[5]
E. Maksud dan Tujuan
Maksud disusunnya Rencana Strategis ini adalah menjamin adanya suatu keterkaitan,
kesinergisan dengan RPJMD dalam setiap perencanaan, penganggaran, serta pelaksanaan
program dan kegiatan setiap tahun anggaran selama 5 (lima) tahun kedepan oleh
Bagian-Bagian di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul.
Tujuan penyusunan Rencana Strategis ini adalah sebagai acuan dalam memberikan
arahan mengenai srategi pembangunan, sasaran-sasaran strategis, kebijakan umum,
program dan kegiatan pembangunan yang ingin dicapai dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun ke depan sekaligus sebagai alat kendali dalam menjalankan pokok dan fungsinya
dalam dalam mendukung pencapaian Visidan Misi Sekretariat Daerah maupun
mendukung terwujudnya pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bantul.
[6]
Bab II
GAMBARAN UMUM
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANTUL
A. Peran dalam Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Daerah
ekretariat Daerah Kabupaten Bantul dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul
Nomor 15 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul dan
Sekretariat DPRD Kabupaten Bantul, sebagaimana
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kabupaten Bantul Nomor 15 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten
Bantul dan Sekretariat DPRD Kabupaten Bantul. Sekretariat Daerah merupakan unsur
staf yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati. Rincian tugas, fungsi dan tata kerja Sekretariat Daerah
Kabupaten Bantul diatur dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 86 Tahun 2007 tentang
Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul.
Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Bupati dalam penyusunan kebijakan
dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga tehnis daerah.Tugas dan kewajiban
yang cukup berat, luas dan kompleks ini tentu saja dibutuhkan tenaga dan personil yang
handal dalam upaya mendukung pelaksanaan tugas membantu Bupati dalam menyusun
kebijakan pemerintah daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas
Sekretariat Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;
2. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;
3. pelaksana pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan
daerah;
S
Sistematika Bab II
meliputi :
A. Peran dalam
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan
B. Sumberdaya dalam
penyelenggaraan
tugas dan fungsi
C. Pencapaian kinerja
pelayanan
D. Anggaran dan
realisasi
pendanaan
pelayanan
[7]
4. pelaksana pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah; dan
5. pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
B. Sumberdaya dalam Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi
1. Susunan Organisasi
Susunan Organisasi Sekretariat Daerah sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) terdiri dari :
1. Sekretaris Daerah
2. Asisten.
Asisten terdiri dari Asisten Pemerintahan, Asisten Perekonomian dan
Pembangunan serta Asisten Administrasi Umum. Masing-masing asisten
membawahi bagian, sebagai berikut :
a. Asisten Pemerintahan
Asisten Pemerintahan membantu Sekretaris Daerah di bidang pemerintahan
dan membawahi :
1) Bagian Tata Pemerintahan, mencakup :
a) Sub Bagian Pengembangan Otonomi Daerah,
b) Sub Bagian Perangkat Daerah,
c) Sub Bagian Pertanahan.
2) Bagian Pemerintahan Desa,mencakup :
a) Sub Bagian Kelembagaan Desa,
b) Sub Bagian Perangkat Desa,
c) Sub Bagian Kekayaan Desa.
3) Bagian Hukum,mencakup
a) Sub Bagian Perundang-undangan,
b) Sub Bagian Bantuan Hukum,
c) Sub Bagian Dokumentasi Hukum.
[8]
b. Asisten Perekonomian dan Pembangunan
Asisten Perekonomian dan Pembangunan membantu Sekretaris Daerah di
bidang perekonomian dan pembangunan, yang membawahi :
1) Bagian Administrasi Pembangunan, mencakup :
a) Sub Bagian Teknis Administrasi Pembangunan,
b) Sub Bagian Pengendalian Program,
c) Sub Bagian Percepatan Pembangunan.
2) Bagian Kerjasama dan Pengembangan Potensi Daerah, mencakup :
a) Sub Bagian Investasi dan Kerjasama,
b) Sub Bagian Pengembangan Potensi Perdagangan, Industri dan Jasa,
c) Sub Bagian Pengembangan Sumber Daya Alam.
3) Bagian Hubungan Masyarakat,mencakup :
a) Sub Bagian Pengumpulan dan Distribusi Informasi,
b) Sub Bagian Penerangan dan Promosi,
c) Sub Bagian Pemberitaan.
c. Asisten Administrasi Umum
Asisten Administrasi Umum membantu Sekretaris Daerah di bidang
administrasi dan umum yang membawahi:
1) Bagian Organisasi, mencakup :
a) Sub Bagian Kelembagaan,
b) Sub Bagian Ketatalaksanaan dan Standarisasi,
c) Sub Bagian Analisa Jabatan dan Aparatur.
2) Bagian Umum, mencakup :
a) Sub Bagian Tata Usaha,
b) Sub Bagian Keuangan,
c) Sub Bagian Rumah tangga dan Santel.
3) Bagian Protokol, mencakup :
a) Sub Bagian Tata Laksana Acara,
b) Sub Bagian Administrasi Bupati dan Wakil Bupati,
c) Sub Bagian Administrasi Sekda dan Asisten.
[9]
3. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional bertugas membantu Sekretaris Daerah di bidang
tertentu sesuai dengan keahliannya.
Gambar II.1
Sruktur Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul
Sub Bagian
Pertanahan
Sub Bagian Kekayaan
Desa
Sub Bagian
Dokumentasi
Hukum
Sub Bagian
Percepatan
Pembangunan
Sub Bagian
Pengembangan
Sumber Daya Alam
Sub Bagian
Pemberitaan
Sub Bagian
Analisa Jabatan
Aparatur
Sub Bagian
Rumah Tangga
dan Santel
Sub Bagian
Administrasi Sekda
dan Asisten
Sub Bagian Perangka
Daerah
Sub Bagian Perangka
Desa
Sub Bagian
Bantuan Hukum
Sub Bagian
Pengendalian
Program
Sub Bagian
Pengembangan
Potensi Perdagangan
Industri dan Jasa
Sub Bagian
Penerangan dan
Promosi
Sub Bagian
Ketatalaksanaan
dan Standarisasi
Sub Bagian
Keuangan
Sub Bagian
Administrasi Bupati
dan Wakil Bupati
Sub Bagian
Pengembangan
Otonomi Daerah
Sub Bagian
Kelembagaan Desa
Sub Bagian
Perundang-undangan
Sub Bagian Teknis
Administrasi
Pembangunan
Sub Bagian
Investasi dan
Kerjasama
Sub Bagian
Pengumpulan dan
Distribusi Informasi
Sub Bagian
Kelembagaan
Sub Bagian Tata
Usaha
Sub Bagian Tata
Laksana Acara
Bagian
Tata Pemerintahan
Bagian Pemerintahan
Desa
Bagian
Hukum
Bagian
Administrasi
Pembangunan
Bagian
Kerjasama dan
Pengembangan
Potensi Daerah
Bagian
Hubungan
Masyarakat
Bagian
Organisasi
Bagian
Umum
Bagian
Protokol
Asisten Pemerintahan Asisten Perekonomian dan
Pembangunan Asisten Administrasi Umum
Sekretaris Daerah
Jabatan Fungsional
2. Susunan Kepegawaian
Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul memiliki SDM yang cukup beragam. Jumlah
SDM/PNS se Sekretariat Daerah per 31 Desember 2015 sebanyak 210 orang, terdiri dari
145 orang atau 69,05% Laki-laki dan 65 orang atau 31,58% Perempuan.
Sedangkan berdasarkan pendidikan, SDM Sekretariat Daerah didominasi oleh jenjang
pendidikan SLTA sebanyak 40% atau 84 orang, disusul oleh jenjang pendidikan S1
sebanyak 25,71% atau 54 orang. Hal ini menunjukkan bahwa jenjang pendidikan SDM
Bantul cukup baik. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar II.2 PNS Menurut Pendidikan
Bila datanya dipilah menurut tingkat pendidikan dan jenis kelamin, maka datanya
menunjukkan perimbangan gender yang baik. Pada PNS dengan jenjang pendidikan
yang lebih tinggi, mulai dari S 1 , perimbangan gender nya relatif berimbang.
Kesenjangan dalam hal jumlah justru menguat pada PNS dengan jenjang pendidikan
yang lebih rendah (SD, SLTP dan SLTA).
Gambar II.3 Perimbangan Jenjang Pendidikan per Jenis Kelamin
SD
3,81%SLTP
7,62%
SLTA
40,00%
D-I
0,48% 0,00%D-II
D-III
5,71%
D-IV
4,29%
S1
25,71%
S2
11,90% 0,48%S3
S D S L T P S L T A D - I D - I I D - I I I D - I V S 1 S 2 S 3
8 16
64
1 0 1 8
29 17
1
0 0
20
0 0 11 1
25
8
0
Laki-laki Perempuan
[12]
Sementara bila dipilah lagi menurut eselon, datanya menunjukkan bahwa semakin
tinggi eselon, persentase perempuan semakin sedikit. Beberapa upaya perlu didorong
untuk membuat pengembangan karir perempuan semakin terbuka termasuk dalam
posisi-posisi strategis dalam pengambilan keputusan. Apalagi karena melihat data
sebelumnya, bahwa dari segi jenjang pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan,
kesenjangan gendernya justru semakin kecil.
Gambar II.4 Komposisi Jenis Kelamin Jabatan Struktural Tahun 2015
C. Pencapaian Kinerja Pelayanan
Penyelenggaraan pelayanan Sekretariat Daerah mendasarkan pada Rencana Strategis
Sekretariat Daerah Tahun 2011 – 2015. Renstra Sekretariat Daerah mengalami
perubahan sebagai tindak lanjut perubahan RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011 –
2015 dan perubahan Indikator KInerja Utama Pemerintah Kabupaten Bantul Tahun 2011
– 2015. Perubahan terakhir Renstra tersebut sesuai dengan Keputusan Sekretaris Daerah
Nomor 38a/Kept/Sekda/2014 tentang Perubahan atas Keputusan Sekretaris Daerah
Kabupaten Bantul Nomor 21a/Kept/Sekda/2014 tentang Rencana Strategis (Renstra)
Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul.
Kinerja pelayanan setelah mengalami perubahan/revisi Renstra Sekretariat Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2011 – 2015 sebagai berikut :
10
20
30
II III IV
3 8
17
28
0 1
9 10
Laki-laki Perempuan
Tabel II.1 Revisi Pencapaian Kinerja Pelayanan Sekretariat Daerah Tahun 2011 – 2015
No Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fugsi Target Renstra SKPD Tahun ke - Realisasi Capaian Tahun ke - Rasio Capaian pada Tahun ke -
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah 47,68 66
(B) (B) 67 47,68 65,03 (B) 70,26 (BB) 100 98,53 104,87
2 Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (EKPPD)
3.1 3,1 3,2 3.1766 3,1766 3,2464 102 102,47 101,45
3 Persentase perikatan kerja sama yang
ditindaklajuti
100 100 100 100 65,3 708 100 65,3 708
4 Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) 60 100 100 79 133,20 100 132 133,20 100
5 Nilai Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
(PMPRB)
- 52 60 - 52,03 60,58 - 100,06 100,06
6 Persentase belanja pegawai 66.29 66,1 55 68.24 59,74 53,07 97 109,62 103,51
D. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sekretariat Daerah Bantul, sumber
daya keuangan merupakan salah satu faktor yang menentukan pencapaian target kinerja,
disamping sumberdaya manusia maupun sarana prasarana. Anggaran dan realisasi
pendanaan pelayanan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul sebagaimana tabel berikut :
Tabel II.2 Rekapitulasi Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan
Sekretariat Daerah Tahun 2015
Uraian Anggaran Realisasi %
Belanja 36.010.749.808 33.719.428.867 93,64
Belanja langsung 24.119.672.808 22.205.583.016 92,06
Belanja tak langsung 11.891.077.000 11.513.845.851 96,83
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul
Tahun 2011 – 2015
Tabel II.3 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2011 – 2015
Uraian Anggaran pada Tahun ke - Realisasi Anggaran pada Tahun ke -
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Belanja 24.192.265.200 26.808.989.691 34.553.604.146 41.254.353.984 36.010.749.808 23.096.221.989 25.125.603.070 31.988.188.297 33.176.653.393 33.176.653.393
Belanja
langsung 13.597.056.100 16.008.346.400 23.408.882.246 29.889.294.984 24.119.672.808 12.733.790.218 14.557.777.748 21.281.377.311 22.205.583.016 22.205.583.016
Belanja
tak
langsung
10.595.209.100 10.800.643.291 11.144.721.900 11.365.059.000 11.891.077.000 10.362.431.771 10.567.825.322 10.706.810.986 10.971.070.377 11.513.845.851
Tabel II.4 Rasio dan Rata-Rata Pertumbuhan Pendanaan Pelayanan
Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2011 – 2015
Uraian Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke - Rata-rata Pertumbuhan
1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi
Belanja 95,47 93,72 92,58 90,97 93,64 2.363.696.922 2.124.641.376
Belanja langsung 93,65 90,94 90,91 88,86 92,06 2.104.523.342 1.894.358.560
Bab III
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
nalisis isu-isu strategis ini merupakan bagian
penting dalam dokumen Rencana Strategis
karena menjadi dasar pemikiran dalam
penajaman dan penyelarasan visi, misi dan arah
pembangunan daerah. Uraian permasalahan
pembangunan yang mengawali bagi analisis isu-isu
strategis ini, dimaksudkan sebagai acuan untuk
merumuskan isu-isu strategis yang akan menentukan
kinerja Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul dalam
kurun waktu Tahun 2016-2021.
A. Permasalahan
Identifikasi permasalahan pembangunan digunakan untuk menentukan program
pembangunan daerah yang tepat sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.
Identifikasi dengan menggunakan kriteria tertentu harus dilakukan sehingga
menghasilkan daftar permasalahan yang secara faktual dihadapi dalam pembangunan.
Kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang akan diangkat
adalah:
1. Cakupan masalah yang luas.
2. Permasalahan cenderung meningkat atau membesar di masa yang datang dan
berdampak negatif.
3. Memerlukan upaya penanganan yang konsisten dari waktu ke waktu serta
sinergitas berbagai pihak
Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah yang
berkaitan dengan pelayanan kepada Kepala Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) dapat diidentifikasi 3 (tiga) klasifikasi permasalahan pelayanan Sekretariat
A
Sistematika Bab III
meliputi :
A. Permasalahan
B. Telahaan visi, isi
dan program
kepala daeah dan
wakil kepala
daerah terpilih
terkait dengan
tugas dan fungsi
pelayanan
[17]
Daerah, yaitu permasalahan pada kebijakan, program dan kebutuhan teknis operasional
pada kegiatan.
Pada tataran kebijakan Sekretariat Daerah dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai
berikut :
1. Belum optimalnya manajemen ASN dalam rangka peningkatkan kualitas kinerja
dan menciptakan budaya kerja positif yang kondusif bagi terciptanya birokrasi
yang bersih dan akuntabel, efektif, dan efisien serta mampu memberikan
pelayanan yang berkualitas
2. Kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan kinerja yang terintegrasi
masih perlu ditingkatkan
Pada tingkat implementasi program pada Bagian di lingkungan Sekretariat Daerah dapat
diidentifikasikan permasalahan pelayanan sebagai berikut :
1. Tata kelola pemerintahan yang belum efektif, efisien dan akuntabel
2. Tata kelola administrasi pertanahan belum optimal
3. Sistem tata kelola administrasi pemerintahan desa yang belum optimal
4. Kapasitas SDM pamong desa yang masih perlu ditingkatkan
5. Belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan desa
6. Peran pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat masih belum optimal
7. Penyusunan produk hukum daerah yang sesuai dengan kondisi daerah dan
peraturan perundang-undangan yang diatasnya
8. Kesadaran hukum aparatur dan masyarakat terhadap hukum masih perlu
ditingkatkan
9. Pelaksanaan pekerjaan yang belum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
10. Peraturan perundang-undangan tentang pengadaan barang dan jasa yang dinamis
11. Kebutuhan data dan informasi perekonomian dan pembinaan potensi daerah
yang terbaru
12. Keterbatasan sumber daya (modal, SDM) dalam pelaksanaan pembangunan
daerah
13. Belum optimalnya PAD
14. Pemberdayaan UMKM perlu ditingkatkan guna menghadapi persaingan globlal
15. Kapasitas SDM komunikasi dan informasi perlu ditingkatkan
[18]
16. Penyebarluasan informasi kepada masyarakat perlu ditingkatkan
17. Kelembagaan yang belum efektif dan efisien
18. Penyelenggaraan persandian perlu ditingkatkan
19. Penyelenggaraan pelayanan kepada Bupati, Wakil Bupati, Sekda, Asisten dan Staf
Ahli Bupati
20. Penyelenggaraan administrasi umum untuk mendukung pelaksanaan tugas di
lingkungan Sekretariat Daerah
21. Penyelenggaraan yang harus sesuai dengan standar keprotokolan
Permasalahan teknis operasional kegiatan yang dapat diidentifikasi dari pelayanan
Sekretariat Daerah, sebagai berikut :
1. Perlunya dokumen perencanaan yang sesuai dan selaras dengan dokumen
perencanaan di atasnya
2. Perlunya koordinasi berbagai pihak terkait dalam rangka penyelenggaaan
pemerintahan daerah
3. Batas wilayah Kabupaten Bantul dengan kabupaten lain sekitarnya masih belum
jelas sehingga berpengaruh pada administrasi masyarakat
4. Kepemilikan tanah yang digunakan sebagai pendukung sarana prasarana untuk
kepentingan umum belum dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten
5. Pelayanan masyarakat di bidang pertanahan perlu dijamin oleh pemerintah
6. Belum adanya database kekayaan desa yang akuntabel
7. Data dan informasi monografi desa yang belum optimal
8. Pemahaman pamong desa tentang aturan perundang-undangan tentang
keuangan masih belum optimal
9. Peningkatan kualitas SDM BPD yang belum optimal
10. Peraturan perundang-undangan tentang tanah kas desa mengalami perubahan
11. Pemberdayaan masyarakat melalui lembaga RT belum optimal
12. Masih banyak peraturan perundang-undangan di daerah yang pengaturannya
tumpang tindih dan belum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di
atasnya
13. Belum adanya pemahaman yang sama terkait dengan peraturan
perundang-undangan tentang pengadaan barang dan jasa
[19]
14. Data dan informasi yang berhubungan dengan perekonomian dan pembinaan
potensi daerah masih belum optimal
15. Belum semua SKPD memahami mekanisme kerjasama daerah
16. Kinerja BUMD yang belum optimal
17. Belum sinkronnya calon mitra kerja pendukung pengembangan UMKM dengan
pelaku UMKM
18. Informasi yang diberitakan oleh mass media kurang berimbang
19. Sarana penyebarluasan informasi kepada masyarakat kurang optimal
20. Pelayanan informasi pada badan publik belum optimal
21. Belum tersedianya SOP atau standar ketatalaksanaan di seluruh SKPD
22. Adanya kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan SDM
23. Kapasitas sebagian SDM persandian belum memadai
24. Perlu dukungan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Bupati, Wakil
Bupati, Sekretaris Daerah, Asisten Sekretaris Daerah dan Staf Ahli Bupati
25. Perlunya sistem pelaporan keuangan yang baik dan optimal di lingkungan
Sekretariat Daerah
26. Pengelolaan aset yang belum optimal
27. Belum terlaksananya standar keprotokolan dalam acara resmi di seluruh SKPD
28. Pelaksanaan acara kedinasan yang sesuai dengan standar keprotokolan belum
optimal
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan Sekretariat Daerah sebagai Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang memiliki tugas pokok membantu Bupati dalam menyusun
kebijakan dan mengkoordinasikan Dinas Daerah dan Lembaga Daerah adalah faktor
internal dan eksternal Sekretariat Daerah, faktor internal yang mempengaruhi
Sekretariat Daerah antara lain :
1. Jumlah dan kapasitas aparat belum seluruhnya memenuhi tuntutan tugas dan
belum sesuai dengan beban kerja.
2. Masih lemahnya pemahaman Tupoksi para aparat pemerintah mengakibatkan
tidak maksimalnya hasil koordinasi.
3. Pola pembinaan aparat yang belum terorientasikan pada peningkatan kinerja.
4. Mekanisme dan pola kerja pada setiap unit kerja belum tertata dalam suatu sistem
[20]
Sedangkan masalah eksternal yang mempengaruhi kinerja Sekretariat daerah Kabupaten
Bantul adalah :
1. Adanya multi interpretasi terhadap otonomi daerah yang dapat menimbulkan
kesenjangan dalam penyelenggaraan pemerintahan.
2. Masih banyak terjadi konflik norma dan egosektoral Pemerintah Pusat sehingga
berdampak ke Pemerintah Daerah.
3. Kebijakan Pemerintah Pusat yang tidak konsisten dan tidak proporsional dapat
menimbulkan pengaruh terhadap kinerja Sekretariat Daerah.
4. Terlalu cepat dan sering berubahnya peraturan perundang-undangan oleh
Pemerintah Pusat yang tidak diikuti dengan peraturan
Berdasarkan data dan informasi tersebut di atas secara umum isu-isu strategis yang
dihadapi oleh Sekretariat Daerah dalam kurun waktu 2016 – 2021, adalah sebagai
berikut:
a. Belum optimalnya pelaksanaan reformasi birokrasi.
Birokrasi Pemerintah Daerah merupakan faktor yang sangat menentukan
berjalannya penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana diamanatkan
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, oleh karena itu reformasi
birokrasi pemerintah daerah sejak dicanangkan pada tahun 2005, senantiasa
harus dilanjutkan secara terus menerus sehingga mampu beradaptasi dengan
berbagai tantangan di masa depan yang semakin kompleks dan beragam sejalan
dengan perkembangan dan perubahan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan
daerah, tuntutan masyarakat serta dinamika global yang senantiasa
mempengaruhi manajemen penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Reformasi birokrasi pemerintah daerah yang harus dilakukan adalah
restrukturisasi dan refungsionalisasi lembaga perangkat daerah, ketatalaksanaan
(mekanisme dan standar operasional prosedur), pelayanan perijinan, sistem
pengelolaan keuangan daerah, manajemen kepegawaian daerah, manajemen
pelayanan kepada masyarakat, sistem pengawasan dan pengendalian internal
serta artikulasi partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian penyelenggaraan pemerintahan daerah.
[21]
Upaya untuk memperbaiki tata kepemerintahan juga dilakukan dalam seluruh
aspek manajemen (perencanaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan,
pendayagunaan aparatur, pelaporan dan pertanggungjawaban).
b. Tuntutan peningkatan kualitas pelayanan publik.
Tujuan diselenggarakannya pemerintahan dan pembangunan adalah dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat, sehingga pemerintah dituntut
untuk dapat menunjukkan kinerja terbaik yakni kemajuan pembangunan dan
pelayanan yang dapat memuaskan publik. Berbagai kebijakan baru pemerintah
telah dikeluarkan dan harus dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka
menyikapi tuntutan tersebut.
Standar pelayanan (SPM, SPP, SOP) harus diterapkan, baik yang menyangkut
sarana-prasarana, mekanisme/prosedur, SDM, keterbukaan informasi dan
lain-lain. Kemudahan perizinan, transparansi/kejelasan SOP, tidak adanya pungutan
liar dan iklim yang kondusif, akan sangat menunjang kegairahan dalam
berinvestasi.
c. Pendayagunaan sumber daya aparatur daerah
Tuntutan warga masyarakat terhadap kebutuhan pelayanan prima (services
excelent) perlu diimbangi dengan citra birokrasi yang mempunyai kompetensi
yang baik dalam bidang profesionalisme aparatur, penguasaan komunikasi dan
presentasi serta pemahaman terhadap manajemen standar pelayanan minimal
public services and public complaint. Sumber daya aparatur merupakan aset
strategis dalam kerangka perwujudan good governance.
Kata kunci dalam penataan sumber daya aparatur adalah budaya kerja aparatur
yang lebih menekankan kepada semangat kerja dan menghidupkan kembali
paradigma aparatur sebagai “pelayan masyarakat‟. Selain hal itu sumber daya
aparatur juga diarahkan kepada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, yang
menekankan pada transparansi, manajemen pemerintahan yang lebih transparan,
akuntabilitas, dan peningkatan efektivitas dan efisiensi serta ada upaya dan
perhatian yang sungguhsungguh terhadap penanganan dan pemberantasan
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
[22]
Pendayagunaan aparatur pemerintah Kabupaten dalam makna lain adalah juga
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang pada hakekatnya merupakan
upaya pembinaan, penyempurnaan, penertiban, pengawasan dan pengendalian
manajemen secara terencana, bertahap dan berkelanjutan untuk meningkatkan
kinerja seluruh aparatur pemerintah Kabupaten, melalui kerjasama secara
terkoordinasi guna mengambil langkah pembaharuan sektor penyelenggara
negara (public service reform) dalam rangka mewujudkan good governance.
d. Restrukturisasi Organisasi dan Manajemen Publik
Perwujudan penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance)
diperlukan upaya-upaya penataan dan penyempurnaan kelembagaan
(Institutional re-egineering) yang „ramping struktur, kaya fungsi‟. Keberhasilan
tujuan penataan organisasi tidak terlepas dari daya dukung penyelenggaraan
manajemen publik yang baik. Penataan kelembagaan/organisasi menyangkut
pembenahan seluruh alat-alat pemerintahan di daerah baik struktur maupun
infrastrukturnya, sedangkan penyelenggaraan manajemen publik lebih kepada
menata pada sistem peyelenggaraan layanan publik yang lebih responsif dan
adaptif sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman.
Faktor kunci keberhasilan restrukturisasi kelembagaan ini terletak pada
pemberdayaan masing-masing elemen di daerah, yaitu masyarakat umum sebagai
stakeholder, Pemerintah Daerah sebagai eksekutif dan DPRD sebagai sebagai
shareholder.
Jika demikian halnya, maka manajemen sektor publik perlu melakukan perubahan
menuju profesionalisme birokrasi dan lebih menekankan langkah-langkah
efisiensi dan profesionalisme birokrasinya, melalui penataan pegawai, meninjau
kembali model pendidikan dan pelatihan pegawai, memperbaiki reward and
punishment system, perbaikan kesejahteraan pegawai, serta mengubah kultur
organisasi.
e. Manajemen Keuangan dan Aset Daerah
Keuangan dan aset daerah merupakan salah satu modal utama dalam
penyelenggaraan pemerintah, oleh karena itu manajemen keuangan dan aset
daerah menjadi sesuatu hal yang strategis dalam pencapaian keberhasilan
pembangunan. Manajemen keuangan dan pengelolaan aset daerah lebih
diarahkan kepada entreupreneurnal management yang pada intinya diarahkan
[23]
pada pengelolaan keuangan dan aset daerah yang lebih berorientasi kinerja
(Performance Budget), bukan pada kebijakan (Policy Budget).
Sistem manajemen keuangan daerah (financial management system) merupakan
bagian penting dalam rangka mendukung terciptanya good governance di daerah.
Bagian-bagian lain yang sama pentingnya adalah menata sistem pembiayaan,
sistem penganggaran, dan sistem akuntansi serta sistem pemeriksaan. Tuntutan
pembaharuan sistem keuangan tersebut adalah agar pengelolaan dana
masyarakat (public fund) dilakukan secara transparan dengan mendasarkan
konsep value for money sehingga tercipta akuntabilitas publik (public
accountability).
B. Telaahan visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala
daerah terpilih terkait dengan tugas dan fungsi pelayanan
Visi dan Misi dalam pelaksanaan pembangunan Pemerintah Kabupaten Bantul pada lima
tahun mendatang mendasarkan pada nilai-nilai yang terkandung didalam dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD tahun 2006-2025). Di dalam
RPJPD ditegaskan bahwa arah pembangunan jangka panjang daerah menggunakan visi
bersama yang menjadi etos kerja, yaitu Bantul Projotamansari Sejahtera Demokratis dan
Agamis. Visi bersama dan etos kerja tersebut menjadi inspirasi dan acuan dalam
penentuan visi misi pemerintahan selama periode jangka menengah serta menjadi daya
dorong bagi pemerintah daerah dan seluruh jajaran aparatnya untuk melaksanakan
program/kegiatan secara berkesinambungan dan berkelanjutan.
Dengan memperhatikan dokumen-dokumen perencanaan tersebut di atas, dan juga
memperhatikan kondisi permasalahan dan tantangan pembangunan yang dihadapai
sekaligus tertuang dalam isu-isu strategis, maka dirumuskan visi, misi tujuan dan sasaran
Dalam dokumen
RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANTUL TAHUN
(Halaman 11-97)