Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil dari keuntungan sistem serta berisi tentang saran – saran yang diambil dari kelemahan sistem untuk perbaikan guna pengembangan lebih lanjut bagi sistem yang telah dibuat.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Artificial Inteligence
Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan didefinisikan sebagai
kecerdasan yang ditunjukan oleh suau entitas buatan. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti apa yang dilakukan manusia.
Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan robotika. Banyak hal yang kelihatannya sulit untuk kecerdasan manusia, tetapi untuk Informatika relatif tidak bermasalah. Seperti contoh: mentransformasikan persamaan, menyelesaikan persamaan integral dan sebagainya.
AI membentuk cabang yang sangat penting pada ilmu komputer, berhubungan dengan perilaku, pembelajaran dan adaptasi yang cerdas dalam sebuah mesin. Penelitian dalam AI menyangkut pembuatan mesin untuk mengotomatisasikan tugas-tugas yang membutuhkan perilaku cerdas. Termasuk contohnya adalah pengendalian, perencanaan dan penjadwalan, kemampuan untuk menjawab diagnosis dan pertanyaan pelanggan, serta pengenalan tulisan tangan, suara dan wajah. Hal seperti itu telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, yang memusatkan perhatian pada penyediaan solusi masalah kehidupan yang nyata. Sistem AI sekarang ini sering digunakan dalam bidang ekonomi, obat-obatan,
lunak komputer rumah dan video game. Kecerdasan buatan, bukan hanya ingin mengerti apa itu sistem kecerdasan, tapi juga mengkonstruksinya.
Kelebihan kecerdasan buatan :
1. Lebih bersifat permanen. Kecerdasan alami bisa berubah karena sifat manusia yang pelupa. Kecerdasan buatan tidak berubah selama sistem komputer & program tidak mengubahnya.
2. Lebih mudah diduplikasikan. Mentransfer pengetahuan manusia dari 1 orang ke orang lain membutuhkan proses yang sangat lama & keahlian tidak akan pernah dapat diduplikasi dengan lengkap. Jadi jika pengetahuan terletak pada suatu sistem komputer, sistem tersebut dapat dipindahkan dan disalin dari komputer tersebut dan dipindahkan dengan mudah ke komputer yang lain.
3. Lebih murah. Menyediakan layanan komputer akan lebih mudah & murah dibandingkan mendatangkan seseorang untuk mengerjakan sejumlah pekerjaan dalam jangka waktu yang sangat lama.
4. Bersifat konsisten dan teliti karena kecerdasan buatan adalah bagian dari teknologi komputer, sedangkan kecerdasan alami cenderung berubah-ubah.
5. Dapat didokumentasikan. Keputusan yang dibuat oleh komputer dapat didokumentasikan dengan mudah dengan cara melacak setiap aktivitas dari sistem tersebut. Kecerdasan alami sangat sulit untuk direproduksi. 6. Dapat mengerjakan beberapa taks lebih cepat dan lebih baik dibanding
2.2. Autisme
Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Seorang penyandang autisme seakan-akan berada di dunianya sendiri. Mereka memiliki gangguan perkembangan fungsi otak yang mencakup bidang sosial, komunikasi verbal (bahasa) dan non-verbal, imajinasi, fleksibilitas, lingkup minat, kognisi dan perhatian. Kelainan autisme pada anak-anak timbul sebelum usia tiga tahun, tetapi ada pula yang sudah mengalami gangguan tersebut sejak lahir. Ciri-ciri autisme yang tampak adalah anak-anak menjadi senang menyendiri dan bersikap dingin sejak kecil atau bayi, misalnya dengan tidak memberikan respon (tersenyum, dan sebagainya),bila tidak dibujuk, diberi makanan dan sebagainya, serta seperti tidak menaruh perhatian terhadap lingkungan sekitar, tidak mau atau sangat sedikit berbicara, hanya mau mengatakan ya atau tidak, atau ucapan-ucapan lain yang tidak jelas, tidak suka dengan stimuli pendengaran (mendengarkan suara ataupun menangis), senang melakukan stimulasi diri, memukul-mukul kepala atau gerakan-gerakan aneh lain, namun kadang-kadang terampil memanipulasikan obyek. Karena keterbatasan sang anak dalam bertindak inilah yang membuat para orang tua seringkali tidak menyadari atau mengetahui gejala aneh yang diderita anaknya. Padahal seharusnya gangguan autis ini harus dideteksi sejak dini agar tidak terlambat penanganannya.
Dalam kamus psikologi umum (1982), autisme berarti preokupasi terhadap pikiran dan khayalan sendiri atau dengan kata lain lebih banyak berorientasi kepada pikiran subyektifnya sendiri daripada melihat kenyataan atau realita kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu penderita autisme sering disebut orang
yang hidup di “alamnya” sendiri. Dulu anak-anak yang mengalami gangguan ini telah dideskripsikan dalam berbagai istilah seperti chilhood schizophrenia
(Bleuer), Margareth Mahler (1952) menyebutnya dengan symbiotic psychotic children dengan gejala-gejala tidak dapat mengembangkan self-object differentiation. Belakangan istilah psikosis cenderung dihilangkan dan dalam Diagnostic and Statistical Maunal of Mental Disorder edisi IV (DSM-IV)
Autisme digolongkan sebagai gangguan perkembangan pervasif (pervasive developmental dis-orders), secara khas gangguan yang termasuk dalam kategori ini ditandai dengan distorsi perkembangan fungsi psikologis dasar majemuk yang meliputi perkembangan keterampilan sosial dan bahasa, seperti perhatian, persepsi, daya nilai terhadap realitas, dan gerakan-gerakan motorik. Autisme atau autisme infantil (Early Infantile Autism) pertama kali dikemukakan oleh Dr. Leo Kanner 1943 seorang psikiatris Amerika. Istilah autisme dipergunakan untuk menunjukkan suatu gejala psikosis pada anak-anak yang unik dan menonjol yang sering disebut Sindrom Kanner (untuk membedakan dengan sidrom Asperger atau autis Asperger). Ciri yang menonjol pada sindrom Kanner antara lain ekspresi wajah yang kosong seolah-olah sedang melamun, kehilangan pikiran dan sulit sekali bagi orang lain untuk menarik perhatian mereka atau mengajak mereka berkomunikasi.
Autisme adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak, yang gejalanya sudah timbul sebelum anak itu mencapai usia tiga tahun. Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif.
Gejala yang sangat menonjol adalah sikap anak yang cenderung tidak mempedulikan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam dunianya sendiri. Anak autistik juga mengalami kesulitan dalam memahami bahasa dan berkomunikasi secara verbal. Disamping itu seringkali (prilaku stimulasi diri) seperti berputar-putar, mengepak-ngepakan tangan seperti sayap, berjalan berjinjit dan lain sebagainya.
Gejala autisme sangat bervariasi. Sebagian anak berperilaku hiperaktif dan agresif atau menyakiti diri, tapi ada pula yang pasif. Mereka cenderung sangat sulit mengendalikan emosinya dan sering tempertantrum (menangis dan mengamuk). Kadang-kadang mereka menangis, tertawa atau marah-marah tanpa sebab yang jelas.
Selain berbeda dalam jenis gejalanya, intensitas gejala autisme juga berbeda-beda, dari sangat ringan sampai sangat berat.
Oleh karena banyaknya perbedaan-perbedaan tersebut di antara masing-masing individu, maka saat ini gangguan perkembangan ini lebih sering dikenal sebagai Autistic Spectrum Disorder (ASD) atau Gangguan Spektrum Autistik (GSA).
Autisme dapat terjadi pada siapa saja, tanpa membedakan warna kulit, status sosial ekonomi maupun pendidikan seseorang. Tidak semua individu ASD/GSA memiliki IQ yang rendah. Sebagian dari mereka dapat mencapai pendidikan di
perguruan tinggi. Bahkan ada pula yang memiliki kemampuan luar biasa di bidang tertentu (musik, matematika, menggambar).
Prevalensi autisme menigkat dengan sangat mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Menurut Autism Research Institute di San Diego, jumlah individu autistik pada tahun 1987 diperkirakan 1:5000 anak. Jumlah ini meningkat dengan sangat pesat dan pada tahun 2005 sudah menjadi 1:160 anak. Di Indonesia belum ada data yang akurat oleh karena belum ada pusat registrasi untuk autisme. Namun diperkirakan angka di Indonesia pun mendekati angka di atas. Autisme lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita, dengan perbandingan 4:1
Autisme terbagi menjadi 4 jenis, yaitu autisme infantil, Syndrome Asperger, ADHD dan Gifted. berikut penjelasan mengenai jenis – jenis Autisme tersebut beserta gejala dan terapinya.
a. Autisme Infantil
Pada anak dengan autisme infantil bisa dilihat bahwa ia tak mencari kasih sayang orang tua sama sekali, tidak ada reaksi terhadap kontak mata, respon sosialnya sangat buruk, ia tak menerima bila paman, bibi atau pengasuhnya menegur atau menyapanya. Anak dengan autisme infantil sama sekali tak ada rasa empati dan tidak ada respon terhadap emosi orang lain. Bila diberikan isyarat emosional (misalnya melambaikan tangan), anak tidak akan membalasnya atau memberi respon positif. Gangguan komunikasi pada autisme infantil biasanya dia suka mengoceh aneh, dalam berbahasa secara ekspresif juga tidak luwes, kurang bisa memberikan isyarat tubuh kepada lingkungan misalnya ketika si anak ingin mengambil mainan, ia kurang bisa mengekspresikannya. Sedangkan gangguan
perilaku pada autisme infantile bisa dilihat dari cara bermainnya yang kaku dan selalu monoton/diulang-ulang permainannya. Biasanya untuk anak normal mudah bosan dengan satu permainan. Tapi pada autisme infanti justru sebaliknya. Anak ini suka beulang kali bertepuk tangan atau membentur-benturkan kepalanya. Kreativitasnya sangat terbatas, suka benda-benda yang aneh (tidak familiar). Serta terlihat adanya reaksi penolakan terhadap perubahan rutinitas misalnya bila orang tua memindahkan mebel di suatu ruangan, si anak akan mengamuk.
Gejala – gejala pada Autisme infantil antar a lain adalah : 1.) Kontak antar mata sangat kurang
2.) Ekspresi muka yang kurang hidup / datar
3.) Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik 4.) Bicara terlambat dan tidak berkembang
5.) Sering menggunakan bahasa yang aneh dan berulang-ulang
6.) Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas da berlebih-lebihan
7.) Terpaku pada suatu kegiatan yang rutinitas dan tak ada gunanya 8.) Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dn diulang-ulang
9.) Tidak mendengarkan sewaktu diajak bicara
Ter a pi yang har us dilakukan pada pender ita per ilaku Autisme Infantil antar a lain adalah :
1.) memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian).
2.) terapi bicara dan berbahasa (memerintah anak untuk menirukan apa yang kita ucapkan).
3.) terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot-otot halusnya dengan benar (memerintah anak untuk mengikuti gerakan kita,misal : memegang pensil,memegang sendok,memegang bola). Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya
4.) Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya
5.) memerintahkan si anak melakukan berbagai kegiatan seperti mengambil benda yang ada di sekitarnya sesuai dengan yang kita perintahkan
6.) Melakukan terapi musik, fungsinya agar indera pendengaran menjadi hidup sekaligus merangsang kemampuan berbicara
7.) Melakukan terapi lumba - lumba, karena di tubuh lumba-lumba terkandung potensi yang bisa menyelaraskan kerja saraf motorik dan sensorik penderita autis. Sebab lumba-lumba mempunyai gelombang sonar (gelombang suara dengan frekuensi tertentu) yang dapat merangsang otak manusia untuk memproduksi energi yang ada dalam tulang tengkorak, dada, dan tulang belakang pasien sehingga dapat membentuk keseimbangan antara otak kanan dan kiri. Selain itu,
gelombang suara dari lumba-lumba juga dapat meningkatkan neurotransmitter
b. Syndr ome Asper ger
Gangguan Asperger adalah gangguan pada fase perkembangan terutama pada interaksi sosial dan perilaku yang terbatas dan tidak adanya keingintahuan terhadap lingkungan sekitarnya. Ciri yang hampir mirip dengan gejala-gejala autisme, sehingga gangguan Asperger seringkali disebut sebagai spektrum gangguan autis (autism spectrum disorders; ASDs). Terapi untuk anak Asperger Syndrome tergantung pada penyusunan program yang disesuaikan dengan minat dan karakteristik sang anak.
Gejala – gejala pada Syndrome Asper ger antara lain adalah : 1.) Kontak antar mata sangat kurang
2.) Ekspresi muka yang kurang hidup / datar 3.) Tidak menyukai setiap perubahan rutinitas 4.) Berbicara kekanakan dan monoton
5.) Banyak bicara hanya pada satu topic saja
6.) Inkoordinasi dalam bergerak, janggal dan memiliki postur tubuh yang tidak lazim
7.) Kesulitan memahami ekspresi wajah
8.) Suka mengulang perbuatan-perbuatan yang dilarang 9.) Seringkali menuntut perhatian lebih
Ter a pi yang har us dilakukan pada pender ita per ilak u Syndr ome Asper ger antar a lain adalah :
1.) Terapi Bicara 2.) Terapi Komunikasi
3.) Berikanlah pujian ketika ia dapat menyelesaikan tugasnya dan ketika ia melakukan hal-hal lain yang positif tanpa disuruh
c. ADHD (Attention Deficit Hyper activity Disor der )
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) merupakan gangguan perkembangan mental (developmental disorder) yang ditandai dengan adanya gangguan pemusatan perhatian dan tingkah laku yang hiperaktif. Ada tiga jenis latihan untuk melatih konsentrasi anak hiperaktif, yaitu permainan bola, go and no go next, dan stop and think and go.
Gejala – gejala pada ADHD (Attention Deficit Hyper activity Disor der ) antar a lain adalah :
1.) Kontak antar mata sangat kurang
2.) Suka mengulang perbuatan-perbuatan yang dilarang 3.) Kesulitan bertahan pada satu aktifitas
4.) Tidak mendengarkan sewaktu diajak bicara 5.) Sering tidak mengikuti instruksi
6.) Usil, suka mengganggu ank lain 7.) Mudah frustasi dan putus asa
8.) Melakukan tindakan berbahaya tanpa pikir panjang 9.) Sering berbicara berlebihan
10.) Mengalami kesulitan melakukan kegiatan dengan tenang 11.) Seringkali menuntut perhatian lebih
12.) Mempunyai daya ingat yang kuat
Ter a pi yang har us dilakukan pada pender ita per ilaku ADHD antar a lain adalah :
1.) meminta anak bekerja sendirian serta menyelesaikan tugasnya sesuai waktu yang ditetapkan. Untuk anak yang belum sekolah, biasanya diberi permainan seperti puzzle.
2.) anak harus dibimbing melalui terapi perilaku 3.) terapi bicara 4.) terapi remedial 5.) fisioterapi 6.) terapi bermain 7.) terapi okupasi 8.) terapi musik 9.) psikoterapi d. Gifted
Gifted (anak berbakat atau anak luar biasa) merupakan anak yang terutama yang saat balitanya mengalami perkembangan tidak sinkron (disinkronitas perkembangan) dan menerima berbagai diagnosis gangguan mental dan perilaku atau disorder serta menerima overterapi yang tidak jarang merupakan terapi non medik dan radikal. Anak-anak ini beberapa karakteristik dan tumbuh kembangnya
yang berbeda dengan anak-anak normal sering disalah mengertikan bukan saja oleh tenaga kesehatan, psikolog, pendidik, orang tua, tetapi juga oleh masyarakat. Tidak disangkal pula bahwa pada anak-anak ini bisa saja terjadi adanya komorbiditas masalah giftedness dan gangguan perilaku maupun gangguan perkembangan, atau sebaliknya masalah karakteristik, kebutuhan dan personalitas anak-anak gifted yang tak tertangani dengan baik akan memberikan gambaran masalah seperti halnya anak-anak bergangguan perkembangan dan perilaku. Gejala – gejala pada Gifted antar a lain adalah :
1.) Bicara terlambat dan tidak berkembang
2.) Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik 3.) Suka mengulang perbuatan-perbuatan yang dilarang
4.) Tak sabaran
5.) Waktu tidur yang sedikit 6.) Sangat sensitive
7.) Mempunyai pola yang tetap dan teratur 8.) Seringkali menuntut perhatian lebih 9.) Mempunyai daya ingat yang kuat
Ter a pi yang har us dilak ukan pada pender ita per ilaku Gifted antar a lain adalah :
1.) Keterampilan sosial 2.) Terapi komunikasi
3.) Berikanlah pujian ketika ia dapat menyelesaikan tugasnya dan ketika ia melakukan hal-hal lain yang positif tanpa disuruh
4.) Adaptasi dengan lingkungan [2]
2.3. Sistem Pakar
Sistem System pakar (expert system ) merupakan paket perangkat lunak atau paket program komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasehat dan sarana bantu dalam memecahkan masalah di bidang-bidang spesialisasi tertentu seperti sains, perekayasaan, matematika, kedokteran, pendidikan dan sebagainya. Ditinjau dari pengertiannya, dapat dibuat sebuah sistem pakar untuk mendiagnosis kelainan autisme tersebut. Sistem pakar dibuat tidak hanya sebatas sebuah sistem komputer saja, melainkan sebuah kecerdasan buatan hasil sumbangsih dari pakar-pakar di bidangnya.
Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti layaknya para pakar (expert). Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para pakar/ahli. Dengan pengembangan sistem pakar, diharapkan bahwa orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu aktifitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman. Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari sistem pakar. Proses ini membutuhkan 4 aktifitas, yaitu: tambahan pengetahuan, representasi pengetahuan, inferensi pengetahuan dan pengalihan pengetahuan ke pengguna. Pengetahuan yang disimpan ke komputer disebut sebagai basis pengetahuan. Sistem pakar dikembangkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang medis. Saat ini
kebutuhan manusia akan pelayanan medis yang lebih baik sangat mendesak, yang berarti dukungan instrumentasi dan informatika medis modern (telemedis) menjadi sangat dibutuhkan termasuk metode untuk membantu analisisnya sehingga dihasilkan diagnosis yang lebih optimal.
Gambar 2.1 Diagram Blok Expert System Keterangan :
1. Knowledge base berisi semua fakta, ide, hubungan
2. Motor inferensi bertugas u/ menganalisis pengetahuan dan menarik kesimpulan berdasarkan knowledge base.
3. S/W user interface berfungsi sebagai media pemasukan pengetahuan ke dalam (KB)
Konsep Umum Sistem Pakar (Sp)
1. Salah satu metode representasi pengetahuan: IF….. THEN
2. Proses pembuatan SP knowledge engineering yang dilakukan oleh knowledge engineer. Selain itu domain expert dan end user.
3. Tugas knowledge engineer adalah memilih Software & Hardware untuk pembuatan SP, membantu mengambil pengetahuan yg dibutuhkan dari pakar domain, serta implementasi pengetahuan pada basis pengetahuan yg benar & efisien
4. Tugas pakar domain : meyediakan pengetahuan ttg bid problem yg dihadapi, memahami teknikteknik pemecahan problema yg dipakai.
Sistem Pakar yang terk enal 1. MYCIN
a. Dirancang oleh Edward Feigenbaum (Universitas Stanford) th ’70 an b. SP medical yg dpt mendiagnosis infeksi bakteri & rekomendasi
pengobatan antibiotic 2. Dendral
Sistem pakar struktur molecular dan kimia 3. Prospector
a. Membantu ahli geologi yg mencari & menemukan biji deposit (mineral& batubatuan)
b. Didesign oleh Sheffield Research Institute, akhir ‘70an 4. XCON
a. Sistem Pakar konfigurasi sistem komputer dasar
b. Dikembangkan oleh Digital Equipment Corporation (DEC) dan Carnegie Mellon Universitas (CMU), akhir ’70 an
5. Delta
a. Didesign & dikembangkan oleh General Electric Company b. SP personal maintenance dg mesin lokomotif listrik diesel. 6. YESMVS
a. Didesign oleh IBM awal th ‘80an
b. Membantu operator komputer & mengontrol sistem operasi MVS (multiple virtual storage)
7. ACE
a. Didesign & dikembangkan oleh AT&T Bell Lab awal th ‘80an b. SP troubleshooting pd sistem kabel telpon [3]
2.4. Forward Chaining
Forward Chaining (runut maju) berarti menggunakan himpunan aturan
kondisi-aksi . Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan. Mungkin proses menambahkan data ke memori kerja. Proses diulang sampai ditemukan suatu hasil (Wilson,1998).
Metode Forward Chaining disebut juga penalaran dari bawah ke atas karena penalaran dari fakta pada level bawah menuju konklusi pada level atas yang didasarkan pada fakta. Dalam hal ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan.
Forward chaining adalah salah satu dari dua metode utama penalaran ketika
menggunakan aturan inferensi (dalam kecerdasan buatan ) dan dapat dijelaskan secara logis sebagai aplikasi berulang dari modus ponens . Forward chaining
adalah strategi implementasi yang populer untuk sistem pakar , bisnis dan sistem produksi aturan . Kebalikan dari forward chaining adalah backward chaining .
Forward chaining dimulai dengan tersedia Data dan menggunakan aturan
inferensi untuk mengambil lebih banyak data (dari pengguna akhir misalnya) sampai tujuan tercapai. Sebuah mesin inferensi menggunakan chaining maju pencarian aturan inferensi sampai menemukan satu tempat yg (Jika klausa) dikenal untuk menjadi kenyataan. Saat ditemukan dapat disimpulkan, atau menyimpulkan, yang konsekuen (Kemudian klausa), sehingga penambahan baru informasi untuk data.
Mesin inferensi akan iterate melalui proses ini sampai tujuan tercapai. Misalnya, bahwa tujuannya adalah untuk menyimpulkan warna hewan peliharaan bernama Fritz, mengingat dia croaks dan makan lalat, dan bahwa peraturan dasar berisi empat aturan berikut:
1. Jika X croaks dan makan lalat - Kemudian X adalah katak
2. Jika celetuk X dan bernyanyi - Kemudian X adalah burung kenari 3. Jika X adalah katak - Kemudian X adalah hijau
4. Jika X adalah burung kenari - Kemudian X adalah kuning
Ini peraturan dasar akan digeledah dan aturan pertama akan dipilih, karena yg di perusahaan (Jika Fritz croaks dan makan lalat) cocok data kami. Sekarang consequents (Kemudian X adalah katak) ditambahkan ke data. Basis aturan yang lagi dicari dan kali ini aturan ketiga dipilih, karena yg di perusahaan (Jika Fritz adalah katak) cocok data kami yang baru saja dikonfirmasi. Sekarang akibatnya
baru (Lalu Fritz adalah hijau) ditambahkan ke data kami. Tidak lebih dapat disimpulkan dari informasi ini, namun kami telah dicapai tujuan kami untuk menentukan warna dari Fritz.
Karena data menentukan aturan dipilih dan digunakan, metode ini disebut data-didorong , berbeda dengan tujuan-driven chaining mundur inferensi. Pendekatan forward chaining sering digunakan oleh sistem pakar , seperti CLIPS .
Salah satu keuntungan dari forward-chaining dari backward-chaining adalah bahwa penerimaan data baru dapat memicu kesimpulan baru, yang membuat mesin lebih cocok untuk situasi dinamis di mana kondisi yang cenderung berubah
Pada pengembangan rule base telah direpresentasikan dalam bentuk block diagram yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk list aturan (rule), yaitu struktur sistem pakar. Pada dasarnya rule terdiri dari dua bagian pokok, yaitu bagian premise atau kondisi, dan bagian conclusion atau kesimpulan. Struktur rule secara logika menghubungkan satu atau lebih kondisi (premise) pada bagian IF (yang akan menguji kebenaran dari serangkaian data) dengan satu atau lebih kesimpulan (conclusion) yang terdapat pada THEN.
Pada contoh studi kasus yang telah penulis tulis pada Sistem Pakar Diagnosis Perilakuu Autisme Pada Anak Rule basenya adalah :
Atur an 1 (Rule 1)
IF Kontak antar mata sangat kurang
AND Ekspresi muka yang kurang hidup / datar