerja secara berkelanjutan;

8) optimalisasi tingkat kepatuhan perusahaan dalam

melaksanakan ketentuan hukum peraturan ketenagakerjaan; 9) memberdayakan Lembaga Kerja Sama Bipartit di tiap - tiap Perusahaan sebagai salah satu sarana hubungan industrial dalam rangka menjalin komunikasi dan konsultasi antara pengusaha dengan pekerja;

10) meningkatkan pembinaan kelembagaan koperasi;

11) meningkatkan sumber daya manusia pengurus / pengelola koperasi baik dari segi manajerial usaha maupun akuntansi; 12) mendorong terbentuknya sumber ekonomi mandiri dalam

bentuk rintisan wira usaha baru dari pelaku usaha mikro; 13) meningkatkan fasilitasi promosi hasil produksi dari pelaku

usaha mikro; dan

14) meningkatkan fasilitasi kemitraan dan pembiayaan pelaku usaha mikro dengan pihak ketiga.

Strategi dan arah kebijakan yang ditempuh Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran disajikan sebagaimana tabel V.1. dibawah ini :

(42)

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN 1 2 3 4 Terwujudnya perluasan kesempatan kerja melalui peningkatan kompetensi serta penempatan angkatan kerja dalam wadah hubungan industrial yang harmonis Meningkatnya penyerapan angkatan kerja baik didalam maupun diluar hubungan kerja Peningkatan Persentase Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)

Meningkatkan kompetensi dan produktifitas tenaga kerja Meningkatkan pembinaan terhadap kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

Meningkatkan Penempatan Angkatan Kerja melalui

mekanisme Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) , Antar Kerja Lokal (AKL), dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN)

Memperluas kesempatan kerja melalui padat karya

infrastruktur bagi masyarakat setengah penganggur Mengoptimalkan penempatan calon transmigran Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis Peningkatan Persentase Kasus Perselisihan HI yang diselesaikan diluar Pengadilan Optimalisasi penyelesaian perselisihan hubungan industrial

Pembinaan norma dan syarat kerja secara berkelanjutan Optimalisasi tingkat kepatuhan perusahaan dalam

melaksanakan ketentuan hukum peraturan

ketenagakerjaan

Memberdayakan Lembaga Kerja Sama Bipartit di tiap - tiap Perusahaan sebagai salah satu sarana hubungan industrial dalam rangka menjalin komunikasi dan konsultasi antara pengusaha dengan pekerja

(43)

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN 1 2 3 4 Terwujudnya Meningkatnya jumlah koperasi kategori sehat Peningkatan Persentase Koperasi Sehat Meningkatkan pembinaan kelembagaan koperasi Kelembagaan koperasi da usaha mikro yang berdaya saing

Meningkatkan sumber daya

manusia pengurus / pengelola koperasi baik dari segi manajerial usaha maupun akuntansi

Meningkatnya Peningkatan Mendorong terbentuknya sumber

jumlah pelaku Persentase ekonomi mandiri dalam bentuk

usaha mikro Pertumbuhan rintisan wira usaha baru dari pelaku

yang memiliki Usaha Mikro usaha mikro

Ijin Usaha yang Memiliki

Izin Usaha.

Meningkatkan fasilitasi promosi hasil produksi dari pelaku usaha mikro

Meningkatkan fasilitasi kemitraan dan pembiayaan pelaku usaha mikro dengan pihak ketiga

(44)

BAB VI

PROGRAM DAN RENCANA KEGIATAN

Didalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi perangkat daerah, Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk melaksanakan 11 (sebelas) program dengan 115 (seratus lima belas) kegiatan dengan rincian sebagaimana disajikan dalam tabel VI.1. berikut ini:

Tujuan Sasaran Program

Indikator Program (Outcame)

Indikator Kegiatan (Output)

1 Pelatihan Menjahit Modes Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan

2 Pelatihan Memasak Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan

3 Pelatihan Sablon Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan

4 Pelathan Rias Pengantin Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan

5 Pelatihan Komputer Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan

6 Pelatihan Las Listrik Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan 7 Pelatihan Potong Rambut Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan 8 Pelatihan Otomotif Roda Dua Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan 9 Pelatihan Reparasi Dinamo Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan 10 Pelatihan Tata Rias Wajah Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan 11 Fasilitasi Penempatan Tenaga Kerja Berbasis

Kebutuhan Pasar Kerja

Jumlah pencaker yang mengikuti kegiatan

12 Pelatihan Keterampilan Kerja Berbasis Sektor Industri Jumlah pencaker yang mendapatkan keterampilan 13 Pelatihan Keterampilan Pemanfaatan Pasir dan

Semen

Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan keterampilan

14 Pelatihan Pengembangan Produktifitas Tenaga Kerja Berbasis 5R 5S

jumlah pekerja yang mengikuti kegiatan

15 Perluasan Kesempatan Kerja Padat Karya Pengerukan Saluran

Jumlah penganggur dan setengah penganggur yang mengikuti kegiatan

16 Perluasan Kesempatan Kerja Padat Karya Pengerasan Jalan

Jumlah penganggur dan setengah penganggur yang mengikuti kegiatan

17 Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja Jumlah informasi tenaga kerja yg siap kerja dari SMK di Kab Nganjuk

18 Job Fair Jumlah pengunjung pameran kesempatan kerja

19 Penguatan Kelembagaan Bursa Kerja Khusus (BKK) jumlah BKK yang mengikuti kegiatan 20 Pembinaan Kegiatan Antar Kerja Terselenggaanya informasi terkait regulasi

ketenagakerjaan kepada stakeholder antar kerja 21 Pendataan Ketenagakerjaan Penempatan Tenaga

Kerja

Jumlah data ketenagakerjaan penempatan tenaga kerja yang tersedia

22 Sosialiasi Standart Mutu LPK melalui Lembaga Akreditasi LPK

Jumlah LPK yang mengikuti kegiatan 23 Bimbingan Teknis dan Adminitrasi pada Lembaga

Pelatihan Kerja

Jumlah LPK yang mengikuti kegiatan 24 Pembangunan Balai Latihan Kerja Jumlah BLK yang dibangun 25 Pengadaan Peralatan Penunjang Balai Latihan Kerja Jumlah peralatan yang diadakan 26 Pemeliharaan Rutin / Berkala Sarana dan Prasarana

BLK

Jumlah BLK yang mendapatkan pemeliharaan rutin 27 Rehabilitasi Sedang / Berat Sarana dan Prasarana

BLK

Jumlah BLK yang mendapatkan rehabilitasi 28 Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kepelatihan dan

Instruktur BLK

Jumlah instruktur yang dilatih Tabel VI.1

Rencana Program dan Kegiatan

Terwujudnya perluasan kesempatan kerja melalui peningkatan kompetensi serta penempatan angkatan kerja dalam wadah hubungan industrial yang harmonis Meningkatnya penyerapan angkatan kerja baik didalam maupun diluar hubungan kerja Peningkatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Besaran penganggur/ setengah penganggur yang ditempatkan Kegiatan

(45)

Tujuan Sasaran Program

Indikator Program (Outcame)

Indikator Kegiatan (Output)

1 Penguatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan padat karya yang dapat mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan normalisasi saluran tersier (DBHC-HT)

Jumlah pencaker yang mengikuti kegiatan

2 Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja melalui Padat Karya berbasis Sumber Daya Alokasi (DBHC-HT)

Jumlah pencaker yang mengikuti kegiatan

3 Pembinaan dan pelatihan ketrampilan kerja bagi tenaga kerja dan masyarakat melalui pelatihan pelatihan otomotif kendaraan roda dua (DBHC-HT)

Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan keterampilan dengan dana DBHCHT

4 Pembinaan dan pelatihan keterampilan kerja bagi tenaga kerja dan masyarakat melalui pelatihan keterampilan menjahit (DBHC-HT)

Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan keterampilan dengan dana DBHCHT

5 Pembinaan dan pelatihan keterampilan kerja bagi tenaga kerja dan masyarakat melalui pelatihan keterampilan las listrik (DBHC-HT)

Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan keterampilan dengan dana DBHCHT

6 Pembinaan dan pelatihan keterampilan kerja bagi tenaga kerja dan masyarakat melalui pelatihan keterampilan sablon (DBHC-HT)

Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan keterampilan dengan dana DBHCHT

7 Pembinaan dan pelatihan keterampilan kerja bagi tenaga kerja dan masyarakat melalui pelatihan pembuatan aneka kue (DBHC-HT)

Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan keterampilan dengan dana DBHCHT

8 Pembinaan dan pelatihan keterampilan kerja bagi tenaga kerja dan masyarakat melalui pelatihan keterampilan potong rambut (DBHC-HT)

Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan keterampilan dengan dana DBHCHT

9 Pembinaan dan pelatihan keterampilan kerja bagi tenaga kerja dan masyarakat melalui pelatihan pembuatan paving block (DBHC-HT)

Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan keterampilan dengan dana DBHCHT

10 Pembinaan dan pelatihan ketrampilan kerja bagi tenaga kerja dan masyarakat melalui kewirausahaan dan olahan makanan berbasis inovasi (DBHC-HT)

Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan keterampilan dengan dana DBHCHT

11 Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja bagi Pencari Kerja melalui Penyelenggaraan Pameran Kesempatan Kerja / Job Fair (DBHCHT)

Jumlah pengunjung pameran kesempatan kerja

12 Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja bagi Pencari Kerja melalui Penyajian Informasi Kerja Berbasis On Line(DBHCHT)

Jumlah pencari kerja yang mendapatkan informasi lowongan pekerjaan

13 Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja bagi Pencari Kerja melalui Pengendalian dan Pembinaan Lembaga Penyalur Tenaga Kerja (DBHCHT)

Jumlah LPTK yang mendapatkan pembinaan

1 Peningkatan Kerjasama Antar Daerah Transmigran Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan keterampilan dengan dana DBHCHT 2 Fasilitasi Penempatan Transmigran Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan

keterampilan dengan dana DBHCHT 3 Sosialisasi, Pendaftaran dan Seleksi Calon

Transmigran

Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan keterampilan dengan dana DBHCHT 4 Monitoring Pasca Penempatan Transmigrasi Jumlah pencaker yang mendapatkan pelatihan

keterampilan dengan dana DBHCHT 1 Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Penyelesaian

Perselisihan HI

Jumlah pengunjung pameran kesempatan kerja 2 Pembinaan Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dan

Kesehatan di Perusahaan

Jumlah pencari kerja yang mendapatkan informasi lowongan pekerjaan

3 Pendataan Sarana HI dan Syarat Kerja Jumlah LPTK yang mendapatkan pembinaan

4 Pembinaan HI dan Norma Kerja Jumlah perusahaan/pekerja yang mendapatkan pembinaan 5 Pembinaan Kelembagaan Sarana HI Jumlah perusahaan/pekerja yang mendapatkan pembinaan

6 Verifikasi SP/SB Jumlah SP/SB yang diverifikasi

7 Penetapan Usulan UMK Terlaksananya penetapan UMK

8 Pemantauan Upah Minimum Kabupaten Nganjuk Jumlah Perusahaan yang dipantau pelaksanaan UMKnya 9 Sosialisasi Upah Minimum Kabupaten

Jumlah Perusahaan yang mengikuti sosialisasi 10 Pemberdayaan LKS Tripartit Jumlah Pertemuan LKS Tripartit

11 Fasilitasi Peringatan Hari Buruh Internasional / Mayday

Tercapainya Kondisi HI Yang Harmonis Terwujudnya perluasan kesempatan kerja melalui peningkatan kompetensi serta penempatan angkatan kerja dalam wadah hubungan industrial yang harmonis Pengembangan Wilayah Transmigrasi Jumlah transmigran yang diberangkatkan Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Persentase Angka Sengketa Perusahaan per Tahun Kegiatan Meningkatnya penyerapan angkatan kerja baik didalam maupun diluar hubungan kerja Pembinaan Lingkungan Sosial Besaran penganggur/ setengah penganggur yang ditempatkan/m endapatkan pelatihan dengan dana DBHCHT

(46)

Tujuan Sasaran Program

Indikator Program (Outcame)

Kegiatan Indikator Kegiatan (Output)

1 Pembinaan Penghargaan Koperasi Berprestasi Jumlah koperasi yang dilakukan penilaian kesehatan

2 Pembinaan Koperasi Kategori Kurang Sehat Jumlah koperasi kurang sehat yang dilakukan pembinaan

3 Pengawasan Kelembagaan Koperasi Jumlah koperasi yang dilakukan pengawasan

4 Temu Usaha Koperasi Jumlah pengurus koperasi yang mengikuti temu usaha

5 Bimtek Administrasi Usaha / Akutansi Koperasi (SAK ETAP)

Jumlah pengurus koperasi yang mengikuti kegiatan bimtek administrasi usaha / akutansi koperasi (SAK ETAP)

6 Bimtek Manajemen Usaha Koperasi Jumlah pengurus koperasi yang mengikuti bimtek manajemen usaha koperasi

7 Fasilitasi Peringatan Hari Koperasi Terlaksananya peringatan hari Koperasi Nasional

1 Fasilitasi Peningkatan Kemitraan Usaha bagi Pelaku

Usaha Mikro Jumlah usaha mikro yang mendapatkan fasilitasi

2 Fasilitasi Pengembangan Sarana Promosi Hasil

Produksi Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

3 Fasilitasi Kampung Kuliner dan Kerajinan berbasis Potensi Lokal

Jumlah komunitas pelaku usaha mikro yang mendapatkan fasilitasi

4 Fasilitasi Promosi Hasil Produksi melalui Pemasaran On Line

penyampaian ke masyarakat tentang produk unggulan Kab. Nganjuk

5 Pendataan dan Pemetaan Pelaku Usaha Mikro terkait

produk unggulan dan IUM kab. Nganjuk Pemetaan jenis usaha mikro

6 Sosialisasi Perlindungan Hukum bagi Produk Usaha

Mikro Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

7 Pelatihan Kewirausahaan dan Akutansi Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

8 Penyelesaian Dana Bergulir Jasa Pelayanan Dana Bergulir bagi Bank Jatim selaku Bank Penyalur Kredit Dana Bergulir

9 Fasilitasi Permodalan dan Monev Program KUR sosialisasi kur kepada pelaku usaha

10 Pelatihan dan Fasilitasi Pembuatan Kemasan Produk

Usaha Mikro Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

11 Pelatihan Anyaman Plastik Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

12 Pelatihan Tas Sulam Benang Rajut Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

13 Pelatihan Hantaran Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

14 Pelatihan Bordir Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

15 Pelatihan Lilin Hias Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

16 Pelatihan Batik Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

17 Pelatihan Keterampilan Pembuatan Aneka Sovenir Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

18 Pelatihan Keterampilan Olahan Aneka Keripik Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

19 Pelatihan Ketrampilan Pembuatan Aneka Kue

Basah/Kering Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

20 Pelatihan Olahan Makanan Berbasis Inovasi Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

21 Pelatihan Pembuatan Tas dari Bahan Rajut Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

22 Pelatihan Menjahit Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

23 Pelatihan Keterampilan Desain Grafis / Digital Printing Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

24 Pelatihan Kewirausahaan dan Usaha Produktif

Berbasis Sumber Daya Lokal (SDL) Jumlah masyarakat yang mendapatkan keterampilan

Meningkatnya volume usaha koperasi Terwujudnya kelembagaan koperasi dan usaha mikro yang berdaya saing Meningkatnya jumlah pelaku usaha mikro yang memiliki Ijin Usaha Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Persentase Koperasi Aktif Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Mikro Persentase Pertumbuhan Usaha Mikro yang Memiliki Ijin Usaha Mikro (IUM)

Gambar

Tabel II.3.1.
Tabel II.3.2
Tabel VI.2   Pendanaan Indikatif
Tabel VII.1.
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dan bebas dari campur tangan pihak luar.. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi

Kirana I adalah kapal tipe Ro - Ro Passanger Ship yang beroperasi di Pulau Jawa dengan rute pelayaran Pelabuhan Semarang - Sampit yang mampu mengangkut penumpang

Jadi hasil dari diskriminan yang baik kita hanya memasukkan variable dalam model dimana variable adalah variable yang memberikan kontribusi paling besar untuk membedakan antar

Kadar air kayu di atas titik jenuh serat mempunyai kandungan air lebih dari 30%. Atau kayu yang akan melalui proses pengeringan buatan mempunyai kadar air kira-kira 70%

Menurut Luxemburg dalam buku Pengantar Ilmu Sastra (1984: 175) puisi adalah teks-teks monolog yang isinya tidak pertama-tama merupakan sebuah alur. Teks puisi memiliki tipografi

Rencana Kerja Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan Tahun 2021 berfungsi sebagai dokumen perencanaan tahunan, yang disusun dengan tahapan dan tatacara sesuai

Sejalan dengan pelaksanaan Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 18 Tahun 2019 tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2018 – 2023, maka Dinas