BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.2 Penyajian Data
Penelitian ini dilakukan di Rusunawa UPN “Veteran” Jawa Timur selama satu bulan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, subjek penelitian yang dijadikan informan adalah orangtua dengan anak yang tinggal di Rusunawa UPN “Veteran” Jawa Timur.
Data diperoleh dengan teknik wawancara. Penulis menggunakan recorder handphone untuk merekam hasil wawancara. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dari informan. Data yang diperoleh dari wawancara tersebut akan diolah dan disajikan secara deskriptif sehingga diperoleh gambaran serta kesimpulan dari pokok permasalahan.
4.1.3 Identitas Infor man
Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai informan adalah:
1. Informan yang pertama terdiri dari Ibu Ana dan mahasiswi Rusunawa UPN “Veteran” Jawa Timur yang bernama Tari yang berkuliah di UPN dan mengambil jurusan Hukum, saat ini sedang menempuh semester 2. Sedangkan Ibu Ana adalah Ibu Rumah Tangga. Mereka berdomisili asli di Madiun.
2. Informan yang kedua adalah Ibu Fitria dan mahasiswi UPN “Veteran”
53
Jawa Timur yang bernama Nindy. Nindy mengambil jurusan Ekonomi Manajemen di UPN “Veteran” Jawa Timur, dan saat ini sedang menempuh semester 2. Nindy dan Ibu Fitria bertempat tinggal di Lampung.
3. Informan yang ketiga adalah Ibu Dewi dan Mahasiswi UPN “Veteran” Jawa Timur yang bernama Putri. Saat ini Putri sedang menempuh semester 2 dan mengambil jurusan Ekonomi Akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur. Ibu Dewi dan Putri berdomisili asli di Bandung. Ibu Dewi sendiri sehari harinya adalah Ibu Rumah Tangga.
4.2 Analisis Data
4.2.1 Komunikasi Interper sonal Orangtua dengan Anak yang Tinggal di Rusunawa UPN “Veteran” J awa Timur dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak
Berikut ini adalah hasil wawancara penulis dengan Ibu Ana mengenai komunikasi interpersonal dengan anaknya yaitu Tari dalam meningkatkan motivasi belajar anaknya
PENELITI : “Tante gimana… Deket nggak sama anaknya
tante?”
INFORMAN IA : “Yaaa… Deket mbak… Deket banget malah.
Sering sering cerita juga”
Ibu Ana adalah orangtua yang dekat dengan anaknya. Ketika penulis bertemu dengan Ibu Ana, terlihat sekali Ibu Ana adalah orangtua yang sangat perhatian, sabar, dan penyayang. Ibu Ana juga mengaku sering cerita kepada anaknya, yaitu Tari.
berkomunikasi sama anak tante gimana sih?”
INFORMAN IA : “Yaaa kadang SMSan, kadang telepon, terus
apa itu mbak yang eeeeee… Internet itu.. Oh skype.. Ya skype..”
PENULIS : “Oh gitu ya. Terus sering nggak sih tante
berkomunikasi sama anak tante? Terus seberapa sering?”
INFORMAN IA : “Sering Mbak”
PENULIS : “Kalau kira kira dalam waktu seminggu itu
berapa kali tante”
INFORMAN IA : “Yaaa paling empat mbak.. Empat kali.. Yaaa
rata rata empat kali”
Ibu Ana memilih untuk sering berkomunikasi dengan anaknya, dalam seminggu bisa sampai empat kali telepon atau SMS. Hal ini dilakukan oleh Ibu Ana agar kedekatan mereka yang sudah terjalin tetap terjaga meskipun jarak mereka jauh.
PENELITI : “Ooooh empat kali an ya? Terus sering nggak
nanyain perkembangan kuliahnya anak tante?”
INFORMAN IA : “Ooooh pasti mbak. Tiap telepon atau SMS
gitu saya tanyain ‘Gimana kuliahnya?’, ‘Tugas tugasnya?’ atau ‘Kuliah kuliahnya?’
Ibu Ana memilih untuk mengetahui bagaimana perkembangan kuliah Tari. Agar bisa memantau bagaimana kuliah kuliahnya,tugas tugasnya, dan lain sebagainya. Sehingga tidak ada yang ditutupi oleh Tari.
PENELITI : “Oooh.. Gituu.. Teruuus anak tante sering
nggak nyeritain tentang masalah-masalahnya nggak? Masalah akademik atau masalah non akademik?”
INFORMAN IA : “Biasanya curhat kalau IPnya lagi jelek atau tugasnya lagi banyak. Gitu biasanya”
Selain dari Ibu Ana sendiri yang aktif menanyakan bagaimana kuliah Tari, selain itu Tari juga aktif menceritakan kepada Ibunya masalah
55
masalah yang dihadapinya. Sehingga hal tersebut juga memudahkan Ibu Ana untuk mengetahui perkembangan perkuliahan Tari.
PENELITI : “Ooh. Terus biasanya tante ngasihin ini
nggak.. eeeemmm.. Solusi atau dukungan nggak kalau anak tante curhat?”
INFORMAN IA : “Ya iyalah Mbak. Namanya anak kalau ada
masalah ya kita pasti ngasih solusi yang terbaik buat anak kita”
Ibu Ana yang perhatian kepada Tari selalu memberikan solusi dan dukungan ketika Tari menghadapi suatu masalah. Baik itu masalah dalam perkuliahan ataupun masalah diluar perkuliahan. Ketika penulis bertemu dengan mereka, mereka terlihat sangat akrab dan dekat. Mereka sering bercanda dan bercerita satu sama lain.
PENELITI : “Terus gimana sih prestasi akademik anaknya
Tante selama ini?”
INFORMAN IA : “Eeeemmm.. Saya kira selama ini nggak ada
masalah sih.. Soalnya saya juga sering ingetin dia buat belajar, ngerjain tugas tugasnya jangan lupa gitu”
Selain perhatian dalam hal menyanyakan tugas tugas kuliah dan bagaimana perkuliahan Tari, Ibu Ana juga sering mengingatkan anaknya untuk belajar dan mengerjakan tugas tugas. Ibu Ana selalu memotivasi anaknya untuk mengerjakan tugas dan belajar.
PENELITI : “Gitu yaaa.. Terus misalnya nih yaaaa..
IPK’nya anaknya tante nurun, Tante gimana tuh?”
INFORMAN IA : “Yaaa pertama sih tak marahin dulu mbak
anaknya, terus biasanya uang jajannya juga saya potong biar nggak main terus.. Hahahaha”
IPKnya turun. Hal ini dilakukan agar anaknya, yaitu Tari selalu giat belajar agar nilainya tidak merosot.
PENELITI : “Wiih.. Gitu yaa.. Hahahaha.. Yayaya.. Terus
kalau misalnya IPK’nya anak tante ningkat gimana?”
INFORMAN IA : “Yaaa.. Biasa aja mbak.. Paling kalau dia lagi
pingin sesuatu atau minta apaaa gitu.. HP atau apa gitu biasanya saya belikan. Namanya juga ada peningkatan”
Ibu Ana juga meningkatkan motivasi belajar anaknya dengan cara memberikan hadiah. Hadiahnya adalah apa yang diinginkan oleh Tari akan dituruti oleh Ibu Ana agar anaknya tersebut tetap giat belajar dan mendapatkan IPK yang tinggi.
Wawancara selanjutnya dilakukan oleh penulis dengan anak dari Ibu Ana, yaitu Tari. Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan Tari.
PENULIS : “Gimana kedekatan kamu sama orangtua
kamu?”
INFORMAN IB : “Yaaa.. Deket.. Deket.. Sama Ibu deket. Sapa bapak nggak seberapa..”
Tari merupakan anak yang supel, ramah, dan terbuka. Pertama kali penulis bertemu dengan Tari, dia sudah banyak bercerita tentang kuliah kuliahnya. Tari juga bercerita kepada penulis bagaimana kedekatannya dengan ibunya.
PENULIS : “Jadi sering cerita-cerita gitu?”
INFORMAN IB : “He emm.. Sering”
PENULIS : “Terus kamu sering nggak sih berkomunikasi
selama tinggal disini?”
INFORMAN IB : “Sering.. Sering..”
57
PENULIS : “Seberapa sering kira kira?”
INFORMAN IB : “Eeeeemmm.. Kalau diibaratin, seminggu itu
yaaaa.. empat sampai lima kali an..”
Tari dan Ibunya sangat menjaga intensitas berkomunikasi mereka. Terlihat dari rata rata seminggu mereka berkomunikasi, kira kira empat kali dalam seminggu. Meskipun mereka tinggal berjauhan, tetapi hal tersebut tidak menjadi halangan bagi Ibu Ana dan Tari untuk berkomunikasi. Hanya saja mereka memang tidak bisa bertemu setiap hari.
PENULIS : “Oooohh.. Sering banget berarti yaa. Terus
eeemmm.. Kalau misalnya kamu cerita. SMS, Telepon, atau skype gitu, mamapapamu sering
nggak nanyain tentang perkembangan
kuliahmu?”
INFORMAN IB : “Pasti Mbak.. Pasti banget.. Itu yang pertama
kali ditanyain”
Tari mengaku bahwa orangtuanya sering membahas tentang bagaimana perkembangan kuliahnya, Tari menjawab dengan yakin bahwa orangtuanya selalu memperhatikan masalah akademiknya. Tari adalah anak yang ceplas ceplos. Tetapi dibalik semua itu, Tari adalah anak yang penurut dan sayang kepada orangtuanya.
PENULIS : “Oooh.. Gitu yaa.. Kamu ini nggak.. Sering
cerita tentang masalah masalahmu nggak? Maksudnya masalah kuliah atau masalah diluar kuliah lah?”
INFORMAN IB : “Kadaaaang.. Cerita.. Ya cerita sih..”
Tari sering menceritakan tentang masalah masalah yang dihadapinya. Baik itu masalah diluar kuliah atau masalah dalam perkuliahan. Tari merupakan anak yang terbuka kepada orangtuanya.
apa nggak?”
INFORMAN IB : “Iyaa.. Ngasih.. Ngasih solusi..”
PENULIS : “Terus gimana sih prestasi belajarmu selama
ini?”
INFORMAN IB : “Yaaa.. Lumayan lah.. Selama ini bisa
dibilang masih baik-baik saja”
PENULIS : “Terus kalau misalnya orangtuamu tau kalau
indeks prestasi’mu nurun? Gimana tuh? Mereka kayak gimana tuh?”
INFORMAN IB : “Marahin pasti.. Pasti.. Pasti.. Diomelin Ibu pasti..”
Tari mengaku bahwa ibunya akan memarahi bila ada sesuatu yang tidak beres dengan kuliahnya. Salah satunya bila IPKnya turun. Hukuman ini dilakukan agar Tari jera dan tidak mengulangi lagi.
PENULIS : “Terus kalau misalnya indeks prestasi’mu
naik, kamu diapain?”
INFORMAN IB : “Aku yang hubungin Ibu minta beliin HP
baru. Nggak nunggu Ibu yang hubungin aku, tapi aku yang hubungin ibu. Hahaha..”
Tari meminta imbalan bila nilai kuliahnya bagus dan Ibu Ana juga mengaku akan memberikan apa yang diinginkan Tari bila ada peningkatan dalam perkuliahannya.
Berikutnya adalah hasil wawancara dengan informan yang kedua. Yaitu Putri dan Ibu Dewi. Putri adalah mahasiswi yang tinggal di Rusunawa UPN “Veteran” Jawa Timur, sedangkan orangtuanya yaitu Ibu Dewi adalah seorang Ibu Rumah tangga.
PENULIS : “Kamu.. Kedekatan kamu sama orangtuamu
gimana?”
INFORMAN IIA : “Ya.. Deket.. Udah kayak temen sendiri aja
gitu.. Tapi yaaa sesopan sopannya anak ke orangtua lah”
59
Putri adalah anak yang ramai,asyik, dan memiliki banyak teman tetapi tetap sopan terhadap orang yang lebih tua.
PENULIS : “Kamu pas tinggal disini kamunikasi sama
mama papamu gimana? Pakai apa?”
INFORMAN IIA : “Yaaa.. Kadang telepon, kadang SMS, terus
kadang kita pulang langsung kesana”
PENULIS : “Oooohh gitu.. Berarti sering juga yaa.. Tapi
komunikasi sama orangtua tiap hari?”
INFORMAN IIA : “Kadang tiap hari gitu..”
PENULIS : “Eeeemmm.. Berarti sering banget ya
komunikasinya selama tinggal disini? Selama tinggal disini nggak ada masalah ya?”
INFORMAN IIA : “Iyaa.. Alhamdulillah nggak..”
PENULIS : “Terus.. Kamu ini nggak.. Selama tinggal
disini, orangtuamu sering nanyain tentang kuliahmu kayak gimana? Ada tugas tugas atau apa?”
INFORMAN IIA : “Oh ya pasti. Biasanya nanyain gimana
kuliahnya gituu.. Ya sewajarnya aja mbak orangtua nanya”
Orangtua Putri, yaitu Ibu Dewi selalu menanyakan bagaimana kuliah Putri agar tetap bisa mengontrol perkembangan kuliahnya. Putri adalah anak yang terbuka, dan sering menceritakan apa saja kepada orangtuanya.
PENULIS : “Eeeemm.. Gitu yaa.. Kamu sering cerita
nggak kalau misalnya ada masalah kuliah atau tentang masalah non kuliah gitu sering cerita nggak?”
INFORMAN IIA : “Oooh ya cerita pastinya.. Ya pasti cerita
lah..”
Selain supel, ramah, dan asyik, Putri adalah anak yang terbuka, dan sering menceritakan apa saja kepada orangtuanya. Putri mengaku bahwa masalah yang diluar kuliah pun akan diceritakan kepada ibunya.
PENULIS : “Kalau kamu cerita, orangtuamu ngasih solusi
PENULIS : “Gitu yaa.. Prestasi belajarmu selama ini gimana? Baik-baik aja?”
INFORMAN IIA : “Alhamdulillah baik mbak..”
PENULIS : “Kalau misalnya.. Misalnya niiihh.. IPK’mu
turun, orangtuamu gimana?”
INFORMAN IIA : “Ngomel! ‘kenapa kok IPnya turun? Main aja
ya?’ terus.. eeeemmm.. Gitu lah.. Paling gitu gitu”
Putri menjawab dengan yakin sambil tertawa. Ibu Putri memilih untuk memberikan punishment yaitu omelan kepada Putri bila nilai IPKnya turun. Tetapi Putri adalah anak yang bertanggung jawab. Ia akan menerima omelan ibunya ketika nilai IPKnya turun. Sehingga apa yang dikomunikasikan oleh ibunya dapat diterima dengan baik juga oleh Putri.
PENULIS : “Terus kalau IPKnya naik diapain?”
INFORMAN IIA : “Yaaa.. Bersyukur.. Ya bagus gituu..”
PENULIS : “Ooohh dipuji puji gitu ya?”
INFORMAN IIA : “He emm..”
Kemudian wawancara selanjutnya adalah wawancara dengan Ibu Dewi yang merupakan orangtua dari Putri. Wawancara dengan Ibu Dewi ini menggunakan media telepon. Berikut adalah hasil wawancaranya.
PENULIS : “Mau tahu kedekatannya Ibu sama Putri.
Deket nggak Bu?”
INFORMAN IIB : “Hemmm… Ya deket lah..”
Putri dan ibunya adalah anak dan orangtua yang dekat satu dengan lain. Mereka sering bercerita, sehingga tidak ada apa apa yang ditutupi oleh Putri.
PENULIS : “Oh gitu ya. Sering cerita cerita gitu ya Bu?”
INFORMAN IIB : “Iya..”
PENULIS : “Terus selama ini berkomunikasi sama Putri
61
dengan cara apa Bu?”
INFORMAN IIB : “Ya telepon, SMS, internet gitu”
PENULIS : “Oh gitu. Terus ada kesulitan nggak Bu
selama Putri tinggal disana? Komunikasinya kesulitan nggak Bu?”
INFORMAN IIB : “Ya kadang kadang sih”
PENULIS : “Oh kadang kesulitan gitu ya?”
INFORMAN IIB : “Iya kan jarang ketemu”
PENULIS : “Terus seberapa sering sih Ibu berkomunikasi
sama Putri Bu?”
INFORMAN IIB : “Yaaa.. Seminggu tiga kali an. Kadang saya
juga kesana”
Meskipun mengaku kesulitan untuk berkomunikasi dengan Putri, tetapi Ibu Dewi selalu menyempatkan waktunya untuk berkomunikasi melalui telepon atau SMS. Hal ini dilakukan untuk menjaga kedekatan mereka.
PENULIS : “Oh berarti lumayan sering juga yaa. Terus
kalau kesana, terus telepon, sms gitu sering nanyain perkembangan kuliahnya Putri nggak Bu?”
INFORMAN IIB : “Sering. Sering lah. Pasti tanya kok dia ada tugas tugas sama kuliahnya gitu”
Selain sering menjaga intensitas komunikasi dengan anaknya, di setiap mereka berkomunikasi, Ibu Dewi selalu menanyakan bagaimana kuliah Putri, tugas tugasnya, dan lain sebagainya sehingga Ibu Dewi bisa mengontrol kuliah Putri dan perkembangannya meskipun mereka berhubungan jarak jauh.
PENULIS : “Terus Putri sering nyeritain masalah
masalahnya? Kalo ada masalah dia cerita nggak Bu?”
INFORMAN IIB : “Sering. Sering cerita”
PENULIS : “Jadi mesti kalo ada masalah mesti cerita
Terbuka masalah’e apa gitu. Dianya, temennya, disana gimana gitu”
Putri merupakan anak yang terbuka kepada orangtuanya. Bahkan Ibu Dewi juga mengaku bahwa Putri sering menceritakan bagaimana keadaan disana, teman temannya. Sehingga Ibu Dewi pun juga mengetahui kegiatan Putri di Rusunawa tersebut.
PENULIS : “Oh gitu ya. Terus kalau misalnya Putri
cerita, Ibu ngasih solusi? Kalau dia ada masalah kan cerita, Ibu ngasih solusi nggak?”
INFORMAN IIB : “Ngasih. Ya ngasih. Saya sendiri kan
orangtuanya juga. Mau nggak mau pasti ngasih lah.”
Ketika penulis menelepon Ibu Dewi, Ibu Dewi terlihat seperti Ibu yang perhatian, tegas,tetapi tetap sayang kepada anaknya. Sehingga ketika ada masalah yang dihadapi oleh Putri, Ibu Dewi selalu memberikan solusi dan dukungan untuk Putri.
PENULIS : “Terus gimana sih prestasi akademik Putri
selama ini Bu?”
INFORMAN IIB : “Kalo prestasi sih. Prestasinya dia selama ini
baik baik aja”
PENULIS : “Masih nggak ada masalah ya?”
INFORMAN IIB : “Iya masih nggak ada masalah.”
PENULIS : “Terus kalo misalnya.. Misalnya nih ya..
IPKnya Putri menurun, gimana tuh? Ibu kayak gimana?”
INFORMAN IIB : “Ya marah lah pasti”
PENULIS : “Oh dimarahin ya..”
INFORMAN IIB : “Iya. Biar dia belajar rajin lagi. Biar nilainya
nggak jelek”
Ketika nilai Putri menurun, Ibu Dewi akan memarahi anaknya itu.
63
Ibu Dewi berharap dengan omelannya tersebut Putri akan jera dan lebih giat belajar agar tidak mendapatkan nilai IPK yang jelek lagi.
PENULIS : “Oh gitu.. Terus kalo misalnya nilai IPKnya
Putri meningkat gimana?”
INFORMAN IIB : “Ningkat ya… Yaaa.. Saya suruh ningkatin
lagi”
PENULIS : “Suruh meningkatkan suruh mempertahankan
seperti itu ya?”
INFORMAN IIB : “Iyaa”
Ibu Dewi adalah seorang Ibu yang sabar. Terlihat dari cara ia menjawab pertanyaan dan cara bertutur kata. Ketika nilai Putri mengalami peningkatan, Ibu Dewi akan tetap memberikan nasihat kepada Putri agar tetap meningkatkan dan mempertahankan nilai yang sudah bagus tersebut agar tidak merosot.
Wawancara selanjutnya adalah wawancara dengan informan ketiga yaitu Nindy dan Ibu Fitria. Nindy adalah mahasiswi UPN yang mengambil jurusan Ekonomi-Manajemen. Berikut adalah hasil wawancaranya
PENULIS : “Kedekatan kamu sama orangtua gimana?”
INFORMAN IIIA : “Yaaa.. Nggak begitu deket sih. Tapi ya
lumayan lah..”
Nindy merupakan anak yang sopan, ramah, dan pemalu. Nindy tidak cepat dekat dengan seseorang, tetapi ia tetap welcome bila ada orang baru.
PENULIS : “Gitu yaa.. Berarti kamu jarang curhat curhat
gitu ya?”
INFORMAN IIIA : “Kali kalo curhat yang penting aja. Kalo
misalkan kena marah dosen kali ya.. Hehehe..”
PENULIS : “Hehehe.. Gitu ya. Terus selama tinggal disini, kamu komunikasi sama orangtua dengan cara gimana?”
INFORMAN IIIA : “Berhubung rumahnya jauh di Lampung,
paling ya telepon,SMS, Kadang sih juga kesini.”
PENULIS : “Oooohh.. Mama papa sering kesini?”
INFORMAN IIIA : “Iyaa..”
PENULIS : “Teruuus kamu sering nggak sih komunikasi
sama orangtuamu selama tinggal disini?”
INFORMAN IIIA : “Ya lumayan sih. Kadang mama papa telepon
gitu. Kalo nggak ya saya yang telepon”
PENULIS : “Gitu yaa.. terus kalo papa mama telepon,
atau papa mama kesini sering nanyain kuliah
nggak? Tentang tugas tugas apa
perkembangan kuliah kamu?”
INFORMAN IIIA : “Pasti.. Kuliah gimana.. Terus kesehatan juga
pasti ditanyain sih. Namanya juga ngerantau jauh jauh.”
Meskipun bukan merupakan anak yang dekat dengan orangtuanya, tetapi orangtua Nindy yaitu Ibu Fitria selalu menanyakan perkembangan kuliah anaknya dan kesehatan anaknya. Nindy sudah tinggal jauh dari orangtuanya semenjak SMP. Nindy selalu berpindah pindah kota dan sekolah. Sementara ayah dan ibunya tetap berdomisili di Lampung.
PENULIS : “Gitu yaaa.. Kamu sering nggak sih nyeritain
masalah masalah kuliah kamu?”
INFORMAN IIIA : “Iyaa..”
Memang Nindy tidak menceritakan semua masalahnya karena Nindy adalah orang yang tertutup. Tetapi lain halnya dengan masalah kuliah. Nindy selalu menceritakan masalah kuliah kepada orangtuanya.
PENULIS : “Kalau misalnya cerita, apa mereka ngasih
solusi?”
65
INFORMAN IIIA : “Respect gitu ya? Pastinya ngasih solusi. Ya kalo pacaran juga ngasih solusi. Hahaha..”
Ibu Fitria selalu memberikan solusi kepada Nindy. Masalah apapun, baik itu masalah dalam perkuliahan maupun masalah diluar perkuliahan, Ibu Fitria selalu memberikan solusi dan dukungan ketika Nindy menghadapi masalah.
PENULIS : “Hahaha.. Terus prestasi belajarmu selama
ini gimana?”
INFORMAN IIIA : “Yaa.. Agak menurun ya sebenernya. Tapi ya saya berusaha untuk meningkatkan kembali lah..”
PENULIS : “Oh gituuu.. Terus kalau misalnya IPKmu
nurun gitu mama papa gimana?”
INFORMAN IIIA : “Pastinya ya kecewa lah. Soalnya kan saya
sudah jauh jauh dirantauin. Masak ya nurun. Cuma yaaa.. Yaudah mau diapain lagi..”
PENULIS : “Dimarah marahin gitu nggak?”
INFORMAN IIIA : “Nggak.. Nggak sampai segitunya. Cuma
ditanyain kenapa kok nurun.. Kamu
kebanyakan main ya?”
Ibu Fitria memilih untuk tidak memarahi atau memberi hukuman apapun kepada anaknya ketika anaknya mengalami penurunan nilai.
PENULIS : “Terus kalau misalnya IPKmu naik, itu
biasanya mama papa gimana?”
INFORMAN IIIA : “Ya pasti bangga kali kan. Tapi kan nggak ditunjukin sih. Nggak secara spontan. Yaudah ya cuma ‘Iyaa.. Ini.. Ini..’ tapi misalkan IPK saya naik, saya pasti minta apa apa tuh yang aneh aneh”
PENULIS : “Diturutin?”
INFORMAN IIIA : “Ya diturutin..”
Tetapi bila nilai IPK Nindy mengalami peningkatan, Ibu Fitria akan memberikan reward. Yaitu apa yang diinginkan oleh Nindy akan Ibu Fitria turuti.
wawancara dengan orangtua Nindy yaitu Ibu Fitria. Penulis mewawancarai Ibu Fitria melalui media telepon. Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan Ibu Fitria.
PENULIS : “Kedekatan Ibu sama Nindy gimana Bu?”
INFORMAN IIIB : “Ya lumayan deket mbak. Tapi kalo deket
banget nggak mbak. Ya sewajarnya
orangtua sama anak aja.”
Ketika penulis menelepon Ibu Fitria, Ibu Fitria adalah oarng yang terlihat tutur katanya lembut, baik, dan sopan. Tetapi memang Ibu Fitria tidak terlalu dekat dengan anaknya. Hal ini dikarenakan Nindy sudah berdomisili jauh dari orangtuanya ketika ia SMP sampai sekarang pada waktu kuliah ini.
PENULIS : “Seberapa sering Ibu berkomunikasi sama
Nindy Bu?”
INFORMAN IIIB : “Kalo komunikasi lewat media masih sering
mbak.”
PENULIS : “Oh gitu. Kalo kira kira dalam waktu
seminggu berapa kali berkomunikasi sama Nindy Bu?”
INFORMAN IIIB : “Seminggu ya kira kira dua kali atau tiga kali
kalo saya sama Nindy nggak sama sama sibuk. Tapi kalo lagi sibuk ya kadang nggak komunikasi. Cuma tanya sehat atau nggak gitu aja mbak.”
Komunikasi antara Nindy dan Ibu Fitria rata rata hanya dua kali dalam seminggu. Kadang kadang kalau mereka berdua sama sama sibuk, Ibu Fitria hanya sempat menanyakan kabar Nindy.
PENULIS : “Oh gituu. Terus tiap telepon, sms atau
67
berkomunikasi gitu, Ibu sering nanyain perkembangan kuliah Nindy nggak sih Bu?”
INFORMAN IIIB : “Oh iya pasti mbak kalau nanya tentang
perkuliahan. Apalagi kalau awal masuk semester pasti saya tanya tanya”
PENULIS : “Gituuu biasanya yang Ibu tanyain apa aja