• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PERILAKU AUTISME PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PERILAKU AUTISME PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING."

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Diajukan oleh :

Rizki Fitr i Rahmawati 0734010140

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

Pembimbing 1 : Asti Dwi Irfianti, S.Kom. M.Kom

Pembimbing 2 : Basuki Rahmat S.si, MT

Penyusun

: Rizki Fitri Rahmawati

ABSTRAK

Autisme merupakan gangguan mental pada anak yang menyebabkan seorang anak sulit untuk berinteraksi sosial. Diagnosis autisme biasanya dilakukan oleh seorang pakar/ahli dibidang tumbuh kembang anak, namun sebenarnya orang tua juga dapat melakukan diagnosis awal kemungkinan autisme pada anak dengan melakukan pengamatan perilaku anak dalam kesehariannya terutama dengan cara berkomunikasi, berinteraksi sosial dengan anak sebayanya, dan kemampuan berimajinasi pada anak. Aplikasi yang dibangun bertujuan untuk membantu orang tua didalam melakukan diagnosis awal kemungkinan autism pada anak. pengetahuan pada sistem dipresentasikan dalam bentuk aturan dan metode penalaran yang digunakan adalah metode runut maju (forward chaining). Forward chaining sendiri adalah metode pencarian / penarikan kesimpulan berdasarkan pada data atau fakta yang ada menuju ke kesimpulan, penelusuran dimulai dari fakta yang ada lalu bergerak maju melalui premis – premis untuk menuju ke kesimpulan. Keluaran pada sistem berupa apa jenis dari perilaku autism berdasarkan fakta / gejala yang diberikan kepada sistem.

Hasil yang didapat dari sistem pakar diagnosis perilaku autisme pada anak ini yakni dapat membantu masyarakat untuk memperoleh informasi tentang autisme. Selain itu masyakat dan para orang tua mengetahui jenis perilaku autisme yang di derita oleh anaknya. Dan Sistem Pakar diagnosis Perilaku Autisme pada Anak ini juga dapat menghemat waktu dan biaya saat melakukan konsultasi. Tanpa harus membuang waktu untuk antri pada dokter spesialis an tanpa harus mengeluarkan biaya yang sangat banyak.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dimudahkan dalam

penyelesaian penulisan laporan Tugas Akhir dengan judul “Sistem Pakar Diagnosis

Perilaku Autisme Pada Anak Menggunakan Metode Forward Chaining” sebagaimana

yang diharapkan.

Selama pelaksanaan pengerjaan Tugas Akhir dan dalam penyelesaian

penulisan laporan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1.

Bapak Ir.Sutiyono, MT, Selaku Dekan FTI UPN “VETERAN” Jatim yang

memberikan ijin untuk melaksanakan Tugas Akhir

2.

Ibu Dr.Ir.Ni Ketut Sari,MT selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika.

3.

Ibu Asti Dwi Irfianti, S.Kom. M.Kom selaku dosen pembimbing pertama

yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan selama pelaksanaan

Tugas Akhir (TA)

4.

Bapak Basuki Rahmat S.si, MT selaku dosen pembimbing dua yang telah

meluangkan waktu memberikan bimbingan selama pelaksanaan Tugas Akhir

(TA)

(4)

6.

Orang tua khususnya untuk almh. mama yang telah memberikan segalanya

untuk penulis dan seluruh keluarga atas segala motivasi dan doanya, sehingga

semua dapat berjalan dengan lancar.

7.

My beloved “Eko Agus M” yang selalu memberikan dukungan dan sangat

membantu sekali dalam mengerjakan Tugas Akhir ini, juga memberikan

motivasi serta doa untuk tetap maju dan berjuang menjadi lebih baik lagi.

8.

My Bestie “Indra Hardika, Miftahul Farid, Endang Sulistyowati, Reza Putra

Dewangga, Widya Setyarini” dan semua teman - teman teknik informatika

angkatan 2007 yang telah membantu dan memberikan dukungannya.

Penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak kekurangan dalam

penyelesaian penulisan laporan Tugas Akir ini. Namun penulis berusaha

menyelesaikan laporan ini dengan sebaik mungkin.

Segala kritik saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dari semua

pihak, guna perbaikan dan pengembangan dimasa yang akan datang. Akhirnya besar

harapan penulis agar laporan ini dapat diterima dan berguna bagi semua pihak.

Aamiin…

Surabaya, Mei 2012

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.

Latar Belakang ... 1

1.2.

Perumusan Masalah ... 2

1.3.

Batasan Masalah ... 3

1.4.

Tujuan ... 3

1.5.

Manfaat ... 3

1.6.

Metode Penelitian ... 4

1.7.

Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 7

2.1.

Artificial Inteligence ... 7

2.2.

Autisme ... 9

2.3.

Sistem Pakar ... 19

2.4.

Forward Chaining ... 22

2.5.

Website ... 27

2.6.

PHP ... 27

2.7.

HTML ... 28

2.8.

CSS ... 29

2.9.

MySQL ... 29

2.10.

XAMPP ... 30

2.11.

ERD ... 30

2.12.

DFD ... 32

(6)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 35

3.1.

Analisis Sistem ... 35

3.1.1.

Analisa Informasi ... 36

3.1.2.

Analisis Permasalahan... 36

3.1.3.

Analisis Solusi ... 37

3.2.

Perancangan Algoritma ... 37

3.3.

Perancangan Aturan Perilaku Autisme Pada Anak ... 38

3.3.1.

Perancangan Block Diagram ... 38

3.3.2.

Perancangan Dependency Diagram ... 40

3.3.3.

Decision Table ... 42

3.4.

Perancangan Basis Aturan (Rule Base) ... 44

3.5.

Perancangan Mesin Inferensi ... 47

3.6.

Perancangan Database ... 50

3.6.1.

Diagram Berjenjang ... 50

3.6.2.

Context Diagram / Level 0 ... 51

3.6.3.

DFD Level 1 ... 52

3.6.4.

DFD Level 2 ... 55

3.6.5.

CDM & PDM ... 59

3.7.

Perancangan Desain Interface ... 60

3.7.1.

Halaman Pakar/Admin ... 61

3.7.2.

Halaman Registrasi User ... 61

3.7.3.

Halaman Konsultasi ... 62

3.7.4.

Halaman Output ... 62

BAB IV IMPLEMENTASI ... 63

4.1.

Latar Belakang ... 63

4.2.

Implementasi Antar Muka ... 64

4.2.1.

Implementasi Halaman Pengunjung ... 65

4.2.2.

Implementasi Halaman Member ... 68

(7)

BAB V UJ I COBA DAN EVALUASI PROGRAM ... 84

5.1.

Uji Coba Sistem ... 84

5.2.

Uji Coba Halaman Administrator ... 84

5.2.1.

Uji Coba Halaman Login Admin/Pakar ... 84

5.2.2.

Uji Coba Halaman Utama Admin/Pakar ... 85

5.2.3.

Uji Coba Form Diagnosa ... 86

5.2.4.

Uji Coba Halaman Gejala ... 90

5.2.5.

Uji Coba Halaman Terapi ... 93

5.2.6.

Uji Coba Halaman Hasil Analisa ... 96

5.2.7.

Uji Coba Halaman Relasi ... 98

5.2.8.

Uji Coba Halaman User Admin ... 99

5.2.9.

Uji Coba Halaman Data User ... 102

5.2.10.

Uji Coba Halaman Buku Tamu ... 104

5.2.11.

Uji Coba Halaman Content... 105

5.2.12.

Uji Coba Halaman Help ... 108

5.2.13.

Uji Coba Halaman Logout ... 111

5.3.

Uji Coba Halaman Pengguna member ... 111

5.3.1.

Uji Coba Halaman Daftar Member ... 112

5.3.2.

Uji Coba Halaman Login Member ... 112

5.3.3.

Uji Coba Form Ubah Profil Member ... 114

5.3.4.

Uji Coba Halaman Sistem Pakar ... 115

5.3.5.

Uji Coba Form Cetak Pada Pasien ... 137

5.3.6.

Uji Coba Form Cetak Pada Pakar ... 138

BAB VI PENUTUP ... 140

6.1.

Kesimpulan ... 140

6.2.

Saran ... 140

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Diagram Blog expert system ... 20

Gambar 2.2

Perkembangan sistem pakar ... 20

Gambar 2.3

DFD menurut yourdan de marco ... 32

Gambar 2.4 DFD menurut Gene dan Serson ... 33

Gambar 3.1

Block Diagram Diagnosa perilaku autisme pada anak ... 39

Gambar 3.2

Dependency Diagram Perilaku autism pada anak ... 42

Gambar 3.3

Aliran Data Forward Chaining ... 49

Gambar 3.4

Diagram Berjenjang ... 51

Gambar 3.5

Context Diagram/ Diagram level 0 ... 52

Gambar 3.6

DFD Level 1 ... 53

Gambar 3.7

DFD Level 2 Maintenance data ... 55

Gambar 3.8

DFD Level 2 Proses Diagnosa Penyakit ... 56

Gambar 3.9

DFD Level 2 Prosses Analisa ... 57

Gambar 3.10 DFD Level 2 Laporan ... 58

Gambar 3.11 CDM (Conceptual Data Model) ... 59

Gambar 3.12 PDM (Physical Data Model) ... 60

Gambar 3.13 Perancangan Form Desain Interface Admin ... 61

Gambar 3.14 Perancangan Form Registrasi User ... 61

Gambar 3.15 Perancangan Form Konsultasi Pertanyaan ... 62

Gambar 3.16 Perancangan Form Hasil Konsultasi Pasien ... 62

Gambar 4.1

Halaman Sign Up ... 66

Gambar 4.2

Halaman Artikel ... 66

Gambar 4.3

Halaman Tips ... 67

Gambar 4.4

Halaman Buku Tamu ... 68

Gambar 4.5

Form Login ... 69

Gambar 4.6

Halaman Lupa Password ... 69

Gambar 4.7

Halaman Utama Member ... 70

Gambar 4.8

Halaman Ubah profil ... 71

(9)

Gambar 4.10 Halaman Penelusuran... 72

Gambar 4.11 Halaman Hasil Analisa ... 73

Gambar 4.12 Halaman Terapi ... 74

Gambar 4.13 Halaman Help ... 75

Gambar 4.14 Logout Member ... 75

Gambar 4.15 Login Admin ... 76

Gambar 4.16 Halaman Utama Admin ... 76

Gambar 4.17 Halaman Form Diagnosa ... 77

Gambar 4.18 Halaman Gejala ... 78

Gambar 4.19 Halaman Terapi Admin ... 78

Gambar 4.20 Halaman Hasil Analisa Admin ... 79

Gambar 4.21 Halaman relasi ... 80

Gambar 4.22 Halaman User Admin ... 80

Gambar 4.23 Halaman Pasien ... 81

Gambar 4.24 Halaman Buku Tamu ... 81

Gambar 4.25 Halaman Content ... 82

Gambar 4.26 Halaman Help Admin ... 82

Gambar 4.27 Pemberitahuan Logout ... 83

Gambar 5.1

Uji Coba Halaman Login Admin/Pakar ... 85

Gambar 5.2

Uji Coba Halaman Utama Admin/Pakar ... 85

Gambar 5.3

Uji coba halaman diagnosa ... 86

Gambar 5.4

Uji Coba Halaman tambah diagnosa ... 87

Gambar 5.5

Pemberitahuan Tambah Diagnosa Berhasil ... 87

Gambar 5.6

Halaman hasil tambah Diagnosa ... 88

Gambar 5.7

Uji coba form edit diagnose ... 88

Gambar 5.8

Uji Coba form delete diagnose ... 89

Gambar 5.9

Halaman Utama Gejala ... 90

Gambar 5.10 Uji coba form tambah gejala ... 90

Gambar 5.11 Pemberitahuan tambah gejala berhasil... 91

(10)

Gambar 5.13 Pemberitahuan Edit gejala berhasil ... 92

Gambar 5.14 Form delete gejala... 92

Gambar 5.15 Pemberitahuan delete gejala berhasil ... 92

Gambar 5.16 Halaman Utama Terapi ... 93

Gambar 5.17 Form tambah terapi ... 94

Gambar 5.18 Pemberitahuan tambah terapi berhasil ... 94

Gambar 5.19 Form edit terapi ... 94

Gambar 5.20 Form edit terapi ... 94

Gambar 5.21 Pemberitahuan Edit terapi berhasil ... 95

Gambar 5.22 Form hapus terapi ... 95

Gambar 5.23 Pemberitahuan hapus terapi berhasil ... 96

Gambar 5.24 Form hasil analisa ... 96

Gambar 5.25 Form detail analisa ... 97

Gambar 5.26 Form terapi pada hasil analisa ... 98

Gambar 5.27 Uji coba halaman relasi ... 98

Gambar 5.28 Halaman user admin ... 99

Gambar 5.29 form tambah admin ... 99

Gambar 5.30 Pemberitahuan tambah admin berhasil ... 100

Gambar 5.31 form edit profil admin ... 100

Gambar 5.32 Pemberitahuan edit profil admin berhasil ... 101

Gambar 5.33 Pemberitahuan konfirmasi password tidak cocok ... 101

Gambar 5.34 form delete admin ... 102

Gambar 5.35 Pemberitahuan hapus admin berhasil ... 102

Gambar 5.36 Halaman utama data user ... 103

Gambar 5.37 Halaman data User ... 103

Gambar 5.38 Form delete user ... 104

Gambar 5.39 Pemberitahuan delete user berhasil ... 104

Gambar 5.40 Halaman utama buku tamu pada admin ... 105

Gambar 5.41 Pemberitahuan hapus buku tamu berhasil ... 105

(11)

Gambar 5.43 form edit content ... 106

Gambar 5.44 Pemberitahuan edit content berhasil ... 107

Gambar 5.45 Form delete content ... 107

Gambar 5.46 Pemberitahuan delete content berhasil... 108

Gambar 5.47 Halaman utama help ... 108

Gambar 5.48 Form edit help... 109

Gambar 5.49 Pemberitahuan edit help berhasil ... 109

Gambar 5.50 Form hapus help ... 110

Gambar 5.51 Pemberitahuan hapus help berhasil ... 110

Gambar 5.52 Pemberitahuan logout berhasil ... 111

Gambar 5.53 Halaman utama user... 111

Gambar 5.54 Uji Coba Form Daftar member... 112

Gambar 5.55 Uji Coba form login ... 113

Gambar 5.56 Halaman utama member ... 113

Gambar 5.57 Uji Coba Halaman Ubah Profil member ... 114

Gambar 5.58 Halaman sistem pakar ... 115

Gambar 5.59 form isi data pasien ... 116

Gambar 5.60 form jawab pertanyaan ... 116

Gambar 5.61 form hasil diagnosa ... 117

Gambar 5.62 form hasil analisa ... 118

Gambar 5.63 form terapi ... 119

Gambar 5.64 form hasil analisa anak 1 ... 120

Gambar 5.65 Terapi yang harus dilakukan pada Anak 1 ... 121

Gambar 5.66 Hasil Analisa pada Anak 2 ... 121

Gambar 5.67 Terapi yang harus dilakukan pada anak 2 ... 122

Gambar 5.68 coba halaman mendatar pada pengguna 2 ... 122

Gambar 5.69 Hasil analisa anak 1 pada pengguna2 ... 123

Gambar 5.70 Terapi yang harus dilakukan oleh Anak 1 dari pengguna 2 ... 123

Gambar 5.71 Uji coba halaman mendaftar pada pengguna 3 ... 123

(12)

Gambar 5.73 Terapi yang harus dilakukan oleh Anak 1 dari pengguna 3 ... 124

Gambar 5.74 Hasil analisa anak 2 pada pengguna3 ... 125

Gambar 5.75 Terapi yang harus dilakukan oleh Anak 2 dari pengguna 3 ... 125

Gambar 5.76 Hasil analisa anak 3 pada pengguna3 ... 126

Gambar 5.77 Terapi yang harus dilakukan oleh Anak 3 dari pengguna 3 ... 126

Gambar 5.78 Uji coba halaman mendaftar pada pengguna 4 ... 127

Gambar 5.79 Hasil analisa anak 1 pada pengguna 4 ... 127

Gambar 5.80 Terapi yang harus dilakukan oleh Anak 1 dari pengguna 4 ... 128

Gambar 5.81 Hasil analisa anak 2 pada pengguna4 ... 128

Gambar 5.82 Terapi yang harus dilakukan oleh Anak 2 dari pengguna 4 ... 129

Gambar 5.83 Uji coba halaman mendaftar pada pengguna 5 ... 129

Gambar 5.84 Hasil analisa anak 1 pada pengguna 5 ... 130

Gambar 5.85 Terapi yang harus dilakukan oleh Anak 1 dari pengguna 5 ... 130

Gambar 5.86 coba halaman mendaftar pada pengguna 6 ... 131

Gambar 5.87 Hasil analisa anak 1 pada pengguna 6 ... 131

Gambar 5.88 Terapi yang harus dilakukan oleh Anak 1 dari pengguna 6 ... 132

Gambar 5.89 Uji coba halaman mendaftar pada pengguna 7 ... 132

Gambar 5.90 Hasil analisa anak 1 pada pengguna 7 ... 133

Gambar 5.81 Terapi yang harus dilakukan oleh Anak 1 dari pengguna 7 ... 133

Gambar 5.82 Uji coba halaman mendaftar pada pengguna 8 ... 134

Gambar 5.83 Hasil analisa anak 1 pada pengguna 8 ... 134

Gambar 5.84 Terapi yang harus dilakukan oleh Anak 1 dari pengguna 8 ... 135

Gambar 5.85 analisa anak 2 pada pengguna8 ... 135

Gambar 5.86 Terapi yang harus dilakukan oleh Anak 2 dari pengguna 8 ... 136

Gambar 5.97 form help ... 136

Gambar 5.98 Pemberitahuan logout pada member... 137

(13)

Gambar 5.100 Pemberitahuan cetak data ... 137

Gambar 5.101 menu cetak pada halaman pakar ... 138

Gambar 5.102 Pemberitahuan data yang akan dicetak ... 138

Gambar 5.103 form lupa kata sandi ... 139

Gambar 5.104 form pertanyaan pada lupa kata sandi ... 139

(14)

DAFTAR TABEL

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

(16)

seorang pakar yang berinteraksi dengan pasiennya. Dalam hal ini, orang tua selaku pemakai jasa lebih membutuhkan seorang pakar yang bisa memudahkan dalam mengdiagnosis perilaku autis lebih dini agar dapat melakukan terapi lebih awal yang sekiranya membutuhkan waktu jika berkonsultasi dengan dokter ahli. Sistem pakar ini sendiri merupakan paket perangkat lunak atau paket program komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasehat dan sarana bantu dalam memecahkan masalah di bidang-bidang spesialisasi tertentu seperti sains, perekayasaan, matematika, kedokteran, pendidikan dan sebagainya. Ditinjau dari pengertiannya, dapat dibuat sebuah sistem pakar untuk mendiagnosis kelainan autisme tersebut. Sistem pakar dibuat tidak hanya sebatas sebuah sistem komputer saja, melainkan sebuah kecerdasan buatan hasil sumbangsih dari pakar-pakar di bidangnya.

1.2. Per umu san Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan antara lain :

a. Bagaimana cara membantu masyarakat untuk memperoleh informasi tentang autisme dan jenisnya.

b. Bagaimana cara membantu masyarakat maupun Orang tua penderita perilaku autisme untuk mengetahui jenis perilaku autisme yang di derita oleh anaknya.

(17)

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari pembahasan aplikasi sistem pakar ini adalah sebagai berikut :

a. Sistem Pakar diagnosis Perilaku Autisme pada Anak ini memberikan informasi tentang perilaku autisme

b. Sistem Pakar diagnosis Perilaku Autisme pada Anak ini digunakan untuk mengetahui jenis perilaku autisme yang diderita anak.

c. Sistem Pakar diagnosis Perilaku Autisme pada Anak ini digunakan untuk anak usia 1 sampai 10 tahun

d. Aplikasi sistem pakar diagnosis Perilaku Autisme pada Anak ini hanya sebatas mengidentifikasi gejala dan diagnosis perilaku autisme.

e. Metode penalaran yang digunakan pada Sistem Pakar diagnosis Perilaku Autisme pada Anak adalah metode forward chaining

1.4. Tujuan

1. Membuat aplikasi system pakar diagnosis perilaku autisme ini untuk mempermudah masyarakat maupun para orang tua untuk mendapatkan informasi tentang autism pada anak.

2. membantu masyarakat maupun Orang tua penderita perilaku autisme untuk mengetahui jenis perilaku autisme yang di derita oleh anaknya. 3. Membantu masyarakat maupun orang tua anak berperilaku autism

(18)

1.5. Manfaat

Adapun manfaat dari dibuatnya Tugas Akhir ini adalah :

a. Dengan dibuatnya aplikasi sistem pakar ini, maka diharapkan dapat membantu para orang tua untuk mengetahui jenis – jenis perilaku autisme, mengetahui gejala – gejala yang ditimbulkan, serta solusi yang harus dilakukan pada anak berperilaku autisme.

b. Aplikasi sistem pakar ini dapat digunakan semua orang sebagai kamus tentang perilaku autisme.

c. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang autisme beserta cara terapinya.

1.6. Metodologi Penelitian

Langkah – langkah yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir disini menggunakan metode penelitian berikut :

a. Studi Literatur

Pada tahap ini dipelajari literatur dan perencanaan serta konsep awal untuk membentuk program yang akan dibuat yaitu didapat dari referensi buku, internet, maupun sumber – sumber yang lain.

b. Pengumpulan Data Dan Analisis

Pada tahap ini adalah prosses pengumpulan data yang dibutuhkan untuk pembuatan program, serta melakukan analisa serta pengamatan pada data yang sudah terkumpul untuk selanjutnya diolah lebih lanjut.

c. Analisa Dan Perancangan Sistem

(19)

tahap ini adalah prosses perancangan dari sistem yang akan dibua untuk selanjutnya akan diprosses lebih lanjut.

d. Pembuatan Program

Setelah tahap perancangan sistem maka tahap selanjutnya adalah pembuatan program. Pada tahap ini sistem yang sebelumnya telah dibuat akan diterapkan pada program yang aka dibuat. Pembuatan program ini menggunakan PHP dan menggunakan metode forward chaining sebagai metode penalaran pada program ini.

e. Uji Coba Program

Setelah program selesai dibuat maka dilakuka pengujian program untuk mengetahui apakah program tersebut telah bekerja dengan benar dan sesuai dengan sistem yang dibuat.

f. Pembuatan Kesimpulan

Pada tahap akhir ini adalah peembuatan kesimpulan atau ringkasan dari makalah Tugas Akhir ini dan kesimpulan tentang program yang telah dibuat.

1.7. Sistematika Penulisan

Penulisan yang digunakan dalam laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

(20)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan mengenai teori – teori yang behubungan tentang pembuatan sistem pakar diagnosis perilaku autis dan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Berisi tentang analisa dan perancangan dari sistem yang akan dibangun meliputi analisa data, analisa masalah, analisa pemecahan masalah dan perancangan sistem yang meliputi penyusunan desain antar muka (interface) yang nantinya akan dipakai pada sistem.

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM

Berisi tentang implementasi sistem secara keseluruhan mulai dari implementasi data yang diperlukan oleh sistem hingga coding program untuk implementasi aplikasi.

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI

Bab ini membahas tentang cara menjalankan aplikasi serta uji coba dari program yang telah dibuat tersebut.

BAB VI PENUTUP

(21)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Artificial Inteligence

Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan didefinisikan sebagai

kecerdasan yang ditunjukan oleh suau entitas buatan. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti apa yang dilakukan manusia.

Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan robotika. Banyak hal yang kelihatannya sulit untuk kecerdasan manusia, tetapi untuk Informatika relatif tidak bermasalah. Seperti contoh: mentransformasikan persamaan, menyelesaikan persamaan integral dan sebagainya.

(22)

lunak komputer rumah dan video game. Kecerdasan buatan, bukan hanya ingin mengerti apa itu sistem kecerdasan, tapi juga mengkonstruksinya.

Kelebihan kecerdasan buatan :

1. Lebih bersifat permanen. Kecerdasan alami bisa berubah karena sifat manusia yang pelupa. Kecerdasan buatan tidak berubah selama sistem komputer & program tidak mengubahnya.

2. Lebih mudah diduplikasikan. Mentransfer pengetahuan manusia dari 1 orang ke orang lain membutuhkan proses yang sangat lama & keahlian tidak akan pernah dapat diduplikasi dengan lengkap. Jadi jika pengetahuan terletak pada suatu sistem komputer, sistem tersebut dapat dipindahkan dan disalin dari komputer tersebut dan dipindahkan dengan mudah ke komputer yang lain.

3. Lebih murah. Menyediakan layanan komputer akan lebih mudah & murah dibandingkan mendatangkan seseorang untuk mengerjakan sejumlah pekerjaan dalam jangka waktu yang sangat lama.

4. Bersifat konsisten dan teliti karena kecerdasan buatan adalah bagian dari teknologi komputer, sedangkan kecerdasan alami cenderung berubah-ubah.

5. Dapat didokumentasikan. Keputusan yang dibuat oleh komputer dapat didokumentasikan dengan mudah dengan cara melacak setiap aktivitas dari sistem tersebut. Kecerdasan alami sangat sulit untuk direproduksi. 6. Dapat mengerjakan beberapa taks lebih cepat dan lebih baik dibanding

(23)

2.2. Autisme

Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Seorang penyandang autisme seakan-akan berada di dunianya sendiri. Mereka memiliki gangguan perkembangan fungsi otak yang mencakup bidang sosial, komunikasi verbal (bahasa) dan non-verbal, imajinasi, fleksibilitas, lingkup minat, kognisi dan perhatian. Kelainan autisme pada anak-anak timbul sebelum usia tiga tahun, tetapi ada pula yang sudah mengalami gangguan tersebut sejak lahir. Ciri-ciri autisme yang tampak adalah anak-anak menjadi senang menyendiri dan bersikap dingin sejak kecil atau bayi, misalnya dengan tidak memberikan respon (tersenyum, dan sebagainya),bila tidak dibujuk, diberi makanan dan sebagainya, serta seperti tidak menaruh perhatian terhadap lingkungan sekitar, tidak mau atau sangat sedikit berbicara, hanya mau mengatakan ya atau tidak, atau ucapan-ucapan lain yang tidak jelas, tidak suka dengan stimuli pendengaran (mendengarkan suara ataupun menangis), senang melakukan stimulasi diri, memukul-mukul kepala atau gerakan-gerakan aneh lain, namun kadang-kadang terampil memanipulasikan obyek. Karena keterbatasan sang anak dalam bertindak inilah yang membuat para orang tua seringkali tidak menyadari atau mengetahui gejala aneh yang diderita anaknya. Padahal seharusnya gangguan autis ini harus dideteksi sejak dini agar tidak terlambat penanganannya.

(24)

yang hidup di “alamnya” sendiri. Dulu anak-anak yang mengalami gangguan ini telah dideskripsikan dalam berbagai istilah seperti chilhood schizophrenia

(Bleuer), Margareth Mahler (1952) menyebutnya dengan symbiotic psychotic

children dengan gejala-gejala tidak dapat mengembangkan self-object

differentiation. Belakangan istilah psikosis cenderung dihilangkan dan dalam

Diagnostic and Statistical Maunal of Mental Disorder edisi IV (DSM-IV)

Autisme digolongkan sebagai gangguan perkembangan pervasif (pervasive developmental dis-orders), secara khas gangguan yang termasuk dalam kategori ini ditandai dengan distorsi perkembangan fungsi psikologis dasar majemuk yang meliputi perkembangan keterampilan sosial dan bahasa, seperti perhatian, persepsi, daya nilai terhadap realitas, dan gerakan-gerakan motorik. Autisme atau autisme infantil (Early Infantile Autism) pertama kali dikemukakan oleh Dr. Leo Kanner 1943 seorang psikiatris Amerika. Istilah autisme dipergunakan untuk menunjukkan suatu gejala psikosis pada anak-anak yang unik dan menonjol yang sering disebut Sindrom Kanner (untuk membedakan dengan sidrom Asperger atau autis Asperger). Ciri yang menonjol pada sindrom Kanner antara lain ekspresi wajah yang kosong seolah-olah sedang melamun, kehilangan pikiran dan sulit sekali bagi orang lain untuk menarik perhatian mereka atau mengajak mereka berkomunikasi.

(25)

Gejala yang sangat menonjol adalah sikap anak yang cenderung tidak mempedulikan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam dunianya sendiri. Anak autistik juga mengalami kesulitan dalam memahami bahasa dan berkomunikasi secara verbal. Disamping itu seringkali (prilaku stimulasi diri) seperti berputar-putar, mengepak-ngepakan tangan seperti sayap, berjalan berjinjit dan lain sebagainya.

Gejala autisme sangat bervariasi. Sebagian anak berperilaku hiperaktif dan agresif atau menyakiti diri, tapi ada pula yang pasif. Mereka cenderung sangat sulit mengendalikan emosinya dan sering tempertantrum (menangis dan mengamuk). Kadang-kadang mereka menangis, tertawa atau marah-marah tanpa sebab yang jelas.

Selain berbeda dalam jenis gejalanya, intensitas gejala autisme juga berbeda-beda, dari sangat ringan sampai sangat berat.

Oleh karena banyaknya perbedaan-perbedaan tersebut di antara masing-masing individu, maka saat ini gangguan perkembangan ini lebih sering dikenal sebagai Autistic Spectrum Disorder (ASD) atau Gangguan Spektrum Autistik (GSA).

(26)

perguruan tinggi. Bahkan ada pula yang memiliki kemampuan luar biasa di bidang tertentu (musik, matematika, menggambar).

Prevalensi autisme menigkat dengan sangat mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Menurut Autism Research Institute di San Diego, jumlah individu autistik pada tahun 1987 diperkirakan 1:5000 anak. Jumlah ini meningkat dengan sangat pesat dan pada tahun 2005 sudah menjadi 1:160 anak. Di Indonesia belum ada data yang akurat oleh karena belum ada pusat registrasi untuk autisme. Namun diperkirakan angka di Indonesia pun mendekati angka di atas. Autisme lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita, dengan perbandingan 4:1

Autisme terbagi menjadi 4 jenis, yaitu autisme infantil, Syndrome Asperger, ADHD dan Gifted. berikut penjelasan mengenai jenis – jenis Autisme tersebut beserta gejala dan terapinya.

a. Autisme Infantil

(27)

perilaku pada autisme infantile bisa dilihat dari cara bermainnya yang kaku dan selalu monoton/diulang-ulang permainannya. Biasanya untuk anak normal mudah bosan dengan satu permainan. Tapi pada autisme infanti justru sebaliknya. Anak ini suka beulang kali bertepuk tangan atau membentur-benturkan kepalanya. Kreativitasnya sangat terbatas, suka benda-benda yang aneh (tidak familiar). Serta terlihat adanya reaksi penolakan terhadap perubahan rutinitas misalnya bila orang tua memindahkan mebel di suatu ruangan, si anak akan mengamuk.

Gejala – gejala pada Autisme infantil antar a lain adalah : 1.) Kontak antar mata sangat kurang

2.) Ekspresi muka yang kurang hidup / datar

3.) Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik 4.) Bicara terlambat dan tidak berkembang

5.) Sering menggunakan bahasa yang aneh dan berulang-ulang

6.) Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas da berlebih-lebihan

7.) Terpaku pada suatu kegiatan yang rutinitas dan tak ada gunanya 8.) Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dn diulang-ulang

9.) Tidak mendengarkan sewaktu diajak bicara

Ter a pi yang har us dilakukan pada pender ita per ilaku Autisme Infantil antar a lain adalah :

(28)

2.) terapi bicara dan berbahasa (memerintah anak untuk menirukan apa yang kita ucapkan).

3.) terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot-otot halusnya dengan benar (memerintah anak untuk mengikuti gerakan kita,misal : memegang pensil,memegang sendok,memegang bola). Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya

4.) Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya

5.) memerintahkan si anak melakukan berbagai kegiatan seperti mengambil benda yang ada di sekitarnya sesuai dengan yang kita perintahkan

6.) Melakukan terapi musik, fungsinya agar indera pendengaran menjadi hidup sekaligus merangsang kemampuan berbicara

(29)

gelombang suara dari lumba-lumba juga dapat meningkatkan neurotransmitter

b. Syndr ome Asper ger

Gangguan Asperger adalah gangguan pada fase perkembangan terutama pada interaksi sosial dan perilaku yang terbatas dan tidak adanya keingintahuan terhadap lingkungan sekitarnya. Ciri yang hampir mirip dengan gejala-gejala autisme, sehingga gangguan Asperger seringkali disebut sebagai spektrum gangguan autis (autism spectrum disorders; ASDs). Terapi untuk anak Asperger Syndrome tergantung pada penyusunan program yang disesuaikan dengan minat dan karakteristik sang anak.

Gejala – gejala pada Syndrome Asper ger antara lain adalah : 1.) Kontak antar mata sangat kurang

2.) Ekspresi muka yang kurang hidup / datar 3.) Tidak menyukai setiap perubahan rutinitas 4.) Berbicara kekanakan dan monoton

5.) Banyak bicara hanya pada satu topic saja

6.) Inkoordinasi dalam bergerak, janggal dan memiliki postur tubuh yang tidak lazim

7.) Kesulitan memahami ekspresi wajah

(30)

Ter a pi yang har us dilakukan pada pender ita per ilak u Syndr ome Asper ger antar a lain adalah :

1.) Terapi Bicara 2.) Terapi Komunikasi

3.) Berikanlah pujian ketika ia dapat menyelesaikan tugasnya dan ketika ia melakukan hal-hal lain yang positif tanpa disuruh

c. ADHD (Attention Deficit Hyper activity Disor der )

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) merupakan gangguan perkembangan mental (developmental disorder) yang ditandai dengan adanya gangguan pemusatan perhatian dan tingkah laku yang hiperaktif. Ada tiga jenis latihan untuk melatih konsentrasi anak hiperaktif, yaitu permainan bola, go and no go next, dan stop and think and go.

Gejala – gejala pada ADHD (Attention Deficit Hyper activity Disor der ) antar a lain adalah :

1.) Kontak antar mata sangat kurang

2.) Suka mengulang perbuatan-perbuatan yang dilarang 3.) Kesulitan bertahan pada satu aktifitas

4.) Tidak mendengarkan sewaktu diajak bicara 5.) Sering tidak mengikuti instruksi

6.) Usil, suka mengganggu ank lain 7.) Mudah frustasi dan putus asa

(31)

10.) Mengalami kesulitan melakukan kegiatan dengan tenang 11.) Seringkali menuntut perhatian lebih

12.) Mempunyai daya ingat yang kuat

Ter a pi yang har us dilakukan pada pender ita per ilaku ADHD antar a lain adalah :

1.) meminta anak bekerja sendirian serta menyelesaikan tugasnya sesuai waktu yang ditetapkan. Untuk anak yang belum sekolah, biasanya diberi permainan seperti puzzle.

2.) anak harus dibimbing melalui terapi perilaku 3.) terapi bicara

4.) terapi remedial 5.) fisioterapi 6.) terapi bermain 7.) terapi okupasi 8.) terapi musik 9.) psikoterapi

d. Gifted

(32)

yang berbeda dengan anak-anak normal sering disalah mengertikan bukan saja oleh tenaga kesehatan, psikolog, pendidik, orang tua, tetapi juga oleh masyarakat. Tidak disangkal pula bahwa pada anak-anak ini bisa saja terjadi adanya komorbiditas masalah giftedness dan gangguan perilaku maupun gangguan perkembangan, atau sebaliknya masalah karakteristik, kebutuhan dan personalitas anak-anak gifted yang tak tertangani dengan baik akan memberikan gambaran masalah seperti halnya anak-anak bergangguan perkembangan dan perilaku. Gejala – gejala pada Gifted antar a lain adalah :

1.) Bicara terlambat dan tidak berkembang

2.) Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik 3.) Suka mengulang perbuatan-perbuatan yang dilarang

4.) Tak sabaran

5.) Waktu tidur yang sedikit 6.) Sangat sensitive

7.) Mempunyai pola yang tetap dan teratur 8.) Seringkali menuntut perhatian lebih 9.) Mempunyai daya ingat yang kuat

Ter a pi yang har us dilak ukan pada pender ita per ilaku Gifted antar a lain adalah :

1.) Keterampilan sosial 2.) Terapi komunikasi

(33)

4.) Adaptasi dengan lingkungan [2]

2.3. Sistem Pakar

Sistem System pakar (expert system ) merupakan paket perangkat lunak atau paket program komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasehat dan sarana bantu dalam memecahkan masalah di bidang-bidang spesialisasi tertentu seperti sains, perekayasaan, matematika, kedokteran, pendidikan dan sebagainya. Ditinjau dari pengertiannya, dapat dibuat sebuah sistem pakar untuk mendiagnosis kelainan autisme tersebut. Sistem pakar dibuat tidak hanya sebatas sebuah sistem komputer saja, melainkan sebuah kecerdasan buatan hasil sumbangsih dari pakar-pakar di bidangnya.

(34)

kebutuhan manusia akan pelayanan medis yang lebih baik sangat mendesak, yang berarti dukungan instrumentasi dan informatika medis modern (telemedis) menjadi sangat dibutuhkan termasuk metode untuk membantu analisisnya sehingga dihasilkan diagnosis yang lebih optimal.

Gambar 2.1 Diagram Blok Expert System Keterangan :

1. Knowledge base berisi semua fakta, ide, hubungan

2. Motor inferensi bertugas u/ menganalisis pengetahuan dan menarik kesimpulan berdasarkan knowledge base.

3. S/W user interface berfungsi sebagai media pemasukan pengetahuan ke dalam (KB)

Konsep Umum Sistem Pakar (Sp)

1. Salah satu metode representasi pengetahuan: IF….. THEN

2. Proses pembuatan SP knowledge engineering yang dilakukan oleh knowledge engineer. Selain itu domain expert dan end user.

(35)

3. Tugas knowledge engineer adalah memilih Software & Hardware untuk pembuatan SP, membantu mengambil pengetahuan yg dibutuhkan dari pakar domain, serta implementasi pengetahuan pada basis pengetahuan yg benar & efisien

4. Tugas pakar domain : meyediakan pengetahuan ttg bid problem yg dihadapi, memahami teknikteknik pemecahan problema yg dipakai.

Sistem Pakar yang terk enal 1. MYCIN

a. Dirancang oleh Edward Feigenbaum (Universitas Stanford) th ’70 an b. SP medical yg dpt mendiagnosis infeksi bakteri & rekomendasi

pengobatan antibiotic 2. Dendral

Sistem pakar struktur molecular dan kimia 3. Prospector

a. Membantu ahli geologi yg mencari & menemukan biji deposit (mineral& batubatuan)

b. Didesign oleh Sheffield Research Institute, akhir ‘70an 4. XCON

a. Sistem Pakar konfigurasi sistem komputer dasar

b. Dikembangkan oleh Digital Equipment Corporation (DEC) dan Carnegie Mellon Universitas (CMU), akhir ’70 an

(36)

5. Delta

a. Didesign & dikembangkan oleh General Electric Company b. SP personal maintenance dg mesin lokomotif listrik diesel. 6. YESMVS

a. Didesign oleh IBM awal th ‘80an

b. Membantu operator komputer & mengontrol sistem operasi MVS (multiple virtual storage)

7. ACE

a. Didesign & dikembangkan oleh AT&T Bell Lab awal th ‘80an b. SP troubleshooting pd sistem kabel telpon [3]

2.4. Forward Chaining

Forward Chaining (runut maju) berarti menggunakan himpunan aturan

kondisi-aksi . Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan. Mungkin proses menambahkan data ke memori kerja. Proses diulang sampai ditemukan suatu hasil (Wilson,1998).

Metode Forward Chaining disebut juga penalaran dari bawah ke atas karena penalaran dari fakta pada level bawah menuju konklusi pada level atas yang didasarkan pada fakta. Dalam hal ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan.

Forward chaining adalah salah satu dari dua metode utama penalaran ketika

(37)

adalah strategi implementasi yang populer untuk sistem pakar , bisnis dan sistem produksi aturan . Kebalikan dari forward chaining adalah backward chaining .

Forward chaining dimulai dengan tersedia Data dan menggunakan aturan

inferensi untuk mengambil lebih banyak data (dari pengguna akhir misalnya) sampai tujuan tercapai. Sebuah mesin inferensi menggunakan chaining maju pencarian aturan inferensi sampai menemukan satu tempat yg (Jika klausa) dikenal untuk menjadi kenyataan. Saat ditemukan dapat disimpulkan, atau menyimpulkan, yang konsekuen (Kemudian klausa), sehingga penambahan baru informasi untuk data.

Mesin inferensi akan iterate melalui proses ini sampai tujuan tercapai. Misalnya, bahwa tujuannya adalah untuk menyimpulkan warna hewan peliharaan bernama Fritz, mengingat dia croaks dan makan lalat, dan bahwa peraturan dasar berisi empat aturan berikut:

1. Jika X croaks dan makan lalat - Kemudian X adalah katak

2. Jika celetuk X dan bernyanyi - Kemudian X adalah burung kenari 3. Jika X adalah katak - Kemudian X adalah hijau

4. Jika X adalah burung kenari - Kemudian X adalah kuning

(38)

baru (Lalu Fritz adalah hijau) ditambahkan ke data kami. Tidak lebih dapat disimpulkan dari informasi ini, namun kami telah dicapai tujuan kami untuk menentukan warna dari Fritz.

Karena data menentukan aturan dipilih dan digunakan, metode ini disebut data-didorong , berbeda dengan tujuan-driven chaining mundur inferensi. Pendekatan forward chaining sering digunakan oleh sistem pakar , seperti CLIPS .

Salah satu keuntungan dari forward-chaining dari backward-chaining adalah bahwa penerimaan data baru dapat memicu kesimpulan baru, yang membuat mesin lebih cocok untuk situasi dinamis di mana kondisi yang cenderung berubah

Pada pengembangan rule base telah direpresentasikan dalam bentuk block diagram yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk list aturan (rule), yaitu struktur sistem pakar. Pada dasarnya rule terdiri dari dua bagian pokok, yaitu bagian premise atau kondisi, dan bagian conclusion atau kesimpulan. Struktur rule secara logika menghubungkan satu atau lebih kondisi (premise) pada bagian IF (yang akan menguji kebenaran dari serangkaian data) dengan satu atau lebih kesimpulan (conclusion) yang terdapat pada THEN.

Pada contoh studi kasus yang telah penulis tulis pada Sistem Pakar Diagnosis Perilakuu Autisme Pada Anak Rule basenya adalah :

Atur an 1 (Rule 1)

IF Kontak antar mata sangat kurang

AND Ekspresi muka yang kurang hidup / datar

(39)

AND Bicara terlambat dan tidak berkembang

AND Sering menggunakan bahasa yang aneh dan berulang-ulang

AND Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebih-lebihan

AND Terpaku pada suatu kegiatan yang rutinitas dan tak ada gunanya AND Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang

AND Tidak mendengarkan sewaktu diajak bicara THEN Autisme Infantil

Atur an 2 (Rule 2)

IF Kontak antar mata sangat kurang

AND Suka mengulang perbuatan-perbuatan yang dilarang AND Seringkali menuntut perhatian lebih

AND Ekspresi muka yang kurang hidup / datar AND Tidak menyukai setiap perubahan rutinitas AND Berbicara kekanakan dan monoton

AND Banyak bicara hanya pada satu topic saja

AND Inkoordinasi dalam bergerak, janggal dan memiliki postur tubuh yang tidak lazim

AND Kesulitan memahami ekspresi wajah THEN Sindroma Asperger

Atur an 3 (Rule 3)

(40)

AND Suka mengulang perbuatan-perbuatan yang dilarang AND Seringkali menuntut perhatian lebih

AND Tidak mendengarkan sewaktu diajak bicara AND Kesulitan bertahan pada satu aktifitas AND Mempunyai daya ingat yang kuat AND Sering berbicara berlebihan

AND Mengalami kesulitan melakukan kegiatan dengan tenang AND Mempunyai pola yang tetap dan teratur

AND Sering tidak mengikuti instruksi AND Usil, suka mengganggu anak lain AND Mudah frustasi dan putus asa

AND Melakukan tindakan berbahaya tanpa pikir panjang THEN Attention Deficit Hyperactive Disorder

Atur an 4 (Rule 4)

IF Suka mengulang perbuatan-perbuatan yang dilarang AND Seringkali menuntut perhatian lebih

AND Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik AND Bicara terlambat dan tidak berkembang

AND Mempunyai daya ingat yang kuat AND Tak sabaran

AND Waktu tidur yang sedikit AND Sangat sensitive

(41)

2.5. Website

Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang

menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah, dan isi informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu berubah-ubah, dan isi informasinya interaktif dua arah berasal dari pemilik serta pengguna website. Contoh website statis adalah berisi profil perusahaan, sedangkan website dinamis adalah seperti Friendster, Multiply, dll. Dalam sisi pengembangannya, website statis hanya bisa diperbarui oleh pemiliknya saja, sedangkan website dinamis bisa diperbarui oleh pengguna maupun pemilik. [5]

2.6. PHP

(42)

Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah system. PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini. PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis, walaupun tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakaian lain.Contoh terkenal dari aplikasi PHP adalah forum (phpBB) dan MediaWiki (software di belakang Wikipedia) . [6]

2.7. HTML

HyperText Markup Language (HTML) adalah sebuah bahasa markup yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah browser Internet. Bermula dari sebuah bahasa yang sebelumnya banyak digunakan di dunia penerbitan dan percetakan yang disebut dengan SGML (Standard Generalized Markup Language), HTML adalah sebuah standar yang digunakan secara luas untuk menampilkan halaman web. HTML saat ini merupakan standar Internet yang didefinisikan dan dikendalikan penggunaannya oleh World Wide Web Consortium (W3C).

(43)

2.8. CSS

Cascading Style Sheets (CSS) adalah suatu teknologi yang digunakan untuk

memperindah halaman website (situs), dengan CSS kita dapat dengan mudah mengubah keseluruhan warna dan tampilan yang ada di situs kita sekaligus memformat ulang situs kita. CSS ini telah distandarkan oleh World Wide Web Consortium (W3C) untuk digunakan di web browser. Sebuah style sheet terdiri dari beberapa aturan (rules). Masing-masing aturan terdiri dari satu atau lebih selektor (selector) dan sebuah blok deklarasi (declaration block). Sebuah blok deklarasi terdiri dari beberapa deklarasi yang dipisahkan oleh titik koma (;). Masing – masing deklarasi terdiri dari property, titik dua (:) dan nilai (value). Keuntungan menggunakan CSS antara lain adalah Dapat di-update dengan cepat dan mudah,User yang berbeda dapat mempunyai style-sheet yang berbeda pula, ukuran dan kompleksitas document code dapat diperkecil. [8]

2.9. MySQL

MySQL adalah database yang sangat popular digunakan bersama PHP. PHP dengan MySQL adalah kombinasi yang baik untuk menampilkan kekuatan sesungguhnya dari Server-Side scripting. Dengan MySQL, pengguna dapat membuat table, dimana data dapat disimpan lebih efisien dibandingkan menyimpan data dalam array. Untuk menggunakan MySQL ataupun database lain secara efektif, diperlukan pemahaman Structured Query Language (SQL). Langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk menjalankan MySQL adalah :

§ Koneksi ke server MySQL

(44)

§ Menjalankan sebuah query. [9]

2.10.Xampp

XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl. Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis. Untuk mendapatkanya dapat melakukan download langsung dari web resminya.[10]

2.11.ERD

(45)

a. Satu k e satu (one to one/ 1-1)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya.

b. Satu k e banyak (one to many/ 1- N)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya.

c. Banyak ke banyak (many to many/ N –N)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya.

ERD pertama kali dideskripsikan oleh Peter Chen yang dibuat sebagai bagian dari perangkat lunak CASE. Notasi yang digunakan dalam ERD dapat dilihat pada Tabel di bawah ini : [11]

(46)

2.12.DFD ( Data Flow Diagram )

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang

memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. Berikut ini adalah Komponen

Data Flow Diagram :

a. Menurut yourdan de marco

(47)

b. Menurut Gene dan Serson

Ga mbar 2.4. DFD menurut Gene dan Serson. [12]

2.13. CDM ( Conceptual Data Model ) dan PDM ( Physical Data Model ) CDM (Conceptual Data Model) :

Model yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi obyek-obyek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan (relationship) antara entitas-entitas itu. Biasanya direpresentasikan dalam bentuk Entity Relationship Diagram. Manfaat Penggunaan CDM dalam perancangan database antara lain adalah Memberikan gambaran yang lengkap dari struktur basis data yaitu arti, hubungan, dan batasan-batasan, sebagai Alat komunikasi antar pemakai basis data, designer, dan analis. CDM merupakan perancangan basis data yang berdasarkan pengumpulan data dan analisis.

(48)

PDM ( Physical Data Model )

(49)

BAB III

ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM

Pada bab ini akan dibahas perancangan sistem dari aplikasi sistem pakar yang akan dibuat. Desain aplikasi itu sendiri digunakan untuk penggambaran umum terhadap aplikasi yang akan dibuuat sehingga kebutuhan akan konsep aplikasi akan diketahui sebelum pembuatan apikasi. Dengan desain aplikasi juga akan mempermudah untuk pembangunan lebih lanjut terhadap aplikasi yang akan dibuat.

3.1 Analisa Sistem

Sebelum kita menentukan apakah permasalahan yang ada, maka kita perlu melakukan adanya analisa atau pengamatan dengan prioritas permasalahan yang ada untuk menentukan bagaimana solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Pada analisa sistem, kita akan mempelajari bagaimana suatu sistem bekerja dan bagaimana prosses yang terjadi pada saat system tersebut bekerja. Disini kita dapat menentukan permasalahan yang ada dengan melakukan pengamatan terlebih dahulu pada sistem. Setelah kita menentukan permasalahan tersebut kia jugadapat menentukan permasalahan tersebut kita juga dapat memikirkan solusi untuk pemecahan masalah yang ada.

(50)

3.1.1 Analisa Infor masi

Sebelum kita menentukan permasalahan yang ada maka perlu dilakukan analisa informasi. Analisa informasi ini dilakukan dengan berbagai cara, yakni dengan mengumpulkan atau mendapatkan sumber informasi dari orang atau manusia (dalam hal ini adalah seeorang dokter/terapis autisme), dokumen (penyimpanan informasi tertulis), sarana dan infrastruktur.

Pada penulisan ugas Akhir ini, penulis mendapatkan sumber informasi dari orang dan dokumen. Pencarian sumber informasi pada orang atau manusia (pada hal ini adalah seorang dokter/terapis autisme) dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kesulitan yang ada, sehingga dari hal itu penulis dapat menentukan permasaahan yang ada serta menentukan solusi yang tepat untuk permasalahan yang ada. Sedangkan pencarian sumber informasi didapat dari dokumen (penyimpanan informasi tertulis) dilakukan dengan tujuan mencari catalog yang berisi tentang kumpulan perilaku autism yang ada. Setelah mendapatkan catalog atau ensiklopedia tersebut maka perlu dilakukan konfirmasi pada seorang dokter/terapis autisme untukmempertanyakan kebenaran dari isi dokumen yang didapat.

3.1.2 Analisis Per masalahan

Permasalahan yang ada antara lain, yaitu :

(51)

2. Tidak semua pasien dapat berkonsultasi langsung dengan spesialis autisme, hal ini dapat dikarenakan waktu yang kurang efisien ataupun biaya yang tidak sedikit.

3. Terkadang dokter merasa kesulitan untuk menentukan jenis perilaku autisme yang pasti, karena terdapat beberapa gejala yang mungkin hampir serupa.

3.1.3 Analisis Solusi

Setelah mengetahui beberapa permasalahan yang ada melalui analisis permasalahan diatas, maka peneliti membuat sebuah analisis solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, dimana akan dibuatnya suatu aplikasi sistem pakar untuk menentukan diagnosis secara cepat dan efisien pada perilaku autisme serta menentukan solusi terapi yang tepat menurut diagnosisnya. Sistem pakar ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP, dan menggunakan MySQL sebagai penyimpanan data, serta menerapkan penalaran

forward chaining pada program yang dibuat.

3.2 Per ancangan Algor itma

(52)

Perancangan pembuatan program aplikasi sitem pakar diagnosis perilaku autisme pada anak ini antara lain, yaitu :

a. Perancangan aturan, yang terdiri dari perancangan block diagram, perancangan dependency diagram, decision table dan tabel reduksi

b. Basis aturan atau rule base

c. Mesin inferensi (inference engine)

d. Perancangan desain antarmuka pemakai (user interface)

Pembuatan program aplikasi sitem pakar perilaku autisme pada anak ini memakai aturan forward chaining dengan menggunakan pemrograman PHP dan MySQL sebagai media penyimpanan data.

3.3 Per ancangan Atur an Per ilaku Autisme Pada Anak 3.3.1 Per ancangan Block Diagr am

Perancangan Block Diagram ini bertujuan untuk mengetahui urutan kerja sistem dalam mencari suatu keputusan, selain itu juga untuk membatasi ruang lingkup permasalahan. Perancangan aturan diagnosis perilaku autisme pada anak sebagai knowledge base system diambil dari parameter gejala-gejala perilaku autisme pada anak yang sebelumnya sudah diinputkan pada database berdasarkan jenis diagnosisnya.

(53)

3.2.2 Per ancangan Dependency Diagram

Setelah perancangan block diagram, maka langkah selanjutnya adalah membuat perancangan dependency diagram. Perancangan dependency diagram ini dimaksudkan untuk menggambarkan hubungan pertanyaan, rule, nilai dan faktor-faktor penentu yang sudah ditentukan pada perancangan block diagram.

Dependency diagram diagnosis perilaku autisme pada anak ini terdapat gejala – gejala dan diagnosis sesuai dengan gejala yang telah dikelompokkann tersebut. dependency diagram beserta penjelasannya ini dapat dilihat pada lampiran 3 pada akhir laporan ini.

3.3.3 Decision Table

Setelah membuat depedency diagram untuk masing-masing jenis perilaku autisme pada anak, dilanjutkan membuat decision table berdasarkan dependency diagram yang sudah dibuat. Decision table merupakan tabel yang menunjukkan semua kombinasi inputan dan hasilnya. Dimana setiap bagian segitiga pada

depedency diagram akan dibuat decision table-nya. Tiap decision table ini

nantinya akan dimasukkan sebagai basis data atau knowledge base dari sistem pakar yang dibuat.

Decision table adalah tabel yang digunakan sebagai alat bantu untuk

menyelesaikan logika dalam program. Algoritma yang berisi keputusan bertingkat yang banyak sekali, sangat sulit untuk digambarkan langsung dengan

structured english atau pseudocode dan dapat dibuat terlebih dahulu dengan

(54)

digunakan bilamana kondisi yang akan diseleksi didalam program jumlahnya cukup banyak dan rumit.

3.4 Per ancangan Basis Atur an (Rule Base)

Pada pengembangan rule base telah direpresentasikan dalam bentuk block diagram yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk list aturan (rule), yaitu struktur system pakar. Pada dasarnya rule terdiri dari dua bagian pokok, yaitu bagian premise atau kondisi, dan bagian conclusion atau kesimpulan. Struktur rule secara logika menghubungkan satu atau lebih kondisi (premise) pada bagian IF (yang akan menguji kebenaran dari serangkaian data) dengan satu atau lebih kesimpulan (conclusion) yang terdapat pada THEN.

Pemilihan representasi pengetahuan dengan rule base didasarkan alas an sebagai berikut :

a. Pengembangan system pakar pada dasarnya menggunakan rule base atau basis aturan, dimana dengan adanya aturan tersebut akan membuat cara kerja program lebih terarah.

b. Rule base yang telah dibuat oleh programmer harusnya menyediakan

fasilitas dalam merubah isi data, seperti penambahan, pengubahan dan penghapusan, serta perubahan rule pada masing-masing data yang diinputkan.

Aturan 1 (Rule 1)

IF Kontak antar mata sangat kurang

AND Ekspresi muka yang kurang hidup / datar

(55)

AND Bicara terlambat dan tidak berkembang

AND Sering menggunakan bahasa yang aneh dan berulang-ulang

AND Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebih-lebihan

AND Terpaku pada suatu kegiatan yang rutinitas dan tak ada gunanya AND Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang

AND Tidak mendengarkan sewaktu diajak bicara THEN Autisme Infantil

Aturan 2 (Rule 2)

IF Kontak antar mata sangat kurang

AND Suka mengulang perbuatan-perbuatan yang dilarang AND Seringkali menuntut perhatian lebih

AND Ekspresi muka yang kurang hidup / datar AND Tidak menyukai setiap perubahan rutinitas AND Berbicara kekanakan dan monoton

AND Banyak bicara hanya pada satu topic saja

AND Inkoordinasi dalam bergerak, janggal dan memiliki postur tubuh yang tidak lazim

AND Kesulitan memahami ekspresi wajah THEN Sindroma Asperger

Aturan 3 (Rule 3)

(56)

AND Suka mengulang perbuatan-perbuatan yang dilarang AND Seringkali menuntut perhatian lebih

AND Tidak mendengarkan sewaktu diajak bicara AND Kesulitan bertahan pada satu aktifitas AND Mempunyai daya ingat yang kuat AND Sering berbicara berlebihan

AND Mengalami kesulitan melakukan kegiatan dengan tenang AND Mempunyai pola yang tetap dan teratur

AND Sering tidak mengikuti instruksi AND Usil, suka mengganggu anak lain AND Mudah frustasi dan putus asa

AND Melakukan tindakan berbahaya tanpa pikir panjang THEN Attention Deficit Hyperactive Disorder

Aturan 4 (Rule 4)

IF Suka mengulang perbuatan-perbuatan yang dilarang AND Seringkali menuntut perhatian lebih

AND Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik AND Bicara terlambat dan tidak berkembang

AND Mempunyai daya ingat yang kuat AND Tak sabaran

AND Waktu tidur yang sedikit AND Sangat sensitive

(57)

THEN Gifted

3.5 Per ancangan Mesin Infer ensi

Mesin inferensi (inference engine) merupakan bagian yang bertindak sebagai pencari solusi dari suatu permasalahan berdasar pada kaidah-kaidah yang ada dalam basis pengetahuan sistem pakar. Selama proses inferensi, mesin inferensi memeriksa status dari basis pengetahuan dan memori kerja (working

memory) untuk menentukan fakta apa saja yang diketahui dan untuk

menambahkan fakta baru yang dihasilkan ke dalam memori kerja tersebut. Fakta-fakta yang merupakan hasil dari proses inferensi disimpan dalam memori kerja.

Ada dua strategi pencarian dasar yang bisa digunakan oleh mesin inferensi dalam mencari kesimpulan untuk mendapatkan solusi bagi permasalahan yang dihadapi sistem pakar, yaitu runut maju (forward chaining). Dalam pembuatan sistem pakar ini menggunakan teknik penalaran tersebut, yaitu :

Runut Maju (Forward Chaining)

Runut maju merupakan strategi pencarian yang memulai proses pencarian dari sekumpulan data atau fakta, dari data-data tersebut dicari suatu kesimpulan yang menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi. Mesin inferensi mencari kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan yang premisnya sesuai dengan data-data tersebut, kemudian dari kaidah-kaidah tersebut diperoleh suatu kesimpulan. Runut maju memulai proses pencarian dengan data sehingga strategi ini disebut juga

(58)

Forward chaining adalah salah satu dari dua metode utama penalaran ketika menggunakan aturan inferensi (dalam kecerdasan buatan ) dan dapat dijelaskan secara logis sebagai aplikasi berulang dari modus ponens . Forward chaining adalah strategi implementasi yang populer untuk sistem pakar , bisnis dan sistem produksi aturan . Kebalikan dari forward chaining adalah backward chaining .

Forward chaining dimulai dengan tersedia Data dan menggunakan aturan inferensi untuk mengambil lebih banyak data (dari pengguna akhir misalnya) sampai tujuan tercapai. Sebuah mesin inferensi menggunakan chaining maju pencarian aturan inferensi sampai menemukan satu tempat yg (Jika klausa) dikenal untuk menjadi kenyataan. Saat ditemukan dapat disimpulkan, atau menyimpulkan, yang konsekuen (Kemudian klausa), sehingga penambahan baru informasi untuk data.

Salah satu keuntungan dari forward-chaining dari backward-chaining adalah bahwa penerimaan data baru dapat memicu kesimpulan baru, yang membuat mesin lebih cocok untuk situasi dinamis di mana kondisi yang cenderung berubah

Aliran data pada perancangan mesin inferensi dengan metode forward

(59)

Gambar 3.3 Aliran Data Forward Chaining

3.6 Per ancangan Database

Perancangan database adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan sistem. Dengan melakukan perancangan database kita dapat mengetahui seperti apa program yang akan dibuat, sehingga dapat menghasilkan suatu database yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan user.

Tampilkan hasil diagnosis

(60)

Pada perancangan database ini diperlukan beberapa tahapan antara lain yaitu, pembuatan diagram berjenjang, Data Fow Diagram, Conceptual Data

Model, serta Physical Data Model. Diagram berjenjang menggambarkan

hubungan dari fungsi-fungsi pada sistem secara berjenjang, yang merupakan langkah awal untuk menentukan desain sistem yang akan dibuat. Conceptual Data

Model atau yang biasa disebut dengan CDM adalah suatu konsep rancangan

pembuatan database yang terdiri dari beberapa entity, CDM menggambarkan struktur data model. CDM juga menggambarkan jalannya data dan hubungan dari tiap entity, dalam pembuatannya sudah dientukan terlebih dahulu primary key dan juga foreign key. CDM juga dapat digenerate menjadi PDM (Physical Data

Model).

3.6.1 Diagram Ber jenjang

Diagram berjenjang adalah sebuah bagan yang menggambarkan proses apa saja yang mendukung sebuah system. Berikut ini merupakan diagram berjenjang dari aplikasi sistem pakar diagnosis perilaku autism pada anak :

(61)

3.6.2 Context Diagram / Level 0

DFD level 0 menjelaskan entitas-entitas dan proses-proses yang terjadi

secara umum di dalam aplikasi sistem pakar. Pada DFD level 0 ini masing-masing

entitas akan berinteraksi dengan sistem dan data masukan yang selanjutnya

memperoleh data keluaran.

Rancangan DFD level 0 pada aplikasi ini ada beberapa entitas eksternal

yang terlibat dalam situs sistem pakar antara lain pasien dan pemilik pakar. Untuk

rancangannya dapat dilihat pada gambar 3.6. berikut ini :

Ga mbar 3.5 Context Diagram/ Diagram level 0

(62)

3.6.3 DFD Level 1

Pada gambar 3.7 yang merupakan hasil dari drop down context diagram yang merupakan DFD level 0, dimana pada level ini terdapat 3 proses, yaitu proses login, proses penelusuran, dan proses edit data. Pada level ini pasien memberikan gejala penyakit yang diderita kedalam sistem pada proses penelusuran, lalu proses ini akan memberikan hasil diagnosis ke pasien.

(63)

DFD level 1 menjelaskan lebih terperinci setiap proses yang ada di DFD level 0. pada dfd level 1 ini terdapat 15 data store antara lain data store analisa_hasil, rterapipasien, tmp_analisa, tmp_gejala, tmp_penyakit, tmp_pasien, content, buku_tamu, pasien, admin, help, diagnosis, gejala, relasi, dan terapi.

Pada DFD level 1 untuk aplikasi ini terdapat beberapa proses antara lain :

a. Maintenance data

Pada proses ini terdapat 2 entitas yaitu pasien dan pakar. Pakar melakukan

maintenance data yang meliputi : data admin, data terapi,data gejala, data content

dan data diagnosis. Sedangkan pasien melakukan maintenance data diri pasien. b. Diagnosis Penyakit

Pada proses ini data pilih gejala dan data pilih terapi yang diinputkan oleh pasien diproses pada proses diagnosis penyakit. lalu gejala, relasi, dan terapi pada proses maintenance data dilanjutkan pada proses diagnosis penyakit.

c. Proses analisa

Pada proses ini pakar memberikan data penelusuran yang diproses pada proses analisa. setelah itu proses analisa memberikan data hasil analisa, dan data terapi dilakukan pada entitas pasien.

d. Laporan

(64)

3.6.4 DFD Level 2

Pada DFD level 2 ini merupakan pecahan dari dfd level 1. pada DFD level 2 ini terdapat 4 sub. yaitu maintenance data, diagnosis penyakit, proses analisa, dan laporan

a. DFD Level 2 Maintenance data

Gambar 3.7. DFD Level 2 Maintenance data

Gambar 3.6 adalah DFD level 2 maintenance data merupakan sub proses dari

maintenance data yang ada pada DFD Level 1 diatas. Pakar bertugas

(65)

penelusuran. pada DFD level 2 maintenance data tersebut terdapat 9 data store, yaitu data store pasien, relasi, gejala, diagnosa, terapi, content, help, buku tamu dan admin.

b. DFD Level 2 Diagnosis Penyakit

DFD level 2 Proses Diagnosis Penyakit merupakan subproses dari proses diagnosis penyakit yang ada pada DFD level 1. Rancangan DFD level 2 proses diagnosis penyakit dapat dilihat pada gambar 3.9 dibawah ini :

Gambar 3.8. DFD Level 2 Proses melamar pekerjaan

(66)

stroe gejala memberikan inputan view gejala pada proses gejala. selanjutnya data tersebut akan diproses menjadi diagnosis penyakit yang akan diberikan kepada pasien.

c. DFD Level 2 Proses Analisa

Gambar

Gambar 2.2 Perkembangan Sistem Pakar
Tabel 2.1 Notasi ERD
Gambar 3.3 Aliran Data Forward Chaining
Gambar 3.5 Context Diagram/ Diagram level 0
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui hasil penilaian poster siswa sebagai produk berpikir kreatifnya, dilakukan dengan cara mencari nilai dari skor hasil peer assessment dan penilaian

Hasil dari penelitian ini yaitu: (1) bank asing mempunyai tingkat perbandingan antara simpanan dengan aktiva maupun aktiva dengan aktiva lebih besar dari pada bank persero,

Ternyata dari data pada setiap pengamatan perlakuan 10 12 /ml akuades suspensi jamur Trichoderma harzianum memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding perlakuan

Upaya untuk memberikan layanan pendidikan bagi mereka yang selama ini tidak terjangkau pendidikan dasar tidak lepas dari upaya pendidikan untuk semua yang merupakan

Peranan Perangkat Desa dalam pembangunan di Desa Kembes II dapat kita lihat dari adanya upaya pengawalan yang intensif dari pihak aparat pemerintahan Desa termasuk Kepala

Proses komunikasi antara Nabi khidir as dan Nabi Musa yang memposisikan Khidir sebagai pendidik, sedangkan Musa sebagai peserta didik, memberikan contoh mengenai

Berdasarkan hasil uji lanjut beda nyata terkecil (BNT) yang dilakukan, menunjukan bahwa kadar protein bekasam ikan seluang pada perlakuan tanpa penambahan starter berbeda

Jika sikap positif telah terbentuk, maka akan memunculkan semangat kerja karyawan dan pada akhirnya karyawan akan mengerahkan segenap kemampuannya untuk bekerja