BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
5. Penyajian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.45
Akuntansi menghasilkan informasi tentang peristiwa atau transaksi yang telah terjadi, yang tentunya berguna untuk pengambilan keputusan dimasa depan. Hasil akuntansi yang diolah adalah laporan keuangan.
Penyajian laporan keuangan adalah tindakan penting dalam pelaporan keuangan. Penyajian laporan keuangan ini mengakui dan mengukur transaksi, kejadian, dan saldo serta selanjutnya melaporkannya sesuai dengan aturan kepada pengguna. Penyajian laporan keuangan untuk memudahkan analisis dan perbandingan dalam laporan keuangan. IAI mensyaratkan bahwa laporan keuangan harus menyajikan secara wajar dalam laporan posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas perusahaan. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban. (Nelson Lam dan Peter Lau, 2014:198)
Berdasarkan PSAK No.45 (Revisi 2011:5) laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan, laporan aktivitas, laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan dan catatan atas laporan keuangan. Dijelaskan sebagai berikut:
a. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan pada ada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, yaitu terkait secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi mengenai sifat
dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.
PSAK No. 45 (Revisi 2011: 7) mengatur batasan permanen, seperti tanah atau karya seni tertentu yang diberikan untuk tujuan tertentu, yang tidak boleh dijual atau dibatasi penggunaannya secara permanen atau aset bersih yang tercantum dalam catatan atas laporan keuangan. Batasan permanen jenis kedua berasal dari hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi.
PSAK No. 45 (revisi 2011: 7) menjelaskan bahwa untuk aktivitas sementara tertentu, investasi jangka tetap tertentu, penggunaan periode tertentu di masa depan, atau pembatasan sumber daya sementara dalam bentuk pembelian aset tetap di masa depan, hal ini dapat dicatat dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan sementara pada penyedia sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali dapat berupa pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan atau keduanya.
Kemudian PSAK No.45 (Revisi 2011:7) menyebutkan aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut.Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal dari sifat entitas nirlaba. Informasi mengenai batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
Untuk analisis neraca aset dan liabilitas menurut PSAK No. 45, organisasi menyajikan aset dan liabilitas dengan karakteristik yang serupa dalam kelompok yang relatif sama, yaitu aset lancar organisasi termasuk kas dan setara kas. Koleksi, pembayaran di muka, biaya dibayar dimuka, persediaan, barang
berharga dan aset tidak lancar meliputi: dana modal kerja, investasi, aset tetap bersih, aset bersih kelolaan.
Adapun analisis laporan neraca pengklasifikasian aktiva dan kewajiban yang sesuai dengan PSAK No.45, yaitu organisasi telah menyajikan aset dan liabilitas yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif sejenis yaitu aset lancar organisasi terdiri dari: kas dan setara kas, piutang, uang muka, biaya dibayar dimuka, persediaan, barang berharga dan aset tidak lancar terdiri atas: Dana bergulir, investasi, aset tetap bersih, aset tetap kelolaan bersih.
Kemudian kewajiban diklasifikasikan atas liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. Liabilitas jangka pendek terdiri: utang pihak ketiga, utang bank, biaya masih harus dibayar dimuka, utang pajak, utang jasa giro. Liabilitas jangka panjang terdiri dari: utang pihak ketiga, utang bank liabilitas imbalan pasca kerja utang lain-lain.
Kemudian saldo dana terdiri dari terikat permanen yaitu wakaf, terikat peruntukannya seperti zakat, solidaritas kemanuisaan, tebar hewan kurban, infak terikat dan wakaf. Tidak terikat peruntukannya yaitu infak dan operasional. Berikut contoh laporan posisi keuangan pada organisasi nirlaba pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Contoh Laporan Posisi Keuangan
ENTITAS NIRLABA Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 20X1
20X1 ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang Uang muka
Biaya dibayar dimuka Persediaan Barang berharga Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx
Jumlah Aset lancar ASET TIDAT LANCAR
Dana bergulir Investasi
Aset tetap-bersih
Aset tetap kelolaan-bersih Jumlah aset tidak lancar
Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx JUMLAH ASET Xxx
LIABILITAS DAN SALDO DANA LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek Utang pihak ketiga Utang Bank
Biaya masih harus dibayar Utang pajak
Utang jasa giro
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang
Utang pihak ketiga Utang Bank
Liabilitas imbalan pasca-kerja Jumlah Liablilitas Jangka Panjang
Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx JUMLAH LIABILITAS Xxx SALDO DANA Terikat Permanen Wakaf Terikat Peruntukannya Zakat Solidaritas kemanusiaan Tebar hewan kurban Infak terikat
Wakaf
Tidak Terikat Peruntukannya Infak Operasional Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx
Jumlah Saldo Dana Xxx
Jumlah Liabilitas dan Saldo Dana Xxx
Sumber: IAI (2011) b. Laporan Aktivitas
Karina (2017) memaparkan bahwa laporan aktivitas dibuat untuk menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang
mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, serta bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Informasi dalam laporan keuangan aktivitas digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya untuk membantu donatur, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk mengevaluasi kinerja dalam satu periode, menilai upaya kemampuan, dan kesinambungan tanggungjawab dan kinerja manajer. Laporan aktivitas berisi dua bagian besar yaitu besaran pendapatan dan biaya lembaga nonprofit selama suatu periode anggaran.
Surjaweni (2015:218) mengatakan laporan yang dimiliki oleh organisasi nirlaba yaitu laporan aktivitas sama saja dengan laporan laba rugi, perbedaannya hanya pada letak informasi utamanya dimana dalam laporan laba rugi diinformasikan komponen laba rugi yang dihasilkan. Sedangkan pada organisasi nirlaba menginformasikan perubahan aset neto yang dikelola.
Pada PSAK No.45 (Revisi 2011:8) menyebutkan tujuan laporan aktivitas adalah laporan yang memberikan informasi perubahan jumlah dan sifat aset neto dimana ada pengaruh dari transaksi yang terjadi maupun peristiwa lain yang menunjukkan penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan program.
Adapun klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian menurut PSAK No.45 (Revisi 2011:9) yaitu:
1) Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan beban sebagai penguran aset neto tidak terikat.
2) Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
Kemudian informasi pemberian jasa menurut PSAK No.45 (Revisi 2011:10) dimana laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.
Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk penyediaan barang dan jasa kepada penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi entitas nirlaba. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama dilaksanakan melalui berbagai program utama. Berikut contoh laporan aktivitas pada organisasi nirlaba dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2.
Contoh Laporan Aktivitas
ENTITAS NIRLABA Laporan Aktivitas 31 Desember 20X1
20X1 PERUBAHAN ASET NETTO TIDAK TERIKAT
Pendapatan Sumbangan Jasa layanan
Penghasilan investasi jangka panjang Penghasilan investasi lain-lain
Penghasilan netto investasi jangka panjang belum direalisasikan Lain-lain
Jumlah
Aset neto yang berakhir pembatasannya Pemenuhan program pembatasan
Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan Berakhirnya pembatasan waktu
Jumlah Jumlah pendapatan Beban-beban Program A Program B Program C Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx
Manajemen dan umum Pencarian dana
Jumlah beban
Kerugian akibat kebakaran Jumlah
Kenaikan aset neto tidak terikat
PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT TEMPORER Sumbangan
Penghasilan investasi jangka panjang
Penghasilan neto teralisasikan dan belum terealisasikan dari Investasi jangka panjang
Kerugian akturial untuk liabilitas tahunan Aset neto terbebaskan dari pembatasan
Penurunan aset neto terikat temporer
PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT PERMANEN Sumbangan
Penghasilan dari investasi jangka panjang
Penghasilan neto terealisasikan dan belum teralisasikan dari Investasi jangka panjang
Kenaikan aset neto terikat permanen KENAIKAN ASET NETO
ASET NETO TAHUNAN ASET NETO AKHIR TAHUN
Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Sumber: IAI (2011)
c. Laporan Arus Kas
Menurut Priharta et al (2018:3) laporan arus kas menggambarkan perputaran uang selama periode tertentu. Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas tersebut.
Samryn (2014) menyebutkan laporan arus kas memuat ikhtisar penerimaan dan pengeluaran kas dari kelompok aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Hasil penjumlahan arus kas bersih dari tiap kelompok aktivitas ini merupakan surplus dan devisit kas periode berjalan. Jika angka ini dijumlahkan dengan saldo kas pada awal periode akan menghasilkan saldo kas akhir tahun. Saldo kas harus sama dengan saldo kas yang disajikan dalam laporan keuangan.
Sedangkan menurut Bahri (2016:153) laporan arus kas menyajikan informasi perubahan histori atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
Pada PSAK No. 45 (Revisi 2011:11) mengutip laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 (Revisi 2011) yaitu:
1) Aktivitas pendanaan
a) Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.
b) Penerima kas serta sumbangan dan pengambilan investasi yang penggunaannya di batasi untuk perolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi, dan
c) Bungan dan deviden yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
2) Pengungkapan informasi mengenai investasi dan pendanaan nonkas, misalnya sumbangan berupa bangunan dan aktiva investasi.
PSAK No. 45 (Revisi 2011:11) tujuan mengacu pada laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode tertentu. Tabel 2.3 mencantumkan laporan arus kas berikut untuk organisasi nirlaba.
Tabel 2.3
Contoh Laporan Arus Kas
ENTITAS NIRLABA Laporan Arus Kas 31 Desember 20X1
20X1 AKTIVITAS OPERASI
Kas dari pendapatan jasa Kas dari pemberi sumber daya
Xxx Xxx
Kas dari piutang lain-lain
Bungan dan deviden yang diterima Penerimaan lain-lain
Bunga yang di bayarkan
Kas yang dibayarkan kepada supplier Hutang lain-lain dilunasi
Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi AKTIVITAS INVESTASI
Ganti rugi asuransi kebakaran Pembelian peralatan
Penerimaan dari penjualan investasi Pembelian investasi
Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari kontribusi berbatas dari: Investasi dalam endowment
Investasi dalam endowment berjangka Investasi bangunan
Investasi perjanjian tahunan Aktivitas danaan lain:
Bunga dan deviden berbatas untuk reinvestasi Pembayaran liabilitas tahunan
Pembayaran hutang wesel
Pembayaran liabilitas jangka panjang Kas neto yang diterima (digunakan)
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO DALAM KAS DAN SETARA KAS
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Sumber: IAI (2011)
d. Catatan Atas Laporan Keuangan
Menurut Bahri (2016:155) catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan, penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan tersebut harus mengungkapkan (1) dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang signifikan. (2) informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi disajikan dalam laporan keuangan, dan (3) tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tapi relevan untuk
memahami laporan keuangan. Juan dan Wahyuni (2014) menyebutkan catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tidak terpisah dari laporan keuangan.
Nurhayati dan Wasilah (2014:100) mengatakan catatan skedul tambahan merupakan penampungan dari informasi tambahan yang relevan termasuk pengungkapan tentang risiko dan ketidakpastian yang memengaruhi entitas.
Ikatan Bankir Indonesia (2013:168) menjelaskan catatan laporan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam laporan keuangan yaitu komponen urutan penyusunannya yang sistematis sesuai pencatatan dalam laporan keuangan.
Menurut Sholihin (2013:795) catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dana dan penggunaan dana zakat, laporan sumber penggunaan dana kebajikan, harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan ungkapkan:
1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebajikan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
2) Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dana dan penggunaan dana zakat, laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.
3) Informasi tambah yang tidak tersajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka sajian wajar.