Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi ibu hamil, institusi, tenaga kesehatan dan peneliti selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
7
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera, yang berbeda sama sekali dengan kepercayaan(belief), takhayul (superstitions) dan penerangan-penerangan yang keliru(misinformations) (Soekanto, 2007)
b. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan domain kognitif yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari. Mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang mengetahui tentang apa yang dipelajari, antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan lain sebagainya
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat melalui penggunaan kata
kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Perilaku yang didasari pengetahuan dan kesadaran akan bersifat lebih langgeng. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur untuk dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas.
c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Soekanto (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan :
1) Tingkat Pendidikan
Upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.
2) Informasi
Seseorang mendapat informasi yang lebih banyak akan menambah pengetahuan yang lebih luas
3) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dilakukan seseorang dapat menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal.
4) Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.
5) Sosial Ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan. d. Sumber Pengetahuan
Menurut Nursalam (2003),sumber pengetahuan manusia antara lain : 1) Tradisi
Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan di mana setiap orang tidak dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah, sehingga validitas, manfaat, dan kebenarannya tidak pernah dicoba/ditelit.
2) Autoritas
Cara ini dapat berupa pemimpin-pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.
3) Pengalaman Seseorang
Kita semua memecahkan suatu permasalahan berdasarkan obsesi dan pengalaman sebelumnya. Ini merupakan pendekatan yang penting dan bermanfaat. Kemampuan untuk menyimpulkan, mengetahui aturan dan membuat prediksi berdasarkan observasi adalah penting bagi pola penalaran manusia.
4) Trial dan Error
Kadang-kadang kita menyelesaikan suatu permasalahan keberhasilan kita dalam menggunakan alternatif pemecahan melalui coba dan salah. Meskipun pendekatan ini untuk beberapa masalah lebih praktis tetapi sering tidak efisien.
5) Alasan yang Logis
Kita sering memecahkan suatu masalah berdasarkan proses pemikiran yang logis.
6) Metode Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pendekatan yang paling tepat untuk mencari suatu kebenaran karena didasari pada pengetahuan yang terstruktur dan sistematis serta dalam mengumpulkan dan menganalisa datanya didasarkan pada prinsip validitas dan reliabilitas
e. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) dikutip oleh Wawan A dan M. Dewi (2011), cara memperoleh pengetahuan adalah sebagai berikut :
1) Cara Kuno
a) Cara coba salah (Trial and Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan – pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan
kebenaran baikn berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
2) Cara modern
Cara ini disebut metodepenelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah. f. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya.
Untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :
1) Baik 2) Cukup 3) Kurang
2. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010). Untuk Proses kehamilan harus ada unsur – unsur yaitu spermatozoa (sel sperma) dan ovum (sel telur), pembuahan (konsepsi/fertilisasi), nidasi dan plasentasi (Winkjosastro, 2002). Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan, yaitu triwulan pertama (0 samapai 12 minggu), triwulan kedua (13 sampai 28 minggu) dan triwulan ketiga (29 – 42 minggu) (Manuaba, 2010)
b. Tanda-tanda Kehamilan
Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakkan kehamilan di tetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gajala kehamilan, yaitu sebagai berikut :
1) Tanda dugaan Kehamilan
a) Amenorea (terlambat datang bulan)
Pada wanita hamil terjadi konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graff dan
ovulasi. Hal ini yang menyebabkan terjadinya amenorea
hamil. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT) dengan perhitungan rumus Neagle dapat ditentukan hari perkiraan lahir (HPL) yaitu dengan menambah tujuh pada hari, mengurangi tiga pada bulan, dan menambah satu pada tahun.
b) Mual (Nause) dan Muntah (Emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang.
c) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam.
d) Sinkope atau Pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia
kehamilan 16 minggu. e) Payudara Tegang
Pengaruh hormon estrogen dan progesteron dan
somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air dan
saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
f) Sering Miksi (Sering BAK)
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepar terasa penuh dan sering miksi. Pada triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang.
g) Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
h) Pigmentasi Kulit
Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma
gravidarum). Pada dinding perut terdapat striae albican, striae livide dan linea nigra semakin menghitam. Pada
sekitar payudara terdapat hiperpigmintasi pada bagian areola
mammae, puting susu makin menonjol. i) Epulis
Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi saat
kehamilan. j) Varises
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron
terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi
mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah terjadi pada sekitar genetalia eksterna, kaki dan betis
dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini menghilang setelah persalinan.
2) Tanda Tidak Pasti Kehamilan a) Rahim membesar
b) Pada pemeriksaan dalam dijumpai
(1) Tanda Hegar yaitu perubahan pada isthmus uteri (rahim) menjadi lebih panjang dan lunak sehingga seolah-olah kedua jari dapat saling bersentuhan.
(2) Tanda Chadwicks yaitu vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah sehingga makin tampak dan kebiru-biruan karena pengaruh estrogen.
(3) Tanda Piscaseck yaitu adanya perlunakan dan pembesaran pada unilateral pada tempat implantasi (rahim).
(4) Kotraksi Braxton Hicks yaitu adanya kontraksi pada rahim yang disebabkan karena adanya rangsangan pada uterus.
c) Pemeriksaan test kehamilan positif 3) Tanda Pasti Kehamilan
a) Gerakan janin dalam rahim
b) Terlihat dan teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin.
c) Denyut jantung janin
Didengar dengan stetoskop Laenec, alat kardiotokografi, dan
Doppler. Dilihat dengan ultrasonografi.
3. Senam Hamil a. Pengertian
Senam hamil adalah bagian dari perawatan antenatal pada beberapa pusat pelayanan kesehatan tertentu, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik atau pun pusat pelayanan kesehatan yang lainnya (Muhimah. N dan A. Safe’i, 2010).
Senam hamil merupakan senam yang dilakukan untuk mempersiapkan dan melatih otot – otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal
(Manuaba, 2010). b. Tujuan Senam Hamil
1) Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses mekanisme persalinan.
2) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot dasar panggul, ligament, dan jaringan yang berperan dalam mekanisme persalinan, melenturkan persendian-persendian yang berhubungan dengan proses persalinan, membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin, dan mengurangi sesak
nafas, menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan dan dapat mengatur diri pada ketenangan.
3) Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri sendiri dan penolong dalam persalinan.
4) Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis. 5) Melonggarkan persendian, yaitu persendian yang berhubungan
dengan proses persalinan.
6) Membentuk sikap tubuh yang prima sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi sesak nafas.
7) Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan. 8) Dapat mengatur diri kepada ketenangan.
9) Penguatan otot-otot tungkai, mengingat tungkai akan menopang berat tubuh ibu yang makin lama makin berat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
10) Mencegah varises, yaitu pelebaran pembuluh darah balik (vena) secara segmental yang tak jarang terjadi pada ibu hamil.
11) Memperpanjang nafas, karena seiring bertambah besarnya janin, maka dia akan mendesak isi perut kearah dada. Hal ini akan membuat rongga dada lebih sempit dan nafas ibu tidak bisa optimal. Dengan senam hamil ibu akan diajak berlatih agar nafasnya lebih panjang dan tetap rileks.
12) Latihan pernafasan khusus yang disebut panting quick breathing terutama dilakukan setiap saat perut terasa kencang.
13) Latihan mengejan. Latihan ini khusus untuk menghadapi persalinan, agar mengejan secara benar sehingga bayi dapat lancar keluar dan tidak tertahan di jalan lahir
(Muhimah. N dan A. Safe’i, 2010). c. Manfaat Senam Hamil
1) Mengurangi rasa sakit selama persalinan.
2) Memperkuat otot-otot panggul sehingga dapat memperlancar dan mempercepat proses kelahiran.
3) Mengurangi keluhan-keluhan saat kehamilan berlangsung.
4) Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan dasar panggul yang penting dalam proses persalinan. 5) Melatih sikap tubuh guna menghindari atau memperingan
keluhan-keluhan seperti sakit pinggang dan punggung selama kehamilan.
6) Membuat tubuh lebih rileks (membantu mengatasi stres dan rasa sakit akibat his ketika bersalin).
7) Melatih berbagai teknik pernafasan yang penting agar persalinan berjalan lancar.
8) Meningkatkan energi dan kekuatan. 9) Meningkatkan suasana hati dan harga diri. 10) Meningkatkan tidur.
11) Mengurangi stres, sakit dan nyeri.
12) Menyiapkan tubuh untuk melahirkan dan pemulihan pasca melahirkan (Widianti. A dan A. Proverawati, 2010).
d. Sasaran Mengikuti Senam Hamil
Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau penyakit yang menyertai kehamilan yaitu penyakit jantung, penyakit ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan, hamil dengan gestosis) dan kehamilan yang disertai dengan anemia
(Manuaba , 2010).
e. Syarat Mengikuti Senam Hamil
1) Konsultasi terlebih dahulu kondisi kandungan kepada dokter kandungan.
2) Latihan senam hamil hanya boleh dilakukan setelah kehamilan berusia 22 minggu.
3) Sebelum senam, sebaiknya konsultasikan kepada dokter kandungan apakah diperbolehkan untuk senam atau tidak, ada beberapa ibu hamil yang kandungannya bermasalah seperti
plasenta previa atau sempat bed rest tidak diperkenankan untuk
mengikuti senam hamil.
4) Gerakan yang paling fleksibel dan cukup nyaman untuk gerakan-gerakan senam.
5) Senam hamil bisa dimulai kapan saja sesuai petunjuk dokter, tapi menurut dokter senam yang paling nyaman dilakukan adalah setelah memasuki trimester tiga.
6) Senam hamil minimal dilakukan sekali dalam seminggu, dirumah sakit yang menyediakan senam hamil.
7) Latihan harus sesuai dengan kemampuan fisik ibu hamil. 8) Latihan harus dilakukan secara teratur dan disiplin.
9) Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit, atau klinik bersalin dibawah bimbingan seorang instruktur senam hamil
(Muhimah. N dan A. Safe’i, 2010). f. Palaksanaan Senam Hamil
Senam hamil dianjurkan untuk dilakukan sekitar 30 menit. Dalam seminggu seorang ibu hamil hanya membutuhkan 3-5 kali senam hamil. Hal ini di maksudkan untuk mengurangi cedera saat hamil. Durasi waktu senam hamil juga harus memperhatikan kondisi fisik dan kehamilan ibu. (Muhimah. N dan A. Safe’i, 2010)
g. Contoh Gerakan Senam Hamil
Beberapa contoh gerakan senam hamil yang bisa ibu hamil lakukan dirumah (Lestari. I, 2008)
1.
Gambar 2.1 Gerakan Senam Hamil I
Posisi berdiri dan tangan di pinggang, gerakkan leher ke kanan dan kiri untuk meregangkan otot leher.
2.
Gambar 2.2 Gerakan Senam Hamil II
Latihan dasar kaki dengan menggerakkan telapak kaki ke depan dan ke belakang guna membantu sirkulasi vena dan mencegah pembengkakkan di kaki.
3.
Tidur telentang dengan satu kaki lurus dan satu kaki ditekuk kemudian dorong kembali ke depan. Lakukan bergantian dengan kaki lainnya. Gunanya untuk latihan dasar panggul.
4.
Gambar 2.4 Gerakan Senam Hamil IV
Berbaring dengan posisi miring. Angkatlah kaki perlahan-lahan lalu turunkan.
Lakukan bergantian dengan kaki satunya. Gunanya untuk menguatkan otot paha.
5.
Gambar 2.5 Gerakan Senam Hamil V
Berbaring telentang, kedua lutut dipegang dengan tangan, kemudian tarik nafas dan berlatih mengejan.
6.
Gambar 2.6 Gerakan Senam Hamil VI
Sikap merangkak, letakkan kepala di antara ke dua tangan, lalu menoleh ke samping. Selanjutnya turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur. Bertahanlah pada posisi ini selama 1 menit. Cocok sekali untuk ibu yang janinnya masih belum masuk panggul/sungsang.
7.
Gambar 2.7 Gerakan Senam Hamil VII
Suami bisa diminta untuk membantu memijat daerah pinggang, punggung, dan bahu untuk melepaskan ketegangan dan memulihkan nyeri otot.
A. Karangka Teori
Gambar 2.8 : Kerangka Teori
( Sumber : Notoatmodjo 2010, Muhimah N dan A. Safe’i 2010) Pengetahuan
Ibu Hamil Senam Hamil
Faktor yang mempengaruhi 1. Pendidikan 2. Informasi 3. Budaya 4. Pengalaman 5. Sosial Ekonomi 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Manfaat 4. Sasaran 5. Syarat 6. Pelaksanaan 7. Contoh Gerakan
B. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan
Gambar 2.9 : Kerangka Konsep Penelitian Pengetahuan Ibu Hamil
tentang Senam Hamil 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Manfaat 4. Sasaran 5. Syarat 6. Pelaksanaan 7. Contoh Gerakan
Faktor Yang mempengaruhi : 1. Pendidikan 2. Informasi 3. Budaya 4. Pengalaman 5. Sosial Ekonomi : Tidak diteliti : Diteliti Baik Cukup Kurang
28
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Menurut Hidayat (2007), metode deskriptif merupakan suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif.
Penelitian menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahakan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah lokasi dilakukannya penelitian. (Notoatmojo, 2005) Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Jambu Kulon Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian (Notoatmojo, 2005). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2012 sampai 9 Juni 2012.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti ( Notoatmodjo, 2010 ). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di wilayah Puskesmas Jambu Kulon Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten. Jumlah ibu hamil di wilayah Puskesmas Jambu Kulon adalah 56 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diamati dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini yang diambil adalah semua ibu hamil di wilayah Puskesmas Jambu Kulon sebanyak 56 ibu hamil.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini secara sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel ( Sugiyono, 2009 ). Reponden yang diambil yaitu semua ibu hamil yang ada di wilayah Puskesmas Jambu Kulon Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2008). Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner tertutup yaitu memberikan serangkaian pertanyaan yang telah ditulis oleh peneliti dan responden tinggal menjawab yang telah tersedia benar atau salah dengan memberikan tanda centang ( √ ). Isi kuisioner terdiri dari pengetahuan tentang senam hamil dengan kisi – kisi berdasarkan pengertian, tujuan, manfaat, sasaran, syarat dan pelaksanaan senam hamil. Penilaian jawaban untuk soal positif jawaban yang benar diberi nilai 1 (satu) dan jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol) sedangkan untuk soal negatif jawaban yang benar diberi nilai 0 (nol) dan jawaban yang salah diberi nilai 1 (satu). Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian.
Tabel 3. 1
Kisi – Kisi Pertanyaan Penelitian
No Variabel Indikator No. Item
Favorable Unfavorable Jumlah 1. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil a. Pengertian senam hamil 1,2 2 b. Tujuan senam hamil 3,4,5,8 6,7 6 c. Manfaat senam hamil 9,10,11, 12,13,14 6 d. Sasaran senam hamil 17,18 15,16 4 e. Syarat senam hamil 20,22,23,24 19,21 6 f. Pelaksanaan senam hamil 25,28,29 26,27,30 6
Jumlah total soal 30
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Untuk mengetahui apakah kuisioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu di uji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuisioner tersebut. Apakah kuisioner tersebut telah memiliki validitas konstruk (korelasi yang bermakna), berarti semua item (pertanyaan) yang ada dalam kuisioner itu mengukur konsep yang kita ukur (Notoatmodjo, 2010).
Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung> rtabel. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh person yaitu rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut :
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi Product Moment N = jumlah responden
X = skor pertanyaaan Y = skor total pertanyaaan
Uji validitas telah dilaksanakan di Puskesmas Ceper Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten pada tanggal 13 Mei sampai 20 Juni 2012. Untuk menarik kesimpulan mengenai validitas suatu item, statistik rhitung dibandingkan dengan rtabel untuk 30 ibu hamil dan signifikansi 5% yaitu sebesar 0,361, sedangkan untuk signifikansi 1% yaitu sebesar 0,463. Kriteria pengambilan keputusan yang dipergunakan adalah jika nilai rhitung lebih besar dari rtabel maka item tersebut valid. Setelah 30 soal dilakukan uji validitas didapatkan hasil 27 soal valid dan 3 soal tidak valid yaitu pada soal nomor 26, 28 dan 29. Kemudian 3 soal tersebut tidak digunakan. 2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensis, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006).
( )
X }{N Y -
( )
Y }
X
{
Y
X.
-XY
.
N
2 2 2 2- S S S
S
S
S
S
=
N
r
xyUntuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
ïþ ï ý ü ïî ï í ì -=
å
å
2 2 1 1 t i i s s k k r Keterangan: ir
: koefisien reliabilitas yang dicarik : Jumlah butir pertanyaan
2 i
s : variabel butir-butir pertanyaan
2 t
s : variabel skor total test
Kuesioner dikatakan reliable jika memiliki nilai alpha minimal 0,7 (Riwidikdo, 2007).
Setelah 30 soal dilakukan uji reliabilitas terhadap 30 responden di