• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi 2.1.1 Sistem

Banyak yang memberikan definisi mengenai sistem, yang pada dasarnya mengandung maksud yang sama. Sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan obyek atau kumpulan yang saling berinteraksi menjadi satu kesatuan dan bekerja menurut aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Ada dua pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu pendekatan yang menekankan pada prosedur sistem dan pendekatan yang menekankan pada komponen-komponen atau elemen-elemennya.

1. Pendekatan sistem dalam penekanan pada prosedur sistem dapat didefinisikan, sebagai berikut :

Suatu sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan dan berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan menyelesaikan suatu sasaran yang sudah ditentukan.

2. Pendekatan sistem dalam penekanan pada elemen atau komponennya, sistem dapat didefinisikan sebagai berikut :

Adalah kumpulan dari komponen atau elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.2 Informasi

Informasi didefinisikan sebagai hasil pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerima dan yang membutuhkan. Selain itu, informasi juga merupakan hasil dari pengolahan data yang apabila dalam pengolahan datanya cepat dan benar maka akan menghasilkan informasi yang cepat dan benar pula (Jogiyanto, 1999).

Sumber dari informasi adalah data, di mana data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal data item. Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat memberikan informasi apapun, sehingga data perlu diolah lebih lanjut.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan suatu model yang kemudian akan menghasilkan suatu bentuk informasi bagi penerima. Informasi yang diterima akan digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan suatu tindakan.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :

“Sekumpulan orang, obyek atau komponen yang saling berinteraksi menjadi satu kesatuan dan bekerja sama menurut aturan-aturan tertentu untuk mengolah data menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi penerima dalam pencapaian tujuan tertentu (Jogiyanto, 1999).

2.2 Proses Pengembangan Sistem Informasi

A system development process is a set of activity, methods, best practices, deliverables, and automated tools that stakeholders use to develop and maintain information systems and software” (Whitten,2005). Stakeholder adalah orang yang memiliki interest terhadap sistem informasi yang ada dan yang akan dikembangkan. Stakeholder untuk sistem informasi dapat dibagi menjadi enam kelompok (Whitten,2005) :

1) System owners : membayar sistem untuk dibangun dan dipelihara.

2) System users : yang secara nyata menggunakan sistem untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya.

3) System designers : mendesain sistem untuk mempertemukan pemakai. 4) System builders : membangun, menguji, dan mengantarkan sistem ke

dalam operasi.

5) System analyst : memfasilitasi pengembangan dari sistem informasi dan aplikasi komputer dengan menjembatani “jurang” komunikasi yang terjadi antara nontechnical (system owners dan users) dan technical (system designersand builders).

6) IT vendors and consultant : menjual perangkat keras, perangkat lunak, dan pelayanan untuk kerja sama bisnis dalam sistem informasi.

Ada tiga hal yang dapat memicu proyek pengembangan sistem (Whitten,2005) :

1. Problems adalah situasi yang tidak diinginkan yang mencegah organisasi untuk mencapai tujuannya.

2. Opportunities adalah kesempatan untuk meningkatkan organisasi walaupun tanpa masalah yang khusus.

3. Directives adalah kebutuhan baru yang dipaksakan oleh pihak manajemen, pemerintah, ataupun pengaruh dari luar.

Tahap-tahap pengembangan sistem secara klasik (Whitten,2005) : 1. Scope definition

Tujuan dari tahap ini ada dua. Pertama adalah jawaban atas pertanyaan apakah problem nampak berharga. Kedua adalah asumsi bahwa problem adalah berharga, dengan penetapan ukuran dan batasan dari proyek, visi proyek, dan batasan lain yang berpartisipasi terhadap proyek, dan akhirnya anggaran dan jadwal. PIECES merupakan kerangka kerja yang baik yang dapat digunakan pada tahap ini.

2.Problem analysis

Tahap ini adalah studi untuk sistem yang ada sekarang dan menganalisis temuan-temuan untuk menyediakan informasi kepada tim proyek dengan lebih memahami masalah yang terjadi dalam proyek. Hasil dari tahap ini adalah sekumpulan system improvement objectives (tujuantujuan peningkatan sistem) yang diperoleh melalui pemahaman dari masalah bisnis.

3. Requirement analysis

Tahap ini mendefinisikan dan memberi prioritas terhadap kebutuhan sistem. Use case diagram dapat digunakan untuk membantu mendefinisikan kebutuhan sistem pada tahap ini.

4. Logical design

Tahap ini akan menerjemahkan kebutuhan bisnis pemakai ke dalam system model yang hanya memperhatikan kebutuhan bisnis dan tidak pada desain technical atau implementasi dari kebutuhan tersebut.

Tahap ini meliputi dua langkah, yaitu :

a. Data modeling : memodelkan tabel-tabel yang akan digunakan untuk menyimpan data-data dalam database.

b. Process modeling : memodelkan proses-proses yang terjadi dalam suatu sistem.

5. Decision analysis

Tujuan dari tahap ini adalah mengidentifikasikan kandidat solusi teknik, menganalisa kebutuhan tersebut untuk feasibility, dan merekomendasikan kandidat sistem sebagai target solusi yang akan didesain.

Evaluasi terhadap kandidat solusi dengan memperhatikan kriteria : - Technical feasibility

- Operasional feasibility - Economic feasibility - Schedule feasibility - Risk feasibility

6. Physical design and integration

Tahap ini akan menerjemahkan kebutuhan bisnis pemakai ke dalam system model yang menggambarkan implementasi teknik dari kebutuhan bisnis pemakai. Fokus pada tahap ini pada view yang berbasis teknologi dari sistem, yang meliputi (1) physical database design spesification, (2) physical business process and software design spesification, dan (3) physical user and system interface spesification.

Ada 2 cara yang dapat dipakai dalam tahap ini, yaitu :

a. Design by spesification yaitu model sistem fisik dan detail spesifikasi yang dihasilkan dari serangkaian penulisan (computer-generated) blue-print untuk konstruksi.

Design by prototyping adalah suatu cara yang tidak lengkap tetapi merupakan aplikasi atau subsistem fungsional (prototypes) yang dibangun dan didefinisikan berdasarkan feedback dari pemakai atau desainer yang lain.

7. Construction and testing

Tujuan dari tahap ini yaitu (1) membangun dan menguji sistem apakah sudah sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi dari physical design, dan (2) mengimplementasikan interface antara sistem yang baru dengan sistem yang ada.

2.3 Use Case Diagram

Use case modeling is the process of modeling system’s functions in terms of business events, who initiated the events, and how the system responds to the events” (Whitten,2005).

Use case diagram adalah sebuah digram yang menggambarkan interaksi antara sistem dan eksternal sistem dan user.

Simbol dasar use case antara lain : 1.Use case

A use case is a behaviorally related sequence of steps (a scenario), both automated and manual, for the purpose of completing a single business task” (Whitten,2005). Use case merupakan bagian dari seluruh fungsi sistem.

Gambar 2.1. Simbol Use Case (diambil dari Whitten,2005)

2. Actor

An actor is represents anything that needs to interact with the system to exchange information” (Whitten,2005).

3. Use case association relationship

Association adalah relasi antara actor dan sebuah use case dimana terjadi interaksi diantara mereka.

Gambar 2.3. Simbol Use Case Association Relationship (diambil dari Whitten, 2005)

4.Use case extends relationship

Extension use case adalah sebuah use case yang berisi langkah-langkah yang diekstrak dari sebuah use case yang lebih kompleks agar menjadi use case yang lebih sederhana dan kemudian diberikan tambahan fungsinya. Relationship antara extension use case dan use case yang di-extend disebut dengan extends relationship.

Gambar 2.4. Simbol Use Case Extends Relationship (diambil dari Whitten,2005)

5.Use case uses relationship

Abstract use case merupakan sebuah use case yang mengurangi redundancy antara satu atau lebih use case dengan cara mengkombinasikan langkah langkah yang umum yang ditemukan dalam case-nya. Relationship antara abstract use

case dan use case yang digunakannya disebut dengan uses (or includes) relationship.

Gambar 2.5. Simbol Use Case Uses Relationship (diambil dari Whitten,2005)

6.Use case depends on relationship

Depends on adalah sebuah relasi use case yang menentukan bahwa use case yang lain harus dibuat sebelum current use case.

Gambar 2.6. Simbol Use Case Depends on Relationship (diambil dari Whitten,2005)

7. Use case inheritance relationship

Inheritance adalah relasi use case yang tingkah laku pada umumnya menggambarkan dua actor yang meng-initiating use case yang sama akan ditugaskan dan di-extrapolasi dalam abstract actor yang baru untuk mengurangi redudancy.

Gambar 2.7. Simbol Use Case Inheritance Relationship (diambil dari Whitten,2005)

2.4 Entity Relationship Diagram (ER Diagram)

Data modeling is a technique for organizing and documentation a system’s data” (Whitten,2005). Model aktual yang sering digunakan untukmenggambarkan data modeling adalah entity relationship diagram (ER Diagram).

Simbol-simbol yang sering digunakan dalam ER Diagram : 1. Entity

An entity is something about which the business needs to store data” (Whitten,2005). Entity instance adalah kejadian tunggal dari sebuah entity.

2. Relationship

A relationship is a natural business association that exists between one ore more entities” (Whitten,2005).

Cardinality defines the minimum and maximum number of occurrences of one entity that may be related to a single occurrence of the other entity. Because all relationship are bi-directional, cardinality must be defined in

both directions for every relationship” (Whitten,2005).

Muatan Relasi (Minimun, Maximum) Notasi (0,N) (1,N) (1,1) (0,1)

Gambar 2.9. Notasi Relasi

Nama_Entity (0,N) Nama_Entity (1,N) Nama_Entity (1,1) Nama_Entity (0,1)

Tahapan yang dilakukan dalam data modeling selama analisis sistem (Whitten,2005) :

1. Menggambar context data model untuk memperoleh scope proyek. 2. Menggambar key-based data model

*) Mengeliminasi non specific relationship

Non specific relationship adalah relasi dimana banyak atribut dari sebuah instance berasosiasi dengan banyak instance dari entity yang lainnya. Disebut juga dengan many-to-many relationship.

*) Menambahkan associative entity

Associative entity adalah sebuah entity yang menurunkan primary key -nya ke lebih dari satu entity (disebut parents).

*) Menambahkan primary key dan alternate key

Primary key adalah sebuah candidate key yang paling umum digunakan untuk mengidentifikasi secara unik instance dari entity tunggal.

Candidate key adalah suatu dari nilai key yang paling umum digunakan untuk mengidentifikasi secara unik instance dari entityyang tunggal. Key adalah sebuah atribut atau kelompok atribut yang diasumsikan memiliki nilai yang unik untuk sebuah instance.

Alternate key adalah sebuah candidate key yang tidak dapat dipilih untuk menjadi primary key.

3. Membuat fully attrbuted data model *) Memasukkan seluruh atribut.

Atribut (atribute) adalah sebuah properti yang deskriptif atau karakteristik dari sebuah entity.

*) Subsetting criteria

Subsetting criteria adalah sbuah atribut yang memiliki nilai finite yang membagi ke seluruh instance entity ke dalam sebuah subset yang bermanfaat.

4. Normalization

Normalization (normalisasi) adalah teknik analisis data yang mengorganisasikan data ke dalam kelompok-kelompok ke dalam bentuk entity yang non-redundant, stabil, fleksibel, dan adaptif.

*) First normal form (1NF) dimana tidak terdapat atribut dari sebuah entity yang memiliki satu atau lebih nilai untuk instance tunggal dari entity -nya.

*) Second normal form (2NF) dimana tidak terdapat sebuah entity yang memiliki atribut non-primary key yang tergantung pada full primarykey -nya.

*) Third normal form (3NF) dimana non-primary key dari sebuah entity tidak tergantung non-primary key yang lain.

2.5 Data Flow Diagram (DFD)

Data flow diagram (DFD) digunakan untuk menggambarkan suatu system yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (Structural Analysis and Design).

Sebelum menggambarkan DFD, process modeling juga dapat dibantu dengan context data flow diagram dan decompotiton diagram. “A context data flow diagram defines the scope and boundary for the system and project” (DeMacro,1978). “A decomposition diagram shows the top-down functional decomposition or structure of a system” (Whitten,2005).

Simbol-simbol umum yang dipakai dalam DFD adalah : 1. Proses

Proses adalah kerja yang dilakukan oleh sistem dalam merespon data flow yang datang atau suatu kondisi.

2. External agent / external entity

External agent adalah orang, unit organisasi, sistem, atau organisasi luar yang berinteraksi dengan sistem.

Gambar 2.11. Simbol External Agent (diambil dari Whitten,2005)

3. Data store

Data store adalah penyimpanan data untuk penggunaan selanjutnya.

Gambar 2.12. Simbol Data Store (diambil dari Whitten,2005)

2.6 Arsitektur Client – Server

Dalam model client – server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan server. Client – server adalah tipikal sebuah aplikasi two – tier dengan banyak client dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan, seperti terlihat pada gambar ini :

Gambar 2.13 Arsitektur Client Server

Aplikasi ditempatkan pada komputer client dan mesin basis data dijalankan pada server. Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke basis data yang mengirimkan kembali data ke client-nya.

Tipe-tipe tugas yang terjadi pada client adalah : a. Antarmuka pengguna (User interface) b. Interaksi basis data

c. Pengambilan dan modifikasi data d. Sejumlah aturan bisnis

e. Penaganan kesalahan

Network Client (PC) Server

2.6.1 Sistem Client Server

Pada dasarnya struktur client/server terdiri dari tiga komponen aplikasi yaitu: 1. Client Machine merupakan sistem yang menjalankan aplikasi komponen

client. Client tersebut dapat meminta satu atau beberapa permintaan layanan.

2. Server Machine merupakan sistem yang menjalankan aplikasi komponen server. Server ini akan memenuhi permintaan layanan client dan mengirimkanya pada machineclient.

3. Communication Network adalah fasilitas komunikasi yang mengijinkan satu atau beberapa pesan permintaan layanan yang dikirim dari client ke server dan mengijinkan satu atau beberapa pesan yang berisi layanan dari server ke client.

Terdapat dua macam arsitektur yaitu: 1. Arsitektur 2-Tier

Arsitektur ini terdapat dua pembagian tugas:

a. Client (tier 1) bertanggung jawab terhadap presentasi data kepada pengguna.

b. Server (tier 2) bertugas melayani permintaan client.

Adanya pemisahan fungsi client dan server, disamping meningkatkan kompleksifitas tersendiri dalam pembangunan aplikasi sistem secara keseluruhan, juga menimbulkan kelemahan yaitu pemasangan aplikasi (deployment) yang tidak

praktis. Jika terjadi perubahan atau perbaikan aplikasi database, maka harus mengulangi pekerjaan instalasi di semua mesin client yang digunakan.

Gambar 2.14 Arsitektur 2-Tier

Layanan presentasi menangani kegiatan presentasi dan aplikasi bisnis utama sedangkan layanan data menyediakan aplikasi bisnis terbatas khususnya dalam hal validasi dimana client tidak mampu melaksanakannya akibat minimnya informasi yang ada pada client.

First Tier Tasks

Client -User interface

-Main business and data processing

Second Tier Tasks

Database server -Server side validation -Database acces

`

2. Arsitektur 3-Tier

Arsitektur 3-tier memiliki 3 tingkatan (tier) dimana tiap tier berpotensi untuk menjalankan dengan platform yang berbeda. Ketiga tier tersebut adalah:

a. User Interface bertugas menangani layanan semua interaksi pengguna dengan aplikasi. Lapisan ini bertanggung jawab untuk semua input pengguna dan komunikasi dengan lapisan layanan bisnis/menengah. b. Business LogicTier bertanggung jawab melakukan pemrosesan kebutuhan

untuk menyelesaikan business problem.

c. Database Tier bertanggung jawab pada pengaksesan data yang disimpan dalam penyimpanan eksternal.

Gambar 2.15 Arsitektur 3-Tier

First Tier Tasks

Client -User Interface

Second Tier Tasks

Application server -Business logic -Data processing logi

Three Tier Taska

Database server -Data validation

-Database acces `

Dengan arsitektur 3-Tier suatu aplikasi multiuser akan menjadi lebih mudah untuk melakukan perawatan dan pengembangan baik dari aspek perangkat lunak yaitu penambahan prosedur atau fungsi aplikasi maupun aspek perangkat keras dengan aspek penambahan jumlah client dalam jaringan.

2.7 Perancangan Database

Merancang database merupakan suatu hal yang sangat penting. Kesulitan utama dalam merancang database adalah bagaimana merancang struktur database sehingga database dapat memfasilitasi keperluan saat ini dan saat mendatang. Perancangan model konseptual akan menunjukkan entity dan relasinya berdasarkan proses yang diinginkan. Ketika menentukan entity dan relasinya dibutuhkan analisis data tentang informasi yang ada dalam spesifikasi mendatang.

Di laporan ini hanya akan di bahas teknik entity relationship karena teknik entity relationship merupakan teknik yang sederhana karena relasi tidak perlu diuji secara terus menerus. Pada teknik ini hubungan antar file direlasikan dengan kunci relasi (relation key), yang merupakan kunci utama dari masing-masing file.

2.8 Bahasa Pemograman JAVA

JAVA merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek, yang menggunakan kelas untuk membentuk suatu objek.

JAVA memiliki libraries. Lingkungan pemrograman JAVA menggunakan compiler sekaligus interpreter agar dapat berjalan pada platform yang berbeda.

JAVA compiler melakukan kompilasi pada source code menjadi JAVA bytecodes. JAVA bytecodes merupakan instruksi mesin yang tidak spesifik terhadap prosesor computer dan akan dijalankan pada platform menggunakan Java Virtual Machine (JVM) yang disebut juga bytecodes interpreter atau Java runtime interpreter.

Gambar 2.16 Java Virtual Machine (JVM)

2.8.1 Templates

Template digunakan untuk memulai proyek baru. Template akan mendefinisikan lingkungan objek yang ingin diciptakan.

2.8.2 Filesystems

Filesystems digunakan untuk mendefinisikan direktori lingkungan kerja java.

Java Interpreter Java Interpreter Java Interpreter Java Bytecode Java Compiler Lingkungan Java

2.8.3 Modules

Di dalam aplikasi Java Netbeans terdapat Source Editor dan Debugger. Kedua aplikasi tersebut merupakan suatu Mudules di dalam Java Netbeans. Source Editor digunakan sebagai form untuk menulis program java, sedangkan debugger digunakan untuk melakukan debugging (cek kesalahan) pada program Java.

2.8.4 Projects

Project merupakan lingkungan kerja IDE (Interface Data Exchage). Project digunakan untuk mengorganisasikan file-file yang diperlukan dalam membengun aplikasi Java.

2.8.5 Keunggulan Java

Java memiliki beberapa keunggulan, diantaranya (Hermawan, 2004): 1. Java berorientasi pada objek

Dalam memecahkan masalah, Java membagi program menjadi objek-objek, kemudian memodelkan sifat dan tingkah laku masing-masing. Selanjutnya, Java menentukan dan mengatur interaksi antara objek yang satu dengan yang lain.

2. Java bersifat terdistribusi

Pada dekade awal perkermbangan PC (Personal Computer), komputer hanya bersifat sebagai workstation tunggal, tidak terhubung satu sama lain. Saat ini, sistem komputerisasi cenderung terdistribusi, mulai dari workstation client, e-mail server, database server, web server, proxy server, dan sebagainya. 3. Java bersifat Multiplatform

Java dapat diterjemahkan oleh Java Interpreter pada berbagai system operasi. Ketidaktergantungan terhadap platform sering dinyatakan dengan istilah portabilitas. Tingkat portabilitas Java tidak hanya sebatas pada program sumber (source code), melainkan juga pada tingkat kode biner yang disebut bytecode yang bisa dijalankan pada berbagai system operasi karena kode ini berbeda dengan kode mesin.

2.9 JDBC

JDBC API adalah application programming interface yang menyediakan akses data universal untuk bahasa pemrograman Java. JDBC API terdiri atas sejumlah class dan interface yang ditulis dalam bahasa Java yang menyediakan API standar sebagai alat bantu bagi pembuat program dan memberikan kemungkinan untuk menulis aplikasi database dengan menggunakan semua Java API. JDBC API memudahkan untuk mengirim perintah SQL ke system database relational dan mendukung bermacam-macam perintah SQL.

Keunggulan JDBC API adalah sebuah aplikasi dapat mengakses sembarang sumber data dan dapat berjalan pada sembarang platform yang mempunyai Java Virtual Machine (JVM). Dengan kata lain, kita hanya perlu menulis satu program yang menggunakan JDBC API, dan program dapat mengirimkan statement SQl atau statement lain ke sumber data tertentu. Dengan menggunakan aplikasi yang ditulis dalam bahasa Java, seseorang tidak perlu khawatir untuk menulis aplikasi yang berbeda-beda agar dapat berjalan pada platform yang berbeda-beda.

Teknologi JDBC memampukan untuk melakukan tiga hal berikut : 1. Membangun sebuah koneksi ke sumber data (data source).

2. Mengirim perintah ke sumber data. 3. Memproses hasil dari perintah tersebut. 2.10 MySQL

MySQL adalah multiuser database yang menggunakan bahasa SQL (Structured Query Language) yang mampu menangani data dalam jumlah yang cukup besar. SQL adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses database server. Dengan menggunakan SQL, proses akses databse menjadi lebih user-friendly. MySQL juga menyediakan dukungan open source.

Dalam konteks bahasa pada umumnya informasi tersinpan dalam tabel-tabel yang secara logika merupakan dua dimensi yang terdiri atas baris-baris data yang berada dalam satu atau lebih kolom. Baris pada tabel sering disebut sebagai instance dari data, sedangkan kolom sering disebut sebagai atribut atau field. Keseluruhan tabel dihimpun dalam satu kesatuan yang disebut database.

2.10.1 SQL Standar Database

SQL bukan suatu perangkat lunak atau bahasa pemrograman. Namun SQL adalah bahasa standar yang digunakan unutk mengolah database.

Perintah SQL dikelompokkan menjadi : 1. DDL (Data Definition Language)

DDL merupakan perintah yang digunakan untuk membuat dan mendefinisikan database dan struktur tabelnya. Seperti CREATE DATABASE, CREATE TABLE,DROP VIEW,DROP TABLE,ALTER TABLE.

2. DML (Data Manipulation Language)

DML adalah perintah yang digunakan untuk melakukan proses manipulasi atau pengelolaan data yang ada dalam database atau tabel. Seperti INSERT, SELECT, UPDATE, dan DELETE.

3. DCL (Data Control Language)

DCL adalah kelompok perintah yang digunakan untuk melalukan otorisasi terhadap hak akses suatu data dan pengalokasian ruang, seperti REVOKE, GRANT, COMMIT, dan ROLLBACK.

2.11 Pembelian dan Penjualan Timah pada Babel Kolektor

Kegiatan pada usaha “Babel Kolektor” adalah membeli dan menjual kembali hasil tambang timah ke berbagai tempat untuk kemudian di ekspor. Kolektor membeli hasil tambang timah ini dari para pemilik TI (tambang Inkonvensional) ataupun dari pengumpul-pengumpul timah berskala kecil yang berada di wilayah Pangkalpinang dan daerah sekitarnya. Timah terdiri dari dua jenis dan dengan harga yang berbeda pula. Jenis timah tersebut adalah timah basah dan timah kering. Harga untuk timah basah di hitung per kilogram,

Dokumen terkait