5.1 Kesimpulan
Pelayanan diakonia adalah pelayanan nyata bagi sesama yang membutuhkan. Hal ini merupakan tugas dari seluruh warga jemaat. Diakonia timbul dan ada karena adanya Gereja dan hal itu dilakukan dan berlangsung meneladani apa yang telah Yesus buat ketika Dia berada di dunia ini. Di dalam Gereja pelayanan diakonia menjadi nyata ketika pelayanan itu menyentuh mereka yang miskin, mereka yang tertindas dan teraniaya, mereka yang sakit dan berduka maupun mereka yang membutuhkan ketenangan jiwa. Melakukan pelayanan terkadang tidak dipahami secara luas oleh kebanyakan orang. Pelayanan seringkali disalahartikan sebagai bentuk ritual kepada orang-orang yang sedang kesusahan. Diakonia merupakan bentuk ungkapan diri jemaat Kristen. Diakonia yang hidup dan sadar adalah hasil kepercayaan kepada Dia yang dulu berada ditengah-tengah sebagai “pelayan” (Luk 22 : 27).
Oleh sebab itu jika kita benar-benar memahami arti panggilan kita sebagai warga Gereja yakni berdiakonia atau melayani berarti harus disertai dengan tindakan yang nyata. Bukan mempersempit makna diakonia itu sendiri namun harus memperluas arti diakonia agar dipahami secara baik oleh jemaat. Berdasarkan hal itulah manusia harus saling peduli satu dengan yang lainnya sebagai bentuk diakonia itu sendiri dengan melakukan hal-hal yang berguna bagi kelangsungan kehidupan manusia serta berlandaskan pada Kristus Yesus yang menjadi pedoman bagi setiap pelayanan dan panggilan yang dilakukan. Karunia untuk melayani, adalah anugerah Tuhan yang harus kita lakukan dalam kehidupan, baik melayani Tuhan dan juga melayani sesama, melayani yaitu tugas untuk melakukan pelayanan kasih di bidang praktis dan materil. Melayani orang-orang yang lemah dan yang hidup dalam kekurangan.
Karunia untuk membagi-bagikan, ialah tugas untuk membantu mereka yang berkekurangan dari apa yang seseorang miliki dan diberikan dengan hati yang ikhlas. Karunia untuk menunjukkan kemurahan, dengan menolong orang-orang yang sangat membutuhkan pertolongan; orang-orang sakit, orang-orang cacat, orang yang kesepian dan lain-lain, pertolongan diberikan jangan dengan bersungut-sungut tapi dengan suka cita bahwa kita dapat menolong mereka. Dalam kehidupan berGereja, Gereja harus melaksanakan misinya di mana ia berada. Tugas dan panggilan Gereja adalah kelanjutan dari misi Yesus Kristus yang
32
dipakai Yesus Kristus bersama Dia melanjutkan misi-Nya untuk menyelamatkan dunia dan memperdamaikan segala sesuatu dengan Allah.
GKI Salatiga sesuai dengan visinya yakni “Menjadi mitra Allah dalam mewujdukan damai sejahtera di tengah masyarakat Indonesia, khususnya kota Salatiga yang pluralistis”
telah melakukan tugas dan panggilannya untuk melayani sesama yang membutuhkan. Meskipun belum dilakukan dalam skala besar namun setidaknya pelayanan diakonia yang dilakukan oleh GKI Salatiga lewat pelayanan kesehatan telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar. Meskipun belum sepenuhnya menjawab permasalahan kesehatan yang terjadi di Indonesia khususnya di Salatiga. Pelayanan diakonia yang dilakukan GKI Salatiga masih dalam bentuk diakonia karikatif karena tidak dilakukan dengan melibatkan lembaga-lembaga pemerintah dalam bidang kesehatan khususnya dan masih berupa pelayanan bantuan kepada orang yang membutuhkan tanpa memberdayakan ataupun melakukan transformasi.
Hal ini juga disebabkan oleh beberapa kendala seperti faktor lingkungan dan ekonomi yang turut mempengaruhi proses pelayanan diakonia dalam bentuk pelayanan kesehatan di GKI Salatiga. Jadi sebagai orang-orang yang terpanggil dan dipersatukan dalam persekutuan sebagai Gereja sudah menjadi tugas kita bersama untuk bersolider dan peduli terhadap berbagai permasalahan sosial yang terjadi disekitar kita dan turut membantu dengan tindakan konkrit sebagai wujud panggilan dan menyadari tugas kita di dunia sebagai saksi-saksi Kristus. Pelayanan Kesehatan Gratis di GKI Salatiga, sudah tidak diperuntukkan untuk umum karena terkendala permasalahan biaya. Pengadaan obat-obatan dan alat kesehatan tentunya memerlukan biaya. Sehingga bagi yang ingin berobat di pos pelayanan kesehatan GKI Salatiga khusus untuk warga jemaat saja.
5.2 Saran
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai saran bagi para teolog, pekerja-pekerja Gereja dan terlebih khusus kepada GKI Salatiga dalam mengembangkan tugas dan tanggungjawab sebagai yang terpanggil melakukan pelayanan kesehatan, ialah sebagai berikut :
1. Gereja dalam hal ini GKI Salatiga perlu memperhatikan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang telah dipersempit cakupannya. Sesuai dengan visi Gereja untuk mensejahtrakan kehidupan masyarakat maka pelayanan kesehatan sebaiknya jangan
33
dibatasi hanya pada anggota jemaat saja melainkan secara menyeluruh hingga menyentuh masyarakat dengan masalah kesehatan.
2. Bentuk pelayanan diakonia pun jangan hanya karitatif saja, tetapi lebih dari itu mengupayakan ketrampilan dan usaha-usaha dengan memberdayakan jemaat agar menyadari pola hidup sehat serta memberikan semangat dengan cara yang kreatif untuk memotivasi para pasien (warga jemaat) sehingga tidak terpuruk dengan kondisi yang dialami.
3. Perlu membangun kerjasama dengan dinas kesehatan kota Salatiga untuk bersama-sama melakukan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Karena warga jemaat GKI Salatiga juga merupakan bagian dari warga kota Salatiga yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai sehingga proses pelayanan kesehatan tidak terkendala biaya dan suplai obat-obatan.
4. Membuka ruang untuk dialog antar agama serta turut bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk meredam berbagai isu-isu kristenisasi yang dilakukan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sosial. Sehingga pelaksanaan pelayanan kesehatan tidak hanya di lingkup Gereja tetapi dapat dilakukan di masyarakat umum untuk kesejahteraan bersama.
34
Daftar Pustaka
Abineno, J. L. Pokok-pokok Penting dari Iman Kristen, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2008. Banawiratma, J. B. Kemiskinan dan Pembebasan, Yogyakarta : Kanisius, 1987.
___________, J. Muller. Berteologi Sosial Lintas Ilmu , Yogyakarta : Kanisius, 1993. Bartlet, David L. Pelayanan dalam Perjanjian Baru, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2003. Bolkestein, M. H. Asas Asas Gereja, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1956.
Chandra, Budiman. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta : Buku Kedokteran EGC, 2005.
Dopo, Eduard R. Keprihatinan Sosial Gereja, Yogyakarta : Kanisius, 1992.
Eilers, Franz J. Berkomunikasi dalam Pelayanan dan Misi, Yogyakarta : Kanisius, 2008. End Th, van den .J. Weitjens. Ragi Carita: Sejarah Gereja Di Indonesia, Jilid 2 , Jakarta :
BPK Gunung Mulia, 2009.
Galbraith, John Kenneth. Hakikat Kemiskinan Massa , Jakarta : Sinar Harapan 1983. Gerit Singgih, Emanuel. Bergereja, Berteologi dan Bermasyarakat, Yogyakarta : Taman
Pustaka Kristen, 1997.
__________________. Mengantisipasi Masa Depan : Berteologi dalam Konteks di Awal Milenium III, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2004.
__________________. Reformasi dan Transfromasi Pelayanan Gereja, Yogyakarta : Kanisius, 1997.
Hadiono, Harun. Iman Kristen, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2005.
Jacob, Beate dkk. P enyembuhan yang Mengutuhkan , Yogyakarta : Kanisius, 2003. Koentjoroningrat. Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : Gramedia, 1994.
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1983.
Niftrik G, C dan Boland, B.J Ds. Dogmatika Masa Kini, Jakarta : BPK Gunung Mulia. 1967. Noordegraaf, A. Orientasi Diakonia Gereja, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2004.
Oentoro, Jimmy. Gereja Impian : Menjadi Gereja yang Berpengaruh, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2010.
Riemer, G. Jemaat yang Diakonial, Jakarta : Yayasan Bina Kasih/ OMF, 2004.
Rogers, John. Etika Medis : Suatu Perspektif Kristen, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2003. Setyabudi, Nathan. Bunga Rampai Pemikiran Tentang GKI, Jakarta : Suara GKYE Peduli
Bangsa, 2002.
Soedarmo, R.DR. Kamus Istilah Teologi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002. Soetarman. Mulai dari Musa dan Segala Nabi , Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2003.
35
Sobrino, Jon & Pico Juan Hernandez. Teologi Solidaritas, Yogyakarta: Kanisisus, 1988. Ukur, F dan Cooley, F.L. Jerih dan Juang : Laporan Nasional Survey Menyeluruh Gereja di
Indonesia, Jakarta : Lembaga Penelitian dan Studi-DGI , 1979.
Ukur, Fridolin. Tuaiannya Sungguh Banyak , Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2002. Widyatmadja, Josef P. Diakonia Sebagai Misi Gereja, Yogyakarta : Kanisius, 2009. ________________. Yesus dan Wong Cilik : Praksis Diakonia Transformatif dan Teologi
Rakyat di Indonesia, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2010.
Jurnal :
Andri, Pratiwi. “Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi (sig) Untuk Pemetaan Hasil
Proyeksi sarana kesehatan Kota Salatiga Tahun 2016-2035,” Jurnal Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi, 1:3, (Yogyakarta, 2015),2-3.
Valentino, G. Purba. “Warung Tiberias (Suatu Studi Kasus tentang Aspek Pelayanan
Diakonia di Lingkungan Warga Jemaat GKI Salatiga)”, Skripsi Teologi, (Salatiga, 2012),36-38.
Sumber Internet :
http://nefosdaeli.com/2009/09/10/tantangan-Gereja-terhadap-pelayanan-kesehatan/ Diunduh Pada Tanggal 02 Desember 2015 Pukul 04.46 WIB.
http://gkisalatiga.org/profil/ Diunduh Pada Tanggal 24 Mei Pukul 17:38 WIB.
https://www.scribd.com/doc/196090365/Faktor-Penyebab-Terjadinya-Masalah-Kesehatan-Di-Indonesia Diunduh Pada Tanggal 25 Mei 2016 Pukul 23:56 WIB.
Wawancara :
Wawancara dengan ketua komisi usia lanjut, Ny. Prayogo 12 Desember 2015.
Wawancara dengan Pendeta GKI Salatiga, Pdt. Yefta Setyawan Krisgunadi 14 Desember 2015.
36
Riwayat Hidup
Clara Latupeirissa, lahir di Ambon 3 Pebruari 1994 adalah mahasiswi fakultas Teologi jurusan ilmu Teologi Universitas Kristen Satya Wacana. Anak ke empat dari pasangan Joseph Latupeirissa dan Regina da Costa-Latupeirissa ini menamatkan pendidikan dasar pada SD Negeri 3 Rumahtiga tahun 2005, pendidikan menegah pertama pada SMP negeri 7 Ambon tahun 2008 dan pendidikan menengah atas pada SMA Negeri 4 Ambon tahun 2011. Melanjutkan kuliah pada tahun yang sama di UKSW. Melakukan PPL I sampai IV di GKI Salatiga, PPL V di Panti rehabilitasi mental Sumber Kasih, dan PPL VI di Jemaat GPM Herlau Klasis Seram Utara. Sempat masuk asrama UKSW di jl. Kartini no 11 A selama 3 tahun kemudian pindah ke Jl. Wolter Monginsidi I No 10. Pernah bergabung dengan Paduan suara mahasiswa UKSW atau Voice of Satya Wacana Christian University untuk memperdalam pengetahuan dan pengalaman dalam bidang vokal.