• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Dalam dokumen Lampiran 1 (Halaman 88-105)

BAB III METODE

B. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Penyajian memuat tentang uraian data dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang diuraikan seperti bab-bab sebelumnya. Uraian ini berisi tentang deskripsi data yang disajikan dengan topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam bentuk pola, tema, kecenderungan dan motif yang muncul dari data.72

Sesuai dengan metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini, maka peneliti akan menyajikan pengumpulan data yaitu data hasil observasi, interview, dan dokumentasi sebagai alat untuk memperoleh data yang berkaitan dan mendukung penelitian ini.

Hasil penelitian yang dilakukan, penelitian ini memaparkan mengenai manajemen personalia di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember. Penelitian tersebut dari segi pengadaan, pengembangan, dan evaluasi karyawan maupun tenaga pendidik.

1. Pengadaan Personalia di Madrasah Aliyah Negeri 2 jember a. Rekrutmen dan seleksi

Pengadaan tenaga kerja diupayakan agar lembaga memperoleh jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan guna mencapai tujuan lembaga. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Drs. Musthofa selaku Kepala Madrasah selaku tenaga pendidik:

“Pengadaan personalia di MAN 2 itu dibedakan menjadi 2 yaitu PNS (pegawai negeri sipil) dan honorer. Kalau PNS itu kita

72Tim Penyusun. Pendoman Penulisan Karya Ilmiah ,76.

55

menerima dari kemenag, sedangkan honorer itu kita menerima dari anak-anak yang menaruh lamarannya disini meskipun pada tahun ini kami tidak membutuhkan karyawan honorer dikarenakan sudah cukup.”73

Sebagaimana penjelasan Bapak Indra Rudianto. SH selaku ketua tata usaha (TU), Pengadaan personalia di MAN 2, disini menerima dari pusat untuk guru maupun karyawan PNS dan sedangkan untuk honorer itu biasanya ada anak yang menaruh lamaran pekerjaan disini.74

Sebagaimana penjelasan Bapak Slamet Sjair. BA selaku Komite Madrasah, Pengadaan personalia di MAN 2 menerima PNS dari KEMENAG (pusat) sedangkan honorer dari pelamar-pelamar yang telah melamar atau menaruh surat lamaran di MAN 2.75

Sebagaimana penjelasan bapak Nur Hidayat S. Pd selaku guru, pengadaan personalia di MAN 2, yang PNS itu diatur oleh pusat (KEMENAG) sedangkan honorer itu biasanya kepala sekolah yang mengambil pegawai dari pelamar-pelamar yang melamar disini.76

Berdasarkan hasil wawancara dengan Hadi Na’im S. Pd selaku guru menunjukkan bahwa untuk pengadaan pegawai negeri (PNS) itu sudah diatur oleh pusat sedangkan untuk pengaadan pegawai honorer mempunyai tahap-tahapan yang menentukan berhasil tidaknya sebuah lembaga pendidikan termasuk Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember dan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Maka harus ada ketentuan dari pihak madrasah untuk membuat kebijakan dengan

73 Drs. Musthofa, Wawancara, Jember, 07 Agustus 2015

74 Indra Rudianto. SH, Wawancara, Jember, 13 Agustus 2015

75 Slamet Sjair. BA, Wawancara, Jember, 15 Agustus 2015

76 Nur Hidayat S. Pd, Wawancara, Jember, 11 Agustus 2015

56

menentukan syarat tertentu sebelum guru baru (honorer) masuk untuk menjadi bagian dari Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember.

Sebagaimana penjelasan Bapak Ratnadi selaku karyawan bahwa untuk mendapatkan tenaga yang profesional pihak madrasah memberlakukan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pelamar antara lain adalah syarat pendidikan, kepribadian dan syarat administratif.

1) Syarat pendidikan untuk tenaga administratif minimal berijazah SMA, MA/MAK, sedangkan untuk tenaga edukatif minimal berijazah S1.

2) Syarat kepribadian yaitu harus dipenuhinya ia sebagai WNI dan beragama Islam serta maksimal berusia 35 tahun untuk guru dan karyawan 30 tahun.

3) Syarat administratif, pada dasarnya sama dengan lembaga sekolah atau madrasah pada umumnya.77

Dengan demikian tingkat pendidikan (misalnya SLTA, D3, S1);

kualifikasi khusus dari pendidikan (misalnya sertifikasi tertentu, keahlian); kualifikasi profesional (misalnya menguasai software tertentu); kualifikasi pribadi (misalnya bisa bernegosisasi, gesit);

pengalaman kerja (biasanya dalam bidang yang sama). Bisa menjadi pertimbangan karena pengalaman dan kompensasi harus diperhatikan sejak dari tahap rekrutmen untuk mendapatkan karyawan atau guru yang sesuai dengan kebutuhan lembaga.78

Oleh karena itu Bapak Ir. Hariyanto, M.Pd selaku waka kurikulum juga menjelaskan bahwa syarat rekrutmen dan seleksi di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember:

77 Ratnadi, Wawancara, Jember, 14 Agustus 2015.

78 Jusmaliani, Pengelolaan Sumber Daya Insani, 80-82.

57

“Pada saat ada yang melamar, yang harus dipertimbangkan adalah pengalaman kerja, di lihat dari latar belakang pendidikannya, dedikasi dan loyalitas kepada lembaga dan juga melihat kebutuhan yang ada di MAN 2 itu dengan di akselerasikan menurut faknya mereka masing-masing.

Sedangkan proses rekrutmen dan seleksinya yaitu pelamar menemui kepala madrasah. Kemudian, kepala madrasah meminta pertimbangan kepada waka kurikulum dan setelah itu kepala madrasah meminta pertimbangan ke komite madrasah, dari sanalah calon tenaga pendidik bisa diterima atau tidak di MAN 2.”79

Hasil dari wawancara di atas dapat dikatakan bahwa Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember dalam hal pengadaan guru dan karyawan yaitu dengan dua cara, yang pertama dari pusat untuk yang PNS dan yang kedua dari pengajuan surat lamaran kepada lembaga. Dalam hal seleksi ini yang paling utama persyaratannya adalah lihat dari pertimbangan jenjang pendidikan, pengalaman kerja dan keahliannya.

b. penempatan

Penempatan harus dilakukan dengan hati-hati agar tiap pekerja dapat bekerja sesuai dengan keahliannya dan mengerti bagaimana mengerjakan tugas-tugasnya. Dengan demikian peneliti mencoba mewawancarai dan mengobservasi guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember sebagai berikut:

Dari hasil wawancara dengan Drs. H. Musthofa selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember, Bahwa penempatan tenaga

79 Ir. Hariyanto, M.Pd, Wawancara, Jember, 06 Agustus 2015.

58

pendidikan secara umum di lembaga ini sudah sesuai berdasarkan profesionalisme dan kompetensi keahlian masing-masing guru.80

Hal tersebut diakui oleh salah seorang guru di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember Bapak Nur Hidayat, S.Pd, Kalau penempatan memang sesuai dengan bidang pendidikannya masing-masing. Misalnya saya, saya sarjana pendidikan bahasa inggris. Disini saya mengajar bahasa inggris dan mempunyaiakta 4 untuk mengajar.81

Dan Bapak Hadi Na’im, S.Pd juga membenarkan, penempatan secara umum disini banyak guru yang mengajar sesuai dengan bidangnya atau keahliannya masing-masing. Karena disini kebanyakan sudah PNS dan untuk yang honorer sesuai dengan ijazahnya.82

Dari observasi yang dilakukan peneliti tanggal 30 Juli 2015 melihat Bapak Nur Hidayat, S.Pd mengajar mata pelajaran bahasa inggris yang sesuai dengan kemampuan atau keahliannya.. Jadi dengan demikian Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember secara umum penempatan sudah sesuai dengan bidangnya.83

Bapak Slamet Sjair selaku Komite Madrasah berpendapat, untuk tenaga yang ada di MAN 2 itu sudah sesuai dengan bidangnya masing-masing karena guru yang ada disana itu kebanyakan PNS dan untuk yang honorer itu hanya mengajar sesuai dengan ijazahnya saja.84

80 Drs. Musthofa, Wawancara, Jember, 07 Agustus 2015.

81 Nur Hidayat, S.Pd, Wawancara, Jember, 11 Agustus 2015.

82 Hadi Na’im, S.Pd, Wawancara, Jember, 10 Agustus 2015.

83 Observasi, Jember, 30 Juli 2015.

84 Slamet Sjair BA, Wawancara, Jember, 15 Agustus 2015.

59

Pernyataan-pernyataan yang telah diungkapkan oleh para personil Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember juga telah disaksikan oleh peneliti pada tanggal 30 Juli 2015, ketika seorang guru yang menempuh Sarjana Pendidikan yaitu Bapak Nur Hidayat mengajar bahasa inggris.85 Dari wawancara sebelumnya dan hasil observasi juga diperkuat oleh Bapak Ir. Hariyanto, M.Pd selaku waka kurikulum,kalau penempatan hampir 100% sesuai dengan faknya masing-masing karena guru yang ada di MAN 2 banyak yang PNS dan dituntut untuk mengajar sesuai bidangnya dan mendapatkan 24 jam dalam seminggu.86

Hal ini juga diperjelas oleh dokumen yang diberikan Tata Usaha yaitu Bapak Indra Rudianto, SH. yang berupa dokumen nama dan jabatan tenaga pendidik dan karyawan.87

No. NAMA JABATAN

1 Drs. H. Musthofa KEPALA MADRASAH

2 Ir. Haryanto,M.Pd GURU

3 Drs. H. Ali Fauzi GURU

4 Drs. Moh. Junaidi GURU

5 Drs. Syamsul Ma'arif GURU

6 Drs. Joko Suroso GURU

7 Dra. Hj. Kodariah Mardiana GURU

8 Dra. Juni Hermawati GURU

9 Syamsuri, S.Pd GURU

10 Dra.Hj. Dwi Asih Heniastutik GURU

11 Dra. Sarifah Indiana GURU

12 Drs.Ahmad Hariadi Sugiharto GURU

13 Enike Kusumawati, S.Pd GURU

14 Drs. Sugeng Cahyono GURU

15 Ahmad Sutijoso, S.Pd GURU

16 Drs.Imam Nawawi. GURU

85 Observasi, Jember, 30 Juli 2015.

86 Ir. Hariyanto, M.Pd, Wawancara, Jember, 06 Agustus 2015.

87 Dokumentasi, Madrasah, 2015.

60

17 Imron Rosady, M.Pd.I GURU

18 Istifadah, S.Pd. M.Pd.I GURU

19 Heri Widodo, S.Pd,. MM GURU

20 Atman Laili, S.Ag GURU

21 Moh Hosen, S.Pd.I GURU

22 Ika Iffah Ilmiah, S.Pd GURU

23 Hadi Na'im, S.Pd GURU

24 Rita Zahara, S.Pd GURU

25 Mamik Isgiyanti, S.Pd GURU

26 Dra. Elis Bariroh GURU

27 Slamet Harianto,S.Pd GURU

28 Lukman Hakim, S,Ag GURU

29 Munadiroh, S.Pd GURU

30 Ida Ariani, S.Pd GURU

31 Drs. Asrori. GURU

32 Nur Hidayat, S.Pd GURU

33 Giman. S.Pd GURU

34 Joko Purnomo, S.Pd GURU

35 Tien Lutfia, S.Pd. M.Pd GURU

36 Titik Murniyatim, S.Si GURU

37 Moh Khoirul Anam, SE GURU

38 Dyana Sumiyanto, S.Pd,. M.Pd GURU

39 Erni Sri Widyawati, SE GURU

40 Khoirul Anjarwati, S.Th.I GURU

41 Riska Damayanti F, S.Pd GURU

42 Mashur, S.Go GURU

43 Inayah Rohmatillah, S.H.I GURU

44 Siti Nur Aini, SE GURU

45 Yuan Ursulasari, S.Si GURU

46 Dhanni Wardianto, S.Kom GURU

47 Badrus Zahid, S.Ag GURU

48 Tantrie Leonita, S.Pd GURU

49 Yuliati Prasetyarini, S.Pd GURU

50 Drs. Gatot Soewandiono GURU

51 Lilis Khusniawati, S.Pd. GURU

52 Rizki Mariatus Sholehah, S.Pd GURU

53 Nike Kusumawardani, S.Pd GURU

54 Ahmad Afandi, A.Md GURU

55 Hadi Purnomo,S.Pd.I GURU

56 Aditya Prihardini,S.Pd GURU

57 Hikmah Islamiah GURU

58 Hikmah Islamiah GURU

59 Indra Rudianto, SH KETUA TATA USAHA (TU)

60 Diah Suparmiati STAF TATA USAHA (TU)

61

61 Hariyanto, SH STAF TATA USAHA (TU)

62 Ika Andriati STAF TATA USAHA (TU)

63 Siti Munawaroh STAF TATA USAHA (TU)

64 M. Najmur Rosyid STAF TATA USAHA (TU)

65 Ratnadi STAF TATA USAHA (TU)

66 Moh Toha STAF TATA USAHA (TU)

67 Asmari STAF TATA USAHA (TU)

68 Esti Sri rejeki STAF TATA USAHA (TU)

69 Andrik Kusumo STAF TATA USAHA (TU)

70 Muyassaroh STAF TATA USAHA (TU)

71 Dwi Elok Pratiwi. A.Md STAF TATA USAHA (TU)

72 R. Siswoyo STAF TATA USAHA (TU)

73 Siti Nur Kamila STAF TATA USAHA (TU)

74 Fathorrozi Andriansyah STAF TATA USAHA (TU)

75 Tukiman STAF TATA USAHA (TU)

Oleh karena ituYunarsih dan Suatno mengatakan dalam bukunya, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penempatan karyawan yaitu:

a. Faktor prestasi akademis b. Faktor Pengalaman

c. Faktor Kesehatan Fisik dan Mental d. Faktor Status Perkawinan

e. Faktor Usia88

Dari beberapa hasil wawancara dan temuan data di lapangan, dapat dikatakan bahwa penempatan pegawai atau guru sudah sesuai dengan bidangnya dan mempunyai akta 4 untuk mengajar. Penempatan yang sesuai dengan kompetensi dan keahliannya akan membuat personil dapat bekerja secara optimal dan efektif sehingga sangat berpotensi untuk kemajuan lembaga.

88 Yunarsih dan Suatno, Manajemen Sumber Daya Manusia, 117-118.

62

2. Pengembangan Pesonalia di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember a. Pelatihan dan pengembangan

Manajemen yang baik dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme pendidikan. Sedangkan yang dimaksud profesionalisme adalah seperangkat fungsi dan tugas dalam lapangan pendidikan berdasarkan keahlian khusus. Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember, pemimpin dituntut untuk mau memberikan kesempatan kepada guru untuk dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki.

Sebagaimana penjelasan Bapak Drs. musthofa selaku kepala madrasah menjelaskan bahwa:

“Saya selalu memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti seminar dan workshop untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilannya. Selain itu juga saya memberikan kesempatan juga untuk mengikuti workshop dari MGMP (musyawarah guru mata pelajaran). Proses pelatihan dan pengembangan ini juga kerja sama dengan sekolah lain dalam hal masalah pelajaran umumnya. Ada juga pelatihan dari KEMENAG seperti contoh perubahan kurikulum untuk guru, sedangkan contoh untuk karyawan yaitu persuratan dan kearsipan ”.89

Bapak Hadi Na’im, S.Pd selaku tenaga pengajar juga mengatakan bahwa:

“Adanya MGMP, agar mereka bisa meningkatkan kualitas dan keahliannya masing-masing dan MGMP sampai sekarang masih terus berjalan. Selain MGMP ada juga workshop-workshop yang mana dalam hal ini gurunya sendiri yang punya inisiatif untuk ikut, kalau dari sekolah jarang mengadakan workshop-workshop dalam pelatihan dan pengembangan”.90

89 Drs. Musthofa, Wawancara, Jember 07 Agustus 2015.

90 Hadi Na’im, S.Pd, Wawancara, Jember, 10 Agustus 2015.

63

Senada dengan pernyataan tersebut, Bapak Indra Rudianto, SH dan Bapak Nur Hidayat, S.Pd juga mengatakan bahwa:

“Pelatihan dan pengembangan di lembaga ini yaitu dengan adanya MGMP, di samping itu ada pelatihan dan pengembangan dari KEMENAG. Dan guru juga mempunyai inisiatif sendiri dengan mengikuti seminar maupun melanjutkan kejenjang pendidikan.91 Begitu pun Bapak Nur Hidayat mengatakan, Guru dikirim untuk mengikuti pelatihan seperti kurikulum 2013 ke KEMENAG karena memang KEMENAG mengajukan agar mengirim guru tersebut. Kalau untuk pelatihan dan pengembangan, sekolah jarang mengadakannya.Sedangkan MGMP tempatnya pindah-pindah dan bukan sekolah yang mengadakan secara langsung, itu inisiatif guru fak masing-masing.”92

MGMP sangat membantu guru-guru di Madrasah Aliyah Negeri dalam mengembangkan potensinya, serta inisiatif guru untuk mengikuti seminar dan workshop individual sangat menguntungkan bagi lembaga dalam hal membentuk tenaga pendidik ahli. Pernyataan-pernyataan yang telah diungkapkan oleh Kepala Madrasah, Bapak Drs. Musthofa, ketua TU, Bapak Indra Rudianto dan di benarkan oleh Waka Kurikulum, Bapak Ir. Hariyanto yang mengatakan:

“Pertama pelatihan dan pengembangan lewat MGMP, kemudian yang kedua lewat diklat-diklat guru baik itu diklat yag diadakan secara kolektif kelembagaan maupun diklat guru secara personal/individual dan diklat-diklat pengembangan guru itu selalu ada setiap tahun.”93

Dari beberapa wawancara diatas jelaslah bahwa Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember, kepala madrasah selalu memberi kesempatan kepada guru-guru maupun karyawan untuk mengikuti seminar dan

91 Indra Rudianto, S.Pd, Wawancara, Jember, 13 Agustus 2015.

92 Nur Hidayat, S.Pd, Wawancara, Jember, 11 Agustus 2015.

93 Ir. Hariyanto M.Pd, Wawancara, Jember, 06 Agustus 2015.

64

workshop untuk pengembangan keilmuannya. Selain itu juga diberikan kesempatan untuk mengikuti MGMP (musyawarah Guru Mata Pelajaran), hal ini dilakukan dalam rangka pengembangan profesi dan kemampuan guru.

b. Pengintegrasian

Untuk meningkatkan kinerja dan peningkatan mutu pendidikan lembaga, maka seorang pemimpin harus pandai dalam melihat setiap individu di bawah kepemimpinannya khususnya tenaga pendidik dan karyawan.

Untuk pengintegrasian ini, Bapak Drs. Musthofa menyatakan bahwa:

“Masing-masing individu guru memiliki karakteristik serta pribadi yang berbeda-beda, maka untuk menghasilkan kesatuan tujuan, perbedaan yang ada harus dipahami secara mendasar. Hal ini harus dilakukan secara kontinyu dan melalui beberapa pendekatan diantaranya:

1) pendekatan pribadi 2) pendekatan kelompok

3) pendekatan emosional dan lain-lain.

Dari pendekatan ini diharapkan para guru dan karyawan memahami dan selaras dengan tujuan lembaga sesuai visi dan misi yang ada”.94

Hal ini dibenarkan oleh Bapak Nur Hidayat, S.Pd salah satu guru di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember, beliau mengatakan:

“Kepala madrasah sebagai seorang pemimpin mengadakan dan melibatkan guru dan karyawan dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti, dibulan ramadhan mengadakan zakat, dibulan dzulhijjah mengadakan qurban dan lain-lain. Selain itu juga kepala madrasah dalam setiap rapat memberikan motivasi, karena sekolah punya visi dan misi yang mana kepala sekolah

94 Drs. Musthofa, Wawancara, Jember 07 Agustus 2015.

65

berkeinginan agar seluruh dewan guru itu berupaya agar visi dan misinya itu bisa tercapai, agar bisa bersaing dengan sekolah lain dan bisa meningkatkan kedisiplinan guru dan peradilan guru.”95

Kepala Madrasah Madrasah Aliyah Negeri 2 menyadari bahwa setiap individual memiliki keinginan yang berbeda, sehingga Kepala Madrasah mengupayakan penyesuaian keinginan para personil agar bisa menjunjung visi misi yang ada di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember. Dalam hal ini Bapak Ir. Hariyanto M.Pd dan Bapak Hadi Na’im, S.Pd Juga mengatakan seperti yang telah diungkapkan oleh guru sebelumnya bahwa:

“Tentunya ada evaluasi kelembagaan dari kepala madrasah ke guru, yang mana kepala sekolah memberikan motivasi disetiap rapat agar guru disiplin dan menjunjung visi misi sekolah agar tercapai.96 Bapak Hadi Na’im menyambungnya bahwa guru juga di ikut sertakan dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti zakat, kurban, dan lain-lain yang mana merupakan keinginan lembaga agar jadi lebih baik.”97

Dari hasil wawancara diatas jelaslah bahwa Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember, kepala madrasahnya selalu melakukan pengintegrasian dengan cara melakukan pendekatan secara pribadi ataupun kelompok melalui berbagai kegiatan yang positif seperti zakat, qurban, dan lain sebagainya. Tujuan diadakannya pengintegrasian ini agar kepala madrasah dapat mengetahui karakter dari setiap guru atau karyawannya dan agar hubungan antara atasan dengan bawahan menjadi lebih dekat.

95 Nur Hidayat, S.Pd, Wawancara, Jember, 11 Agustus 2015.

96 Ir. Hariyanto M.Pd, Wawancara, Jember, 06 Agustus 2015.

97 Hadi Na’im, S.Pd, Wawancara, Jember, 10 Agustus 2015.

66

c. Kompensasi

Kompensasi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kinerja tenaga pendidikan maupun karyawan disebuah lembaga harus diberikan secara langsung maupun tidak langsung. Kompensasi yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember menurut penuturan Bapak Drs. Musthofa selaku kepala madrasah:

“Sumber kompensasi Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember itu dari BOS dan BSM. Guru honorer diberikan gaji dengan cara dihitung perjam mengajar. Salain itu juga kompensasi yang diberikan kepada guru adalah tunjangan jabatan, tunjangan masa kerja dan tunjangan fungsional. Sedangkan guru yang sertivikasi (PNS) langsung dari pemerintah langsung dari pemerintah dan dari sekolah hanya memberikan sedikit.”98 Pernyataan kepala madrsah ditegaskan pula oleh Bapak Nur Hidayat, S.Pd selaku Guru di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember dengan menyatakan:

“Begini kalau dimadrasah sini ada guru yang sertivikasi dan ada yang belum sertivikasi. Kalau guru yang sertivikasi dari pemerintah, dari sekolah sendiri sekedarnya saja tapi separuh dari yang non sertivikasi, kalau yang non sertivikasi memang murni dari lemabga sendiri. Dan guru yang menjabat struktural ada tunjangan kesejahteraan. Tiap 6 bulan sekali guru non sertivikasi ada TF (Tunjangan Fungsional). Tenaga pendidik honornya juga dihitung dari banyaknya jam mengajar (tatap muka).”99

Sesuai dengan pernyataan kepala madrasah tersebut bahwa sumber kompensasi yang ada di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember dari BOS dan BSM. Selain itu Bapak Nur Hidayat mengungkapkan bahwa perbedaan kompensasi yang di berikan kepada guru itu

98 Drs. Musthofa, Wawancara, Jember 07 Agustus 2015.

99 Nur Hidayat, S.Pd, Wawancara, Jember, 11 Agustus 2015.

67

berbeda, karena ada yang sertivikasi dan non sertivikasi.Bapak Ir.

Hariyanto M.Pd sebagai waka kurikulum membenarkan hal tersebut yaitu:

“Honor guru itu disesuaikan dengan beban kerja guru masing-masing, akan tetapi untuk kesejahteraan antara guru sertivikasi dengan guru non sertivikasi itu berdeda. Dalam artian gaji yang diberikan kepada guru sertvikasi hanya beberapa persennya saja dari lembaga, karena sudah dapat dari pemetintah. Sedangkan guru non sertivikasi 100% dari lembaga. Dan sumber kompensasi Madrasah Aliyah Negeri 2 jember itu dari BOS, dan BSM.”100

Dari asumsi di atas jelaslah bahwa Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember, kepala madrasah telah memberikan kompensasi kepada guru maupun karyawan. Guru diberikan kompensasi dengan cara dihitung perjam mengajar. Selain itu juga kompensasi yang diberikan yaitu berupa tunjangan jabatan, tunjangan masa kerja dan tunjangan fungsional. Sehingga guru akan merasa lebih dihargai dalam masa jabatannya.

3. Evaluasi Personalia di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember

Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember, evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana efektitas kinerja personil di madrasah ini.

Selain itu evaluasi dijadikan feedback atau umpan balik dimana dengan evaluasi dapat diketahui kekurangan dan perkembangan yang dicapai, sehingga bisa dicarikan cara perbaikan di masa-masa yang akan datang.

100 Ir. Hariyanto M.Pd, Wawancara, Jember, 06 Agustus 2015.

68

Dengan demikaian Kepala Madrasah melakukan penilaian langsung kepada karyawan dan guru, seperti yang telah diungkapkan bahwa:

“Kepala sekolah mempunyai catatan tersendiri tentang guru, contoh: akhlaknya, keaktifan guru, dan setiap bulan ada evaluasi mata pelajaran yang pada saat UN (Ujian Nasional) nilai mata pelajaran tersebut merosot atau jelek, masalah ini diadakan perbaikan dengan pengayaan dan teguran untuk meningkatkan kinerjanaya.”101

Sesuai dengan yang dikatakan Sofyan dalam bukunya bahwa pengukuran prestasi kerja karyawan dapat dilihat dari beberapa faktor:

a. Kualitas kerja, kualitas kerja meliputi ketepatan, ketelitian, keterampilan, dan keberhasilan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan.

b. Kuantitas kerja, merupakan jumlah output produk-produk yang dihasilkan dan ketetapan dalam melaksanakan pekerjaan.

c. Keandalan-keandalan yaitu kemampuan keryawan dalam melaksanakan instruksi dan perintah, berinisiatif sikap kehati-hatian dan kerajinan.

d. Sikap karyawan terhadap perusahaan, karyawan lain dan pekerjaan serta kerja sama.102

Berdasarkan pengamatan peneliti, di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember evaluasi dilakukan kepala sekolah dengan melihat apsensi dan mengontrol langsung selain ada fom evaluasi (penilaian kerja). Hal ini dibenarkan oleh Bapak Nur Hidayat S,Pd, beliau mengatakan bahwa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember penilaian kerja, itu ada fom yang dikeluarkan kepala sekolah untuk menilai kinerja guru, tapi hal ini jarang dilakukan. Yang paling ditekankan dalam kepala sekolah dalam penilaian

101 Drs. Musthofa, Wawancara, Jember 07 Agustus 2015.

102 Sofyan, Manajemen Sumber Daya Manusia,199.

69

yaitu dari absensi guru dan kepala madrasah masuk ke kelas-kelas saat jam pelajaran berlangsung untuk memantau guru. Kepala madrasah juga sering melihat RPP dan silabus guru untuk mengetahui rencana guru sebelum mengajar.103

Bapak Hadi Na’im S.Pd juga mengungkapkan hal yang sama dalam penilaian kerja guru di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember yaitu:

“Kepala sekolah biasanya melakukan survey langsung kepada absen kehadiran guru, bagi guru honorer yang dalam 1 bulan sering absen akan diberi peringatan secara lisan dan apabila diulangi pada akhirnya akan diberi surat peringatan berhenti, sedangkan guru PNS itu pusat yang menentukannya, dan kepala sekolah juga mengontrol kepada hasil mata pelajaran, apabila setiap semester atau saat UN (Ujian Nasional) ada mata pelajaran yang nilainya jelek akan diadakan rapat untuk mengatasi hal tersebut dan pada saat pelajaran kepala sekolah juga mengontrol keliling sekolah untuk melihat situasi sekolah, kalau pada saat pelajaran banyak anak-anak yang main diluar akan ditanyakan siapa yang mengajar, guru tersebut nantinya akan ditanya kenapa pada saat pelajaran tidak ada di dalam kelas atau tidak mengajar.”104

Dalam tahap proses kegiatan belajar mengajar, evaluasi perlu dilaksanakan untuk mengetahui efektifitas belajar dan mengajar, prestasi mengajar guru, perkembangan dan kemajuan yang dicapai dalam pembelajaran. Selain itu evaluasi dijadikan feedback atau umpan balik, dengan evaluasi dapat diketahui kekurangan dan perkembangan yang dicapai, sehingga bisa dicarikan cara perbaikan di masa-masa yang akan datang. Untuk mencapai hasil yang optimal dari evaluasi, maka evaluasi harus dilakukan terus menerus dan menyeluruh.

103 Nur Hidayat S.Pd, Wawancara, Jember, 11 Agustus 2015.

104 Hadi Na’im, Wawancara, Jember, 10 Agustus 2015.

Dalam dokumen Lampiran 1 (Halaman 88-105)

Dokumen terkait