• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN PSAK NO. 45 PADA DOMPET DHUAFA SULAWESI SELATAN SKRIPSI. Oleh TENRI AMPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN PSAK NO. 45 PADA DOMPET DHUAFA SULAWESI SELATAN SKRIPSI. Oleh TENRI AMPA"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

TENRI AMPA

105731107116

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

ii

ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN

PSAK NO. 45 PADA DOMPET DHUAFA SULAWESI SELATAN

TENRI AMPA

105731107116

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Akuntansi Strata Satu (S-1) pada Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhan-Mulah hendaknya kamu berharap”

(QS. Al Insyirah : 6-8)

“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh”

(Andrew Jackson)

“Jangan kau sia-siakan waktu yang terus berjalan karena keberhasilan tidak datang menghampirimu tetapi kamulah yang harus mencari dan mendapatkannya. Karena sesungguhnya semua usaha itu membutuhkan pengorbanan”.

PERSEMBAHAN :

Karya yang sederhana ini, saya persembahkan kepada: Kedua orang tuaku, adik-adikku, segenap keluargaku yang senantiasa mendukung memberikan doa dan nasihat, semangat, cinta dan kasih sayang

serta kerja keras yang tak ternilai harganya. Terima kasih atas segalanya.

Sahabat-sahabatku yang selalu ada untukku, menjadi motivator dan teladanku.

Dosen-dosenku tercinta

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Ketika hamba sedang berada di puncak kesuksesan walaupun bersifat sementara, tidak ada yang pantas untuk dikatakan kecuali mengucapkan syukur Alhamdulillah sebagai bentuk kesadaran bahwa segala sesuatu tidak mungkin terjadi tanpa ridha dan taufik dari Allah SWT dan Shalawat semoga tetap tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Skripsi ini adalah setitik dari sederatan berkah-Nya. Karena setiap individu dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan dan menghilang jika didekati. Demikian juga dengan skripsi ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis serahkan untuk membuat skripsi ini selesai dengan baik, sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada jurusan akuntansi dengan judul “Analisis Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK No. 45 pada Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan”.

Penulis mengetahui bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat adanya bimbingan dan motivasi serta bantuan semua pihak baik moril maupun material. Oleh karena itu, teristimewa penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada kedua orang tuaku tercinta Bapak Panguriseng dan Ibu Pati atas segala pengorbanannya selama ini yang penuh dengan kesabaran dan keikhlasan setiap saat mendidik dan mebesarkan penulis dalam suka maupun duka serta memberikan curahan kasih sayang yang tak bertepi lewat doa demi keberhasilan penulis menuju gerbang cita-cita. Selanjutnya penulis juga tidak

(8)

viii

lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Unismuh Muhammadiyah Makassar. 2. Bapak Ismail Rasullong, SE.,MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar, sekaligus pembimbing II penulis yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi. 3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CSP, selaku Ketua Program

Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr. Muryani Arsal, SE., MM. Ak.CA, selaku pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

6. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Teman-teman seperjuanganku di kelas AkB.16 Jurusan Akuntansi (Magefirah, Nilma, Anasusia, Ulva Wahyuni Safitri) yang tak henti-hentinya memberi dukungan kepada penulis.

8. Dan semua pihak telah meberikan bantuan tidak sempat disebutkan satu persatu semoga menjadi ibadah dan mendapat imbalan dari-Nya.

Semua kemampuan, energi, dan keterampilan berpikir didedikasikan untuk menyelesaikan skripsi ini untuk mencapai hasil yang maksimal. Namun orang yang paling tepat adalah ketika dia melakukan kesalahan, maka dari itu

(9)

ix

penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada pada skripsi ini, semoga skripsi ini dapat membantu berbagai pihak.

Rabbi kami, terimalah segala usaha kami. Engkau adalah maha mendengar dan maha mengetahui. Semoga Allah SWT memberi pahala kepada semua orang yang membantu menyelesaikan skripsi ini.

Makassar, Agustus 2020

(10)

x

ABSTRAK

TENRI AMPA. 2020. Analisis Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK

No.45 pada Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Dr. Muryani Arsal, SE.,MM.Ak.CA dan Pembimbing II Ismail Rasulong, SE.,MM.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan PSAK No.45 pada pelaporan keuangan organisasi non profit di Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan. Penelitian ini hanya mengevaluasi laporan keuangan tahunan Dompet Dhuafa Provinsi Sulawesi Selatan, pertama membandingkan dan menganalisis objek penelitian dengan konsep perbandingan kebijakan akuntansi yaitu PSAK No.45 (revisi 2011), dan memperkenalkan laporan keuangan Dompet Dhuafa. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan telah menerapkan PSAK No.45 tentang pelaporan keuangan entitas nirlaba. Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Kesesuaian Kasar didapatkan hasil sebesar 91,6% yang artinya bahwa penyajian laporan keuangan berdasarkan PSAK No.45 pada Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan telah “Sesuai” berdasarkan tabel pengklasifikasian tingkat presentase 76%-100%. Sehingga dinyatakan bahwa penerapan laporan keuangan pada Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan telah sesuai dengan PSAK No.45 dapat “Diterima”. Namun, penerapan PSAK No.45 belum mencapai 100% dimana dalam penelitian ini Dompet Dhuafa belum melaksanakan aktivitas investasi dalam perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

(11)

xi

ABSTRACT

TENRI AMPA. 2020. Analysis of the presentation of financial statements based

on PSAK No. 45 on the Dompet Dhuafa in Sout Sulawesi. Thesis accounting study prigram, faculty og Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Guided by Supervisor I Dr. Muryani Arsal, SE.,MM.Ak.CAand advisor II Ismail Rasulong, SE.,MM.

This study aims to determine the application of PSAK No.45 on financial reporting of non-profit organizations in Dompet Dhuafa, South Sulawesi. This study only evaluates the annual financial statements of Dompet Dhuafa in South Sulawesi Province, first comparing and analyzing the object of research with the concept of comparison of accounting policies, namely PSAK No.45 (revised 2011), and introducing Dompet Dhuafa financial statements. The type of data used in this research is qualitative data, while the data sources used are primary data and auxiliary data, and the data collection techniques used are observation, interviews and documentary recording.

The results showed that Dompet Dhuafa Sout Sulawesi has implemented PSAK No.45 on financial reporting for non-profit entities. Based on the Coarse Conformity Index, the result is 91,6%, which means that the presentation of financial statements based on PSAK No.45 in Dompet Dhuafa Sout Sulawesi has been “appropriate” based on the classification table of the percentage level of 76%-100%. So it is stated that the application of financial statements in the South Sulawesi Dompet Dhuafa is in accordance with PSAK No.45 can be “accepted”. However, the implementation of PSAK No.45 has not yet reached 100%, where in this study Dompet Dhuafa has not carried out investment activities in the acquisition and disposal of long-term assets as well as other investments which are not included in cas equivalents.

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjauan Teori ... 6

1. Standar Akuntansi Keuangan ... 6

2. Standar Akuntansi Keuangan Nirlaba ... 8

3. Organisasi Nirlaba ... 8

4. Laporan Keuangan ... 11

(13)

xiii

B. Penelitian Terdahulu ... 25

C. Kerangka Pikir ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Fokus Penelitian ... 29

C. Pemilihan Lokasi dan Situasi Penelitian ... 30

D. Sumber Data ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Instrumen Penelitian ... 31

G. Definisi Operasional Variabel ... 31

H. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Gambaran Objek Penelitian ... 34

1. Visi dan Misi ... 35

2. Struktur Organisasi ... 36

3. Program-program Dompet Dhuafa... 38

B. Hasil Penelitian ... 41

1. Siklus Akuntansi Dompet Dhuafa ... 41

2. Jenis Laporan Keuangan pada Dompet Dhuafa... 42

3. Penyajian Laporan Keuangan pada Dompet Dhuafa ... 43

4. Analisis dan Evaluasi Penyajian PSAK No.45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba padaDompet Dhuafa ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Judul

Tabel 2.1. Contoh Laporan Posisi Keuangan... 17

Tabel 2.2. Contoh Laporan Aktivitas ... 20

Tabel 2.3. Contoh Arus Kas ... 22

Tabel 3.1. Tingkat Presentase Indeks Kesesuaian Kasar ... 33

Tabel 4.1. Laporan Neraca Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan ... 43

Tabel 4.2. Laporan Aktivitas Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan ... 46

Tabel 4.3. Matriks Perbandingan Antara Teori yang Sudah Ada dan Pelaksanaan pada Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan ... 57

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Judul

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pikir ... 28 Gambar 4.1. Struktur Organisasi Dompet Dhuafa ... 36 Gambar 4.2. Siklus Akuntansi Dompet Dhuafa ... 41

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul 1. Data Penelitian 2. Dokumentasi Penelitian 3. Laporan Neraca 4. Laporan Aktivitas 5. Laporan Arus Kas

6. Catatan atas Laporan Keuangan

7. Surat Permintaan Izin Melaksanakan Penelitian

8. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan

9. Hasil Deteksi Plagiasi 10. Biografi Penulis

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan salah satu faktor penting yang tidak dapat dilupakan oleh organisasi dalam aktivitas bisnis organisasi. Oleh karena itu, setiap organisasi diharuskan membuat laporan keuangan yang menunjukkan informasi keuangan suatu organisasi pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja organisasi tersebut. Adapun pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan antara lain investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor komersial lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat. Laporan keuangan terutama digunakan untuk menentukan nilai sumber daya ekonomi yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasional organisasi, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi entitas pelapor, dan membantu menentukan kepatuhannya terhadap peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan kegiatan usahanya organisasi dibedakan menjadi 2 yaitu, organisasi komersial dan organisasi non profit. Karakteristik organisasi komersial berbeda dengan organisasi non profit. Perbedaan yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi Nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan penyumbang lainnya yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut sedangkan organisasi memperoleh sumber daya dari modal para pemilik atau investor yang mengharapkan imbalan dari setiap keuntungan yang diperoleh oleh organisasi (Hadari Nawawi, 2012).

(18)

Karena perbedaan karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba terdapat transaksi-transaksi tertentu yang jarang bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis, misalnya penerimaan donasi.

Dompet Dhuafa sebagai organisasi lembaga nirlaba bukan untuk mencari keuntungan. Namun, ini tidak berarti bahwa tidak ada arus kas dan tidak ada catatan laba. Jika Dompet Dhuafa memiliki laporan keuangan yang bertanggung jawab dan transparan, maka kepercayaan masyarakat khususnya para muzakki akan semakin meningkat. Di sini, sebagai alat komunikasi manajemen, laporan keuangan sangat penting untuk evaluasi kinerja kepada pihak terkait, penyedia informasi dan evaluasi kinerja manajemen.

Dompet Dhuafa sebagai organisasi nirlaba besar, juga memikul tanggung jawab yang besar atas tugas yang diembannya. Bidang input berkaitan dengan manusia, sehingga lingkungan yang dihadapi semakin luas dan kompleks tentunya bukan tugas yang mudah untuk selalu meningkatkan pengelolaan yang diperlukan untuk pelayanan yang efektif dan efisien. Demikian pula, untuk terus mendapatkan dukungan publik, institusi juga harus mampu membangun tata kelola yang baik untuk mewujudkan akuntabilitas publik.

Dompet Dhuafa melakukan kegiatan penghimpunan dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZISWAF) yang selanjutnya disalurkan untuk membiayai LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) untuk Dhuafa, dan Disaster Management Center (Relawan Kemanusiaan untuk Kebencanaan), Sekolah Cuma-Cuma dan pemberdayaan ekonomi bagi kaum dhuafa. Konsekuensinya Dompet Dhuafa dituntut dapat memberikan informasi mengenai pengelolaan kepada semua pihak yang berkepentingan. Kemampuan untuk memberikan informasi yang terbuka, seimbang dan merata kepada stakeholders terutama mengenai

(19)

pengelolaan keuangan adalah salah satukriteria yang menentukan tingkat akuntabilitas dan aksesibilitas lembaga. Jika kepercayaan publik kepada lembaga terjaga, maka pada akhirnya masyarakat akan terus menyalurkan dananya lewat lembaga.

Laporan keuangan organisasi nirlaba (seperti Dompet Dhuafa) harus mengacu pada standar pelaporan keuangan atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45 (2011), antara lain: laporan tahunan pelaksanaan tugas organisasi nirlaba berupa laporan keuangan. Laporan tersebut telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik dan selambat-lambatnya pada akhir tahun buku. Pada saat penyampaian, laporan keuangan paling sedikit mencakup neraca (laporan status keuangan), laporan aktivitas, laporan arus kas dan laporan keuangan. Laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

Hasunah (2015) melakukan penelitian sebelumnya dengan judul “Penyusunan Laporan Keuangan Yayasan Pendidikan Islam Menurut PSAK No.45 (Studi Kasus pada YPIs Pendidikan Raudlatut Thalabah Di Kabupaten Kediri)”, dimana kesimpulan yang diambil adalah laporan keuangan yang telah disusun oleh pihak Yayasan Pendidikan Islam hanya memuat laporan penerimaan dan pengeluaran kas, sehingga kemudian membantu untuk penyusunan laporan keuangan mengikuti pedoman dari PSAK No.45. Sementara Priska Amelia Liadi (2016). Juga mendapati dalam penelitiannya bahwa laporan keuangan Panti Asuhan Kanaan masih dalam bentuk neraca dan belum sesuai dengan PSAK no. 45 dimana masih ada penggunaan akun-akun yang tidak memenuhi standar yang berlaku.

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk mengetahui laporan keuangan Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan dan kesesuaiannya dengan

(20)

penerapan PSAK No.45 tentang pelaporan laporan keuangannya, dengan menitikberatkan pada hal-hal yang berkaitan dalam pelaporan keuangan dengan judul “Analisis Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK No. 45

pada Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah apakah penyajian laporan keuangan pada Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan mengacu pada PSAK No.45

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kesesuaian penyajian laporan keuangan Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan dengan ketentuan pada PSAK No.45.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu, referensi, serta informasi tambahan untuk penelitian sebelumnya yang juga berfokus pada penelitian sejenis yaitu praktik akuntansi keuangan lembaga non profit.

2. Manfaat Praktisnya

(21)

a. Bagian keuangan Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan tentang penyajian pelaporan keuangan yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 untuk peningkatan akuntabilitas dan informasi dalam pengambilan keputusan.

b. Bagi pembaca terdapat tambahan pengetahuan tentang akuntansi untuk organisasi non profit dan informasi tentang penyajian laporan keuangan oleh organisasi non profit Dompet Dhuafa.

c. Untuk itu penulis mencari perbandingan antara teori yang diperoleh selama kuliah dan praktek akuntansi di lapangan.

(22)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Standar Akuntansi Keuangan

Bahri (2016:6) mengatakan Standar Akuntansi Keuangan merupakan sekumpulan standar umum disebut Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Standar-standar ini mengatur bagaimana peristiwa-peristiwa ekonomi dilaporkan. Sedangkan menurut Karina (2017) Standar Akuntansi Keuangan adalah metode dan format buku dalam penyajian informasi laporan keuangan suatu kegiatan bisnis.

Standar Akuntansi Keuangan adalah pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yang memuat konsep dan metode standar yang dinyatakan sebagai praktek keuangan dalam praktek akuntansi umum sebagai praktek yang dicadangkan.

Akuntansi keuangan Indonesia ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (IAI). Indonesia juga memiliki kerangka dasar untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan untuk manajer akuntansi eksternal karena kerangka dasar ini dapat menjadi acuan bagi Komite Penetapan Standar Keuangan untuk merumuskan standar akuntansi keuangan dan mereview standar akuntansi keuangan yang berlaku di masa mendatang, jumlah kasus konflik akan semakin berkurang dari waktu ke waktu (IAI, 2011).

Standar Akuntansi Keuangan yang lengkap dan komprehensif merupakan dambaan semua pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu, Standar Akuntansi Keuangan ini dari waktu ke waktu akan terus

(23)

dilengkapi dan disempurnakan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan praktik bisnis dan profesi akuntansi. Globalisasi perekonomian dunia menyebabkan peningkatan perkembangan dunia usaha di Indonesia. Selain itu, era reformasi juga menuntut adanya peningkatan transparansi informasi dunia usaha kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Standar Akuntansi Keuangan yang mutakhir dan selalu sesuai dengan perkembangan lingkungan yang mempengaruhinya mutlak diperlukan.

Menurut Amin (2018:72) Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan yaitu:

a. Definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan

Standar akuntansi menggunakan definisi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan membaginya menjadi aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya.

b. Pengukuran dan penilaian

Standar digunakan untuk menentukan nilai elemen laporan keuangan pada saat transaksi keuangan dan pada saat laporan keuangan ditampilkan (pada tanggal neraca).

c. Pengakuan

Merupakan kriteria untuk mengidentifikasi unsur-unsur laporan keuangan agar dapat ditampilkan dalam laporan keuangan.

d. Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan

Bagian keempat digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana menampilkan dan mengungkapkan informasi tersebut dalam laporan keuangan. Informasi terdapat dalam badan laporan (neraca, laporan

(24)

laba rugi) atau dalam bentuk catatan (notes) yang dilampirkan pada laporan keuangan.

2. Standar Akuntansi Keuangan Nirlaba

Dewan Standandar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK IAI) mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 sebagai standar khusus pelaporan keuangan entitas nirlaba. PSAK No. 45 yang digunakan saat ini adalah PSAK No. 45 (Revisi 2011). PSAK No.45 (Revisi 2011) ini efektif diterapkan oleh entitas nirlaba untuk laporan keuangan periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 januari 2012. Tujuan dibuatnya PSAK No.45 ini adalah untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba, sehingga dengan adanya pedoman pelaporan diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi da memiliki daya banding yang tinggi (IAI, 2011:45).

3. Organisasi Nirlaba

a. Definisi Organisasi Nirlaba

Menurut Surjaweni (2015:215) Organisasi Nirlaba adalah organisasi yang dapat memiliki pemerintah maupun dimiliki oleh sosial swasta, tujuan utamanya tidak semata-mata untuk mendapatkan keuntungan.

Korompis (2011:52) menyebutkan organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma public, rumah sakit dan klinik public, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi professional, institute, riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.

Organisasi nirlaba sering juga disebut sebagai organisasi non profit atau organisasi non komersial. Jika kita melihat istilah "organisasi nirlaba", kita dapat

(25)

melihat bahwa organisasi nirlaba ini didirikan untuk alasan selain bisnis yang menguntungkan bagi pemilik atau investor.

Sedangkan menurut Nainggolan (2012) dipaparkan beberapa definisi organisasi nirlaba sebagai berikut:

1) PSAK

a) Sumber daya entitas berasal dari donatur dan mereka tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi sebanding dengan sumber daya yang disediakan

b) Produk atau layanan tidak diproduksi untuk mendapatkan keuntungan, dan jika entitas nirlaba memperoleh laba, jumlahnya tidak akan dialokasikan kepada pendiri atau pemilik entitas nirlaba. 2) UU Yayasan

Yayasan adalah badan hukum yang terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota. Definisi tentang yayasan tidak mengatur lebih lanjut mengenai aspek operasionalnya. Bila dilihat mengenai aspek pendapatan saja, pada pasal 26(2) UU 16/2001 dinyatakan bahwa kekayaan yayasan dapat berasal dari: (a) sumabangan atau bantuan yang tidak mengikat, (b) waqaf, (c) hibah, (d) hibah wasiat, (e) perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Yayasan dari atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Staatsblad tentang perkumpulan

Badan hukum yang terdiri dari kumpulan orang, didirikan untuk mewujudkan kesamaan-kesamaan maksud, dan tujuan tertentu

(26)

sebagaimana yang dicita-citakan oleh para anggotanya dan tidak memberikan keuntungan bagi para anggotanya atau organisasi perkumpulan.

4) Organisasi Masyarakat

Organisasi yang dibentuk oleh masyarakat warga negara Indonesia, secara sukarela dengan dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi dan agama atau kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah kesatuan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

b. Karakteristik Organisasi Nirlaba

Dalam ruang lingkup PSAK No. 45 (2011:1), organisasi nirlaba harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:

Sumber daya entitas nirlaba berasal dari penyedia sumber daya, dan mereka tidak mengharapkan pengembalian atau manfaat ekonomi sebanding dengan jumlah sumber daya yang disediakan.

1) Produk / jasa tidak diproduksi untuk keuntungan, dan jika badan usaha non-profit menghasilkan keuntungan, jumlahnya tidak akan didistribusikan kepada pencipta atau pemilik dari badan non-profit.

2) Dalam hal kepemilikan entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan atau ditebus, atau ketika badan nirlaba dilikuidasi atau dibubarkan, kepemilikan tidak mencerminkan bagian proporsional dari sumber daya entitas nirlaba, sehingga tidak ada kepemilikan bersama dalam suatu badan usaha hak dan kepentingan.

(27)

Berdasarkan uraian di atas, secara umum dapat dikatakan bahwa organisasi nirlaba adalah organisasi yang tidak mempunyai insentif untuk mencari keuntungan. Inilah yang membuat organisasi bisnis lain unik. Selain perbedaan tersebut, terdapat kesamaan karakteristik dengan organisasi bisnis lainnya, salah satunya adalah mereka merupakan bagian dari sistem ekonomi yang sama dan menggunakan sumber daya yang sama untuk mencapai tujuannya.

c. Klasifikasi Organisasi Nirlaba

Menurut Rosenbaum dalam buku Manajemen Keuangan Lembaga Nirlaba (Nainggolan 2012:2), pengategorian organisasi adalah berdasarkan sumber dana yaitu:

1) Komesial, yaitu organisasi yang dibiayai oleh laba atau keuntungan dari kegiantannya.

2) Pemerintahan, yaitu organisasi yang dibiayai oleh masyarakat lewat pajak dan retribusi.

3) Organisasi nirlaba adalah organisasi yang didanai oleh sumbangan dan sumbangan dari masyarakat.

Berdasarkan klasifikasi di atas, yayasan (termasuk LSM) yang menerima sumbangan dari lembaga donor asing termasuk dalam kategori lembaga nirlaba donasi. Yayasan yang mendirikan sekolah atau rumah sakit diklasifikasikan sebagai organisasi nirlaba komersial karena pendapatan mereka berasal dari pengguna jasa.

4. Laporan Keuangan

Rahmaniar dan Soegijanto (2016:107) mengatakan pada dasarnya laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

(28)

sebagai alat untuk berkomunikasi antara kegiatan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan perlu dinilai dan diuji untuk dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Bahri (2016:134) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode pelaporan dan dibuat untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pihak pemilik perusahaan.

Laporan keuangan dan pelaporan keuangan merupakan dua hal yang berbeda. Menurut arti kata pelaporan keuangan mencakup berbagai aspek yang terkait dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Sedangkan menurut Surjaweni (2015:88) laporan keuangan merupakan salah satu produk proses penyusunan pelaporan keuangan dan menjadi penyampaian informasi.

Hery (2017:41) mengatakan dalam rangka kerja konseptual disebutkan bahwa proses pelaporan keuangan meliputi: (1) identifikasi dan analisa peristiwa dan transaksi perusahaan, (2) pemilihan kebijakan akuntansi, (3) aplikasi kebijakan akuntansi, (4) melibatkan estimasi dan pertimbangan-pertimbangan (judgments)akuntan secara professional, (5) pengungkapan (disclosures)tentang transaksi, peristiwa, kebijakan, estimasi dan judgments.

a. Tujuan Laporan Keuangan

Nurhayati dan Wasilah (2014:99) mengatakan tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Juan dan Wahyuni (2014:4) berpendapat tujuan laporan keuangan untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, perubahan posisi

(29)

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan.

Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2013:168) tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi dan menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Kemudian berdasarkan PSAK No.45 (Revisi 2011:4) tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba.

b. Jenis Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Laporan keuangan organisasi nirlaba menurut Nainggolan (2012:64) terdiri dari:

1) Laporan posisi keuangan

Laporan posisi keuangan sama dengan neraca perusahaan komersial. Tujuan dari laporan posisi keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang aset, kewajiban, dan aset bersih organisasi nirlaba pada titik waktu tertentu, dan untuk mengusulkan hubungan antara elemen-elemen yang membentuknya.

2) Laporan aktivitas

Laporan kegiatan meliputi dua bagian utama, yaitu pendapatan dan pengeluaran organisasi nirlaba. Pendapatan dari sumbangan dinyatakan

(30)

sebagai peningkatan aset bersih yang tidak dibatasi, terikat secara permanen atau terikat sementara, tergantung pada apakah hal itu dapat didiskusikan. Dalam kasus iuran yang mengikat, selama pembatasan tersebut tidak lagi berlaku selama periode yang sama, pembatasan tersebut dapat dibatasi pada iuran yang tidak dibatasi selama hal tersebut secara konsisten disajikan dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi. Kecuali jika penggunaannya dibatasi, pendapatan yang diperoleh dan investasi atau pendapatan lain harus ditampilkan sebagai peningkatan atau penurunan yang tidak dibatasi dalam aset bersih.

3) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menunjukkan bagaimana arus kas keluar dan masuk ke lembaga dalam periode tertentu. Biasanya periode waktu ini mewakili periode waktu yang sama dengan periode waktu aktif. Secara singkat, laporan arus kas menjelaskan bagaimana saldo kas pembukaan organisasi berubah seiring bertambah dan berkurangnya hingga mencapai saldo akhir pada tanggal neraca. Hal penting tentang laporan ini adalah hubungannya dengan laporan kegiatan. Laporan arus kas berkaitan erat dengan surplus atau defisit yang dicatat dalam laporan aktivitas. Oleh karena itu, hubungan antara surplus atau defisit yang dihasilkan oleh kas dalam organisasi nirlaba akan dijelaskan.

4) Catatan atas laporan keuangan

Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan di atas dan bertujuan untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai estimasi yang dinyatakan dalam laporan keuangan agar manajemen dapat

(31)

melakukan cross check kembali apabila terdapat kesalahan dalam penulisan laporan keuangan.

5. Penyajian Laporan Keuangan Menurut PSAK No. 45

Akuntansi menghasilkan informasi tentang peristiwa atau transaksi yang telah terjadi, yang tentunya berguna untuk pengambilan keputusan dimasa depan. Hasil akuntansi yang diolah adalah laporan keuangan.

Penyajian laporan keuangan adalah tindakan penting dalam pelaporan keuangan. Penyajian laporan keuangan ini mengakui dan mengukur transaksi, kejadian, dan saldo serta selanjutnya melaporkannya sesuai dengan aturan kepada pengguna. Penyajian laporan keuangan untuk memudahkan analisis dan perbandingan dalam laporan keuangan. IAI mensyaratkan bahwa laporan keuangan harus menyajikan secara wajar dalam laporan posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas perusahaan. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban. (Nelson Lam dan Peter Lau, 2014:198)

Berdasarkan PSAK No.45 (Revisi 2011:5) laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan, laporan aktivitas, laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan dan catatan atas laporan keuangan. Dijelaskan sebagai berikut:

a. Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan pada ada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, yaitu terkait secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi mengenai sifat

(32)

dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.

PSAK No. 45 (Revisi 2011: 7) mengatur batasan permanen, seperti tanah atau karya seni tertentu yang diberikan untuk tujuan tertentu, yang tidak boleh dijual atau dibatasi penggunaannya secara permanen atau aset bersih yang tercantum dalam catatan atas laporan keuangan. Batasan permanen jenis kedua berasal dari hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi.

PSAK No. 45 (revisi 2011: 7) menjelaskan bahwa untuk aktivitas sementara tertentu, investasi jangka tetap tertentu, penggunaan periode tertentu di masa depan, atau pembatasan sumber daya sementara dalam bentuk pembelian aset tetap di masa depan, hal ini dapat dicatat dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan sementara pada penyedia sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali dapat berupa pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan atau keduanya.

Kemudian PSAK No.45 (Revisi 2011:7) menyebutkan aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut.Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal dari sifat entitas nirlaba. Informasi mengenai batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

Untuk analisis neraca aset dan liabilitas menurut PSAK No. 45, organisasi menyajikan aset dan liabilitas dengan karakteristik yang serupa dalam kelompok yang relatif sama, yaitu aset lancar organisasi termasuk kas dan setara kas. Koleksi, pembayaran di muka, biaya dibayar dimuka, persediaan, barang

(33)

berharga dan aset tidak lancar meliputi: dana modal kerja, investasi, aset tetap bersih, aset bersih kelolaan.

Adapun analisis laporan neraca pengklasifikasian aktiva dan kewajiban yang sesuai dengan PSAK No.45, yaitu organisasi telah menyajikan aset dan liabilitas yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif sejenis yaitu aset lancar organisasi terdiri dari: kas dan setara kas, piutang, uang muka, biaya dibayar dimuka, persediaan, barang berharga dan aset tidak lancar terdiri atas: Dana bergulir, investasi, aset tetap bersih, aset tetap kelolaan bersih.

Kemudian kewajiban diklasifikasikan atas liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. Liabilitas jangka pendek terdiri: utang pihak ketiga, utang bank, biaya masih harus dibayar dimuka, utang pajak, utang jasa giro. Liabilitas jangka panjang terdiri dari: utang pihak ketiga, utang bank liabilitas imbalan pasca kerja utang lain-lain.

Kemudian saldo dana terdiri dari terikat permanen yaitu wakaf, terikat peruntukannya seperti zakat, solidaritas kemanuisaan, tebar hewan kurban, infak terikat dan wakaf. Tidak terikat peruntukannya yaitu infak dan operasional. Berikut contoh laporan posisi keuangan pada organisasi nirlaba pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Contoh Laporan Posisi Keuangan

ENTITAS NIRLABA Laporan Posisi Keuangan

31 Desember 20X1

20X1 ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas

Piutang Uang muka

Biaya dibayar dimuka Persediaan Barang berharga Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx

(34)

Jumlah Aset lancar ASET TIDAT LANCAR

Dana bergulir Investasi

Aset tetap-bersih

Aset tetap kelolaan-bersih Jumlah aset tidak lancar

Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx JUMLAH ASET Xxx

LIABILITAS DAN SALDO DANA LIABILITAS

Liabilitas Jangka Pendek Utang pihak ketiga Utang Bank

Biaya masih harus dibayar Utang pajak

Utang jasa giro

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang

Utang pihak ketiga Utang Bank

Liabilitas imbalan pasca-kerja Jumlah Liablilitas Jangka Panjang

Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx JUMLAH LIABILITAS Xxx SALDO DANA Terikat Permanen Wakaf Terikat Peruntukannya Zakat Solidaritas kemanusiaan Tebar hewan kurban Infak terikat

Wakaf

Tidak Terikat Peruntukannya Infak Operasional Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx

Jumlah Saldo Dana Xxx

Jumlah Liabilitas dan Saldo Dana Xxx

Sumber: IAI (2011) b. Laporan Aktivitas

Karina (2017) memaparkan bahwa laporan aktivitas dibuat untuk menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang

(35)

mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, serta bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Informasi dalam laporan keuangan aktivitas digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya untuk membantu donatur, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk mengevaluasi kinerja dalam satu periode, menilai upaya kemampuan, dan kesinambungan tanggungjawab dan kinerja manajer. Laporan aktivitas berisi dua bagian besar yaitu besaran pendapatan dan biaya lembaga nonprofit selama suatu periode anggaran.

Surjaweni (2015:218) mengatakan laporan yang dimiliki oleh organisasi nirlaba yaitu laporan aktivitas sama saja dengan laporan laba rugi, perbedaannya hanya pada letak informasi utamanya dimana dalam laporan laba rugi diinformasikan komponen laba rugi yang dihasilkan. Sedangkan pada organisasi nirlaba menginformasikan perubahan aset neto yang dikelola.

Pada PSAK No.45 (Revisi 2011:8) menyebutkan tujuan laporan aktivitas adalah laporan yang memberikan informasi perubahan jumlah dan sifat aset neto dimana ada pengaruh dari transaksi yang terjadi maupun peristiwa lain yang menunjukkan penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan program.

Adapun klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian menurut PSAK No.45 (Revisi 2011:9) yaitu:

1) Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan beban sebagai penguran aset neto tidak terikat.

(36)

2) Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.

Kemudian informasi pemberian jasa menurut PSAK No.45 (Revisi 2011:10) dimana laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.

Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk penyediaan barang dan jasa kepada penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi entitas nirlaba. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama dilaksanakan melalui berbagai program utama. Berikut contoh laporan aktivitas pada organisasi nirlaba dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2.

Contoh Laporan Aktivitas

ENTITAS NIRLABA Laporan Aktivitas 31 Desember 20X1

20X1 PERUBAHAN ASET NETTO TIDAK TERIKAT

Pendapatan Sumbangan Jasa layanan

Penghasilan investasi jangka panjang Penghasilan investasi lain-lain

Penghasilan netto investasi jangka panjang belum direalisasikan Lain-lain

Jumlah

Aset neto yang berakhir pembatasannya Pemenuhan program pembatasan

Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan Berakhirnya pembatasan waktu

Jumlah Jumlah pendapatan Beban-beban Program A Program B Program C Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx

(37)

Manajemen dan umum Pencarian dana

Jumlah beban

Kerugian akibat kebakaran Jumlah

Kenaikan aset neto tidak terikat

PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT TEMPORER Sumbangan

Penghasilan investasi jangka panjang

Penghasilan neto teralisasikan dan belum terealisasikan dari Investasi jangka panjang

Kerugian akturial untuk liabilitas tahunan Aset neto terbebaskan dari pembatasan

Penurunan aset neto terikat temporer

PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT PERMANEN Sumbangan

Penghasilan dari investasi jangka panjang

Penghasilan neto terealisasikan dan belum teralisasikan dari Investasi jangka panjang

Kenaikan aset neto terikat permanen KENAIKAN ASET NETO

ASET NETO TAHUNAN ASET NETO AKHIR TAHUN

Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Sumber: IAI (2011)

c. Laporan Arus Kas

Menurut Priharta et al (2018:3) laporan arus kas menggambarkan perputaran uang selama periode tertentu. Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas tersebut.

Samryn (2014) menyebutkan laporan arus kas memuat ikhtisar penerimaan dan pengeluaran kas dari kelompok aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Hasil penjumlahan arus kas bersih dari tiap kelompok aktivitas ini merupakan surplus dan devisit kas periode berjalan. Jika angka ini dijumlahkan dengan saldo kas pada awal periode akan menghasilkan saldo kas akhir tahun. Saldo kas harus sama dengan saldo kas yang disajikan dalam laporan keuangan.

(38)

Sedangkan menurut Bahri (2016:153) laporan arus kas menyajikan informasi perubahan histori atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.

Pada PSAK No. 45 (Revisi 2011:11) mengutip laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 (Revisi 2011) yaitu:

1) Aktivitas pendanaan

a) Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.

b) Penerima kas serta sumbangan dan pengambilan investasi yang penggunaannya di batasi untuk perolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi, dan

c) Bungan dan deviden yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

2) Pengungkapan informasi mengenai investasi dan pendanaan nonkas, misalnya sumbangan berupa bangunan dan aktiva investasi.

PSAK No. 45 (Revisi 2011:11) tujuan mengacu pada laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode tertentu. Tabel 2.3 mencantumkan laporan arus kas berikut untuk organisasi nirlaba.

Tabel 2.3

Contoh Laporan Arus Kas

ENTITAS NIRLABA Laporan Arus Kas 31 Desember 20X1

20X1 AKTIVITAS OPERASI

Kas dari pendapatan jasa Kas dari pemberi sumber daya

Xxx Xxx

(39)

Kas dari piutang lain-lain

Bungan dan deviden yang diterima Penerimaan lain-lain

Bunga yang di bayarkan

Kas yang dibayarkan kepada supplier Hutang lain-lain dilunasi

Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi AKTIVITAS INVESTASI

Ganti rugi asuransi kebakaran Pembelian peralatan

Penerimaan dari penjualan investasi Pembelian investasi

Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan dari kontribusi berbatas dari: Investasi dalam endowment

Investasi dalam endowment berjangka Investasi bangunan

Investasi perjanjian tahunan Aktivitas danaan lain:

Bunga dan deviden berbatas untuk reinvestasi Pembayaran liabilitas tahunan

Pembayaran hutang wesel

Pembayaran liabilitas jangka panjang Kas neto yang diterima (digunakan)

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO DALAM KAS DAN SETARA KAS

KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN

Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Sumber: IAI (2011)

d. Catatan Atas Laporan Keuangan

Menurut Bahri (2016:155) catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan, penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan tersebut harus mengungkapkan (1) dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang signifikan. (2) informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi disajikan dalam laporan keuangan, dan (3) tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tapi relevan untuk

(40)

memahami laporan keuangan. Juan dan Wahyuni (2014) menyebutkan catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tidak terpisah dari laporan keuangan.

Nurhayati dan Wasilah (2014:100) mengatakan catatan skedul tambahan merupakan penampungan dari informasi tambahan yang relevan termasuk pengungkapan tentang risiko dan ketidakpastian yang memengaruhi entitas.

Ikatan Bankir Indonesia (2013:168) menjelaskan catatan laporan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam laporan keuangan yaitu komponen urutan penyusunannya yang sistematis sesuai pencatatan dalam laporan keuangan.

Menurut Sholihin (2013:795) catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dana dan penggunaan dana zakat, laporan sumber penggunaan dana kebajikan, harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan ungkapkan:

1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebajikan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

2) Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dana dan penggunaan dana zakat, laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.

3) Informasi tambah yang tidak tersajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka sajian wajar.

(41)

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang laporan keuangan organisasi nirlaba berdasarkan PSAK 45 telah banyak dilakukan diantaranya yaitu:

Hasunah (2015) Dengan judul “Penyusunan Laporan Keuangan Yayasan Pendidikan Islam Menurut PSAK No.45 (Studi kasus pada YPIs Pendidikan Raudlatut Thalabah di Kabupaten Kediri)”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian sifatnya deskriptif kualitatif. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh Yayasan Pendidikan Islam hanya memuat laporan penerimaan dan pengeluaran kas saja.

Teguh Krisanti Laksmi Bestari (2015). Dengan judul “Penerapan PSAK No. 45 pada Laporan Keuangan Yayasan Himmatun Ayat Surabaya”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan Yayasan Himmatun Ayat Surabaya belum menggunakan PSAK No. 45 dan belum dapat sepenuhnya diterapkan pada yayasan tersebut, hal ini dikarenakan terdapat kendala sumber daya manusia yang masih dalam proses.

Wahyu Repi (2015) melakukan penelitian berjudul “Analisis Peranan PSAK No.45 (Revisi 2011) Tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba Pada STIKES Muhammadiyah Manado”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa STIKES Muhammadiyah Manado belum menyusun laporan keuangan sesuai PSAK No.45. laporan keuangan STIKES hanya berupa neraca saldo, sehingga untuk itu dilakukan pembuatan laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

(42)

Fredrik J. Wonok (2016) melakukan penelitian tentang Penerapan PSAK No. 45 Tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba pada Jemaat GMIM. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jemaah GMIM Imanuel Leilem belum menerapkan PSAK No. 45 Laporan keuangan atas laporan keuangan organisasi nirlaba, dan menggunakan laporan keuangan yang disepakati bersama oleh organisasi gereja. Hasilnya bagus, tapi masih ada laporan yang belum jelas.

Priska Amelia Liadi (2016). Dengan judul “Rekonstruksi Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba pada Panti Asuhan Kanaan Jember Berdasarkan PSAK No. 45”. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laporan keuangan Panti Asuhan Kananan tidak sesuai dengan PSAK No. 45 Masih ada rekening yang tidak memenuhi standar yang berlaku. Selain itu, laporan keuangan yang digunakan masih dalam bentuk yang sederhana yaitu hanya berupa neraca.

Ida Bagus Made Cahya Restu Aji (2017) Dengan Judul “Analisis Penerapan PSAK No.45 Tentang Pelaporan Organisasi Nirlaba pada Rumah Sakit Berstatus Badan Layanan Umum (Studi Kasus pada RSUD Kota Yogyakarta)”. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan RSUD Kota Yogyakarta telah menyusun laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang ada di dalam PSAK No.45, dimana RSUD Kota Yogyakarta menyusun empat laporan yaitu, laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

(43)

Dahlia (2019) Dengan Judul “Analisis Implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 Tentang Pelaporan Entitas Nirlaba Pada Partai Politik Nasional Demokrat Kabupaten Mamuju”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk menganalisis perbandingan penerapan PSAK No. 45 terhadap pelaporan keuangan entitas non profit partai politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat Kabupaten Mamuju menyusun laporan keuangan Partai Demokratik Nasional tidak melaksanakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan partai.

C. Kerangka Pikir

Penelitian ini menganalisis penyusunan laporan keuangan Dompet Dhuafa di Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan mengacu pada ketentuan PSAK No.45 dan instansi layanan publik terkait, misalnya: Peraturan Menteri Keuangan 76 / PMK.05 / 2008, terkait standar akuntansi dan pelaporan keuangan badan layanan publik.

Peraturan perundang-undangan juga membutuhkan akuntabilitas dan transparansi organisasi pengelola zakat. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Zakat, Keputusan Menteri Agama Nomor 373 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999, dan Keputusan Direktur Jenderal Pembina Urusan Haji Nomor 32, mengatur hal ini. Resolusi No. 291 tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. Oleh karena itu, standar akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan Dompet Dhuafa adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). 45 Laporan keuangan pada organisasi nirlaba. Tujuan pengembangan

(44)

standar pelaporan adalah untuk membuat laporan keuangan organisasi nirlaba lebih mudah dipahami, relevan dan sangat menarik. Berikut kerangka kerja yang digunakan peneliti dalam penelitian ini:

Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan

PSAK No.45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Laporan Keuangan Dhuafa Sulawesi Selatan

Analisis

Laporan Hasil Analisis

(45)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu penelitian berdasarkan PSAK No. 45 dalam menganalisis penyajian laporan keuangan tentang pelaporan keuangan entitas nirlaba pada Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivism, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksprimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2018:9).

Penelitian deskriptif ini menunjukkan penelitian non hipotetis, sehingga tidak perlu merumuskan hipotesis dalam tahap penelitian.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini pada Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan. Peraturan Menteri Keuangan 76/PMK.05/2008. Tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum. Pada penyajian laporan keuangan Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

(46)

C. Pemilihan Lokasi dan Situasi Penelitian

Pada penelitian ini penulis akan melaksanakan penelitian pada Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan yang terletak di jalan A. Pettarani No. 33 Tamamaung, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli. Pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan sebuah organisasi nirlaba yang berkhidmat memberdayakan masyarakat miskin melalui pengelolaan dana sosial masyarakat (Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf) serta dana lain yang halal dan sesuai hukum, baik perseorangan, lembaga, maupun perusahaan.

D. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh berasal dari data primer dan data sekunder yang terdiri dari:

1. Data primer, data yang diperoleh langsung dari sumber berupa data yang berkaitan dengan yayasan, struktur organisasi dan profil perusahaan.

2. Data sekunder, merupakan data-data yang berupa sumber-sumber tertulis seperti laporan keuangan, PSAK No. 45, UU RI No. 28 Tahun 2019.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada dompet dhuafa Sulawesi Selatan.

2. Dokumentasi, yaitu peneliti mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen menyangkut data yang ingin diteliti. Dalam penelitian ini data yang

(47)

diperlukan adalah data laporan keuangan dan data yang mendukung dalam penelitian ini.

3. Wawancara, yaitu pengumpulan dan melalui pemberian pertanyaan secara langsung kepada responden tentang hal-hal yang diperlukan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah bagian keuangan Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan.

F. Instrumen Penelitian

Alat penelitian adalah suatu cara atau alat untuk mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah laporan keuangan Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan yang meliputi laporan neraca (laporan posisi keuangan), laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Selain laporan keuangan, alat lain untuk mengumpulkan data adalah file Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan yang tersedia di website resmi dompet Dhuafa Sulawesi Selatan. Dalam penelitian ini, penulis juga menggunakan alat bantu lain berupa hasil wawancara yang menjadi pelengkap data penelitian yang tidak terdapat dalam laporan keuangan.

G. Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel dari penelitian ini antara lain:

1. Laporan keuangan adalah data yang menunjukkan aktivitas dan posisi keuangan dalam suatu organisasi atau bisnis untuk periode tertentu. Adapun laporan keuangan entitas nirlaba yaitu antara lain laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan.

2. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 merupakan pedoman pelaporan keuangan yang dibuat oleh IAI sebagai standar khusus

(48)

untuk entitas nirlaba agar mudah dipahami dan mempunyai daya banding tinggi.

3. Organisasi Nirlaba adalah salah satu organisasi publik yang tidak mengutamakan keuntungan atau menjalankan aktivitas.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengambil data laporan keuangan yaitu tahun 2019.

2. Mendeskripsikan dan memaparkan jenis-jenis laporan keuangan dan penyajian laporan keuangan dompet dhuafa Sulawesi Selatan.

3. Mendeskripsikan dan memaparkan jenis-jenis laporan keuangan sesuai PSAK No. 45

4. Melakukan analisis dan evaluasi dengan membandingkan PSAK No. 45 tentang Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba dengan Laporan Keuangan Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan.

5. Dari hasil analisis tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan dan sebagai langkah perbaikan maka dapat diberikan beberapa saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi perusahaan.

6. Untuk menganalisis data yang ada, setelah mengumpulkan data digunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2006: 202) untuk memperkenalkan hasil penelitian, seperti di bawah ini:

IKK= x 100

Keterangan:

IKK = Indeks kesesuaian kasar

n = jumlah kode/ jawaban yang sama N = Banyaknya objek yang diamati

(49)

Arikunto (2006:343) mengemukakan bahwa “data yang bersifat kualitatif pengelolaannya dibandingkan dengan suatu standar atau kriteria yang telah dibuat oleh peneliti.kadang-kadang pencarian persentase dimaksudkan untuk mengetahui status sesuatu yang dipersentasekan lalu ditafsirkan kalimat kualitatif”. Tabel 3.1 menunjukkan tingkat persentase indeks kesesuaian kasar yang dijadikan dasar dalam menentukan apakah laporan keuangan yang di terapkan oleh Dompet Dhuafa sesuai dengan PSAK No.45.

Tabel 3.1. Tingkat Persentase Indeks Kesesuaian Kasar

Tingkat Persentase Kualifikasi

76 - 100 % 57 - 75 % 40 – 56 % 0 – 39 % Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Tidak sesuai Sumber : Arikunto (2006:246)

(50)

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian

Dompet Dhuafa Republika merupakan lembaga nirlaba yang dimiliki masyarakat Indonesia yang bertujuan mengangkat harkat dan martabat kemanusiaan kaum dhuafa dengan danaSISWAF (Zakat, Infak, shadaqah, waqaf serta dana lainnya yang halal dan legal dari perorangan, kelompok, perusahaan maupun lembaga lainnya). Kelahirannya berawal dari empat kolektif komunitas jurnalis yang banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin, dan juga bertemu dengan orang kaya. Digagaslah manajemen galang kebersamaan dengan siapapun yang peduli kepada nasib para dhuafa. Empat orang wartawan yaitu Parni Hadi, Haidar Bagir,S. Sinansari Ecip dan Eri Sudewo berpadu sebagai Dewan Pendiri lembaga independen Dompet Dhuafa Republika.

Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan adalah salah satu dari 20 kantor cabang dari Dompet Dhuafa pusat di Makassar. Melakukan kegiatan penghimpunan dana ZISWAF yang selanjutnya disalurkan untuk membiayai LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) untuk dhuafa, Disaster Management Center (Relawan Kemanusian untuk Bencana), Sekolah Cuma-Cuma dan pemberdayaan ekonomi kaum dhuafa.

Pada April 1993 koran Republika melakukan promosi dalam surat kabar yang baru terbit tiga bulan itu di stadion Kridosono, Yogyakarta. Selain itu, dilakukan promosi pada acara-acara di stadion itu dengan tujuan menarik minat masyarakat Yogyakarta juga untuk membeli saham Koran Harian

(51)

Republika.Acara tersebut dikemas dari gabungan antara dakwah dan entertainment.

Kemudian pada tanggal 4 September 1994.Dompet Dhuafa didirikan.Professional dompet dhuafa pun mulai dirasakan masyarakat, dimana pada awalnya hanya bersifat lokal kemudian menjadi nasional bahkan internasional. Bukan hanya berfokus pada bantuan dana dalam bentuk tunai saja tetapi dompet dhuafa juga mengembangkannya dalam bentuk program seperti bantuan ekonomi, kesehatan, pendidikan dan bantuan bencana.

Pada tanggal 10 Oktober 2001, Dompet Dhuafa dikukuhkan oleh pemerintah sebagai Lembaga Zakat Nasional (Lembaga Amil Zakat) oleh Departemen Agama RI yang kemudian diumumkan dalam Berita Negara RI No. 163/A.YAY.HKM/1996/PNJAKSEL.

Berdasarkan Undang-undang RI nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, Dompet Dhuafa merupakan institusi pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat. Yang kemudian pada tanggal 8 Oktober 2001, Menteri Agama RI mengeluarkan SK No. 439 tahun 2001 tentang Pengukuhan Dompet Dhuafa Republika sebagai Lembaga Amil Zakat Tingkat Nasional.

1. Visi dan Misi

a. Visi

“Terwujudnya masyarakat dunia yang berdaya melalui pelayanan, pembelaan dan pemberdayaan yang berbasis pada system yang berkeadilan”.

b. Misi

1) Menjadi gerakan masyarakat yang mentransformasikan nilai-nilai kebaikan.

(52)

2) Mewujudkan masyarakat berdaya melalui pengembangan ekonomi kerakyatan.

3) Terlibat aktif dalam kegiatan kemanusiaan dunia melalui penguatan jaringan global.

4) Melahirkan Kader Pemimpin Berkarakter dan Berkompetensi Global. 5) Melakukan inovasi untuk mengembangkan diri sebagai organisasi global

melalui, kualitas pelayanan, transparansi, akuntabilitas, indepedensi, dan kemandirian lembaga.

6) Melakukan advokasi kebijakan untuk mewujudkan system yang berkeadilan.

7) Mengembangkan diri sebagai organisasi global melalui inovasi, kualitas pelayanan, transparansi, akuntabilitas, indepedensi dan kemandirian lembaga.

2. Struktur Organisasi

Gambar 4.1. Struktur Organisasi

Domprt Dhuafa Sulawesi Selatan

Pimpinan Cabang

SPV Keuangan & HRD SPV Fundraising Program

Staff Retail Staff Staff Staff GA/OB Staff Staff Staff Fundraising Marketing CRM Pendidikan Program Program

Komunikasi Sosial Ekonomi

Pendamping Program Ekonomi Sumber: Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan (2020)

(53)

Adapun uraian tugas dari struktur organisasi di atas antara lain:

a. Pimpinan Cabang bertanggung jawab terhadap perencanaannya, pelaksanaan, dan monitoring evaluasi serta pengendalian lembaga secara keseluruhan.

b. SPV Fundraising: Planning program yang dimiliki, pencapaian penerimaan dana, penerimaan new donatur, retail, autlet serta korporate. 1) Staff Retail Fundraising: pengantar surat dan pengurus

counter-counter yang tersebar.

2) Staff Marketing Komunikasi: mengsosialisasikan program-program lembaga melalui media social.

3) Staff CRM: bekerja sama antara devisi lain dalam target penghimpunan dana yang tercapai.

c. Keuangan: bertanggung jawab terhadap aktivitas transaksi keuangan serta penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

d. HRD: mengelola SDM yang bersifat administrasif, contoh database staff, payroll, absensi, filling rekrutmen anggota.

1) Staff/OB: mendukung kegiatan operasioanl melalui pengadaan barang atau jasa yang dibutuhkan dan mengurus keperluan kantor. e. SPV Program: bertanggung jawab dalam penyiapan dan koordinasi

penyusunan perencanaan program.

1) Staff Pendidikan: menjalankan program pendidikan untuk pemenuhan dasar kebutuhan dasar anak dhuaf.

2) Staff Program Sosial: menjalankan program kemanusiaan seperti bencana alam.

(54)

3) Staff Program Ekonomi: menjalankan program pemberdayaan ekonomi seperti bantuan dana untuk orang yang kurang mampu dengan pemberian pinjaman tampa bunga.

a) Pendamping Program Ekonomi: membantu menjalankan program ekonomi di lapangan.

3. Program-program Dompet Dhuafa

Adapun program-program yang dijalankan Dompet Dhuafa untuk kelangsungan organisasinya antara lain:

a. Program Ekonomi, yaitu: 1) Kampung Ternak

Kampong ternak adalah program pemberdayaan kelompok peternak dhuafa yang bertujuan meberdayakan dan memendirikan kaum dhuafa sekaligus menjadi pemasok hewan ternak yang sehat dan pendampingan secara berkelanjutan, sebagai upaya peningkatan kapasitas peternak dhuafa baik dari skill beternak hingga pengembangan usaha produktif perternakan. Rencana tersebut menggabungkan sistem pembibitan ternak (peternakan center) dan pemberdayaan masyarakat miskin.

2) Rumah Produksi

Rumah produksi merupakan program pemberdaya masyarakat miskin melalui usaha ekonomi produktif, untuk membuat kelompok usaha serta program berkelanjutan melalui pendampingan juga pelatihan. Diharapkan melalui program ini, penerima manfaat akan terbantu secara ekonomi melalui kegiatan ekonomi produktif untuk membuat kelompok usaha kegiatan dan program yang berkelanjutan melalui pelatihan serta dampingan dari program Dompet Dhuafa ini.

Gambar

Gambar 2.1.  Skema Kerangka Pikir  ....................................................
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1. Tingkat Persentase Indeks Kesesuaian Kasar
Tabel  4.3.  Matriks  Perbandingan  Antara  Teori  Yang  Sudah  Ada  dan  Pelaksanaan pada Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan

Referensi

Dokumen terkait

pasiva adalah sebagai investasi tidak terikat bukan sebagai kewajiban (liability) dalam pengertian wajib dikembalikan dalam kondisi apapun. Tujuan laporan keuangan untuk

Menurut PSAK 45, entitas nirlaba seperti yayasan seharusnya menyajikan 4 (empat) laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus

Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus kepada anggotanya di dalam rapat anggota tahunan (RAT). Laporan keuangan koperasi biasanya meliputi

Gereja Bukit Zaitun tidak memiliki saldo kewajiban pada akhir tahun karena telah melunasi kewajibannya sebelum tanggal 31 Desember 2011.Aset Bersih Gereja Bukit Zaitun terdiri

Penelitian ini terbatas pada penyusunan laporan keuangan pada Lingkar Sosial yang sesuai dengan PSAK 45 meliputi neraca, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan

Berdasarkan hasil analsis data dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan Masjid Al-Iman Bukit Tinggi belum sesuai dengan standar yang berlaku yaitu Pernyataan

Gereja Bukit Zaitun tidak memiliki saldo kewajiban pada akhir tahun karena telah melunasi kewajibannya sebelum tanggal 31 Desember 2011.Aset Bersih Gereja Bukit Zaitun terdiri

Faktor-faktor yang ada akan menjadi acuan dalam laporan keuangan akuntansi adalah : neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan