• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 9. Pengeluaran energi pekerja pada berbagai kelas diameter pada kegiatan pembaharuan luka

D. Penyadapan Kopal dengan Metode Koakan

Kegiatan penyadapan kopal dengan metode koakan merupakan kegiatan penyadapan yang biasa dipakai oleh pekerja di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) sebelum dicobakannya kegiatan penyadapan kopal dengan metode sayatan yang terdiri dari kegiatan persiapan dan kegiatan pembaharuan luka. Hasil perhitungan rata-rata pengeluaran energi pekerja saat melakukan kegiatan penyadapan kopal dengan metode koakan ini menunjukkan nilai yang beragam.

32

Rata-rata pengeluaran energi pekerja pada berbagai kelerengan dan kelas diameter dapat dilihat dalam Tabel 10 berikut ini :

Tabel 10. Rata-rata pengeluaran energi pekerja pada kegiatan penyadapan dengan metode koakan (kkal/menit).

Kelerengan Kelas Diameter Total Rataan

Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV

Datar 5.212 4.240 6.003 6.285 21.740 5.435 5.685 5.911 5.289 4.170 21.055 5.264 5.648 7.237 6.173 6.998 26.056 6.514 Sub total 16.545 17.388 17.465 17.453 68.851 5.738 Rataan 5.515 5.796 5.822 5.818 Sedang 3.404 4.512 5.009 7.382 20.307 5.077 5.116 4.966 4.966 7.258 22.306 5.577 7.051 8.036 7.689 7.702 30.478 7.620 Sub total 15.571 17.514 17.664 22.342 73.091 6.091 Rataan 5.190 5.838 5.888 7.447 Curam 10.827 9.210 5.980 5.539 31.556 7.889 7.013 7.833 5.913 5.740 26.499 6.625 9.200 8.801 8.188 6.751 32.940 8.235 Sub total 27.040 25.844 20.081 18.030 90.995 7.583 Rataan 9.013 8.615 6.694 6.010 Total 59.156 60.746 55.210 57.825 232.937 6.471 Rataan 6.573 6.750 6.134 6.425

Pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa rata-rata pengeluaran energi pekerja pada kegiatan penyadapan kopal dengan metode koakan adalah 6.471 kkal/menit. Adapun rata-rata pengeluaran energi pekerja pada masing-masing kelerengan (datar, sedang dan curam) secara berturut adalah 5.738 kkal/menit, 6.091 kkal/menit dan 7.583 kkal/menit. Sedangkan rata-rata pengeluaran energi pekerja pada masing-masing kelas diameter (I, II, III, dan IV) secara berturut adalah 6.573 kkal/menit, 6.750 kkal/menit, 6.134 kkal/menit, dan 6.425 kkal/menit. Merujuk pada tabel tingkat kerja fisik manusia berdasarkan pengeluaran energi (Tabel 1) dapat diketahui bahwa rata-rata energi yang dikeluarkan oleh pekerja pada kegiatan penyadapan kopal dengan metode koakan ini sebesar 6.471 kkal/menit termasuk dalam tingkat kerja sedang.

Untuk mengetahui pengaruh kelerengan dan kelas diameter terhadap pengeluaran energi pekerja pada penyadapan kopal dengan metode koakan ini perlu dilakukan pengolahan statistik dan uji-F terhadap pengeluaran energinya. Hasil pengujian analisis sidik ragam (Tabel 11) menunjukkan bahwa pengaruh kelerengan terhadap pengeluaran energi pekerja berpengaruh sangat nyata pada

tingkat 1 %. Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung sebesar 6.75 lebih besar dari nilai Ftabel sebesar 5.61 pada tingkat nyata 1 %. Adapun pengaruh kelas diameter terhadap pengeluaran energi pekerja tidak berpengaruh nyata pada tingkat 5 %. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung sebesar 0.36 lebih kecil dari nilai Ftabel sebesar 3.01 pada tingkat nyata 5 %.

Tabel 11. Analisis sidik ragam kegiatan penyadapan dengan metode koakan Sumber Keragaman db JKT KT Fhit Ftabel 0.05 0.01 Kelerengan 2 23.025 11.512 6.75** 3.40 5.61 Kelas diameter 3 1.830 0.610 0.36tn 3.01 4.72 Interaksi 6 25.764 4.294 2.51tn 2.51 3.67 Galat 24 40.917 1.705 Total 35 91.535

** = sangat nyata pada tingkat nyata 1 % tn = tidak nyata pada tingkat nyata 5 %

D.1. Pengaruh kelerengan terhadap pengeluaran energi pekerja

Rata-rata pengeluaran energi pekerja pada setiap kelerengan dalam kegiatan penyadapan kopal dengan metode koakan adalah kelerengan datar sebesar 5.738 kkal/menit, sedang sebesar 6.019 kkal/menit dan curam sebesar 7.583 kkal/menit. Besarnya tingkat kerja berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa kelerengan datar dan sedang termasuk dalam kategori kerja sedang. Sedangkan kelerengan curam termasuk dalam kategori kerja berat. Hal ini menandakan bahwa dengan semakin meningkatnya kelerengan maka pengeluaran energi pekerja akan semakin besar

Hasil analisis sidik ragam (Tabel 11) menunjukkan bahwa kelerengan berpengaruh sangat nyata terhadap pengeluaran energi pekerja. Artinya pada kegiatan penyadapan kopal dengan metode koakan pengeluaran energi pekerja dipengaruhi oleh adanya kenaikan kelerengan.

Gambar 10 menunjukkan pengeluaran energi pekerja pada kelerengan curam lebih tinggi dibandingkan dengan kelerengan datar dan sedang. Hal ini diduga karena semakin tinggi kelerengan maka tingkat kesulitan yang dihadapi oleh pekerja akan semakin besar sehingga menyebabkan energi yang dikeluarkan oleh pekerja akan semakin besar pula. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mulyana (2002) di HPHTI PT Musi Hutan Persada Sumatera Selatan yang menyebutkan bahwa peningkatan kelerengan dapat mempengaruhi secara nyata terhadap pengeluaran energi pekerja.

34

Pada kelerengan curam pekerja relatif lebih sulit untuk melakukan kegiatan penyadapan kopal dengan metode koakan dibandingkan dengan kelerengan datar dan sedang karena kondisi medannya yang terjal dan dalam. Selain itu banyaknya tumbuhan bawah pada kelerengan curam juga ikut mempengaruhi besarnya kesulitan kerja yang dialami oleh pekerja selama melakukan kegiatan tersebut. Oleh karena kesulitan kerja yang dialami pekerja pada kelerengan curam lebih besar dari pada kelerengan lainnya menyebabkan pengeluaran energi pekerja pada kelerengan curam lebih besar dari pada kelerengan datar maupun sedang.

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Datar Sedang Curam

Kelerengan E n e r g i ( k k a l/m e n it )

Gambar 10. Pengeluaran energi pekerja pada berbagai kelerengan pada penyadapan kopal dengan metode koakan

D.2. Pengaruh kelas diameter terhadap pengeluaran energi pekerja

Rata-rata pengeluaran energi pekerja pada setiap kelas diameter dalam kegiatan penyadapan kopal dengan metode koakan adalah kelas diameter I sebesar 6.573 kkal/menit, kelas diameter II sebesar 6.750 kkal/menit, kelas diameter III sebesar 6.134 kkal/menit dan kelas diameter IV sebesar 6.425 kkal/menit. Besarnya tingkat kerja berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa kelas diameter I, II, III dan IV termasuk kategori kerja sedang. Hal ini menandakan bahwa sesungguhnya pengeluaran energi pekerja relatif sama di setiap kelas diameter.

Hasil analisis sidik ragam (Tabel 11) menunjukkan bahwa kelas diameter tidak berpengaruh nyata terhadap pengeluaran energi pekerja. Artinya pada kegiatan penyadapan kopal dengan metode koakan pengeluaran energi pekerja tidak dipengaruhi oleh adanya pertambahan besarnya kelas diameter.

Gambar 11 menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran energi pekerja pada kelas diameter II lebih besar dibandingkan dengan kelas diameter I, III dan IV. Namun besarnya perbedaan pengeluaran energi pekerja di antara kelas diameter tersebut relatif kecil sehingga pengeluaran energi pekerja pada setiap kelas diameter menjadi tidak berbeda nyata. Hal ini diduga karena pekerja melakukan unsur-unsur kerja kegiatan penyadapan kopal dengan metode koakan yang relatif sama pada kelas diameter I, II, III dan IV sehingga menyebabkan energi yang dikeluarkan oleh pekerja relatif sama di setiap kelas diameternya. Adapun unsur-unsur kerja pada kegiatan penyadapan kopal dengan metode koakan meliputi pembersihan tumbuhan bawah, pembuatan pola sadap, dan pembuatan sadapan awal berupa koakan dengan panjang 10 cm, lebar 10 cm dan kedalaman 0.5-1 cm.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 I II III IV Kelas diameter

Dokumen terkait