• Tidak ada hasil yang ditemukan

merupakan penutup dari dokumen rencana strategis dan harapan kepada semua pihak yang berkepentingan agar menjadikan renstra ini sebagai penunjuk arah dan pedoman untuk melaksanakan pembangunan bidang kebinamargaan untuk periode 2012-2017.

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

1. Tugas dan Fungsi Unit Kerja

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Batang nomor 3 tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Batang (Lembaran Daerah Kabupaten Batang Tahun 2008 no. 3 Seri D no. 2) dan Peraturan Bupati Batang No. 29 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Batang. maka Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Batang mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

a. Tugas

Melaksanakan urusan pemerintah daerah dan tugas pembantu di bidang bina marga dan sumber daya air.

b. Fungsi SKPD adalah perumusan kebijakan teknis di bidang bina marga, sumber daya air dan energi sumber daya mineral :

1) Penyusunan rencana teknis di bidang bina marga dan sumber daya air;

2) Penyusunan pediman dan petunjuk teknis bidang bina marga dan sumber daya air; 3) Pemantauan, pengendalian dan evaluasi bina marga dan sumber daya air;

4) Pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang bina marga dan sumber daya air; 5) Penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan bidang bina marga dan sumber

daya air;

6) Pelayanan umum, perizinan dan pengaturan di bidang bina marga, sumber daya air dan energi sumber daya mineral;

7) Pelaksanaan koordinasi dan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang bina marga, sumber daya air dan energi sumber daya mineral;

8) Pelaksanaan pengawasan, monitoring dan laporan di lingkungan dinas; 9) Pembinaan terhadap UPTD di lingkungan dinas;

10) Penyelenggaraan ketatausahaan yang meliputi segala kegiatan di bidang umum, perlengkapan, kepegawaian, keuangan dan bina program;

11) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh bupati sesuai tugas dan fungsinya.

2. Susunan Organisasi

Susunan Organisasi Bina Marga dan Sumber Daya Air kabupaten Batang sebagai berikut:

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, terdiri dari : 1) Sub bagian Program;

3) Sub bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Prasarana Jalan Kabupaten, membawakan : 1) Seksi Perencanaan Prasarana Jalan Kabupaten;

2) Seksi Pembangunan Prasarana Jalan Kabupaten; 3) Seksi Pemeliharaan Prasarana Jalan Kabupaten.

d. Bidang Prasarana Jalan Desa, membawakan : 1) Seksi Perencanaan Prasarana Jalan Desa;

2) Seksi Pembangunan Prasarana Jalan Desa; 3) Seksi Pemeliharaan Prasarana Jalan Desa.

e. Bidang Pengairan, membawakan: 1) Seksi Perencanaan Pengairan;

2) Seksi Pembangunan Pengairan;

3) Seksi Operasional dan Pemeliharaan Pengairan. f. Bidang Sungai dan Air Baku, membawakan : 1) Seksi Energi dan Sumber Daya Mineral;

2) Seksi Pembangunan Sungai dan Air Baku;

3) Seksi Operasional dan Pemeliharaan Sungai dan Air Baku. g. Unit Pelaksana Teknis Dinas/Balai Latihan Kerja. h. Kelompok Jabatan Fungsional.

B. Sumber Daya Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Batang

1. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) a. Personalia

1) Jumlah Pegawai

a) Pejabat Struktural : 25 orang

b) Fungsional : - orang

2) Pendidikan

a) Pasca Sarjana ( S2 ) : 4 orang

b) Sarjana ( S1 ) : 21 orang c) Diploma 4 : 0 orang d) Diploma 3 : 5 orang e) SLTA : 79 orang f) SLTP : 31 orang g) SD : 42 orang 2. Kondisi Sarana

a. Inventaris Barang Tidak Bergerak.

1) Gedung Kantor Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Batang di Jalan Jenderal Sudirman No. 272 Batang

2) Gedung Kantor Workshop

3) Gedung Kantor UPTD BMSDA Wilayah I Batang 4) Gedung Kantor UPTD BMSDA Wilayah II Subah 5) Gedung Kantor UPTD BMSDA Wilayah III Bandar 6) Gedung Kantor UPTD BMSDA Wilayah IV Bawang 7) Gedung Kantor UPTD BMSDA Wilayah V Limpung b. Inventaris Barang Bergerak.

1) Alat Kantor : meja, kursi, almari, mesin ketik, komputer, kamera digital, dll. 2) Alat Angkutan : mobil, kendaraan roda 2.

3) Alat Berat : walles, mesin pemotong rumput.

C. Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Batang

Tingkat capaian Indikator kinerja Pembangunan Dinas Bina Marga dan sumber Daya Air Kabupaten Batang bedasarkan sasaran/target Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Priode Tahun 2007 s.d 2011 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1.

Capaian Indikator Kinerja Pembangunan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Batang Tahun 2007 – 2011

N o.

INDIKATOR KINERJA URUSAN

2007 2008 2009 2010 2011

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

1 Luas Irigasi Kabupaten Kondisi Baik

26 % 26 % 48 % 48 % 65 % 65 % 71 % 59.27% 77 % 59.27%

a

Luas Irigasi Kabupaten Dalam Kondisi Baik

(Ha) 5.800 5.749 10.750 10.700 14.650 14.615 15.915 13.328 17.215 13.328 b Luas Seluruh Irigasi Kabupaten (Ha) 22.485 22.485 22.485 22.485 22.485 22.485 22.485 22.488 22.485 22.488

2 Panjang Jalan Kota Kondisi Baik 56 % 55 % 59 % 58 % 61 % 60 % 62 % 64 % 64 % 47 %

a Panjang Jalan Kota dlm kondisi baik (Km) 252 247 264 259 274 269 279 288 289 212 b Panjang seluruh jalan kota di kabupaten

batang (km)

450 450 450 450 450 450 450 450 450 450

3 Pertambangan Dengan Izin 16 % 15 % 20 % 19 % 35 % 34 % 47 % 34% 58 % 0 %

a Luas penambangan liaryang ditertibkan (M2) 7.000 6.500 8.500 8.000 15.000 14.450 20.000 15.000 25.000 0 b Luas area penambang-an yang liar (M2) 43.000 43.000 43.000 43.000 43.000 43.000 43.000 43.000 43.00 7.8

4 Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB 0,00015 % 0,00014 % 0,00014 % 0,00011 % 0,00013 % 0,00003 % 0,10% 0,083% a Kontribusi PDRB Ʃ dari sektor pertambangan (Rp Juta) 6 5,525 6 6 5 1,6 6 4,65 6 4,35 b Ʃ Total PDRB (atas

Tabel 2.2

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Batang

N O Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Tar get SP M Targe t IKK Target Indikato r Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian padaTahun ke-2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) A. PEKERJAAN UMUM 1. Luas Irigasi Kabupaten Kondisi Baik 66,71% 71,60% 78,27% 80,05% 83,16% Luas Irigasi Kabupaten Dalam Kondisi Baik 15.000 16.100 17.600 18.000 18.700 Luas Seluruh irigasi Kabupaten 22.485 22.485 22.485 22.485 22.485 2. Panjang Jalan Desa Dalam Kondisi Baik 30% 40% 50% 60% 70% Panjang Jalan Desa Dalam Kondisi Baik 149 199 249 298 348 Jumlah Panjang seluruh Jalan Desa 497 497 497 497 497 3. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik 75% 80% 85% 90% 95% Panjang jalan Kondisi Baik 434,65 463,62 492,60 521,58 550,55 Panjang Jalan Seluruhnya 579,53 579,53 579,53 579,53 579,53 4. Rasio Jaringan Irigasi Panjang saluran irigasi Luas lahan budidaya pertanian 5. Panjang Jalan dilalui roda 4

Jumlah Panjang Jalan 579,53 579,53 579,53 579,53 579,53 579,5 3 579,5 3 579 ,53 579,5 3 579,5 3 Jumlah Penduduk 6. Jalan penghubung dari ibukota Kecamatan ke Kawasan Pemukiman penduduk ( Minimal Dilalui roda 4) Jumlah kawasan pemukiman penduduk yang belum memiliki kendaraan roda 4 Jumlah seluruh kawasan pemukiman penduduk 7. Panjang Jalan Kabupaten Dalam Kondisi Baik (>40 KM/Jam) 65% 68% 70% 75% 80% Panjang Jalan

N O Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Tar get SP M Targe t IKK Target Indikato r Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian padaTahun ke-2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) Panjang Seluruh Jalan Kab. Didaerah tsb 450 450 450 450 450 8. Panjang Jalan Yang memiliki trotoar dan draenase/salur an pembuangan air (minimal 1,5 m) Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase (km) Panjang seluruh jalan kabupaten (km) 450 450 450 450 450 9. Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar Panjang sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar (km) Panjang Seluruh jalan sempadan kabupaten (km) 10 Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar 31,28% 31,28% 31,28% 31,28% 31,28% Panjang Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar (m2) 51.161 51.161 51.161 51.161 51.161 Panjang Seluruh Sempadan Sungai Kabupaten (m2) 163.557 163.557 163.557 163.557 163.557 11 Pembangunan Turap diwilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenagan kota Jumlah lokasi pembangunan turap diwilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor Jumlah seluruh wlayah rawan longsor

N O Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Tar get SP M Targe t IKK Target Indikato r Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian padaTahun ke-2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

B. Energi Dan sumber Daya Mineral

12 Penambangan tanpa ijin 16,66% 18,75% 19,79% 17,71% 18,75%

Luas Penambang liar yang ditertibkan 8.000 9.000 9.500 8.500 9.000 Luas area penambang yang liar 48.000 48.000 48.000 48.000 48.000 13 Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB Jumlah Kontribusi PDRB dari Sektor Pertambangan (Rp.) 6.000.00 0 6.000.00 0 6.000. 000 6.000.0 00 6.000.00 0 Jumlah PDRB (Rp.) `

D. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Batang

Ketersediaan infrastruktur yang berkualitas merupakan salah satu faktor penentu daya tarik suatu kawasan/wilayah, di samping faktor kualitas lingkungan hidup, image, dan masyarakat (budaya). Sementara itu, kinerja infrastruktur merupakan faktor kunci dalam menentukan daya saing global, selain kinerja ekonomi makro, efisiensi pemerintah, dan efisiensi usaha.

Tantangan umum lainnya yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur, khusunya bidang PU di Kabupaten Batang adalah kendala alamiah berupa struktur wilayah geografis; disparitas dan distribusi penduduk di daerah pantai dan di daerah dataran tinggi; menurunnya kinerja infrastruktur yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah;

Dengan demikian, tantangan pembangunan infrastruktur ke depan adalah bagaimana untuk terus meningkatkan ketersediaan infrastruktur yang berkualitas dengan kinerja yang semakin dapat diandalkan agar daya tarik dan daya saing Kabupaten Batang dalam konteks Nasional dapat terus meningkat. Demikian pula dengan infrastruktur yang berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah diharapkan akan dapat terus mendorong percepatan peningkatan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, sekaligus mewujudkan kesejahteraan sosial dan kenyamanan lingkungan.

Menghadapi tantangan di atas, maka diperlukan pendekatan pembangunan yang bersifat kewilayahan dan direncanakan dengan matang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan ekonomi dan sosial serta ketersedian infrastruktur suatu wilayah agar infrastruktur pekerjaan umum dapat mendukung pengembangan ekonomi dan wilayah secara efisien dan efektif.

Bagi Kabupaten Batang, infrastruktur merupakan salah satu motor pendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan daya saing daerah, disamping sektor lain seperti jasa keuangan dan pariwisata. Melalui kebijakan dan komitmen pembangunan infrastruktur yang tepat, maka hal tersebut diyakini dapat membantu mengurangi masalah kemiskinan, mengatasi persoalan kesenjangan antar-kawasan maupun antar-wilayah, memperkuat ketahanan pangan, dan menambah lapangan pekerjaan yang secara keseluruhan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum mempunyai manfaat langsung untuk peningkatan taraf hidup masyarakat dan kualitas lingkungan, karena semenjak tahap konstruksi telah dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekaligus menggerakkan sektor riil. Sementara pada masa layanan, berbagai multiplier ekonomi dapat dibangkitkan melalui kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur. Infrastruktur pekerjaan umum yang telah terbangun tersebut pada akhirnya juga akan dapat memperbaiki kualitas permukiman.

Disamping itu, infrastruktur PU juga berperan sebagai pendukung kelancaran kegiatan sektor pembangunan lainnya antara lain sektor pertanian, industri, kelautan dan perikanan. Pembangunan infrastruktur PU karenanya berperan sebagai stimulan dalam mendukung perkembangan ekonomi wilayah yang signifikan. Oleh karenanya, upaya pembangunan infrastruktur perlu direncanakan dengan matang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan suatu wilayah, yang pada gilirannya akan menjadi modal penting dalam mewujudkan berbagai tujuan dan sasaran pembangunan daerah, termasuk kaitannya dengan pencapaian sasaran-sasaran Millennium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 mendatang.

Dengan demikian, pembangunan infrastruktur pekerjaan umum pada dasarnya dimaksudkan untuk mencapai 2 (dua) strategic goals, yaitu: a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi; b) meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

Perwujudan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum tersebut terlihat melalui: (i) Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang berperan untuk mendukung distribusi lalu-lintas barang dan manusia maupun pembentuk struktur ruang wilayah; (ii) Infrastuktur sumber daya air yang berperan dalam penyimpanan dan pendistribusian air untuk keperluan domestik (rumah tangga), industri, dan pertanian guna mendukung ketahanan pangan, dan pelaksanaan konservasi sumber daya air. Seluruh penyediaan infrastruktur tersebut diselenggarakan berbasiskan penataan ruang.

Oleh karenanya, pembangunan infrastruktur bukan hanya harus benar-benar dirancang dan diimplementasikan secara sistematis, tetapi juga harus berkualitas supaya mampu menciptakan dan membuka peluang untuk mendapatkan keuntungan ekonomi (economic gains), menghadirkan keuntungan sosial (social benefits), meningkatkan layanan publik (public services), serta meningkatan partisipasi politik (political participation) di segenap lapisan masyarakat. Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum juga harus selaras dan bersinergi dengan sektor-sektor lainnya sehingga mampu mendukung pengembangan

wilayah dan permukiman dalam rangka perwujudan dan pemantapan Kabupaten Batang yang lebih baik.

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Bina

Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Batang

Permasalahan-permasalahan yang ada dapat didentifikasikan sebagai berikut: 1. Bidang Prasarana Jalan Kabupaten:

a. Permasalahan :

1. Belum seluruh ruas jalan kabupaten tersedia drainase.

2. Kondisi geometri jalan kabupaten, terutama yang berada di daerah selatan banyak yang ekstrim (belokan tajam, tikungan, naik turun).

3. Minimnya tenaga perawat jalan/mantri jalan yang berada di UPTD DBMSDA Kabupaten Batang.

4. Kurangnya kesadaran masyarakat pengguna jalan terhadap kemampuan jalan dalam menerima beban muatan.

5. Kurang seimbangnya perbandingan antara dana pemeliharaan dengan panjang jalan yang rusak/terbatasnya dana pemeliharaan jalan.

b. Solusi :

1. Melengkapi/membangun drainase pada tepi kanan dan kiri jalan kabupaten sehingga air tidak menggenang di jalan.

2. Memperbaiki/membuat geometri jalan yang kondisinya ekstrim sehingga pengguna jalan menjadi aman dan nyaman.

3. Menambah tenaga perawat jalan/mantri jalan dengan pengangkatan khusus/sistem kontrak.

4. Menumbuhkan kesadaran masyarakat pengguna jalan dengan sosialisasi dan sanksi yang tegas.

5. Menambah anggaran untuk pemeliharaan jalan, agar kerusakan segera tertangani dan tidak bertambah parah.

2. Bidang Pengairan : a. Permasalahan :

1. Kondisi jaringan irigasi kabupaten rata-rata dalam keadaan rusak berat sehingga berdampak tidak optimalnya dalam mengairi luas persawahan yang ada.

2. Terbatasnya dana pemeliharaan jaringan irigasi.

3. Minimnya tenaga mantri pengairan yang berada di UPTD DBMSDA Kab. Batang. b. Solusi :

1. Merehabilitasi secara menyeluruh jaringan irigasi yang rusak parah sehingga pengairan berfungsi optimal.

2. Untuk perbaikan jaringan irigasi, idealnya setiap tahun tersedia dana pemeliharaan yang cukup.

3. Menambah tenaga mantri pengairan dengan pengangkatan khusus/sistem kontrak. 3. BidangSungai dan Air Baku :

a. Permasalahan :

1. Undang – undang baru No. 4 Tahun 2009 merombak tatanan birokrasi menjadi lebih panjang, dimana pemberian rekomendasi berada pada tim terkait dan bukan berada pada salah satu instansi.

2. Pengawasan Dampak Lingkungan (Wasdal) dan pengawasan belum berjalan optimal.

3. Belum teranggarkanya kegiatan kajian teknis layanan perizinan penambangan galian Gol. C.

4. Luas atau wilayah pertambangan hendaknya selaras dengan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) dari DCKTRK (Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota) yaitu ± 30 Ha (Rencana Tahun 2009 s.d. 2029).

b. Solusi :

1. Undang – undang No. 4 Tahun 2009 merupakan langkah pemerintah untuk mencegah dan menyelamatkan lingkungan dari kerusakan yang semakin parah, namun implementasi pelaksanaan pemberian izin perlu disederhanakan sehingga tidak menambah daftar penambang tanpa izin / liar.

2. Merevisi Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2001 Tentang Retribusi dan Izin Usaha Pertambangan Galian Gol. C.

3. Meningkatkan Pengawasan Dampak Lingkungan (Wasdal) dilapangan meliputi pengawasan teknis pertambangan dan pengawasan produksi serta melakukan pembinaan terhadap pengusaha pertambangan.

4. Menertibkan pertambangan tanpa izin dengan memberikan sanksi yang tegas dan tidak memihak.

5. Adanya prioritas anggaran untuk kegiatan kajian teknis layanan perizinan penambangan galian Gol. C.

6. Perlu adanya Sosialisasi RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah). 4. BidangPrasarana Jalan Desa :

a. Permasalahan :

1. Sampai saat ini belum adanya kelanjutan pekerjaan karena terbatasnya anggaran.

2. Untuk bantuan aspal dari desa yang mendapat bantuan aspal belum semuanya melaporkan Realisasi Pekerjaan.

b. Solusi :

1. Perlunya adanya Anggaran untuk melanjutkan Pekerjaan.

B. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih

Visi, berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dalam Pasal 1, angka 12, adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir perencanaan. Berdasarkan PP No. 8 Tahun 2008, Visi dan Misi dalam RPJMD merupakan visi dan misi Kepala Daerah terpilih. Visi dan Misi Kepala Daerah menjadi dokumen negara dan pada dasarnya merupakan idealisme dan pemikiran calon kepala daerah terhadap kondisi dan permasalahan masyarakat Kabupaten Batang.

Visi Bupati dan Wakil Bupati Batang periode Tahun 2012-2017 dalam rangka mengimplementasi keinginan tersebut, yaitu: “Terwujudnya pemerintahan yang bersih, efektif, efisien dan profesional, untuk penguatan ekonomi daerah, dan pencapaian kesejahteraan masyarakat Batang”.

Perwujudan visi tersebut mengandung filosofis bahwa Batang sebagai suatu daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, harus mampu mengoptimalkan segala potensi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya melalui pemerintahan yang bersih, efektif, efisien dan bertumpu pada kekuatan perekonomian daerah.

Misi menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan Visi. Dengan kata lain, Misi adalah rumusan mengenai apa-apa yang diyakini dapat dilakukan.

Rumusan misi dalam rancangan dokumen RPJM daerah ini sebagai penjabaran atas visi “Terwujudnya pemerintahan yang efektif, bersih, profesional, untuk penguatan ekonomi daerah, dan pencapaian kesejahteraan masyarakat Batang” adalah :

1. Mengembangkan penataan dan pembinaan birokrasi di semua tingkatan demi terciptanya pemerintahan yang baik, bersih dan berpelayanan publik yang prima.

2. Menciptakan iklim investasi yang baik dan mendukung usaha pengembangan ekonomi yang berorientasi pada peningakatan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat dan peningkatan pendapatan daerah.

3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk menunjang peningkatan ekonomi daerah dan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.

4. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat supaya dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan

Terkait penjabaran Visi, Misi Kepala daerah dan Wakil Kepala daerah terpilih tersebut di atas, didapatkan tujuan dari misi-misi tersebut. Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 sampai 5 tahun ke depan mengacu visi dan misi serta didasarkan isu dan analisis strategis. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Sasaran merupakan hasil yang ingin dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air kabupaten Batang yang merupakan SKPD teknis di bidang Pekerjaan Umum termasuk SKPD yang ditugaskan untuk melaksanakan Tujuan dari Misi 3 yaitu :

Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur Pekerjaan umum dengan sasaran: 1. Pembangunan infrastruktur pedesaan;

2. Pembangunan, rehabilitasi jalan dan jembatan; 3. Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh;

4. Peningkatanpembangunan dan pengelolaan irigasi, drainase, dan gorong gorong.

C. Telaahan Renstra K/L

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 23/PRT/M/2010 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Nomor : 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian PU 2010-2014. Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum 2010–2014 disusun sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasonal, yang mengamanatkan bahwa setiap Kementerian/ Lembaga diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang selanjutnya disebut Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L), yang merupakan dokumen perencanaan kementerian/lembaga untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi kementerian/lembaga yang disusun dengan berpedoman pada RPJM Nasional dan bersifat indikatif.

Dalam Renstra Kementrian Pekerjaan Umum tersebut dijelaskan bahwa Kementrian Pekerjaan Umum mempunyai 2 sasaran yaitu Sasaran Kementrian PU dan Sasaran Strategis. Sasaran Kementerian PU dalam periode 2010-2014 secara keseluruhan akan meliputi sasaran-sasaran sebagai berikut:

1. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam setiap penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) serta penerbitan Peraturan Presiden tentang RTR Pulau/Kepulauan dan peraturan pendukungnya berupa Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria NSPK bidang penataan ruang sesuai amanat RTRWN.

2. Meningkatnya ketersediaan air baku yang memadai (kuantitas, kualitas, dan kontinuitas) guna pemenuhan berbagai kebutuhan baik untuk pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum guna mendukung target MDGs 2015, maupun kebutuhan pertanian dalam rangka mempertahankan swasembada pangan serta kebutuhan sektor-sektor untuk meningkatkan produktivitas sektor produksi melalui pembangun/peningkatan/rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan bendungan, waduk/embung/bangunan penampung air lainnya serta prasarana penyediaan air baku, jaringan irigasi dan jaringan rawa.

3. Meningkatnya kualitas pengendalian banjir secara terpadu dari hulu ke hilir dalam satu wilayah dan perlindungan kawasan di sepanjang garis pantai dari bahaya abrasi.

4. Meningkatnya efisiensi sistem jaringan jalan di dalam sistem transportasi yang mendukung perekonomian nasional dan sosial masyarakat serta pengembangan wilayah melalui preservasi dan peningkatan kapasitas jalan lintas wilayah serta pembangunan Jalan Tol Trans Jawa.

5. Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan kualitas lingkungan permukiman melalui pengembangan sistem jaringan penyediaan air minum untuk mendukung peningkatan tingkat pelayanan penduduk perkotaan dan penduduk perdesaan, serta meningkatnya pelayanan sanitasi sistem terpusat dan sistem berbasis masyarakat bagi penduduk perkotaan, meningkatnya sistem pengelolaan drainase untuk mendukung pengurangan luas genangan di perkotaan serta meningkatnya sistem pengelolaan persampahan untuk mendukung peningkatan tingkat pelayanan penduduk, dan meningkatnya kualitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, serta penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di perkotaan.

6. Meningkatnya kemampuan pemerintah daerah dan stakeholders jasa konstruksi serta masyarakat untuk mendukung tercapainya penguasaan pangsa pasar domestik oleh pelaku konstruksi nasional serta pengurangan jumlah dan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan akibat kegagalan konstruksi/bangunan melalui peningkatan sistem pembinaan teknis dan usaha jasa konstruksi.

Adapun sasaran strategis berdasarkan 5 (lima) tujuan Kementerian PU, diaman salah satu tujuannya yaitu: Meningkatkan keandalan sistem jaringan infrastruktur pekerjaan umum dan pengelolaan sumber daya air untuk meningkatkan daya saing melalui pertumbuhan ekonomi nasional, ketahanan pangan, ketahanan air dan ketahanan energi. Sasaran dari tujuan tersebut meliputi:

1. Meningkatnya keberlanjutan dan ketersediaan air untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Dengan outcome-nya: Meningkatnya kinerja pengelolaan sumber daya air.

2. Berkurangnya luas kawasan yang terkena dampak banjir.

Dengan outcome-nya: Meningkatnya kinerja pengelolaan sumber daya air. 3. Meningkatnya layanan jaringan irigasi dan rawa

Dengan outcome-nya: Meningkatnya kinerja pengelolaan sumber daya air. 4. Meningkatnya kapasitas jalan nasional sepanjang 19.370 km.

Dengan outcome-nya:

a. Meningkatnya panjang peningkatan struktur/pelebaran jalan. b. Meningkatnya panjang jalan baru yang dibangun.

5. Meningkatnya kualitas layanan jalan nasional dan pengelolaan jalan daerah, Dengan outcome-nya:

a. Meningkatnya fasilitasi penyelenggaraan jalan daerah untuk menuju 60 % kondisi mantap.

b. Meningkatnya kondisi mantap jaringan jalan nasional. c. Meningkatnya penggunaan jalan nasional.

D. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Secara geografis, wilayah Kabupaten Batang meliputi wilayah dataran rendah dan wilayah dataran tinggi. Hal itu berpengaruh pada pembangunan infrastruktur di bidang pekerjaan umum dimana daerah dataran tinggi yang sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit dan bertebing serta beberapa ruas rawan longsor membuat pembangunan jalan, jembatan dan jaringan irigasi di daerah tersebut harus benar-benar memperhatikan faktor

Dalam dokumen RENSTRA DINAS 2012-2017 DINAS_1 LENGKAP (Halaman 11-35)

Dokumen terkait