• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prediksi perkembangan radio komunitas di Yogyakarta dan Solo yang diperoleh dari para pakar radio melalui kuisioner dengan menggunakan pendekatan Studi Delphi. Pendekatan ini menggunakan panel para pakar yang tidak bertemu satu sama lain. Umumnya teknik ini memang digunakan untuk memperkirakan perubahan teknologi atau prakiraan pasar atas produk baru dimasa depan. Studi Delphi ini harus melalui beberapa tahap. Dalam tahap pertama, seluruh pakar diberi sejumlah pertanyaan mengenai gambaran umum radio komunitas di Yogyakarta dan Solo yang difokuskan pada beberapa pokok permasalahan, yaitu pertumbuhan, pendanaan radio komunitas, perizinan, sumber daya manusia dan teknologi yang digunakan radio komunitas. Kemudian jawaban – jawaban atas pertanyaan tersebut dikumpulkan dan dirangkum oleh peneliti.

Hasil keseluruhan ini kemudian dikembalikan lagi pada setiap responden untuk tahap kedua yang dilakukan dalam dua kali putaran. Caranya dengan mengubah hasil rangkuman tersebut menjadi beberapa pernyataan untuk diklarifikasi kembali kepada responden. Dalam tahap ini peneliti memberikan ringkasan anonim dari perkiraan para ahli dari putaran sebelumnya dan responden diperbolehkan untuk mengubah jawabannya jika mereka berubah pikiran dan diperkenankan untuk memberi penjelasan pada setiap pernyataan.

Dalam penelitian ini ada sembilan orang responden dari kota Yogyakarta dan Solo yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dengan memilih individu – individu yang berkompeten untuk mendukung penelitian ini. Purposive sampling diambil karena dianggap lebih mampu menangkap kelengkapan data dan memperoleh kedalaman studi di dalam suatu konteks tertentu. Jumlah sampling bukan mewakili populasi tetapi mewakili informasi. Berikut adalah data responden dalam penelitian ini :

TABEL 3 Data Responden

No. Nama Deskripsi

1. Mardiyono Merupakan mantan ketua Jaringan Radio Komunitas

Yogyakarta (JRKY) yang masih aktif pada kegiatan – kegiatan keradioan, seperti seminar dan pelatihan untuk radio komunitas. Saat ini juga masih menjadi pengurus pada radio komunitas Swarakota di daerah Bantul, Yogyakarta.

2. Kuncoro Seorang aktivis seni yang sudah lama berkecimpung

di dunia radio komunitas. Saat ini masih tercatat sebagai anggota radio komunitas BBM di daerah

Minoratani Yogyakarta dan sering menjadi

narasumber dalam berbagai pelatihan radio

komunitas.

3. Hendro Plered Pendiri radio komunitas Swadesi di daerah

Banguntapan, Bantul Yogyakarta ini terjun di dunia radio sejak masih kuliah di ISI Yogyakarta. Selain itu, beliau merupakan pekerja seni dan aktivis sosial di Yogyakarta

4. Martan Kiswoto Pria berusia 60 tahun ini merupakan pemilik radio

Yogyakarta. Sangat aktif dalam dunia keradioan dan sering dianggap sebagai guru oleh pegiat radio komunitas di Yogyakarta.

5. Haribawa Berawal dari hobi dan aktivitas di ORARI, akhirnya

mendirikan radio komunitas warga Diorama FM di Demangan Yogyakarta yang sudah tergabung dalam JRKY.

6. Agung Setyawan Pria berusia 35 tahun ini merupakan pendiri

sekaligus pemilik radio Raxarone FM Solo (sudah off) dan Mitra FM Wonogiri. Pernah menjadi teknisi dari sedikitnya 7 radio dan menjadi tim produksi di beberapa radio di Solo.

7. Hari Wiryawan Seorang anggota KPID Jawa Tengah yang berusia 47

tahun ini juga berprofesi sebagai dosen. Pria kelahiran Magelang ini mengawali karier di dunia radio sebagai penyiar dan produser.

8. Lucia Caritas Aktif sebagai penyiar dan menangani masalah

manajeman di Radio Gapura FM, Pasar Klewer Solo. Beberapa kali dipercaya menjadi pembicara dalam berbagai kegiatan radio komunitas.

9. Giyanto Merupakan seorang trainer radio yang menangani

sejumlah radio komunitas di Solo dan sekitarnya. Mengawali karier keradioan sebagai penyiar di Radio Pancaran Surya dan RAPMA FM, kemudian semakin merambah ke divisi produksi, teknis, marketing dan programer di beberapa Radio di Solo.

Tahap pertama dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 di Yogyakarta dan Solo dengan mengajukan pertanyaan tentang kondisi secara umum radio komunitas di Yogyakarta dan Solo. Kemudian jawaban dari pertanyaan tersebut dikumpulkan dan dirangkum oleh peneliti. Hasil rangkuman tersebut kemudian diubah menjadi 14 item pertanyaan yang kemudian dikembalikan kepada

responden untuk diklarifikasi. Tahap kedua ini dilakukan sebanyak dua kali putaran. Berikut ini peneliti akan menyajikan rangkuman dari hasil wawancara pada tahap pertama.

A. Gambaran Umum Radio Komunitas di Yogyakarta dan Solo

Pertumbuhan radio komunitas dapat dikatakan cukup dinamis dan tumbuh seiring dengan kebutuhan masyarakat komunitas. Pertumbuhan ini juga dipicu dengan hadirnya berbagai macam hobi baru yang mendorong komunitas tersebut membuat sebuah wadah untuk mengapresiasikan ide – ide mereka, salah satunya dalam bentuk radio komunitas

Radio Komunitas di Yogyakarta dan Solo banyak di dominasi oleh radio komunitas petani / pertanian, radio komunitas dakwah, radio komunitas kampus, dan radio komunitas kesenian. Banyak dari radio tersebut yang juga berangkat dari sekedar perkumpulan sehingga sumber daya manusia didalamnya adalah orang – orang yang masih awam tentang radio, baik secara teknis maupun manajemen. Melihat dari hal tersebut, saat ini sudah mulai diadakan banyak pelatihan untuk mengembangkan sumber daya manusia di dalam radio komunitas. Pelatihan – pelatihan tersebut antara lain pelatihan manajemen siaran, pelatihan programming, pelatihan jurnalisme radio, pelatihan pembuatan spot / feature / iklan layanan, pelatihan manajemen dan tata kelola radio komunitas, pelatihan teknik / teknisi, pelatihan pembuatan

antena/skema pemancar, pelatihan pemasangan tower antena, pelatihan fund raising dan pemberdayaan potensi komunitas.

Dengan berbekal pelatihan – pelatihan tersebut, pengelola radio komunitas yang dulunya belum mengerti tentang radio, sekarang sudah mampu mengelola radionya dengan baik termasuk dalam hal keuangan yang merupakan faktor penting untuk dapat bertahan. Untuk saat ini radio komunitas di Yogyakarta dan Solo banyak yang masih bertahan dengan dana dari iuran anggota, disamping mereka juga mengusahakan dana dari hibah maupun sponsor yang memang tidak mudah karena persaingan yang semakin ketat.

Pertumbuhan radio komunitas memang cukup bagus, namun tidak sedikit dari mereka yang harus gulung tikar hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Selain karena masalah pendanaan, masalah regulasi dan perizinan juga menjadi salah satu pemicunya. Radio komunitas masih menganggap peraturan yang dibuat oleh KPI masaih sangat memberatkan dan tidak berpihak pada radio komunitas. Salah satu hal yang masih menjadi perhatian adalah masalah perizinan, baik itu di tingkat daerah yaitu EDP (Evaluasi Dengar Pendapat), maupun IPP (Izin Prinsip Penyiaran) yang berada di tingkat pusat. Sampai saat ini hanya sedikit radio komunitas yang sudah mendapat izin sampai EDP, padahal EDP merupakan langkah yang dianggap paling mudah karena hanya sampai pada tingkat daerah / KPID saja. Sedangkan untuk tahap IPP belum satupun radio komunitas yang sudah mendapatkannya.

Ada beberapa hal yang membuat radio komunitas belum juga berhasil mendapatkan izin, misalnya adanya salah satu persyaratan yang mengharuskan radio komunitas mengumpulkan fotocopy KTP sebanyak 250 buah, tentu hal ini sangat menyulitkan bagi radio komunitas yang berada di wilayah dengan jumlah penduduk yang minim. Selain itu, dana yang dibutuhkan untuk mengurus izin juga tidak sedikit, sedangkan banyak radio komunitas yang masih mengalami kesulitan dalam masalah keuangan. Sebenarnya KPID dan KPI sendiri sudah cukup memberikan motivasi dan dorongan kepada radio komunitas untuk mengurus izin, namun pada pelaksanaannya masih banyak yang menganggap birokrasi di KPI dan KPID berbelit – belit dan terkadang justru memberatkan radio komunitas. Hal inilah yang menyebabkan banyak berdiri radio komunitas yang akhirnya berhenti dalam mengurus perijianan dan dianggap sebagai radio komunitas ilegal.

Dari waktu ke waktu, peralatan yang digunakan radio komunitas diharapkan mampu mengikuti perkambangan zaman. Beberapa waktu ini sudah mulai ada wacana untuk menggunakan alat berlisensi Standar Nasional Indonesia (SNI). Wacana tersebut diperkirakan akan direalisasikan dalam waktu 5 sampai 10 tahun mendatang. Menanggapi wacana tersebut, banyak radio yang menganggap hal ini sebagai permasalah baru, karena untuk mendapatkan pengakuan SNI mereka juga harus mengeluarkan dana yang cukup besar.

Wacana ini diperkirakan sebagai langkah awal untuk menuju era digital. Digitalisasi merupakan perkembangan yang tidak terelakkan, dan radio – radio termasuk

didalamnya adalah radio komunitas nantinya harus mengikuti. Era digital nantinya akan menyediakan kanal yang lebih luas dan lebih jernih yang tentunya akan memicu pertumbuhan rakom menjadi lebih pesat. Pada era digital nanti akan tumbuh teknologi dan peralatan baru yang lebih canggih dan tentu saja membutuhkan biaya yang besar untuk mendapatkannya.

Era digital ini diprediksi akan memberi pengaruh yang signifikan terhadap radio komunitas. Pada era digital diprediksi akan hadir pihak penyedia provider dan pihak penyedia program bagi radio komunitas. Hal ini dikhawatirkan lambat laun akan mematikan kreativitas orang – orang radio komunitas, sehingga ada yang menganggap era digital sebagai era penghapusan radio komunitas.

Tahap selajutnya dalam penelitian ini adalah merubah rangkuman diatas menjadi beberapa item pernyataan yang mungkin terjadi pada -5, -10 dan -15 tahun mendatang untuk diklarifikasi. Berikut adalah 14 pernyataan yang diperoleh dari hasil rangkuman pada tahap pertama.

TABEL 4

Pernyataan pada Tahap Kuisioner

No Pernyataan

1. Jumlah Radio Komunitas akan bertambah dua kali lipat dari jumlah tahun ini. 2 Setengah dari jumlah Radio Komunitas yang ada saat ini, justru akan tutup. 3 Akan terdapat lebih dari dua radio komunitas dalam satu wilayah dengan seg-

4 Semua Radio Komunitas yang ada sekarang sudah mendapat izin sampai IPP.

5 Semua radio Komunitas yang ada sekarang sudah mendapat izin sampai EDP.

6 Tenaga profesional dari luar akan digunakan untuk menangani masalah teknis. 7 Penyiar dari luar akan digunakan untuk mengisi jam siar yang kosong.

8 SDM yang ada sekarang akan menguasai perkembangan dan perubahan tek-

nologi.

9 Semua Radio Komunitas akan menggunakan streaming internet untuk siaran.

10 Teknologi yang digunakan radio komunitas akan berstandar SNI 11 Radio komunitas akan beralih ke teknologi era digital.

12 Materi siar sudah sesuai keinginan pendengar dan didominasi konten lokal 13 Dana dari sponsor akan lebih besar dari iuran anggota.

14 Sponsor akan lebih tertarik pada radio komunitas daripada radio komersil.

Peneliti menggunakan 7 poin dari indeks Likert yang memberikan peringkat pada tiap pernyataan. Skala 1) Pasti tidak terjadi, 2) Sangat tidak mungkin terjadi, 3) Tidak mungkin terjadi, 4) Mungkin terjadi – mungkin tidak, 5) Mungkin terjadi, 6) Sangat mungkin terjadi, dan 7) Pasti terjadi. Proses klarifikasi ini dilakukan sebanyak dua kali putaran dan responden diperkenankan untuk memberikan pendapat, alasan maupun uraian yang dianggap penting pada setiap jawaban yang diberikan.

Pada penyajian data selanjutnya, peneliti bermaksud untuk menyajikan data dari hasil kuisioner pada putaran pertama dan putaran kedua. Data disajikan dalam bentuk kurva disertai penjabaran dan kutipan wawancara. Selain itu, peneliti akan menyertakan hasil nilai rata – rata dari kuisioner putaran pertama dan kedua dalam bentuk tabel sebagai berikut :

TABEL 5

Nilai rata – rata kemungkinan yang akan terjadi pada Radio Komunitas di Yogyakarta dan Solo dalam 2 putaran

No Pernyataan 1 = Pasti tidak terjadi 7 = Pasti Terjadi

5 Tahun Round Round 1 2 10 Tahun Round Round 1 2 15 Tahun Round Round 1 2 1. Jumlah Radio Komunitas akan bertambah dua

kali lipat dari jumlah tahun ini.

4.67 4.44 5 5 6.1 6.33

2 Setengah dari jumlah Radio Komunitas yang

ada saat ini akan tutup.

4.33 4.11 4.89 4.89 5.22 5.22 3 Akan terdapat lebih dari dua radio komunitas

dalam satu wilayah dengan segmentasi yang sama.

4.44 4.44 4.33 4.33 5.67 6

4 Semua Radio Komunitas yang ada sekarang

sudah mendapat izin sampai IPP.

3.89 3.89 4.89 4.67 5.33 5.44

5 Semua radio Komunitas yang ada sekarang

sudah mendapat izin sampai EDP.

5.33 5.11 5.56 5.56 6.1 6.22 6 Tenaga profesional dari luar akan digunakan

untuk menangani masalah teknis.

4.22 4.22 3.89 3.78 3.78 3.78

7 Penyiar dari luar akan digunakan untuk mengisi

jam siar yang kosong.

3.33 3.11 3.44 3.67 3.67 3.67

8 SDM yang ada sekarang akan menguasai

perkembangan dan perubahan teknologi.

9 Semua Radio Komunitas akan menggunakan streaming internet untuk siaran.

4.89 4.89 5.78 5.67 6.33 6.22

10 Teknologi yang digunakan radio komunitas

akan berstandar SNI

4.11 4.22 4.89 4.67 5.89 5.89 11 Radio Komunitas akan beralih ke teknologi era

digital

4.56 4.67 5.89 5.78 6.78 6.56 12 Materi siar sudah sesuai keinginan pendengar

dan didominasi konten lokal

5.89 5.89 6.56 6.44 6.89 6.89 13 Dana dari sponsor akan lebih besar dari iuran

anggota.

4.67 4.56 5.89 5.89 6.22 6.22

14 Sponsor akan lebih tertarik pada radio

komunitas daripada radio komersil.

Dari tabel tersebut, peneliti akan melakukan penjabaran dan analisis terhadap kemungkinan peristiwa yang akan terjadi pada radio komunitas berdasarkan pokok permasalahannya.

1. Pertumbuhan

Pertanyaan nomer 1: Jumlah Radio Komunitas akan bertambah dua kali lipat dari jumlah tahun ini. Nilai rata – rata untuk kurun waktu 5-, 10-, 15- tahun kedepan secara beturut - turut, nilai rata – rata pada putaran pertama adalah 4.67, 5, 6.1 dan pada putaran kedua adalah 4.44, 5.22, 6.33.

Putaran 1 Putaran 2

Dari kurva tersebut dapat dijelaskan bahwa akan ada kemungkinan terjadi penambahan jumlah radio komunitas hingga dua kali lipat. Menurut para pakar hal ini dapat dilihat dari meningkatnya ketertarikan orang - orang terhadap radio komunitas yang memang dianggap sebagai media yang sangat efektif untuk menyampaikan informasi dan media untuk menyuarakan aspirasi suatu komunitas.

Kurangnya ketegasan dari pemerintah dalam menata radio komunitas menyebabkan banyak bermunculan radio – radio yang tidak berizin atau ilegal. Para pakar memprediksi pertambahan jumlah radio komunitas akan terus meningkat seiring adanya rencana migrasi ke era digital dimana akan ada penambahan jumlah kanal untuk siaran radio yang tentu sangat berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah radio komunitas. Berikut adalah kutipan wawancara dengan responden.

Putaran 1

Responden 7 : “ Mulai banyak orang yang mempunyai

ketertarikan terhadap rakom, dan prediksi saya untuk 5 tahun kedepan mereka mungkin sudah membentuk suatu rakom, dan itu akan menambah jumlah rakom “.

Responden 9 : “ Karena sebenarnya penyampaian info komunitas melalui rakom akan jauh lebih efektif. Rakom sangat menyuarakan komunitas, rakom melekat dihati pendengarnya. Dengan banyaknya yang tertarik pada rakom, 5 tahun kedepan akan semakin banyak lagi yang mendirikan rakom “.

Responden 2 : “ pemerintah masih belum begitu tegas dalam menertibkan kemunculan rakom – rakom yang liar. Jadi selama peraturan pemerintah tidak berubah, ada kemungkinan bisa terjadi, akan banyak bermunculan rakom – rakom baru “.

Putaran 2

Responden 9 : “ Sebenarnya ketertarikan orang terhadap rakom saya cukup besar. Bisa saja jumlah rakom akan bertambah dua kali lipat, tapi hal ini juga tergantung bagaimana tindakan pemerintah, kalau mereka tegas, mungkin jumlah rakom ilegal akan berkurang dan pertumbuhan rakom bisa terkendali “.

Responden 2 : “ saya lihat sudah banyak yang mulai tertarik pada rakom, mereka mulai menyadari fungsi rakom, karena rakom memang lebih efektif untuk menyampaikan sebuah informasi lokal,

informasi komunitas terutama di wilayah pedesaan. Jadi mungkin saja jumlah rakom akan bisa bertambah hingga dua kali lipat “. Responden 1 : “ pada era digitalisasi KPI akan menambah kanal untuk siaran, jadi semakin terbuka lebar peluang untuk mendirikan radio komunitas. Selama ini salah satu penghambat pertumbuhan rakom adalah tidak tersedianya kanal. Jadi setelah ada penambahan kanal saya kira pertumbuhan rakom akan semakin pesat “.

Pertanyaan nomer 2: Setengah dari jumlah Radio Komunitas yang ada saat ini

akan tutup. Nilai rata – rata untuk kurun waktu 5-, 10-, 15- tahun kedepan secara berturut – turut pada putaran pertama adalah 4.33, 4.89, 5.22 dan pada putaran kedua

4.11, 4.89, 5.22 .

Putaran 1

Pertumbuhan radio komunitas dinilai masih belum stabil. Seiring berjalannya waktu, penambahan jumlah radio komunitas memang terjadi dan menimbulkan persaingan yang cukup ketat. Namun hal tersebut juga tidak menutup kemungkinan beberapa radio komunitas akan kalah saing dan akhirnya tutup. Menurut para pakar ada kemungkinan setengah dari jumlah radio komunitas yang ada sekarang akan tutup. Mereka menilai ada beberapa permasalahan yang menyebabkan hal tersebut terjadi, antara lain masalah perizinan yang dianggap rumit dan kadang berbelit – belit, masalah regenerasi yang seringkali tidak berjalan lancar, dan yang paling vital adalah masalah dana karena radio komunitas memang hidup dari dana swadaya masyarakat dan hibah yang terkadang tidak dapat memenuhi semua kebutuhan radio komunitas. Berikut adalah kutipan hasil wawancara dengan narasumber :

Putaran 1

Responden 6 : “ Kemungkinan terjadi, karena rakom hidup dari dana swadaya dan hibah yang tidak selalu ada saat dibutuhkan, kalau dana sudah tidak ada, maka banyak radio yang akan tutup “.

Responden 2 : “ untuk 10 tahun mungkin terjadi. Mungkin nanti permasalahannya ada pada masalah regenerasi. Berbeda dengan radio komersil, intensitas regenerasi komunitas itu lebih sering dan sangat rawan, jadi kalau tidak berhati – hati saat regenerasi, pengurusnya bubar dan akhirnya radionya akan tutup “.

Responden 7 : “ Semakin banyak jumlah rakom, kemungkinan juga banyak yang tutup. Selama ini belum banyak radio yang bertahan lama, biasanya karena masalah perizinan, regenerasi dan masalah dana “.

Putaran 2

itu tidak mudah. Jika sudah tidak ada lagi tenaga relawan, maka regenerasi di dalam rakom akan terhambat. Ini salah satu hal yang banyak dialami rakom sehingga akhirnya tutup “.

Responden 7 : “Sweeping rakom itu masih akan terus dilakukan, karena seiring pertumbuhan rakom pasti juga semakin banyak rakom yang ilegal, saya rasa masih banyak yang tidak mengurus perizinan. Namun, KPI dan KPID juga akan semakin tegas dalam menangani hal tersebut, jadi saya kira rakom-rakom yang tidak berijin akan tutup“.

Responden 8 : “ Sebenarnya banyak masalah intern yang akhirnya menyebabkan suatu rakom tutup. Ada masalah perizinan, masalah regenerasi dan yang sangat vital adalah masalah keterbatasan dana. Prediksi saya hal tersebut masih mungkin terjadi “.

Pertanyaan nomer 3: Akan terdapat lebih dari dua radio komunitas dalam satu wilayah dengan segmentasi yang sama. Nilai rata- rata untuk kurun waktu -5, -10 dan 15 tahun kedepan secara berturut – turut pada putaran pertama adalah 4.44, 4.33,

5.67 dan pada putaran kedua adalah 4.44, 4.33, 6.

Putaran 1 Putaran 2

Pertumbuhan yang cukup besar menyebabkan banyak sekali bermunculan radio komunitas dengan segmentasi yang sama yang terjadi dalam satu wilayah.

Walaupun mempunyai segmentasi yang sama, namun terkadang radio kemersil tersebut mempunyai ideologi yang berbeda. Hal ini sebenarnya menyalahi aturan karena seharusnya dalam satu wilayah radius 2,5 km hanya boleh ada satu radio. Namun para pakar memperkirakan hal tersebut masih mungkin terjadi hingga -5, -10 dan 15 tahun kedepan selama belum ada tindakan yang tegas dari pihak yang berwenang, yaitu KPI / KPID dan Balai Monitoring (Balmon) maka akan banyak rakom liar yang bermunculan. Berikut ini adalah kutipan wawancara dengan narasumber :

Putaran 1

Responden 5 : “ pada umumnya 1 wilayah dengan radius 2,5 km hanya ada satu radio. Tapi kalau memang wilayah tersebut cukup luas, maka bisa saja terjadi. Selama radius satu wilayah itu lebih dari 2,5 km maka masih bisa terjadi “.

Responden 6 : “ Kemungkinan bisa terjadi. Banyak

radio dengan segmentasi yang sama, tapi biasanya beda aliran. Kalau pendengar merasa radio tersebut tidak sesuai dengannya, maka mereka akan membuat komunitas baru “.

Responden 8 : “ 15 tahun sudah menuju era digital, kanal siaran kabarnya akan ditambah. Jadi kemungkinan juga akan tumbuh radio baru dengan segmentasi yang sama, karena nanti yang dijual adalah benar – benar kualitas konten siaran, bukan kualitas suara lagi “.

Putaran 2

Responden 5 : “ Secara peraturan tidak bisa, tapi kenyataan banyak terjadi seperti itu. Apalagi di wilayah yang radiusnya lebih dari 2,5 km dan masyarakatnya heterogen, itu mungkin terjadi “.

Kalau ditata dengan baik harusnya tidak terjadi, karena dalam peraturan hanya boleh ada satu radio setiap radius 2,5 km. Tapi kalau masih kurang perhatian ya saya kira masih akan terjadi “.

Responden 6 : “ 15 tahun sudah menuju era digital, kanal siaran akan ditambah. Jadi kemungkinan juga akan tumbuh radio baru dengan segmentasi yang sama, karena nanti yang dijual adalah benar – benar kualitas konten siaran, bukan kualitas suara lagi “.

2. Pendanaan

Pertanyaan nomer 13: Dana dari sponsor akan lebih besar dari iuran anggota. Nilai rata-rata untuk kurun waktu 5-, 10-, 15- tahun kedepan secara berturut – turut pada putaran pertama adalah 4.67, 5.89, 6.22 dan pada putaran kedua adalah 4.56, 5.89,

6.22.

Putaran 1 Putaran 2

Radio komunitas sebenarnya memiliki keleluasaan memperoleh sumber dana non komersial dari mana saja, selama tidak mengikat termasuk didalamnya adalah sponsor. Namun, sumber dana utama radio komunitas tetaplah harus dari sumbangan komunitas. Melihat realitas sekarang, sebagian besar radio komunitas bertahan justru

dengan dana dari sponsor. Menurut responden, mengharapkan sumbangan komunitas merupakan hal yang sulit. Apalagi jika sampai waktu bertahun – tahun. Dengan alasan tersebutlah maka para responden memprediksi kedepan radio komunitas akan mendapatkan dana dari sponsor dengan jumlah yang lebih besar dari iuran anggota.

Putaran 1

Responden 7 : “ Mengumpulkan dana dari iuran warga itu tidak mudah. Mungkin bulan – bulan pertama iuran lancar, tapi kalau sampai 5 tahun itu jarang terjadi. Kemungkinan besar, rakom itu bertahan dari dana sponsor “.

Responden 9 : “ Semakin lama suatu rakom hidup, mereka akan semakin pandai mencari inisiatif untuk mendapatkan sponsor. Selain itu, zaman menuntut agar mereka mempunyai dana yang cukup besar untuk menghidupi rakom “.

Responden 1 : “ Mengumpulkan sponsor itu jauh lebih mudah daripada mengumpulkan iuran anggota. Apalagi selama fungsi

Dokumen terkait