• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Sistem Penentuan Lokasi Pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar Berbasis Web dengan Metode Brown Gibson (Study Kasus Kota Malang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Sistem Penentuan Lokasi Pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar Berbasis Web dengan Metode Brown Gibson (Study Kasus Kota Malang)."

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN LEMBAGA

BIMBINGAN BELAJAR BERBASIS WEB DENGAN METODE

BROWN GIBSON (STUDY KASUS KOTA MALANG)

TUGAS AKHIR

Nama : YUDHARMA WIBAWA

NIM : 06.41010.0219

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

(2)

vi

Dengan semakin meningkatnya standarisasi pendidikan terutama di kota

Malang, maka semakin banyak pula lembaga-lembaga yang berkonsentrasi untuk

membantu meningkatkan mutu SDM (siswa-siswi) dengan cara membangun

Lembaga bimbingan belajar di kota Malang.

Akan tetapi pengelola Lembaga merasa kesulitan untuk mencari lokasi

pembangunan Lembaga bimbingan belajar karena tidak adanya informasi yang

menyediakan data lokasi-lokasi kosong yang disewakan pada tiap-tiap kecamatan di

Kota Malang, sehingga dibutuhkan seorang surveyor untuk melakukan survey untuk

mencari lokasi-lokasi yang sedang disewakan tersebut. Hal ini tentunya

menyebabkan proses penentuan lokasi pembangunan Lembaga bimbingan belajar ini

menjadi tidak efektif dan efisien.

Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas adalah dengan

menggunakan aplikasi Sistem Penentuan Lokasi Lembaga Bimbingan Belajar

berbasis web dengan Metode Brown Gibson. Melalui aplikasi tersebut, seorang

pengelola dapat mengurangi biaya dan waktu survey karena dengan berbasis web

seorang pengelola akan menghemat waktu dan biaya survey lokasi. Dan dengan

menggunakan metode Brown Gibson seorang pengelola dapat menginputkan kriteria

sesuai dengan kebutuhan. Karena metode Brown Gibson adalah metode yang dapat

digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dengan multi kriteria dan multi

(3)

vii

dalam hal ini adalah kebutuhan kriteria terhadap nominal uang. Sedangkan faktor

subjektif dalam hal ini adalah kebutuhan faktor kriteria pendukung dalam pemilihan

suatu lokasi. Faktor subjektif yang dibutuhkan dalam kasus ini diantaranya faktor

jumlah trayek yang melewati lokasi alternatif, jumlah SMA, jumlah SMP, jumlah

SD, jumlah perumahan dan jumlah kompetitor yang berada dekat dengan lokasi

alternatif yang disarankan penulis.

Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, maka Sistem berbasis web dapat

mengurangi waktu survey yang asalnya seminggu bisa dikurangi menjadi 2 hari atau

bahkan 1 hari tergantung kebijaksanaan dari pengelola terhadap surveyor. Dengan

dikuranginya waktu survey tersebut, maka biaya yang dikeluarkan untuk survey juga

dapat diminimalkan.

Dan metode Brown Gibson yang diterapkan pada sistem yang penulis bangun

ini dapat memenuhi kebutuhan kriteria yang berbeda-beda dari tiap-tiap pengelola

Lembaga bimbingan belajar yang berbeda-beda, karena metode Brown Gibson

mengambil suatu keputusan dengan multiple kriteria.

(4)

x

Halaman

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Sistem ... 7

2.1.1 Definisi Sistem ... 7

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 7

2.1.3 Syarat-syarat Sistem ... 8

2.2 Brown Gibson ... 9

2.2.1 Rumus OFi ... 9

2.2.2 Rumus SFi ... 9

(5)

xi

2.3.2 Jenis-jenis Web dari perkembangannya ... 12

2.4 Database PostGreSQL ... 14

2.5 PHP ... 14

2.5.1 Pengenalan PHP ... 14

2.5.2 Konsep Kerja PHP ... 15

2.6 Lembaga Bimbingan Belajar ... 16

2.7 Interaksi Manusia dan Komputer ... 16

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 21

3.1 Identifikasi Permasalahan ... 21

3.2 Metodologi Penelitian ... 24

3.2.1 Blok Diagram ... 24

3.2.2 Document Flow dan System Flow ... 25

3.2.3 Data FlowDiagram ... 29

3.2.4 Perancangan Proses ... 32

3.2.5 ERD (Entity Relation Diagram) ... 36

3.3 Daftar Tabel ... 37

3.4 Perancangan Interface ... 44

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 64

4.1 Kebutuhan Sistem ... 64

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 64

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 65

(6)

xii

4.4.1 Kemampuan Program... 146

4.4.2 Kelemahan Program ... 147

BAB V PENUTUP ... 148

5.1 Kesimpulan ... 148

5.2 Saran ... 148

DAFTAR PUSTAKA ... 149

(7)

xiii

Tabel 3.1 Tabel Struktur Database Lembaga Bimbingan Belajar ... 38

Tabel 3.2 Tabel Struktur Database SMA ... 38

Tabel 3.3 Tabel Struktur Database SMP ... 39

Tabel 3.4 Tabel Struktur Database SD ... 39

Tabel 3.5 Tabel Struktur Database Lokasi Alternatif ... 40

Tabel 3.6 Tabel Struktur Database Nama Jalan ... 41

Tabel 3.7 Tabel Struktur Database Perumahan ... 41

Tabel 3.8 Tabel Struktur Database Kecamatan ... 41

Lanjutan Tabel 3.8 Tabel struktur Database Kecamatan... 42

Tabel 3.9 Tabel Struktur Database Temp ... 42

Tabel 3.10 Tabel Struktur Database Login ... 42

Tabel 3.11 Tabel struktur Database rumah makan ... 43

Tabel 3.12 Tabel struktur Database Mall dan Ruko ... 43

Tabel 4.1 Data kriteria Referensi Bank Indonesia ... 66

Tabel 4.2 Data kelayakan masing-masing kriteria ... 67

Tabel 4.3 Testing Input Data Lokasi Alternatif ... 71

Tabel 4.4 Test Case Input Data Lokasi Alternatif... 72

Tabel 4.5 Testing Input Data Lokasi LBB ... 78

Tabel 4.6 Test Case Input Data Lokasi LBB ... 79

Tabel 4.7 Testing Update Data Lokasi Alternatif ... 87

Tabel 4.8 Test Case Update Data Lokasi Alternatif ... 89

(8)

xiv

Tabel 4.11 Test Case Peta ... 101

Tabel 4.12 Testing Data Kriteria Inputan ... 106

Tabel 4.13 Test Case Data Kriteria Inputan ... 106

Lanjutan Tabel 4.13 Test Case Data Kriteria Inputan ... 107

Tabel 4.14 Data Perhitungan Wj ... 114

Tabel 4.15 Data Perhitungan Rij ... 117

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Rij ... 121

Tabel 4.17 Tabel Perhitungan Wj ... 121

Tabel 4.18 Testing Data kriteria inputan ... 129

Tabel 4.19 Test Case Ketepatan data ... 130

Tabel 4.20 Data lokasi alternatif ... 132

Tabel 4.21 Prioritas kebutuhan kriteria SD ... 132

Tabel 4.22 Prioritas kebutuhan kriteria SMP ... 132

Tabel 4.23 Prioritas kebutuhan kriteria SMA ... 133

Tabel 4.24 Prioritas kebutuhan kriteria Perumahan ... 133

Tabel 4.25 Prioritas kebutuhan kriteria Trayek ... 133

Tabel 4.26 Prioritas kebutuhan kriteria Mall ... 133

Tabel 4.27 Prioritas kebutuhan kriteria Rumah makan ... 134

Tabel 4.28 Kebutuhan jumlah investasi termurah ... 135

Tabel 4.29 Pemenang saran lokasi alternatif ... 135

Tabel 4.30 Testing Data kriteria inputan ... 136

(9)

xv

Tabel 4.34 Prioritas kebutuhan Rumah makan ... 139

Tabel 4.35 Prioritas kebutuhan kriteria Trayek ... 139

Tabel 4.36 Kebutuhan jumlah investasi termurah ... 140

Tabel 4.37 Pemenang saran lokasi alternatif ... 140

Tabel 4.38 Testing Data kriteria inputan ... 141

Tabel 4.39 Test Case Ketepatan data ... 141

Tabel 4.40 Data lokasi alternatif ... 143

Tabel 4.41 Prioritas kebutuhan kriteria SD ... 143

Tabel 4.42 Prioritas kebutuhan SMP ... 143

Tabel 4.43 Prioritas kebutuhan kriteria Ruko/Mall ... 144

Tabel 4.44 Kebutuhan jumlah investasi termurah ... 144

Tabel 4.45 Pemenang saran lokasi alternatif ... 145

(10)

xvi

Gambar 2.1 Skema HTML ... 15

Gambar 2.2 Skema PHP ... 16

Gambar 3.1 Work Flow Pencarian Lokasi Pembangunan LBB saat ini ... 21

Gambar 3.2 Blok Diagram Pengolahan Data ... 24

Gambar 3.3 Document Flow Pembangunan LBB Lama ... 26

Gambar 3.4 System Flow Penentuan Lokasi Pembangunan LBB dengan Metode Brown Gibson... 27

Gambar 3.5 Context Diagram Sistem Informasi Penentuan Lokasi LBB ... 29

Gambar 3.6 Data Flow Diagram Sistem Informasi Penentuan Lokasi LBB ( Level 0) ... 30

Gambar 3.7 Data Flow Diagram Sistem Informasi Penentuan Lokasi LBB ( Level 1) ... 31

Gambar 3.8 Flowchart untuk Seorang Admin (Input Update Data) ... 32

Gambar 3.9 Flowchart Sistem Penentuan Lokasi LBB dengan Metode Brown Gibson ... 33

Gambar 3.10 CDM (Conceptual Data Model) ... 36

Gambar 3.11 PDM (Physical Data Model)... 36

Gambar 3.12 Desain Interface Halaman utama ... 44

Gambar 3.13 Desain Interface Halaman Login... 46

Gambar 3.14 Desain Interface Halaman Web Admin ... 47

Gambar 3.15 Desain Interface Halaman Web User ... 49

Gambar 3.16 Desain Interface Halaman Web Perhitungan Brown Gibson ... 50

Gambar 3.17 Desain Interface Halaman Web Input Data Alternatif ... 51

Gambar 3.18 Desain Interface Halaman Web Input Data LBB ... 52

(11)

xvii

Gambar 3.22 Desain Tabel Output Halaman Web Output Data LBB... 56

Gambar 3.23 Desain Tabel Output Halaman Web Output Data User... 56

Gambar 3.24Desain Tabel Output Halaman Web Penentuan Lokasi ... 57

Gambar 3.25Grafik Lokasi Alternatif (Jumlah Trayek) ... 58

Gambar 3.26Grafik Lokasi Alternatif (Jumlah SMA) ... 59

Gambar 3.27Grafik Lokasi Alternatif (Jumlah SMP) ... 59

Gambar 3.28Grafik Lokasi Alternatif (Jumlah SD) ... 60

Gambar 3.29 Grafik Lokasi Alternatif (Jumlah Perumahan) ... 61

Gambar 3.30 Grafik Lokasi Alternatif (Jumlah Kompetitor) ... 61

Gambar 3.31 Grafik Lokasi Alternatif (Jumlah Investasi)... 62

Gambar 3.32 Grafik Nilai LPMi Lokasi Alternatif Perhitungan Brown Gibson .. 63

Gambar 4.1 Jarak Pandang Manusia ... 69

Gambar 4.2 Rumus Phytagoras ... 70

Gambar 4.3 Halaman WebInput Lokasi Alternatif” (Input Data dan Menekan Tombol Save) ... 73

Gambar 4.4 Alert “Input Data Point Alternatif Berhasil” ... 73

Gambar 4.5 Database “Alternatif Terisi ... 74

Gambar 4.6 New Tab Data Alternatif ... 74

Gambar 4.7 Tampilan Halaman WebInput Lokasi Alternatif” (Kosongi Salah Satu Field) ... 75

Gambar 4.8 Alert Proses Input Gagal ... 75

Gambar 4.9 Database “Alternatif Tidak Terisi ... 75

(12)

xviii

Gambar 4.12 Alert Proses Input Gagal ... 77

Gambar 4.13 Database “Alternatif Tidak Terisi ... 77

Gambar 4.14 Tampilan Dalam Peta (Jumlah Simbol Kotak Tidak Bertambah atau Berkurang)... 80

Gambar 4.15 Tampilan Web “Input Lokasi LBB (Input Data dan Menekan Tombol Save) ... 80

Gambar 4.16 Alert Proses Input Berhasil ... 80

Gambar 4.17 Tampilan Web Peta yang Menampilkan Lokasi LBB yang Telah Diinputkan ... 81

Gambar 4.18 Database “Malang_lbb Terisi ... 81

Gambar 4.19 Halaman Web “Input Lokasi LBB (Kosongi salah satu data inputan ) ... 82

Gambar 4.20 Alert “Input Point LBB Gagal ... 82

Gambar 4.21 Halaman Web “Input Lokasi LBB” (Klik link update) ... 83

Gambar 4.22 Halaman Web “Management Point LBB” (Klik icon pencil) ... 83

Gambar 4.23 Halaman Web“Input Lokasi LBB (Ubah Data) ... 84

Gambar 4.24 Halaman Web “Edit Lokasi LBB (Ubah Data dan Tekan Tombol Save) ... 84

Gambar 4.25 Halaman Web “Management Point LBB” (Data Berubah) ... 85

Gambar 4.26 Database “Malang_lbb (Data Berubah) ... 85

Gambar 4.27 Halaman Web “Input Lokasi LBB(TekanTombol “cancel”) ... 86

Gambar 4.28 Halaman Web “Management Point LBB” (Tidak Terjadi Perubahan) ... 86

Gambar 4.29 Halaman Web “Management Point LBB” (Tekan icon “cross”) ... 87

Gambar 4.30 Halaman Web “Management Point LBB” (Data terhapus) ... 88

(13)

xix

... 91

Gambar 4.34 Halaman Web “Edit Lokasi Alternatif ... 92

Gambar 4.35 Halaman Web “Edit lokasi alternatif (Ubah Data dan Tekan Tombol “save”) ... 92

Gambar 4.36 Halaman Web “Management point alternatif” (Data Berubah) .... 93

Gambar 4.37 Halaman Web “Edit lokasi alternatif (Tekan Tombol “cancel”) .. ... 93

Gambar 4.38 Halaman Web “Management point alternative” (Data tidak berubah) ... 94

Gambar 4.39 Tampilan Web Tabel Alternatif ... 94

Gambar 4.40 Tampilan Web Tabel Alternatif Data ke 10 telah terhapus ... 95

Gambar 4.41 Database “alternatif” (Data terhapus) ... 95

Gambar 4.42 Halaman Web Utama (Klik Link update user) ... 95

Gambar 4.43 Tampilan Web Tabel “login”... 97

Gambar 4.44 Halaman Web “Edit user” ... 98

Gambar 4.45 Halaman Web “Edit user” (Ubah data dan klik tombol “save”) ... 98

Gambar 4.46 Tampilan Web Tabel “login” ... 98

Gambar 4.47 Database “Login” (Data berubah) ... 98

Gambar 4.48 Halaman Web “Management user” (Klik link “delete”) ... 99

Gambar 4.49 Halaman Web “Management user” (Data terhapus) ... 99

Gambar 4.50 Database “login” (Data terhapus) ... 99

Gambar 4.51 Halaman Web “Management user” (Klik link “Edit”) ... 100

Gambar 4.52 Halaman Web “Edit user” (Klik link “cancel”) ... 100

Gambar 4.53 Halaman Web “Management user”(Tidak terjadi perubahan) ... 100

(14)

xx

Gambar 4.57 Tampilan Web Utama ... 104

Gambar 4.58 Tampilan Web Utama ... 105

Gambar 4.59 Tampilan Web Utama ... 105

Gambar 4.60 Halaman Web Perhitungan Brown Gibson ... 110

Gambar 4.61 Tabel Halaman web perhitungan Brown Gibson ... 110

Gambar 4.62 Tampilan Web Utama ... 111

Gambar 4.63 Halaman Web Perhitungan Brown Gibson ... 112

Gambar 4.64 Tabel Halaman Web Perhitungan Brown Gibson ... 112

Gambar 4.65 Halaman Web Perhitungan Brown Gibson ... 112

Gambar 4.66 Kolom bobot prioritas inputan data 2 (Tabel 4.19) dengan menggunakan Forced – choice pairwise comparison ... 113

Gambar 4.67 Database Alternatif ... 119

Gambar 4.68 Tabel Perhitungan Forced – choice pairwise comparison (Rij) Faktor jumlah SMP ... 120

Gambar 4.69 Tabel Perhitungan Forced – choice pairwise comparison (Rij) Faktor jumlah perumahan ... 120

Gambar 4.70 Tabel Perhitungan Forced – choice pairwise comparison (Rij) Faktor jumlah SMA ... 120

Gambar 4.71 Tabel Nilai Forched - choice pairwise comparison tiap kriteria . 121 Gambar 4.72 Tabel Nilai SFi tiap lokasi ... 122

Gambar 4.73 Tabel Nilai OFi tiap lokasi ... 123

Gambar 4.74 Tabel Nilai LPMi tiap lokasi ... 124

Gambar 4.75 Halaman web “Perhitungan Brown Gibson” (inputan salah atau tidak sesuai dengan kebutuhan sistem) ... 125

(15)

xxi

Gambar 4.78 Alert “Input faktor pembanding tidak boleh kosong” ... 126

Gambar 4.79 Halaman Web “Perhitungan Brown Gibson” (inputan salah atau tidak sesuai dengan kebutuhan sistem) ... 127

Gambar 4.80 Alert “Tidak urut atau inputan yang anda masukkan bukan numeric” ... 127

Gambar 4.81 Halaman Web “Perhitungan Brown Gibson” (inputan salah atau tidak sesuai dengan kebutuhan sistem) ... 128

Gambar 4.82 Alert “Tidak urut atau inputan yang anda masukkan bukan numeric” ... 128

Gambar 4.83 Input kriteria pada web perhitungan Brown Gibson ... 130

Gambar 4.84 Hasil perhitungan Brown Gibson ... 131

Gambar 4.85 Lokasi alternatif terpilih ... 131

Gambar 4.86 Input kriteria pada web perhitungan Brown Gibson ... 137

Gambar 4.87 Hasil perhitungan Brown Gibson ... 137

Gambar 4.88 Lokasi alternatif terpilih ... 137

Gambar 4.89 Input kriteria pada web perhitungan Brown Gibson ... 142

Gambar 4.90 Hasil perhitungan Brown Gibson ... 142

(16)

xxii

Lampiran 1. Data Jaringan Trayek Angkutan Kota Malang ... 151

Lampiran 2. Lampiran Potongan Kode Program Bahasa Pemrograman PHP .... 176

(17)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, standarisasi

pendidikan terus ditingkatkan oleh pemerintah, hal ini dilakukan agar

pendidikan di Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dengan negara –

negara lainnya.

Karena semakin meningkatnya standarisasi pendidikan tersebut

terutama di kota Malang, maka semakin banyak pula lembaga-lembaga yang

berkonsentrasi untuk membantu meningkatkan mutu SDM (siswa-siswi)

dengan cara membangun Lembaga bimbingan belajar di kota Malang.

Akan tetapi pengelola Lembaga merasa kesulitan untuk mencari lokasi

pembangunan Lembaga bimbingan belajar karena tidak adanya informasi

yang menyediakan data lokasi-lokasi kosong yang disewakan pada tiap-tiap

kecamatan di Kota Malang, sehingga dibutuhkan seorang surveyor untuk

melakukan survey untuk mencari lokasi-lokasi yang sedang disewakan

tersebut. Hal ini tentunya menyebabkan proses penentuan lokasi

pembangunan Lembaga bimbingan belajar ini menjadi tidak efektif dan

efisien.

Dalam memilih sebuah lokasi pembangunan Lembaga bimbingan

belajar, dibutuhkan faktor-faktor dan kriteria pada lokasi yang akan dibangun

tersebut. Penentuan faktor dan kriteria dalam pemilihan pembangunan

(18)

Indonesia terhadap pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar yang berjudul

Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Komoditas Jasa Bimbingan Belajar

(Direktorat Kredit, BPR dan UMKM, 2010). Data kriteria yang didapat dari

referensi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Terletak dipinggir jalan raya.

2. Transportasi yang mudah dicapai dan relatif murah.

3. Kedekatan dengan kompleks pemukiman penduduk golongan

berpendapatan menengah keatas, karena mereka mampu membiayai

anaknya mengikuti bimbingan belajar.

4. Terletak di pusat pusat kegiatan ekonomi yang ramai seperti mall dan

ruko untuk mendapatkan sewa gedung yang memadai sehingga tidak

perlu mengeluarkan biaya investasi untuk membeli tanah dan

membangun gedung. Disamping itu dilokasi tersebut telah tersedia

cukup fasilitas listrik, air, komunikasi, peralatan lain yang dibutuhkan

dan fasilitas konsumsi serta keamanan.

5. Lokasi dekat dan mudah dicapai dari atau ke sekolah-sekolah umum SD,

SMP dan SMA sebagai sumber calon siswa.

6. Tersedianya calon guru atau sumber daya manusia sebagai tenaga

pengajar.

Pemilihan faktor dan kriteria untuk membangun sebuah Lembaga

bimbingan belajar ini dapat diterapkan dalam metode Brown Gibson. Dengan

metode Brown Gibson ini, pengelola lembaga dapat dibantu untuk mencari

lokasi pembangunan yang berpotensi dengan adanya Decision Support System

(19)

telah disebutkan diataslah yang nantinya akan dimasukkan kedalam sistem ini

menjadi faktor pemilihan dalam pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar.

Selain itu aplikasi ini juga disajikan dalam bentuk web sehingga

lembaga dapat mengakses halaman ini kapan dan dimana saja dengan mudah

untuk mendapatkan informasi mengenai tempat yang berpotensi untuk

pembangunan lokasi baru dengan mudah.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan di atas terdapat beberapa rumusan masalah dalam

Tugas akhir ini, yaitu:

1. Bagaimana merancang aplikasi berbasis web yang dapat memberikan

saran lokasi alternatif yang memenuhi kriteria syarat-syarat dalam

membangun Lembaga bimbingan belajar sesuai dengan referensi yang

didapat dari referensi Bank Indonesia?

2. Bagaimana menerapkan metode Brown gibson pada aplikasi ini, agar

dapat menentukan lokasi pembangunan Lembaga bimbingan belajar yang

sesuai dengan kebutuhan pengelola?

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam Tugas akhir ini adalah:

1. Daerah yang menjadi obyek adalah Kotamadya Malang.

2. Faktor kriteria untuk fasilitas air, listrik dan komunikasi tidak dimasukkan

dalam perhitungan Brown Gibson, tetapi hanya sebagai tolak ukur

(20)

3. Faktor tersedianya SDM guru sebagai tenaga pengajar tidak dimasukkan

ke dalam sistem karena faktor tersebut adalah faktor kesiapan dari

pengelola Lembaga dalam perancanaan pembangunan Lembaga

Bimbingan Belajar.

4. Faktor kriteria untuk ketersediaan konsumsi hanya menampilkan data

Rumah Makan yang ada di Kotamadya Malang saja.

5. Tidak menghitung jarak, karena Brown gibson tidak ada algoritma untuk

perhitungan jarak, hanya sebagai nilai pengambilan keputusan saja dengan

menghasilkan nilai probabilitas global sebagai nilai terbaik.

6. Pemilihan daerah lokasi pembangunan dibatasi hanya area kecamatan saja.

7. Tidak ada pemilihan kriteria luas tanah pada sistem ini karena luas tanah

pada lokasi pemilihan pembangunan LBB ini telah ditetapkan standarisasi

luas tanah yang cocok untuk pembangunan sebuah LBB.

8. Web yang dihasilkan bersifat dinamis tetapi dibatasi hanya untuk

perhitungan Brown Gibson, dan pengelolaan database yang ada pada

sistem.

1.4 Tujuan

Tujuan dari dibuatnya Tugas Akhir ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Membuat Aplikasi berbasis Web yang dapat memberikan saran lokasi

alternatif yang memenuhi kriteria syarat-syarat dalam membangun

Lembaga bimbingan belajar sesuai dengan referensi yang didapat dari Bank

(21)

2. Menerapkan Metode Brown Gibson pada aplikasi ini untuk menentukan

Lokasi lembaga bimbingan belajar berdasarkan faktor dan kriteria yang

sesuai dengan kebutuhan pengelola.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan yang akan diurai dalam buku laporan proyek

akhir ini terbagi dalam bab-bab yang akan dibahas sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,

tujuan proyek akhir, perumusan masalah, batasan masalah,

metodologi, serta sistematika pembahasan dari proyek akhir ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan

penyelesaian proyek akhir, diantaranya teori tentang Sistem,

Brown Gibson Method, Lembaga Bimbingan Belajar dan teori-teori

lain yang didapatkan dari berbagai macam buku serta

sumber-sumber terkait lainnya yang berhubungan dengan pembuatan

proyek akhir ini.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Bab ini membahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem

yang dikerjakan mulai dari data mentah yang kemudian diolah

sampai ditampilkan pada aplikasi berbasis web ini.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Bab ini menyajikan dan menjelaskan seluruh hasil dan analisa

(22)

bagaimana proses analisa tersebut hingga dapat ditampilkan ke

dalam aplikasi berbais web ini.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari uji coba perangkat lunak, dan saran

untuk pengembangan, perbaikan serta penyempurnaan terhadap

(23)

7 2.1 Sistem

2.1.1 Definisi Sistem

Menurut Jogiyanto (2005:2), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen

yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan maksud

dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang

menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives)

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:

1. Komponen (component), sistem merupakan kumpulan komponen

yang saling berinteraksi.

2. Batas sistem (boundary), merupakan sesuatu yang membatasi

antara komponen yang satu dengan yang lain atau membatasi suatu

sistem dengan sistem lain (lingkungan luar).

3. Lingkungan Luar (environment), lingkungan yang selalu

mempengaruhi operasi dari sistem tersebut.

4. Penghubung (interface), suatu media yang menghubungkan antara

komponen yang satu dengan komponen yang lain sehingga antar

(24)

5. Masukan (input), sesuatu yang berasal dari subsistem dan

dimasukkan dalam suatu sistem agar dapat menghasilkan suatu

keluaran yang berguna (diinginkan).

6. Keluaran (output), hasil proses dari suatu masukan.

7. Pengolahan (processing)

8. Suatu bagian yang akan merubah atau memproses suatu masukan

menjadi suatu keluaran.

9. Sasaran dan tujuan (goal), merupakan hasil yang akan dicapai dari

suatu sistem.

10. Strategi (strategy), agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai

maka diperlukan suatu strategi.

2.1.3 Syarat-syarat Sistem

Syarat-syarat suatu sistem, yaitu:

1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan.

2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.

3. Adanya hubungan diantara elemen sistem.

4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih

penting dari pada elemen sistem.

(25)

2.2 Brown Gibson

Metode Brown Gibson dikembangkan oleh P. Brown dan D. Gibson pada

tahun 1972. Metode ini digunakan untuk menganalisa alternatif lokasi yang

dikembangkan berdasarkan konsep “Preference Of Measurement” yang

mengkombinasikan faktor subjektif dan objektif. Metode Brown Gibson biasa

digunakan untuk pengambilan keputusan yang memiliki multi atribut

(Ammarapala dan Luxhoj, 2000).

Prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk

mengaplikasikan metode Brown Gibson secara garis besar dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Eliminasi setiap alternatif site lokasi yang secara sepintas jelas tidak layak

dan feasible untuk dipilih, misalnya harga tanah yang melebihi anggaran

dan sebagainya.

2. Hitung dan tetapkan performance measurement dari faktor objektif (OFi)

untuk setiap alternatif lokasi. Ukuran performance untuk faktor objektif

dihitung berdasarkan estimasi seluruh biaya yang relevan dengan total

biaya yang akan dikeluarkan untuk mendirikan LBB(biaya investasi)(Ci)

untuk setiap lokasi yang dipertimbangkan.

OFi = [Ci. ∑(1/Ci)] ‾ ¹ ………...2.2.1

3. Tentukan faktor-faktor yang lebih bersifat subjektif pada saat menetapkan

alternatif lokasi. Estimasi dari ukuran faktor performance faktor subjektif

(SFi) untuk setiap lokasi untuk setiap lokasi ditentukan dengan

menggunakan rumus :

(26)

Dimana : ∑ SFi = 1

Keterangan : i : banyaknya lokasi

j : prioritas faktor subjektif = 1,2,3,..n

Wj : rating faktor dengan menggunakan “Forced choice

pairwise comparison”

Rij : rangking faktor subjektif masing-masing alternatif

lokasi (0 ≤ Rij ≥ 1 dan ∑Rij = 1)

“forced choice pairwise comparison” prinsipnya adalah membandingkan

dan menilai suatu faktor subjektif terhadap faktor subjektif secara

berpasangan (pairwise) yang penilaiannya didasarkan pada :

- Lebih baik diberi point = 1

- Sama baik diberi point masing-masing = 1

- Sama jelek diberi point masing-masing = 0

- Lebih jelek diberi point = 0

4. Buat pembobotan mana yang lebih dipertimbangkan, antara faktor objektif

(bobot = k) dengan faktor subjektif (bobot = 1-k) dimana 0 < k < 1.

Kombinasikan faktor objektif (OFi) dengan faktor subjektif (SFi) yang

akan menghasilkan “Location preference measure” (LPMi) untuk setiap

alternatif lokasi yang ada

LPMi = K (OFi) + 1 (1-k) (SFi)………2.2.3

Dimana : ∑ LPMi = 1

5. Keputusan diambil berdasarkan alternatif lokasi yang memiliki nilai LPMi

(27)

2.3 World Wide Web (WWW)

Menurut Lenny (2004:5) Web atau World Wide Web adalah suatu ruang

informasi di mana sumber-sumber daya yang berguna diidentifikasi oleh pengenal

global yang disebut Uniform Resource Identifier (URI).

2.3.1 Sejarah Web

Penemu situs web adalah Sir Timothy John ¨Tim¨ Berners-Lee,

sedangkan situs web yang tersambung dengan jaringan pertamakali muncul

pada Tahun 1991. Maksud dari Tim ketika merancang situs web adalah untuk

memudahkan tukar menukar dan memperbarui informasi pada sesama peneliti

di tempat ia bekerja. Pada tanggal 30 April 1993, CERN (tempat dimana Tim

bekerja) mengumumkan bahwa WWW dapat digunakan secara gratis oleh

publik.

Sebuah situs web bisa berupa hasil kerja dari perorangan atau individu,

atau menunjukkan kepemilikan dari suatu organisasi, perusahaan. biasanya

pembahasan dalam sebuah situs web merujuk pada sebuah ataupun beberapa

topik khusus, atau kepentingan tertentu. Sebuah situs web bisa berisi pranala

yang menghubungkan ke situs web lain, demkian pula dengan situs web

lainnya. Hal ini terkadang membuat perbedaan antara situs web yang dibuat

oleh individu ataupun perseorangan dengan situs web yang dibuat oleh

organisasi bisnis menjadi tidak begitu jelas.

Situs web biasanya ditempatkan pada server web. Sebuah server web

umumnya telah dilengkapi dengan perangkat-perangkat lunak khusus untuk

(28)

HTTP yang disebut sebagai Server HTTP seperti Apache HTTP Server, atau

Internet Information Services (IIS).

2.3.2 Jenis-jenis Web dari Perkembangannya

1. Web

Merupakan teknologi Web generasi pertama yang merupakan

revolusi baru di dunia Internet karena telah mengubah cara kerja dunia

industri dan media. Pada dasarnya, Website yang dibangun pada

generasi pertama ini secara umum dikembangkan untuk pengaksesan

informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif. Berbagai Website

seperti situs berita “cnn.com” atau situs belanja “Bhinneka.com” dapat

dikategorikan ke dalam jenis ini.

2. Web 2.0

Web 2.0 Istilah Web 2.0 pertama kalinya diperkenalkan oleh

O’Reilly Media pada tahun 2004 sebagai teknologi Web generasi

kedua yang mengedepankan kolaborasi dan sharing informasi secara

online. Menurut Tim O’Reilly, Web 2.0 dapat didefinisikan sebagai

berikut: “Web 2.0 adalah revolusi bisnis di industri komputer yang

disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, dan merupakan

suatu percobaan untuk memahami berbagai aturan untuk mencapai

keberhasilan pada platform baru tersebut.

Salah satu aturan terutama adalah: Membangun aplikasi yang

mengeksploitasi efek jaringan untuk mendapatkan lebih banyak lagi

pengguna aplikasi tersebut” Berbagai layanan berbasis web seperti

(29)

“del.icio.us”) merupakan teknologi Web 2.0 yang menambah

interaktifitas di antara para pengguna Web.

3. Web 3.0 / Semantic Web

Walaupun masih dalam perdebatan di kalangan analis dan

peneliti, istilah Web 3.0 tetap berpotensi menjadi generasi teknologi di

dunia Internet.

Saat ini, definisi untuk Web 3.0 sangat beragam mulai dari

pengaksesan broadband secara mobile sampai kepada layanan Web

berisikan perangkat lunak bersifat on-demand [Joh07]. Namun,

menurut John Markoff, Web 3.0 adalah sekumpulan teknologi yang

menawarkan cara baru yang efisien dalam membantu komputer

mengorganisasi dan menarik kesimpulan dari data online.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan tersebut, maka pada

dasarnya Semantic Web memiliki tujuan yang sama karena Semantic

Web memiliki isi Web yang tidak dapat hanya diekpresikan di dalam

bahasa alami yang dimengerti manusia, tetapi juga di dalam bentuk

yang dapat dimengerti, diinterpretasi dan digunakan oleh perangkat

lunak (software agents).

Melalui Semantic Web inilah, berbagai perangkat lunak akan

mampu mencari, membagi, dan mengintegrasikan informasi dengan

cara yang lebih mudah [Tim01]. Pembuatan Semantic Web

dimungkinkan dengan adanya sekumpulan standar yang dikoordinasi

(30)

penting dalam membangun Semantic Web adalah XML, XML

Schema, RDF, OWL, dan SPARQL.

2.4 Database PostgreSQL

PostgreSQL adalah basisdata server yang gratis, andal dan kaya fitur. Untuk

aplikasi bisnis, umumnya PostgreSQL dapat diandalkan. Koneksi dari Python pun

dapat dilakukan dengan mudah. Selain PostgreSQL juga terdapat basisdata

MySQL yang juga gratis, dan handal. Tetapi penulis lebih memilih PostgreSQL

karena fitur yang dimiliki oleh PostgreSQL lebih sesuai kebutuhan dalam

pengerjaan proyek akhir. PostgreSQL dapat menyimpan file peta yang berformaf

shp, tetapi MySQL tidak dapat nenyimpan file yang berformat shp.

2.5 PHP

2.5.1 Pengenalan PHP

PHP merupakan bahasa berbentuk script yang disertakan dalam

dokumen HTML, bekerja di sisi server sehingga script-nya tak tampak di

sisi client. PHP dirancang untuk dapat bekerja sama dengan database server

dan dibuat sedemikian rupa sehingga pembuatan dokumen HTML yang

dapat mengakses database menjadi begitu mudah atau secara umum

dokumen yang dihasilkan adalah dokumen WEB Dinamis.

Pada saat ini PHP cukup popular sebagai piranti pemrograman WEB

di lingkungan Linux. Walaupun demikian PHP sebenarnya juga dapat

berfungsi pada server-server yang berbasis UNIX, Windows dan Macintosh.

Pada awalnya PHP dirancang untuk berintegrasi dengan Web Server

(31)

seperti IIS dan PWS. PHP bersifat freeware, artinya bebas untuk dipakai

tanpa harus membayar lisensi.

2.5.2 Konsep Kerja PHP

Model kerja HTML diawali dengan permintaan suatu halaman web

oleh browser. Berdasarkan URL atau dikenal dengan sebutan alamat

internet, browser mendapatkan alamat dari web server, mengidentifikasi

halaman yang dikehendaki dan menyampaikan segala informasi yang

dibutuhkan oleh web server. Informasi yang disampaikan ke web server

antara lain adalah nama browser, versinya dan sistem operasinya.

Selanjutnya web server akan mencarikan berkas yang diminta dan

memberikan isinya ke browser. Browser yang mendapatkan isinya segera

melakukan proses penterjemahan kode HTML dan menampilkan ke layar

pemakai. Gambar 2.3 menunjukkan skema HTML

Bagaimana halnya kalau yang diminta adalah sebuah halaman PHP ?

Prinsipnya serupa dengan kode HTML, hanya saja ketika berkas PHP dan

mesin inilah yang memproses dan memberikan hasilnya ( Berupa kode

HTML ) ke web Server untuk selanjutnya disampaikan ke client yang

request. Gambar 2.4 menunjukkan skema PHP.

Gambar 2.1 Skema HTML (Edy Winarno dan Ali Zaki, 2010) Web Server

Respon HTML

Request HTTP

(32)

Gambar 2.2 Skema PHP (Edy Winarno dan Ali Zaki, 2010)

2.6 Lembaga Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan pendidikan non formal baik yang dilakukan

di lingkungan sekolah maupun di lembaga pendidikan luar sekolah di luar jam

pelajaran sekolah formal. Bimbingan belajar ini bertujuan untuk membantu siswa

meningkatkan prestasi akademik di sekolah, meloloskan siswa yang meneruskan

sekolah ke jenjang berikutnya sesuai dengan keinginannya (Siahaan, 2002).

2.7 Interaksi Manusia dan Komputer

Menurut Rizky (2007:3) Interaksi Manusia dan Komputer (IMK)

dideskripsikan sebagai sebuah disiplin ilmu yang mempelajari desain, evaluasi,

implementasi dan sistem komputer interaktif untuk dipakai oleh manusia, beserta

studi tentang faktor- faktor utama dalam lingkungan interaksinya. Deskripsi IMK

menurut Galitz (2002) dalam Rizky(2007:3) adalah suatu ilmu yang mempelajari

perencanaan dan desain tentang cara manusia dan komputer saling bekerjasama

sehingga manusia merasa puas dengan cara yang paling efektif. Mesin PHP

Series PHP

Web Server Respon

Browser HTML

(33)

Menurut Rizky (2007:6), komponen-komponen penting dalam IMK yaitu

interaksi, manusia, dan komputer. Interaksi adalah komunikasi yang terjadi antara

manusia dan komputer. Jenis-jenis komunikasi tersebut antara lain command

entry, menus and navigation, forms and spreadsheets, question and answer

dialogue, natural language dialogue, windows icon menu pointer, dan direct

manipulation. Komponen selanjutnya yaitu manusia yang dalam hal ini adalah

pengguna yaneg dapat berupa seorang atau sekelompok pengguna yang bekerja

dalam sebuah tim atau organisasi dan saling berkaitan dalam mengerjakan tugas

tertentu. Manusia dalam konteks IMK yang juga harus diperhatikan adalah

komputer. Komputer diartikan sebagai perangkat keras ataupun perangkat lunak

dari berbagai macam jenis yang nantinya berinteraksi dengan unsur manusia.

Galitz (2002) dalam Rizky (2007:26) menjelaskan bahwa sebelum

memulai sebuah proses desain interface, terdapat beberapa tip desain yang harus

diperhatikan, antara lain:

1. Memenuhi kaidah estetika.

Sebuah desain dapat disebut baik secara estetika jika (1) di dalamnya

terdapat perbedaan yang jelas dan kontras antar elemen dalam sebuah

tampilan. Misalnya tampilan tombol yang berbeda warna dengan

tampilan textbox, (2) terdiri dari beberapa kelompok yang jelas antara

inpitan dan tombol proses, (3) antar elemen dan kelompok tampilan

dipisah dengan alignment yang rapi, (4) sederhana dan tidak terlalu

(34)

2. Dapat dimengerti.

Sebuah desain harus dapat dimengerti dengan cepat dari segi tampilan

secara visual, fungsi yang akan ditonjolkan, penggunaan kata-kata

yang singkat dan jelas baik dalam tampilan maupun dalam perintah.

Penggunaan metafora atau pemisalan yang berlebihan dalam sebuah

fungsi harus dihindari.

3. Kompatibilitas.

Sebuah desain interface harus dapat memenuhi kompatibilitas dari

berbagai segi antara lain (1) kompatibilitas pengguna yaitu dapat

digunakan oleh pengguna dari kalangan yang lebih luas, baik

berdasarkan strata pendidikan maupun berdasarkan usia, (2)

kompatibilitas penggunaan yaitu dapat memenuhi fungsi dan tujuan

yang ingin dicapai dari perancangan sebuah perangkat lunak dan

perangkat keras yang digunakan, (3) kompatibilitas produk yaitu agar

perangkat lunak dapat berjalan dengan baik di berbagai perangkat

keras yang ada dan sistem operasi yang menjadi target aplikasi.

4. Komprehensif.

Sebuah sistem yang baik akan membimbing penggunanya agar dapat

dan lebih mudah memahami apa yang harus diperhatikan, bagaimana

cara melakukan sesuatu, kapan dan di mana melakukan sesuatu, dan

mengapa harus melakukan sesuatu.

5. Konfigurabilitas.

Sebuah sistem harus dapat dikonfiguarasi ulang jika penggunanya

(35)

6. Konsistensi.

Memiliki konsistensi dalam penempatan dan pemilihan gaya

komponen visual misalnya tombol atau icon yang seragam.

7. Kontrol pengguna.

Pengguna dapat melakukan kontrol jika suatu saat terjadi kesalahan

dalam proses serta pemilihan fungsi tambahan dari sebuah sistem.

Hindari desain yang nantinya akan membatasi pengguna dalam

memilih tampilan tertentu.

8. Efisien.

Desain dibuat seefisien mungkin, terutama dalam penempatan

komponen, misalnya penenmpatan tombol dalam sebuah panel yang

dapat menarik perhatian pengguna.

9. Mudah dikenali.

Gunakan antar muka yang sudah dikenal oleh penggunanya, misalnya

penempatan icon cut, copy, paste secara standar dalam toolbar.

10. Toleransi.

Tidak ada sebuah sistem yang sempurna, karenanya terdapat beberapa

toleransi kesalahan yang mungkin terjadi. Usahakan agar terjadi

sebuah pesan yang dapat membimbing pengguna untuk keluar dari

kesalahan yang terjadi.

11. Sederhana.

Lima cara untuk membuat desain sederhana dan tetap sesuai dengan

keinginan pengguna, yaitu (1) sembunyikan komponen visual jika

(36)

penggunaan berbagai macam alignment, (4) usahakan agar fungsi

(37)

21

Pada bab ini akan dibahas bagaimana perancangan Sistem penentuan

lokasi lembaga bimbingan belajar berbasis web menggunakan metode Brown

Gibson.

Untuk merancang sebuah sistem, tahap pertama yang dibutuhkan adalah

tahap pengindentifikasian masalah yang kemudian dibuat metodologi

penelitiannya dan terakhir pembuatan desain interface tabel dan aplikasi. Berikut

adalah penjelasan dari tahap-tahap perancangan sistem tersebut.

3.1. Identifikasi permasalahan

Gambar 3.1 Work Flow Pencarian lokasi pembangunan LBB saat ini.

Saat ini jalannya penentuan lokasi pembangunan Lembaga Bimbingan

Belajar dirasa kurang efektif dan efisien, hal ini terbukti dengan hasil survey yang

penulis lakukan untuk mengidentifikasi masalah yang ada yang ditunjukkan pada

(38)

Survey identifikasi masalah yang penulis dapat yaitu saat ini untuk

menemukan lokasi yang strategis untuk membangun sebuah LBB, seorang

pengelola harus mengutus seorang surveyor. Tentunya dengan mengutus seorang

surveyor dibutuhkan waktu dan biaya yang membuat jalannya sistem ini menjadi

kurang efisien dan efektif yang menjadikan ini sebuah masalah.

Dari masalah yang ada pada sistem penentuan lokasi pembangunan LBB

saat ini dirasa perlu adanya suatu Sistem berbasis web dengan metode Brown

gibson. Hal ini dipaparkan pada penjelasan dibawah ini :

1. Mengapa harus berbasis web?

Dari masalah pengeluaran biaya dan waktu untuk survey yang

dipaparkan penulis tersebut, dirasa perlu menggunakan sistem yang

berbasis web karena dengan berbasis web, biaya dan waktu survey tersebut

dapat diminimalkan.

Hal ini dapat dijelaskan dari fungsi web itu sendiri yang bisa

diakses oleh siapapun dan dimanapun, sehingga seorang pengelola LBB

tidak perlu membayar surveyor berhari-hari untuk melakukan survey

lokasi. Akan tetapi seorang pengelola hanya perlu mengakses web dan

input prioritas untuk mendapatkan saran lokasi yang diinginkan dari

Sistem yang penulis bangun nanti.

2. Mengapa Brown gibson?

Karena seorang pengelola perlu adanya kriteria (faktor subjektif)

dan faktor investasi (faktor objektif) yang mendukung lokasi

(39)

agar dapat membantu pengelola mendapatkan lokasi alternatif yang sesuai

dengan kriteria yang diinginkan.

Dan karena bervariasinya Lembaga Bimbingan Belajar saat ini

tentunya kriteria yang diinginkan tiap pengelola dari tiap-tiap Lembaga

Bimbingan Belajar itu juga bervariasi. Untuk itu dibutuhkan suatu metode

yang dapat menentukan lokasi dengan input kriteria yang bervariasi dan

sesuai dengan kebutuhan pengelola.

Dari kebutuhan pengelola tersebut maka ditetapkan metode yang

cocok dengan permasalahan yang ada diatas adalah metode Brown gibson.

Karena metode Brown gibson ini digunakan untuk menganalisa alternatif

lokasi dan mengkombinasikannya dengan faktor subjektif dan objektif

untuk pengambilan keputusan yang memiliki multi atribut.

Dengan menggunakan metode Brown gibson ini, tiap-tiap

pengelola dari berbagai Lembaga Bimbingan Belajar dapat menginputkan

kriteria dan faktor investasi sesuai dengan kebutuhan kriteria dan faktor

investasi yang diinginkan pengelola tersebut. Dan saran lokasi alternatif

yang diberikan juga multi atribut atau tidak hanya satu, tetapi banyak

lokasi yang disarankan sistem mulai dari yang terbaik sampai yang

terjelek. Sehingga pengelola dapat mempertimbangkan setiap lokasi yang

(40)

3.2. Metodologi penelitian

3.2.1 Blok Diagram

Data SD

Data SMP

Data SMA

Data Perumahan

Data LBB

Data Lokasi Alternatif

Metode Brown Gibson

Data Alternatif yang

disarankan

WEB

Data Rumah Makan

Data Mall dan Ruko

Gambar 3.2 Blok Diagram Pengolahan Data

Gambar 3.2 menunjukkan alur proses pengolahan data mulai dari data

mentah yang dimasukkan kedalam database yang nantinya akan dilakukan

perhitungan dengan Metode Brown Gibson.

Pada perhitungan Brown Gibson tersebut dilakukan comparing data

dengan teknik pairwise comparison untuk tiap-tiap data kebutuhan kriteria

(41)

Dari perhitungan Brown Gibson tersebut nantinya akan didapatkan

saran lokasi alternatif yang ditampilkan pada Sistem berbasis web yang

penulis bangun ini.

Sedangkan untuk pembuatan aplikasi berbasis web ini diperlukan

analisa sistem yang terdiri dari Docflow dan sysflow sebagai perbandingan

alur sistem lama dan yang akan penulis buat, serta Data flow diagram (DFD)

untuk mengetahui proses aliran data dan informasi. Analisa sistem tersebut

dijelaskan pada point 3.2.2 dan 3.2.3 dibawah ini.

3.2.2 Document Flow dan System Flow

Bagian ini menjelaskan bagaimana alur jalannya sistem penentuan

lokasi pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar yang lama dan jalannya

alur sistem yang baru. Perancangan Docflow dan Sysflow ini digunakan untuk

perbandingan perubahan jalannya sistem yang penulis rancang. Agar

pembaca dapat membedakan antara alur jalannya sistem yang lama dan

jalannya sistem yang penulis rancang.

1. Document Flow Penentuan Lokasi LBB lama

Berikut adalah DocFlow jalannya sistem penentuan lokasi

pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar yang lama yang saat ini masih

dilakukan dengan mengutus seorang surveyor dalam mencari lokasi

(42)

Document Flow Penentuan lokasi LBB lama

Gambar 3.3 Document Flow pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar lama

Gambar 3.3 menjelaskan alur proses jalannya sistem penentuan

lokasi LBB yang lama. Pada sistem yang lama ini terdapat dua entitas

yang berpengaruh dalam penentuan lokasi LBB, yaitu seorang manajer

dan surveyor.

Pertama kali seorang manajer akan request lokasi pada surveyor,

kemudian surveyor ini akan melakukan survey lokasi dan membuat

laporan data lokasi tersurvey untuk manajer yang gunanya agar manajer

(43)

maka proses selesai, tetapi jika tidak setuju maka proses akan kembali

pada surveyor melakukan survey lokasi lagi.

2. System Flow Penentuan Lokasi LBB baru

Berikut adalah System Flow jalannya sistem penentuan lokasi

pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar yang baru dengan sistem

penentuan lokasi menggunakan metode Brown Gibson.

Gambar 3.4 System Flow Penentuan Lokasi Pembangunan LBB dengan metode

(44)

Gambar 3.4 menjelaskan bagaimana alur proses dari sistem yang

penulis rancang. Pada sistem yang penulis rancang ini terdapat 2 entitas

yang sama dengan sistem lama yaitu manajer dan surveyor.

Proses yang pertama dilakukan adalah seorang manajer mengakses

web penentuan lokasi LBB dengan metode Brown Gibson yang penulis

bangun, yang kemudian manajer tersebut melakukan input prioritas

kriteria pilihannya agar sistem ini dapat melakukan perhitungan dari

prioritas kriteria yang diinputkan manajer.

Sistem akan menampilkan data lokasi 3 terbaik untuk

pembangunan LBB nantinya. Data lokasi alternatif yang ditampilkan

tersebut diambil sistem dari database alternatif dan temp. Setelah lokasi

ditampilkan, pengelola hanya tinggal melakukan printing map dari lokasi

yang disarankan oleh sistem yang nantinya akan diberikan pada surveyor.

Hasil dari print map tadi akan diserahkan pada seorang surveyor yang

nantinya melakukan survey ke lokasi yang manajer inginkan tersebut.

Setelah sampai pada lokasi yang sesuai dengan print map dari

manajer seorang surveyor tinggal melakukan foto lokasi dan menyerahkan

foto tersebut pada manajer lagi untuk disetujui atau tidaknya. Jika manajer

tersebut tidak setuju dengan lokasi yang sistem sarankan maka proses

kembali pada display lokasi alternatif lain yang disarankan sistem dan

menuju proses surveyor melakukan survey lagi. Tetapi jika manajer setuju

(45)

3.2.3 Data Flow Diagram (DFD)

1. Data Flow Diagram (Context Diagram)

Data lokasi alternatif Data Kriteria

Informasi data lokasi pembangunan

Informasi Kriteria permintaan

Informasi kriteria pembangunan Informasi kriteria permintaan User

Data update Data input

0

Sistem Penentuan Lokasi Pembangunan LBB

+ Admin

User

Gambar 3.5 Context Diagram Sistem Informasi Penentuan Lokasi LBB

Gambar 3.5 menunjukkan sistem yang penulis buat ini memiliki 2

entitas yaitu User dan Admin. Peran admin disini adalah memberikan data

input dan update yang dibutuhkan sistem ini seperti halnya data lokasi

LBB yang sudah ada di kota Malang, data lokasi alternatif yang

disarankan untuk pembangunan beserta jumlah investasinya, data lokasi

SD, SMP dan SMA yang ada dikota Malang, data trayek, data mall dan

ruko, data rumah makan, data perumahan dan data kriteria kebutuhan user.

Sedangkan User disini hanya dapat melakukan input data lokasi

alternatif saja tanpa bisa melakukan update data. User akan mendapatkan

(46)

dibutuhkan untuk membangun LBB. User akan memberikan umpan balik

pada sistem berupa inputan kriteria yang diinginkan kemudian sistem akan

memberikan umpan balik lokasi alternatif yang memenuhi kriteria inputan

User. Proses terakhir admin mendapat umpan balik dari sistem berupa

informasi kriteria permintaan User.

2. Data Flow Diagram (Level 0)

Data user

Data Mall dan Ruko

Data Rumah Makan

Informasi data lokasi pembangunan

Informasi kriteria pembangunan Informasi kriteria permintaan User

Data update

Input dan update data

+

2

Menghitung dengan perhitungan Brown Gibson

12 Mall & Ruko

Gambar 3.6 Data Flow Diagram Sistem Informasi Penentuan Lokasi LBB

(47)

Gambar 3.6 menunjukkan Data Flow Diagram (Level 0) Sistem

penentuan lokasi LBB. Pada Data Flow Diagram (Level 0) ini terdapat 2

proses yaitu proses input dan update data serta Proses Penentuan lokasi.

Yang berhak melakukan proses input dan update data disini hanya

Admin saja sedangkan user hanya dapat melakukan input data lokasi

alternatif saja. Proses input data disini tersedia 8 database yaitu database

User, SD, SMP, SMA, LBB, Rumah Makan, Mall dan Ruko dan database

alternatif. Sedangkan untuk proses update hanya bisa dilakukan pada

database LBB, database alternatif dan database User/login.

Proses yang kedua adalah proses penentuan lokasi yang hanya

terhubung dengan database Alternatif karena dalam proses penentuan

lokasi disini user hanya membutuhkan informasi dari lokasi alternatif yang

diberikan sistem saja.

3. Data Flow Diagram (Level 1)

(48)

Gambar 3.7 menunjukkan Data Flow Diagram (Level 1) Sistem

penentuan lokasi LBB. Pada Data Flow Diagram (Level 1) ini terdapat 2

proses yaitu proses input dan proses update data.

Yang berhak melakukan proses input dan update data disini hanya

Admin saja sedangkan user hanya dapat melakukan input data lokasi

alternatif saja. Setelah proses input dan update data selesai maka proses

kembali ke level 0 untuk menuju proses perhitungan Brown Gibson.

3.2.4 Perancangan proses

Perancangan proses dalam Sistem Penentuan Lokasi pembangunan

LBB ini ditampilkan dalam bentuk Flowchart admin dalam melakukan input

dan update data dan Flowchart yang menggambarkan jalannya perhitungan

penentuan lokasi dengan metode Brown Gibson.

1. Flowchart Admin (Input dan Update data)

Proses yang dilakukan admin untuk input dan update data disini

ditunjukkan pada Gambar 3.8 dibawah ini.

(49)

2. Flowchart Sistem Penentuan lokasi LBB dengan Metode Brown Gibson

Mulai

Prioritas kriteria = range 1- 6 Faktor uang (objektif) = range 1- 10 Faktor kriteria (subjektif) = 10 - faktor uang

Read data input

Hitung OFi = [Ci . ∑(1/Ci)]ˉ¹ Ci = jumlah investasi

j = ranking prioritas Wj = forced – choice pairwise

comparison

Rij = pairwise comparison

SFi = 0 LPMi = 0 K = faktor uang/10

Hitung j = sum ranking/jumlah ranking

Wj = bandingkan ranking

Rij = Bandingkan

faktor kriteria Sfi = ∑(Wj.Rij) LPMi = k (OFi) + 1 (1-k)(SFi) Read

LPMi DESC Selesai

Gambar 3.9 Flowchart Sistem Penentuan lokasi LBB dengan Metode Brown

Gibson

Gambar 3.8 pada Halaman 33 diatas menjelaskan proses yang terjadi

ketika seorang admin akan melakukan proses input atau update data. Proses yang

pertama kali seorang admin lakukan adalah masuk dalam menu web dan

(50)

sistem akan mengeluarkan output data peta yang telah di input sedangkan jika

admin melakukan proses update maka sistem juga akan memberikan output

berupa data peta yang telah diupdate.

Setelah proses input atau proses update selesai maka admin akan

melakukan logout untuk keluar dari sistem. Setelah proses logout maka jalannya

proses input dan update ini berakhir.

Gambar 3.9 pada Halaman 34 diatas menjelaskan bagaimana jalannya

sistem penentuan lokasi LBB dengan Metode Brown Gibson yang ditampilkan

dalam bentuk Flowchart. Berikut ini adalah penjelasan dari Flowchartsystem :

1. Pertama adalah input kriteria-kriteria apa saja yang dibutuhkan untuk

menentukan suatu lokasi LBB.

2. Setelah inputan kriteria selesai maka sistem akan mengambil nilai C1 yaitu

nilai perhitungan biaya tiap-tiap lokasi untuk dibangun sebuah LBB.

3. Setelah C1 tiap lokasi didapat maka dilakukan perhitungan OFI

(performance measurement). OFI disini adalah nilai faktor objektif yang

nantinya akan digunakan untuk pembanding faktor subjektif.

Langkah selanjutnya ada melakukan matrik perbandingan atau dalam

metode Brown Gibson ini disebutkan dengan forced choice pairwise

comparison. “forced choice pairwise comparison” prinsipnya adalah

membandingkan dan menilai suatu faktor subjektif terhadap faktor

subjektif secara berpasangan (pairwise) yang penilaiannya didasarkan

(51)

- Lebih baik diberi point = 1

- Sama baik diberi point masing-masing = 1

- Sama jelek diberi point masing-masing = 0

- Lebih jelek diberi point = 0

4. Proses selanjutnya adalah menentukan Rij yaitu ranking faktor subjektif.

Jika Rij sudah didapat maka tinggal menentukan nilai dari SFI yaitu

Estimasi dari ukuran faktor performance faktor subjektif.

5. Setelah SFi terhitung maka sistem akan meminta pembobotan antara faktor

subjektif dan objektif agar nantinya inputan pembobotan dari user

diteruskan dengan perhitungan LPMi.

6. LPMi ini adalah nilai akhir yang nilainya akan diurutkan jika nilainya

paling besar maka lokasi yang mempunyai nilai LPMi terbesar inilah yang

menjadi prioritas pertama untuk pembangunan LBB. Berikut selanjutnya

LPMi terbesar kedua dan sampai lokasi yang mempunyai nilai LPMi

paling kecil.

7. Nilai LPMi ini didapat dari perhitungan perkalian dari nilai faktor subjektif

(52)

3.2.5 ERD (Entity Relation Diagram)

a. CDM (Conceptual Data Model)

1_N

Gambar 3.10 CDM (Conceptual Data Model)

b. PDM (Physical Data Model)

(53)

Gambar 3.10 adalah CDM (Conceptual Data Model) dan Gambar 3.11

adalah PDM (Physical Data Model) kedua gambar tersebut menjelaskan database

apa saja yang dibutuhkan sistem ini untuk menentukan lokasi LBB yang sesuai

dengan kriteria inputan user. Database yang berelasi pada sistem ini adalah

database login, alternatif, temp dan database malang_lbb. Database login dibuat

berelasi dengan database alternatif dan database malang_lbb karena agar sistem

dapat menampilkan web menu untuk hak akses tiap user. Sedangkan database

temp dibuat berelasi dengan database alternatif ini gunanya pada saat perhitungan

kriteria dengan metode Brown Gibson nilai yang didapat ditampung dalam

database temp dan ditampilkan lokasinya sesuai dengan gid (primary key)

database alternatif.

3.3. Daftar Tabel

Setelah proses analisa dan perancangan sistem telah selesai dilakukan, hal

selanjutnya yang harus dilakukan adalah merancang database. PostgreSQL

merupakan database yang tepat untuk digunakan dalam pembuatan sistem yang

menggunakan peta, karena dalam PostgreSQL dapat menyimpan data-data spasial

yang berguna untuk penentuan titik koordinat agar dapat ditampilkan kedalam

peta. Data spasial ini disimpan dalam Postgis yang memiliki kolom geometri

(Geometry Coloum). Perancangan database pada sistem yang penulis bangun ini

(54)

a. Tabel malang_lbb

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai data lokasi

Lembaga bimbingan belajar yang telah ada di Kotamadya Malang. Data-data

tersebut akan dimasukkan kedalam database yang struktur tabelnya dapat

dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1 Tabel struktur database lembaga bimbingan belajar

Field Tipe Data Deskripsi

Gid Integer Primary Key

x Integer Koordinat titik x

y Integer Koordinat titik y

nama Varchar50 Nama tempat lbb

alamat Varchar50 Alamat tempat lokasi lbb

the_geom geometry Menyimpan data spasial

b. Tabel SMA

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai data lokasi

Sekolah Menengah Atas (SMA) yang telah ada di Kotamadya Malang.

Data-data tersebut akan dimasukkan kedalam Data-database yang struktur tabelnya dapat

dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.2 Tabel struktur database SMA

Field Tipe Data Deskripsi

Gid Integer Primary Key

nama Varchar50 Nama SMA

alamat Varchar50 Alamat SMA

notelpon Varchar50 Notelpon SMA

x Integer Koordinat titik x

y Integer Koordinat titik y

(55)

c. Tabel SMP

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai data lokasi

Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang telah ada di Kotamadya Malang.

Data-data tersebut akan dimasukkan kedalam database yang struktur tabelnya

dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3 Tabel struktur database SMP

Field Tipe Data Deskripsi

Gid Integer Primary Key

Nama Varchar50 Nama SMP

Alamat Varchar50 Alamat SMP

notelpon Varchar50 Notelpon SMP

x Integer Koordinat titik x

Y Integer Koordinat titik y

The_geom geometry Menyimpan data spasial

d. Tabel SD

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai data lokasi

Sekolah Dasar (SD) yang telah ada di Kotamadya Malang. Data-data tersebut

akan dimasukkan kedalam database yang struktur tabelnya dapat dilihat pada

Tabel 3.4 di bawah ini.

Tabel 3.4 Tabel struktur database SD

Field Tipe Data Deskripsi

Gid Integer Primary Key

Nama Varchar50 Nama SD

Alamat Varchar50 Alamat SD

Notelpon Varchar50 Notelpon SD

x Integer Koordinat titik x

y Integer Koordinat titik y

(56)

e. Tabel alternatif

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai data lokasi

Alternatif saran dari penulis yang ada di Kotamadya Malang untuk pengelola

Lembaga. Data-data tersebut akan dimasukkan kedalam database yang

struktur tabelnya dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini.

Tabel 3.5 Tabel struktur database lokasi alternatif

Field Tipe Data Deskripsi

Gid Integer Primary Key

x Integer Koordinat titik x

y Integer Koordinat titik y

Alternatif Varchar50 Nama/Deskripsi alternatif

alamat Varchar50 Alamat alternatif

the_geom geometry Menyimpan data spasial

jum_tray float4 Jumlah trayek

jum_mall float4 Jumlah Mall & Ruko

jum_sma float4 Jumlah sma

jum_smp float4 Jumlah smp

jum_sd float4 Jumlah sd

jum_ perum float4 Jumlah perumahan

jum_inves Numeric Jumlah investasi

Jum_warung float4 Jumlah Rumah Makan

Status text Status alternatif

Daya_listrik Numeric Daya Listrik (Watt)

Kecamatan Varchar20 Kecamatan

f. Tabel namajalan

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data-data atribut peta nama jalan.

(57)

Tabel 3.6 Tabel struktur database nama jalan

Field Tipe Data Deskripsi

Gid Integer Primary Key

string Varchar50 Nama jalan

x numeric Koordinat titik x

y numeric Koordinat titik y

the_geom geometry Menyimpan data spasial

g. Tabel perumahan

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data-data atribut peta perumahan.

Deskripsinya dapat dilihat dalam Tabel 3.7 dibawah ini.

Tabel 3.7 Tabel struktur database perumahan

Field Tipe Data Deskripsi

Gid Integer Primary Key

Nama Varchar50 Nama Perumahan

Area float4 Menyimpan nama titik awal dari genangan air

Perimeter float4 Menyimpan titik akhir dari genangan air

Kota Varchar20 Kota Perumahan

the_geom geometry Menyimpan data spasial

h. Tabel kecamatan

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data – data atribut peta kecamatan.

Deskripsinya dapat dilihat dalam Tabel 3.8 dibawah ini.

Tabel 3.8 Tabel struktur database kecamatan

Field Tipe Data Deskripsi

gid Integer Primary Key

area float4 Menyimpan nama titik awal dari genangan air

perimeter float4 Menyimpan titik akhir dari genangan air

(58)

Lanjutan Tabel 3.8 Tabel struktur database kecamatan

Field Tipe Data Deskripsi

the_geom geometry Menyimpan data spasial

trayek float4 Jumlah trayek

i. Tabel temp

Tabel ini digunakan untuk menyimpan nilai normalisasi dari perhitungan

Metode Brown Gibson. Deskripsinya dapat dilihat dalam Tabel 3.9 dibawah

ini.

Tabel 3.9 Tabel struktur database temp

Field Tipe Data Deskripsi

Gid Integer Primary Key

LPMi Float8 Nilai LPMi tiap lokasi

j. Tabel login

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data user yang registrasi.

Deskripsinya dapat dilihat dalam Tabel 3.10 dibawah ini.

Tabel 3.10 Tabel struktur database login

Field Tipe Data Deskripsi

Id Integer Primary Key

Nama Varchar50 Nama user

Pass Varchar50 Password user

k. Tabel Rumah Makan

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai data lokasi

Rumah Makan yang ada di Kotamadya Malang untuk pengelola Lembaga.

Data-data tersebut akan dimasukkan kedalam database yang struktur tabelnya

(59)

Tabel 3.11 Tabel struktur database rumah makan

Field Tipe Data Deskripsi

Gid Integer Primary Key

Nama Varchar50 Nama Rumah Makan

Alamat Varchar50 Alamat Rumah Makan

Notelp Varchar50 NoTelp Rumah Makan

X Integer Koordinat x

Y Integer Koordinat y

Geometry Geometry Data spasial

l. Tabel Mall dan Ruko

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai data lokasi Mall

dan Ruko yang ada di Kotamadya Malang untuk pengelola Lembaga.

Data-data tersebut akan dimasukkan kedalam Data-database yang struktur tabelnya dapat

dilihat pada Tabel 3.12 di bawah ini.

Tabel 3.12 Tabel struktur database Mall dan Ruko

Field Tipe Data Deskripsi

Gid Integer Primary Key

Nama Varchar50 Nama Rumah Makan

Alamat Varchar50 Alamat Rumah Makan

Notelp Varchar50 NoTelp Rumah Makan

X Integer Koordinat x

Y Integer Koordinat y

Geometry Geometry Data spasial

(60)

3.4 Perancangan Interface

Pada tahap ini akan dibahas mengenai tahapan perancangan interface

aplikasi. Aplikasi yang dibangun adalah aplikasi yang berbasis web, oleh karena

itu antarmuka yang dibangun adalah antarmuka web. Antarmuka yang dibangun

dirancang sesederhana mungkin sehingga memudahkan pengguna dalam

menggunakannya. Layout dan tampilannya dibuat sedemikian rupa agar

compatible dengan semua web browser yang ada saat ini. Menu-menu dan simbol

yang disediakan juga dibuat familiar sehingga user baru dapat cepat memahami

simbol-simbol dan menu-menu yang ada.

Berikut adalah Graphical User Interface dari sistem yang dirancang oleh

penulis :

A. Halaman utama web

Gambar 3.12 Desain Interface Halaman utama

Berikut ini keterangan dari desain interface halaman utama yang ditunjukkan

pada Gambar 3.12 :

Login | Penentuan lokasi | Register LOGO

Search for Grafik lokasi alternatif

Gambar

Gambar 3.3  Document Flow pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar
Gambar 3.4  System Flow Penentuan Lokasi Pembangunan LBB dengan metode Brown Gibson
Gambar 3.5  Context Diagram Sistem Informasi Penentuan Lokasi LBB
Gambar 3.6   Data Flow Diagram Sistem Informasi Penentuan Lokasi LBB
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem juga dapat menampilkan data penilaian kriteria KPI yang diambil dari. tabel

Memasukkan data 1 seperti pada Tabel 3.54, kemudian menekan tombol Save Changes Pengguna akan diarahkan ke halaman pencatatan detail anggota sesuai dengan nomor

(aeumei data mang eudah ada eama dengan inputan) Memaeukkan data 1 dari tabel data uji coba kendaraan, data 1 dari tabel data uji coba jenie kendaraan pilihan , Data 1 dari

Jika dilihat dari keluaran dari sistem atau program pada gambar 4.77 dibandingkan dengan hasil cara manual pada tabel 4.49 maka dapat dikatakan bahwa perhitungan metode K-Means

Pada MTs Negeri 1 Bandung ini sistem informasi yang ada masih dilakukan secara manual tanpa terkomputerisasi karena seperti pencatatan dan penyimpanan data-data akademik

1) Aplikasi sistem informasi klinik berbasis web sebagai solusi untuk mengelola data data klinik secara cepat dan mudah dibandingkan dengan manual sehingga lebih efisien

Dari pengujian yang dilakukan, terlihat dari perhitungan data menggunakan sistem fuzzy logic apabila dibandingkan dengan perhitungan data secara manual hanya

Tabel 1 Pengujian Sistem Skenario Pengujian Tes Hasil Yang Diharapkan Hasil Kesimpulan Memasukkan data username dan password dengan benar, lalu klik tombol Login Username: