• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KEGIATAN DAN HASIL PENGAMATAN

C. Penyajian Data Hasil Tes Siswa

2. Penyajian Data Hasil Tes Siswa Sesudah Pembelajaran Metode

Data tentang hasil tes siswa sesudah pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik diperoleh dari hasil tes yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kemampuan siswa dalam memahami kosakata-kosakata Mandarin. Tes ini dilakukan setelah siswa diajarkan sepuluh kosakata sederhana dengan menggunakan metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik. Hasil dari pengumpulan data tersebut diringkas kemudian disajikan dalam bentuk

commit to user

tabel supaya memudahkan pengkajian, dan selanjutnya dilakukan pembahasan atas data-data tersebut.

Tabel 3.46

Hasil Tes Siswa Sesudah Pembelajaran Metode Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik

No. Kelas Prestasi Belajar (Hasil Tes) Minimal Maksimal Mean

1 X2 75 90 82,5 2 X4 60 85 72,5 3 X5 70 95 82,5 4 X6 85 85 85 5 X7 80 90 85 6 X8 65 95 80 7 X9 60 95 77,5

Dari hasil data di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yaitu 95, diperoleh oleh para siswa yang duduk di kelas X5, X8, dan X9. Sedangkan nilai terendah yaitu 60, diperoleh siswa yang duduk di kelas X4 dan X9. Dengan demikian, kelas X9 adalah kelas dengan siswa yang memperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah. Sedangkan kelas X6 adalah kelas dengan siswa yang nilai tertinggi dan terendahnya sama, yaitu 85. Rata-rata nilai tertinggi dan terendah yang paling tinggi adalah kelas X6 dan X7 dengan nilai 85.

3. Penyajian Data Peningkatan Hasil Tes Siswa dalam Memahami Aksara Mandarin

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik observasi terhadap hasil tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran metode

commit to user

piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik. Berdasarkan perbandingan data hasil observasi siswa tersebut, maka diperoleh karakteristik data sebagai berikut:

Tabel 3.47

Data Peningkatan Hasil Tes Siswa dalam Memahami Aksara Mandarin No. Periode Prestasi Belajar (Hasil Tes)

Minimal Maksimal Mean

1 Sebelum pembelajaran 30 85 57,5

2 Sesudah pembelajaran 60 95 77,5

3 Selisih 30 10 20

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada post test (sesudah pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik) adalah sebesar 77,5 , meningkat sebesar 20 dibandingkan sebelum pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik (57,5). Peningkatan prestasi belajar ini menunjukkan bahwa pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik sangat baik untuk digunakan sebagai variasi dalam metode mengajar bahasa Mandarin guna memudahkan siswa memahami aksara Mandarin.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil tes dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar bahasa Mandarin siswa setelah diberi pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik. Prestasi belajar sesudah pembelajaran mencapai sebesar 77,5 atau meningkat sebesar 20

commit to user

dibandingkan sebelum pembelajaran. Peningkatan prestasi belajar tersebut membuktikan bahwa pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik sangat baik digunakan sebagai variasi metode mengajar bahasa Mandarin agar memudahkan siswa memahami aksara Mandarin.

Pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik merupakan bagian dari pembelajaran bahasa Mandarin yang menekankan tentang metode memahami aksara Mandarin secara lebih mudah dengan mempelajari asal mula lahirnya setiap aksara. Menurut Silvia (2007) Pada mulanya huruf Mandarin dibuat meniru bentuk benda atau objek yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, semisal 木 (pohon), 人 (orang), 日

(matahari), 月 (bulan), 田 (sawah), 火 (api), dan lain-lain. Huruf-huruf seperti ini

dikenal dengan sebutan piktograf, sudah dikenal sejak lebih dari 3.500 tahun lalu. Karena pembuatan berdasarkan imajinasi bentuk dirasa terbatas untuk melambangkan setiap benda, selain itu sulit menjangkau ide abstrak seperti perasaan hati, suasana jiwa, sifat-sifat, dan sebagainya, kemudian dibuatlah ideograf yang dibentuk dari penggabungan piktograf. Contoh : 日(matahari) +月 (bulan) =

明 (terang).

Dalam perkembangan selanjutnya, cara penggabungan ini dianggap kurang memadai bagi perkembangan bahasa yang demikian pesat, seiring kemajuan peradaban dan kebudayaan masyarakat. Oleh karena itu, dibuat huruf yang mengandung unsur bermakna dan unsur fenotik. Unsur bermakna menentukan makna huruf Mandarin, sedangkan unsur fenotik membantu pelafalan huruf tersebut. Penciptaan huruf Mandarin dengan metode ini memungkinkan terciptanya huruf-huruf baru yang tak terbatas. Dengan kata lain, pembelajaran ini juga turut

commit to user

melibatkan otak kanan untuk selalu aktif berimajinasi melalui gambar-gambar asal mula dan perkembangan aksara Mandarin terbentuk.

Metode ini sangat bermanfaat bagi pembelajar bahasa Mandarin untuk memahami aksara Mandarin karena juga melibatkan otak kanan dalam penerapannya. Sehingga siswa dapat lebih mudah dalam memahami makna suatu kosakata dalam aksara Mandarin.

commit to user

117 BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab- bab sebelumnya dan mengacu pada perumusan masalah, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik dapat memudahkan pembelajar pemula –dalam hal ini siswa kelas X SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011– untuk memahami makna aksara Mandarin. Setelah diberi pembelajaran dengan pendekatan metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik, siswa memiliki prestasi belajar yang tinggi (77,5)dibandingkan prestasi belajar siswa sebelum diberi metode pembelajaran piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter radikal-fonetik (57,5) atau terdapat selisih sebesar 20. Artinya, pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter radikal-fonetik lebih efektif dalam memudahkan siswa memahami makna aksara Mandarin.

2. Meode penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik kadang kala dapat membuat pembelajar semakin bingung. Adapun jalan keluar untuk mengatasi masalah ini adalah dengan cara mengkombinasikan metode ini dengan metode piktografi dan ideografi untuk membantu memahami perbedaan di antara ketiga metode serta agar dapat membandingkan ketiga metode serta hubungan dari masing-masing metode demgan metode yang lain.

commit to user

B. Saran

Dalam rangka menyumbang pemikiran untuk meningkatkan prestasi belajar Bahasa mandarin siswa maka disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Khususnya guru mata pelajaran bahasa Mandarin, hendaknya menggunakan metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal- fonetik dalam proses pembelajaran agar siswa lebih mudah dalam memahami aksara Mandarin. Metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik sebagai alternatif pembelajaran diperlukan agar siswa tidak jenuh dalam pelajaran serta berguna untuk melatih motorik siswa melalui gambar-ganbar karakter piktografi, ideografi, dan karakter gabungan radikal-fonetik sehingga pemahaman siswa terhadap materi menjadi lebih mudah dan lebih baik.

b. Diharapkan untuk berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan dan kompetensi mengajar, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan variasi metode pembelajaran dapat menjadi lebih baik. Selain itu guru diharapkan sering berlatih dalam memadukan beberapa metode pembelajaran.

2. Bagi siswa

a. Para siswa diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran agar dapat memperoleh manfaat berupa pengetahuan dan pemahaman yang lebih meningkat. Siswa harus dapat memanfaatkan kesempatan belajar dengan lebih tekun dalam mengikuti proses pembelajaran

commit to user

b. Agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, siswa diharapkan tidak ramai dan berbicara sendiri. Akan lebih baik jika siswa aktif mengikuti segala aktivitas pembelajaran dengan maksimal.

3. Bagi sekolah

Bagi pihak sekolah diharapkan untuk menciptakan lingkungan belajar dan sarana pembelajaran yang lebih lengkap, sehingga dapat membantu kelancaran proses pembelajaran. Selain itu pihak sekolah diharapkan untuk selalu mengikutsertakan para guru dalam pelatihan-pelatihan yang sering diadakan instansi-instansi terkait agar kompetensi guru lebih meningkat.

4. Bagi pengajaran berikutnya

Disarankan bagi pengajar di masa mendatang untuk dapat menguji kembali beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa dalam belajar bahasa Mandarin, khususnya penggunaan beberapa metode untuk mempermudah siswa memahami makna aksara Mandarin.

Dokumen terkait