• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini penulis menguraikan pembahasan yang mencakup kesimpulan dan saran dari penelitian yang penulis lakukan di perusahaan.

9

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) 2.1.1 Pengertian

Apakah yang dimaksud dengan Sistem Pendukung Keputusan? Atau dengan kata lain apakah definisi atau pengertian Sistem Pendukung Keputusan? Pada dasarnya Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi terstruktur yang spesifik.

Menurut Moore dan Chang, Sistem pendukung keputusan (SPK) dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisisad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa.

Sedangkan menurut Keen dan Scoot Morton Sistem Pendukung Keputusan merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem Pendukung Keputusan juga merupakan sistem

informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur .

Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa Sistem pendukung keputusan (SPK) bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan.

2.1.2 Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan

Dibawah ini adalah karakteristik dan kemampuan ideal dari suatu SPK : a. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada

management by perception.

b. Adanya interface manusia atau mesin di mana manusia (user) tetap memegang kontrol proses pengambilan keputusan.

c. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur.

d. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.

e. Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item.

f. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan.

2.1.3 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari beberapa komponen yaitu :

1. Manajemen Data : Manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut DBMS ( Database Management System ). Manajemen data dapat diinterkoneksikan dengan data

warehouse perusahaan, suatu repisitori untuk data perusahaan yang relevan untuk mengambil keputusan.

2. Manajemen Model : Manajemen model merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan beragai macam model, diantaranya adalah model keuangan, statistic, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lainnya yang memberikan kemampuan analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Bahasa – bahasa pemodelan untuk membangun model – model yang sesuai juga dimasukkan. Perangkat lunak ini disebut sistem manajemen basis model.

3. Antar Muka : Antarmuka penguna memungkinkan pengguna berkomunikasi dan memerintahkan Sistem Pendukung Keputusan.

Browser Web memberikan struktur antarmuka pengguna grafis yang familier dan konsisten. Istilan antarmuka pengguna mencakup

semua aspek komunikasi antara pengguna dengan system. Cakupannya tidak hanya perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi juga faktor – faktor yang berkaitan dengan kemudahan penggunaan, kemampuan untuk dapat diakses, dan interaksi manusia – mesin.

4. Manajemen Berbasis Pengetahuan : Sistem ini dapat mendukung semua system lain atau bertindak sebagai komponen independent. System ini memberikan intelegensi untuk memperbesar pengetahuan pengambilan keputusan. System ini dapat diinterkoneksikan dengan repositori perusahaan yang disebut basis pengetahuan organisasional.

Dibawah ini adalah model konseptual SPK :

Gambar 2.1 Model Konseptual DSS

2.1.4 Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan

Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002) :

1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.

2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah.

3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.

4. Pandangan dan pembelajaran baru. 5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi.

6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja. 7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).

8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat. 9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat

bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha. 10. Meningkatkan produktivitas analisis.

2.2. Economic Order Quantity (EOQ) 2.2.1. Pengertian

Economic Order Quantity (EOQ) merupakan salah satu model manajemen persediaan, model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang dapat meminimalkan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan persediaan. Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal.

Menurut Bambang Riyanto dalam buku yang berjudul “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan” pengertian Economical Order Quantity adalah :

Economical Order Quantity adalah jumlah kuantitas bar ang yang dapat diper oleh dengan biaya minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal”.

(2001:78) Sedangkan menurut Carter dan Usry yang dalam buku “Akuntansi Biaya” yang diterjemahkan oleh Krista pengertian Economical Order Quantity adalah :

“Kuantitas pemesanan ekonomis (EOQ) adalah jumlah persediaan yang dipesan pada suatu waktu sedemikian rupa sehingga meminimalkan biaya per sediaan tahunan”.

(2004:291) Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Economical Order Quantity merupakan jumlah persediaan barang yang optimal sehingga dapat meminimalkan biaya. Dalam menentukan besarnya jumlah pembelian yang optimal ini kita hanya memperhatikan biaya variabel dari penyediaan persediaan tersebut, baik biaya variabel yang sifat perubahannya searah dengan perubahan jumlah persediaan yang dibeli atau disimpan maupun biaya variabel yang sifat perubahannya berlawanan dengan perubahan jumlah inventory tersebut. Biaya variabel dan inventory pada prinsipnya dapat digolongkan dalam :

a. Biaya-biaya yang berubah sesuai dengan frekwensi pemesanan yang kini sering dinamakan Procurement cost atau set-up cost.

Procurement cost adalah biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekwensi pesanan, yang terdiri dari :

1) Biaya selama proses persiapan, antara lain :

• Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk pesanan

• Penentuan besarnya kuantitas yang akan dipesan. 2) Biaya pengiriman pesanan

3) Biaya penerimaan barang yang dipesan, antara lain :

• Pembongkaran dan pemasukan ke gudang

• Pemeriksaan material yang diterima

• Mempersiapkan laporan penerimaan

• Mencatat ke dalam “ Material record cards “ 4) Biaya-biaya proses pembayaran, antara lain :

• Auditing dan perbandingan antara laporan penerimaan dengan pesanan yang asli.

• Persiapan pembuatan cek utnuk pembayaran

• Pengiriman cek dan kemudian auditingnya

Set-up costs akan makin besar apabila order quantity

makin kecil.

b. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan basarnya average inventory yang sering disebut storage atau carrying cost. Carrying cost adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya

average inventory, dan biaya ini dinyatakan dalam persentase dari nilai dalam rupiah dari average inventory. Carrying cost akan makin kecil apabila jumlah material yang dipesan makin kecil. Biaya-biaya yang termasuk dalam carrying cost adalah :

1) Biaya penggunaan/sewa ruangan gudang

2) Biaya pemeliharaan material dan allowances untuk kemungkinan rusak

3) Biaya untuk menghitung/menimbang barang yang dibeli 4) Biaya asuransi

5) Biaya modal

6) Pajak dari persediaan yang ada dalam gudang.

Dalam melakukan pembelian berdasarkan Economic Order Quantity

maka ada syarat-syarat yang harus dipenuhi antara lain : 1. Harga pembelian bahan per unitnya konstan

2. Setiap saat kita membutuhkan bahan mentah selalu tersedia di pasar

3. Jumlah produksi yang menggunakan bahan mentah tersebut stabil yang berarti kebutuhan bahan mentah relatif stabil sepanjang tahun.

Besarnya EOQ dapat ditentukan dengan cara :

Dimana :

R : Jumlah (dalam unit) yang dibutuhkan selama satu periode. Pada study kasus ( R ) diperoleh dari :

(Stock awal – Stock akhir) + Stock Minimal S : Biaya pemesanan setiap kali pesan.

C : Biaya penyimpanan tiap unit barang

2.2.2. Karakteristik Economic Order Quantity

Dalam kegiatan normal Model Economic Order Quantity

memiliki beberapa karakteristik antara lain :

a. jumlah barang yang dipesan pada setiap pemesanan selalu konstan.

b. permintaan konsumen, biaya pemesanan, biaya transportasi dan waktu antara pemesanan barang sampai barang tersebut dikirim dapat diketahui secara pasti, dan bersifat konstan.

c. harga per unit barang adalah konstan dan tidak mempengaruhi jumlah barang yang akan dipesan nantinya, dengan asumsi ini maka harga beli menjadi tidak relevan untuk menghitung EOQ, karena ditakutkan pada nantinya harga barang akan ikut dipertimbangkan dalam pemesanan barang.

d. pada saat pemesanan barang, tidak terjadi kehabisan barang atau

back order yang menyebabkan perhitungan menjadi tidak tepat. Oleh karena itu, manajemen harus menjaga jumlah pemesanan agar tidak terjadi kehabisan barang.

e. pada saat penentuan jumlah pemesanan barang kita tidak boleh mempertimbangkan biaya kualitas barang.

2.3. Dasar Teori Aplikasi

2.3.1. PHP (Hypertext Pr eprocessor) 2.3.1.1. Pengertian PHP

PHP (Hypertext Preprocessor) yang merupakan bahasapemrogramman berbasis web yang memiliki kemampuan untuk memproses data dinamis.

PHP dikatakan sebagai sebuah server-side embedded script language rtinya sintaks-sintaks dan perintah yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan oleh server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa. Aplikasi-aplikasi yang dibangun oleh PHP pada umumnya akan memberikan hasil pada web browser, tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server.

Pada prinsipnya server akan bekerja apabila ada permintaan dari client. Dalam hal ini client menggunakan kode-kode PHP untuk mengirimkan permintaan ke server (dapat dilihat pada gambar dibawah). Ketika menggunakan PHP sebagai server-side embedded script language maka server akan melakukan hal-hal sebagai berikut :

2.3.1.5. Operator di PHP

Arithmetic Operator (Operator Ar itmatika)

Tabel 2.1. Operator Aritmatika

Logical Operator (Operator Logika)

2.3.2. Flowchart

Flowchart

Flowchart

flowchart

flowchart

structured analysis

top level

lower level

(top level) context diagram.

context diagram

overview diagram (level 0 overview diagram

flow diagram

Tabel 2.7. Bentuk notasi dalam Power Designer Enti ty_1 Rel ationship_1 Rel ationship_1 Rel ationship_1 Relationship_1 Absensi No_urut No_induk_siswa hari _tanggal keterangan nama si swa3 <pi > VA5 VA10 D A5 VA50 <M> <M> no_urut <pi>

Physical Data Model

Object Oriented Model

23 3.1 Tahap-Tahap Pembuatan Program

Penelitian yang dilakukan untuk merancang sistem diperoleh dari pengamatan data-data yang ada. Tahap-tahap yang dilakukan untuk penelitian guna perancangan (pendesainan sistem) tersebut secara terstruktur adalah:

1. Observasi

Melakukan pengamatan terhadap data yang diteliti, melakukan

interview dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan pembuatan program.

2. Analisa data

Membuat analisa terhadap data yang sudah diperoleh dari hasil observasi yaitu menggabungkan dengan laporan survey dan kebijakan pemakai menjadi spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan pemodelan Flowchart System.

3. Perancangan sistem

Memahami rancangan sistem informasi sesuai data yang ada dan mengimplementasikan model yang diinginkan oleh pemakai. Pemodelan sistem ini berupa Flowchart Diagram, Diagram Berjenjang, Context Diagram, dan Data Flow Diagram, serta perancangan database guna mempermudah dalam proses-proses selanjutnya.

4. Pembuatan program

Membuat program dan merepresentasikan hasil desain ke dalam pemrograman berdasarkan sistem yang sudah dirancang.

5. Evaluasi program

Menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur dan sistem secara keseluruhan. Pada tahap ini, dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun. Proses uji coba ini diperlukan untuk memastikan bahwa sistem yang telah dibuat sudah benar, sesuai dengan karakteristik yang ditetapkan dan tidak ada kesalahan-kesalahan yang terkandung di dalamnya.

6. Pembuatan laporan Tugas Akhir

Pembuatan laporan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dari hasil program.

3.2Analisis Sistem

3.2.1 Block Diagram

Untuk mendapatkan gambaran mengenai sistem yang digunakan saat ini, kami melakukan analisa terhadap sistem dan memodelkannya. Berdasarkan proses persediaan barang berikut disajikan Block Diagram untuk menjelaskan alur proses yang terjadi dalam sistem secara umum.

Pada gambar 3.1 menjelaskan tentang alur proses Sistem Reorder point stock yang di dalam proses pencarian reorder berasal dari data penjualan barang dan data persediaan barang kemudian dilakukan proses perhitungan dengan metode EOQ dan kemudian bisa diketahui data barang yang harus dipesan serta diketahui titik pemesanan kembali atau reorder barang.

3.2.2 Flowchart Sistem

Analisa sistem dalam proses Reorder point stock ini menggunakan flowchart sistem. Dalam flowchart sistem berikut di jelaslan alur sistem dari awal atau start hingga akhir atau end.

START SUKSESES LOGIN Salah Benar LOGIN

KELOLA DATA LOGIN, KELOLA DATA SUPPLIER,

KELOLA DATA BARANG, PENJUALAN END LAPORAN PENJUALAN, LAPORAN PEMBELIAN LAPORAN STOCK LAPORAN EOQ, PERHITUNGAN REORDER POINT STOCK

METODE EOQ

LOGIN ULANG YA

TIDAK

C S x R x 2 = EOQ

Gambar 3.3 Flowchart Reorder point stock

Gambar 3.2 menjelaskan alur sistem dimana setiap user harus login terlebih daluhu untuk masuk dalam sistem dengan cara mengisi user dan password dengan benar, apabila login sukses maka user akan masuk ke sistem sedangkan apabila login gagal maka akan ada proses login ulang dengan mengisi ulang user dan password kembali. Setelah masuk sistem maka user bisa melakukan proses-proses antara lain kelola data, proses pembelian dan proses penjualan.

Gambar 3.3 menjelaskan perhitungan Reorder point stock dengan metode EOQ dengan rumus dimana hasil dari perhitungan metode di atas dijadiakan sebagai acuan dalam pembelian barang kepada supplier

.

3.3Desain Sistem

3.3.1 Diagram Berjenjang

Dalam Perancangan system yang pertama dibuat untuk menggambarkan sistem adalah pembuatan Diagram Berjenjang. Fungsi dari pembuatan Diagram Berjenjang adalah menggambarkan hubungan dari fungsi-fungsi di sistem secara berjenjang dan membagi sistem ke sub sistem yg lebih kecil.

Gambar 3.4 Diagram Berjenjang

Pada gambar 3.2 menjelaskan Diagram Berjenjang dari Sistem reorder point stock dari proses awal yaitu login kemudian kelola data yaitu data supplier dan data barang, kemudian proses transaksi yaitu transaksi pembelian dan penjualan. Selanjutnya masuk proses reorder point menggunakan metode EOQ dan kemudian masuk laporan untuk melihat hasil perhitungan prose reorder point stock.

3.3.2 Data Flow Diagr am

Diagram Alir Data (DAD) atau Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur dan jelas.

3.3.2.1 Data Context Diagram atau DFD Level 0

Data Context Diagram (DCD) disebut juga DFD level 0, karena merupakan data arus awal. Diagram ini menggambarkan rancangan global atau keseluruhan dari proses yang ada pada DFD. Berikut ini merupakan tampilan dari context diagram sistem yang dirancang. Login verifikasi DATA_BARANG_SUPPLIER DATA_PEMBELIAN_BARANG LAPORAN_EOQ_DATA_PERMINTAAN_BARANG DATA_PERMINTAAN_BARANG LAPORAN_STOCK_BARANG LAPORAN_PENJUALAN LAPORAN_PEMBELIAN HASIL_EOQ DATA_STOCK_BARANG Verifikasi Login 0 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REORDER POINT STOCK METODE EOQ + ADMIN MANAGER

Gambar 3.5 Diagr am Context

Dalam Gambar 3.3 Diagram context diatas terdapat 2 external entity yaitu Admin dan manager. Masing-masing dari entity memberikan input dan oleh sistem diberikan output yang berupa laporan atau data yang diperlukan.

3.3.2.2 DFD Level 1

DFD level 1 merupakan penjabaran dari proses Context diagram. Penjabaran DFD level 1 dapat dilihat sebagai berikut :

verifikasi Login DATA_BARANG DATA_PEMBELIAN DATA_PEMBELIAN_BARANG DATA_BARANG_SUPPLIER DATA_KELOLA_DATA PENGELOLAAN_DATA VALIDASI_LOGIN PENGOLAHAN_LAPORAN DATA_LAPORAN_PEMBELIAN DATA_LAPORAN_PENJUALAN DATA_STOCK_BARANG DATA_STOCK_BARANG DATA_BARANG PENGELOLAAN_DATA_BARANG DATA_SUPPLIER HITUNG_EOQ HASIL_EOQ LAPORAN_PENJUALAN LAPORAN_PEMBELIAN DATA_STOCK_BARANG LAPORAN_EOQ_DATA_PERMINTAAN_BARANG DATA_PERMINTAAN_BARANG

DATA PEMBELIAN BARANG DATA PENJUALAN BARANG

Login Verifikasi ADMIN 5 PEMBUATAN LAPORAN 2 KELOLA DATA + 3 TRANSAKSI + SUPPLIER PEMBELIAN BARANG PENJUALAN 1 Validasi login 4 REORDER POINT STOCK METODE EOQ MANAGER LOGIN Gambar 3.6 DFD Level 1

Dari Gambar DFD Level 1 diatas menjabarkan 5 proses inti dalam sistem reorder point stock. Proses-proses tersebut juga tehubung dengan 2 entity yaitu : Admin dan manager. Semuanya saling terkait dalam proses-proses yang terjadi dalam sistem yaitu : proses login, proses kelola data, proses transaksi, proses perhitungan reorder point metode EOQ dan proses pembuatan laporan.

3.3.2.3 DFD Level 2

DFD level 2 merupakan penjabaran dari proses diagram level sebelumnya yaitu level 1. Pada DFD level 2 menjabarkan proses yang

terdapat pada proses kelola data dan transaksi. Berikut ini DFD level 2 yang pertama proses kelola data.

[KELOLA_DATA_BARANG] [KELOLA_DATA_SUPPLIER] PENGELOLAAN_DATA_BARANG PENGELOLAAN_DATA_SUPPLIER ADMIN SUPPLIER BARANG 1 PENGELOLAAN DATA SUPPLIER 2 PENGELOLAAN DATA BARANG

Gambar 3.7 DFD Level 2 (Kelola Data)

Pada gambar diatas merupakan DFD level 2 pada proses Kelola data. Dalam proses kelola data terdapat 2 proses di dalamnya, yaitu proses Pengelolaan data supplier dan pengelolaan data barang. Pada proses pengelolaan data supplier nantinya data akan di simpan ke dalam database supplier sedangkan pengelolaan data barang juga akan di simpan pada database Barang. Selanjutnya proses DFD level 2 berikutnya adalah proses transaksi.

DATA PEMBELIAN BARANG

DATA_PEMBELIAN

DATA_BARANG DATA_STOCK_BARANG

DATA_STOCK_BARANG DATA_PERMINTAAN_BARANG

DATA PENJUALAN BARANG DATA_SUPPLIER LAPORAN_EOQ_DATA_PERMINTAAN_BARANG 1 TRANSAKSI PEMBELIAN 2 TRANSAKSI PENJUALAN PENJUALAN ADMIN SUPPLIER BARANG PEMBELIAN

Pada DFD level 1 Transaksi diatas menjelaskan proses transaksi ada 2 proses di dalamnya yaitu proses transaksi pembelian dan transaksi penjualan. Dalam proses transaksi hanya terdapat 1 entity yang berhubungan dengan proses transaksi yaitu Admin. Pada proses pembelian terhubung dengan banya database yaitu : data supplier, data barang dan data pembelian.

3.3.3 Rancangan Database

3.3.3.1 ERD (Entity Relationship Diagr am)

ERD merupakan notasi grafis dalam pemodelan data konseptul yang mendiskripsikan hubungan antar penyimpanan. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, karena hal ini relatif kompleks. Dengan ERD, dapat menguji model dengan mengabaikan proses yang dilakukan dan mencoba bagaimana data yang satu berhubungan dengan data yang lain. ERD menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data.

3.3.3.2 CDM (Conceptual Data Model)

CDM memodelkan struktur logis dari keseluruhan aplikasi data, tidak tergantung pada software atau pertimbangan model struktur data. CDM yang valid dapat dikonversi ke PDM. Berikut bentuk CDM dari alur sistem reorder point stock yang dibuat :

Gambar 3.9 CDM (Conceptual Data Model)

Dari rancangan database CDM di atas terdapat 5 tabel yang akan di buat database. Tabel-tabel yang akan di rancang adalah sebagai berikut, yaitu : tabel user, tabel supplier, tabel barang, tabel pembelian dan tabel penjualan.

3.3.3.3 PDM (Physical Data Model)

PDM memodelkan struktur fisik dari database, dengan mempertimbangkan software DBMS serta model struktur yang akan digunakan. PDM yang valid dapat dikonversi ke CDM. Untuk PDM

Penjualan_barang Pembelian_barang Transaksi_penjualan_barang Transaksi_pembelian_barang Data_supplier Data_barang_supplier Login Id_login Userlogin Passlogin Statusid <pi> Integer Variable characters (20) Variable characters (10) Variable characters (30) <M> Identifier_1 <pi> Barang Id_barang Nama_barang Harga_beli Harga_jual Stock_awal Stock_akhir Stock_min Biaya_pesan Biaya_simpan <pi> Integer Variable characters (50) Variable characters (25) Variable characters (25) Variable characters (30) Variable characters (25) Variable characters (25) Variable characters (30) Variable characters (30) <M> Identifier_1 <pi> Supplier Id_supp Nama_supp Alamat_supp Tlp_supp <pi> Integer Variable characters (30) Variable characters (50) Variable characters (12) <M> Identifier_1 <pi> Pembelian Id_pembelian Item_pembelian EOQ Jumlah_pembelian Harga_pembelian Subtotalpembelian Total_pembelian Tanggal_pembelian <pi> Integer Variable characters (50) Variable characters (30) Variable characters (20) Variable characters (20) Variable characters (30) Variable characters (50) Date & Time

<M> Identifier_1 <pi> Penjualan Id_penjualan Item_penjualan Jumlah_penjualan Harga_Items Subtotal Total Tanggal_penjualan Integer Variable characters (50) Variable characters (50) Variable characters (25) Variable characters (50) Variable characters (50) Date & Time

dapat dihasikan (di-generate) dari CDM yang valid. Berikut bentuk PDM dari alur sistem reorder point stock yang dibuat :

Gambar 3.10 PDM (Physical Data Model)

3.3.4 Kamus Data

Merancang suatu database berarti menentukan field-field apa saja yang dibutuhkan dan dipakai guna menjalankan program yang ingin kita hasilkan. Rancangan dapat dimulai apabila komponen input

dan output yang diinginan sudah jelas, sebab dengan mengetahui komponen-komponen yang ingin kita butuhkan maka kita bisa

FK_PENJUALA_PENJUALAN_LOGIN FK_PEMBELIA_PEMBELIAN_LOGIN FK_TRANSAKS_T RANSAKSI_PENJUALA FK_TRANSAKS_TRANSAKSI_BARANG FK_T RANSAKS_TRANSAKSI_BARANG FK_T RANSAKS_TRANSAKSI_PEMBELIA FK_PEMBELIA_DAT A_SUPP_SUPPLIER FK_BARANG_DATA_BARA_SUPPLIER Login Id_login Userlogin Passlogin Statusid int varchar(20) varchar(10) varchar(30) <pk> Barang Id_barang Id_supp Nama_barang Harga_beli Harga_jual Stock_awal Stock_akhir Stock_min Biaya_pesan Biaya_simpan int int varchar(50) varchar(25)

Dokumen terkait