• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Penyajian Data

Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 3 bulan, dan selama waktu penelitian tersebut peneliti melakukan riset kepustakaan tentang topik permasalahan yang dibahas oleh peneliti, seperti mencari beberapa judul film televisi sinema pintu taubat siang di indosiar yang memiliki kehidupan dalam berumah tangga yang banyak melibatkan kekerasan rumah tangga,dan perilaku menyimpang sesuai masalah yang diangkat oleh peneliti. Dan sebagaimana yang sudah ditetapkan, subyek penelitian yang dijadikan informan tidak dapat dibatasi atau ditentukan berapa jumlahnya, tetapi dipilih 6 informan saja yang dianggap mengetahui, memahami permasalahan yang terjadi sesuai ketentuan peneliti ini.

Dalam penelitian ini, peneliti mengeksplorasi Reception Analysis ibu rumah tangga tentang penerimaan kekerasan dalam rumah tangga pada sinema pintu taubat siang di indosiar. Data diperoleh dengan melakukan in depth interview ( wawancara

mendalam) dan FGD ( Focus Group Discussion ) yang dilakukan terhadap ibu rumah tangga yang menonton sinema pintu taubat minimal pernah mnonton dua kali. Wawancara dilakukan ketika sebelum FGD guna mengetahui tingkat pengetahuan informan pada progam film tersebut. FGD dilakukan secara langsung bertatap muka dan berdiskusi dengan para informan dengan tujuan untuk mengetahui pemaknaan, argument, pesan verbal dan non verbal informan serta situasi saat diskusi berlangsung.

Peneliti telah menentukan enam narasumber yang akan digunakan dalam penelitian ini. Ketujuh narasumber tersebut merupakan ibu rumah tangga yang masuk dalam kategori usia 17 – 50 untuk ibu rumah tangga domestik yang siang hari senang menyaksikan film televisi dan diterpa oleh film sinema pintu taubat yang hadir di layar televisi setiap harinya. Dari enam informan ibu rumah tangga tersebut berbeda status sosial dari segi pendidikan ialah dua orang pendidikan akhir S1, satu lulusan Sekolah Menengah Pertama, satu lulusan SMA ekonomi sedang penghasilan kurang lebih dari 2.000.000 per bulan tergolong ekonomi sedang, dua lulusan SMA ekonomi sedang penghasilan lebih dari 2.000.000 per bulan tergolong ekonomi tinggi.

4.3.1 Ketertarikan Ibu Rumah Tangga Dalam Menonton Televisi

Televisi adalah media massa yang eksistensinya tidak diragukan lagi, televisi sudah menjadi bagian dari aktivitas manusia. Televisi sebagai media yang muncul belakangan dibanding media cetak dan radio, ternyata memberikan nilai yang sangat spektakuler dalam sisi – sisi pergaulan hidup manusia serta sebagai aktivitas pengisi waktu luang yang paling populer.

Ibu rumah tangga domestik tentu banyak beraktivitas dalam rumah, dimana film sinema siang menjadi teman ketika memasak ataupun menunggu suami dan anak. Berikut ini data informan ketika peneliti mengajukan pertanyaan, apakah anda pernah menonton film televisi sinema pintu taubat siang di indosiar.

INFORMAN I Nur Hayati (45 tahun )

“Ya saya suka menonton televisi , film sinema pintu taubat pada siang hari saat dirumah, film yang menggambarkan orang jahat , tapi dibalik semua itu ada balasannya.”

INFORMAN II Nuriyati (49 Tahun)

“Ya, saya suka film itu. Karena film itu dapat diambil hikmanya bahwa, Memberi contoh kepada penonton agar tidak bersikap tercelah dan mencontoh perilaku yang baik, karena itu untuk pacuan mendidik keluarga dan anak ”

INFORMAN III Nur Maharani (47 Tahun)

“ya, saya kadang- kadang lihat, sinema pintu taubat di indosiar itu film yang diambil dari kisah nyata , terkadang emang ada di kehidupan rumah tangga orang-orang, namun saya tidak suka dengan orang yang jahat-jahat biasanya di film itu, karena tidak tega”

INFORMAN IV Kasiati (50 Tahun)

“ya, film yang tentang orang islam itu kan!..saya melihat film itu terkadang sambil masak atau setrika.., saya sukanya hanya pemeran baik saja, kalau yang jahat tidak medidik penontonya ”

INFORMAN V Yeti (37 Tahun)

“Ya. Saya kadang melihatnya. Tapi, saya tidak suka menonton film itu”

INFORMAN VI Alimah (45 Tahun)

“ya, saya melihat film itu. Film yang selalu ada orang jahat-jahatnya, jadi saya tidak seberapa suka dengan film itu, membuat hati ikut penasaran”

Keenam informan tersebut semua pada siang hari sambil beraktivitas dirumah , mereka melihat film televisi tersebut namun memiliki perbedaan alasan, ada yang melihat karena senang, ada juga hanya melihat film itu tapi tidak suka denga isi film tersebut. informan I, IV. VI, mengetahui adanya film sinema pintu taubat siang dari yang mereka tangkap walau hanya melihat dari sisi pandangan mereka, mereka sudah mepersepsikan bahwa film tersebut adalah “film yang ada orang jahatnya” hal itu dikarenakan film itu tayang setiap harinya berganti judul tetapi jalan ceritanya cenderung sama, dan berulang. Dan banyak dari cerita FTV mengangkat cerita kehidupan cinta, keluarga dan religi. Peneliti mengangkat film televisi religi yang didalamnya terdapat kekerasaan atau perilaku negatif kepada informan ibu rumah

tangga, karena peneliti ingin mengetahui bagaimana perasaan informan ketika melihat isi dari film sinema pintu taubat siang.

INFORMAN I Nur Hayati (45 tahun )

“gak suka karena tidak mencontohkan kepada kita agama dan anak-anak, dan tidak baik untuk remaja ”

INFORMAN II Nuriyati (49 Tahun)

“Tidak suka, karena dibenci oleh allah”

Informan I Dan II sebenarnya senang melihat film tersebut, tetapi informan ini tidak setuju dengan adanya film yang berisi kekerasan dalam rumah tangga, tidak suka dengan adanya film ini.

INFORMAN III Nur Maharani (47 Tahun)

“ sangat sedih karena melihat suami teraniyaya, padahal suami sudah bertanggung jawab terhadap keluarga”

INFORMAN IV Kasiati (50 Tahun)

“tidak cocok, filmnya membuat suasana ikut marah, ikut sedih sehingga terbawa suasana”

INFORMAN V Yeti (37 Tahun)

“sedih, jangan sampai keluarga kita seperti itu”

INFORMAN VI Alimah (45 Tahun)

“kurang setuju, karena dia tidak menunjukkan sebagai istri yang sholeha”

Dari jawaban informan , informan saat menonton film sinema pintu taubat sesuai pertanyaan peneliti bahwa informan terbawa suasana seperti pendapat informan III “sangat sedih karena melihat suami teraniyaya, padahal suami sudah bertanggung jawab terhadap keluarga” sedangkan informan ke IV bahwa “ filmnya membuat suasana ikut marah, ikut sedih sehingga terbawa suasana” hal ini peneliti menyimpulkan bahwa isi film sinema pintu taubat yang ditayangkan membawa suana perasaan ibu-ibu rumah tangga atau khalayak yang menontonnya.

Film televisi sinema pintu taubat ini banyak menceritakan tentang kehidupan rumah tangga yang penuh kekejaman adanya penganiyayaan anak,orang tua, pembantu, kekerasan, pemerkosaan anak,pembantu, pembunuhan, perselingkuhan, perceraian, hamil diluar, poligami, kesombongan, kikir, keserakahan dan membedakan antara si kaya dan si miskin. Dan juga ada sebaliknya film ini menggambarkan manusia atau seseorang yang beriman dan taat beragama misalnya rajin sholat, mengaji, rendah hati, sabar dan dermawan, wanita yang taat beragama, patuh pada suaminya dan menyayangi anak-anaknya. Dalam film tersebut menceritakan fenomena kehidupan dalam sehari-hari yang menggambarkan balasan (azab) dari tuhan secara langsung sesuai dengan perbuatannya masing-masing. Dari

sinilah peneliti mengangkat nilai kekerasan rumah tangga dalam film sinema pintu taubat siang di indosiar.

4.3.2 Permasalahan kekerasan Dalam Rumah Tangga dalam film.

Kekerasan dalam film televisi yang disajikan oleh peneliti hanya sebagian yaitu, judul film sinema pintu taubat yaitu “ Lupa Jadi Ibu” dan “ Suami Cacat Yang Teraniyaya ” kedua film tersebut menceritakan masalah kehidupan rumah tangga yang menyimpang dimana perilaku negatif seorang ibu (wanita) tidak layak dicontoh, dia melalaikan tugas menjadi seorang ibu atau istri. Peneliti mereview kembali tayangan FTV ini dengan memutar secara singkat beberapa adegan yang terkait dengan bagaimana pendapat informan ketika, didunia nyata dalam kehidupan berumah tangga seperti isi film tersebut benar-benar terjadi.

INFORMAN I Nur Hayati (45 tahun )

“saya tidak bersependapat dengan kehidupan dalam isi film itu, mudah-mudahan dikehidupan saya tidak terjadi”

INFORMAN II Nuriyati (49 Tahun)

“tidak suka, jangan sampai didunia nyata ada seperti itu ”

INFORMAN III Nur Maharani (47 Tahun)

“banyak sisi negatifnya soalnya sesuatu perilaku yang buruk biasanya cepat nular, akan tetapi perilaku yang baik sulit dicontoh pada masyarakat ”

INFORMAN IV Kasiati (50 Tahun)

“tidak sependapat, karena filmnya jika di tayangkan bagi kehidupan rumah tangga bisa merusak moral ”

INFORMAN V Yeti (37 Tahun) “sangat menyedihkan ”

INFORMAN VI Alimah (45 Tahun)

“ kasihan kalau benar-benar ada ibu lupa diri seperti itu”

4.3.3 Perilaku Negatif Dalam Film

Dalam pemutaran dua film sinema pintu taubat tersebut, film ini memiliki dua kesamaan cerita yaitu sama-sama menggambarkan peran negatif yang di lakukan oleh seorang istri. Maka peneliti memberikan pertanyaan menurut pendapat informan, apa sisi negatif dalam cerita film tersebut.

INFORMAN I

Nur Hayati (45 tahun )

“ sebagai seorang istri yang kurang bersyukur apa yang dikasih suami, masih kurang dan istrinya selingkuh”

INFORMAN II Nuriyati (49 Tahun)

“seorang istri yang tidak bersyukur dan selalu menuntut suami atau tidak bisa menerima keadaan suaminya”

INFORMAN IIINur Maharani (47 Tahun)

“istri yang tidak mau bersyukur terhadap suaminya akhirnya dia menerima akibatnya”

INFORMAN IV Kasiati (50 Tahun)

“tidak terima suami cacat sehingga mencari lelaki lain untuk mencari kebhagian sendiri ”

INFORMAN V Yeti (37 Tahun)

“ istri yang tidak mau bersyukur punya suami yang sabar dan sayang padanya ”

INFORMAN VI Alimah (45 Tahun)

“ istri imamnya kurang, karena masalah ekonominya kurang sehingga menjadi wanita panggilan”

4.3.4 Perilaku Positif Dalam Film

Dalam pemutaran dua film sinema pintu taubat tersebut, film ini memiliki dua kesamaan cerita yaitu sama-sama menggambarkan peran negatif yang di lakukan oleh seorang istri. Maka peneliti memberikan pertanyaan menurut pendapat informan, apa sisi positif dalam cerita film tersebut. karena dalam film ini terdapat peran positif dan baik seorang suami atau anak yang mengambarkan sebuah kesabaran dalam menghadapi sebuah cobaan hidup. Hal tersebut berguna supaya peneliti dapat mengukur penerimaan informan terhadap film sinema pintu taubat siang.

INFORMAN INur Hayati (45 tahun )

“biarpun cacat dia berusaha tegar dan sabar menghadapi rumah tangganya”

INFORMAN II Nuriyati (49 Tahun)

“ walaupun keadaan terhimpit ekonomi tapi masih berusaha membuka lapangan pekerjaan dengan cara menjadi tukang service ”

INFORMAN III Nur Maharani (47 Tahun)

“ ketabahan suami yang membuat suami bisa bertahan untuk menghadapi kehidupan ini”

INFORMAN IV Kasiati (50 Tahun)

“ sang suami tetap tabah dan tidak putus asa, dan dia masih tetap bekerja dan istri akhirnya sadar dan meminta maaf kepada sang suami”

INFORMAN V Yeti (37 Tahun)

“ suami tetap sabar dan tegar , tapi anaknya tetap sayang pada ortunya”

INFORMAN VI Alimah (45 Tahun)

“ dia tetap berusaha untuk mencarikan nafkah anak dan istrinya ”

Dengan hasil jawaban informan mengenai dua pertanyaan saat FGD , peneliti memberi dua pertanyaan dari perilaku negatif dan perilaku positif dalam tayangan film televisi sinema pintu taubat siang di indosiar , maka informan menjawab seperti pernyataan diatas, maka peneliti memahami penerimaan dan pemaknaan khalayak ( ibu rumah tangga ) atas dua judul film “ Lupa Jadi Ibu ” dan “Suami Cacat Yang Teraniyaya ”yang ditayangkan oleh peneliti.

Dokumen terkait