• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemudian saran-saran berdasarkan kesimpulan tersebut untuk penelitian selanjutnya.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Penelitian pertama yang dilakukan oleh Irviana, Kathrin, dkk. dalam

penelitiannya pada tahun 2008 yang berjudul “Analisis Segmen Pasar dan Perilaku Nasabah Terhadap Bank Syariah di Wilayah DKI Jakarta”

memberikan kesimpulan terdapat tiga segmen pasar perbankan syariah di wilayah DKI Jalarta yaitu segmen syariah loyalist, segmen floating mass dan segmen conventional loyalist.

Kemudian penelitian Mursid, Mansur Chadi dan Irviana, Kathrin pada tahun 2012 yang berjudul “Analisis Segmen Pasar dan Perilaku Nasabah Bank Syariah: Kajian Hukum Islam Terhadap Produk HSBC Amanah Indonesia”

memberikan kesimpulan Terdapat tiga segmen pasar perbankan syariah di wilayah DKI Jakarta, yaitu segmen syariah loyalist, segmen floating mass, dan segmen conventional loyalist. Segmen syariah loyalist dominan berada di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, segmen floating mass berada di wilayah Jakarta Timur dan segmen conventional loyalist berada di wilayah Jakarta Barat. Selain itu, segmen floating mass merupakan target pasar yang paling potensial di wilayah provinsi DKI Jakarta karena memiliki pangsa pasar terbesar bila dibandingkan dengan segmen syariah loyalist ataupun segmen conventional loyalist. Walaupun demikian, masyarakat beragama

Islam masih merupakan target pasar utama bagi bank syariah karena jumlah segmen floating mass secara dominan diperoleh dari responden beragama Islam dan didominasi oleh jenis pekerjaan pegawai swasta dan wiraswasta.

Penelitian ketiga dilakukan Karamoy pada 2013 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Progam Pascasarjana, Magister Manajemen Universitas

Sam Ratulangi Manado dalam jurnal berjudul “Strategi Segmenting,

Targeting dan Positioning Pengaruhnya terhadap Keputusan Konsumen

Menggunakan Produk KPR BNI Griya”. Pemasaran produk KPR BNI Griya

di Manado konsumen produk KPR BNI Loan Center Manado berdasarkan data internal BNI LNC Manado sebanyak 1.641 nasabah dengan jumlah sampel 98 nasabah. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan variable strategi segmentasi(X1), strategi targeting(X2) strategi positioning(X3) yang sama-sama berpengaruh terhadap variable keputusan konsumen pada produk KPR BNI Griya adalah diterima. Hal tersebut sesuai dengan tingkat signifikan sebesar (0%) yaitu kurang dari 5%.

Penelitian selanjutnya yaitu Faiqoh, Rida pada tahun 2013 dari

Lembaga Studi Nusantara Demak yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran

KPRS di Bank Muamalat Cabang Kudus” dalam keimpulannya KPR

Muamalat iB merupakan salah satu produk berupa fasilitas pembiayaan untuk kepemilikan hunian sesuai dengan prinsip syariah, dari adanya ini diharapkan banyak konsumen atau nasabah yang memanfaatkan produk tersebut. Strategi yang digunakan oleh Bank Muamalat Cabang Kudus untuk mengembangkan

dan memasarkan produk KPR Syariah dengan akad murabahah adalah dengan metode Marketing Mix yang meliputi Produk, Harga, Lokasi, dan Promosi. Kendala-kendala yang dihadapi oleh Bank Muamalat Cabang Kudus adalah: Kendala dari pemasaran produk KPR Syariah di Bank Muamalat Cabang Kudus yaitu, pemahaman masyarakat yang masih kurang terhadap bank syariah dalam hal ini adalah KPR Syariah dan Banyaknya pesaing dari bank lain sehingg menjadikan nasabah lebih banyak pilihan.

Kemudian penelitian yang kelima menurut Kembuan, Precylia Cyndi, dkk. pada tahun 2014 dalam penelitain mereka yang berjudul “Analisis Segmentasi, Targeting dan Positioning Pembiayaan Mobil Pada PT. Adira

Dinamika Multifinance Tbk Cabang Manado”. Hasil penelitian menggunakan

analisis cluster yaitu K-Means Cluster, secara keseluruhan mengelompokkan pelanggan PT. Adira Dinamika Multifinance Tbk Cabang Manado 2 kedalam tiga segmen berdasarkan segmentasi demografi, perilaku dan manfaat. Ketiga segmen tersebut adalah sebagai berikut: Cluster 1 memiliki komposisi demografi responden yang mempunyai usia yang sama dengan cluster 2 dan lebih tua dari cluster3. Cluster 2 memiliki komposisi demografi responden yang mempunyai usia yang sama dengan cluster 1 dan lebih tua dari cluster 3. Cluster 3 memiliki komposisi demografi responden yang mempunyai usia yang lebih muda dari cluster 1 dan cluster 2.

Beda penelitian dengan penelian pertama ”Analisis Segmen Pasar dan Perilaku Nasabah Terhadap Bank Syariah di Wilayah DKI Jakarta” terletak

pada fokus penelitian perilaku nasabah terhadap Bank Syariah, kemudian metode yang digunakan adalah kuantitatif serta objek penelitian lembaga keuangan makro syariah.

Beda penelitian yang kedua adalah fokus pengujian yang dilakukan hanya menguji segmen pasar. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas dengan menggunakan non probability sampling dalam pengambilan sampel. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan.

Beda penelitian yang ketiga yaitu metode penelitian yang menggunakan analisis uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda, objek penelitian dilakukan pada lembaga keuangan makro konvensional serta menggunakan kuesioner dalam mengumpulkan data.

Beda penelitian yang selanjutnya terletak pada objek penelitian yaitu pada lembaga keuangan makro serta strategi pemasaran menggunakan metode Marketing Mix yang meliputi Produk, Harga, Lokasi, dan Promosi.

Beda penelitian yang terakhir terdapat pada objek penelitian yaitu pada perusahaan asuransi, menggunakan teknik sampling purposive dalam pengambilan sampel, mengumpulkan data dengan kuesioner serta menggunakan metode analisys cluster dan multidimensional scsling (MDS)

Dari pemaparan beda penelitian yang sudah ada diatas maka penelitian pada kali ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam hal objek penelitian yang diteliti kemudian metode penelitian yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif , serta penelitian pada kali ini lebih memfokuskan pada produk pembiayaan yang dijalankan divisi marketing.

Penelitian yang akan dibahas penulis hanya mengenai strategi pemasaran segmenting, targeting dan positioning pada produk pembiayaan yang dilakukan oleh divisi marketing BMT Taruna Sejahtera Kantor Cabang Suruh tanpa menggunakan pengujian hipotesis. Dengan perbedaan yang ada maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang strategi pemasaran segmenting, targeting dan positioning pada produk pembiayaan BMT Taruna Sejahtera Cabang Suruh ini berbeda dan belum pernah ada yang melakukannya.

B. Kajian Teoritik

1. Segmenting

Segmenting merupakan proses membagi pasar menjadi kelompok-kelompok yang berbeda, yang didalamnya semua pelanggan memiliki karakteristik yang sama sehingga mereka dapat dibedakan dari pelanggan di segmen lain (Lovelock dan Wright, 2005: 116).

Segmentasi pasar dapat dibedakan dengan menggunakan variabel-variabel segmentasi pasar. Kotler membagi segmentasi menjadi empat variabel utama yaitu:

a. Segmentasi Geografis

Segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda seperti negara, wilayah, propinsi, kota, atau lingkungan rumah tangga. Perusahaan dapat memutuskan untuk beroprasi dalam satu wilayah geografis atau beroprasi dalam seluruh wilayah tetapi memberikan perhatian pada variasi lokal.

b. Segmentasi Demografis

Segmentasi demografis merupakan dasar untuk membedakan kelompok-kelompok pelanggan. Pasar dibedakan menjadi kelommpok-kelompok berdasarkan variabel seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial. c. Segmentasi Psikografis

Pada segmentasi ini pasar dibagi kedalam kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup atau kepribadian akan nilai. Konsumen dalam kelompok yang sama dapat menunjukkan gambaran psikografis yang berbeda.

d. Segmentasi Perilaku

Dalam segmentasi ini pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap suatu produk. Untuk membentuk segmen pasar awal perlu adanya variabel perilaku kejadian, manfaat, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, dan sikap (Kotler, 2002: 300-305).

2. Targeting

Targeting adalah memilih satu atau beberapa segmen konsumen yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran dan promosi. Perusahaan harus memfokuskan kegiatanya pada beberapa bagian konsumen saja dan meninggalkan bagian lainnya (Morissan, 2010: 70).

Kegiatan menetapkan pasar sasaran atau targeting ada dua, yaitu: a. Evaluasi segmen pasar yang meliputi:

a. Ukuran dan pertumbuhan segmen seperti data tentang usia nasabah, pendapatan, jenis kelamin, atau gaya hidup dari setiap segmen.

b. Struktural segmen yang menarik dilihat dari segi profitibilitas. c. Sasaran dan sumber daya bank dengan memperhatikan energi yang

dimiliki bank yaitu ketersediaan sumberdaya manusia termasuk ketrampilan yang dimiliki.

b. Memilih segmen

Menentukan satu atau lebih segmen yang memiliki nilai tinggi bagi perusahaan. Kemudian menentukan segmen mana dan berapa banyak yang dapat dilayani. Pertama membagi pemasaran menjadi: 1) Pemasaran serbasama, melayani semua pasar dalam arti tidak ada

perbedaan.

2) Pemasaran serba aneka, merancang tawaran untuk semua pendapata, tujuan, atau kepribadian.

3) Pemasaran terpadu, khusus untuk sumber daya manusia yang terbatas.

Kedua, ada beberapa alternatif untuk melakukan seleksi atau memilah pasar sasaran, yaitu:

1) Product specialization

Merupakan cara perusahaan untuk hanya memfokuskan kepada produk yang kemudian dijual kepada berbagai segmen pasar. Sebagai contoh, jika sasaran perusahaan adalah masyarakat yang beragama Islam yang maka perusahaan dapat menawarkan produk-produk yang halal.

2) Full market converage

Alternatif ini perusahaan melakukan atau melayani semua segmen yang ada dengan semua produk yang mungkin dibutuhkan tanpa adanya batasan tertentu (Kasmir, 2004: 120-121).

3. Positioning

Positioning merupakan strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan di dalam pikiran konsumen, sehingga memiliki penilaian tertentu (Morissan, 2010: 72). Positioning adalah usaha yang dilakukan perusahaan untuk membuat konsumen berpikir sesuatu mengenai produk dari perusahaan.

Beberapa strategi penentuan posisi pasar dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Atas Dasar Atribut

Atas dasar atribut didasarkan pada penentuan atribut produk tertentu, misalnya bunga rendah atau tinggi baik untuk simpanan maupun pinjaman.

b. Kesempatan Penggunaan

Kesempatan penggunaan maksudnya adalah simpanan diposisikan sebagai kas atau tempat mengamankan uang atau tempat untuk melakukan investasi.

c. Menurut Pengguna

Produk diposisikan berdasarkan penggunaan produk tersebut. Misalnya tabungan untuk umum atau tabungan haji.

d. Langsung Menghadapi Pesaing

Produk diposisikan sebagai sesuatu yang lebih baik dibandingkan pesaing perusahaan, misalnya BMT kami nomor satu atau yang terbaik (Kasmir, 2004: 122).

e. Produk

Aspek-aspek yang dapat membuat produk dari perusahaan berbeda dengan perusahaan lain cukup banyak. mulai dari bentuk, fitur, kinerja, kesesuaian, daya tahan dan lain-lain. Misalnya pada BMT, agar produknya berbeda dengan yang lain maka perusahaan menambah nisbah bagi hasil yang lebih besar untuk anggotanya agar berbeda dengan BMT lainnya (Amir, 2012: 175-177).

4. Pembiayaan

Pembiayaan menurut UU No. 10 Tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Asiyah, 2014: 2). Di BMT pembiayaan dibagi menjadi dalam beberapa bagian:

a. Pembiayaan dengan sistem bagi hasil 1) Mudharabah

Al-mudharabah merupakan akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola dana. Jika kerugian diakibatkan kecurangan pengelola dana maka penelola dana harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut (Antonio, 2001: 95).

2) Musyarakah

Musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan di tanggung bersama sesuai kesepakatan (Asiyah, 2014: 197).

b. Pembiayaan dengan sistem sewa 1) Ijarah

Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang tersebut.

2) Ijarah muntahia bit tamlik

Transaksi yang di sebat Ijarah muntahia bit tamlik adalah sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa ( Antonio, 2001: 108).

c. Pembiayaan dengan sistem jual beli 1) Murabahah

Murabahah adalah jual beli barang pada harga semula dengan tambahan keuntungan yang dsepakati.

2) Salam

Salam merupakan akad pembelian barang yang diserahkan kemudian hari, sedangkan pembayarannya dilakukan di awal (Asiyah, 2014: 228).

3) Bai’ Bitsaman Ajil

Bai’ Bitsaman Ajil merupakan perjanjian pembelian dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara bank dengan nasabah, dimana bank syariah menyediakan dananya untuk sebuah investasi dan atau pembelian barang modal dan usaha anggotanya yang kemudian proses pembayarannya dilakukan secara mencicil atau angsuran (Kasmir, 2014: 8).

d. Pembiayaan dengan sistem jasa qardh

Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan harta tanpa mengharapkan imbalan (Asiyah, 2014: 239).

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Profil sejarah perkembangan BMT Taruna Sejahtera

BMT Taruna Sejahtera didirikan oleh sekelompok pemuda kota Ungaran yang membentuk lembaga usaha bertujuan untuk meringankan beban rakyat kecil akibat himbitan ekonomi dampak krisis moneter pada tahun 1997-1998 yang mengakibatkan fluktuatif harga bahan makanan dan input pertanian yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997. Selama periode puncak harga krisis pangan di pasar ritel meningkat pada tingkat yang lebih tinggi hingga 3-25 kali lipat pertumbuhan harga sebelum krisis. Pada tanggal 24 agustus 1998 setelah peringatan kemerdekaan RI ke 53 telah berdiri lembaga keuangan yang diberi nama Koperasi Warung Taruna Sejahtera dengan kegiatan usaha penyaluran sembako khususnya penjualan beras murah dan telah mendapatkan pengesahan badan hukum dari kementrian koperasi pengusaha kecil dan menengah kabupaten Semarang No: 007/BH/KWK.11.1/IX/1998 tanggal 23 september 1998.

Tetapi pada perkembangannya usaha tersebut tidak dapat berjalan dengan baik dan mengalami kerugian terus menerus, sehingga pada tahun 2000 koperasi menutup usaha penyaluran sembako dan memilih fokus pada usaha simpan pinjam dengan sistem syariah yang bertujuan untuk

memberikan pelayanan penguatan modal usaha mikro dan kecil yang diberi nama BMT Taruna Sejahtera yang telah mendapatkan pengesahan Akte Perubahan Badan Hukum No: 019/BH/PAD/KDK/11.1/II/2000 tanggal 18 Februari 2000.

Usaha simpan pinjam dengan pola syariah diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan koperasi, tetapi usaha tersebut belum dapat beroperasi dengan baik dan koperasi tidak mengalami pertumbuhan, sehingga pada awal tahun 2011 koperasi melakukan perubahan besar yang meliputi perubahan manajemen dengan menerapkan IMS (Incentive Management System), perubahan sistem akuntansi dengan mengimplementasikan aplikasi Core Banking IBS Realtime serta memperluas jaringan kerja dengan membuka kantor kas diseluruh wilayah kabupaten Semarang. Pada saat yang bersamaan diterbitkan pula produk-produk baru BMT dan telah mendapatkan pengesahan akte perubahan anggaran dasar koperasi simpan pinjam syariah dari gubernur jawa tengah No: 035/PAD/XIV/IV/2015 tanggal 30 April 2015.

Perubahan dari pola operasional lama ke pola operasional baru membawa dampak pertumbuhan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan simpanan yang semula pada tahun 2011 sebesar 2 milyar meningkat menjadi 50 milyar pada akhir tahun 2015, sedang pertumbuhan penyaluran pembiayaan yang semula pada akhir tahun 2011 sebesar 1,5 milyar tumbuh menjadi 40 milyar pada akhir tahun 2015 untuk

9.100 orang usaha ekonomi lemah. Sedangkan pertumbuhan asset yang semula pada awal tahun 2011 sebesar 3.9 milyar menjadi 55 milyar rupiah di akhir tahun 2015.

Disamping perubahan pola operasional, pada RAT tahun 2012 pada tanggal 27 April 2013 Kantor Pusat BMT Taruna Sejahtera yang semula masih kontrak di Jl. HOS Cokroaminoto No.416 Ungaran pindah menempati gedung baru milik sendiri di Jl. Gatot Subroto No.133 Mutiara Ungaran Square Kav.3 Ungaran.

2. Visi dan Misi BMT Taruna Sejahtera a. Visi

Mewujudkan BMT Taruna Sejahtera sebagai Lembaga Keuangan Syariah yang mampu melayani kebutuhan modal usaha bagi anggota guna menunjang kesejahteraan bersama yang diridhoi Allah SWT.

b. Misi

1) Pemberdayaan usaha ekonomi ummat khususnya ekonomi lemah di wilayah Jawa Tengah.

2) Menyelenggarakan usaha simpan pinjam untuk melayani anggota sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi.

3) Menjalankan usaha simpan pinjam yang sesuai prinsip syariah dengan efektif, efisien dan transparan.

3. Lokasi BMT Taruna Sejahtera Kantor Cabang Suruh

Secara georafis BMT Taruna Sejahtera Kantor Cabang Suruh terletak di Pasar Suruh tepatnya jalan Suruh-Salatiga dusun Krajan RT. 05 RW. 05 Suruh kabupaten Semarang. Letak BMT ini tergolong setrategis karena terletak di tepi jalan raya dan berada dilingkungan pasar Suruh, sehingga menjadi keuntungan tersendiri bagi BMT dalam melakukan pemasaran untuk menambah modal usaha mereka.

4. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi BMT Taruna Sejahtera Kantor Pusat

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Taruna Sejahtera

Kepala Kantor Cabang : Frendi Adetya.

Teller : Siti.

Account Officer : 1) Yuliyanti. 2) Dwi Isma. 3) Ella Dita P. 4) Muhamad Khavid

5. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang masing-masing Jabatan a. General Manager (GM)

1) Fungsi Utama Jabatan

a) Memimpin Usaha BMT Taruna Sejahtera di wilayah kantor cabang utama sesuai degan tujuan dan kebijakan yang telah ditentukan CEO

b) Merencanakan, mengoordinasikan dan mengendalikan seluruh aktifitas lembaga yang meliputi penghimpunan dana dari anggota dan lainya serta penyaluran dana yang secara langsung berhubungan dengan aktifitas utama tersebut dalam upaya mencapai target kantor cabang utama

c) Melindungi dan menjaga asset perusahaan yang berada dalam tanggung jawabnya

d) Membina hubungan dengan anggota dan pihak lain (customer) yang dilayani dengan tujuan untuk mengembangkan pelayanan yang lebih baik

2) Tanggung Jawab

a) Menjabarkan kebijakan umum BMT Taruna Sejahtera yang telah dibuat (CEO)

b) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tak melampaui batas wewenang manajemen

c) Mengusulkan kepada CEO tentang penambahan, pengangkatan pemberhentian karyawan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan oprasional BMT

d) Mengamangkan harta kekayaan BMT Taruna Sejahtera agar terlindung dari bahaya kebakaran, pencurian, perampokan dan kerusakan, serta seluruh asset BMT

e) Terselenggaranya penilaian prestasi kerja karyawan dan membuat laporan secara periodic kepada CEO

f) Menandatangani dan menyetujui permohonan pembiayaan dengan batas wewenang yang ada di wilayah kantor cabang utama

g) meningkatkan pendapatan dan menekan biaya serta mengawasi operasional kantor cabang utama

3) Wewenang

a) Memimpin rapat komitmen untuk memberikan keputusan terhadap pengajuan pembiyaan

b) Menyetujui/menolak secara tertulis pengajuan rapat komite secara musyawarah dengan alas an-alasan yang jelas

c) Menyetujui/menolak pencairan dropping pembiayaan sesuai dengan batasan wewenang

d) Menyetujui pengerluaran uang untuk pengeluaran kas kecil dan biaya oprasional lain sesuai dengan batas wewenang

e) Melakukan penilaian prestasi karyawan sesuai degan ketentuan yang berlaku

f) Mengusulkan promosi, rotasi dan PHK sesuai dengan ketentuan yang berlaku

b. Manajer Cabang / Kepala Kas

Manajer cabang merupakan posisi organisasi dibawah general manajer dan membawahi account officer dan teller.

1) Fungsi utama

a) Memimpin usaha BMT Taruna Sejahtera Kantor Cabang Suruh sesuai dengan tujuan dan kebijakan yang ditentukan BMT. b) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan

seluruh aktifitas lembaga yang meliputi penghimpunan dari anggota (nasabah) dan lainnya serta penyaluran dana yang

merupakan kegiatan utama lembaga dan kegiatan-kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan aktifitas utama tersebut dalam upaya mencapai target.

c) Melindungi dan menjaga asset perusahaan yang berada dalam tanggung jawab.

d) Membina hubungan dengan anggota (nasabah) dan pihak lain (konsumen) yang dilayani dengan tujuan untuk mengembangkan pelayanan yang lebih baik.

e) Merencanakan mengarahkan dan mengevaluasi target financing dan funding serta memastikan strategi yang digunakan sudah tepat dalam upaya mencapai sasaran termasuk dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah.

2) Tanggung Jawab

a) Menjabarkan kebijakan umum BMT Taruna Sejahtera yang telah dibuat General Manajer (GM).

b) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tak melampui batas wewenang manajemen.

c) Mengusulkan kepada GM tentang penambahan, pengangkatan, pemberhentian karyawan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan operasional BMT.

d) Menandatangani dan menyetujui permohonan pembiayaan dengan batas wewenang yang ada di kantor.

e) Terselenggaranya rapat pemasaran dan terselesaikan permasalahan di tingkat pemasaran.

f) Menilai dan mengevaluasi kinerja bagian pemasaran.

g) Bertanggung jawab dalam proses pengajuan pembiayaan dan melakukan penilaian terhadap potensi pasar dan pengembangan pasar serta proses penyelesaian pembiayaan bermasalah.

3) Tugas-tugas Pokok

a) Menjabarkan kebijakan umum BMT Taruna Sejahtera yang telah dibuat General Manajer (GM).

b) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tak melampui batas wewenang manajemen.

c) Mengusulkan kepada GM tentang penambahan, pengangkatan, pemberhentian karyawan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan operasional BMT.

d) Mengamankan harta kekayaan BMT Taruna Sejahtera agar terlindung dari bahaya kebakaran, pencurian, perampokan dan kerusakan dengan cara:

e) Terselenggaranya rapat pemasaran dan terselesaikan permasalahan di tingkat pemasaran.

4) Wewenang

a. Menyetujui / menolak secara tertulis pengajuan pembiayaan dengan alasan-alasan yang jelas.

b. Menyetujui/ menolak pencairan dropping pembiayaan sesuai dengan batasan wewenang.

c. Menyetujui pengeluaran uang untuk pengeluaran kas kecil dan biaya operasional lain sesuai dengan batas wewenang.

d. Memberikan teguran dan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan bawahan.

e. Mengadakan kerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan lembaga dalam upaya mencapai target proyeksi dan tidak merugikan lembaga.

f. Memberi usulan untuk pengembangan pasar, potensi bisnis dan strategi-strategi yang lainnya yang berhubungan dengan bisnis existing, peluang bisnis dan penyelesaian pembiayaan bermasalah kepada Manajer BMT.

g. Menentukan target funding, financing dan penyelesaian pembiayaan bermasalah bersama dengan Manajer BMT.

h. Memimpin dan menentukan agenda rapat pemasaran.

i. Melakukan penilaian terhadap Staff Pemasaran (AO/FO) dan Staff Penagihan (RO).

c. Account Officer (AO) 1) Fungsi Utama Jabatan

a) Melayani pengajuan pembiayaan serta memberikan rekomendasi atas pengajuan pembiayaan sesuai degan hasil analisi yang telah dilakukan.

b) Melayani permohonan penyimpanan dana (tabungan dan deposito) usaha

c) Melakukan sosialisasi seluruh produk BMT Taruna Sejahtera melakukan upaya kerjasama atau sindikasi dengan pihak/lembaga lainya.

d) Mengelola administrasi data anggota (nasabah) melakukan

Dokumen terkait