• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP

Dalam dokumen TAUFIQ D.S I 8609032 (Halaman 15-79)

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Pengkondisian Udara

Air Conditioner (AC ) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur atau mengkondisikan kualitas udara yang meliputi sirkulasi udara, mengatur kelembaban udara, mengatur kebersihan udara dan untuk memurnikan udara. Dalam kebanyakan bangunan berukuran sedang dan besar, panas dipindahkan dengan menggunakan udara, air dan kadang – kadang refrigerant. Perpindahan panas ini seringkali dengan membawa energi tersebut dari suatu ruangan ke suatu penyerap kalor sentral ( unit refrigerasi ) atau membawa kalor dari sumber kalor (pemanas atau ketel ) ke ruangan.

Keberadaan AC mobil sudah tidak asing lagi bagi pemakai kendaraan pribadi di Indonesia. Pada kondisi iklim tropis yang umumnya bertemperatur tinggi ( rata-rata 30ºC ) serta kelembaban tinggi ( rata-rata 75%) sehingga keberadaan AC mobil sangat dibutuhkan. Kondisi udara tropis ini memberikan rasa tidak nyaman saat berkendara di dalam mobil, terlebih di daerah perkotaan dengan tingkat hunian serta polusi yang tinggi.

Tuntutan kehadiran AC mobil hampir menjadi suatu keharusan. Di sisi lain, saat musim penghujan tiba, ketiadaan AC mobil dalam kendaraan sangat merepotkan pengemudi. Kelembaban yang sangat tinggi di dalam kabin kendaraan serta temperatur permukaan kaca depan yang sering berada di bawah titik embun akan memudahkan terbentuknya lapisan embun pada kaca depan bagian dalam. Akibatnya pandangan pengemudi menjadi kabur sehingga sangat membahayakan keselamatan pengguna kendaraan tersebut.

Dengan demikian keberadaan AC mobil memberikan dua fungsi penting bagi pengemudi mobil. Pertama di saat hari yang panas, AC mobil dapat mempertahankan temperatur serta kelembaban dalam kabin pada kondisi nyaman ( sekitar 23ºC, kelembaban 50% ) sepanjang perjalanan. Kedua, saat kondisi jalan dalam keadaan hujan, AC mobil dapat menjaga temperature permukaan kaca depan dibawah titik embun sehingga mencegah terbentuknya embun pada kaca depan bagian dalam.

Air Conditioning System atau sistem pengkondisian udara dialirkan ke dalam ruang penumpang. Bila suhu udara di dalam kendaraan cukup tinggi akan menimbulkan gerah. Suhu udara yang nyaman secara umum bagi setiap orang berkisar 20º-28ºC dengan kelembaban udara antara 30%-70%. Dengan kata lain, kondisi ruang akan nyaman bila udaranya dingin dan relatif kering.

Pada dasarnya sistem AC mobil bekerja berdasarkan siklus refrigerasi kompresi uap. Dalam hal ini AC mobil berfungsi mengatur kondisi udara di dalam kabin kendaraan dengan cara mengambil panas serta mengkondensasikan uap air melalui evaporator. Panas yang diserap dari kabin dialirkan keluar melalui kondensor. Proses perpindahan panas ini dapat terjadi karena adanya refrigerant yang mengalir dalam saluran tertutup dengan bantuan kompresor. Pada proses ini perlu adanya perbedaan tekanan untuk mengimbangi perbedaan temperatur di dalam serta di luar kabin. Perbedaan tekanan ini dipertahankan oleh kompresor dan katup ekspansi.

Udara panas di dalam ruangan kabin dialirkan oleh blower melewati evaporator. Refrigerant di dalam evaporator yang bersuhu dingin menyerap panas dari udara yang dialirkan sehingga udara yang berhembus keluar evaporator menjadi dingin dan nyaman bagi pengemudi mobil. Refrigeran yang menyerap panas akan berubah wujud dari cair menjadi uap bersuhu panas lalu dialirkan menuju konensor.

Di dalam kondensor panas refrigerant dilepas, diserap oleh udara luar yang lebih dingin. Sehingga uap refrigerant yang ada kembali berubah wujud menjadi cair. Refrigeran cair ini dialirkan kembali ke evaporator

sehingga diperoleh siklus yang terus menerus. 2.2. Komponen Sistem AC Mobil

2.2.1. Komponen Utama Sistem AC mobil

Sistem AC mobil terdiri dari komponen utama sebagai berikut : 1. Kompresor

Kompresor merupakan unit tenaga dalam sistem AC. Kompresor akan mengkompresi gas refrigerant sampai tekanan dan suhu yang tinggi pada sisi discharge (sisi tekanan tinggi) dan menghisap gas refrigerant bertekanan rendah pada sisi suction (sisi tekanan rendah). commit to user

Gas refrigerant dalam evaporator yang bertekanan rendah dihisap oleh kompresor melalui sisi suction, kemudian akan dikompresi sehingga tekanannya akan naik dan keluar melalui sisi discharge. Selanjutnya gas refrigerant bertekanan tinggi akan mengalir ke kondensor untuk didinginkan. Tekanan gas refrigerant yang tinggi mengakibatkan gas refrigerant dapat terkondensasi pada suhu yang tinggi (suhu udara lingkungan).

Kompresor dalam sistem AC memiliki 2 fungsi berikut : a) Mensirkulasikan refrigerant di dalam sistem AC.

b) Menciptakan perbedaan tekanan antara daerah sisi tekanan tinggi dan daerah sisi tekanan rendah.

Jenis kompresor ini dapat dibedakan menjadi : 1) Tipe Reciprocating

Terdapat 3 macam kompresor tipe reciprocating, yaitu : a. Tipe Crank

Pada tipe ini putaran crankshaft diubah menjadi gerak naik turun piston. Sisi piston yang berfungsi hanya satu sisi saja, yaitu bagian atas. Untuk mengurangi kebocoran refrigerant dari ruang kompresi, pada torak dipasang cincin (ring). Pada kepala silinder ( valve plate ) terdapat dua katup yaitu katup isap (suction) dan katup penyalur (discharge). Gambar dari kompresor tipe Crank dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1. Kompresor torak tipe crankshaft (www.batavia2008.blogspot.com, 2011)

Saat torak bergerak bergerak turun, discharge valve pada posisi tertutup karena tekanan refrigerant pada sisi discharge lebih besar dibandingkan tekanan di dalam silinder. Pada saat yang sama suction valve terbuka akibat kevakuman dalam silinder sehingga refrigerant dapat masuk ke dalam silinder. Saat piston bergerak naik, refrigerant dalam silinder ditekan keluar melalui discharge valve dan dialirkan ke kondensor dengan tekanan yang tinggi. Pada saat yang sama suction valve tertutup akibat tekanan dalam silinder lebih tinggi daripada tekanan di sisi isap. Gambar siklus dapat dilihat pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Mekanisme kompresi kompresor tipe crankshaft (www.batavia2008.blogspot.com, 2011)

a. Tipe Swash Plate

Sejumlah piston diatur pada swash plate dengan jarak tertentu dengan jumlah silinder 5 atau 10. Ketika salah satu sisi pada piston melakukan langkah tekan, sisi lain melakukan langkah isap. Pada dasarnya, prinsip proses kompresi sama dengan proses kompresi pada kompresor tipe torak. Piston akan bergerak ke kanan dan kiri sesuai dengan putaran piringan pengatur (swash plate) untuk menghisap dan menekan refrigerant. Gambar dari kompresor tipe swash plate dapat dilihat pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Kompresor tipe swash plate (www.batavia2008.blogspot.com, 2011)

Saat piston bergerak ke arah dalam dalam, katup pemasukan terbuka dan menghisap refrigerant ke dalam silinder. Sebaliknya ketika piston bergerak keluar katup pemasukan menutup dan katup pengeluaran membuka untuk menekan refrigerant keluar. Katup pemasukan dan pengeluaran yang bekerja satu arah mencegah terjadinya pemasukan balik. Karena perpindahan gaya dari poros penggerak dilakukan oleh swash plate, getaran yang dihasilkan saat kompresor bekerja lebih kecil daipada kompresor tipe torak dimana perpindahan gaya dilakukan oleh con rod. Gambar dari mekanisme kerja kompresor tipe Crank dapat dilihat pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Mekanisme kompresi kompresor swash plate (www.batavia2008.blogspot.com, 2011)

b. Tipe Wobble plate

Sistem kerja kompresor tipe ini sama dengan kompresor tipe swash plate. Namun, dibandingkan dengan kompresor tipe swash plate, penggunaan kompresor tipe wobble plate lebih menguntungkan diantaranya adalah kapasitas kompresor dapat diatur secara otomatis sesuai dengan kebutuhan beban pendinginan. Selain tiu, pengaturan kapaitas yang bervariasi akan mengurangi kejutan yang disebabkan oleh operasi kopling magnetic (magnetic clutch). Gambar dari kompresor tipe wobble plate dapat dilihat pada gambar 2.5

Gambar 2.5. Kompresor tipe Wobble plate (www.batavia2008.blogspot.com, 2011)

Cara kerjanya, gerakan putar dari poros kompresor diubah menjadi gerakan bolak-balik oleh plate penggerak (drive plate) dan wobble plate dengan bantuan guide ball. Gerakkan bolak-balik ini selanjutnya diteruskan ke piston melalui batang penghubung. Berbeda dengan tipe swash plate, satu piston bekerja untuk satu silinder.

b. Kompresor Rotary

Pada rotary action compressor, efek kompresi diperoleh dengan menekan gas yang berasal dari ruang chamber menuju ke saluran tekan yang berdiameter kecil untuk menurunkan volume gas.

Berikut beberapa jenis kompresor dengan sistem rotary : a. Tipe Through vane

Kompresor tipe ini memiliki dua buah bilah (vane) yang terpasang saling tegak lurus pada bagian dalam silinder. Jika rotor berputar maka bilah akan

bergeser pada arah radial dan menyentuh bagian dalam silinder (stator). Ruang yang dibentuk oleh bilah, dinding silinder dan rotor membentuk ruang pemasukan dan pengeluaran refrigerant. Gambar dari kompresor tipe through vane dapat dilihat pada gambar 2.6

Gambar 2.6. Kompresor tipe through vane (www.batavia2008.blogspot.com, 2011)

Pada saat bilah berputar bersama rotor, gaya sentrifugal bekerja pada bilah sehingga bergerak menyentuh dinding stator. Ketika saluran pemasukan terbuka, refrigerant terhisap masuk. Seiring berputarnya bilah, refrigerant yang sudah masuk kemudian dikompresikan dengan cara mempersempit ruang dan selanjutnya menekan refrigerant pada saluran pengeluaran. Terlihat pada gambar bahwa pada saat terjadi langkah pengeluaran refrigerant, pada sisi lain dari rotor dan bilah melakukan langkah pemasukan refrigerant. Gambar dari mekanisme kerja kompresor through vane dapat dilihat pada gambar 2.7

Gambar 2.7. Mekanisme kerja kompresor Through vane (www.batavia2008.blogspot.com, 2011)

2. Kondensor

Kondensor berfungsi untuk mendinginkan gas refrigerant pada tekanan dan suhu yang tinggi. Pendinginan refrigerant menggunakan udara lingkungan yang dialirkan melewati kisi-kisi kondensor. Gas refrigerant akan terkondensasi sehingga berubah wujud menjadi refrigerant cair bertekanan. Selajutnya refrigerant dialirkan ke katup ekspansi untuk diturunkan tekanannya.

Kondensor di pasang di depan kendaraan. Hal ini bertujuan agar kondensor

mendapatkan pendinginan dari fan kondensor dan udara yang berhembus saat kendaraan berjalan. Gambar dari kondensor dapat dilihat pada gambar 2.8

Gambar 2.8. Kondensor

(www.batavia2008.blogspot.com, 2011) commit to user

Kondensor terdiri dari coil dan fin.Coil atau tube adalah pipa sebagai jalan mengalirnya refrigerant. Untuk mempercepat pelepasan panas ke udara, diantara coil tersebut diberikan fin untuk memperluas permukaan kontak dengan udara. Beberapa tipe kondensor :

a) Tipe Single Pass atau disebut Laluan Tunggal.

Di sini uap refrigerant mengalir melewati satu laluan. Kelemahan tipe ini adalah penurunan tekanan yang besar karena kecepatan refrigerant didalam pipa kondensor tinggi. Gambar dari kondensor tipe sigle pass dapat dilihat pada gambar 2.9

Gambar 2.9. Kondensor laluan tunggal (www.batavia2008.blogspot.com, 2011) b) Tipe Double pass

Pada tipe ini terdapat dua arah laluan refrigerant yang berfungsi untuk menaikan tingkat pendinginan. Karena aliran dibagi dua, kecepatan aliran menjadi setengah dari kecepatan aliran pada laluan tunggal. Penurunan kecepatan ini akan diikuti oleh berkurangnya penurunan tekanan di dalam kondensor sehingga kinerja AC menjadi lebih baik.

c) Tipe Three Passage yang memiliki 3 laluan. d) Tipe Multi passage.

Tipe ini dikembangkan untuk mengurangi berat dan ukurannya khusus untuk sistem AC R-134a.

3. Pipa kapiler atau katup ekspansi.

Katup ekspansi digunakan untuk menurunkan tekanan dan suhu serta menginjeksikan refrigerant melalui orifice, sehingga refrigerant yang keluar menjadi bertemperatur dan bertekanan rendah.

Katup ekspansi terdiri dari beberapa jenis, di antaranya adalah: a. Pipa Kapiler (Capillary Tube)

Katup ekspansi yang umum digunakan untuk sistem refrigerasi rumah tangga adalah pipa kapiler. Pipa kapiler adalah pipa tembaga dengan diameter lubang kecil dan panjang tertentu. Besarnya tekanan pipa kapiler bergantung pada ukuran diameter lubang dan panjang pipa kapiler. Gambar dari pipa kapilerdapat dilihat pada gambar 2.10

Gambar 2.10. Gambar pipa kapiler (www.batavia2008.blogspot.com, 2011) b. Katup Ekspansi Otomatis

Katup ekspansi otomatis menjaga agar tekanan hisap atau tekanan evaporator besarnya tetap konstan. Bila beban evaporator bertambah maka temperatur evaporator menjadi naik karena banyak cairan refrigerant yang menguap sehingga tekanan di dalam saluran hisap (di evaporator) akanmenjadi naik pula. Akibatnya “bellow” akan bertekan ke atas hingga lubang aliran refrigerant akan menyempit dan cairan refrigerant yang masuk ke evaporator menjadi berkurang.Keadaan ini menyebabkan tekanan evaporator akan berkurang dan “bellow” akan tertekanan ke bawah sehingga katup membuka lebar dan cairan refrigerant akan masuk ke evaporator lebih banyak. Demikian seterusnya. Gambar dari katup ekspansi otomatisdapat dilihat pada gambar 2.11

Gambar 2.11. Katup ekspansi otomatis (www.batavia2008.blogspot.com, 2011) c. Katup ekspansi thermostatik

Katup ekspansi thermostatik adalah katup ekspansi yang memper tahankan besarnya panas lanjut pada uap refrigerant di akhir evaporator tetap konstan, apapun kondisi beban di evaporator. Gambar dari katup ekspansi tipe thermostatik dapat dilihat pada gambar 2.12

Gambar 2.12. Katup ekspansi thermostatic (www.batavia2008.blogspot.com, 2011)

Tipe Thermostatik lebih banyak dipergunakan pada AC mobil. Katup ekspansi ini akan mengatur jumlah aliran refrigerant yang diuapkan di evaporator sesuai dengan keadaan temperatur pada evaporator. Akibat dari pengaturan aliran refrigerant ini, maka suhu ruangan dapat diturunkan berdasarkan panas yang ada pada evaporator.

4. Evaporator

Refrigerant cair yang dikabutkan dan diturunkan tekanannya oleh katup ekspansi, masuk ke dalam evaporator. Di dalam evaporator, refrigerant akan menyerap panas dari udara ruangan. Panas udara ruangan yang diserap mengakibatkan refrigerant berubah wujud menjadi gas/uap (terjadi penguapan refrigerant akibat dari panas udara ruangan). Gambar dari evaporatordapat dilihat pada gambar 2.13

Gambar 2.13. Evaporator (www.batavia2008.blogspot.com, 2011)

Prinsip terjadinya suatu pendinginan di dalam sistem refrigerasi adalah penyerapan kalor oleh suatu zat pendingin yang dinamakan refrigerant. Karena kalor dalam udara yang berada di sekeliling refrigeran diserap sehingga temperatur udara akan bertambah dingin. Pada saat bersamaan, refrigeran akan mengalami penguapan. Hal ini dapat terjadi mengingat proses penguapan refrigerant memerlukan panas yang diambil dari udara luar.

Ada tiga tipe Evaporator yang terbuat dari aluminium yaitu : a. Tipe Plate Fin

Gambar dari evaporator tipe plate fin dapat dilihat pada gambar 2.14

Gambar 2.14. Konstruksi evaporator tipe plate fin (www.batavia2008.blogspot.com, 2011) b. Tipe Serpentine fin

Gambar 2.15. Konstruksi evaporator tipe serpentine fin (www.batavia2008.blogspot.com, 2011)

c. Tipe Drawn Cup

Gambar dari evaporator tipe drawn cup dapat dilihat pada gambar 2.16

Gambar 2.16. Konstruksi evaporator tipe drawn cup (www.batavia2008.blogspot.com, 2011)

Di dalam suatu alat pendingin, kalor diserap di evaporator dan dibuang di kondensor. Uap refrigerant yang berasal dari evaporator yang bertekanan dan bertemperatur rendah masuk ke kompresor melalui saluran hisap. Di kompresor, uap refrigerant tersebut dimampatkan, sehingga ketika keluar dari kompresor, uap refrigeran akan bertekanan dan bersuhu tinggi, jauh lebih tinggi dibanding temperatur udara sekitar. Kemudian uap refrigerant menuju ke kondensor. Di kondensor, uap refrigerant tersebut akan melepaskan kalor, sehingga akan berubah fasa dari uap menjadi cair (terkondensasi) dan selanjutnya refrigeran cair tersebut terkumpul di penampungan cairan refrigeran. Cairan refrigerant yang bertekanan tinggi mengalir dari penampung refrigerant ke katup ekspansi. Keluar dari katup ekspansi, tekanan menjadi sangat berkurang dan akibatnya cairan refrigerant bersuhu sangat rendah. Pada saat itulah refrigeran mulai menguap yaitu di evaporator, dengan menyerap kalor dari udara luar. Kemudian uap

refrigerant akan dihisap oleh kompresor dan demikian seterusnya proses-proses tersebut berulang kembali. (Suyitno, 2010)

5. Receiver Dryer

Komponen receiver dryer terdiri dari beberapa komponen yang tergabung menjadi satu komponen, komponen-komponen tersebut antara lain :

· Receiver tank

· Dryer

· Filter

· Sight glass

Receiver adalah komponen yang digunakan untuk menyimpan cairan refrigerant dan juga berfungsi memisahkan refrigerant dalam bentuk gas dan cairan. Dryer dan filter pada receiver berfungsi menyerap air dan kotoran yang ada dalam Refrigerant. Gambar dari receiver dryer dapat dilihat pada gambar 2.17

Gambar 2.17. Receiver dryer (www.batavia2008.blogspot.com, 2011)

Beberapa komponen seperti Sight glass dapat dipasang diatas reciever ataudipasang pada liquid tube diantara reciever dan expansion. Sight glass berfungsi sebagai alat untuk mengetahui jumlah refrigerant yang berada di dalam sirkulasi. (Batavia Official Blog, 2011) commit to user

2.2.2. Bahan Tambahan Sistem AC 1. Pelumas Kompresor

Pelumas kompresor dibutuhkan untuk memberi pelumasan pada bantalan kompresor dan komponen yang bergerak dan bergesekan di dalam kompresor. Pelumas kompresor bersirkulasi bersama sama refrigerant sehingga harus digunakan pelumas khusus yang dapat bercampur dengan refrigerant dan tidak membeku pada temperature evaporator.

Jenis pelumas yang biasa digunakan adalah PAG (polyaliyleneglycol) untuk refrigerant R134a dan minyak pelumas mineral untuk 12. Minyak pelumas R-12 tidak dapat digunakan untuk R134a karena tidak akan bercampur dengan refrigerant ini. Saat sistem AC beroperasi, sebagian pelumas tercampur dengan refrigerant dan akan terbawa keluar kompresor sehingga sejumlah pelumas akan ditemukan di kondensor, evaporator, receiver dryer, dan komponen lainnya. Namun, sejumlah tertentu pelumas harus bersirkulasi bersama-sama refrigerant untuk melumasi bagian lain yang memerlukan dalam sistem AC.

Jumlah pelumas di dalam kompresor tidak boleh terlalu banyak atau terlalu sedikit. Jika pelumas terlalu banyak, maka pelumas akan menempel pada dinding pipa kondensor dan evaporator sehingga menghalangi perpindahan panas dari lingkungan ke sistem atau sebaliknya. Akibatnya kapasitas pendinginan akan menurun. Kandungan pelumas dalam refrigerant yang mencapai 10% dapat menurunkan kapasitas pendinginan sebesar 8%. Jika pelumas dalam kompresor terlalu sedikit maka akan menyebabkan temperatur kompresor meningkat, komponen cepat aus dan rusak akibat temperatur tinggi.

Dalam menangani pelumas untuk R134a perlu diperhatikan agar pelumas ini tidak terkena udara terlalu lama karena sifatnya yang sangat higroscopic. 2. Refrigerant

Suatu proses pendinginan diperlukan suatu bahan yang mudah di ubah wujudnya dari gas menjadi cair atau sebaliknya. Bahan pendingin disebut dengan refrigerant adalah suatu zat yang mudah diubah wujudnya serta dapat mengambil panas di evaporator dan membuangnya di konsendor.

Karakteristik thermodinamika dari refrigerant antara lain meliputi temperatur penguapan, temperatur pengembunan dan tekanan pengembunan. commit to user

Bahan pendiingin ( refrigerant ) banyak sekali macamnya, tetapi tidak satupun yang dapat dipakai untuk semua keperluan pendinginan. Sangat diperlukan refrigerant dengan karakteristik thermodinamika yang tepat.

Adapun syarat thermodinamika yang umum untuk refrigerant adalah : a. Tidak beracun dan tidak berbau dalam semua keadaan.

b. Tidak dapat terbakar atau meledak bila bercampur dengan udara, minyak pelumas, dan sebagainya.

c. Tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem pendingin.

d. Bila terjadi kebocoran mudah diketahui dengan alat-alat yang sederhana maupun dengan alat detektor kebocoran.

e. Mempunyai titik didih dan tekanan kondensasi yang rendah.

f. Mempunyai susunan struktur kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali dimanfaatkan, diembunkan dan diuapkan.

g. Mempunyai kalor laten penguapan yang besar agar panas yang diserap evaporator dapat sebesar-besarnya.

h. Tidak merusak tubuh manusia.

i. Viskositas dalam fase cair maupun fase gas rendah agar tahanan aliran refrigerant dalam pipa sekecil mungkin.

j. Konstanta dielektrika dari refrigerant yang kecil, tahanan listrik yang besar serta tidak menyebabkan korosi pada material isolator listrik.

k. Harga relatif murah dan mudah didapat.

Dewasa ini banyak digunakan bahan refrigerant yang mengandung CFC (Clorofluoro carbon), yang dewasa ini sangat gencar dibicarakan oleh pakar-pakar lingkungan hidup mengenai penipisan lapisan ozon atsmosfir yang dirusakan oleh gas-gas klorine yang dilepaskan manusia melalui proses ilmiah. Indonesia sudah meratifikasi pemberhentian pemakaian refrigerant CFC sejak 1997.

Bahan refrigerant yang tidak baik mengandung CFC terdiri dari : a. CFC-11 atau R-11

b. CFC-12 atau R-12, R-502

Bahan refrigerant yang baik yang boleh digunakan antara lain : a. HFC-134a, HFC-125

b. HCFC-123, 124, HCFC-22 c. R-401 B, R-407 C, R-409 A

Refrigerant yang biasa dipkai untuk sistem AC mobil adalah R-12 atau HFC-134a, mengingat R-12 tidak lagi diproduksi maka digunakan HFC-134a atau biaa disebut R-134a yang lebih ramah lingkungan. (Suyitno, 2010)

2.2.3. Komponen elektrik pada AC mobil 1. Ekstra Fan

Ekstra Fan berfungsi untuk memberikan pendinginan tambahan kepada refrigerant di dalam kondenser, dengan jalan menghembuskan udara dari luar atau menghisap udara yang ada disekeliling kondensor. Gambar dari exstra fan dapat dilihat pada gambar 2.18

Gambar 2.18. Extrafan (Sutjipto, 2000) 2. MagneticClutch

Kopling magnetic adalah perlengkapan kompressor yaitu suatu alat yang digunakan untuk melepas dan menghubungkan kompressor dengan putaran mesin. Peralatan intinya adalah : Stator, rotor dan pressureplate. Sistem kerja dari alat ini adalah elektromagnetic.

Puli kompressor selalu berputar oleh perputaran mesin melalui tali kipas pada saat mesin hidup. Dalam posisi switch AC off, kompressor tidak akan berputar, dan kompressor hanya akan berputar apabila switch AC dalam posisi hidup (on) hal ini disebabkan oleh arus listrik yang mengalir ke statorcoil akan mengubah stator coil menjadi magnet listrik yang akan menarik pressure plate dan bidang singgungnya akan bergesekan dan saling melekat dalam satu unit ( Clutch

assembly ) memutar kompresor. Gambar dari komponen kopling magneticdapat dilihat pada gambar 2.19

Gambar 2.19. Gambar komponen kopling magnetic (Sutjipto, 2000)

Puli terpasang pada poros kompressor dengan bantalan diantaranya menyebabkan puli dapat bergerak dengan bebas. Sedang stator terikat dengan compressorhousing, pressureplate terpasang mati pada poros kompressor.

Ketika arus listrik mengalir ke coil, gaya magnet mengakibatkan besi seolah-olah seperti ditarik ( besi 2 menarik besi 1). Gambar dari kopling magnetic switch menutupdapat dilihat pada gambar 2.20

Gambar 2.20. Kopling magneticswitch menutup (Sutjipto, 2000)

3. PressureSwitch

Pressure Switch dipasangkan pada pipa liquid tube diantara receiver dan expansion valve. Pressure switch mendeteksi ketidaknormalan tekanan didalam sirkulasi dan kalau hal tersebut terjadi, maka magnetic clutch akan dimatikan, sehingga kompresor akan berhenti bekerja. Gambar dari pressure switch dapat dilihat pada gambar 2.21

Gambar 2.21. Pressureswitch

Dalam dokumen TAUFIQ D.S I 8609032 (Halaman 15-79)

Dokumen terkait