Dalam bab ini akan disampaikan simpulan serta saran oleh penulis sebagai
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Video
Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, men-transmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Berkaitan dengan “penglihatan dan pendengaran” . Aplikasi video pada multimedia mencakup banyak aplikasi yaitu, 1. Entertainment: roadcast TV, VCR/DVD recording
2. Interpersonal: video telephony, video conferencing 3. Interactive: windows
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menghasilkan video adalah camcorder, yang digunakan untuk merekam gambar-gambar video dan audio, se-hingga sebuah camcorder akan terdiri dari camera dan recorder.
Camcorder terdiri dari 3 komponen:
1. Lensa: untuk mengatur banyak cahaya, zoom, dan kecepatan shutter. 2. Imager: untuk melakukan konversi cahaya ke sinyal electronic video. 3. Recorder : untuk menulis sinyal video ke media penyimpanan
A. Pengambilan gambar video kamera dapat menggunakan teknik inter-leaced
Adalah metode untuk menampilkan image/gambar dalam raster- scanned dis-play device seperti CRT televisi analog, yang ditampilkan bergantian antara
garis ganjil dan genap secara cepat untuk setiap frame. Refresh rate yang dis-arankan untuk metode interlaced adalah antara 50-80Hz. Interlace digunakan di sistem televisi analog:
PAL (50 fields per second, 625 lines, even field drawn first) SECAM (50 fields per second, 625 lines)
NTSC (59.94 fields per second, 525 lines, even field drawn first)
B. Video digital memiliki keuntungan:
a. Interaktif
b. Cara Penyimpanan
Video digital disimpan dalam media penyimpanan random contohnya mag-netic/optical disk. Sedangkan video analog menggunakan tempat penyim-panan sekuensial, contohnya magnetic disc/kaset video. Video digital dapat memberikan respon waktu yang cepat dalam mengakses bagian manapun dari video.
c. Proses editing
Dalam melakukan proses editing yang menggunakan sistem digital men-jadikan proses editing menjadi lebih cepat dan mampu dilihat secara lang-sung hasilnya.
d. Kualitas
Kualitas: sinyal analog dari video analog akan mengalami penurunan kuali-tas secara perlahan karena adanya pengaruh kondisi atmosfer. Sedangkan video digital kualitasnya dapat diturunkan menggunakan teknik kompresi.
7
Transmisi dan distribusi mudah karena dengan proses kompresi, maka vid-eo digital dapat disimpan dalam CD, ditampilkan pada web, dan ditrans-misikan melalui jaringan.
C. Representasi sinyal video meliputi 3 aspek Representasi Visual
Tujuan utamanya adalah agar orang yang melihat merasa berada discene (lo-kasi) atau ikut berpartisipasi dalam kejadian yang ditampilkan. Oleh sebab itu, suatu gambar harus dapat menyampaikan informasi spatial dan temporal dari suatu scene.
a. Vertical Detail dan Viewing Distance
Aspek rasio adalah perbandingan lebar dan tinggi, yaitu 4:3. Tinggi gambar digunakan untuk menentukan jarak pandang dengan menghi-tung rasio viewing distance (D) dengan tinggi gambar (H) -> D/H. etiap detail image pada video ditampilkan dalam pixel-pixel.
b. Horizontal Detail dan Picture Width
Lebar gambar pada TV konvensional = 4/3 x tinggi gambar c. Total detail content
Resolusi vertikal = jumlah elemen pada tinggi gambar. Resolusi hor-izontal = jumlah elemen pada lebar gambar x aspek rasio. Total pixel = pixel horizontal x pixel vertikal.
d. Perception of depth
Dalam pandangan / penglihatan natural, kedalaman gambar tergan-tung pada sudut pemisah antara gambar yang diterima oleh kedua
mata. Pada layar flat, persepsi kedalaman suatu benda berdasarkan subject benda yang tampak.
e. Warna
Gambar berwarna dihasilkan dengan mencampur 3 warna primer RGB (merah, hijau, biru).
f. Contiunity of motion
Mata manusia melihat gambar sebagai suatu gerakan kontinyu jika ambar-gambar tersebut kecepatannya lebih besar dari 15 frame/detik Untuk video motion biasanya 30 frame/detik, sedangkan movies bi-asanya 24 frame/detik.
g. Flicker
Untuk menghindari terjadinya flicker diperlukan kecepatan minimal melakukan refresh 50 cycles/s.
D. Pertelevisian
NTSC (National Television System Committee)
a. 525 baris, 60 Hz refresh rate.
b. Digunakan di Amerika, Korea, Jepang, dan Canada. c. Frame rate 30 fps
d. Menggunakan format YIQ
PAL (Phase Alternating Line)
a. 625 baris, 50 Hz refresh rate
9
c. Frame rate25 fps
d. Menggunakan format YUV.
SECAM (Séquentiel couleur avec mémoire)
a. Digunakan di Perancis, Rusia, dan Eropa timur
b. Berdasarkan frequency modulation dengan 25 Hz refresh rate dan 625 baris.
HDTV (High Definition TV)
a. Standar televisi baru dengan gambar layar lebar, lebih jernih dan suara kualitas CD Auido.
b. Aspek ratio 16:9 dibandingkan dengan sistem lain 4:3. c. Resolusi terdiri dari 1125 (1080 baris aktif) baris
d. Jumlah garis horisontal dalam gambar video (525 atau 625) e. Apakah frame ratenya 30 atau 25 frame per detik
f. Jumlah bandwidth yang digunakan.
g. Apakah menggunakan sinyal AM atau FM untuk audio videonya.
2.2 BROADCASTING
Menurut http://sosbud.kompasiana.com/2010/06/16/ilmu-tentang-broadcasting/, atau penyiaran radio dan televisi adalah media massa, alat yang dipakai untuk berkomunikasi dengan orang banyak. Distribusi program radio (au-dio) dan televisi (video) disampaikan dengan transmisi kepada pendengar dan pe-nonton. Setelah masa kepemimpinan Soeharto, perkembangan jumlah stasiun ra-dio dan televisi sangat pesat sehingga banyak pekerja kedua media ini yang tidak mengenyam ilmu broadcasting.
A. Proses Produksi Dalam Stasiun Televisi
Televisi sebagai media elektronik merupakan media yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dalam memperoleh informasi. Selain karena informasi yang ditampilkan berupa audio visual, televisi bisa menayangkan informasi secara serempak. Selain itu televisi dapat menjangkau banyak masyarakat karena untuk dapat menikmati tayangan televisi, masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya yang terlalu banyak. Dengan demikian sebuah program televisi akan bisa terus tayang tergantung respon dari masyarakat. Agar sebuah program televisi dapat mencapai sasaran penonton yang diinginkan, maka harus dilakukan beberapa tahapan produksi televisi sebelum kita membuat sebuah program televisi. Untuk melakukan produksi di satsiun televisi terdiri dari 9 tahap, kesembilan tahap ter-sebut adalah:
a. Membuat tujuan dari produksi
bagian terpenting dalam tahapan produksi. Kita harus membuat tujuan dan sasaran yang jelas karena dengan tujuan tersebut maka tahapan produksi akan berjalan degan lancar. Jika tujuan tersebut tidak tercapai, maka kita dapat mengevaluasi bagaimana tujuan yang benar agar sebuah acara dapat diproduksi dengan baik. Tujuan produksi bisa untuk informasi, edukasi, dan lain-lain. Kenyataannya, tujuan utama dari produksi sebuah program adalah menarik minat pemirsanya sehingga akan mempengaruhi sukses atau tidaknya sebuah produksi program acara.
b. Menganalisa target penonton
sebelum melaksanakan produksi, hal yang harus kita lakukan ada-lah menganalisa target penonton baik dari psikografis, demografis,
geo-11
grafis, dan lain-lain sehingga tidak akan terjadi “salah alamat” dalam membuat suatu program. Program yang ditargetkan untuk orang tua, ke-maslah program tersebut agar menarik ditonton oleh orang tua. Jangan sampai malah anak-anak yang menikmati sehingga yang terjadi adalah pemirsa bosan dan pemirsa yang bukan targetnya akan terkena imbas “Sindrom Televisi”.
c. Evaluasi acara
Lihat kembali program sejenis yang sudah ada sebelumnya, Dalam memproduksi sebuah program, mari kita tengok ke belakang apakah pro-gram sejenis sudah ada atau pernah kita buat sebelumnya. Jika propro-gram yang pernah dibuat itu gagal, maka buatlah sebuah program baru. Kesala-han-kesalahan yang terjadi dalam program sebelumnya akan membuat program baru ini berbeda karena semua sudah dievaluasi. Perubahan itu penting. Dalam hal ini menyangkut konsep, pendukung artis, lokasi, dan waktu.
d. Membuat proposal program
Membuat proposal program adalah tahapan dimana konsep-konsep yang sudah dipikirkan matang-matang diterjemahkan ke atas kertas. Da-lam menyusun proposal ini ada beberapa tahapan lagi yang harus dilewati. Yang pertama adalah membuat treatment dan jelaskan detail maksud dari dibuatnya program tersebut. Setelah bagian tersebut selesai dikerjakan, maka buatlah naskah keseluruhan program. Dalam hal ini menganalisa & menilai rancangan program, yang nantinya disetujui atau ditolak menjadi
desain program.
e. Membuat Pengaturan Jadwal/Schedule
Pengaturan schedule acara tidak dilakukan begitu saja tanpa perencanaan serta evaluasi setelahnya. Ada proses yang dilalui sehingga tayangan tersebut bisa secara rutin dilakukan stasiun televisi. Yang menga-tur itu semua dilakukan di satu departemen yakni Programming Departe-ment. Di dalam TV Programming akan tercakup
i. Orientasi Program ii. Kebijakan Program iii. Strategi Program iv. Sumber Acara
v. Pola Acara vi. Kriteria Acara
vii. Pengembangan Program
f. Memilih lokasi
Jika produksi didalam studio tidak mencukupi, anda harus memu-tuskan lokasi di luar . Orang yang bertugas untuk mensurvei dan mengkoordinasi lokasi dinamakan location scout atau location manager.
g. Memilih pemeran dan peralatannya
Disini anda memutuskan siapa yang akan memerankan tokoh-tokoh dalam produksi anda pameran langsung menawarkan kepada orang terkenal/bisa juga melalui proses seleksi (casting). Hal ini juga dapat dil-akukan jauh sebelum produksi berlangsung. Ini bisa digunakan sebagai
13
bahan proposal. Orang yang menangani hal kostum dan peralatan disebut Set Designer. Dia bertugas melihat naskah lalu melakukan penelitian kemudian mendiskusikannya dengan sutradara, setelah melakukan perjan-jian diatas. Set Designer dapat juga sebagai Designer pada proses komput-er jika produksi tkomput-ersebut membutuhkan sentuhan computkomput-er.
h. Memulai latihan dan shooting
tergantung dari jenis acaranya seperti apa. Latihan atau disebut dengan gladiresik bisa dilakukan pada saat sebelum acara utama dilakukan atau di shooting kan. Produksi acara yang menggunakan sistem live on tape harus melakukan gladiresik karena nantinya akan ada latihan khusus untuk gerakan, kamera, properti, dan lain-lain yang tidak bisa di rekam ulang. Berbeda dengan produksi drama yang bisa mengambil gambar berulang-ulang karena terbantu dengan teknologi editing.
i. Pasca Produksi
Setelah semua produksi dilakukan, selanjutnya menindaklanjuti hasil dari produksi kita. Televisi penyiaran memiliki rating. Di dalam lem-baga televisi, acara aka dievaluasi, diuji coba/ditanggapi oleh para inform-er.
C. Produksi news/berita
a. Hardnews
Menurut Jani Yosef (2009 : 23) mengatakan bahwa hard news merupakan berita yang sangat penting terkait peristiwa atau masalah
penting yang perlu secepatnya diketahui oleh masyarakat. Jadi hardnews
adalah berita yang layak dan perlu diketahui masyarakat seperti bentrokan, pembunuhan, banjir, gempa bumi, dan lain sebagainya.
b. Pra Produksi
Persiapan dalam pencarian berita harus benar-benar cepat dalam hal ini, reporter dan kameraman harus cepat dan tanggap dalam mencari informasi terbaru tentang berita-berita yang akan diliput. Dalam hal ini perencanaan dan kerja tim sangat diperlukan, selain itu pihak televisi juga harus tetap berhubungan dengan masyarakat, pelayan masyarakat seperti, kepolisian, rumah sakit, kedinasan dan lain-lain, untuk tanggap dan cepat dalam pencarian berita. Beberapa hal yang biasa dilakukan pada tahap pra produksi antara lain adalah riset dan daftar harapan atau wishlist. wishlist
adalah daftar sejumlah hal yang diharapkan diperoleh tim liputan saat be-rada di lapangan. Salah satu unsur dalam wishlist adalah urutan visu-al/shot list. Visual/shot list adalah urutan gambar yang diinginkan pro-duser sehingga bisa dikatakan bahwa ini merupakan bentuk sederhana dari
storyboard. wishlist juga seringkali disamakan dengan TOR atau Terms Of Reference. Contoh Wishlist: WISH LIST REP/CAM : LOCATION : DURATION :
15
NARASUMBER :
Rancangan wishlist berguna agar saat dilapangan pembagian kerja dapat dilakukan dengan rapi dan memperoleh informasi dan stok gambar yang lebih. Ini semua dilakukan agar saat melakukan produksi para editor tidak mengalami kesulitan dalam pemilihan gambar dan menyesuaikan dengan tema berita tersebut.
c. Produksi
Produksi dapat dilakukan setelah mendapatkan stok gambar dari reporter dan kameraman saat pasca produksi, stok gambar tersebut dipilah-pilah sesuai dengan kejadian dilapangan. Setelah itu dapat dilakukan produksi, produksi ini terbagi atas tim yang berbeda.
d. Pembuatan V.O
Sebelum melakukan editing tim pembuat narasi harus dilakukan pembuatan V.O atau voice over, atau latar belakang suara. Ini dibuat untuk mendukung proses editing nanti. Setelah narasi dibuat untuk V.O makan proses perekaman dapat dilakukan. Proses perekaman V.O akan dilakukan oleh presenter atau orang yang memang mampu dalam melakukan V.O. Orang-orang tersebut harus memiliki karakter suara yang baik dan tegas, agar dalam penempatan dalam latar belakang akan mendukung pember-itaan.
e. Proses Editing
Sebelum melakukan editing, editor harus melihat narasinya terlebih dahulu. Setelah itu latar belakang atau V.O diperoleh, maka editor dapat
melakukan editing. Dalam hal ini editor harus jelih, pemilihan gambar yang sesuai akan menjadikan berita yang ditampilkan tidak hanya sekedar memberikan informasi tetapi juga akan menarik bila dilihat oleh masyara-kat. Karena dalam berita hardnews lebih diutamakan gambar yang mejelaskan gambar bentrokan yang di letakkan di depan berita. Dalam proses editing pemilihan gambar, peletakan V.O dengan benar, memilih musik untuk background, dan tarnsisi pada gambar adalah faktor-faktor utama dalam proses editing. Apabila semua telah diedit dengan baik, etor dapat mengirim hasil editan-nya ke komputer kepala edietor untuk di-periksa ulang sebelum ditayangkan.
f. Pasca Produksi
Berita yang sudah fix/layak tayang akan, maka akan langsung dikirim ke komputer pusat untuk dipersiapkan tampil sesuai dengan jam program-program acara yang ditentukan pula.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Prosedur Pelaksanaan Kerja Praktek
Prosedur dalam pelaksanaan kerja praktek adalah sesuai dengan prosedur pelaksanaan kerja praktek yang ditetapkan oleh STIKOM Surabaya. Yaitu dengan beberapa tahapan – tahapan penting yang harus dilalui sebagai berikut :
a. Survei lapangan atau observasi, kegiatan ini ditujukan untuk mengamati proses pembuatan produksi multimedia.
b. Studi Kepustakaan, dilakukan untuk mendapatkan landasan teori yang sesuai dengan permasalahan dan dapat menjadi referensi untuk pelaksanaan rencana pengembangan sistem.
c. Analisa Permasalahan, penganalisaan permasalahan ditujukan untuk menetapkan kebutuhan klien atau kebutuhan instalasi dan menentukan bagaimana solusi terbaik yang akan diterapkan dalam intalasi.
d. Pembuatan produk multimedia, pada pembuatan produk sendiri terdapat be-berapa tahap, antara lain :
i. Pendahuluan, identifikasi permasalahan yang ada, evaluasi, alternatif, so-lusi dan prioritas pengembangan.
ii. Tahap analisa ruang lingkup permasalahan, ruang lingkup dan sasaran yang akan dikembangkan, identifikasi area permasalahan yang lebih terinci, evaluasi, perumusan dan penyusunan untuk menunjang perancangan esain.
iii. Tahap analisa kebutuhan pengguna, mendefinisikan kebutuhan fungsional dan non-fungsional untuk menunjang informasi yang akurat.
iv. Tahap spesifikasi media, dilakukan untuk melakukan spesifikasi fungsional, konfigurasi hardware atau software yang support dengan komputer klien.
v. Revisi Produk, melakukan perbaikan dan pemantauan baik untuk CD-Rom Sinetron setelah dilakukan percobaan oleh klien.
vi. Pembuatan laporan, semua dokumentasi dalam pembuatan produk multi-media tersebut, sebagai hasil dari proyek disusun dalam sebuah laporan.
3.2 Detail Proses Pengerjaan Buletin Jatim
Ruang lingkup dari penyusunan kerja dapat dikelompokkan dalam tiga jenis tahap yaitu :
a. Tahap Pra produksi Pembuatan Narasi
Apabila berita sudah masuk pembuatan narasi harus segera dilakukan, karena narasi akan digunakan untuk pengisian V.O untuk pembuatan pemberitaannya. Pembuat narasi adalah tim khusus, tim ini berbeda dengan tim dari editor berita/news
V.O (voice.over)
Disni akan dilakukan proses pengambilan V.O terlebih dahulu, dalam pengambilan V.O bisa dilakukan oleh editor itu sendiri atau dengan editor
19
yang lain. Proses V.O dilakukan oleh 2 orang, 1 editor dan 1 presenter yang mengisi V.O tersebut.
b. Tahap Produksi :
Dalam produksi penulis langsung melakukan editing gambar dan suara, disini penulis dituntut cepat dalam melakukan editing, karena berita yang diperoleh kurang lebih 2 jam sebelum berita itu tayang. Sehingga penulis harus benar-benar cepat dalam melakukan editing.
20 4.1 Profil Umum Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Media Televisi Lestari Satu (Metro TV) Alamat : JL. Ketampon Ruko Bintoro Kav. 118-123 Telepon : (031) 5620971 (Hunting)
Fax : (031) 5620991 (General) (031) 5623120 (Redaksi) Email : [email protected] Website : www.metrotvnews.com
Slogan : METRO TV Knowledge To Elevate
4.2Sejarah umum tentang berdirinya Metro TV
Metro TV adalah stasiun televisi swasta Indonesia, yang merupakan anak perusahaan dari media group, yang memiliki tujuan menyebarkan berita dan in-formasi ke seluruh pelosok Indonesia. Media group itu sendiri merupakan suatu kelompok usaha media yang dipimpin oleh Surya Paloh, yang juga merupakan pemilik surat kabar media Indonesia. PT. Indonesia Televisi Indonesia mem-peroleh izin penyiaran atas nama “Metro TV” pada tanggal 25 oktober 1999. Pada tanggal 25 november 2000, Metro TV mengudara untuk pertama kalinya dalam bentuk siaran uji coba di 7 kota. Pada awalnya hanya bersiaran 12 jam sehari, se-jak tanggal 1 april 2001, Metro TV mulai bersiaran 24 jam.
21
Metro TV merupakan sebuah stasiun TV yang focus pada berita. Tetapi selain bermuatan berita, Metro TV juga menayangkan beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya serta laiinya, guna mencerdaskan bangsa. Metro TV terdiri dari 70% berita yang ditayangkan dalam 3 bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin, ditambah dengan 30% program non berita yang edukatif.
Metro TV telah disiarkan di 280 kota yang tersebar di Indonesia, yang dipancarkan dari 25 transmisi, dan salah satunya berada di Jawa Timur. Selain menampilkan siaran dari Metro TV Jakarta, Metro TV jawa timur saat ini telah melakukan siaran local, dengan menyajikan berita seputar Jawa Timur. Pada mu-lanya Metro TV Jawa Timur merupakan Metro TV biro Surabaya. Seiring dengan pesatnya kebutuhan akan informasi terutama bagi masyarakat Jawa Timur, Metro TV biro Surabaya kemudian diubah menjadi stasiun Metro TV Jawa Timur.
Metro TV Jawa Timur merupakan stasiun Televise berita di Jawa Timur yang awalnya merupakan kantor biro Metro TV untuk wilayah di Jawa Timur. Dengan pesatnya kebutuhan masyarakat akan informasi, terutama bagi masyarakat Jawa Timur. Metro TV biro Jawa Timur diubah menjadi stasiun Televise local yaitu Metro TV Jawa Timur yang menyajikan berita-berita seputar Jawa Timur.
Latar belakang yang didirikannya Metro TV Jawa Timur adalah masyarakat Jawa Timur yang memiliki keragaman dalam informasi tetang berbagai hal yang bersifat khas maupun global. Dengan adanya dasar pemikiran tersebut maka Met-ro TV Jawa Timur hadir dengan suguhan pMet-rogram yang memiliki kedekatan dengan kehidupan masyarakat Jawa Timur. Metro TV Jawa Timur menyajikan
berbagai informasi yang diharapkan mampu meningkatkan perkembangan potensi Jawa Timur di berbagai bidang.
4.3 Latar Belakang Perusahaan
Secara umum media massa mempunyai empat fungsi, yaitu educate, enter-taint, informative dan social control. Semuanya dilakukan untuk meningkatkan integritas bangsa dan juga memperkaya wawasan generasi muda akan perkem-bangan dunia yang semakin cepat. Dengan demikian diharapkan generasi penerus akan menjadi generasi penerus yang mempunyai pengetahuan luas, demokratis, adil dan sejahtera.
Kemajuan di bidang teknologi membawa dampak positif dan negatif terhadap perkembangan jati diri generasi muda. Positifnya adalah generasi muda mampu mengetahui perkembangan dunia dengan sangat mudah, yaitu dengan menyaksi-kan siaran televisi melalui program yang ditayangmenyaksi-kan. Negatifnya adalah ku-rangnya filter dan juga pengawas yang bisa menyaring informasi apa saja yang bisa diterima oleh generasi muda.
Masyarakat Jawa Timur saat ini telah memiliki informasi tentang keane-karagaman kebudayaan global yang bisa mereka dapatkan dari penyiaran maupun dari sumber yang berkaitan. Selain itu bisa juga didapatkan dari interaksi yang dilakukan terus menerus. Hal ini akan membuat keterbukaan pemikiran dan ber-pendapat pada masyarakat.
Hal-hal tersebut diatas menjadi landasan pemikiran untuk menciptakan media komunikasi dan informasi yang cepat, aktual, dan terpercaya. Dengan mengangkat
23
sisi kedekatan dan juga budaya khas wilayah Jawa Timur, Metro TV Jatim hadir di tengah masyarakat Jatim dengan program acara yang diharapkan mampu untuk mengeksplorasi kebudayaan khas Jawa Timur, serta mampu membentuk generasi muda yang beriman, berakhlak, dan memiliki jati diri tanpa mengesampingkan modernisasi dan kemajuan di bidang teknologi dan informasi.
4.4 Program Acara Metro TV Jawa Timur
Program acara yang ditayangkan di Metro TV Jatim antara lain:
1. “Jurnal Pagi” adalah program berita di pagi hari yang mampu menambah wawasan dan pengetahuan seputar Jawa Timur. “Jurnal Pagi” tayang setap Senin – Jumat mulai pukul 09.00 – 10.00 WIB.
2. “Buletin Jatim” tayang setap Senin – Jumat mulai pukul 16.00 – 16.30 WIB. Merupakan acara berita yang ditayangkan di sore hari dan memberikan berita seputar peristiwa yang terjadi di Jawa Timur.
3. “Titik Tengah” merupakan program talkshow yang hadir setiap hari Senin – Kamis pukul 16.30 – 17.00 WIB. Program talkshow ini menghadirkan nara-sumber yang memang ahli di bidangnya. Tema yang diangkat di program “Titik Tengah” adalah tema yang up to date dan sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat.
4. “Traveler” adalah program yang hadir setiap hari Jumat pukul 16.30 – 17.00 WIB. Program ini adalah program tapping dan dibawakan oleh satu presenter. Program “Traveler” berisikan tayangan saat presenter sedang mengunjungi sebuah lokasi wisata serta kebudayaan di wilayah Jawa Timur.
4.5 Proses Penyiaran Metro TV Jawa Timur
Dalam proses penyiaran berita di Metro TV jatim alur dalam bekerja men-cari berita adalah dengan adanya liputan. Liputan dilakukan oleh reporter dan con-tributor yang sudah ditugaskan. Hasil liputan tersebut akan dipilah – pilah oleh produser untuk dijadikan sebuah berita siap tayang. Semuanya diperlukan adanya koordinasi antar produser dalam memilih berita siap tayang.