Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap
suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa
dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(over behavior) (Notoatmodjo, 2010).
b. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk memperoleh
pengetahuan, yaitu:
1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang
lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba
dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga
gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai
ini disebut metode trial (coba) and errors (gagal atau salah) atau
metode coba salah coba-coba.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau
tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun
temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau
kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin
agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah
orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang
yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau
membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris
ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan
karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap
bahwa yang dikemukannya ádalah benar.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah,
pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
4) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir
manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan
pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode
penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi
penelitian (research methodology).
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut
Notoatmodjo (2003), adalah :
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan
sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.
Pendidikan digolongkan sebagai berikut:
a) Tamat SD
b) Tamat SLTP
c) Tamat SLTA
2) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah
pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang
bersifat informal.
3) Informasi
Informasi yang diperoleh melalui kenyataan (melihat, dan
mendengar sendiri), serta melalui surat kabar, radio, TV dapat
menambah pengetahuan agar lebih luas.
4) Budaya
Budaya yang ada di masyarakat dan kondisi politik juga
mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan seseorang.
5) Sosial Ekonomi
Pekerjaan berhubungan dengan sosial ekonomi seseorang.
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang akan
menambah tingkat pengetahuan.
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan
seseorang, sedangkan ekonomi berkaitan dengan pendidikan.
Apabila status ekonomi baik tingkat pendidikan juga akan tinggi
d. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif berkaitan
dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir,
berintraksi, analisis, memecahkan masalah dan lain-lain) yang
berjenjang sebagai berikut :
1) Tahu (Knowledge)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya.
Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau
mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di
himpun atau dikenali (recall of facts).
2) Memahami (Comprehension)
Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding)
tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal
yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi
meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini
misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan,
menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.
3) Menerapkan (Aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang
sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi
berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk
susunan berarti.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali
bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang
mengandung arti tertentu.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal
yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya,
sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal
yang sedang dinilainya (Notoatmodjo, 2010).
e. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2009), kedalamam pengetahuan yang ingin kita
ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan kategori dibawah
ini :
1) Tingkat pengetahuan baik bila nilai responden yang diperoleh (x)
> Mean + 1 SD
2) Tingkat pengetahuan cukup bila nilai Mean – 1 SD ≤ x ≤ Mean
+ 1 SD
3)Tingkat pengetahuan kurang bila nilai responden yang diperoleh
2. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan adalah suatu kejadian yang fisiologis dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lama kehamilan normal adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid
terakhir (Saifuddin, 2002).
Primigravida adalah wanita yang hamil untuk pertama
kalinya atau dalam arti lain belum pernah hamil sebelumnya. Masa
kehamilan primigravida dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin
(Prawirodihardjo, 2002).
b. Tanda-tanda Kehamilan
1) Tanda tanda presumptif hamil menurut Prawirodihardjo (2002),
adalah sebagai berikut:
a) Amenorea (tidak dapat haid)
b) Nausea (enek) dan emesis (muntah)
c) Ngidam (ingin makan khusus)
d) Pingsan
e) Mammae menjadi tegang dan besar
f) Tidak ada nafsu makan (anoreksia)
g) Sering kencing
h) Konstipasi atau obstipasi
i) Pigmentasi kulit
k) Pemekaran vena-vena (varises) pada kaki betis dan vulva.
2) Tanda-tanda kemungkinan hamil
Menurut Prawirodihardjo (2002), tanda-tanda
kemungkinan hamil adalah:
a) Tanda hegar
b) Tanda chadwicks
c) Tanda piscaseck (Uterus membesar ke salah satu jurusan)
d) Kontrasi-kontraksi kecil atau Braxton Hicks
e) Suhu basal meningkat terus antara 37, 2 – 37,8º C
f) Reaksi kehamilan positif
3) Tanda pasti kehamilan menurut Prawirodiharjo (2002),
a) Terdengar denyut jantung janin (DJJ).
b) Terasa gerakkan janin.
c) Pada pemeriksaan rontgen USG terlihat adanya kantong
kehamilan, ada gambaran embrio.
d) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16
minggu).
c. Proses Kehamilan
Menurut Manuaba (2008), proses kehamilan merupakan mata
rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari:
1) Ovulasi
2) Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
4) Terjadi nidasi (implementasi) pada uterus
5) Pembentukan plasenta
6) Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
d. Komplikasi dalam kehamilan
Menurut Manuaba (2008), komplikasi yang sering terjadi dalam
kehamilan antara lain:
1) Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang
berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas
sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan hidup ibu hamil.
2) Abortus
Abortus adalah kegagalan kehamilan sebelum umur 28 minggu
atau berat janin kurang dari 1000 gram.
3) Pre-eklamsi
Pre-eklamsi adalah kenaikan tekanan darah sistolikdan diastolik
30 mmHg atau 15 mmHg disertai dengan adanya protein urine
dan apabila komplikasi berlanjut bisa terjadi eklamsi.
4) Kehamilan lewat waktu
Kehamilan lewat waktu berarti kehamilan yang melampaui usia
292 hari (42 minggu) dengan komplikasinya.
5) Kehamilan kembar
6) Kelainan letak pada kehamilan
a) Letak sungsang adalah letak membujur dengan kepala janin
di fundus uteri.
b) Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang
(sumbu panjang janin kira-kira tegak lurus dengan sumbu
panjang ibu) di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang
satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.
3. Tanda Bahaya Kehamilan
a. Pengertian
Tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda gejala yang
menunjukkan ibu atau bayi yang dikandungnnya dalam keadaan
bahaya. Bila ada tanda bahaya, biasanya ibu perlu mendapat
pertolongan segera di rumah sakit (hospital emergency).
Kebanyakan kehamilan berakhir dengan persalinan dan masa nifas
yang normal. Namun 15 sampai 20 diantara 100 ibu hamil
mengalami gangguan pada kehamilan, persalinan atau nifas.
Gangguan tersebut dapat terjadi secara mendadak, dan biasanya
tidak dapat diperkirakan sebelumnya (unpredictable disruption).
Karena itu, tiap ibu hamil, keluarga dan masyarakat perlu
mengetahui dan mengenali tanda bahaya.Tujuannya, agar dapat
segera mencari pertolongan ke bidan, dokter, atau langsung ke
rumah sakit, untuk menyelamatkan jiwa ibu dan bayi yang
b. Macam-macam Tanda Bahaya dalam Kehamilan
Menurut Ayurai (2011), tanda bahaya kehamilan yang perlu
diketahui yaitu antara lain:
1) Ibu tidak mau makan dan muntah terus
Sebagian besar ibu hamil dengan umur kehamilan 1-3
bulan sering merasa mual dan kadang-kadang muntah. Keadaan
ini normal dan akan hilang dengan sendirinya pada kehamilan
lebih dari 3 bulan. Tetapi, bila ibu tetap tidak mau makan,
muntah terus menerus sampai ibu lemah dan tak dapat bangun,
keadaan ini berbahaya bagi keadan janin dan kesehatan.
2) Berat badan ibu hamil tidak naik
Selama kehamilan berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg,
karena adanya pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan
tubuh ibu akibat kehamilan (pregnancy cause). Kenaikan berat
badan itu biasanya terlihat nyata sejak kehamilan berumur 4
bulan sampai menjelang persalinan. Bila berat badan ibu tidak
naik pada akhir bulan keempat atau kurang dari 45 kg pada akhir
bulan keenam (end of second trismester), pertumbuhan janin
mungking terganggu. Kehidupan janin mungking terancam.Ibu
mungkin kekurangan gizi. Mungkin juga ibu mempunyai
penyakit lain, seperti batuk menahun, malaria, dan lain-lain yang
3) Perdarahan (bleeding)
Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan, persalinan
dan nifas sering merupakan tanda bahaya yang dapat berakibat
kematian ibu dan atau janin.
a) Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan sebelum 3
bulan dapat disebabkan oleh keguguran atau keguguran
yang mengancam. Ibu harus segera meminta pertolongan
bidan atau dokter. Janin mungkin masih dapat diselamatkan.
Bila janin tak dapat diselamatkan, ibu perlu mendapat
pertolongan agar kesehatannya terjaga.
b) Perdarahan melalui jalan lahir disertai nyeri perut bawah
yang hebat, pada ibu yang terlambat haid 1-2 bulan,
merupakan keadaan sangat berbahaya. Kehidupan ibu
terancam, ia harus langsung di bawa ke rumah sakit untuk
diselamatkan jiwanya.
c) Perdarahan kehamilan 7-9 bulan, meskipun hanya sedikit,
merupakan ancaman bagi ibu dan janin. Ibu perlu segera
mendapat pertolongan di rumah sakit.
d) Perdarahan yang banyak, segera atau dalam 1 jam setelah
melahirkan, sangat berbahaya dan merupakan penyebab
kematian ibu paling sering. Keadaan ini dapat menyebabkan
kematian dalam waktu kurang dari 2 jam. Ibu perlu segera
e) Perdarahan pada masa nifas (dalam 42 hari setelah
melahirkan) yang berlangsung terus menerus, disertai bau
tak sedap dan demam, juga merupakan tanda bahaya. Ibu
harus segera di bawa ke rumah sakit.
4) Bengkak di tangan/ wajah, pusing, dan dapat diikuti kejang
Sedikit bengkak pada kaki atau tungkai bawah pada umur
kehamilan 6 bulan ke atas mungkin masih normal. Tetapi,
sedikit bengkak pada tangan atau wajah, apa lagi bila disertai
tekanan darah tinggi dan sakit kepala (pusing), sangat
berbahaya. Bila keadaan ini dibiarkan maka ibu dapat
mengalami kejang-kejang. Keadaan ini disebut keracunan
kehamilan atau eklamsi.
Keadaan ini sering menyebabkan kematian ibu serta janin.
Bila ditemukan satu atau lebih gejala tersebut, ibu harus segera
meminta pertolongan kepada bidan terdekat untuk di bawa ke
rumah sakit.
5) Gerakan janin berkurang atau tidak ada
Pada keadaan normal, gerakan janin dapat dirasakan ibu
pertama kali pada umur kehamilan 4-5 bulan. Sejak saat itu,
gerakan janin sering dirasakan ibu.
Janin yang sehat bergerak secara teratur. Bila gerakan janin
jam, kehidupan bayi mungkin terancam. Ibu perlu segera
mencari pertolongan.
6) Kelainan letak janin
Pada keadaan normal, kepala janin berada di bagian bawah
rahim ibu dan menghadap ke arah punggung ibu. Menjelang
persalinan, kepala bayi turun dan masuk ke rongga panggul ibu.
Kadang-kadang letak bayi tidak normal sampai umur
kehamilan 9 bulan. Pada keadaan ini, ibu harus melahirkan di
rumah sakit, agar ibu dan bayi dapat diselamatkan. Persalinan
mungkin mengalami gangguan atau memerlukan tindakan.
Anjurkan ibu/keluarganya untuk menabung. Kelainan letak janin
antara lain:
a) Letak sungsang: kepala janin di bagian atas rahim.
b) Letak lintang: letak janin melintang di dalam rahim.
Kalau menjelang persalinan terlihat bagian tubuh bayi di
jalan lahir, misalnya tangan, kaki atau tali pusat, maka ibu perlu
segera di bawa ke rumah sakit.
7) Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)
Biasanya ketuban pecah menjelang persalinan, setelah ada
tanda awal persalinan seperti mulas dan keluarnya lendir,
bercampur sedikit darah. Cairan ketuban biasanya berwarna
Bila ketuban telah pecah dan cairan ketuban keluar sebelum
ibu mengalami tanda-tanda persalinan, janin dan ibu akan
mudah terinfeksi. Hal ini berbahaya bagi ibu maupun janin.Ibu
perlu segera mendapat pertolongan bidan terdekat untuk di bawa
ke rumah sakit.
8) Penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan
Kesehatan dan pertumbuhan janin dipengaruhi oleh
kesehatan ibu. Bila ibu mempunyai penyakit yang berlangsung
lama atau merugikan kehamilannya, maka kesehatan dan
kehidupan janinpun terancam. Beberapa penyakit yang
merugikan kehamilan antara lain:
a) Penyakit jantung: gejalanya ibu sering berdebar, mudah
sesak nafas bila melakukan kegiatan ringan sehari-hari.
b) Kurang darah (anemia) berat: gejalanya pucat, lesu, lemah,
pusing dan sering sakit.
c) TBC: gejalanya batuk tidak sembuh-sembuh, nafsu makan
kurang, berat badan turun, berkeringat pada malam hari.
d) Malaria: gejalanya demam menggigil secara berkala, lemah,
pucat.
e) Infeksi pada saluran kelamin: gejalanya tidak selalu nyata,
Ibu dengan keadaan tersebut harus diperiksa dan
mendapat pengobatan secara teratur oleh dokter, Anjurkan ibu
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1. Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2005) Pengetahuan Kehamilan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. Sosial ekonomi 2. Tingkat pendidikan 3. Pekerjaan ibu 4. Informasi Teori Kehamilan : 1. Pengertian Kehamilan 2. Tanda-tanda Kehamilan 3. Tanda-tanda kemungkinan hamil 4. Proses Kehamilan 5. Komplikasi dalam kehamilan 6. Tanda Bahaya Kehamilan Tanda Bahaya Kehamilan Tingkat Pengetahuan: 1. Tahu 2. Memahami 3. Menerapkan 4. Analisa 5. Sintesis 6. Evaluasi
Macam Tanda Bahaya Kehamilan:
1. Ibu tidak mau makan dan muntah terus
2. Berat badan tidak naik 3. Perdarahan 4. Bengak di tangan, wajah 5. Gerakkan janin berkurang
6. Kelainan letak janin 7. Ketuban pecah
sebelum waktunya 8. Penyakit ibu yang
berpengaruh
C. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
Keterangan:
= Yang diteliti
= Yang tidak diteliti Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida
tentang Tanda Bahaya Kehamilan Baik Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. Sosial ekonomi 2. Informasi 3. Tingkat pendidikan 4. Budaya Cukup Kurang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari segi penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010),
deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara obyektif. Metode ini
digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang dihadapi
pada situasi sekarang atau yang sedang terjadi.
Kuantitatif adalah data yang di paparkan dalam bentuk angka-angka
(Riwikdikdo, 2009).
Pada penelitian ini mendiskipsikan tingkat pengetahuan ibu hamil
primigravida tentang tanda bahaya kehamilan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2002), lokasi merupakan tempat/lokasi
pengambilan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di RB Marga Waluya
Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2002), waktu adalah rentang waktu yang
digunakan untuk melaksanakan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 20 Mei sampai 20 Juni 2012.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sample
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek yang diteliti (Arikunto, 2006).
Menurut Notoatmodjo (2002), populasi menunjukkan sekelompok obyek
atau sasaran penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah semua ibu hamil primigravida yang berkunjung di RB Marga
Waluya Surakarta pada tanggal 20 Mei sampai 20 Juni 2012 yang
berjumlah 30 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari seluruh obyek
yangditeliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005)
Sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti. Jika populasi kurang
dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat
diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006). Jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel
(Hidayat, 2010).
D. Alat/ Instrumen Penelitian
Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuesioner. Menurut Notoatmodjo (2010), kuesioner adalah daftar pertanyaan
yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal
memberikan jawaban atau dengan tanda-tanda tertentu.
Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan
kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan jawaban benar
dan salah. Untuk menghindari ketidakseriusan responden yang seringkali
terjadi dalam pengisian kuesioner, maka pertanyaaan dibuat 2 kategori, yaitu
pertanyaan positif dan negatif. Jawaban benar dengan pertanyaan positif
(favorable) dan jawaban salah jika pertanyaan negatif (unfavorable)
mendapat nilai 1. Jawaban yang salah dengan pertanyaan positif (favorable)
dan benar jika pertanyaan negatif (unfavorable) mendapat nilai 0. Pengisian
kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang
dianggap benar.
Kuisioner penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Uji validitas dilakukan
di RB Anissa Surakarta dengan jumlah responden 30 orang ibu hamil
primigravida. Uji coba minimal dilakukan terhadap 30 orang
1. Uji Validitas
Sebelum instrumen/alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari
kevalidan alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2008). Uji validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen (Arikunto, 2006).
Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, dan
instrumen yang kurang valid maka dilakukan dengan menghitung korelasi
antara masing-masing pernyataan dengan skor total, dengan rumus
Pearson Product Moment (Riwidikdo, 2007):
Rxy = ) y) ( y n ( x) ( x (n y) x ( n 2 2 2 2- S -S S S -SXY Ket:
Rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
n : Jumlah responden
X : Skor pernyataan
Y : Skor total
XY : Skor pernyataan dikalikan skor total
Untuk mengetahui apakah harga korelasi valid, maka angka
korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel (Arikunto, 2006).
Dinyatakan valid apabila angka hitung > angka kritik tabel, dengan α = 5%. r tabel dalam penelitian ini adalah 0,334. Dengan demikian
r hitung > 0,334. Berdasarkan hasil uji validitas didapatkan 30 soal yang
valid atau sahih, dan 5 soal diinyatakan tidak valid atau sahih yaitu soal
no.8, 15, 21, 29, dan 34. Sehingga soal tersebut tidak digunakan dalam
penelitian ini. Hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran 15.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan alat ukur, artinya konsistenitas alat
ukur, alat ukur digunakan saat ini pada waktu dan tempat tertentu akan
sama apabila digunakan pada waktu dan tempat berbeda
(Riwidikdo, 2008). Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar
sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan
sama hasilnya (Arikunto, 2006). Untuk menguji reliabilitas instrumen
peneliti menggunakanAlpha Chronbach dengan bantuan program
komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai
berikut: r11 = ú û ù ê ë é S -ú û ù ê ë é - t b k k 2 2 1 1
s
s
Keterangan: r11 = Reliabilitas Instrumentk = Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal ∑σb2
= Jumlah varian butirpernyataan σt2
Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika nilai koefisien yang
diperoleh >0.60 (Ghozali, 2002). Hasil uji realibitas yaitu 0,852 > 0,60
sehingga kuesioner dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data.
3. Kisi-kisi kuesioner
Tabel.3.1 Kisi-kisi Kuisioner
Variabel penelitian Indikator Nomor pertanyaan favorable Nomor pertanyaan unfavorable Jumlah Tingkat pengetahuan ibu hamil primigravida tentang tanda bahaya kehamilan
Definisi tanda bahaya kehamilan
Tanda bahaya kehamilan: a. Ibu tidak mau makan
dan muntah terus
1, 2, 28
3 34*
3
2
b. Berat badan tidak naik 4 1
c. Perdarahan 5, 7 6, 33 4
d. Bengkak di tangan, wajah, pusing dan diikuti kejang 8*,10, 11, 25 9,12 6 e. Gerakan janin berkurang/tidak ada 15*,27, 32 13, 14 5
f. Kelainan letak janin 17 16, 30 3
g. Ketuban pecah sebelum waktunya
18, 19, 26 3
h. Penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan
No. Soal yg ada (*) tidak valid
E. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada ibu hamil
primigravida yang menjadi pasien di RB Marga Waluya Surakarta, kemudian
menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner
dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data
yang diperoleh terdiri darri :
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang secara langsung diambil dari obyek
penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009).
Data Primer dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban atas pertanyaan
yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang tanda
bahaya kehamilan.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang didapatkan tidak langsung dari obyek
penelitian (Riwidikdo, 2009).
Data sekunder dalam penelitian didapatkan dari RB Marga Waluya
Surakarta yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian ini, berupa jumlah
ibu hamil yang berkunjung di RB Marga Waluya Surakarta pada tahun
2011 sebanyak 665 ibu hamil, dengan rata-rata kunjungan ibu hamil per i. Penangganan 23, 24,35 29* 4
bulan yaitu 56 orang. Jumlah ibu hamil primigravida 30 orang dan ibu
hamil multigravida 26 orang.
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah subjek atau objek yang akan diteliti yang bervariasi