• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini peneliti merangkum kesimpulan dan saran yang diberikan untuk pengembangan perusahaan mengenai

“Analisis Efektifitas Penyaluran Kredit Modal Kerja Untuk Mencegah Kredit Bermasalah Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Tahun 2018-2020”

10 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk

PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk yang selanjutnya disebut Bank Mandiri telah berdiri di Negara Republik Indonesia sejak 2 Oktober 1998. Pada saat itu, terjadi krisis ekonomi regional yang mengharuskan Pemerintah Indonesia melakukan suatu kebijakan untuk menanggulangi masalah tersebut. Dengan bantuan International Monetary Fund (IMF), Asia Development Bank (ADB) dan Bank Dunia, akhirnya Pemerintah Indonesia melaksanakan restrukturisasi dengan menggabungkan 4 bank milik pemerintah, diantaranya Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), digabungkan menjadi satu ke dalam Bank Mandiri.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.75 tahun 1998 tanggal 1 Oktober 1998. Akta pendirian telah disahkan oleh menteri kehakiman berdasarkan Surat Keputusan No. C2-16561HT.01.Th98 tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkan pada tambahan No. 6859 dalam berita Negara Republik Indonesia No.97 tanggal 4 Desember 1998. Pada bulan Juli 1999 Bank Mandiri didirikan melalui pengalihan hampir seluruh Saham Pemerintah Republik Indonesia yaitu PT. Bank Bumi Daya (Persero), PT. Bank Dagang Negara (Persero), PT. Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero), dan PT. Bank Pembangunan Indonesia dan Setoran Tunai Pemerintah.

Berdirinya Bank Bumi Daya (BBD) sudah melalui suatu proses yang sangat panjang, dimana Bank Bumi Daya bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV yang selanjutnya pada tahun 1959 diubah menjadi Bank Umum Negara. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, kemudian Bank Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, Bank Umum Negara digabungkan ke dalam Bank Negara 18 Indonesia dan selanjutnya berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV, kemudian beralih menjadi Bank Bumi Daya (BBD).

Bank Dagang Negara (BDN) ini merupakan salah satu Bank tertua di Indonesia. Sebelumnya Bank ini dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857.

Kemudian, Escompto Bank dinasionalisasi pada tahun 1960 dan berganti nama menjadi Bank Dagang Negara (BDN), sebuah bank milik pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan.

Bank Expor Impor Indonesia (Bank Exim) pada awalnya bermula dari perusahaan dagang Belanda N.V. Nederlansche Handels Maatschappij yang telah berdiri sejak tahun 1824 di S-Gravenhage. Selanjutnya, pada tahun 1826 didirikan kantor factorij di Batavia dan mulai mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960 dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II kemudian pada tahun 1968 dipecah, yang salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II

12

Divisi Expor-Impor yang akhirnya menjadi Bank Exim, sebuah bank milik pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor.

Sejarah Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah Bank Industri yang telah berdiri sejak tahun 1951.

Bank Industri Negara memiliki misi untuk mendukung pembangunan sektor-sektor ekonomi tertentu, khususnya pada sektor-sektor industri, perkebunan dan pertambangan. Selanjutnya Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dibentuk sebagai bank milik negara pada tahun 1960 yang merupakan hasil dari penggabungan Bank Industri Negara (BIN) dengan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo). Kemudian pada tahun 1970, Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) diberikan tugas untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.

PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk merupakan salah satu bank milik pemerintah Republik Indonesia yang tergabung ke dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebanyak 60% sahamnya adalah milik pemerintah Republik Indonesia dan 40% sahamnya adalah milik publik. Hingga saat ini Bank Mandiri telah mendirikan 11 anak perusahaan, diantaranya Bank Syariah Mandiri, Bank Mandiri Taspen, Bank Europe, AXA Mandiri, Mandiri AXA General Insurance, Mandiri Inhealth, Mandiri Sekuritas, Mandiri Capital, Mandiri Tunas Finance, Mandiri Utama Finance dan Mandiri Remitance.

2.2 Visi dan Misi PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk

Bank Mandiri yang sudah menjadi Bank BUMN terbesar hingga saat ini telah mampu merengkuh segmen lintas kelas sehingga kebutuhan nasabahnya akan terpenuhi melalui program-program yang ditawarkan.

Hal tersebut selaras dengan visi dan misi yang digunakan oleh Bank Mandiri, dimana visi tersebut adalah menjadi partner finansial pilihan utama masyarakat. Kemudian misi yang dijalankan Bank Mandiri adalah menyesuaikan program kerja perusahaan dengan perubahan teknologi dan perkembangan dunia, yaitu menyediakan solusi perbankan digital yang handal dan simple yang menjadi bagian hidup nasabah.

2.3 Budaya PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk

Bank Mandiri menerapkan Nilai-nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Manusia, yaitu “AKHLAK” (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, &

Kolaboratif) dan Employee Value Proposition (EVP) yaitu Belajar, Bertumbuh, dan Berkontribusi Untuk Indonesia. Bank Mandiri telah berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh terhadap penerapan dan penyeragaman Nilai-nilai Utama dan EVP tersebut yang memiliki tujuan untuk mewujudukan peran BUMN sebagai mesin pertumbuhan ekonomi, akselerator kesejahteraan sosial, penyedia lapangan kerja, dan penyedia talenta.

14

2.4 Logo dan Makna PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk 2.4.1 Logo

Sumber: www.bankmandiri.co.id, 2021

Gambar 2.1

Logo PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk 2.4.2 Makna

1. Bentuk logo dengan huruf kecil

Penggunaan huruf kecil menandakan sikap ramah terhadap semua segmen bisnis yang dimasuki oleh Bank Mandiri dan menunjukkan keinginan yang besar untuk melayani seluruh nasabah dengan rendah hati (customer focus).

2. Huruf biru tua

Melambangkan rasa nyaman, tenang, menyejukkan, warisan luhur, stabilitas, serius (respect) dan tahan uji (reliable). Menyimbolkan profesionalisme, pondasi yang kuat, setia, dapat dipercaya dan memiliki kehormatan yang tinggi.

3. Filosofi Tagline “Terdepan, Terpercaya, Tumbuh Bersama Anda”

Kata “Terdepan” melambangkan kerja keras dan profesionalisme untuk menjadikan Bank Mandiri sebagai yang terdepan. Kata “Tepercaya”

melambangkan integritas dari sikap transparansi untuk menjadikan Bank Mandiri sebagai institusi perbankan yang terpercaya. Kata “Tumbuh Bersama Anda” melambangkan fokus terhadap nasabah dan dedikasi dari seluruh insan Bank Mandiri untuk tumbuh bersama Indonesia.

4. Bentuk gelombang emas cair.

Sebagai simbol dari kekayaan finansial di Asia yang mengedepankan sifat agile, progresif, berpandangan ke depan, excellence, flexible, serta tangguh menghadapi segala tantangan yang akan dihadapi di masa mendatang.

5. Warna kuning emas.

Warna logam mulia yang menandakan keagungan, kemuliaan, kemakmuran, dan kekayaan. Melambangkan keaktifan, kreatif, meriah, ramah, menyenangkan dan nyaman.

16

2.5 Struktur Organisasi PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk

Sumber:www.bankmandiri.co.id, 2021

Gambar 2.2

Struktur Organisasi PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk

2.6 Job Description Komisaris Utama

Tugas dan tanggung jawab komisaris utama Bank Mandiri adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pemanggilan Rapat Dewan Komisaris secara tertulis yang disampaikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dengan mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat.

2. Mengkoordinasikan serta memastikan pelaksanaan tugas dan Rapat Dewan Komisaris dan Rapat Komite-komite Dewan Komisaris sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Dewan Komisaris

Tugas dan tanggung jawab dewan komisaris berdasarkan pedoman dan tata tertib dewan komisaris adalah sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan kepengurusan yang dilakukan oleh Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP), ketentuan Anggaran Dasar, keputusan RUPS dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk:

18

a. Memastikan penerapan tata kelola yang baik pada seluruh tingkatan organisasi serta melakukan evaluasi terhadap kebijakan tata kelola Perseroan secara terintegrasi.

b. Memperhatikan kepentingan para Pemegang Saham dan bertanggung jawab kepada RUPS.

c. Memastikan penerapan Manajemen Risiko dan Manajemen Permodalan secara terintegrasi.

d. Khusus dalam penyelenggaraan sistem pengendalian internal, Dewan Komisaris juga bertanggung jawab untuk:

1) Memastikan Direksi menyusun dan memelihara sistem pengendalian intern yang memadai, efektif dan efisien.

2) Mengkaji efektivitas sistem pengendalian intern berdasarkan informasi yang diperoleh dari Satuan Kerja Audit Internal paling sedikit sekali dalam 1 tahun.

3) Memastikan Direksi menjalankan budaya serta kepedulian anti fraud pada seluruh jajaran organisasi Perseroan.

Direksi

Ruang lingkup dan pembagian tugas dari masing-masing anggota direksi adalah sebagai berikut:

1. Direktur Utama

a. Menjaga Tingkat Kesehatan Bank.

b. Tercapainya target keuangan bisnis sesuai RKP dan RBB.

c. Penilaian KPKU minimal sama dengan penilaian KPKU pada tahun sebelumnya.

d. Pelaksanaan Kepatuhan Perseroan sebagai Perusahan Terbuka.

e. Tercapainya peningkatan volume bisnis di wilayah.

f. Tercapainya peningkatan pendanaan/Fee Based Income di wilayah.

g. Tercapainya peningkatan volume transaksi digital oleh nasabah di wilayah.

h. Menjaga Kualitas Aktiva/Peforming Loan.

2. Wakil Direktur Utama

a. Persentase penyelesaian perkara lebih baik dari tahun sebelumnya.

b. Tercapainya target pengelolaan Special Assets Management.

c. Tercapainya Restrukturisasi Kredit.

d. Penyelesaian Kredit Non Performing Loan.

e. Meningkatkan Kualitas Kredit Non Performing Loan menjadi Performing Loan.

3. Direktur Commercial Banking

a. Tercapainya peningkatan volume bisnis untuk segmen Commercial Banking.

b. Tercapainya peningkatan pendanaan/Fee Based Income untuk segmen Commercial Banking.

c. Tercapainya peningkatan volume transaksi digital oleh nasabah segmen Commercial Banking.

d. Menjaga Kualitas Aktiva/Peforming Loan.

20

4. Direktur Corporate Banking

a. Tercapainya peningkatan volume bisnis untuk segmen Corporate Banking.

b. Tercapainya peningkatan pendanaan/Fee Based Income untuk segmen Corporate Banking.

c. Tercapainya peningkatan volume transaksi digital oleh nasabah segmen Corporate Banking.

d. Menjaga Kualitas Aktiva/Peforming Loan.

5. Direktur Jaringan & Retail Banking

a. Tercapainya peningkatan volume bisnis untuk segmen Retail Banking.

b. Tercapainya target akuisisi agent banking dan financial inclusion turunan agent.

c. Tercapainya peningkatan pendanaan/Fee Based Income untuk segmen Retail Banking.

d. Tercapainya peningkatan volume transaksi digital oleh nasabah segmen Retail Banking.

e. Menjaga Kualitas Aktiva/Peforming Loan.

6. Direktur Hubungan Kelembagaan

a. Tercapainya peningkatan volume bisnis untuk segmen Kelembagaan.

b. Tercapainya Penyaluran CSR untuk sosial, pendidikan, keagamaan sesuai rencana kerja.

c. Tercapainya peningkatan pendanaan/Fee Based Income untuk segmen Kelembagaan.

d. Tercapainya peningkatan volume transaksi digital oleh nasabah segmen Kelembagaan.

e. Menjaga Kualitas Aktiva/Peforming Loan.

7. Direktur Manajamen Risiko

a. Memastikan penerapan manajemen risiko telah berjalan dengan baik sesuai dengan anggaran dasar, kebijakan manajemen risiko, kebijakan sistem pengendalian internal, standar prosedur, dan peraturan eksternal.

b. Memastikan terlaksananya budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi.

c. Memastikan terlaksananya pengelolaan seluruh risiko dalam rangka menetapkan risk appetite, limit risiko, dan strategi pengelolaan risiko yang terintegrasi, serta kecukupan modal.

8. Direktur Information Technology

a. Terlaksananya tata kelola teknologi dan informasi yang efektif.

b. Tercapainya ketersediaan sistem pengelolaan pengamanan informasi.

c. Terlaksananya proyek Teknologi Informasi dengan project charter.

d. Tercapainya kesesuaian antara Teknologi Informasi dengan kebutuhan sistem informasi manajemen serta kebutuhan kegiatan usaha Bank.

9. Direktur Operation

a. Terlaksananya pengurusan Perseroan sesuai bidang tugas yang ditetapkan dalam RUPS atau Rapat Direksi.

22

b. Terlaksananya strategi operations, konsolidasi komunikasi, dan program-program Perseroan.

c. Tercapainya peningkatan fee based income.

d. Tercapainya peningkatan transaksi bisnis.

10. Direktur Treasury & International Banking a. Menjaga likuiditas Perseroan.

b. Terlaksananya pengelolaan banking book, aktivitas trading, dan aktivitas dealing maupun marketing yang meliputi transaksi foreign exchange, surat berharga, produk derivatif treasury, dan trade services sesuai dengan target yang ditetapkan.

c. Tercapainya peningkatan fee based income.

11. Direktur Keuangan & Strategi

a. Menjaga rasio CAR antara 20%-21%.

b. Realisasi Bisnis sesuai RKAP/RBB.

c. Tercapainya rasio keuangan yang ditetapkan.

d. Penilaian KPKU minimal sama dengan penilaian KPKU pada tahun sebelumnya.

12. Direktur Kepatuhan & SDM

a. Tercapainya pelaksanaan kepatuhan di Bank Mandiri.

b. Tercapainya penurunan rasio jumlah sanksi denda dari regulator.

c. Tercapainya strategi dan target pengelolaan Human Capital.

2.7 Jaringan Usaha Kegiatan

Telah tercatat pada akhir tahun 2020, Bank Mandiri memiliki 1 Kantor Pusat, 13.217 jaringan ATM dan 2.714 jaringan kantor yang terdiri dari kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor luar negeri, kantor kas dan jaringan kantor lainnya seperti payment point, kas mobile dan kas mobile mikro.

Sampai saat ini, Bank Mandiri telah mendirikan beberapa Anak Perusahaan, yang dirangkum pada tabel berikut.

Tabel 2.1

Anak Perusahaan PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk

No Anak Perusahaan Bidang Usaha

1 PT. Bank Syariah Mandiri Perbankan berlandaskan prinsip ekonomi syariah

2 Bank Mandiri (Europe) Limited Perbankan di Benua Eropa 3 PT. Mandiri Sekuritas Investasi dan pasar modal 4 PT. Bank Mandiri Taspen Segmen pensiunan

5 PT. Mandiri Tunas Finance Investasi, modal kerja dan multiguna 6 Mandiri International Remittance

Sdn. Bhd.

Pembukaan rekening TKI dan pengiriman ke bank di Indonesia 7 PT. AXA Mandiri Financial

Service

Asuransi jiwa, pendidikan dan kesehatan hasil joint venture dengan AXA Group

8 PT. Mandiri AXA General Insurance

Asuransi umum hasil joint venture dengan AXA Asia

9 PT. Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia

Asuransi kesehatan komersial

10 PT. Mandiri Utama Finance Pembiayaan kendaraan bermotor 11 PT. Mandiri Capital Indonesia Modal ventura

Sumber: www.bankmandiri.co.id, 2021

24

2.8 Kinerja Usaha Terkini

Pada tahun 2020, Bank Mandiri menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Bank Mandiri Tahap I Tahun 2020. Produktivitas Bank Mandiri dibuktikan dengan telah diperolehnya Platinum Trophy pada ajang 25th Infobank Awards 2020. Dimana Bank Mandiri selalu berusaha dalam berinovasi untuk memberikan peluang-peluang usaha baru dan juga berkontribusi untuk kemajuan perekonomian Indonesia.

Adapun salah satu usaha rutin yang dilakukan Bank Mandiri adalah melaksanakan kegiatan Program Wirausaha Muda Mandiri (WMM) yang pada tahun ini bekerja sama dengan Najwa Shihab dan Narasi secara virtual sehubungan dengan peraturan pemerintah dalam menjaga Protokol Kesehatan COVID-19. Kegiatan tersebut telah berhasil menarik perhatian banyak masyarakat yang tertarik dengan wirausaha. Dengan terselenggarakannya kegiatan tersebut maka akan memperluas peluang masyarakat untuk berwirausaha dengan menghasilkan lapangan kerja baru sehingga perekonomian indonesia ikut terdongkrak.

Dengan beberapa capaian kinerja Bank Mandiri, pada akhir tahun 2020 Bank Mandiri membukukan laba secara konsolidasi mencapai Rp 17,1 Triliun.

Pencapaian laba Bank Mandiri juga tidak terlepas dari kinerja Perusahaan Anak yang berkontribusi 22,5% terhadap laba perseroan, dimana total laba Entitas Anak adalah sebesar Rp 29,6 Triliun.

2.9 Rencana Kegiatan

Bank Mandiri konsisten melaksanakan strategi pengembangan Teknologi Informasi sebagaimana direncanakan dalam Corporate Plan 2020-2024. Bank Mandiri menjalankan strategi transformasi digital sebagaimana ditetapkan dalam

“4-Pronged Framework”, yang meliputi strategi Digitize Internal Platform, Develop Digital Native Product, Modernize Digital Channel, dan Leverage Digital Ecosystem. Implementasi keempat strategi tersebut secara konsisten diyakini dapat meningkatkan keunggulan kompetitif Perseroan kedepannya.

Adanya pandemi COVID-19 telah merubah perilaku transaksi nasabah yang cenderung mengarah ke digital banking sehingga teknologi informasi semakin berkembang dengan cepat demi menjaga berbagai aktivitas masyarakat agar tetap berjalan dengan aman termasuk layanan perbankan selama pandemi.

Bank Mandiri telah mengembangkan teknologi secara efektif yang mampu menjawab kebutuhan perubahan perilaku transaksi nasabah dengan pengembangan teknologi informasi yang memiliki kecepatan, ketepatan, efisiensi, produktivitas, validitas dan pelayanan kepada nasabah. Bank Mandiri juga akan terus memonitor pengembangan dan progress perbaikan pada teknologi informasi dan digital banking, terutama terkait dengan availability, reliability, security, dan data integrity untuk meyakinkan keamanan dan kehandalan sistem yang dimiliki Bank Mandiri untuk memenuhi kebutuhan nasabah.

26 BAB III PEMBAHASAN

3.1 Kredit

3.1.1 Pengertian Kredit

Menyalurkan dana atau disebut juga Lending merupakan kegiatan menjual kembali dana yang telah berhasil dihimpun dari masyarakat. Adapun penyaluran dana yang dilakukan oleh bank adalah dengan cara memberikan pinjaman kepada masyarakat yang lebih dikenal dengan kredit.

Istilah kredit berasal dari bahasa italia “credere” (credo dan creditum) yang mempunyai arti sebagai kepercayaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kreditur (pihak yang memberikan pinjaman, lazimnya bank) dalam hubungan perkreditan dengan debitur (pihak yang memperoleh pinjaman) memiliki kepercayaan penuh, bahwa debitur dalam waktu dan dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama dapat mengembalikan kredit yang bersangkutan (Syahputra, 2016).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”

Dengan begitu apabila kredit dikaitkan dengan kata usaha, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kredit merupakan suatu kegiatan usaha yang mampu memberikan nilai ekonomi kepada seseorang atau badan usaha dengan

berlandaskan kepercayaan, bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan atau perjanjian, dimana dalam perjanjian tersebut tercakup hak dan kewajiban kedua belah pihak, termasuk bunga yang telah ditetapkan bersama serta sanksi apabila debitur tidak mampu menepati perjanjian yang telah dibuat bersama.

3.1.2 Fungsi Kredit

Menurut Chairil (2013:101) fungsi-fungsi kredit secara umum adalah sebagai berikut.

1. Kredit dapat meningkatkan daya guna barang

Kredit dapat meningkatkan daya guna barang dari barang mentah menjadi barang jadi, dari barang yang sama sekali tidak berguna menjadi barang yang dapat dimanfaatkan atau dari barang yang terpencil menjadi barang yang dikenal.

2. Kredit dapat meningkatkan daya guna uang

Suatu kenyataan dalam kehidupan perekonomian, bahwa di satu pihak terdapat surplus spending units (kelompok yang kelebihan dana) dan di pihak lain terdapat deficit spending units (kelompok yang kekurangan dana). Dengan demikian, pihak yang kelebihan dana akan menyimpan sebagian uangnya di bank dan bank akan menyalurkan uang yang bersifat pasif kepada pihak yang kekurangan dana sehingga uang tersebut menjadi bersifat aktif.

28

3. Kredit dapat meningkatkan daya guna tenaga

Para pemilik tenaga kerja, baik terdidik maupun tidak terdidik dapat ditingkatkan daya gunanya secara langsung (direct utility) seperti pengrajin atau pedagang kecil yang tidak memiliki dana dapat memanfaatkan tenaga nya jika ia memperoleh kredit untuk berusaha sendiri dan secara tidak langsung (indirect utility) seperti pengusaha atau perusahaan yang ingin mengembangkan perusahaannya, setelah memperoleh kredit bisa menambah tenaga kerja baik terdidik maupun tidak terdidik.

4. Kredit dapat mengembangkan sumber daya manusia

Kredit yang diberikan dalam rangka membiayai pendidikan dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme dan sebagainya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

5. Kredit dapat meningkatkan lalu lintas uang dan menciptakan alat pembayaran

Dana masyarakat yang tersimpan di bank, jika disalurkan lagi kepada para peminjam melalui kredit, maka akan meningkatkan lalu lintas uang.

Karena kredit yang disalurkan dalam rekening koran dapat menciptakan alat pembayaran berupa surat berharga, seperti: cek, giro bilyet ataupun wesel. Jika seseorang memperoleh kredit dari bank A sebesar Rp 1.000.000,00 dan mengambil uangnya secara tunai, lalu menyimpannya di bank B, maka ia dapat memperoleh cek sebesar nilai yang sama.

Kemudian bank B, dapat meminjamkan uang itu lagi kepada pihak lain,

sebesar ketentuan loanable fundnya (dana yang dapat dipinjamkan), maka terciptalah uang giral baru secara multiplier.

6. Kredit dapat meningkatkan semangat berusaha

Kredit dengan kata lain adalah uang. Uang dalam perekonomian diibaratkan sebagai darah, dan bank sebagai jantungnya. Jika anatomi manusia kekurangan darah, maka manusia akan mengalami lesu darah, dan kehilangan semangat. Jika diberi tambahan darah, maka diha rapkan akan timbul semangat hidupnya. Begitu juga dengan pengusaha yang kehilangan semangat usahanya karena kekurangan modal, memerlukan bantuan kredit.

7. Kredit dapat mempengaruhi harga

Dengan kredit dapat dilakukan penekanan terhadap harga suatu produk, melalui kebijaksanaan kredit yang selektif. Misalkan pada suatu waktu harga bahan pangan dirasa mahal, pemerintah dapat menekan dunia perbankan agar mengutamakan kredit di bidang pangan, dengan memberikan subsidi kredit likuiditas dari Bank Indonesia kepada bank-bank pelaksana.

8. Kredit dapat meningkatkan lalu lintas barang

Dengan kredit maka pengusaha dapat meningkatkan produktivitasnya, sehingga meningkatkan arus tukar produk dari suatu tempat ke tempat lain.

Kredit dapat meningkatkan lalu lintas barang, mengingat masing-masing tempat terdapat spesifikasi produk. Produk tersebut jika dilakukan pendistribusian, akan dapat menyebar keberbagai tempat. Pendistribusian

30

ini lebih lancar dilakukan jika pengusaha transportasi mendapat bantuan kredit dari bank.

9. Kredit dapat mengurangi kesenjangan sosial

Ketidakmerataan penghasilan dapat menimbulkan kecemburuan sosial.

Kecemburuan sosial dapat menimbulkan keresahan yang berlanjut pada gejolak dan tindak kriminal. Kredit dapat berperan dalam mengurangi kesenjangan sosial tersebut, melalui suatu kebijakan kredit yang selektif.

yaitu memberikan kemudahan dan keringanan penyaluran kredit kepada golongan ekonomi lemah.

10. Kredit dapat meningkatkan hubungan internasional

Hubungan antar negara atau warga negara akan lebih terjalin dengan adanya bantuan kredit dari bank dunia kepada negara yang sedang berkembang ataupun perdagangan internasional dengan menggunakan letter of credit.

3.1.3 Jenis-jenis Kredit

Dalam menguraikan jenis-jenis kredit, dapat dilihat dari tujuannya, jangka waktunya, jaminannya, pihak yang menerima dan memberi kredit serta tempat kediamannya yang dikemukakan oleh Rivai (2013:10).

1. Jenis kredit Dilihat dari Tujuannya

a. Kredit Konsumtif, bertujuan untuk memperoleh barang-barang atau kebutuhan-kebutuhan lainnya guna memenuhi kebutuhan dalam konsumsi.

b. Kredit Produktif, bertujuan untuk memungkinkan si penerima kredit dapat mencapai tujuannya yang apabila tanpa kredit tersebut tidak mungkin dapat diwujudkan.

2. Jenis Kredit Dilihat dari Jangka Waktunya

a. Short term credit (kredit jangka pendek) ialah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun. Dalam kredit jangka waktu pendek, termasuk kredit untuk tanaman musiman yang berjangka waktu lebih dari satu tahun. Dilihat dari sisi perusahaan kredit jangka pendek dapat berbentuk seperti:

a. Short term credit (kredit jangka pendek) ialah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun. Dalam kredit jangka waktu pendek, termasuk kredit untuk tanaman musiman yang berjangka waktu lebih dari satu tahun. Dilihat dari sisi perusahaan kredit jangka pendek dapat berbentuk seperti:

Dokumen terkait