SISTEM PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN LEMBAGA
BIMBINGAN BELAJAR BERBASIS WEB DENGAN METODE
BROWN GIBSON (STUDY KASUS KOTA MALANG)
TUGAS AKHIR
Nama : YUDHARMA WIBAWA
NIM : 06.41010.0219
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
vi
Dengan semakin meningkatnya standarisasi pendidikan terutama di kota
Malang, maka semakin banyak pula lembaga-lembaga yang berkonsentrasi untuk
membantu meningkatkan mutu SDM (siswa-siswi) dengan cara membangun
Lembaga bimbingan belajar di kota Malang.
Akan tetapi pengelola Lembaga merasa kesulitan untuk mencari lokasi
pembangunan Lembaga bimbingan belajar karena tidak adanya informasi yang
menyediakan data lokasi-lokasi kosong yang disewakan pada tiap-tiap kecamatan di
Kota Malang, sehingga dibutuhkan seorang surveyor untuk melakukan survey untuk
mencari lokasi-lokasi yang sedang disewakan tersebut. Hal ini tentunya
menyebabkan proses penentuan lokasi pembangunan Lembaga bimbingan belajar ini
menjadi tidak efektif dan efisien.
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas adalah dengan
menggunakan aplikasi Sistem Penentuan Lokasi Lembaga Bimbingan Belajar
berbasis web dengan Metode Brown Gibson. Melalui aplikasi tersebut, seorang
pengelola dapat mengurangi biaya dan waktu survey karena dengan berbasis web
seorang pengelola akan menghemat waktu dan biaya survey lokasi. Dan dengan
menggunakan metode Brown Gibson seorang pengelola dapat menginputkan kriteria
sesuai dengan kebutuhan. Karena metode Brown Gibson adalah metode yang dapat
digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dengan multi kriteria dan multi
vii
dalam hal ini adalah kebutuhan kriteria terhadap nominal uang. Sedangkan faktor
subjektif dalam hal ini adalah kebutuhan faktor kriteria pendukung dalam pemilihan
suatu lokasi. Faktor subjektif yang dibutuhkan dalam kasus ini diantaranya faktor
jumlah trayek yang melewati lokasi alternatif, jumlah SMA, jumlah SMP, jumlah
SD, jumlah perumahan dan jumlah kompetitor yang berada dekat dengan lokasi
alternatif yang disarankan penulis.
Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, maka Sistem berbasis web dapat
mengurangi waktu survey yang asalnya seminggu bisa dikurangi menjadi 2 hari atau
bahkan 1 hari tergantung kebijaksanaan dari pengelola terhadap surveyor. Dengan
dikuranginya waktu survey tersebut, maka biaya yang dikeluarkan untuk survey juga
dapat diminimalkan.
Dan metode Brown Gibson yang diterapkan pada sistem yang penulis bangun
ini dapat memenuhi kebutuhan kriteria yang berbeda-beda dari tiap-tiap pengelola
Lembaga bimbingan belajar yang berbeda-beda, karena metode Brown Gibson
mengambil suatu keputusan dengan multiple kriteria.
x
Halaman
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Pembatasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Sistem ... 7
2.1.1 Definisi Sistem ... 7
2.1.2 Karakteristik Sistem ... 7
2.1.3 Syarat-syarat Sistem ... 8
2.2 Brown Gibson ... 9
2.2.1 Rumus OFi ... 9
2.2.2 Rumus SFi ... 9
xi
2.3.2 Jenis-jenis Web dari perkembangannya ... 12
2.4 Database PostGreSQL ... 14
2.5 PHP ... 14
2.5.1 Pengenalan PHP ... 14
2.5.2 Konsep Kerja PHP ... 15
2.6 Lembaga Bimbingan Belajar ... 16
2.7 Interaksi Manusia dan Komputer ... 16
BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 21
3.1 Identifikasi Permasalahan ... 21
3.2 Metodologi Penelitian ... 24
3.2.1 Blok Diagram ... 24
3.2.2 Document Flow dan System Flow ... 25
3.2.3 Data FlowDiagram ... 29
3.2.4 Perancangan Proses ... 32
3.2.5 ERD (Entity Relation Diagram) ... 36
3.3 Daftar Tabel ... 37
3.4 Perancangan Interface ... 44
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 64
4.1 Kebutuhan Sistem ... 64
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 64
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 65
xii
4.4.1 Kemampuan Program... 146
4.4.2 Kelemahan Program ... 147
BAB V PENUTUP ... 148
5.1 Kesimpulan ... 148
5.2 Saran ... 148
DAFTAR PUSTAKA ... 149
xiii
Tabel 3.1 Tabel Struktur Database Lembaga Bimbingan Belajar ... 38
Tabel 3.2 Tabel Struktur Database SMA ... 38
Tabel 3.3 Tabel Struktur Database SMP ... 39
Tabel 3.4 Tabel Struktur Database SD ... 39
Tabel 3.5 Tabel Struktur Database Lokasi Alternatif ... 40
Tabel 3.6 Tabel Struktur Database Nama Jalan ... 41
Tabel 3.7 Tabel Struktur Database Perumahan ... 41
Tabel 3.8 Tabel Struktur Database Kecamatan ... 41
Lanjutan Tabel 3.8 Tabel struktur Database Kecamatan... 42
Tabel 3.9 Tabel Struktur Database Temp ... 42
Tabel 3.10 Tabel Struktur Database Login ... 42
Tabel 3.11 Tabel struktur Database rumah makan ... 43
Tabel 3.12 Tabel struktur Database Mall dan Ruko ... 43
Tabel 4.1 Data kriteria Referensi Bank Indonesia ... 66
Tabel 4.2 Data kelayakan masing-masing kriteria ... 67
Tabel 4.3 Testing Input Data Lokasi Alternatif ... 71
Tabel 4.4 Test Case Input Data Lokasi Alternatif... 72
Tabel 4.5 Testing Input Data Lokasi LBB ... 78
Tabel 4.6 Test Case Input Data Lokasi LBB ... 79
Tabel 4.7 Testing Update Data Lokasi Alternatif ... 87
Tabel 4.8 Test Case Update Data Lokasi Alternatif ... 89
xiv
Tabel 4.11 Test Case Peta ... 101
Tabel 4.12 Testing Data Kriteria Inputan ... 106
Tabel 4.13 Test Case Data Kriteria Inputan ... 106
Lanjutan Tabel 4.13 Test Case Data Kriteria Inputan ... 107
Tabel 4.14 Data Perhitungan Wj ... 114
Tabel 4.15 Data Perhitungan Rij ... 117
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Rij ... 121
Tabel 4.17 Tabel Perhitungan Wj ... 121
Tabel 4.18 Testing Data kriteria inputan ... 129
Tabel 4.19 Test Case Ketepatan data ... 130
Tabel 4.20 Data lokasi alternatif ... 132
Tabel 4.21 Prioritas kebutuhan kriteria SD ... 132
Tabel 4.22 Prioritas kebutuhan kriteria SMP ... 132
Tabel 4.23 Prioritas kebutuhan kriteria SMA ... 133
Tabel 4.24 Prioritas kebutuhan kriteria Perumahan ... 133
Tabel 4.25 Prioritas kebutuhan kriteria Trayek ... 133
Tabel 4.26 Prioritas kebutuhan kriteria Mall ... 133
Tabel 4.27 Prioritas kebutuhan kriteria Rumah makan ... 134
Tabel 4.28 Kebutuhan jumlah investasi termurah ... 135
Tabel 4.29 Pemenang saran lokasi alternatif ... 135
Tabel 4.30 Testing Data kriteria inputan ... 136
xv
Tabel 4.34 Prioritas kebutuhan Rumah makan ... 139
Tabel 4.35 Prioritas kebutuhan kriteria Trayek ... 139
Tabel 4.36 Kebutuhan jumlah investasi termurah ... 140
Tabel 4.37 Pemenang saran lokasi alternatif ... 140
Tabel 4.38 Testing Data kriteria inputan ... 141
Tabel 4.39 Test Case Ketepatan data ... 141
Tabel 4.40 Data lokasi alternatif ... 143
Tabel 4.41 Prioritas kebutuhan kriteria SD ... 143
Tabel 4.42 Prioritas kebutuhan SMP ... 143
Tabel 4.43 Prioritas kebutuhan kriteria Ruko/Mall ... 144
Tabel 4.44 Kebutuhan jumlah investasi termurah ... 144
Tabel 4.45 Pemenang saran lokasi alternatif ... 145
xvi
Gambar 2.1 Skema HTML ... 15
Gambar 2.2 Skema PHP ... 16
Gambar 3.1 Work Flow Pencarian Lokasi Pembangunan LBB saat ini ... 21
Gambar 3.2 Blok Diagram Pengolahan Data ... 24
Gambar 3.3 Document Flow Pembangunan LBB Lama ... 26
Gambar 3.4 System Flow Penentuan Lokasi Pembangunan LBB dengan Metode Brown Gibson... 27
Gambar 3.5 Context Diagram Sistem Informasi Penentuan Lokasi LBB ... 29
Gambar 3.6 Data Flow Diagram Sistem Informasi Penentuan Lokasi LBB ( Level 0) ... 30
Gambar 3.7 Data Flow Diagram Sistem Informasi Penentuan Lokasi LBB ( Level 1) ... 31
Gambar 3.8 Flowchart untuk Seorang Admin (Input Update Data) ... 32
Gambar 3.9 Flowchart Sistem Penentuan Lokasi LBB dengan Metode Brown Gibson ... 33
Gambar 3.10 CDM (Conceptual Data Model) ... 36
Gambar 3.11 PDM (Physical Data Model)... 36
Gambar 3.12 Desain Interface Halaman utama ... 44
Gambar 3.13 Desain Interface Halaman Login... 46
Gambar 3.14 Desain Interface Halaman Web Admin ... 47
Gambar 3.15 Desain Interface Halaman Web User ... 49
Gambar 3.16 Desain Interface Halaman Web Perhitungan Brown Gibson ... 50
Gambar 3.17 Desain Interface Halaman Web Input Data Alternatif ... 51
Gambar 3.18 Desain Interface Halaman Web Input Data LBB ... 52
xvii
Gambar 3.22 Desain Tabel Output Halaman Web Output Data LBB... 56
Gambar 3.23 Desain Tabel Output Halaman Web Output Data User... 56
Gambar 3.24Desain Tabel Output Halaman Web Penentuan Lokasi ... 57
Gambar 3.25Grafik Lokasi Alternatif (Jumlah Trayek) ... 58
Gambar 3.26Grafik Lokasi Alternatif (Jumlah SMA) ... 59
Gambar 3.27Grafik Lokasi Alternatif (Jumlah SMP) ... 59
Gambar 3.28Grafik Lokasi Alternatif (Jumlah SD) ... 60
Gambar 3.29 Grafik Lokasi Alternatif (Jumlah Perumahan) ... 61
Gambar 3.30 Grafik Lokasi Alternatif (Jumlah Kompetitor) ... 61
Gambar 3.31 Grafik Lokasi Alternatif (Jumlah Investasi)... 62
Gambar 3.32 Grafik Nilai LPMi Lokasi Alternatif Perhitungan Brown Gibson .. 63
Gambar 4.1 Jarak Pandang Manusia ... 69
Gambar 4.2 Rumus Phytagoras ... 70
Gambar 4.3 Halaman Web “Input Lokasi Alternatif” (Input Data dan Menekan Tombol Save) ... 73
Gambar 4.4 Alert “Input Data Point Alternatif Berhasil” ... 73
Gambar 4.5 Database “Alternatif” Terisi ... 74
Gambar 4.6 New Tab Data Alternatif ... 74
Gambar 4.7 Tampilan Halaman Web “Input Lokasi Alternatif” (Kosongi Salah Satu Field) ... 75
Gambar 4.8 Alert Proses Input Gagal ... 75
Gambar 4.9 Database “Alternatif” Tidak Terisi ... 75
xviii
Gambar 4.12 Alert Proses Input Gagal ... 77
Gambar 4.13 Database “Alternatif” Tidak Terisi ... 77
Gambar 4.14 Tampilan Dalam Peta (Jumlah Simbol Kotak Tidak Bertambah atau Berkurang)... 80
Gambar 4.15 Tampilan Web “Input Lokasi LBB” (Input Data dan Menekan Tombol Save) ... 80
Gambar 4.16 Alert Proses Input Berhasil ... 80
Gambar 4.17 Tampilan Web Peta yang Menampilkan Lokasi LBB yang Telah Diinputkan ... 81
Gambar 4.18 Database “Malang_lbb” Terisi ... 81
Gambar 4.19 Halaman Web “Input Lokasi LBB” (Kosongi salah satu data inputan ) ... 82
Gambar 4.20 Alert “Input Point LBB Gagal” ... 82
Gambar 4.21 Halaman Web “Input Lokasi LBB” (Klik link update) ... 83
Gambar 4.22 Halaman Web “Management Point LBB” (Klik icon pencil) ... 83
Gambar 4.23 Halaman Web“Input Lokasi LBB” (Ubah Data) ... 84
Gambar 4.24 Halaman Web “Edit Lokasi LBB” (Ubah Data dan Tekan Tombol Save) ... 84
Gambar 4.25 Halaman Web “Management Point LBB” (Data Berubah) ... 85
Gambar 4.26 Database “Malang_lbb” (Data Berubah) ... 85
Gambar 4.27 Halaman Web “Input Lokasi LBB” (TekanTombol “cancel”) ... 86
Gambar 4.28 Halaman Web “Management Point LBB” (Tidak Terjadi Perubahan) ... 86
Gambar 4.29 Halaman Web “Management Point LBB” (Tekan icon “cross”) ... 87
Gambar 4.30 Halaman Web “Management Point LBB” (Data terhapus) ... 88
xix
... 91
Gambar 4.34 Halaman Web “Edit Lokasi Alternatif” ... 92
Gambar 4.35 Halaman Web “Edit lokasi alternatif” (Ubah Data dan Tekan Tombol “save”) ... 92
Gambar 4.36 Halaman Web “Management point alternatif” (Data Berubah) .... 93
Gambar 4.37 Halaman Web “Edit lokasi alternatif” (Tekan Tombol “cancel”) .. ... 93
Gambar 4.38 Halaman Web “Management point alternative” (Data tidak berubah) ... 94
Gambar 4.39 Tampilan Web Tabel Alternatif ... 94
Gambar 4.40 Tampilan Web Tabel Alternatif Data ke 10 telah terhapus ... 95
Gambar 4.41 Database “alternatif” (Data terhapus) ... 95
Gambar 4.42 Halaman Web Utama (Klik Link update user) ... 95
Gambar 4.43 Tampilan Web Tabel “login”... 97
Gambar 4.44 Halaman Web “Edit user” ... 98
Gambar 4.45 Halaman Web “Edit user” (Ubah data dan klik tombol “save”) ... 98
Gambar 4.46 Tampilan Web Tabel “login” ... 98
Gambar 4.47 Database “Login” (Data berubah) ... 98
Gambar 4.48 Halaman Web “Management user” (Klik link “delete”) ... 99
Gambar 4.49 Halaman Web “Management user” (Data terhapus) ... 99
Gambar 4.50 Database “login” (Data terhapus) ... 99
Gambar 4.51 Halaman Web “Management user” (Klik link “Edit”) ... 100
Gambar 4.52 Halaman Web “Edit user” (Klik link “cancel”) ... 100
Gambar 4.53 Halaman Web “Management user”(Tidak terjadi perubahan) ... 100
xx
Gambar 4.57 Tampilan Web Utama ... 104
Gambar 4.58 Tampilan Web Utama ... 105
Gambar 4.59 Tampilan Web Utama ... 105
Gambar 4.60 Halaman Web Perhitungan Brown Gibson ... 110
Gambar 4.61 Tabel Halaman web perhitungan Brown Gibson ... 110
Gambar 4.62 Tampilan Web Utama ... 111
Gambar 4.63 Halaman Web Perhitungan Brown Gibson ... 112
Gambar 4.64 Tabel Halaman Web Perhitungan Brown Gibson ... 112
Gambar 4.65 Halaman Web Perhitungan Brown Gibson ... 112
Gambar 4.66 Kolom bobot prioritas inputan data 2 (Tabel 4.19) dengan menggunakan Forced – choice pairwise comparison ... 113
Gambar 4.67 Database Alternatif ... 119
Gambar 4.68 Tabel Perhitungan Forced – choice pairwise comparison (Rij) Faktor jumlah SMP ... 120
Gambar 4.69 Tabel Perhitungan Forced – choice pairwise comparison (Rij) Faktor jumlah perumahan ... 120
Gambar 4.70 Tabel Perhitungan Forced – choice pairwise comparison (Rij) Faktor jumlah SMA ... 120
Gambar 4.71 Tabel Nilai Forched - choice pairwise comparison tiap kriteria . 121 Gambar 4.72 Tabel Nilai SFi tiap lokasi ... 122
Gambar 4.73 Tabel Nilai OFi tiap lokasi ... 123
Gambar 4.74 Tabel Nilai LPMi tiap lokasi ... 124
Gambar 4.75 Halaman web “Perhitungan Brown Gibson” (inputan salah atau tidak sesuai dengan kebutuhan sistem) ... 125
xxi
Gambar 4.78 Alert “Input faktor pembanding tidak boleh kosong” ... 126
Gambar 4.79 Halaman Web “Perhitungan Brown Gibson” (inputan salah atau tidak sesuai dengan kebutuhan sistem) ... 127
Gambar 4.80 Alert “Tidak urut atau inputan yang anda masukkan bukan numeric” ... 127
Gambar 4.81 Halaman Web “Perhitungan Brown Gibson” (inputan salah atau tidak sesuai dengan kebutuhan sistem) ... 128
Gambar 4.82 Alert “Tidak urut atau inputan yang anda masukkan bukan numeric” ... 128
Gambar 4.83 Input kriteria pada web perhitungan Brown Gibson ... 130
Gambar 4.84 Hasil perhitungan Brown Gibson ... 131
Gambar 4.85 Lokasi alternatif terpilih ... 131
Gambar 4.86 Input kriteria pada web perhitungan Brown Gibson ... 137
Gambar 4.87 Hasil perhitungan Brown Gibson ... 137
Gambar 4.88 Lokasi alternatif terpilih ... 137
Gambar 4.89 Input kriteria pada web perhitungan Brown Gibson ... 142
Gambar 4.90 Hasil perhitungan Brown Gibson ... 142
xxii
Lampiran 1. Data Jaringan Trayek Angkutan Kota Malang ... 151
Lampiran 2. Lampiran Potongan Kode Program Bahasa Pemrograman PHP .... 176
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, standarisasi
pendidikan terus ditingkatkan oleh pemerintah, hal ini dilakukan agar
pendidikan di Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dengan negara –
negara lainnya.
Karena semakin meningkatnya standarisasi pendidikan tersebut
terutama di kota Malang, maka semakin banyak pula lembaga-lembaga yang
berkonsentrasi untuk membantu meningkatkan mutu SDM (siswa-siswi)
dengan cara membangun Lembaga bimbingan belajar di kota Malang.
Akan tetapi pengelola Lembaga merasa kesulitan untuk mencari lokasi
pembangunan Lembaga bimbingan belajar karena tidak adanya informasi
yang menyediakan data lokasi-lokasi kosong yang disewakan pada tiap-tiap
kecamatan di Kota Malang, sehingga dibutuhkan seorang surveyor untuk
melakukan survey untuk mencari lokasi-lokasi yang sedang disewakan
tersebut. Hal ini tentunya menyebabkan proses penentuan lokasi
pembangunan Lembaga bimbingan belajar ini menjadi tidak efektif dan
efisien.
Dalam memilih sebuah lokasi pembangunan Lembaga bimbingan
belajar, dibutuhkan faktor-faktor dan kriteria pada lokasi yang akan dibangun
tersebut. Penentuan faktor dan kriteria dalam pemilihan pembangunan
Indonesia terhadap pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar yang berjudul
Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Komoditas Jasa Bimbingan Belajar
(Direktorat Kredit, BPR dan UMKM, 2010). Data kriteria yang didapat dari
referensi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Terletak dipinggir jalan raya.
2. Transportasi yang mudah dicapai dan relatif murah.
3. Kedekatan dengan kompleks pemukiman penduduk golongan
berpendapatan menengah keatas, karena mereka mampu membiayai
anaknya mengikuti bimbingan belajar.
4. Terletak di pusat pusat kegiatan ekonomi yang ramai seperti mall dan
ruko untuk mendapatkan sewa gedung yang memadai sehingga tidak
perlu mengeluarkan biaya investasi untuk membeli tanah dan
membangun gedung. Disamping itu dilokasi tersebut telah tersedia
cukup fasilitas listrik, air, komunikasi, peralatan lain yang dibutuhkan
dan fasilitas konsumsi serta keamanan.
5. Lokasi dekat dan mudah dicapai dari atau ke sekolah-sekolah umum SD,
SMP dan SMA sebagai sumber calon siswa.
6. Tersedianya calon guru atau sumber daya manusia sebagai tenaga
pengajar.
Pemilihan faktor dan kriteria untuk membangun sebuah Lembaga
bimbingan belajar ini dapat diterapkan dalam metode Brown Gibson. Dengan
metode Brown Gibson ini, pengelola lembaga dapat dibantu untuk mencari
lokasi pembangunan yang berpotensi dengan adanya Decision Support System
telah disebutkan diataslah yang nantinya akan dimasukkan kedalam sistem ini
menjadi faktor pemilihan dalam pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar.
Selain itu aplikasi ini juga disajikan dalam bentuk web sehingga
lembaga dapat mengakses halaman ini kapan dan dimana saja dengan mudah
untuk mendapatkan informasi mengenai tempat yang berpotensi untuk
pembangunan lokasi baru dengan mudah.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan di atas terdapat beberapa rumusan masalah dalam
Tugas akhir ini, yaitu:
1. Bagaimana merancang aplikasi berbasis web yang dapat memberikan
saran lokasi alternatif yang memenuhi kriteria syarat-syarat dalam
membangun Lembaga bimbingan belajar sesuai dengan referensi yang
didapat dari referensi Bank Indonesia?
2. Bagaimana menerapkan metode Brown gibson pada aplikasi ini, agar
dapat menentukan lokasi pembangunan Lembaga bimbingan belajar yang
sesuai dengan kebutuhan pengelola?
1.3 Pembatasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam Tugas akhir ini adalah:
1. Daerah yang menjadi obyek adalah Kotamadya Malang.
2. Faktor kriteria untuk fasilitas air, listrik dan komunikasi tidak dimasukkan
dalam perhitungan Brown Gibson, tetapi hanya sebagai tolak ukur
3. Faktor tersedianya SDM guru sebagai tenaga pengajar tidak dimasukkan
ke dalam sistem karena faktor tersebut adalah faktor kesiapan dari
pengelola Lembaga dalam perancanaan pembangunan Lembaga
Bimbingan Belajar.
4. Faktor kriteria untuk ketersediaan konsumsi hanya menampilkan data
Rumah Makan yang ada di Kotamadya Malang saja.
5. Tidak menghitung jarak, karena Brown gibson tidak ada algoritma untuk
perhitungan jarak, hanya sebagai nilai pengambilan keputusan saja dengan
menghasilkan nilai probabilitas global sebagai nilai terbaik.
6. Pemilihan daerah lokasi pembangunan dibatasi hanya area kecamatan saja.
7. Tidak ada pemilihan kriteria luas tanah pada sistem ini karena luas tanah
pada lokasi pemilihan pembangunan LBB ini telah ditetapkan standarisasi
luas tanah yang cocok untuk pembangunan sebuah LBB.
8. Web yang dihasilkan bersifat dinamis tetapi dibatasi hanya untuk
perhitungan Brown Gibson, dan pengelolaan database yang ada pada
sistem.
1.4 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya Tugas Akhir ini diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Membuat Aplikasi berbasis Web yang dapat memberikan saran lokasi
alternatif yang memenuhi kriteria syarat-syarat dalam membangun
Lembaga bimbingan belajar sesuai dengan referensi yang didapat dari Bank
2. Menerapkan Metode Brown Gibson pada aplikasi ini untuk menentukan
Lokasi lembaga bimbingan belajar berdasarkan faktor dan kriteria yang
sesuai dengan kebutuhan pengelola.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan yang akan diurai dalam buku laporan proyek
akhir ini terbagi dalam bab-bab yang akan dibahas sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,
tujuan proyek akhir, perumusan masalah, batasan masalah,
metodologi, serta sistematika pembahasan dari proyek akhir ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan
penyelesaian proyek akhir, diantaranya teori tentang Sistem,
Brown Gibson Method, Lembaga Bimbingan Belajar dan teori-teori
lain yang didapatkan dari berbagai macam buku serta
sumber-sumber terkait lainnya yang berhubungan dengan pembuatan
proyek akhir ini.
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM
Bab ini membahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem
yang dikerjakan mulai dari data mentah yang kemudian diolah
sampai ditampilkan pada aplikasi berbasis web ini.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Bab ini menyajikan dan menjelaskan seluruh hasil dan analisa
bagaimana proses analisa tersebut hingga dapat ditampilkan ke
dalam aplikasi berbais web ini.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari uji coba perangkat lunak, dan saran
untuk pengembangan, perbaikan serta penyempurnaan terhadap
7 2.1 Sistem
2.1.1 Definisi Sistem
Menurut Jogiyanto (2005:2), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen
yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan maksud
dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang
menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives)
2.1.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:
1. Komponen (component), sistem merupakan kumpulan komponen
yang saling berinteraksi.
2. Batas sistem (boundary), merupakan sesuatu yang membatasi
antara komponen yang satu dengan yang lain atau membatasi suatu
sistem dengan sistem lain (lingkungan luar).
3. Lingkungan Luar (environment), lingkungan yang selalu
mempengaruhi operasi dari sistem tersebut.
4. Penghubung (interface), suatu media yang menghubungkan antara
komponen yang satu dengan komponen yang lain sehingga antar
5. Masukan (input), sesuatu yang berasal dari subsistem dan
dimasukkan dalam suatu sistem agar dapat menghasilkan suatu
keluaran yang berguna (diinginkan).
6. Keluaran (output), hasil proses dari suatu masukan.
7. Pengolahan (processing)
8. Suatu bagian yang akan merubah atau memproses suatu masukan
menjadi suatu keluaran.
9. Sasaran dan tujuan (goal), merupakan hasil yang akan dicapai dari
suatu sistem.
10. Strategi (strategy), agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai
maka diperlukan suatu strategi.
2.1.3 Syarat-syarat Sistem
Syarat-syarat suatu sistem, yaitu:
1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan.
2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
3. Adanya hubungan diantara elemen sistem.
4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih
penting dari pada elemen sistem.
2.2 Brown Gibson
Metode Brown Gibson dikembangkan oleh P. Brown dan D. Gibson pada
tahun 1972. Metode ini digunakan untuk menganalisa alternatif lokasi yang
dikembangkan berdasarkan konsep “Preference Of Measurement” yang
mengkombinasikan faktor subjektif dan objektif. Metode Brown Gibson biasa
digunakan untuk pengambilan keputusan yang memiliki multi atribut
(Ammarapala dan Luxhoj, 2000).
Prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk
mengaplikasikan metode Brown Gibson secara garis besar dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Eliminasi setiap alternatif site lokasi yang secara sepintas jelas tidak layak
dan feasible untuk dipilih, misalnya harga tanah yang melebihi anggaran
dan sebagainya.
2. Hitung dan tetapkan performance measurement dari faktor objektif (OFi)
untuk setiap alternatif lokasi. Ukuran performance untuk faktor objektif
dihitung berdasarkan estimasi seluruh biaya yang relevan dengan total
biaya yang akan dikeluarkan untuk mendirikan LBB(biaya investasi)(Ci)
untuk setiap lokasi yang dipertimbangkan.
OFi = [Ci. ∑(1/Ci)] ‾ ¹ ………...2.2.1
3. Tentukan faktor-faktor yang lebih bersifat subjektif pada saat menetapkan
alternatif lokasi. Estimasi dari ukuran faktor performance faktor subjektif
(SFi) untuk setiap lokasi untuk setiap lokasi ditentukan dengan
menggunakan rumus :
Dimana : ∑ SFi = 1
Keterangan : i : banyaknya lokasi
j : prioritas faktor subjektif = 1,2,3,..n
Wj : rating faktor dengan menggunakan “Forced choice
pairwise comparison”
Rij : rangking faktor subjektif masing-masing alternatif
lokasi (0 ≤ Rij ≥ 1 dan ∑Rij = 1)
“forced choice pairwise comparison” prinsipnya adalah membandingkan
dan menilai suatu faktor subjektif terhadap faktor subjektif secara
berpasangan (pairwise) yang penilaiannya didasarkan pada :
- Lebih baik diberi point = 1
- Sama baik diberi point masing-masing = 1
- Sama jelek diberi point masing-masing = 0
- Lebih jelek diberi point = 0
4. Buat pembobotan mana yang lebih dipertimbangkan, antara faktor objektif
(bobot = k) dengan faktor subjektif (bobot = 1-k) dimana 0 < k < 1.
Kombinasikan faktor objektif (OFi) dengan faktor subjektif (SFi) yang
akan menghasilkan “Location preference measure” (LPMi) untuk setiap
alternatif lokasi yang ada
LPMi = K (OFi) + 1 (1-k) (SFi)………2.2.3
Dimana : ∑ LPMi = 1
5. Keputusan diambil berdasarkan alternatif lokasi yang memiliki nilai LPMi
2.3 World Wide Web (WWW)
Menurut Lenny (2004:5) Web atau World Wide Web adalah suatu ruang
informasi di mana sumber-sumber daya yang berguna diidentifikasi oleh pengenal
global yang disebut Uniform Resource Identifier (URI).
2.3.1 Sejarah Web
Penemu situs web adalah Sir Timothy John ¨Tim¨ Berners-Lee,
sedangkan situs web yang tersambung dengan jaringan pertamakali muncul
pada Tahun 1991. Maksud dari Tim ketika merancang situs web adalah untuk
memudahkan tukar menukar dan memperbarui informasi pada sesama peneliti
di tempat ia bekerja. Pada tanggal 30 April 1993, CERN (tempat dimana Tim
bekerja) mengumumkan bahwa WWW dapat digunakan secara gratis oleh
publik.
Sebuah situs web bisa berupa hasil kerja dari perorangan atau individu,
atau menunjukkan kepemilikan dari suatu organisasi, perusahaan. biasanya
pembahasan dalam sebuah situs web merujuk pada sebuah ataupun beberapa
topik khusus, atau kepentingan tertentu. Sebuah situs web bisa berisi pranala
yang menghubungkan ke situs web lain, demkian pula dengan situs web
lainnya. Hal ini terkadang membuat perbedaan antara situs web yang dibuat
oleh individu ataupun perseorangan dengan situs web yang dibuat oleh
organisasi bisnis menjadi tidak begitu jelas.
Situs web biasanya ditempatkan pada server web. Sebuah server web
umumnya telah dilengkapi dengan perangkat-perangkat lunak khusus untuk
HTTP yang disebut sebagai Server HTTP seperti Apache HTTP Server, atau
Internet Information Services (IIS).
2.3.2 Jenis-jenis Web dari Perkembangannya
1. Web
Merupakan teknologi Web generasi pertama yang merupakan
revolusi baru di dunia Internet karena telah mengubah cara kerja dunia
industri dan media. Pada dasarnya, Website yang dibangun pada
generasi pertama ini secara umum dikembangkan untuk pengaksesan
informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif. Berbagai Website
seperti situs berita “cnn.com” atau situs belanja “Bhinneka.com” dapat
dikategorikan ke dalam jenis ini.
2. Web 2.0
Web 2.0 Istilah Web 2.0 pertama kalinya diperkenalkan oleh
O’Reilly Media pada tahun 2004 sebagai teknologi Web generasi
kedua yang mengedepankan kolaborasi dan sharing informasi secara
online. Menurut Tim O’Reilly, Web 2.0 dapat didefinisikan sebagai
berikut: “Web 2.0 adalah revolusi bisnis di industri komputer yang
disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, dan merupakan
suatu percobaan untuk memahami berbagai aturan untuk mencapai
keberhasilan pada platform baru tersebut.
Salah satu aturan terutama adalah: Membangun aplikasi yang
mengeksploitasi efek jaringan untuk mendapatkan lebih banyak lagi
pengguna aplikasi tersebut” Berbagai layanan berbasis web seperti
“del.icio.us”) merupakan teknologi Web 2.0 yang menambah
interaktifitas di antara para pengguna Web.
3. Web 3.0 / Semantic Web
Walaupun masih dalam perdebatan di kalangan analis dan
peneliti, istilah Web 3.0 tetap berpotensi menjadi generasi teknologi di
dunia Internet.
Saat ini, definisi untuk Web 3.0 sangat beragam mulai dari
pengaksesan broadband secara mobile sampai kepada layanan Web
berisikan perangkat lunak bersifat on-demand [Joh07]. Namun,
menurut John Markoff, Web 3.0 adalah sekumpulan teknologi yang
menawarkan cara baru yang efisien dalam membantu komputer
mengorganisasi dan menarik kesimpulan dari data online.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan tersebut, maka pada
dasarnya Semantic Web memiliki tujuan yang sama karena Semantic
Web memiliki isi Web yang tidak dapat hanya diekpresikan di dalam
bahasa alami yang dimengerti manusia, tetapi juga di dalam bentuk
yang dapat dimengerti, diinterpretasi dan digunakan oleh perangkat
lunak (software agents).
Melalui Semantic Web inilah, berbagai perangkat lunak akan
mampu mencari, membagi, dan mengintegrasikan informasi dengan
cara yang lebih mudah [Tim01]. Pembuatan Semantic Web
dimungkinkan dengan adanya sekumpulan standar yang dikoordinasi
penting dalam membangun Semantic Web adalah XML, XML
Schema, RDF, OWL, dan SPARQL.
2.4 Database PostgreSQL
PostgreSQL adalah basisdata server yang gratis, andal dan kaya fitur. Untuk
aplikasi bisnis, umumnya PostgreSQL dapat diandalkan. Koneksi dari Python pun
dapat dilakukan dengan mudah. Selain PostgreSQL juga terdapat basisdata
MySQL yang juga gratis, dan handal. Tetapi penulis lebih memilih PostgreSQL
karena fitur yang dimiliki oleh PostgreSQL lebih sesuai kebutuhan dalam
pengerjaan proyek akhir. PostgreSQL dapat menyimpan file peta yang berformaf
shp, tetapi MySQL tidak dapat nenyimpan file yang berformat shp.
2.5 PHP
2.5.1 Pengenalan PHP
PHP merupakan bahasa berbentuk script yang disertakan dalam
dokumen HTML, bekerja di sisi server sehingga script-nya tak tampak di
sisi client. PHP dirancang untuk dapat bekerja sama dengan database server
dan dibuat sedemikian rupa sehingga pembuatan dokumen HTML yang
dapat mengakses database menjadi begitu mudah atau secara umum
dokumen yang dihasilkan adalah dokumen WEB Dinamis.
Pada saat ini PHP cukup popular sebagai piranti pemrograman WEB
di lingkungan Linux. Walaupun demikian PHP sebenarnya juga dapat
berfungsi pada server-server yang berbasis UNIX, Windows dan Macintosh.
Pada awalnya PHP dirancang untuk berintegrasi dengan Web Server
seperti IIS dan PWS. PHP bersifat freeware, artinya bebas untuk dipakai
tanpa harus membayar lisensi.
2.5.2 Konsep Kerja PHP
Model kerja HTML diawali dengan permintaan suatu halaman web
oleh browser. Berdasarkan URL atau dikenal dengan sebutan alamat
internet, browser mendapatkan alamat dari web server, mengidentifikasi
halaman yang dikehendaki dan menyampaikan segala informasi yang
dibutuhkan oleh web server. Informasi yang disampaikan ke web server
antara lain adalah nama browser, versinya dan sistem operasinya.
Selanjutnya web server akan mencarikan berkas yang diminta dan
memberikan isinya ke browser. Browser yang mendapatkan isinya segera
melakukan proses penterjemahan kode HTML dan menampilkan ke layar
pemakai. Gambar 2.3 menunjukkan skema HTML
Bagaimana halnya kalau yang diminta adalah sebuah halaman PHP ?
Prinsipnya serupa dengan kode HTML, hanya saja ketika berkas PHP dan
mesin inilah yang memproses dan memberikan hasilnya ( Berupa kode
HTML ) ke web Server untuk selanjutnya disampaikan ke client yang
request. Gambar 2.4 menunjukkan skema PHP.
Gambar 2.1 Skema HTML (Edy Winarno dan Ali Zaki, 2010) Web Server
Respon HTML
Request HTTP
Gambar 2.2 Skema PHP (Edy Winarno dan Ali Zaki, 2010)
2.6 Lembaga Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan pendidikan non formal baik yang dilakukan
di lingkungan sekolah maupun di lembaga pendidikan luar sekolah di luar jam
pelajaran sekolah formal. Bimbingan belajar ini bertujuan untuk membantu siswa
meningkatkan prestasi akademik di sekolah, meloloskan siswa yang meneruskan
sekolah ke jenjang berikutnya sesuai dengan keinginannya (Siahaan, 2002).
2.7 Interaksi Manusia dan Komputer
Menurut Rizky (2007:3) Interaksi Manusia dan Komputer (IMK)
dideskripsikan sebagai sebuah disiplin ilmu yang mempelajari desain, evaluasi,
implementasi dan sistem komputer interaktif untuk dipakai oleh manusia, beserta
studi tentang faktor- faktor utama dalam lingkungan interaksinya. Deskripsi IMK
menurut Galitz (2002) dalam Rizky(2007:3) adalah suatu ilmu yang mempelajari
perencanaan dan desain tentang cara manusia dan komputer saling bekerjasama
sehingga manusia merasa puas dengan cara yang paling efektif. Mesin PHP
Series PHP
Web Server Respon
Browser HTML
Menurut Rizky (2007:6), komponen-komponen penting dalam IMK yaitu
interaksi, manusia, dan komputer. Interaksi adalah komunikasi yang terjadi antara
manusia dan komputer. Jenis-jenis komunikasi tersebut antara lain command
entry, menus and navigation, forms and spreadsheets, question and answer
dialogue, natural language dialogue, windows icon menu pointer, dan direct
manipulation. Komponen selanjutnya yaitu manusia yang dalam hal ini adalah
pengguna yaneg dapat berupa seorang atau sekelompok pengguna yang bekerja
dalam sebuah tim atau organisasi dan saling berkaitan dalam mengerjakan tugas
tertentu. Manusia dalam konteks IMK yang juga harus diperhatikan adalah
komputer. Komputer diartikan sebagai perangkat keras ataupun perangkat lunak
dari berbagai macam jenis yang nantinya berinteraksi dengan unsur manusia.
Galitz (2002) dalam Rizky (2007:26) menjelaskan bahwa sebelum
memulai sebuah proses desain interface, terdapat beberapa tip desain yang harus
diperhatikan, antara lain:
1. Memenuhi kaidah estetika.
Sebuah desain dapat disebut baik secara estetika jika (1) di dalamnya
terdapat perbedaan yang jelas dan kontras antar elemen dalam sebuah
tampilan. Misalnya tampilan tombol yang berbeda warna dengan
tampilan textbox, (2) terdiri dari beberapa kelompok yang jelas antara
inpitan dan tombol proses, (3) antar elemen dan kelompok tampilan
dipisah dengan alignment yang rapi, (4) sederhana dan tidak terlalu
2. Dapat dimengerti.
Sebuah desain harus dapat dimengerti dengan cepat dari segi tampilan
secara visual, fungsi yang akan ditonjolkan, penggunaan kata-kata
yang singkat dan jelas baik dalam tampilan maupun dalam perintah.
Penggunaan metafora atau pemisalan yang berlebihan dalam sebuah
fungsi harus dihindari.
3. Kompatibilitas.
Sebuah desain interface harus dapat memenuhi kompatibilitas dari
berbagai segi antara lain (1) kompatibilitas pengguna yaitu dapat
digunakan oleh pengguna dari kalangan yang lebih luas, baik
berdasarkan strata pendidikan maupun berdasarkan usia, (2)
kompatibilitas penggunaan yaitu dapat memenuhi fungsi dan tujuan
yang ingin dicapai dari perancangan sebuah perangkat lunak dan
perangkat keras yang digunakan, (3) kompatibilitas produk yaitu agar
perangkat lunak dapat berjalan dengan baik di berbagai perangkat
keras yang ada dan sistem operasi yang menjadi target aplikasi.
4. Komprehensif.
Sebuah sistem yang baik akan membimbing penggunanya agar dapat
dan lebih mudah memahami apa yang harus diperhatikan, bagaimana
cara melakukan sesuatu, kapan dan di mana melakukan sesuatu, dan
mengapa harus melakukan sesuatu.
5. Konfigurabilitas.
Sebuah sistem harus dapat dikonfiguarasi ulang jika penggunanya
6. Konsistensi.
Memiliki konsistensi dalam penempatan dan pemilihan gaya
komponen visual misalnya tombol atau icon yang seragam.
7. Kontrol pengguna.
Pengguna dapat melakukan kontrol jika suatu saat terjadi kesalahan
dalam proses serta pemilihan fungsi tambahan dari sebuah sistem.
Hindari desain yang nantinya akan membatasi pengguna dalam
memilih tampilan tertentu.
8. Efisien.
Desain dibuat seefisien mungkin, terutama dalam penempatan
komponen, misalnya penenmpatan tombol dalam sebuah panel yang
dapat menarik perhatian pengguna.
9. Mudah dikenali.
Gunakan antar muka yang sudah dikenal oleh penggunanya, misalnya
penempatan icon cut, copy, paste secara standar dalam toolbar.
10. Toleransi.
Tidak ada sebuah sistem yang sempurna, karenanya terdapat beberapa
toleransi kesalahan yang mungkin terjadi. Usahakan agar terjadi
sebuah pesan yang dapat membimbing pengguna untuk keluar dari
kesalahan yang terjadi.
11. Sederhana.
Lima cara untuk membuat desain sederhana dan tetap sesuai dengan
keinginan pengguna, yaitu (1) sembunyikan komponen visual jika
penggunaan berbagai macam alignment, (4) usahakan agar fungsi
21
Pada bab ini akan dibahas bagaimana perancangan Sistem penentuan
lokasi lembaga bimbingan belajar berbasis web menggunakan metode Brown
Gibson.
Untuk merancang sebuah sistem, tahap pertama yang dibutuhkan adalah
tahap pengindentifikasian masalah yang kemudian dibuat metodologi
penelitiannya dan terakhir pembuatan desain interface tabel dan aplikasi. Berikut
adalah penjelasan dari tahap-tahap perancangan sistem tersebut.
3.1. Identifikasi permasalahan
Gambar 3.1 Work Flow Pencarian lokasi pembangunan LBB saat ini.
Saat ini jalannya penentuan lokasi pembangunan Lembaga Bimbingan
Belajar dirasa kurang efektif dan efisien, hal ini terbukti dengan hasil survey yang
penulis lakukan untuk mengidentifikasi masalah yang ada yang ditunjukkan pada
Survey identifikasi masalah yang penulis dapat yaitu saat ini untuk
menemukan lokasi yang strategis untuk membangun sebuah LBB, seorang
pengelola harus mengutus seorang surveyor. Tentunya dengan mengutus seorang
surveyor dibutuhkan waktu dan biaya yang membuat jalannya sistem ini menjadi
kurang efisien dan efektif yang menjadikan ini sebuah masalah.
Dari masalah yang ada pada sistem penentuan lokasi pembangunan LBB
saat ini dirasa perlu adanya suatu Sistem berbasis web dengan metode Brown
gibson. Hal ini dipaparkan pada penjelasan dibawah ini :
1. Mengapa harus berbasis web?
Dari masalah pengeluaran biaya dan waktu untuk survey yang
dipaparkan penulis tersebut, dirasa perlu menggunakan sistem yang
berbasis web karena dengan berbasis web, biaya dan waktu survey tersebut
dapat diminimalkan.
Hal ini dapat dijelaskan dari fungsi web itu sendiri yang bisa
diakses oleh siapapun dan dimanapun, sehingga seorang pengelola LBB
tidak perlu membayar surveyor berhari-hari untuk melakukan survey
lokasi. Akan tetapi seorang pengelola hanya perlu mengakses web dan
input prioritas untuk mendapatkan saran lokasi yang diinginkan dari
Sistem yang penulis bangun nanti.
2. Mengapa Brown gibson?
Karena seorang pengelola perlu adanya kriteria (faktor subjektif)
dan faktor investasi (faktor objektif) yang mendukung lokasi
agar dapat membantu pengelola mendapatkan lokasi alternatif yang sesuai
dengan kriteria yang diinginkan.
Dan karena bervariasinya Lembaga Bimbingan Belajar saat ini
tentunya kriteria yang diinginkan tiap pengelola dari tiap-tiap Lembaga
Bimbingan Belajar itu juga bervariasi. Untuk itu dibutuhkan suatu metode
yang dapat menentukan lokasi dengan input kriteria yang bervariasi dan
sesuai dengan kebutuhan pengelola.
Dari kebutuhan pengelola tersebut maka ditetapkan metode yang
cocok dengan permasalahan yang ada diatas adalah metode Brown gibson.
Karena metode Brown gibson ini digunakan untuk menganalisa alternatif
lokasi dan mengkombinasikannya dengan faktor subjektif dan objektif
untuk pengambilan keputusan yang memiliki multi atribut.
Dengan menggunakan metode Brown gibson ini, tiap-tiap
pengelola dari berbagai Lembaga Bimbingan Belajar dapat menginputkan
kriteria dan faktor investasi sesuai dengan kebutuhan kriteria dan faktor
investasi yang diinginkan pengelola tersebut. Dan saran lokasi alternatif
yang diberikan juga multi atribut atau tidak hanya satu, tetapi banyak
lokasi yang disarankan sistem mulai dari yang terbaik sampai yang
terjelek. Sehingga pengelola dapat mempertimbangkan setiap lokasi yang
3.2. Metodologi penelitian
3.2.1 Blok Diagram
Data SD
Data SMP
Data SMA
Data Perumahan
Data LBB
Data Lokasi Alternatif
Metode Brown Gibson
Data Alternatif yang
disarankan
WEB
Data Rumah Makan
Data Mall dan Ruko
Gambar 3.2 Blok Diagram Pengolahan Data
Gambar 3.2 menunjukkan alur proses pengolahan data mulai dari data
mentah yang dimasukkan kedalam database yang nantinya akan dilakukan
perhitungan dengan Metode Brown Gibson.
Pada perhitungan Brown Gibson tersebut dilakukan comparing data
dengan teknik pairwise comparison untuk tiap-tiap data kebutuhan kriteria
Dari perhitungan Brown Gibson tersebut nantinya akan didapatkan
saran lokasi alternatif yang ditampilkan pada Sistem berbasis web yang
penulis bangun ini.
Sedangkan untuk pembuatan aplikasi berbasis web ini diperlukan
analisa sistem yang terdiri dari Docflow dan sysflow sebagai perbandingan
alur sistem lama dan yang akan penulis buat, serta Data flow diagram (DFD)
untuk mengetahui proses aliran data dan informasi. Analisa sistem tersebut
dijelaskan pada point 3.2.2 dan 3.2.3 dibawah ini.
3.2.2 Document Flow dan System Flow
Bagian ini menjelaskan bagaimana alur jalannya sistem penentuan
lokasi pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar yang lama dan jalannya
alur sistem yang baru. Perancangan Docflow dan Sysflow ini digunakan untuk
perbandingan perubahan jalannya sistem yang penulis rancang. Agar
pembaca dapat membedakan antara alur jalannya sistem yang lama dan
jalannya sistem yang penulis rancang.
1. Document Flow Penentuan Lokasi LBB lama
Berikut adalah DocFlow jalannya sistem penentuan lokasi
pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar yang lama yang saat ini masih
dilakukan dengan mengutus seorang surveyor dalam mencari lokasi
Document Flow Penentuan lokasi LBB lama
Gambar 3.3 Document Flow pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar lama
Gambar 3.3 menjelaskan alur proses jalannya sistem penentuan
lokasi LBB yang lama. Pada sistem yang lama ini terdapat dua entitas
yang berpengaruh dalam penentuan lokasi LBB, yaitu seorang manajer
dan surveyor.
Pertama kali seorang manajer akan request lokasi pada surveyor,
kemudian surveyor ini akan melakukan survey lokasi dan membuat
laporan data lokasi tersurvey untuk manajer yang gunanya agar manajer
maka proses selesai, tetapi jika tidak setuju maka proses akan kembali
pada surveyor melakukan survey lokasi lagi.
2. System Flow Penentuan Lokasi LBB baru
Berikut adalah System Flow jalannya sistem penentuan lokasi
pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar yang baru dengan sistem
penentuan lokasi menggunakan metode Brown Gibson.
Gambar 3.4 System Flow Penentuan Lokasi Pembangunan LBB dengan metode
Gambar 3.4 menjelaskan bagaimana alur proses dari sistem yang
penulis rancang. Pada sistem yang penulis rancang ini terdapat 2 entitas
yang sama dengan sistem lama yaitu manajer dan surveyor.
Proses yang pertama dilakukan adalah seorang manajer mengakses
web penentuan lokasi LBB dengan metode Brown Gibson yang penulis
bangun, yang kemudian manajer tersebut melakukan input prioritas
kriteria pilihannya agar sistem ini dapat melakukan perhitungan dari
prioritas kriteria yang diinputkan manajer.
Sistem akan menampilkan data lokasi 3 terbaik untuk
pembangunan LBB nantinya. Data lokasi alternatif yang ditampilkan
tersebut diambil sistem dari database alternatif dan temp. Setelah lokasi
ditampilkan, pengelola hanya tinggal melakukan printing map dari lokasi
yang disarankan oleh sistem yang nantinya akan diberikan pada surveyor.
Hasil dari print map tadi akan diserahkan pada seorang surveyor yang
nantinya melakukan survey ke lokasi yang manajer inginkan tersebut.
Setelah sampai pada lokasi yang sesuai dengan print map dari
manajer seorang surveyor tinggal melakukan foto lokasi dan menyerahkan
foto tersebut pada manajer lagi untuk disetujui atau tidaknya. Jika manajer
tersebut tidak setuju dengan lokasi yang sistem sarankan maka proses
kembali pada display lokasi alternatif lain yang disarankan sistem dan
menuju proses surveyor melakukan survey lagi. Tetapi jika manajer setuju
3.2.3 Data Flow Diagram (DFD)
1. Data Flow Diagram (Context Diagram)
Data lokasi alternatif Data Kriteria
Informasi data lokasi pembangunan
Informasi Kriteria permintaan
Informasi kriteria pembangunan Informasi kriteria permintaan User
Data update Data input
0
Sistem Penentuan Lokasi Pembangunan LBB
+ Admin
User
Gambar 3.5 Context Diagram Sistem Informasi Penentuan Lokasi LBB
Gambar 3.5 menunjukkan sistem yang penulis buat ini memiliki 2
entitas yaitu User dan Admin. Peran admin disini adalah memberikan data
input dan update yang dibutuhkan sistem ini seperti halnya data lokasi
LBB yang sudah ada di kota Malang, data lokasi alternatif yang
disarankan untuk pembangunan beserta jumlah investasinya, data lokasi
SD, SMP dan SMA yang ada dikota Malang, data trayek, data mall dan
ruko, data rumah makan, data perumahan dan data kriteria kebutuhan user.
Sedangkan User disini hanya dapat melakukan input data lokasi
alternatif saja tanpa bisa melakukan update data. User akan mendapatkan
dibutuhkan untuk membangun LBB. User akan memberikan umpan balik
pada sistem berupa inputan kriteria yang diinginkan kemudian sistem akan
memberikan umpan balik lokasi alternatif yang memenuhi kriteria inputan
User. Proses terakhir admin mendapat umpan balik dari sistem berupa
informasi kriteria permintaan User.
2. Data Flow Diagram (Level 0)
Data user
Data Mall dan Ruko
Data Rumah Makan
Informasi data lokasi pembangunan
Informasi kriteria pembangunan Informasi kriteria permintaan User
Data update
Input dan update data
+
2
Menghitung dengan perhitungan Brown Gibson
12 Mall & Ruko
Gambar 3.6 Data Flow Diagram Sistem Informasi Penentuan Lokasi LBB
Gambar 3.6 menunjukkan Data Flow Diagram (Level 0) Sistem
penentuan lokasi LBB. Pada Data Flow Diagram (Level 0) ini terdapat 2
proses yaitu proses input dan update data serta Proses Penentuan lokasi.
Yang berhak melakukan proses input dan update data disini hanya
Admin saja sedangkan user hanya dapat melakukan input data lokasi
alternatif saja. Proses input data disini tersedia 8 database yaitu database
User, SD, SMP, SMA, LBB, Rumah Makan, Mall dan Ruko dan database
alternatif. Sedangkan untuk proses update hanya bisa dilakukan pada
database LBB, database alternatif dan database User/login.
Proses yang kedua adalah proses penentuan lokasi yang hanya
terhubung dengan database Alternatif karena dalam proses penentuan
lokasi disini user hanya membutuhkan informasi dari lokasi alternatif yang
diberikan sistem saja.
3. Data Flow Diagram (Level 1)
Gambar 3.7 menunjukkan Data Flow Diagram (Level 1) Sistem
penentuan lokasi LBB. Pada Data Flow Diagram (Level 1) ini terdapat 2
proses yaitu proses input dan proses update data.
Yang berhak melakukan proses input dan update data disini hanya
Admin saja sedangkan user hanya dapat melakukan input data lokasi
alternatif saja. Setelah proses input dan update data selesai maka proses
kembali ke level 0 untuk menuju proses perhitungan Brown Gibson.
3.2.4 Perancangan proses
Perancangan proses dalam Sistem Penentuan Lokasi pembangunan
LBB ini ditampilkan dalam bentuk Flowchart admin dalam melakukan input
dan update data dan Flowchart yang menggambarkan jalannya perhitungan
penentuan lokasi dengan metode Brown Gibson.
1. Flowchart Admin (Input dan Update data)
Proses yang dilakukan admin untuk input dan update data disini
ditunjukkan pada Gambar 3.8 dibawah ini.
2. Flowchart Sistem Penentuan lokasi LBB dengan Metode Brown Gibson
Mulai
Prioritas kriteria = range 1- 6 Faktor uang (objektif) = range 1- 10 Faktor kriteria (subjektif) = 10 - faktor uang
Read data input
Hitung OFi = [Ci . ∑(1/Ci)]ˉ¹ Ci = jumlah investasi
j = ranking prioritas Wj = forced – choice pairwise
comparison
Rij = pairwise comparison
SFi = 0 LPMi = 0 K = faktor uang/10
Hitung j = sum ranking/jumlah ranking
Wj = bandingkan ranking
Rij = Bandingkan
faktor kriteria Sfi = ∑(Wj.Rij) LPMi = k (OFi) + 1 (1-k)(SFi) Read
LPMi DESC Selesai
Gambar 3.9 Flowchart Sistem Penentuan lokasi LBB dengan Metode Brown
Gibson
Gambar 3.8 pada Halaman 33 diatas menjelaskan proses yang terjadi
ketika seorang admin akan melakukan proses input atau update data. Proses yang
pertama kali seorang admin lakukan adalah masuk dalam menu web dan
sistem akan mengeluarkan output data peta yang telah di input sedangkan jika
admin melakukan proses update maka sistem juga akan memberikan output
berupa data peta yang telah diupdate.
Setelah proses input atau proses update selesai maka admin akan
melakukan logout untuk keluar dari sistem. Setelah proses logout maka jalannya
proses input dan update ini berakhir.
Gambar 3.9 pada Halaman 34 diatas menjelaskan bagaimana jalannya
sistem penentuan lokasi LBB dengan Metode Brown Gibson yang ditampilkan
dalam bentuk Flowchart. Berikut ini adalah penjelasan dari Flowchartsystem :
1. Pertama adalah input kriteria-kriteria apa saja yang dibutuhkan untuk
menentukan suatu lokasi LBB.
2. Setelah inputan kriteria selesai maka sistem akan mengambil nilai C1 yaitu
nilai perhitungan biaya tiap-tiap lokasi untuk dibangun sebuah LBB.
3. Setelah C1 tiap lokasi didapat maka dilakukan perhitungan OFI
(performance measurement). OFI disini adalah nilai faktor objektif yang
nantinya akan digunakan untuk pembanding faktor subjektif.
Langkah selanjutnya ada melakukan matrik perbandingan atau dalam
metode Brown Gibson ini disebutkan dengan forced choice pairwise
comparison. “forced choice pairwise comparison” prinsipnya adalah
membandingkan dan menilai suatu faktor subjektif terhadap faktor
subjektif secara berpasangan (pairwise) yang penilaiannya didasarkan
- Lebih baik diberi point = 1
- Sama baik diberi point masing-masing = 1
- Sama jelek diberi point masing-masing = 0
- Lebih jelek diberi point = 0
4. Proses selanjutnya adalah menentukan Rij yaitu ranking faktor subjektif.
Jika Rij sudah didapat maka tinggal menentukan nilai dari SFI yaitu
Estimasi dari ukuran faktor performance faktor subjektif.
5. Setelah SFi terhitung maka sistem akan meminta pembobotan antara faktor
subjektif dan objektif agar nantinya inputan pembobotan dari user
diteruskan dengan perhitungan LPMi.
6. LPMi ini adalah nilai akhir yang nilainya akan diurutkan jika nilainya
paling besar maka lokasi yang mempunyai nilai LPMi terbesar inilah yang
menjadi prioritas pertama untuk pembangunan LBB. Berikut selanjutnya
LPMi terbesar kedua dan sampai lokasi yang mempunyai nilai LPMi
paling kecil.
7. Nilai LPMi ini didapat dari perhitungan perkalian dari nilai faktor subjektif
3.2.5 ERD (Entity Relation Diagram)
a. CDM (Conceptual Data Model)
1_N
Gambar 3.10 CDM (Conceptual Data Model)
b. PDM (Physical Data Model)
Gambar 3.10 adalah CDM (Conceptual Data Model) dan Gambar 3.11
adalah PDM (Physical Data Model) kedua gambar tersebut menjelaskan database
apa saja yang dibutuhkan sistem ini untuk menentukan lokasi LBB yang sesuai
dengan kriteria inputan user. Database yang berelasi pada sistem ini adalah
database login, alternatif, temp dan database malang_lbb. Database login dibuat
berelasi dengan database alternatif dan database malang_lbb karena agar sistem
dapat menampilkan web menu untuk hak akses tiap user. Sedangkan database
temp dibuat berelasi dengan database alternatif ini gunanya pada saat perhitungan
kriteria dengan metode Brown Gibson nilai yang didapat ditampung dalam
database temp dan ditampilkan lokasinya sesuai dengan gid (primary key)
database alternatif.
3.3. Daftar Tabel
Setelah proses analisa dan perancangan sistem telah selesai dilakukan, hal
selanjutnya yang harus dilakukan adalah merancang database. PostgreSQL
merupakan database yang tepat untuk digunakan dalam pembuatan sistem yang
menggunakan peta, karena dalam PostgreSQL dapat menyimpan data-data spasial
yang berguna untuk penentuan titik koordinat agar dapat ditampilkan kedalam
peta. Data spasial ini disimpan dalam Postgis yang memiliki kolom geometri
(Geometry Coloum). Perancangan database pada sistem yang penulis bangun ini
a. Tabel malang_lbb
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai data lokasi
Lembaga bimbingan belajar yang telah ada di Kotamadya Malang. Data-data
tersebut akan dimasukkan kedalam database yang struktur tabelnya dapat
dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1 Tabel struktur database lembaga bimbingan belajar
Field Tipe Data Deskripsi
Gid Integer Primary Key
x Integer Koordinat titik x
y Integer Koordinat titik y
nama Varchar50 Nama tempat lbb
alamat Varchar50 Alamat tempat lokasi lbb
the_geom geometry Menyimpan data spasial
b. Tabel SMA
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai data lokasi
Sekolah Menengah Atas (SMA) yang telah ada di Kotamadya Malang.
Data-data tersebut akan dimasukkan kedalam Data-database yang struktur tabelnya dapat
dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2 Tabel struktur database SMA
Field Tipe Data Deskripsi
Gid Integer Primary Key
nama Varchar50 Nama SMA
alamat Varchar50 Alamat SMA
notelpon Varchar50 Notelpon SMA
x Integer Koordinat titik x
y Integer Koordinat titik y
c. Tabel SMP
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai data lokasi
Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang telah ada di Kotamadya Malang.
Data-data tersebut akan dimasukkan kedalam database yang struktur tabelnya
dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3 Tabel struktur database SMP
Field Tipe Data Deskripsi
Gid Integer Primary Key
Nama Varchar50 Nama SMP
Alamat Varchar50 Alamat SMP
notelpon Varchar50 Notelpon SMP
x Integer Koordinat titik x
Y Integer Koordinat titik y
The_geom geometry Menyimpan data spasial
d. Tabel SD
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai data lokasi
Sekolah Dasar (SD) yang telah ada di Kotamadya Malang. Data-data tersebut
akan dimasukkan kedalam database yang struktur tabelnya dapat dilihat pada
Tabel 3.4 di bawah ini.
Tabel 3.4 Tabel struktur database SD
Field Tipe Data Deskripsi
Gid Integer Primary Key
Nama Varchar50 Nama SD
Alamat Varchar50 Alamat SD
Notelpon Varchar50 Notelpon SD
x Integer Koordinat titik x
y Integer Koordinat titik y
e. Tabel alternatif
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai data lokasi
Alternatif saran dari penulis yang ada di Kotamadya Malang untuk pengelola
Lembaga. Data-data tersebut akan dimasukkan kedalam database yang
struktur tabelnya dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini.
Tabel 3.5 Tabel struktur database lokasi alternatif
Field Tipe Data Deskripsi
Gid Integer Primary Key
x Integer Koordinat titik x
y Integer Koordinat titik y
Alternatif Varchar50 Nama/Deskripsi alternatif
alamat Varchar50 Alamat alternatif
the_geom geometry Menyimpan data spasial
jum_tray float4 Jumlah trayek
jum_mall float4 Jumlah Mall & Ruko
jum_sma float4 Jumlah sma
jum_smp float4 Jumlah smp
jum_sd float4 Jumlah sd
jum_ perum float4 Jumlah perumahan
jum_inves Numeric Jumlah investasi
Jum_warung float4 Jumlah Rumah Makan
Status text Status alternatif
Daya_listrik Numeric Daya Listrik (Watt)
Kecamatan Varchar20 Kecamatan
f. Tabel namajalan
Tabel ini digunakan untuk menyimpan data-data atribut peta nama jalan.
Tabel 3.6 Tabel struktur database nama jalan
Field Tipe Data Deskripsi
Gid Integer Primary Key
string Varchar50 Nama jalan
x numeric Koordinat titik x
y numeric Koordinat titik y
the_geom geometry Menyimpan data spasial
g. Tabel perumahan
Tabel ini digunakan untuk menyimpan data-data atribut peta perumahan.
Deskripsinya dapat dilihat dalam Tabel 3.7 dibawah ini.
Tabel 3.7 Tabel struktur database perumahan
Field Tipe Data Deskripsi
Gid Integer Primary Key
Nama Varchar50 Nama Perumahan
Area float4 Menyimpan nama titik awal dari genangan air
Perimeter float4 Menyimpan titik akhir dari genangan air
Kota Varchar20 Kota Perumahan
the_geom geometry Menyimpan data spasial
h. Tabel kecamatan
Tabel ini digunakan untuk menyimpan data – data atribut peta kecamatan.
Deskripsinya dapat dilihat dalam Tabel 3.8 dibawah ini.
Tabel 3.8 Tabel struktur database kecamatan
Field Tipe Data Deskripsi
gid Integer Primary Key
area float4 Menyimpan nama titik awal dari genangan air
perimeter float4 Menyimpan titik akhir dari genangan air
Lanjutan Tabel 3.8 Tabel struktur database kecamatan
Field Tipe Data Deskripsi
the_geom geometry Menyimpan data spasial
trayek float4 Jumlah trayek
i. Tabel temp
Tabel ini digunakan untuk menyimpan nilai normalisasi dari perhitungan
Metode Brown Gibson. Deskripsinya dapat dilihat dalam Tabel 3.9 dibawah
ini.
Tabel 3.9 Tabel struktur database temp
Field Tipe Data Deskripsi
Gid Integer Primary Key
LPMi Float8 Nilai LPMi tiap lokasi
j. Tabel login
Tabel ini digunakan untuk menyimpan data user yang registrasi.
Deskripsinya dapat dilihat dalam Tabel 3.10 dibawah ini.
Tabel 3.10 Tabel struktur database login
Field Tipe Data Deskripsi
Id Integer Primary Key
Nama Varchar50 Nama user
Pass Varchar50 Password user
k. Tabel Rumah Makan
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai data lokasi
Rumah Makan yang ada di Kotamadya Malang untuk pengelola Lembaga.
Data-data tersebut akan dimasukkan kedalam database yang struktur tabelnya
Tabel 3.11 Tabel struktur database rumah makan
Field Tipe Data Deskripsi
Gid Integer Primary Key
Nama Varchar50 Nama Rumah Makan
Alamat Varchar50 Alamat Rumah Makan
Notelp Varchar50 NoTelp Rumah Makan
X Integer Koordinat x
Y Integer Koordinat y
Geometry Geometry Data spasial
l. Tabel Mall dan Ruko
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai data lokasi Mall
dan Ruko yang ada di Kotamadya Malang untuk pengelola Lembaga.
Data-data tersebut akan dimasukkan kedalam Data-database yang struktur tabelnya dapat
dilihat pada Tabel 3.12 di bawah ini.
Tabel 3.12 Tabel struktur database Mall dan Ruko
Field Tipe Data Deskripsi
Gid Integer Primary Key
Nama Varchar50 Nama Rumah Makan
Alamat Varchar50 Alamat Rumah Makan
Notelp Varchar50 NoTelp Rumah Makan
X Integer Koordinat x
Y Integer Koordinat y
Geometry Geometry Data spasial
3.4 Perancangan Interface
Pada tahap ini akan dibahas mengenai tahapan perancangan interface
aplikasi. Aplikasi yang dibangun adalah aplikasi yang berbasis web, oleh karena
itu antarmuka yang dibangun adalah antarmuka web. Antarmuka yang dibangun
dirancang sesederhana mungkin sehingga memudahkan pengguna dalam
menggunakannya. Layout dan tampilannya dibuat sedemikian rupa agar
compatible dengan semua web browser yang ada saat ini. Menu-menu dan simbol
yang disediakan juga dibuat familiar sehingga user baru dapat cepat memahami
simbol-simbol dan menu-menu yang ada.
Berikut adalah Graphical User Interface dari sistem yang dirancang oleh
penulis :
A. Halaman utama web
Gambar 3.12 Desain Interface Halaman utama
Berikut ini keterangan dari desain interface halaman utama yang ditunjukkan
pada Gambar 3.12 :
Login | Penentuan lokasi | Register LOGO
Search for Grafik lokasi alternatif