• Tidak ada hasil yang ditemukan

10 BAB II

LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka

Beberapa penelitian mengenai strategi pemasaran diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Fahrudin, Insitut Agama Islam Negeri, 2015 yang berjudul “Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka Di BMT Al-Ijtihad Pabelan Dari Tahun 2012 Hingga Tahun 2014”. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa strategi pemasaran produk berjangka BMT Al-Ijtihad yaitu menawarkan produk yang sesuai sistem syariah, menjelaskan tentang produk simpanan berjangka pada masyarakat dengan bahasa yang mudah dipahami, dan menawarkan bagi hasil yang besar kepada anggota simpanan berjangka lebih besar dengan lembaga keuangan lainnya untuk menarik pelanggan.

Penelitian Asyrofi, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2015 yang berjudul “Strategi Pemasaran Dan Prosedur Pembiayaan Mudharabah di BMT Tumang Cabang Selo” menunjukan hasil strategi pemasaran yang digunakan BMT Tumang adalah dengan cara menentukan dahulu pasar sasaran, yang ingin dituju, kemudian dilakukan pendekatan dari pintu ke pintu sampai dengan diadakan suatu majelis keagamaan dengan tujuan mengenalkan kepada masyarakat tentang BMT Tumang.

Skripsi Anggi Sulaiman, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011 yang berjudul “Strategi Pemasaran produk wadi’ah Bank Mega Syariah” menjelaskan tentang Bank Mega Syariah

dengan rencana produk yang ditahankan sesuai dengan kebutuhan setiap masing-masing produk, tergantung pada produk tersebut pada masa apa. Strategi yang di implementasikan Bank Mega Syariah dalam pemasarannya adalah memprioritaskan nasabah pada CASA (Current Acc and Saving ACC). Dengan dana yang murah dibanding dengan deposito dengan biaya tinggi.

Ika Oktawulansari, Institute Agama Islam Negeri Walisongo

Semarang, 2012 yang berjudul “strategi pemasaran dalam upaya

meningkatkan jumlah nasabah di BMT Fajar Mulia cabang Bandungan” menjelaskan BMT Fajar Mulia mengandalkan pola pemasaran dengan system jemput bola, melakukan promosi melalui brosur, melakukan sosialisasi secara langsung untuk promosi kepada nasabah, menentukan target baru atau sasaran baru, mengajukan proposal penawaran kerjasama pengelolaan tabungan siswa ke sekolah-sekolah, melakukan promo dengan adanya hadiah yang akan diberikan.

Penelitian Solichatun, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, 2014 yang berjudul “Analisis Pemasaran Produk Tabungan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Di Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Pembantu Salatiga” menunjukkan hasil strategi yang digunakan dalam memasarkan produk Tabungan DPLK Bank Muamalat cabang Salatiga adalah dengan menggunakan (Segmenting) dengan menentukan dari segi daerah, segi usia, dan segi pekerjaan, (Targeting) dengan

12

menentukan target yang akan dicapai, (Positioning) dengan menerapkan system syariah dalam memasarkan tabungan DPLK Muamalat.

Johannes (2009) dengan judul “Analisis Kepuasan Nasabah Prioritas Berdasarkan Bauran Pemasaran”, menyimpulkan bahwa nasabah merasa puas akan menerapkan bauran pemasaran pada atribut product, place, promotion, people, process, dan physcal evidence, penerapan price khususnya pembebanan biaya penalti belum cukup memuaskan nasabah, sehingga perlu konsentrasi untuk perbaikan pada penerapan variabel tersebut.

Elizabeth (2013) dengan judul “Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Pada Bank X Syariah Cabang Tangerang Selatan”, menyimpulkan bahwa posisi pada kuadran merupakan posisi yang menguntungkan. Perusahaan dapat memanfaatkan peluan dan kekuatan secara maksimal dengan membuat kebijakan yang mendukung pertumbuhan yang agresif dari produk pembiayaan murabahah.

Fajri (2013) dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Menabung pada Bank Muamalat Cabang Malang”, menyimpulkan bahwa pengaruh dari bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, harga, promosi, orang, bukti fisik, dan lokasi mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menarik minat nasabah untuk menabung, akan tetapi variabel yang paling dominan adalah variabel produk.

Aulia (2011) dengan judul “Pengaruh Integrated Marketing

Jakarta”, menyimpulkan Dimensi yang dapat digunakan sebagai pembentuk variabel marketing communication adalah terdiri dari advertising, personal communication, sales promotion, public relation, intructional materials dan corporate design. Dimensi personal communication merupakan dimensi yang berpengaruh paling besar, yaitu 0,71.

Zunaidah (2007) dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Tabungan Shar-e pada Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Palembang”, menyimpulkan dari persamaan regresi dengan menggunakan metode Enter diketahui dari 8 variabel independen yaitu: Produk, tempat dan waktu, proses, produktifitas dan kualitas, orang, promosi dan edukasi, bukti fisik dan harga, dan biaya lainnya. Hanya ada satu variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan yerhadap kepuasan nasabah dalam menggunakan tabungan shar-e Bank Muamalat Kantor Cabang Palembang, yakni variabel proses (0.367).

Dari beberapa penelitian diatas terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama mengkaji menegenai strategi pemasaran. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada lokasi penelitian dan studi kasusnya.

B. Kajian Teoritik

1. Konsep Strategi Pemasaran

14

Secara umum pengertian manajemen pemasran bank adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dari kegiatan menghimpun dana, menyalurkan dana, dan jasa-jasa keuangan lainnya, dalam rangka memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan nasabahnya (Kasmir, 2014: 194-195).

Dari pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa manajemen pemasaran bank merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa perbankan, baik produk simpanan (giro, tabungan, dan deposito), pinjaman (kredit) ataun jasa-jasa bank lainnya. Penyediaan keinginan dan kebutuhan produk bank ini harus dilakukan melalui perencanaan yang matang, baik untuk perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang. Selanjutnya dilaksanakan oleh bankir yang professional. Kemudian perlu dilakukan pengawasan dan pengendalin secara terus menerus agar tidak menyimpang dari yang sudah direncanakan. Pada akhirnya, kegiatan pemasaran bank diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah serta juga akan memberikan kepuasan kepada para nasabahnya.

Menurut Kasmir (2014: 195), pengertian kebutuhan nasabah adalah suatu keadaan dimana dirasakan tidak ada dalam diri seseorang, seperti kebutuhan akan rasa aman. Dalam prakteknya kebutuhan nasabah bank adalah sebagai berikut:

1) Kebutuhan akan produk bank;

2) Kebutuhan rasa aman berhubungan dengan bank; 3) Kebutuhan kenyamanan berhubungan dengan bank; 4) Kebutuhan untuk dihormati dan dihargai;

5) Kebutuhan untuk persahabatan; 6) Kebutuhan untuk diberi perhatian; 7) Kebutuhan status/prestise;

8) Kebutuhan aktualisasi diri. b. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi adalah sebuah rencana dasar yang luas dari suatu tindakan organisasi untuk mencapai tujuannya. Kata strategi berasal dari yunani strategia pada mulanya mempunyai hubungan dengan ilmu atau seni memimpin dalam kemiliteran. Sebuah strategi adalah rencana akbar yang digunakan sebagai langkah untuk mencapai sasaran yaitu memenangkan peperangan (Lamarto, 1996: 240).

Pemasaran (marketing) adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial (Lamarto, 1996: 7-8).

Sedangkan menurut Kotler (1999: 25), pemasaran adalah kegiatan manusia yang dimakudkan untuk memuaskan kebutuhan dan

16

keinginan melalui proses pertukaran. Konsep penting dalam studi marketing adalah kebutuhan, keinginan, permintaan, produk, pertukaran, transaksi dan pasar. Jadi, strategi pemasaran yaitu sebuah rencana dari kegiatan bisnis yang digunakan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran, baik kepada para konsumen saat ini maupun kosumen potensial.

c. Tujuan Pemasaran Bank

Setiap tindakan yang dilakukanapakah oleh perusahaan atau badan usaha tertentu mengandung suatu maksud dan tujuan tertentu. Penetapan tujuan ini disesuaikan dengan keinginan pihak manajemen itu sendiri. Badan usaha dalam menetapkan tujuan yang hendak dicapai dilakukan dengan berbagai pertimbangan matang. Kemudian ditetapkan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut (Kasmir, 2014: 196).

Menurut Kasmir (2014: 197), secara umum tujuan pemasaran bank adalah sebagai berikut:

1) Memaksimalkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.

2) Memaksimalkan kepuasan konsumen melalui beberapa pelayanan yang di inginkan nasabah.

3) Memaksimalkan pilihan atau ragam produk dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pillihan pula.

4) Memaksimalkan mutu hidup dan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien.

d. Konsep Pemasaran

Sebelum ilmu marketing berkembang sedemikian rupa dengan tingkat persaingan usaha yang sedemikian ketat, pada zaman dulu orang yang menanam padi maka terus menerus makan padi, nelayan akan terus-menerus makan ikan, dan pemburu akan terus menerus makan daging. Lama kelamaan timbul kebosanan dan berpindah ke tempat yang baru untuk menemukan sesuatu. Ketika dalam perjalanan, orang yang membawa padi akan bertemu dengan orang yang membawa ikan atau daging. Saat itu juga mereka menukarnya, ditempat itulah akhirnya kita mengenal istilah market (pasar). Tempat bertemunya penjual atau pembeli ini akhirnya disepatai sebagai tempat penukaran resmi yang lama kelamaan dijadikan sebagai pasar secara resmi (Arifin, 2004: 32-33).

Dalam pemasaran terdapat konsep-konsep dasar marketing yang perlu kita ketahui yaitu:

18

2) Segmentasi, targeting, dan positioni, pasar. 3) Market, dan potensial market

4) Posisi perusahaan. e. Bauran pemasaran

Menurut Kasmir (2014: 213), bauran pemasaran atau marketing mix merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan secara bersamaan diantara elemen-elemen yang ada dalam marketing mix itu sendiri-sendiri tanpa dukungan dari elemen yang lain.

Penggunaan bauran pemasaran atau marketing mix dalam dunia perbankan dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep yang sesuai dengan kebutuhan bank. Dalam praktiknya, konsep bauran pemasaran terdiri dari bauran pemasaran unruk produk yang berbentuk barang maupun jasa. Khusus untuk produk yang berbentuk jasa diberlakukan konsep yang sedikit berbeda dengan produk barang.

Kotler (1999) menyebutkan konsep bauran pemasaran atau marketing mix terdiri dari 4P yaitu:

1. Product (produk) 2. Price (harga)

3. Place (tempat atau saluran distribusi) 4. Promotion (promosi)

Sementara itu Boom dan Bitner menambahkan dalam bisnis jasa, bauran pemasaran disamping 4P seperti yang dikemukakan diatas, yaitu:

1. People (orang)

2. Physical evidenc (Bukti fisik) 3. Process (proses)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulakn bahwa, secara keseluruhan penggunaan konsep bauran pemasaran atau marketing mix untuk produk jasa jika digabungkan menjadi 7P, yaitu:

1. Product (produk)

Produk diartikan sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Artinya apapun wujudnya selama itu dapat memenuhi keinginan pelanggan dan kebutuhan kita katakana sebagai produk (Kasmir,2014: 216).

Dalam praktiknya produk terdiri dari dua jenis, yaitu yang berkaitan dengan fisik atau benda berwujud dan tidak berwujud. Produk yang diinginkan pelanggan, baik berwujud maupun tidak berwujud adlaah produk yang berkualitas tinggi. Artinya, produk yang ditawarkan kepada nasabanya memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan produk bank pesaing. Produk yang berkualitas tinggi ini disebut juga produk plus.

20

Produk yang berkualitas tinggi yang berhasil diciptakan bank akan memberikan berbagai keuntungan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun keuntungan produk plus antara lain:

a. Dapat meningkatkan penjualan, mengingat nasabah akan tertarik untuk membeli dan mempertahankan produk yang memiliki nilai lebih dengan terus melakukan transaksi. b. Menimbulkan rasa bangga bagi nasabah yang memiliki

produk plusnya ditengah-tengah masyarakat.

c. Menimbulkan rasa kepercayaan yang tinggi sehingga dapat mempertahankan nasabah lama dan mendapatkan nasabah baru.

d. Menimbulkan kepuasan tersendiri bagi nasabah yang bersangkutan.

Dalam praktiknya untuk menciptakan produk plus bukanlah perkara yang mudah. Banyak factor yang harus dipertimbangkan atau dengan kata lain kehadiran produk plus sangat tergantung dari pihak yang terkait produk tersebut. Secara umu produk plus sangat tergantung dari:

a. Pelayanan yang prima, artinya pelayanan terhadap produk yang dijual harus dilakukan secara baik, sehingga nasabah

mengerti dan cepat memahami produk tersebut

b. Pegawai yang professional, artinya memiliki kemampuan untuk menjelaskan dan mempengaruhi nasabah sehingga mau membeli produk yang ditawarkan.

c. Sarana dan prasarana yang dimiliki harus dapat menunjang kelengkapan teknologi yang dimilikinya sehingga mampu melayani nasabah secara cepat dan tepat.

d. Lokasi dan layout gedung dan ruangan. Hal ini sangat berpengaruh demi kenyamanan dan keamanan nasabah selama berhubungan dengan bank. Lokasi yang tidak strategis membuat nasabah malas untuk mendatangi bank. Demikian pula dengan layout ruangan yang tidak baik juga menyebabkan nasabah bosan untuk berhubungan dengan ban.

e. Nama baik bank, menjual jaminan bagi nasabah untuk membeli produk bank. Oleh karena itu, bank harus pandai menjaga nama baik, mengingat jasa bank yang ditawarkan merupakan bisnis kepercayaan.

2. Price (Harga)

Harga salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku atau tidaknya produk dan jasa perbankan. Penentuan

22

harga oleh suatu bank dimaksudkan untuk berbagai tujuan yang hendak dicapai (Kasmir, 2014: 227).

Secara umum tujuan penentuan harga adalah sebagai berikut :

a. Untuk bertahan hidup

Dalam hal ini bank menentukan harga semrah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang ditawarkan laku dipasaran, misalnya untuk bunga simpanan tinggi dan bunga pinjam rendah, tetapi dalam kondisi masih menguntungkan

b. Untuk memaksimalkan laba

Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi.

c. Untuk memperbesar market share

Penentuan harga ini dengan harga yang murah, sehingga diharapkan jumlah pelanggan meningkatan diharapkan pula pelanggan pesaing beralih ke produk yang ditawarkan seperti penentuan bunga simpanan yang lebih tinggi dari pesaing.

Tujuannya adalah memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga jual ditentukan setinggi mungkin. e. Karena Pesaing

Dalam hal ini penentuan harga dengan melihat harga pesaing. Tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing artinya bunga simpanan diatas pesaing dan bunga pinjaman dibawah pesaing.

3. Place (Tempat/ saluran distribusi)

Pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah dalam menganalisisnya berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Lokasi yang tidak strategis akan mengurangi minat nasabah untuk berhubungan dengan nasabah.

Menurut Kasmir (2014: 240), paling tidak ada dua faktor yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi suatu cabang, yaitu :

a. Faktor utama (primer) 1) Dekat dengan pasar 2) Dekat dengan bahan baku

3) Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kualifikasi yang diinginkan

24

4) Terdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya atau kereta api atau pelabuhan laut atau pelabuhan udara

5) Tersedianya sarana dan prasarana seperti listrik, telepon, dan lainnya

6) Sikap masyarakat b. Faktor sekunder

1) Biaya untuk investasi dilokasi seperti biaya pembelian tanah atau pembangunan gedung

2) Prospek perkembangan harga atau kemajuan lokasi tersebut

3) Kemungkinan untuk perluasan lokasi

4) Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau perumahan.

Setelah lokasi diperoleh maka langkah selanjutnya adalah menentukan layout gedung dan layout ruang kantor. Kedua layout ini saling mendukung kenyamanan nasabah serta keamanan nasabah dalam berurusan dengan bank.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk layout gedung adalah sebagai berikut:

1) Bentuk gedung yang memberikan kesan bonafit 2) Lokasi parker luas dan aman

4) Tersedia telepon umum dan fasilitas lainnya khusus untuk nasabah

Sementara itu, untuk layout ruangan yang harus diperhatikan adalah :

1) Suasana ruangan terkesan luas dan lega

2) Tata letak kursi dan meja sesuai dengan urutan proses dokumen

3) Dekorasi dalam ruanangan dan hiasan. 4. Promotion (promosi)

Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Paling tidak ada 4 macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh setiap bank dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya. Keempat macam sarana promosi yang dapat dilakukan adalah:

a. Periklanan (advertising)

Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh

bank guna menginformasikan, menarik, dan

mempengaruhi calon nasabahnya. b. Promosi penjualan (sale promotion)

Tujuan promosi penjualan adalah meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah.

26

Promosi penjualan dilakukan untuk menarik minat nasabah untuk segera membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan

c. Publisitas (publicity)

Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial, perlombaan cerdas cermat, kuis serta kegiatan lainnya melalui berbagai media.

d. Penjualan pribadi (personal selling)

Penjualan ini dilakukan oleh seluruh pegawai bank, mulai dari cleaning service, satpam sampai pejabat bank.

5. People (orang)

Yaitu semua orang yang terlibat aktif dalam pelayanan dan mempengaruhi persepsi pembeli, nama, pribadi pelanggan, dan pelanggan-pelanggan lain yang ada dalam lingkungan pelayanan. People meliputi kegiatan untuk karyawan seperti mulai dari kegiatan rekruitmen, pendidikan dan pelatihan, motivasi, balas jasa, dan kerja sama, serta pelanggan yang menjadi ansabah atau calon nasabah (Kasmir, 2014: 214).

Terdiri dari adanya logo atau simbol perusahaan, motto, fasilitas yang dimiliki, seragam karyawwan, laporan, kartu nama, dan jaminan perusahaan (Kasmir, 2014: 214). 7. Procces (proses)

Merupakan keterlibatan pelanggan dalam pelayanan jasa proses aktivitas standar pelayanan kesederhanaan, atau kompleksitas prosedur kerja yang ada di bank yang bersangkutan

2. Produk Funding (Penghimpunan Dana) Syariah a. Pengertian Bank Syariah

Bank syariah terdiri dari dua kata, yaitu bank dan syariah. Kata bank bermakna suatu suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan dari dua pihak, yaitu pihak yang berkelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Kata syariah dalam versi bank syariah di Indonesia adalah aturan perjanjian berdasarkan yang dilakukan oleh pihak lain untuk penyimpangan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum islam.

Penggabungan kedua kata tersebut, menjadi “bank syariah”. Bank syariah adalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang berkelebihan dana dan bagi pihak yang berkekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai hukum islam. Selain itu, bank syariah biasa disebut

28

Islamic banking atau interest fee banking, yaitu suatu sistem perbankan dalam pelaksanaan operasional tidak menggunakan sistem bunga (riba), spekulasi (maisir), dan ketidakpastian atau ketidakjelasan (gharar) (Ali, 2008: 1).

Bank syariah sebagai sebuah lembaga keuangan mempunyai mekanisme dasar, yaitu menerima deposito dari pemilik modal (depositor) dan mempunyai kewajiban (liability) untuk menawarkan pembiayaan kepada investor pada sisi asetnya,dengan pola atau skema pembiayaan yang sesuai syariat Islam. Pada sisi kewajiban, terdapat dua kategori utama, yaitu interest-fee current and saving accounts dan investmen account yang berdasarkan pada prinsip PLS (Profit and Loss Sharing) antara pihak bank dan pihak depositor; sedangkan pada sisi asset, yang termasuk didalamnya adalah segala pola bentuk pembiayaan yang bebas riba dan sesuai prinsip syariah, seperti mudharabah, musyarakah, istishna, salam, dan lain-lain (Ali, 2008: 1-2).

b. Tabungan

Menurut Undang-Undang perbankan Nomor 21 tahun 2008 Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet dan giro atau alat

lainnya yang dipersamakan dengan itu. Syarat-syarat tertentu maksudnya adalah sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat antara bank dan sipenabung, misalnya dalam hal frekuensi penarikan, apakah 2 kali seminggu atau setiap hari atau seminggu setiap saat. Yang jelas haruslah sesuai dengan perjanjian sebelumnya antara bank dan nasabah. Kemudian hal saran penarikan juga tergantung dengan perjanjian antara keduanya, alat yang dimaksud sebagai penarikan tabungan adalah sebagi berikut : a) Buku Tabungan

Kepada setiap penabung biasanya diberikan buku tabungan didalam buku tabungan berisi catatan saldo tabungan, penariakn, penyetoran dan beban-beban yang mungkin terjadi. Buku ini digunakan pada saat penarikan,sehingga langsung dapat mengurangi saldo yang ada di buku tabungan tersebut. b) Slip Penarikan

Merupakan formulir penarikan dimana nasabah cukup menulis nama, nomor rekening, jumlah uang serta tanda tangan nasabah untuk menarik sejumlah uang. Slip penarikan biasanya digunakan bersama dengan buku tabungan.

c) Kwitansi

Merupakan formulir penarikan dan juga merupakan bukti penarikan yang dikeluarkan oleh bank fungsinya sama dengan

30

slip penarikan. Didalam kwitansi ini tertulis nama penarik, alat ini juga dapat digunakan bersamaan dengan buku tabungan. d) Kartu yang dibuat dari plastic

Yaitu sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik yang dapat digunakan untuk menarik sejumlah uang dari tabungan, baik yang ada di bank maupun di mesin automated teller machine (ATM), bagi bank yang menyediakan penarikan ini. Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud dengan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syrat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Adapun yang dimaksud dengan tabungan syariah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip /syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional telah mngeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip wadia’ah dan mudharabah (Karim, 2013:299).

c. Deposito

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun Perbankan, yang dimaksud dengan deposito berjangka adalah simpanan yang

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut perjanjiann antara penyimpan dan bank. Adapun yang dimaksud dengan deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan

Dokumen terkait