• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan

a. Definisi pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(over behavior) (Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berinteraksi, analisis, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut:

1) Tahu (knowledge)

Menunjukan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil dihimpun atau dikenali (recall of fack).

2) Memahami (Comprehansion)

Pemahaman diartikan dicapainya pengertian(understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.

3) Menerapkan (Aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti.

5) Sistesis (Syntesis)

Sistesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya,

sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hl yang sedang dinilainya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007), adalah

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.

Pendidikan digolongkan sebagai berikut: a) Tamat SD (Sekolah Dasar)

b) Tamat SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) c) Tamat SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) d) Tamat Perguruan Tinggi

2) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari – hari artinya makin cocok jenis pekerjaan yang diemban, makin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh. 3) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang bersifat informal.

4) Informasi

Informasi yang diperoleh melalui kenyataan (melihat dan mendengar sendiri), serta melalui surat kabar, radio, TV dapat menambah pengetahuan agar lebih luas.

5) Budaya

Budaya yang ada di masyarakat dan kondisi politik juga mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan seseorang.

6) Sosial Ekonomi

Pekerjaan berhubungan dengan sosial ekonomi seseorang. Semakin tinggi tingkat ekonomi sosial seseorang akan menambah tingkat pengetahuan.

Lingkungan seseorang akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi berkaitan dengan pendidikan. Apabila status ekonomi baik tingkat pendidikan juga akan tinggi dan diiringi oleh peningkatan pengetahuan (soekanto, 2003).

d. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:

1) Cara Tradisional

a) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan yang dua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan yang ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and

errors (gagal atau salah) atau metode salah coba-coba.

b) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan itu baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu

pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris atau pun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.

c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan. d) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

2) Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian

ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian

(research methodology).

e. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2009), kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan kategori dibawah ini:

1) Tingkat pengetahuan baik bila nilai responden yang diperoleh (x) > Mean + 1 SD

2) Tingkat pengetahuan cukup bila nilai Mean – 1 SD ≤ x ≤ Mean + 1 SD

3) Tingkat pengetahuan kurang bila nilai responden yang diperoleh (x) <Mean – 1 SD

2. Kehamilan a. Pengertian

Kehamilan adalah suatu kejadian yang fisiologis dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 10 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Manuaba, 2007).

Primigravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya atau dalam arti lain belum pernah hamil sebelumnya. Masa kehamilan primigravida dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (Sarwono, 2009)

Menurut Wiknjosastro (2007), ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :

1) Kehamilan triwulan I, yaitu dari 0 – 12 minggu

Awal kehamilan atau masa trimester pertama merupakan saat yang rawan bagi perkembangan janin, karena biasanya banyak wanita tidak menduga kalau dirinya sedang hamil, pada saat masa subur, jika sel telur dibuahi maka akan terjadi penempelan sel telur yang berbentuk semacam bola pada dinding rahim calon ibu. Masa ini adalah masa rawan, karena janin masih berupa cikal bakal.

2) Kehamilan triwulan II, yaitu dari 12 – 28 minggu

Memasuki bulan keempat, perkembangan janin akan

memasuki trimester kedua. Janin akan mulai bergerak yaitu pada bulan keempat, tepatnya sekitar minggu ketiga belas . Hal ini terjadi karena hormon pada bayi mulai aktif sehingga mereka sudah mulai bisa bereaksi dengan situasi di dalam kandungan. 3) Kehamilan triwulan III, yaitu dari 28 – 40 minggu

Setelah usia janin memasuki trimester pertama dan kedua, sisanya adalah menunggu kelahiran yang biasanya terjadi pada trimester ketiga. Pada trimester akhir ini, bayi sudah benar – benar berkembang, baik dalam kelengkapan serta fungsi organ – organ tubuh ataupun penambahan berat badannya.

1) Tanda – tanda persumtif hamil

Menurut Bandiyah (2009), tanda-tanda persumtif hamil adalah sebagai berikut :

a) Amenorea (tidak dapat haid) b) Nausea (enek) dan emesis (muntah) c) Ngidam (ingin makan khusus) d) Pingsan

e) Mammae menjadi tegang dan besar f) Tidak ada nafsu makan (anoreksia) g) Sering kencing

h) Konstipasi atau obstipasi i) Pigmentasi kulit

j) Berat badan bertambah

k) Pemekaran vena-vena (varices) pada kaki betis dan vulva. 2) Tanda-tanda kemungkinan Hamil

Menurut Bandiyah (2009), tanda-tanda kemungkinan hamil adalah :

a) Tanda hegar (melunaknya segmen bawah rahim) b) Tanda chadwicks (servik berwarna kebiruan)

c) Tanda piscaseck (Uterus membesar kesalah satu jurusan) d) Tanda goodells (servik teraba lunak pada pemeriksaan dalam) e) Ballottement

f) Kontraksi-kontraksi kecil atau Braxton Hicks (bila uterus dirangsang mudah berkontraksi)

g) Reaksi pemeriksaan kehamilan positif 3) Tanda pasti kehamilan

Menurut Bandiyah (2009), tanda pasti kehamilan adalah sebagai berikut:

Terdengar denyut jantung janin (DJJ) a) Terasa gerakan janin

b) Pada pemeriksaan rontgen USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran embrio

d. Proses Kehamilan

Menurut Manuaba (2008), proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari :

1) Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormon yang kompleks.

2) Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum 3) Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot 4) Terjadi nidasi (implementasi) pada uterus 5) Pembentukan plasenta

6) Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm

Menurut Manuaba (2008), komplikasi yang sering terjadi dalam kehamilan antara lain :

1) Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan mutah yang

berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari dan bahkan membahayakan hidup ibu hamil.

2) Abortus

Abortus adalah kegagalan kehamilan sebelum umur 28 minggu

atau berat janin kurang dari 1000 gram. 3) Pre-eklamsi

Pre-eklamsi adalah kenaikan tekanan darah sistolik dan

diastolik 30 mmHg atau 15 mmHg disertai dengan adanya protrin urine dan apabila komplikasi berlanjut akan terjadi eklamsi.

4) Kehamilan lewat waktu

Kehamilan lewat waktu berarti kehamilan yang melampaui usia 292 hari (42 minggu) dengan komplikasinya.

5) Kehamilan kembar

Kehamlilan kembar adalah kehamilan dengan 2 janin atau lebih. 6) Kelainan letak pada kehamilan

a) Letak sungsang adalah letak membujur dengan kepala jani di fundus uteri.

b) Letak lintang adalah suatu keadaan dimana letak janin melintang (sumbu panjang janin kira-kira tegak lurus dengan sumbu panjang ibu) di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.

3. Tanda Bahaya Kehamilan a. Pengertian

Tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda gejala yang menunjukkan ibu atau bayi yang dikandungnya dalam kedaan bahaya. Bila ada tanda bahaya, biasanya ibu perlu mendapat pertolongan segera di rumah sakit (hospital emergency). Kebanyakan kehamilan berakhir dengan persalinan dan masa nifas yang normal, namun 15 sampai 20 antara 100 ibu hamil mengalami gangguan pada kehamilan, persalinan atau nifas. Gangguan tersebut dapat terjadi secara mendadak dan biasanya tidak dapat diperkirakan sebelumnya

(unpredictable discruption). Karena itu, tiap ibu hamil, keluarga dan

masyarakat perlu mengetahui dan mengenali tanda bahaya. Tujuannya, agar dapat segera mencari pertolongan ke bidan, dokter atau langsung ke rumah sakit, untuk menyelamatkan jiwa ibu dan bayi yang dikandungnya (Ayurai, 2011).

b. Macam-macam Tanda Bahaya dalam Kehamilan

Menurut Bandiyah (2009), tanda bahaya kehamilan yang perlu diketahui yaitu antara lain :

1) Ibu tidak mau makan dan muntah terus

Sebagian besar ibu hamil dengan umur kehamilan 1-3 bulan sering merasa mual dan kadang-kadang muntah. Keadaan ini normal dan akan hilang dengan sendirinya pada kehamilan lebih dari 3 bulan. Tetapi, bila ibu tetap tidak mau makan, muntah terus menerus sampai ibu lemah dan tak dapat bangun, keadaan ini berbahaya bagi keadaan janin dan kesehatan.

2) Berat badan ibu hamil tidak naik

Selama kehamilan berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg, karena adanya pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu akan kehamilan (prignancy cause). Kenaikan berat badan ibu biasanya terlihat nyata sejak kehamilan berumur 4 bulan sampai menjelang persalinan. Bila berat badan ibu tidak naik pada akhir bulan keempat atau kurang dari 45 kg pada akhir bulan keenam

(end of second trismester), pertumbuhan janin mungkin terganggu.

Kehidupan janin mungkin terancam. Ibu mungkin kekurangan gizi. Mungkin juga ibu mempunyai penyakit lain, seperti batuk menahun, malaria, dan lain-lain yang segera perlu diobati.

3) Perdarahan pervaginam

Perdarahan yang dapat berakibat kematian ibu dan janin pada yaitu:

a) Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan sebelum 3 bulan.

b) Perdarahan melalui jalan lahir disertai nyeri perut bawah yang hebat.

c) Perdarahan kehamilan 7-9 bulan, meskipun hanya sedikit, merupakan ancaman bagi ibu dan janin.

4) Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang – kadang dengan sakit kepala hebat tersebut mungkin ibu mengalami penglihatan menjadi kabur atau terbayang. Sakit kepala yang hebat dalam hehamilan adalah gejala preeklamsia. 5) Pandangan kabur atau masalah visual

Karena pengaruh hormon ketajaman visual ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan yang kecil adalah normal. Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang/berbintik – bintik. Perubahan visual ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat. Perubahan visual mendadak mungkin suatu indikasi preeklamsi.

6) Ketuban pecah dini

Bila ketuban telah pecah dan cairan ketuban keluar sebelum ibu mengalami tanda – tanda persalinan atau pada kehamilan

preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm, janin dan ibu akan mudah terinfeksi.

7) Bengkak pada muka dan tangan

Hampir sebagian dari ibu tiba – tiba akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkannya lebih tinggi. Bengkak biasa menunjukkan masalah yang serius bila muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung, pre-eklamsia.

8) Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri yang tidak berhubungan dengan persalinan adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.

9) Bayi kurang bergerak seperti biasa

Ibu mulai merasa pergerakkan bayinya selama bulan ke lima atau keenam, beberapa ibu dapat merasakan pergerakan janinnya lebih awal. Jika bayi tidur pergerakan janinnya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2010), Ayurai (2011), Bandiyah (2009) Tingkat Pengetahuan 1. Tahu 2. Memahami 3. Menerapkan 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi

Pengetahuan Kehamilan Tanda Bahaya Kehamilan

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Tingkat Pendidikan 2. Pengalaman 3. Informasi 4. Budaya 5. Sosial Ekonomi Teori Kehamilan 1. Pengertian kehamilan 2. Tanda - tanda kehamilan 3. Tanda - tanda kemungkinan hamil 4. Proses kehamilan 5. Komplikasi kehamilan

Macam Tanda Bahaya Kehamilan

1. Ibu tidak mau makan dan muntah terus 2. Berat badan tidak

naik 3. Perdarahan

pervaginam 4. Sakit kepala yang

hebat

5. Pandangan kabur 6. Ketuban pecah dini 7. Bengkak pada

wajah dan tangan 8. Nyeri abdomen

yang hebat 9. Bayi kurang

bergerak seperti biasa

C. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan :

Tingkat Pengetahuan ibu hamil Primigravida tentang tanda

bahaya kehamilan Cukup

Baik

Kurang

Faktor - Faktor Yang

Mempengaruhi Pengetahuan : 1. Tingkat Pendidikan 2. Pengalaman 3. Informasi 4. Budaya 5. Sosial Ekonomi

: Variabel yang diteliti

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu metode yang dilakukan dengan satu tujuan membuat gambaran atau deskrptif tentang suatu keadaan secara obyektif dalam bentuk angka – angka mulai dari pengumpulan data serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006).

Penelitian yang dilakukan, mendeskripsikan tentang tingkat pengetahuan ibu hamil primigravida tentang tanda bahaya kehamilan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi yang digunakan untuk mengambil laporan kasus atau observasi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan Di RB Puji Lestari Klaten.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu atau saat yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian atau observasi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 2012 – 30 Januari 2013.

C. Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek yang diteliti (Arikunto, 2006). Menurut Notoatmodjo (2010), populasi menunjukkan sekelompok obyek atau sasaran penelitian. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida yang berkunjung di Rumah Bersalin Puji lestari Klaten pada tanggal 30 Desember 2012 – 30 Januari 2013 yang berjumlah 30 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari seluruh obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006).

Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida yang berkunjung di RB Puji Lestari pada tanggal 30 Desember 2012 – 30 Januari 2013 yang berjumlah 30 orang.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Non Random Sampling dengan metode sampling jenuh yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Hidayat, 2010).

D. Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Notoatmodjo (2010), kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau tanda-tanda tertentu.

Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan jawaban benar dan salah. Untuk menghindari ketidakseriusan responden yang seringkali terjadi dalam pengisian kuiesoner, maka pernyataan dibuat 2 kategori, yaitu pernyataan positif (favorable) dan negatif (unfavorable). Pernyataan positif adalah pernyataan yang jawabannya benar apabila responden menjawab benar mendapat nilai 1 dan apabila menjawab salah mendapat nilai 0, pernyataan negatif adalah pernyataan yang jawabanya salah apabila responden menjawab salah mendapat nilai 1 dan apabila menjawab benar mendapat nilai 0. Pengisian kuesoiner tersebut dengan tanda (√) pada jawaban yang dianggap benar.

Kuesioner penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Uji validitas di lakukan di RB Ratna Kurniawati Klaten pada tanggal 16 - 22 Desember 2012 sebanyak 30 ibu hamil primigravida.

Menurut (Sugiyono, 2006), menyatakan bahwa beberapa ahli menggunakan 30 ibu hamil primigravida sebagai uji coba.

Tabel.3.1 Kisi – kisi kuesioner sebelum uji coba instrumen

Variabel penelitian

Indikator Favorable Unfavorable Jumlah Pengetahuan ibu hamil primigravida tentang tanda bahaya kehamilan

Definisi tanda bahaya kehamilan

Tanda bahaya kahamilan:

a. Ibu tidak mau makan dan muntah terus b. Berat badan tidak

naik c. Perdarahan

pervaginam d. Sakit kepala yang

hebat

e. Pandangan kabur f. Ketuban pecah

dini

g. Bengkak pada muka dan tangan h. Nyeri abdomen yang hebat i. Bayi kurang bergerak seperti biasa j. Penanganan Total 1, 2, 3 5 6 9, 10, 13 14 15 18, 20, 21 23, 26, 27* 30 29*, 34 31*, 35 22 4 7 8 11, 12 17, 19 16 22, 24 25 28*, 33 32* 13 3 2 2 4 3 3 4 5 2 4 3 35 *Soal yang tidak valid

1. Uji Validitas

Sebelum instrumen/alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2009). Uji validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006).

Uji validitas instrumen dengan menggunakan rumus pearson product

moment (Riwidikdo, 2009):

Ket:

: koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y : Jumlah responden

: Skor pernyataan : Skor total

XY : Skor pernyataan dikaitkan skor total

Untuk mengetahui apakah harga korelasi valid, maka angka korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel (Arikunto, 2006). Butir soal dinyatakan valid apabila angka hitung > angka kritik tabel (0,361), dengan α=5%.

Berdasarkan hasil uji validitas didapatkan 30 soal yang valid atau sahih dan 5 soal dinyatakan tidak valid atau sahih yaitu soal no.27, 28, 29, 31 dan 32. Soal yang tidak valid tersebut tidak digunakan dalam penelitian ini.

Tabel.3.2 Kisi – kisi kuesioner setelah uji coba instrumen

Variabel penelitian

Indikator Favorable Unfavorable Jumlah Pengetahuan ibu hamil primigravida tentang tanda bahaya kehamilan

Definisi tanda bahaya kehamilan

Tanda bahaya kahamilan:

a. Ibu tidak mau makan dan muntah terus b. Berat badan tidak

naik c. Perdarahan

pervaginam d. Sakit kepala yang

hebat

e. Pandangan kabur f. Ketuban pecah

dini

g. Bengkak pada muka dan tangan h. Nyeri abdomen yang hebat i. Bayi kurang bergerak seperti biasa j. Penanganan Total 1, 2, 3 5 6 9, 10, 13 14 15 18, 20, 21 23, 26 30 34 35 18 4 7 8 11, 12 17, 19 16 22, 24 25 33 12 3 2 2 4 3 3 4 4 2 2 1 30 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah keajegan alat ukur, artinya konsistenitas alat ukur, alat ukur digunakan saat ini pada waktu dan tempat tertentu akan sama apabila digunakan pada waktu dan tempat berbeda (Riwidikdo, 2009). Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian pada instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil akan tetap sama hasilnya (Arikunto, 2006). Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan progran komputer SPSS for windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut :

Keterangan :

= Reliabilitas Instrumen

K = Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal

= Jumlah varian butir pernyataan

= Varians total

Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika nilai koefisien yang diperoleh >0,60 (Ghozali, 2005). Hasil uji reliabilitas yaitu 0,889 > 0,60 sehingga kuesioner dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

E. Teknik Pengambilan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada ibu hamil primigravida yang menjadi pasien di Rumah Bersalin Puji Lestari

Klaten, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti.

Data yang diperoleh terdiri dari : 1. Data Primer

Data Primer adalah data yang secara langsung diambil dari obyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009). Data primer dari penelitian ini diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang tanda bahaya kehamilan. 2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang didapatkan tidak langsung dari obyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder dalam penelitian didapatkan dari RB Puji Lestari Klaten yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian ini, berupa jumlah ibu hamil yang berkunjung di RB Puji

Dokumen terkait