• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi kesimpulan dari uji coba perangkat lunak, dan saran untuk pengembangan, perbaikan serta penyempurnaan terhadap aplikasi yang telah dibuat.

7 2.1 Sistem

2.1.1 Definisi Sistem

Menurut Jogiyanto (2005:2), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives)

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:

1. Komponen (component), sistem merupakan kumpulan komponen yang saling berinteraksi.

2. Batas sistem (boundary), merupakan sesuatu yang membatasi antara komponen yang satu dengan yang lain atau membatasi suatu sistem dengan sistem lain (lingkungan luar).

3. Lingkungan Luar (environment), lingkungan yang selalu mempengaruhi operasi dari sistem tersebut.

4. Penghubung (interface), suatu media yang menghubungkan antara komponen yang satu dengan komponen yang lain sehingga antar komponen dapat saling bekerja sama.

5. Masukan (input), sesuatu yang berasal dari subsistem dan dimasukkan dalam suatu sistem agar dapat menghasilkan suatu keluaran yang berguna (diinginkan).

6. Keluaran (output), hasil proses dari suatu masukan. 7. Pengolahan (processing)

8. Suatu bagian yang akan merubah atau memproses suatu masukan menjadi suatu keluaran.

9. Sasaran dan tujuan (goal), merupakan hasil yang akan dicapai dari suatu sistem.

10. Strategi (strategy), agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai maka diperlukan suatu strategi.

2.1.3 Syarat-syarat Sistem Syarat-syarat suatu sistem, yaitu:

1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan.

2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan. 3. Adanya hubungan diantara elemen sistem.

4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting dari pada elemen sistem.

2.2 Brown Gibson

Metode Brown Gibson dikembangkan oleh P. Brown dan D. Gibson pada tahun 1972. Metode ini digunakan untuk menganalisa alternatif lokasi yang dikembangkan berdasarkan konsep “Preference Of Measurement” yang mengkombinasikan faktor subjektif dan objektif. Metode Brown Gibson biasa digunakan untuk pengambilan keputusan yang memiliki multi atribut (Ammarapala dan Luxhoj, 2000).

Prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengaplikasikan metode Brown Gibson secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Eliminasi setiap alternatif site lokasi yang secara sepintas jelas tidak layak dan feasible untuk dipilih, misalnya harga tanah yang melebihi anggaran dan sebagainya.

2. Hitung dan tetapkan performance measurement dari faktor objektif (OFi) untuk setiap alternatif lokasi. Ukuran performance untuk faktor objektif dihitung berdasarkan estimasi seluruh biaya yang relevan dengan total biaya yang akan dikeluarkan untuk mendirikan LBB(biaya investasi)(Ci) untuk setiap lokasi yang dipertimbangkan.

OFi = [Ci. ∑(1/Ci)] ‾ ¹ ………...2.2.1

3. Tentukan faktor-faktor yang lebih bersifat subjektif pada saat menetapkan alternatif lokasi. Estimasi dari ukuran faktor performance faktor subjektif (SFi) untuk setiap lokasi untuk setiap lokasi ditentukan dengan menggunakan rumus :

Dimana : ∑ SFi = 1

Keterangan : i : banyaknya lokasi

j : prioritas faktor subjektif = 1,2,3,..n

Wj : rating faktor dengan menggunakan “Forced choice pairwise comparison”

Rij : rangking faktor subjektif masing-masing alternatif lokasi (0 ≤ Rij ≥ 1 dan ∑Rij = 1)

“forced choice pairwise comparison” prinsipnya adalah membandingkan dan menilai suatu faktor subjektif terhadap faktor subjektif secara berpasangan (pairwise) yang penilaiannya didasarkan pada :

- Lebih baik diberi point = 1

- Sama baik diberi point masing-masing = 1 - Sama jelek diberi point masing-masing = 0 - Lebih jelek diberi point = 0

4. Buat pembobotan mana yang lebih dipertimbangkan, antara faktor objektif (bobot = k) dengan faktor subjektif (bobot = 1-k) dimana 0 < k < 1. Kombinasikan faktor objektif (OFi) dengan faktor subjektif (SFi) yang akan menghasilkan “Location preference measure” (LPMi) untuk setiap alternatif lokasi yang ada

LPMi = K (OFi) + 1 (1-k) (SFi)………2.2.3 Dimana : ∑ LPMi = 1

5. Keputusan diambil berdasarkan alternatif lokasi yang memiliki nilai LPMi terbesar.

2.3 World Wide Web (WWW)

Menurut Lenny (2004:5) Web atau World Wide Web adalah suatu ruang informasi di mana sumber-sumber daya yang berguna diidentifikasi oleh pengenal global yang disebut Uniform Resource Identifier (URI).

2.3.1 Sejarah Web

Penemu situs web adalah Sir Timothy John ¨Tim¨ Berners-Lee, sedangkan situs web yang tersambung dengan jaringan pertamakali muncul pada Tahun 1991. Maksud dari Tim ketika merancang situs web adalah untuk memudahkan tukar menukar dan memperbarui informasi pada sesama peneliti di tempat ia bekerja. Pada tanggal 30 April 1993, CERN (tempat dimana Tim bekerja) mengumumkan bahwa WWW dapat digunakan secara gratis oleh publik.

Sebuah situs web bisa berupa hasil kerja dari perorangan atau individu, atau menunjukkan kepemilikan dari suatu organisasi, perusahaan. biasanya pembahasan dalam sebuah situs web merujuk pada sebuah ataupun beberapa topik khusus, atau kepentingan tertentu. Sebuah situs web bisa berisi pranala yang menghubungkan ke situs web lain, demkian pula dengan situs web

lainnya. Hal ini terkadang membuat perbedaan antara situs web yang dibuat oleh individu ataupun perseorangan dengan situs web yang dibuat oleh organisasi bisnis menjadi tidak begitu jelas.

Situs web biasanya ditempatkan pada server web. Sebuah server web

umumnya telah dilengkapi dengan perangkat-perangkat lunak khusus untuk menangani pengaturan nama ranah, serta menangani layanan atas protokol

HTTP yang disebut sebagai Server HTTP seperti Apache HTTP Server, atau

Internet Information Services (IIS).

2.3.2 Jenis-jenis Web dari Perkembangannya 1. Web

Merupakan teknologi Web generasi pertama yang merupakan revolusi baru di dunia Internet karena telah mengubah cara kerja dunia industri dan media. Pada dasarnya, Website yang dibangun pada generasi pertama ini secara umum dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif. Berbagai Website seperti situs berita “cnn.com” atau situs belanja “Bhinneka.com” dapat dikategorikan ke dalam jenis ini.

2. Web 2.0

Web 2.0 Istilah Web 2.0 pertama kalinya diperkenalkan oleh O’Reilly Media pada tahun 2004 sebagai teknologi Web generasi kedua yang mengedepankan kolaborasi dan sharing informasi secara online. Menurut Tim O’Reilly, Web 2.0 dapat didefinisikan sebagai berikut: “Web 2.0 adalah revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, dan merupakan suatu percobaan untuk memahami berbagai aturan untuk mencapai keberhasilan pada platform baru tersebut.

Salah satu aturan terutama adalah: Membangun aplikasi yang mengeksploitasi efek jaringan untuk mendapatkan lebih banyak lagi pengguna aplikasi tersebut” Berbagai layanan berbasis web seperti jejaring sosial, wiki dan folksonomies (misalnya: “flickr.com”,

“del.icio.us”) merupakan teknologi Web 2.0 yang menambah interaktifitas di antara para pengguna Web.

3. Web 3.0 / Semantic Web

Walaupun masih dalam perdebatan di kalangan analis dan peneliti, istilah Web 3.0 tetap berpotensi menjadi generasi teknologi di dunia Internet.

Saat ini, definisi untuk Web 3.0 sangat beragam mulai dari pengaksesan broadband secara mobile sampai kepada layanan Web berisikan perangkat lunak bersifat on-demand [Joh07]. Namun, menurut John Markoff, Web 3.0 adalah sekumpulan teknologi yang menawarkan cara baru yang efisien dalam membantu komputer mengorganisasi dan menarik kesimpulan dari data online.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan tersebut, maka pada dasarnya Semantic Web memiliki tujuan yang sama karena Semantic Web memiliki isi Web yang tidak dapat hanya diekpresikan di dalam bahasa alami yang dimengerti manusia, tetapi juga di dalam bentuk yang dapat dimengerti, diinterpretasi dan digunakan oleh perangkat lunak (software agents).

Melalui Semantic Web inilah, berbagai perangkat lunak akan mampu mencari, membagi, dan mengintegrasikan informasi dengan cara yang lebih mudah [Tim01]. Pembuatan Semantic Web dimungkinkan dengan adanya sekumpulan standar yang dikoordinasi oleh World Wide Web Consortium (W3C). Standar yang paling

penting dalam membangun Semantic Web adalah XML, XML Schema, RDF, OWL, dan SPARQL.

2.4 Database PostgreSQL

PostgreSQL adalah basisdata server yang gratis, andal dan kaya fitur. Untuk aplikasi bisnis, umumnya PostgreSQL dapat diandalkan. Koneksi dari Python pun dapat dilakukan dengan mudah. Selain PostgreSQL juga terdapat basisdata MySQL yang juga gratis, dan handal. Tetapi penulis lebih memilih PostgreSQL karena fitur yang dimiliki oleh PostgreSQL lebih sesuai kebutuhan dalam pengerjaan proyek akhir. PostgreSQL dapat menyimpan file peta yang berformaf shp, tetapi MySQL tidak dapat nenyimpan file yang berformat shp.

2.5 PHP

2.5.1 Pengenalan PHP

PHP merupakan bahasa berbentuk script yang disertakan dalam dokumen HTML, bekerja di sisi server sehingga script-nya tak tampak di sisi client. PHP dirancang untuk dapat bekerja sama dengan database server dan dibuat sedemikian rupa sehingga pembuatan dokumen HTML yang dapat mengakses database menjadi begitu mudah atau secara umum dokumen yang dihasilkan adalah dokumen WEB Dinamis.

Pada saat ini PHP cukup popular sebagai piranti pemrograman WEB di lingkungan Linux. Walaupun demikian PHP sebenarnya juga dapat berfungsi pada server-server yang berbasis UNIX, Windows dan Macintosh. Pada awalnya PHP dirancang untuk berintegrasi dengan Web Server Apache, tetapi sekarang ini PHP juga bekerja pada Web Server lainnya

seperti IIS dan PWS. PHP bersifat freeware, artinya bebas untuk dipakai tanpa harus membayar lisensi.

2.5.2 Konsep Kerja PHP

Model kerja HTML diawali dengan permintaan suatu halaman web oleh browser. Berdasarkan URL atau dikenal dengan sebutan alamat internet, browser mendapatkan alamat dari web server, mengidentifikasi halaman yang dikehendaki dan menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh web server. Informasi yang disampaikan ke web server antara lain adalah nama browser, versinya dan sistem operasinya. Selanjutnya web server akan mencarikan berkas yang diminta dan memberikan isinya ke browser. Browser yang mendapatkan isinya segera melakukan proses penterjemahan kode HTML dan menampilkan ke layar pemakai. Gambar 2.3 menunjukkan skema HTML

Bagaimana halnya kalau yang diminta adalah sebuah halaman PHP ? Prinsipnya serupa dengan kode HTML, hanya saja ketika berkas PHP dan mesin inilah yang memproses dan memberikan hasilnya ( Berupa kode HTML ) ke web Server untuk selanjutnya disampaikan ke client yang request. Gambar 2.4 menunjukkan skema PHP.

Gambar 2.1 Skema HTML (Edy Winarno dan Ali Zaki, 2010) Web Server

Respon HTML

Request HTTP

Gambar 2.2 Skema PHP (Edy Winarno dan Ali Zaki, 2010)

2.6 Lembaga Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan pendidikan non formal baik yang dilakukan di lingkungan sekolah maupun di lembaga pendidikan luar sekolah di luar jam pelajaran sekolah formal. Bimbingan belajar ini bertujuan untuk membantu siswa meningkatkan prestasi akademik di sekolah, meloloskan siswa yang meneruskan sekolah ke jenjang berikutnya sesuai dengan keinginannya (Siahaan, 2002).

2.7 Interaksi Manusia dan Komputer

Menurut Rizky (2007:3) Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) dideskripsikan sebagai sebuah disiplin ilmu yang mempelajari desain, evaluasi, implementasi dan sistem komputer interaktif untuk dipakai oleh manusia, beserta studi tentang faktor- faktor utama dalam lingkungan interaksinya. Deskripsi IMK menurut Galitz (2002) dalam Rizky(2007:3) adalah suatu ilmu yang mempelajari perencanaan dan desain tentang cara manusia dan komputer saling bekerjasama sehingga manusia merasa puas dengan cara yang paling efektif.

Mesin PHP Series PHP Web Server Respon Browser HTML Request HTTP

Menurut Rizky (2007:6), komponen-komponen penting dalam IMK yaitu interaksi, manusia, dan komputer. Interaksi adalah komunikasi yang terjadi antara manusia dan komputer. Jenis-jenis komunikasi tersebut antara lain command entry, menus and navigation, forms and spreadsheets, question and answer dialogue, natural language dialogue, windows icon menu pointer, dan direct manipulation. Komponen selanjutnya yaitu manusia yang dalam hal ini adalah pengguna yaneg dapat berupa seorang atau sekelompok pengguna yang bekerja dalam sebuah tim atau organisasi dan saling berkaitan dalam mengerjakan tugas tertentu. Manusia dalam konteks IMK yang juga harus diperhatikan adalah komputer. Komputer diartikan sebagai perangkat keras ataupun perangkat lunak dari berbagai macam jenis yang nantinya berinteraksi dengan unsur manusia.

Galitz (2002) dalam Rizky (2007:26) menjelaskan bahwa sebelum memulai sebuah proses desain interface, terdapat beberapa tip desain yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Memenuhi kaidah estetika.

Sebuah desain dapat disebut baik secara estetika jika (1) di dalamnya terdapat perbedaan yang jelas dan kontras antar elemen dalam sebuah tampilan. Misalnya tampilan tombol yang berbeda warna dengan tampilan textbox, (2) terdiri dari beberapa kelompok yang jelas antara inpitan dan tombol proses, (3) antar elemen dan kelompok tampilan dipisah dengan alignment yang rapi, (4) sederhana dan tidak terlalu banyak aksesoris yang terkesan sia-sia.

2. Dapat dimengerti.

Sebuah desain harus dapat dimengerti dengan cepat dari segi tampilan secara visual, fungsi yang akan ditonjolkan, penggunaan kata-kata yang singkat dan jelas baik dalam tampilan maupun dalam perintah. Penggunaan metafora atau pemisalan yang berlebihan dalam sebuah fungsi harus dihindari.

3. Kompatibilitas.

Sebuah desain interface harus dapat memenuhi kompatibilitas dari berbagai segi antara lain (1) kompatibilitas pengguna yaitu dapat digunakan oleh pengguna dari kalangan yang lebih luas, baik berdasarkan strata pendidikan maupun berdasarkan usia, (2) kompatibilitas penggunaan yaitu dapat memenuhi fungsi dan tujuan yang ingin dicapai dari perancangan sebuah perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan, (3) kompatibilitas produk yaitu agar perangkat lunak dapat berjalan dengan baik di berbagai perangkat keras yang ada dan sistem operasi yang menjadi target aplikasi.

4. Komprehensif.

Sebuah sistem yang baik akan membimbing penggunanya agar dapat dan lebih mudah memahami apa yang harus diperhatikan, bagaimana cara melakukan sesuatu, kapan dan di mana melakukan sesuatu, dan mengapa harus melakukan sesuatu.

5. Konfigurabilitas.

Sebuah sistem harus dapat dikonfiguarasi ulang jika penggunanya menginginkan sesuatu berdasarkan fungsi tertentu.

6. Konsistensi.

Memiliki konsistensi dalam penempatan dan pemilihan gaya komponen visual misalnya tombol atau icon yang seragam.

7. Kontrol pengguna.

Pengguna dapat melakukan kontrol jika suatu saat terjadi kesalahan dalam proses serta pemilihan fungsi tambahan dari sebuah sistem. Hindari desain yang nantinya akan membatasi pengguna dalam memilih tampilan tertentu.

8. Efisien.

Desain dibuat seefisien mungkin, terutama dalam penempatan komponen, misalnya penenmpatan tombol dalam sebuah panel yang dapat menarik perhatian pengguna.

9. Mudah dikenali.

Gunakan antar muka yang sudah dikenal oleh penggunanya, misalnya penempatan icon cut, copy, paste secara standar dalam toolbar.

10. Toleransi.

Tidak ada sebuah sistem yang sempurna, karenanya terdapat beberapa toleransi kesalahan yang mungkin terjadi. Usahakan agar terjadi sebuah pesan yang dapat membimbing pengguna untuk keluar dari kesalahan yang terjadi.

11. Sederhana.

Lima cara untuk membuat desain sederhana dan tetap sesuai dengan keinginan pengguna, yaitu (1) sembunyikan komponen visual jika tidak diperlukan, (2) sediakan pilihan standar, (3) minimalkan

penggunaan berbagai macam alignment, (4) usahakan agar fungsi yang sering digunakan terlihat, (5) perhatikan konsep konsistensi.

21

Pada bab ini akan dibahas bagaimana perancangan Sistem penentuan lokasi lembaga bimbingan belajar berbasis web menggunakan metode Brown Gibson.

Untuk merancang sebuah sistem, tahap pertama yang dibutuhkan adalah tahap pengindentifikasian masalah yang kemudian dibuat metodologi penelitiannya dan terakhir pembuatan desain interface tabel dan aplikasi. Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap perancangan sistem tersebut.

3.1. Identifikasi permasalahan

Gambar 3.1 Work Flow Pencarian lokasi pembangunan LBB saat ini. Saat ini jalannya penentuan lokasi pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar dirasa kurang efektif dan efisien, hal ini terbukti dengan hasil survey yang penulis lakukan untuk mengidentifikasi masalah yang ada yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Survey identifikasi masalah yang penulis dapat yaitu saat ini untuk menemukan lokasi yang strategis untuk membangun sebuah LBB, seorang pengelola harus mengutus seorang surveyor. Tentunya dengan mengutus seorang surveyor dibutuhkan waktu dan biaya yang membuat jalannya sistem ini menjadi kurang efisien dan efektif yang menjadikan ini sebuah masalah.

Dari masalah yang ada pada sistem penentuan lokasi pembangunan LBB saat ini dirasa perlu adanya suatu Sistem berbasis web dengan metode Brown gibson. Hal ini dipaparkan pada penjelasan dibawah ini :

1. Mengapa harus berbasis web?

Dari masalah pengeluaran biaya dan waktu untuk survey yang dipaparkan penulis tersebut, dirasa perlu menggunakan sistem yang berbasis web karena dengan berbasis web, biaya dan waktu survey tersebut dapat diminimalkan.

Hal ini dapat dijelaskan dari fungsi web itu sendiri yang bisa diakses oleh siapapun dan dimanapun, sehingga seorang pengelola LBB tidak perlu membayar surveyor berhari-hari untuk melakukan survey

lokasi. Akan tetapi seorang pengelola hanya perlu mengakses web dan input prioritas untuk mendapatkan saran lokasi yang diinginkan dari Sistem yang penulis bangun nanti.

2. Mengapa Brown gibson?

Karena seorang pengelola perlu adanya kriteria (faktor subjektif) dan faktor investasi (faktor objektif) yang mendukung lokasi pembangunan LBB, maka diperlukan suatu Sistem pendukung keputusan

agar dapat membantu pengelola mendapatkan lokasi alternatif yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Dan karena bervariasinya Lembaga Bimbingan Belajar saat ini tentunya kriteria yang diinginkan tiap pengelola dari tiap-tiap Lembaga Bimbingan Belajar itu juga bervariasi. Untuk itu dibutuhkan suatu metode yang dapat menentukan lokasi dengan input kriteria yang bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan pengelola.

Dari kebutuhan pengelola tersebut maka ditetapkan metode yang cocok dengan permasalahan yang ada diatas adalah metode Brown gibson. Karena metode Brown gibson ini digunakan untuk menganalisa alternatif lokasi dan mengkombinasikannya dengan faktor subjektif dan objektif untuk pengambilan keputusan yang memiliki multi atribut.

Dengan menggunakan metode Brown gibson ini, tiap-tiap pengelola dari berbagai Lembaga Bimbingan Belajar dapat menginputkan kriteria dan faktor investasi sesuai dengan kebutuhan kriteria dan faktor investasi yang diinginkan pengelola tersebut. Dan saran lokasi alternatif yang diberikan juga multi atribut atau tidak hanya satu, tetapi banyak lokasi yang disarankan sistem mulai dari yang terbaik sampai yang terjelek. Sehingga pengelola dapat mempertimbangkan setiap lokasi yang disarankan sistem.

3.2. Metodologi penelitian 3.2.1 Blok Diagram Data SD Data SMP Data SMA Data Perumahan Data LBB Data Lokasi Alternatif Metode Brown Gibson Data Alternatif yang disarankan

WEB

Data Rumah Makan

Data Mall dan Ruko

Gambar 3.2 Blok Diagram Pengolahan Data

Gambar 3.2 menunjukkan alur proses pengolahan data mulai dari data mentah yang dimasukkan kedalam database yang nantinya akan dilakukan perhitungan dengan Metode Brown Gibson.

Pada perhitungan Brown Gibson tersebut dilakukan comparing data dengan teknik pairwise comparison untuk tiap-tiap data kebutuhan kriteria pada tiap-tiap lokasi alternatif.

Dari perhitungan Brown Gibson tersebut nantinya akan didapatkan saran lokasi alternatif yang ditampilkan pada Sistem berbasis web yang penulis bangun ini.

Sedangkan untuk pembuatan aplikasi berbasis web ini diperlukan analisa sistem yang terdiri dari Docflow dan sysflow sebagai perbandingan alur sistem lama dan yang akan penulis buat, serta Data flow diagram (DFD) untuk mengetahui proses aliran data dan informasi. Analisa sistem tersebut dijelaskan pada point 3.2.2 dan 3.2.3 dibawah ini.

3.2.2 Document Flow dan System Flow

Bagian ini menjelaskan bagaimana alur jalannya sistem penentuan lokasi pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar yang lama dan jalannya alur sistem yang baru. Perancangan Docflow dan Sysflow ini digunakan untuk perbandingan perubahan jalannya sistem yang penulis rancang. Agar pembaca dapat membedakan antara alur jalannya sistem yang lama dan jalannya sistem yang penulis rancang.

1. Document Flow Penentuan Lokasi LBB lama

Berikut adalah DocFlow jalannya sistem penentuan lokasi pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar yang lama yang saat ini masih dilakukan dengan mengutus seorang surveyor dalam mencari lokasi alternatifnya.

Document Flow Penentuan lokasi LBB lama Surveyor Manager Mulai Laporan data lokasi tersurvey Laporan data lokasi tersurvey Setuju tidak ya selesai Request Lokasi Survey Lokasi Membuat Laporan Data Lokasi tersurvey Seleksi Data lokasi

Gambar 3.3 Document Flow pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar lama

Gambar 3.3 menjelaskan alur proses jalannya sistem penentuan lokasi LBB yang lama. Pada sistem yang lama ini terdapat dua entitas yang berpengaruh dalam penentuan lokasi LBB, yaitu seorang manajer dan surveyor.

Pertama kali seorang manajer akan request lokasi pada surveyor, kemudian surveyor ini akan melakukan survey lokasi dan membuat laporan data lokasi tersurvey untuk manajer yang gunanya agar manajer dapat melihat detail data tiap-tiap lokasi. Jika manajer tersebut setuju

maka proses selesai, tetapi jika tidak setuju maka proses akan kembali pada surveyor melakukan survey lokasi lagi.

2. System Flow Penentuan Lokasi LBB baru

Berikut adalah System Flow jalannya sistem penentuan lokasi pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar yang baru dengan sistem penentuan lokasi menggunakan metode Brown Gibson.

Gambar 3.4 System Flow Penentuan Lokasi Pembangunan LBB dengan metode

Gambar 3.4 menjelaskan bagaimana alur proses dari sistem yang penulis rancang. Pada sistem yang penulis rancang ini terdapat 2 entitas yang sama dengan sistem lama yaitu manajer dan surveyor.

Proses yang pertama dilakukan adalah seorang manajer mengakses

web penentuan lokasi LBB dengan metode Brown Gibson yang penulis bangun, yang kemudian manajer tersebut melakukan input prioritas kriteria pilihannya agar sistem ini dapat melakukan perhitungan dari prioritas kriteria yang diinputkan manajer.

Sistem akan menampilkan data lokasi 3 terbaik untuk pembangunan LBB nantinya. Data lokasi alternatif yang ditampilkan tersebut diambil sistem dari database alternatif dan temp. Setelah lokasi ditampilkan, pengelola hanya tinggal melakukan printing map dari lokasi yang disarankan oleh sistem yang nantinya akan diberikan pada surveyor.

Hasil dari print map tadi akan diserahkan pada seorang surveyor yang nantinya melakukan survey ke lokasi yang manajer inginkan tersebut.

Dokumen terkait