• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP

Dalam dokumen SEJARAH era perang DUNIA TIONGKOK (Halaman 36-40)

A. Simpulan

Peradaban Lembah Sungai Kuning adalah peradaban bangsa Tiongkok yang muncul di lembah Sungai Kuning (Hwang Ho). Sungai Hwang Ho disebut sebagai Sungai Kuning karena membawa lumpur kuning sepanjang alirannya. Sungai ini bersumber dari Pegunungan Kwen-Lun di Tibet dan mengalir melalui daerah Pegunungan Tiongkok Utara hingga membentuk dataran rendah dan bermuara di Teluk Tsii-Li, Laut Kuning. Pada daerah lembah sungai yang subur inilah kebudayaan bangsa Tiongkok berawal. Dari masa Dinasti Xia di tahun 2100 SM yang merupakan Dinasti tertua sampai Dinasti Qing di tahun 1911 M, setelah berakhirnya masa kerajaan. Tiongkok mulai melakukan revolusi demi mewujudkan sebuah tatanan negara yang merdeka. Republik Tiongkok didirikan dengan Dr. Sun Yat Sen sebagai Presiden Pertamanya, beliau merupakan tokoh nasionalis Tiongkok ternama. Ia mencita-citakan Tiongkok baru yang didasarkan San Min Chu I (Tiga Sendi Kedaulatan Rakyat) yaitu nasionalisme, demokrasi dan sosialisme. Revolusi nasional di bawah pengaruhnya meletu di Wuchang 11 Oktober 1911. Mulanya revolusi ini berperan di Tiongkok Selatan, sementara Tiongkok Utara masih dikuasai orang Manchu (kaisar Pu Yi) dan para Warlord (panglima perang). Demi membentuk Tiongkok bersatu (utara dan selatan) ia rela menjadi presiden jendral Yuan Shih Kai 1911-1916 (salah satu Warlord yang berpengaruh). Sementara Dr. Sun Yat Sen mengundurkan diri ke Kanton dan mendirikan KuoMinTang (Partai Nasionalis). Antara 1916-1922 di Tiongkok terjadi kekacauan dan akhirnya dapat dipadamkan dan Dr. Sun Yat Sen menjadi preesiden sampai akhir hayatnya 1924. Lalu setelah Perang Dunia II, Perang Saudara Tiongkok antara Partai Komunis Tiongkok dan Partai Nasionalis Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak komunis menguasai Tiongkok Daratan dan Kuomintang mengundurkan diri ke pulau Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao Ze dong memproklamasikan Republik Rakyat Tiongkok dan mendirikan sebuah negara komunis. namun tidak mencoba untuk menguasai pulau Taiwan.

Unsur-unsur kebudayaan rakyat Tiongkok, diantaranya:

1. Religi atau sistem kepercayaan masyarakat tiongkok banyak menganut kepercayaan dewa-dewa yang dianggap memiliki kekuatan alam atau yang disebut dengan polytheisme.

2. Bahasa yang umum dipakai di negeri tiongkok sekarang adalah bahasa Kwo Yu, yaitu bahasa tiongkok tinggi yang asalnya dari tiongkok timur laut. Orang Manchu yang menggunakannya lebih suka menyebutnya bahasa Mandarin, sedangkan di sebelah selatan pegunungan terdapat bermacam-macam dialek, seperti dialek Kanton, Shanghai, Hokkian, Hsiang, Kwang Si dan Hainan.

3. Seni pada peradaban tiongkok diantaranya yaitu: Tembok Besar Tiongkok (The Great Wall of Tiongkok), kuil, istana, dan Museum of The Terracotta Army, dan berbagai seni kerajinan.

4. Ekonomi pada masa peradaban tiongkok terutama pada bagian hilir dari Sungai Kuning, terdapat dataran rendah Tiongkok yang subur dan merupakan pusat kehidupan bangsa Tiongkok. Masyarakat Tiongkok umumnya bercocok tanam gandum, padi, teh, jagung, dan kedelai. Kegiatan pertanian Tiongkok Kuno memang sudah dikenal sejak zaman Neolitikum (5000 SM) dan tanaman pangan utama yang ditanam adalah padi. Pada zaman perunggu, prioritas pokok dalam pertanian rakyat Tiongkok adalah padi, teh, kacang kedelai, dan ramiIlmu Pengetahuan dan Teknologi Masyarakat Tiongkok kuno memiliki banyak ahli salah satunya dalam bidang astronomi (ilmu perbintangan) yang dapat membantu masyarakat dalam pembuatan sistem penanggalan dan lain sebagainya.

5. Sosial, pada kehidupan rakyat Tiongkok seperti pada kehidupan kota kaum terhormat Dinasti Shang nyaris sama sekali tidak punya kesamaan dengan kehidupan komunitas petani yang menanami tanah itu. Kaum aristocrat menganggap mereka hamper bukan manusia, namun seperti kaum barbar, petani juga punya pengaruh yang terus bertahan pada budaya Tiongkok. Para petani ini mengidentifikasi diri dengan tanah, dan masyarakat mereka diatur oleh pembedaan antara musim dingin dan musim panas. Pada musim semi, musim bekerja dimulai. Kaum lelaki bergerak ke luar desa dan mendirikan pondok-pondok permanen di lading; selama musim bekerja mereka tidak ada kontak dengan istri dan anak perempuan mereka, kecuali ketika kaum perempuan itu membawakan makanan mereka. Setelah panen, tanah itu diistirahatkan dan para pria kembali ke rumah. Mereka menutup tempat tinggal mereka dan terus berada di dalam rumah selama musim dingin. Ini merupakan periode sabbatical, untuk bersitirahat dan menyembuhkan diri, tetapi kaum wanita yang tidak punya banyak pekerjaan selama musim panas, kini memulai musim bekerja mereka, seperti menenun, memintal, dan membuat minuman anggur.

6. Politik, Dalam perjalan sejarahnya, ada dua macam sistem pemerintahan yang pernah dianut dalam kehidupan kenegaraan Tiongkok kuno, yaitu: Sistem Pemerintahan Feodal, dalam masa pemerintahan ini, kaisar tidak menangani langsung urusan kenegaraan. Kondisi ini berlatar belakang bahwa kedudukan kaisar bersifat sakral. Kaisar dihormati sebagai utusan atau bahkan anak dewa langit, sehingga tidak layak mengurusi politik praktis. Sistem Pemerintahan Unitaris, kaisar berkuasa mutlak dalam memerintah. Kekuasaan negara berpusat di tangan kaisar, sehingga kaisar dapat melakukan campur tangan dalam segala urusan politik praktis.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Leo. 2012. Sejarah Asia Timur 1. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Amstrong, Karen. 2007. The Great Transformation; Awal Sejarah Tuhan. Bandung: Mizan Fairbank, John King and Merle Goldman. 1992. China: A New History; Second Enlarged Edition. Cambridge: MA; London: The Belknap Press of Harvard University Press

Graziella Caselli, etc. Demography: Analysis and Synthesis, Four Volume Set, Volume 1-4: A Treatise in Population, (Academic Press)

Lin Handa & Cao Yuzhang. 2014. Tales from 5000 Years of Chinese History, Volume I, Indonesia Version Kisah-kisah dari 5000 Tahun sejarah China, Jilid 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Lin Handa & Cao Yuzhang. 2014. Tales from 5000 Years of Chinese History, Volume II, Indonesia Version Kisah-kisah dari 5000 Tahun sejarah China, Jilid 2. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Mansur Suryanegara, Ahmad. 2010. Api Sejarah 2. Bandung: Salamadani

Perry, Elizabeth. 2002. Challenging the Mandate of Heaven: Social Protest and State Power in China. Sharpe

Smith Joseph and Davis Simon. 2005. The A to Z of the Cold War. Issue 28 of Historical dictionaries of war, revolution, and civil unrest. Volume 8 of A to Z guides. Scarecrow: Presspublisher.

Zhou, Jiwan (鄒紀萬, 1992): Zhongguo Thongshi Wei Jin Nanbei Chao Shi 中國通史魏晉

南北朝史

http://www.chaos.umd.edu/history/ancient1.html Diakses pada Sabtu, 12 September 2015 Pukul 07:32 WIB

http://www.id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Tiongkok Diakses pada Sabtu, 05 September 2015 Pukul 17:03 WIB

http://www.setkab.go.id/berita-12473-melalui-keppres-no-122014-presiden-sby-ganti-istilah-Tiongkok-dengan-tionghoa.html Diakses pada Sabtu 05 September 2015 Pukul 17:39 WIB

Dalam dokumen SEJARAH era perang DUNIA TIONGKOK (Halaman 36-40)

Dokumen terkait