• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterangan :

Bagian 1 : Kerangaka berfikir, pemaknaan Iklan Axis Versi “Kanjeng Mami Membeli Pisang Goreng.

Bagian 2 : Analisis menggunkan teori Semiotik John Fiske, melalui pemaknaan 12 scene iklan.

Bagian 3 : Hasil pemaknaan iklan, setelah menggunakan teori “Semiotik dalam

Iklan Axis Versi “Kanjeng Mami Membeli Pisang

Goreng “

Analisis semiotik John Fiske dalam proses pemaknaan tatanan kedua melalui petanda dan penanda dalam 12 scene dari

iklan Axis Versi

“Kanjeng Mami Membeli Pisang Goreng “

Hasil pemaknaan

Iklan Axis Versi “Kanjeng Mami

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan

dengan pertimbangan bahwa penelitian ini nantinya akan

menginterpretasikan penggambaran iklan televisi komersial. Metode penelitian berupa deskriptif dengan menggunakan pendekatan semiotik John Fiske untuk mengetahui pemaknaan secara menyeluruh media yang terkonstruksi dibalik penayangan iklanpAxis versi “Kanjeng Mami Membeli Pisang Goreng” di televisi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat peneliti dan yang diteliti. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh bersama terhadap pola – pola yang dihadapi (Moleong, 2002:5).

Peneliti ini termasuk jenis penelitian kualitatif, artinya data yang digunakan merupakan data kualitatif (data yang tidak terdiri atas angka – angka) melainkan berupa pesan – pesan visual yang terdapat pada iklan Axis versi “Kanjeng Mami Membeli Pisang Goreng” di televisi. Data – data kualitatif tersebut berusaha diinterpretasiakan denganrujukan, acuan, atau referensi – referensi secara ilmiah.

Metode penelitian kualitatif lebih banyak dipakai untuk meneliti dokumen yang berupa teks, gambar, dan suara. Untuk memahami budaya dari suatu konteks sosial tertentu. Metode kualitatif iini merujuk pada metode analisis dokumen untuk menemukan, mengidentifikasi, mengolah dan menganalisis dokumen untuk memahami makna atau signifikasi.

Dalam menganalisis data, peneliti berdasar pada semiotika John Fiske yang menggali konstruksi makna melalui kode – kode televiisi. Dengan semiotika kita berurusan dengan tanda, dengan tanda – tanda kita mencoba mencari keteraturan ditengah dunia yang centang perenang ini, setidaknya agar kita mempunyai pegangan. “Apa yang dikerjakan oleh semiotika adalah mengajarkan kita bagaimana menguraikan aturan – aturan tersebut dan membawanya pada sebuah kesadaran” (Sobur, 2003:16).

3.2 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah iklan televisi Axis. Sedangkan yang menjadi objek pada penelitian ini adalah pemaknaan pada iklan Axis versi “Kanjeng Mami Membeli Pisang Goreng” periode akhir Juni 2011.

Analisi iklan pada media televisi ini melihat penggunanaan kata – kata dalam penyampaian pesan untuk mengungkapkan pemaknaan terhadap iklan Axis versi “Kanjeng Mami Membeli Pisang Goreng” untuk menyampaikan pemaknaan kepada pemirsa televisi.

3.3. Ker angka Konseptual 3.3.1Kor pus

Korpus adalah suatu himpunan terbatas atau berbatas dari unsur yang memiliki sifat bersama atau tunduk pada atauran yang sama an karena itu dapat dianalisis sebagai keseluruhan (Arkon Dalam Ahmad, 2001:39). Di dalam penelitian kualitatif diperlukan adanya suatu pembahasan masalah yang disebut sebagai korpus. Korpus merupakan bahan terbatas pada penelitian kualitatif yang bersifat homogen. Tetapi sebagai analisis korpus bersifat terbuka pada konteks beraneka ragam, sehingga memungkinkan untuk memahami berbagai aspek dari sebuah teks pesan.

Korpus bertujuan khusus digunakan untuk analisis semiotika dan analisis wacana. Pada penelitian kualitatif ini memberikan peluang yang besar bagi dibuatnya interpretasi – interpretasi alternatif. Korpus dari penelitian ini adalah iklan Axis versi “Kanjeng Mami Membeli Pisang Goreng” di televisi.

Jumlah scene yang menjadi Korpus dalam penelitian ini adalah 12 adegan (selengkapnya ada pada lampiran) dan dialog yang merujuk pada tanda atau simbol dalam pemaknaan iklan Axis versi “kanjeng mami membeli pisang goreng” yang ada di televisi. Korpus dalam penelitian ini sebagai berikut :

Scene 1 :

3.3.1.1. Seorang ibu (kanjeng mami) ditengah keramaian pasar dengan pakaian mewah dan berkomunikasi menggunakan telepon selular mengunjungi pasar.

Scene 2 :

3.3.1.2. Terlihat kaki gadis penjual pisang goreng yang tidak memakai alas kaki

Scene 3 :

3.3.1.3. Kanjeng Mami tiba – tiba terkejut mendengar suara anak perempuan menawarkan pisang goreng dagangannya.

Scene 4 :

3.3.1.4. Dengan wajah memelas dan pakaian yang dekil, anak perempuan tersebut menjual dagangannya.

Scene 5 :

3.3.1.5. Anak perempuan tersebut menawarkan pisang goreng dagangannya kepada kanjeng Mami dengan harga Rp.1000.

Scene 6 :

3.3.1.6. Kanjeng Mami menawarnya dengan harag Rp.350, dan tiba – tiba gadis terssebut pingsan

Scene 7 :

3.3.1.7. Kanjeng Mami kaget dengan tiga ekspresi yang berbeda melihat anak perempuan itu pingsan.

Scene 8 :

3.3.1.8. Kanjeng Mami akhirnya menelpon ke – tiga temannya dengan provider GSM yang berbeda dengan kebingungan.

Scene 9 :

3.3.1.9. ke – tiga teman kanjeng mami, menggunakan operator GSM yang berbeda.

Scene 10 :

3.3.1.10. Kanjeng Mami menghibur gadis penjual gorengan itu dengan parade karnaval, bersama ketiga teman Kanjeng Mami.

Scene 11 :

3.3.1.11. Gadis penjual gorengan itu akhirnya gembira dan tidak menangis lagi, setelah melihat karnaval.

Scene 12 :

3.3.1.12. Kanjeng Mami bersama ketiga temannya terlihat akrab, setelah mengadakan karnnaval.

3.3.2 Definisi Oper asional 3.3.2.1 Repr esentasi

Representasi berasal dari kata bahasa inggris represent yang berarti bertindak sebagai perllambang atau sesuatu. Representasi juga sebagai proses dan hasil memberi makna khusus pada tanda. Representasi adalah konsep yang digunakan dalam proses pemaknaan melalui sistem yang ada. Tanda – tanda tersebut antara lain tersaji dalam dialog, tulisan, fotografi, video, film, tayangan televisi dan lain sebagainya (Juliastuti, 2000). Proses pemaknaan tersebut adalah simbol atau tanda yang ada pada iklan Axis yang ada di televisi.

3.3.2.2 Simbol atau Tanda

Tanda itu sendiri terdiri atas studi tentang berbagai tanda yang berbeda, yaitu berbeda dalam penyampaian makna dan cara tanda – tanda itu terkait dengan manusia yang menggunakannya. Tanda adalah konstruksi manusia dan hanya bisa dipahami dalam artian yang menggunakannya. Tanda juga merupakan sesuatu bagi seseorang untuk mewakili sesuatu dalam kaitan atau kapasitas tertentu. Menurut Charles Sanders Peirce, tanda adalah sesuatu bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam suatu kaitan tertentu.

Sedangkan simbol merupakan sebuah obyek yang berfungsi sebagai sarana untuk mempresentasikan sesuatu hal yang berdifat abstrak,, misalnya burung merpati sebagai simbol perdamaian. Menurut Charles

Sanders Peirce, simbol merupakan tanda yang hadir karena mempunyai hubungan yang suudah disepakati bersama atau sudah memiliki perjanjian antara penanda dan petanda. Simbol juga merupakan suatu tanda atau gambar yang mengingatkan kita kepada penyerupaan benda yang kompleks yang diartikan sebagai sesuatu yang dipelajari dalam konteks budaya yang lebih spesifik atau lebih khusus.

3.4 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah tanda – tanda atau pesan yang ada dalam iklan Axis versi “Kanjeng Mami Membeli Pisang Goreng” di televisi berupa pemaknaan tentang apa yang terjadi dalam visual (setting, wardrobe, property, tagline, camera angel, sound) tersebut, kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan pendekatan semiotik John Fiske, dengan pembagian level tanda lambang sebagai berikut :

1. Level pertama adalah Reality (realitas), adalah suatu pesan yang dikode dimana kenyataannya disesuaikan berdasarkan kebudayaan kita. Kode sosialnya antara lain, appearance (penampilan), dress (kostum), make up (riasan), environment (lingkungan), behaviour (kelakuan), speech (dialog), gesture (gerakan), expressions (ekspresi), sound (suara) yang terdapat pada film “Rumah Dara”.

2. Level kedua representation (representasi), adalah kode-kode sosial yang sudah ditetapkan berdasarkan realita yang sudah

ditetapkan dan benar di dalam sebuah medium yang sudah di ekspresikan. Kode sosial antara lain camera (kamera), lighting (pencahayaan), editing (perevisian), music (musik), sound (suara) yang terdapat pada film “Rumah Dara”.

3. Level ketiga adalah Ideology (ideologi), adalah ideologi tidak hanya berisi kompleksitas arti sebuah pesan dimana sebuah pesan yang dangkal ternyata mempunyai arti yang lebih dalam dan mempunyai efek buat penontonnya. Kode sosialnya antara lain, narrative (narasi), conflict (konflik), character (karakter), action (aksi), dialogue (dialog), casting (pemeran) yang terdapat pada film “Rumah Dara”.

Sehingga didapat pemaknaan menyeluruh dari tampilan iklan tersebut. Dengan jalan cerita pada take pertama. Seorang ibu yang berada di pasar sedang telepon dengan temannya, tiba – tiba ada seorang anak perempuan menjual pisang goreng dengan dandanan dekil menawarkan pisang goereng kepada ibu tersebut. Ibu tersebut menanyakan berapa harga pisang goreng yang dijualnya, penjualpun memberi harga Rp. 1000, namun ibu tersebut menawarnya dengan harga Rp. 350. Penjual pisang goreng akhirnya menangis karena dagangannya ditawar dengan harga Rp. 350. Karena anak itu menangis, ibu yang berdandan mewah itu akhirnya menelepon ke- tiga teman – temannya denagan operator yang berbeda, bisa dilihat dari ikon yang ditampilkan.

Mengapa iklan Axis mengunakan makanan pisang goreng sebagai alat penawaran, karena pisang goreng adalah makanan yang sudah lama dikenal oleh masyarakat. Sehingga Axis menganalogikan pisang goreng sebagai operator GSM lain yang tarifnya jga Rp. 1000.

Iklan Axis yang ada di televisi denagn durasi 30 detik ini, secara keseluruhan dikemas berupa paradigma dan sintagma yang tedapat pada level realitas dan level representasi. paradigma adalah sekumpulan dari sign yang merupakan anggota dari kategori – kategori yang didefinisikan namun tiap – tiap sign tersebut mempunyai makna yang berbeda – beda. Sedangkan sintagma adalah kombinasi dari sign yang berinteraksi sesuai dengan yang kita inginkan yang membentuk sebuah makna secara keseluruhan dan biasanya disebut sebagai rantai (Chandler, 2002:www.aber.ac.uk).

3.5 J enis Sumber Data

3.5.1 Sumber Data Pr imer

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Iklan Axis Versi “kanjeng Mami Membeli Pisang Goreng” yang ada di Televisi. Iklan tersebut saya unduh lewat Youtube dengan formatFLV (flash video file), dan dibagi menjadi 12 (dua belas) scene. Pembagian scene atau adegan ini membuat lebih mmudah dalam menemukan dan mengambil data berupa gambar – gambar dalam iklan tersebut yang digunakan dalamm penelitian ini.

3.5.2 Sumber Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah bahan-bahan tambahan dari sumber-sumber tertulis di beberapa media seperti buku, majalah, internet. Sumber bahan ini dapat melengkapi informasi atau keterangan yang diperlukan sebagai data pelengkap.

3.6 Tek nik Pengumpulan Data

Teknik penumpulan data dalam penelitian ini adalah berasal dari data primer dan sekunder.

Pertama dengan pengumpulan data primer, yaitu penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati iklan Axis Versi “Kanjeng Mami Membeli Pisang Goreng” yang tayang di televisi secara langsung untuk selanjutnya dianalisis berdasarkan landasan teori John Fiske dan interpretasi penulis. Data dari hasil penelitian ini digunakan untuk mengetahui pemaknaan dalam iklan Axis Versi “Kanjeng Mami Membeli Pisang goreng” di televisi kedalam sistem tanda komunikasi berupa bebrapa adegan dan teks yang ada.

Kedua dengan menggunakan data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan berasal dari bahan referensi atau studi pustaka, seperti buku, jurnal, artikel, dan internet yang berkaitan dengan objek kajian yang diteliti. selanjutnya dari hasil pengamatan pemaknaan yang terdapat pada visualisasi iklan dan data yang diperoleh akan dianalisis berdasarkan studi semiotik menurut John Fiske.

3.7 Tek nik Analisis Data

Metode yang digunakan sebagai pendekatan dalam menganalisis data penelitian ini adalah analisis semiotik John Fiske yang membagi iklan tersebut menjadi beberapa level utama, yaitu level realitas, level representasi dan level ideologi. Kemudian tanda tersebut dianalisis dengan menggunakan kerangka analisis semiotik John Fiske. Analisis ini terbagi menjadi tiga level yaitu :

1. Level Reality (realitas),

Kode sosialnya yang termasuk dalam level pertama ini yaitu meliputi appearance (penampilan), dress (kostum), make up (riasan), environment (lingkungan), behaviour (kelakuan), speech (dialog), gesture (gerakan), expressions (ekspresi), sound (suara) yang terdapat pada iklan Axis versi “kanjeng mami membeli pisang goreng”.

2. Level representation

Dalam level kedua ini, kode-kode yang termasuk didalamnya antara lain berkaitan dengan kode-kode teknik, seperti camera (kamera), lighting (pencahayaan), editing (perevisian), music (musik), sound (suara) yang terdapat pada iklan Axis versi “kanjeng mami membeli pisang goreng”.

3.Level Ideology (ideologi),

Kode-kode yang termasuk dalam level ketiga yaitu, narrative (narasi), conflict (konflik), character (karakter), action (aksi),

dialogue (dialog), casting (pemeran) yang terdapat pada iklan Axis versi “kanjeng mami membeli pisang goreng”.

Setelah itu menyimpulkan pemaknaan yang terdapat pada iklan Axis Versi “kanjeng Mami Membeli Pisang Goreng”, dan dari visualisasi tersebut kedalam beberapa scene dan beberapa shot potongan visual iklan.

SCENE I SCENE 2 SCENE 3

SCENE 4 SCENE 5

scene I : Kanjeng Mami : “Tenang – tenang..,,bereslah itu..”

Scene 2 : Tiba – tiba terdengar suara gadis kecil penjual pisang goreng (dengan awal datang memperlihatkan kakinya yang tanpa alas kaki).

Scene 3 : (Ditengah telepon, Kanjeng Mami terkejut mendengar suara Anak Perempuan).

Scene 4 : Anak Perempuan : “Pisang Goreng..!!!”

(Dengan wajah memelas serta pakaian yang dekil menjual Pisang Goreng).

Scene 5 : Lalu Anak Perempuan tersebut menawarkan Pisang Goreng dagangannya kepada kanjeng Mami.

anak perempuan : “Bu..,Pisangnya bu..!” Kanjeng Mami : “Berapa satunya sayang..?” Anak Perempuan : “Seribu bu..!!!”

SCENE 6

Scene 6 : Kanjeng Mami : (Menawar Pisang Goreng itu dengan

ekspresi dan nada kasihan)

“Tigaratus Limapuluh boleh nggak..??” (Melambangkan tarif axis, dengan telepon ke semua opertor)

Mendengar Kanjeng Mami menawar, Anak Perempuan itu tiba – tiba pingsan, dan berkata :

SCENE 7

Scene 7 : Kanjeng Mami : (Menjadi kaget dengan 3 ekspresi yang

berbeda seperti diatas)

SCENE 8

Scene 8 : Kanjeng Mami langsung bingung mondar – mandir melihat

gadis kecil itu menangis, lalu menghubungi ketiga temanya dengan operator yang berbeda pula.

SCENE 9

Scene 9 : (Setelah Kanjeng Mami menelepon ke – tiga temannya dengan

operator yang berbeda pula, Anak Perempuan tersebut gembira setelah ke – tiga teman Kanjeng Mami menghibur dengan karnaval yang sangat meriah).

SCENE 10

Scene 10 : Kanjeng Mami menghibur gadis penjual gorengan itu dengan

SCENE 11

Scene 11 : Gadis penjual gorengan itu akhirnya gembira dan tidak menangis lagi setelah melihat karnaval.

SCENE 12

Scene 12 : Kanjeng Mami bersama ketiga temannya terlihat akrab, setelah mereka mengadakan karnaval.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambar an Umum Objek dan Penyajian Data

4.1.1. Gambar an Umum Pr ovider Axis

Axis adalah Provider yang didukung sepenuhnya oleh perusahaan telekomunikasi yang berasal dari Arab Saudi dengan nama perusahaan Saudi Telecom Company (STC). Saudi Telecom Company merupakan perusahaan telekomunikasi global yang tersebar di – 10 negara di dunia, negara tersebut diantaranya, Turki, Yordania, Afrika Selatan, Libanon, Arab Saudi,Bahrain, Kuwait, India, Malaysia, dan Indonesia. Komitmen jangka panjang STC untuk mengembangkan industri telekomunikasi di Indonesia baru – baru ini dibuktikan dengan kepemilikannya di Axis hingga 80 – persen. Hanya dalam waktu tiga tahun beroperasi, Axis telah menginvestastasikan satu milyar Dolar Amerika, dan telah menjangkau lebih dari 80 – persen populasi yang ada di Indonesia, dimana produk dan layanannya tersedia lebih dari 400 kota. Rencana konkret Axis dalam waktu dekat akan membangun lebih dari 9000 base Transceiver Station (BTS) tambahan dalam waktu 3 – tahun.

Axis adalah operator GSM nasional dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia. Perusahaan ini menyediakan layanan 2G, 3G, dan Blackberry secara nasional dan menjangkau seluruh dunia melalui lebih dari 300 mitra roaming internaiional di lebih dari 150 negara. Axis memiliki misi untuk

mewujudkan layanan telepon, SMS, data dan fitur – fitur layanan lain yang tersedia dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia. Perusahaan ini meluncurkan layanannya pada 28 Februari 2008 dan memperkenalkan pendekatan yang berbeda pada penawarannya melalui produk dan layanan yang sederhana, mudah dipahami dan tarif yang transparan. Axis juga menantang norma pasar dengan menghadirkan penawaran yang jujur tanpa syarat dan ketentuan tersembunyi. Kerajasam yang inovatif dan investasi yang berkelanjutan mempercepat ekspansi perusahaan dan memposisikan Axis sebagai brand nasional yang menjangkau lebih dari 80 persen populasi di Indonesia, meliputi Jawa, Bali, Lombok, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. layanan Axis kini tersedia di lebih darii 400 kota di seluruh Indonesia, dan kini sebagai operator keempat di Indonesia dalam hal luas wilayah jangkauan.

Axis masih tergolong provider baru di Indonesia. Namun sudah mempunyai tempat tempat tersendiri dihati penggunanya sebagai provider baru. Axis mempunyai tag line yang berbunyi “GSM yang baik”, karena Axis merupakan provider dengan termurah dibandingkan dengan provider yang sudah lama ada. Pangsa pasarnya pun tidak terbatas, mulai dari anak – anak muda hingga orang tua menggunakan Axis. Namun kebanyakan target pasarnya lebih kepada anak muda, yaitu usia 17 – 21 tahun yang masih memiliki keuangan terbatas. Disinilah Axis menjadi solusi untuk provider termurah. Promo yang ditawarkan Axis sangat beragam sejak

mulai pertama kali berdiri hingga saat ini, sehingga Axis tetap eksis hingga saat ini dan menjadi prioritas penggunanya.

Selain promo yang ditawarkan, dalam beriklan Axis juga mempunyai ciri khas dalam menyampaikan pesannya. Sehingga dapat diingat oleh setiap pemirsa televisi yang meyaksikan iklan Axis. Diantara ciri khas tersebut adalah cerita yang lucu, menarik untuk ditonton, dan sedikit aneh yang mengandung sebuah makna dalam penyampaian pesan tersebut. dengan konsep pemaknaan, lambang, simbol, dan ikon serta berkaitan dengan keunikan daya tarik membuat penasaran pemirsa televisi. Iklan terbaru Axis saat ini dengan mengambil tema “Axis Hematnya ke Semua Operator” dan memakai judul versi Kanjeng Mami. Mengapa Kanjeng Mami? karena tokoh utama dari iklan ini adalah nama yang top dengan sebutan Kanjeng Mami dalam serial komedi “Awas ada Sule. Dalam iklan Axis terbaru ini, Axis menyampaikan pesannya sama dengan konsep iklan Axis terdahulu. Dengan mengedepankan tarif Axis yang paling murah dibandingkan dengan provider – provider yang ada. Iklan yang terbaru ini juga tidak luput dari tren saling menyindir antar provider. disana terlihat tiga model yang berperan sebagai Sule, Sule adalah ion dari provider Kartu As. Ada lagi model yang berperan sebagai sebagi Andien, Andien adalah ikon dari provider Mentari, dan terakhir model yang berperan sebagai Kunti ikon dari provider XL.

4.1.2 Penyajian Data

Cerita dari iklan ini adalah berawal dari seorang ibu yang lebih dikenal dengan sebutan Kanjeng mami sedang berkomunikasi lewat telepon selular dengan dandanan yang mewah khas busana perempuan kaya berbadan besar berada di sebuah pasar, lalu lalang terlihat di pasar itu. Ketika sedang asik telepon, tiba – tiba terdengar suara anak kecil yang menawarkan dagangan pisang gorengnya.

Kanjeng Mami menjadi kaget ketika mendengar suara tersebut. Setelah itu, anak perempuan tersebut menawarkan pisang goreng dagangannya kepada Kanjeng Mami. Lalu anak perempuan itu menawarkan pisang gorengnya dengan harga Rp.1000, namun ibu tersebut menawarnya dengan harga Rp.350, tiba – tiba penjual pingsan goereng itu pingsan, karena tidak mau ditawar dengan harga Rp.350. Setelah pingsan, lalu dia menangis, sehingga membuat Kanjeng Mami menjadi gugup dan kebingungan.

Dengan selular di tangan, Kanjeng mami lalu menghubungi ke – 3 temannya dengan operator GSM yang berbeda pula. Setelah dihubungi, ke – 3 teman Kanjeng Mami membuat sebbuah parade karnaval untuk menghibur anak perempuan tersebut, sehingga tidak manangis lagi. Karnaval tersebut membuat anak itu gembira dan tidak menangis lagi.

Pemaknaan simbol atau tanda yang diambil disini adalah pisang goreng dan ke – 3 teman Kanjeng Mami yang melambangkan pengguna provider yang berbeda – beda pula.

4.2 Analisis Data Scene I

4.2.1 Kanjeng Mami berada di sebuah pasar

Level Realitas :

- Penampilan (kostum dan make up)

Kanjeng Mami menggunakan pakaian long dress mewah warna ungu seperti warna kebesaran Axis dengan dandanan yang sangat glamor untuk ukuran orang berbadan besar, serta rambut yang disanggul dipadukan dengan make up yang minimalis dan tidak terlalu menor atau berlebihan.

Kanjeng Mami yang mengunjungi pasar adalah diumpamakan Axis. Axis merupakan salah satu provider terbesar di dunia yang memberanikan diri masuk ke pasar telekomunikasi Indonesia. Warna ungu adalah warna kebesaran Axis yang artinya sebuah transformasi, yaitu transformasi sebuah provider yang menawarkan tarif termurah dari provider yang ada sebelumnya. Glamor disini diartikan bahwa Axis merupakan perusahaan multi nasional yang tersebar di beberapa

negara di dunia, dan minimalisnya adalah Axis berkomitmen untuk menawarkan produk yang ekonomis, sehingga dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Mengapa memakai model berbadan besar? sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa Axis merupakan perusahaan provider multi nasional.

- Setting

Suasana berada di pasar yang ramai, terlihat ada kegiatan seseorang yang lalu – lalang yang terkesan pasar tersebut ramai.

Pasar merupakan tempat berkumpulnya para penjual dan pembeli dari berbagai kalangan, begitu juga dengan Axis, Axis merupakan provider yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Level Repr esentasi :

- Camer a Long Shot (LS)

Gambar yang diambil menunjukkan bahwa Kanjeng Mami berada di pasar, dengan terlihatnya orang yang lalu – lalang membuat kesan ramai. Pasar merupakan tempat kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen kepada konsumen (H. Nystrom).

- Teknik Editing (Cut)

Cut disini mengambil pada point of view nya, yaitu masuknya pedagang pisang goreng dengan perpindahan gambar dari Kanjeng Mami ke penjual pisang goreng, dengan fokus awal pada kaki si penjual pisang goreng yang tidak memakai alas kaki (pada Scene 2).

Begitu juga dengan Axis yang selalu cepat dalam setiap up date promosinya, selalu tepat dalam setiap momen untuk lebih mendekatkan diri pada setiap konsumennya. Sehingga momen tersebut sangat tepat untuk promosi produk.

Level Ideologi :

- Dialog :

Kanjeng Mami : (Kanjeng Mami sedang berbicara melalui telepon

Dokumen terkait