xvi ABSTRAK
EVALUASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA
BERDASARKAN PSAK 45
Studi Kasus Pada Yayasan Karya Murni Medan
Bunga Sinta Simbolon NIM: 112114097 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi apakah penyusunan laporan keuangan Yayasan Karya Murni sudah sesuai dengan ketentuan menurut PSAK 45 tentang pelaporan keuangan entitas nirlaba.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Data yang diperoleh dengan melakukan wawancara, dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif-analisis, yaitu teknik yang mengungkapkan konsep teoritis dan gambaran mengenai objek penelitian serta penyajian hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Yayasan Karya Murni belum menyusun laporan keuangan sesuai dengan ketentuan menurut PSAK 45, dimana masih ada perbedaan nama laporan, format dan item-item yang dilaporkan.
Menurut PSAK 45, entitas nirlaba seperti yayasan seharusnya menyajikan 4 (empat) laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.Tetapi pada praktiknya Yayasan Karya Murni menyajikan 4 (empat) laporan keuangan yaitu neraca, laporan penerimaan dan pengeluaran, laporan sisa hasil usaha dan laporan rekapitulasi arus kas.
xvii ABSTRACT
EVALUATION OF FINANCIAL STATEMENTS PREPARATION BASED ON INDONESIAN SFAS 45 NONPROFIT ENTITIES
Case Study At Karya Murni Foundation Medan
Bunga Sinta Simbolon NIM: 112114097 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The purpose of this research is to evaluate whether the Karya Murni foundation financial report has been in compliance with the provision according to Indonesia SFAS 45 about nonprofit entity financial reporting.
This type of research is a case study. Data obtained by interview, documentation and observation. Data analysis technique used is descriptive-analysis, that is a technique that expresses the theoretical concepts and description of the object of research and presentation of research results.
Based on the research the Karya Murni foundation’s financial statements have not complied with Indonesian SFAS 45, as there are differences in the name of the report, the format and the items reported.
According to Indonesian SFAS 45, non-profit entities such as foundations should present four (4) financial statements namely the statement of financial position, statement of activities, statement of cash flows and notes to the financial statement. But in practice Karya Murni foundation serves four (4) financial statements, namely the balance sheet, receipts and reports expenditure, statements of net income and cash flow summary report.
EVALUASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS
NIRLABA BERDASARKAN PSAK 45
Studi Kasus Pada Yayasan Karya Murni Medan
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Bunga Sinta Simbolon NIM: 112114097
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
EVALUASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS
NIRLABA BERDASARKAN PSAK 45
Studi Kasus Pada Yayasan Karya Murni Medan
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Bunga Sinta Simbolon NIM: 112114097
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN MOTTO
“ Ya Tuhan aku datang melakukan k
ehendak-
Mu”
(Mazmur 40:9)
“Melalui h
al-hal yang kecil aku ingin mencapai yang Luar Bias
a”
(St.Theresia Lisieux)
Kehidupan adalah sebuah pembelajaran yang panjang akan sikap
rendah hati.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santo Yosef yang senantiasa memberikan perlindungan, kesetiaan, dan kekuatan. 2. Pemimpin Umum dan Dewan Pimpinan Kongregasi Suster Santo
Yosef Medan yang telah memberikan kesempatan bagi Penulis untuk menimba ilmu dan pengetahuan.
3. Pengurus Yayasan Karya Murni, dimana penulis dapat melakukan penelitian.
4. Ayah dan Ibu serta Kakak dan Adik serta ponakan-ponakan saya yang selalu setia mendoakan dan mendukung saya dalam menjalani panggilan dan studi.
5. Komunitas SCMM (St. Sesilia) Yogyakarta, yang merupakan tempat penulis selama menjalani masa studi.
6. Saudari-saudari yang pernah hidup bersama di Komunitas Santa Sesilia Yogyakarta yang tetap memberikan semangat.
7. Teman-teman kelas MPAT maupun satu kelompok bimbingan skripsi yang senantiasa tetap memberikan dukungan.
vi
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi ini
dengan judul: “EVALUASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
ENTITAS NIRLABA BERDASARKAN PSAK 45”
Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 03 Agustus 2015 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan izajah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,
vii
PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Bunga Sinta Simbolon
Nomor Mahasiswa : 112114097
Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Evaluasi Penyusunan Laporan Keuangan Entitas Nirlaba Berdasarkan PSAK 45 (Studi Kasus pada Yayasan Karya Murni Medan).
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan kasih karunia kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan,
bimbingan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimaksih yang tak terhingga kepada:
1. Johanes Eka Priyatma,M.Sc.,Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
belajar dan mengembangkan kepribadian.
2. Dr.H.Herry Maridjo,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
3. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, S.E, M.Si, Ak, CA selaku pembimbing
utama yang telah membantu, membimbing, serta memberi masukan
masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Josephine Wuri, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang
memperhatikan perkembangan akademik penulis dan teman-teman.
5. Segenap dosen dan staf Program Studi Akuntansi yang membimbing
dan membantu penulis selama menjalani kuliah di Universitas Sanata
ix
6. Pemimpin Umum beserta Dewan Pimpinan Umum Kongregasi Suster
Santo Yosef Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menjalani studi.
7. Pengurus Yayasan Karya Murni Medan yang telah memberika izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian dan secara khusus kepada
Sr Raynelda Gultom, KSSY yang sangat membantu penulis selama
melakukan penelitian.
8. Bapak dan Ibu serta saudara kandung yang selalu mendoakan penulis
sehingga setia dalam panggilan dan semangat dalam menjalani studi.
9. Teman-teman akuntansi angkatan 2011, khusus teman seperjuangan
Sr. Lusi, SPM, Sr. Erika, Fch, Sr. Fridoline, SPC, Chatarine, Melia,
Eva dan Igna yang selalu mendukung dan memberikan semangat.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……… iii
HALAMAN MOTTO ………. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ………… vi
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA TULIS... vii
KATA PENGANTAR ……….. viii
HALAMAN DAFTAR ISI ……….. x
HALAMAN DAFTAR TABEL ……….. xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
ABSTRAK ……… xiv
ABSTRACT ……… xv
BAB I PENDAHULUAN.…….……….……… 1
A. Latar Belakang……….. 1
B. Batasan Masalah……… 4
C. Rumusan Masalah………... 5
D. Tujuan Penelitian……... 5
E. Manfaat Penelitian ……… 5
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….………. 8
A. Pengertian Entitas Nirlaba……….... 8
B. Perbedaan Entitas Nirlaba dengan Entitas Laba ..……… 10
C. Konsep Dasar Pemikiran Akuntansi ………. 10
D. Karakteristik Entitas Nirlaba ……… 11
E. Yayasan ……… 13
1. Pengertian Yayasan ……… 13
2. Karakteristik Yayasan ………. 14
3. Tujuan Yayasan ……….. 14
4. Sumber Pembiayaan/Kekayaan Yayasan ………….. 17
F. Laporan Keuangan Entitas Nirlaba ………. 18
1. Pengertian Laporan Keuangan ..……….. 18
2. Jenis-jenis Laporan Keuangan Entitas Nirlaba .…….. 19
a. Laporan Posisi Keuangan…..……… 19
b. Laporan Aktivitas ………. 23
c. Laporan Arus Kas……….. 24
G. Tujuan Laporan Keuangan Entitas Nirlaba ……….. 25
BAB III METODE PENELITIAN……… 31
A. Jenis Penelitian………….……….…….. 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian….……….…….. 31
C. Subjek dan Objek Penelitian……….……….. 31
D. Data Yang Dibutuhkan...………. 32
xii
F. Teknik Analisis Data...……….……… 33
BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI ……….. 34
A. Sejarah Berdirinya Organisasi…………...………... 34
B. Lokasi Organisasi………. 44
C. Visi, Misi dan Motto Organisasi……….. 44
D. Kegiatan Organisasi……….……… 46
E. Struktur Organisasi …..……… 50
1. Struktur Organisasi ……… 50
2. Pembagian Wewenang dan Tanggung Jawab……… 52
3. Monitoring/Evaluasi ………. 55
4. Sistem Akuntansi ……….. 56
5. Program Organisasi……… 56
6. Sistem Rujukan Bantuan……… 56
7. Sumber Daya Pendanaan ……… 57
8. Sumber Daya Manusia ……… 58
9. Program Jangka Pendek ……… 59
10.Program Jangka Panjang……… 60
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN………...……….. 61
A. Analisis Data……….…..………. 61
1. Neraca……… 62
2. Laporan Penerimaan dan Pengeluaran……….. 66
3. Laporan Sisa Hasil Usaha ………. 70
xiii
B. Membandingkan Laporan Keuangan Menurut PSAK 45
Dengan Praktik Menurut YKM ………... 76
1. Penerapan PSAK 45 ………. 76
a. Laporan Posisi Keuangan …..……… 76
b. Laporan Aktivitas ….………. 81
c. Laporan Arus Kas ….……… 85
C. Pembahasan…..……… 101
1. Penerapan PSAK 45……….. 101
BAB VI PENUTUP………..………..……….. 112
A. Kesimpulan ….…….……… 112
B. Keterbatasan Penelitian……… 114
C. Saran ……….……….. 115
DAFTAR PUSTAKA……….. 117
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Format Laporan Posisi Keuangan Menurut PSAK 45…….. 28
Tabel 2 Format Laporan Aktivitas Menurut PSAK 45……….. 29
Tabel 3 Format Laporan Arus Kas Menurut PSAK 45………. 30
Tabel 4 Keadaan Siswa dan Warga Binaan YKM
Tahun 2011-2013……… 42
Tabel 5 Keadaan Guru dan Pegawai YKM Tahun 2011-2013…… 43
Tabel 6 Neraca YKM Per 31 Desember 2011……….. 65
Tabel 7 Laporan Penerimaan dan Pengeluaran YKM
Per 31 Desember 2011……… 68
Tabel 8 Laporan Sisa Hasil Usaha YKM Per 31 Desember 2011… 71
Tabel 9 Laporan Rekapitulasi Arus Kas YKM
Per 31 Desember 2011……… 74
Tabel 10 Perbandingan Cara Penyajian Laporan Keuangan
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Yayasan Karya Murni………. 51
Gambar 2 Perbandingan Format Laporan Posisi Keuangan Menurut
PSAK 45 dengan Praktik Menurut YKM ……… 87
Gambar 3 Perbandingan Format Laporan Aktivitas Menurut PSAK 45
dengan Praktik Menurut YKM ……… 89
Gambar 4 Perbandingan Format Laporan Arus Kas Menurut PSAK 45
xvi
ABSTRAK
EVALUASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS
NIRLABA BERDASARKAN PSAK 45
Studi Kasus Pada Yayasan Karya Murni Medan
Bunga Sinta Simbolon NIM: 112114097 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi apakah penyusunan laporan keuangan Yayasan Karya Murni sudah sesuai dengan ketentuan menurut PSAK 45 tentang pelaporan keuangan entitas nirlaba.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Data yang diperoleh dengan melakukan wawancara, dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif-analisis, yaitu teknik yang mengungkapkan konsep teoritis dan gambaran mengenai objek penelitian serta penyajian hasil penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa Yayasan Karya Murni belum menyusun laporan keuangan sesuai dengan ketentuan menurut PSAK 45, dimana masih ada perbedaan nama laporan, format dan item-item yang dilaporkan.
Menurut PSAK 45, entitas nirlaba seperti yayasan seharusnya menyajikan 4 (empat) laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.Tetapi pada praktiknya Yayasan Karya Murni menyajikan 4 (empat) laporan keuangan yaitu neraca, laporan penerimaan dan pengeluaran, laporan sisa hasil usaha dan laporan rekapitulasi arus kas.
xvii
ABSTRACT
EVALUATION OF FINANCIAL STATEMENTS PREPARATION BASED ON INDONESIAN SFAS 45 NONPROFIT ENTITIES
Case Study At Karya Murni Foundation Medan
Bunga Sinta Simbolon NIM: 112114097 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The purpose of this research is to evaluate whether the Karya Murni foundation financial report has been in compliance with the provision according to Indonesia SFAS 45 about nonprofit entity financial reporting.
This type of research is a case study. Data obtained by interview, documentation and observation. Data analysis technique used is descriptive-analysis, that is a technique that expresses the theoretical concepts and description of the object of research and presentation of research results.
Based on the research the Karya Murni foundation’s have not financial statements complied with Indonesian SFAS 45, as there are differences in the name of the report, the format and the items reported.
According to Indonesian SFAS 45, non-profit entities such as foundations should present four (4) financial statements namely the statement of financial position, statement of activities, statement of cash flows and notes to the financial statement. But in practice Karya Murni foundation serves four (4) financial statements, namely the balance sheet, receipts and reports expenditure, statements of net income and cash flow summary report.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini sangat
meningkatkan pengetahuan manusia. Kemajuan teknologi ini membawa
perubahan yang begitu besar bagi kehidupan manusia. Apabila kita
mengamati masyarakat yang ada di sekitar kita, ternyata perkembangan
teknologi ini membawa dampak positif dan negatif terhadap masyarakat
Salah satu dampak negatifnya bahwa manusia menjadi kurang peduli
dengan sesama yang ada di sekitarnya. Hal ini dapat dilihat semakin
bertambahnya jumlah orang-orang yang tertimpa kemiskinan dan kurang
diperhitungkan dalam masyarakat serta masyarakat yang kurang mampu
semakin sulit dalam memperoleh pendidikan. Melihat situasi ini, banyak
orang-orang yang memiliki empati dan tergerak hatinya untuk membantu
mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel serta bagi
orang-orang yang mengalami kesulitan dalam memperoleh pendidikan. Keadaan
ini menimbulkan munculnya berbagai entitas nirlaba yang dengan terbuka
memberikan perhatian dan pelayanan bagi masyarakat tersebut. Entitas ini
bertujuan bukan untuk mencari keuntungan atau disebut dengan entitas
nirlaba.
Karakteristik entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis lainnya.
Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara entitas memperoleh
operasinya. Entitas nirlaba merupakan suatu organisasi yang penting bagi
masyarakat, terutama untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat
dipenuhi oleh organisasi yang bermotif laba. Entitas nirlaba memperoleh
sumber daya dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan
jumlah sumber daya yang diberikan (IAI, 2011:45.1).
Bagi anggota dan penyumbang, akuntansi dan laporan keuangan
sangat penting untuk disajikan sehingga dapat diketahui bagaimana
perkembangan organisasi tersebut. Laporan keuangan salah satu hal yang
sangat penting dalam suatu organisasi, baik organisasi yang mencari laba
maupun organisasi nirlaba. Pertanggungjawaban berupa laporan keuangan
sangat membantu pihak-pihak yang terlibat dalam organisasi sehingga
dapat dipantau bagaimana perkembangan organisasi dari tahun ke tahun.
Bagi mereka, laporan keuangan sangat berfungsi untuk menginformasikan
kesinambungan hidup organisasi sebagai tempat berkarier. Maka laporan
keuangan diharapkan memberikan informasi berkala guna memberikan
gambaran apakah visi dan misi organisasi tersebut dapat direalisasikan.
Laporan keuangan organisasi merupakan laporan pertanggung
jawaban kepada pihak intern dan ekstern untuk menambah kepercayaan
mereka khususnya bagi para anggota, penyumbang (donatur) serta publik
bahwa apa yang mereka sumbangkan benar-benar dipergunakan dengan
baik demi kepentingan umum. Kepercayaan ini akan semakin menggugah
dibagikan demi kesejahteraan orang-orang yang dilayani dalam entitas
nirlaba. Apabila kita memperhatikan, ketidakpercayaan para penyumbang
sering mengakibatkan sumber dana bagi organisasi semakin berkurang
sehingga lambat laun organisasi tersebut tidak bisa bertahan. Seperti telah
dibahas sebelumnya bahwa sumber dana entitas nirlaba tersebut berasal
dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah membuat Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) 45 yang mengatur tentang pelaporan
keuangan entitas nirlaba. Dalam PSAK 45 ini dinyatakan bahwa tujuan
adanya standar tersebut adalah untuk mengatur pelaporan keuangan entitas
nirlaba. Dengan adanya standar pelaporan tersebut diharapkan entitas
nirlaba dapat menyajikan laporan keuangan yang berkualitas sehingga
mudah dipahami oleh para pemakai, dan memiliki relevansi.
Yayasan Karya Murni dengan kantor pusat terletak di Jl. Karya
Wisata No 6 Medan, Sumatera Utara merupakan yayasan yang bergerak
di bidang kemanusiaan, yaitu pelayanan kepada orangtua yang sudah
lanjut usia (panti jompo), anak-anak yatim piatu dan anak-anak yang
berkebutuhan khusus seperti tunanetra, tunarungu, Tempat Penitipan Anak
(TPA). Dalam menjalankan misinya yayasan tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak baik secara individu maupun kelompok yang dengan
sukarela dan hati yang tulus memberikan bantuan untuk membiayai
orangtua yang sudah lanjut usia dan anak-anak tersebut. Yayasan Karya
anak yatim piatu dan anak-anak yang berkebutuhan khusus, sehingga
mereka merasa diperhitungkan ditengah-tengah masyarkat.
“Karakteristik utama entitas nirlaba seperti yayasan berbeda dengan entitas
yang bermotif laba. Perbedaannya terletak pada mekanisme organisasi
bersangkutan dalam memperoleh sumber daya awal yang dibutuhkan,
yang umumnya diperoleh dari sumbangan” (Bastian 2007:73).
Kemampuan suatu yayasan dalam mengelola jasa dikomunikasikan
melalui laporan posisi keuangan, dimana laporan ini berisi informasi
mengenai aset, liabilitas, aset neto, dan informasi mengenai hubungan di
antara unsur-unsur tersebut disampaikan. Laporan ini harus menyajikan
secara terpisah aset bersih, baik yang terikat maupun yang tidak terikat
penggunaannya. Pertanggungjawaban pengelola atas hasil pengelolaan
sumber daya yayasan akan disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan
arus kas. Laporan aktivitas menyajikan informasi mengenai perubahan
yang terjadi dalam kelompok aktiva bersih.
Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan diatas dan mengingat
pentingya penyusunan laporan keuangan entitas nirlaba bagi pihak
pemakai maka penulis ingin dan tertarik untuk melakukan penelitian
tentang: Evaluasi Penyusunan Laporan Keuangan Entitas Nirlaba
Berdasarkan PSAK 45, Studi Kasus Pada Yayasan Karya Murni.
B. Batasan Masalah
laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan selama periode 2011-2013.
C. Rumusan Masalah
Apakah penyusunan laporan keuangan Yayasan Karya Murni sudah sesuai
dengan ketentuan menurut PSAK 45?
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah penyusunan laporan keuangan Yayasan Karya
Murni sudah sesuai dengan ketentuan menurut PSAK 45.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Yayasan
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pihak-pihak yang
terlibat dalam penyusunan laporan keuangan. Selain itu landasan
teori yang digunakan dalam penelitian ini menjadi kontribusi bagi
pihak pengurus yayasan agar dapat menyajikan laporan keuangan
berdasarkan ketentuan menurut PSAK 45.
2. Bagi Penulis
Melalui penelitian ini menambah pengetahuan serta wawasan bagi
penulis tentang penyusunan laporan keuangan organisasi sektor
publik khususnya entitas nirlaba. Selain itu sebagai sarana bagi
penulis dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan refrensi skripsi di
Universitas Sanata Dharma yang bisa diakses oleh seluruh civitas
akademik. Selain itu hasil penelitian ini menjadi bahan acuan dan
refrensi untuk peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian
pada entitas nirlaba.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan teori-teori yang ada hubungannya
dengan entitas nirlaba.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai jenis penelitian, tempat
dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data
yang dibutuhkan, teknik pengumpulan data dan teknik
BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI
Bab ini menjelaskan tentang sejarah berdirinya organisasi,
lokasi organisasi, visi misi dan motto organisasi, struktur
organisasi serta kegiatan-kegiatan organisasi.
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi data yang diperoleh dari hasil penelitian
kemudian dilakukan evaluasi berdasarkan landasan teori
yang digunakan.
BAB VI PENUTUP
Bab ini mencakup kesimpulan dari hasil evaluasi, dan
pembahasan, keterbatasan penelitian serta saran-saran yang
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Entitas Nirlaba
“Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang dan jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum” (Mahsun, 2010:13).
Organisasi sektor publik dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu
entitas pemerintah dan entitas nirlaba nonpemerintah. Organisasi sektor
publik ini muncul dalam berbagai bentuk, sebagian besar merupakan
organisasi pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
Ada pula yang menjalankan aktivitasnya dalam berbagai bentuk yayasan
mulai dari yayasan yang menyelenggarakan pendidikan, yayasan yang
bergerak dibidang sosial sampai dengan yayasan-yayasan yang bidangnya
sangat khusus seperti yayasan beasiswa. Termasuk juga organisasi sektor
publik adalah lembaga-lembaga keagamaan, LSM, partai politik, rumah
sakit dan sekolah (Nordiawan, 2006:2).
Entitas nirlaba merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari
beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan, dalam pelaksanaannya kegiatan yang mereka lakukan
tidak berorientasi pada pemupukan laba atau kekayaan semata
(Nainggolan, 2005: 01 dalam Rosalia, 2011).
Entitas nirlaba atau non-profit organization merupakan salah satu
era reformasi, tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari kini semakin
banyak keterlibatan entitas nirlaba. Menurut PSAK 45, entitas nirlaba
adalah entitas yang memperoleh sumber daya dari pemberi sumber daya
yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi
yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan (IAI, 2011:
45.1).
Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
organisasi nirlaba adalah salah satu lembaga yang tidak mengutamakan
laba dalam menjalankan usaha atau kegiatannya. Pada entitas nirlaba
umumnya sumber daya atau dana yang digunakan dalam menjalankan
segala kegiatan yang dilakukan berasal dari pemberi sumber daya atau
sumbangan dari orang-orang yang ingin membantu sesamanya. Tujuan
entitas nirlaba yaitu untuk membantu masyarakat luas yang tidak mampu
khususnya dalam hal ekonomi.
Organisasi nirlaba pada prinsipnya adalah alat untuk mencapai
tujuan dari sekelompok orang yang memilikinya. Karena itu bukan tidak
mungkin diantara lembaga yang satu dengan yang lain memiliki filosofi
(pandangan hidup) yang berbeda, maka operasionalisasi dari filosofi
tersebut kemungkinan juga akan berbeda. Karena filosofi yang dimiliki
entitas nirlaba sangat tergantung dari sejarah yang pernah dilaluinya dan
lingkungan poleksosbud (politik, ekonomi, sosial dan budaya) tempat
B. Perbedaan Entitas Nirlaba dengan Entitas Laba
Banyak hal yang membedakan antara entitas nirlaba dengan entitas
lainnya (laba). Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya
pemilik entitas nirlaba, apakah anggota, klien, atau donatur. Pada entitas
laba, pemilik jelas memperoleh untung dari hasil usaha organisasinya.
Dalam hal donatur, entitas nirlaba membutuhkannya sebagai sumber
pendanaan. Berbeda dengan entitas laba telah memiliki sumber pendanaan
yang jelas, yakni dari hasil keuntungan usahanya. Dalam hal penyebaran
tanggung jawab, pada entitas laba telah jelas siapa yang menjadi dewan
komisaris, kemudian memilih seorang direktur pelaksana. Sedangkan pada
entitas nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan karena anggota dewan
komisaris bukanlah pemilik entitas.
C. Konsep Dasar Pemikiran Akuntansi Organisasi Nirlaba
Di Amerika Serikat (AS), Financial Accounting Standard Board
(FASB) telah menyusun standar untuk laporan keuangan yang ditujukan
bagi para pemilik entitas atau pemegang saham, kreditor dan pihak lain
yang tidak secara aktif terlibat dalam manajemen entitas bersangkutan,
namun mempunyai kepentingan. FASB juga berwenang menyusun standar
akuntansi bagi entitas nirlaba nonpemerintah, sementara Government
Accounting Standard Board (GASB) menyusun standar akuntansi dan
pelaporan keuangan untuk pemerintah pusat dan federal AS.
Di Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) membentuk Komite
penyusun standar untuk pemerintah itu dibangun terpisah dari Komite
Standar Akuntansi Keuangan yang diatur Ikatan Akuntan Indonesia di
Indonesia karena karateristik entitas berbeda. Entitas pemerintah tidak
mempunyai pemegang saham atau semacamnya, memberikan pelayanan
pada masyarakat tanpa mengharapkan laba, dan mampu juga memaksa
pembayar pajak untuk mendukung keuangan pemerintah tanpa peduli
bahwa imbalan bagi pembayar pajak memadai atau tidak memadai.
International Federation of Accountant (IFAC) membentuk Public
Sector Committee (PSC) yang bertugas menyusun International Public
Sector Accounting Standartd (IPSAS). Istilah Public Sector di sini berarti
pemerintah nasional, pemerintah regional (misalnya negara bagian, daerah
otonom, provinsi, dan daerah istimewa), pemerintah lokal (misalnya kota
mandiri), dan entitas pemerintah terkait (misalnya perusahaan negara,
komisi khusus). Dengan demikian PSC tidak menyusun standar akuntansi
sektor publik nonpemerintah.
D. Karakteristik Entitas Nirlaba
Karakteristik entitas nirlaba berbeda dengan entitas laba (bisnis).
Perbedaan tersebut terletak pada cara entitas memperoleh sumber daya
yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasionalnya.
Menurut Deddi (2006:2) organisasi sektor publik menjadi berbeda dan
unik karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Dijalankan tidak untuk mencari keuntungan finansial
3) Kepemilikan atas sumber daya tidak digambarkan dalam bentuk
saham yang dapat diperjualbelikan
4) Keputusan-keputusan yang terkait kebijaksanaan maupun operasi
didasarkan pada konsensus.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 45) berlaku bagi
laporan keuangan yang disajikan oleh entitas nirlaba yang memenuhi
karakteristik (PSAK 45, paragraf 01) sebagai berikut:
1) Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang
sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
2) Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba,
dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak
pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.
3) Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis,
dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat
dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut
tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada
saat likuiditas atau pembubaran entitas.
Entitas nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan anggota
dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari
entitas tersebut. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam entitas
nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah
demikian dalam praktiknya entitas nirlaba sering tampil dalam berbagai
bentuk sehingga seringkali sulit dibedakan dengan entitas bisnis pada
umumnya. Pada entitas nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, entitas
mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari
pendapatan jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran
jumlah, saat, dan kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukuran kinerja
penting bagi para pengguna laporan keuangan organisasi tersebut seperti
kreditur dan pemasok dana lainnya (IAI, 2011: 45.1).
E. Yayasan
a. Pengertian Yayasan
Menurut UU No 16 Tahun 2001, pengertian yayasan adalah badan
hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang kemanusiaan,
keagamaan, dan sosial. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk
menunjang pencapaian maksud dan tujuannya dengan cara mendirikan
badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha. Namun dalam
perkembangannya, yayasan sulit dibedakan dengan lembaga lainnya yang
berorientasi laba. Bentuk hukum yayasan telah dijadikan payung untuk
menyiasati berbagai aktivitas di luar bidang-bidang di atas. Banyak fakta
yang terjadi bahwa kecenderungan pendirian yayasan untuk berlindung
dibalik status hukum yayasan, sehingga muncul berbagai masalah, seperti
sengketa antara pengurus dan pendiri, ketidaksesuaian maksud dan tujuan
b. Karakteristik Yayasan
Menurut Bastian (2010: 406), “Karakteristik utama organisasi
nirlaba seperti yayasan, dapat dibedakan dengan organisasi bisnis.
Perbedaanya terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya awal
yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasionalnya.
Organisasi seperti yayasan umumnya memperoleh sumber daya awal dari
sumbangan para anggota dan penyumbang lain yang tidak mengharapkan
imbalan apapun dari organisasi tersebut”.
Akibat dari transaksi tersebut, berbagai transaksi yayasan dapat
diidentifikasi. Hal yang berbeda dengan transaksi organisasi bisnis adalah
dalam hal penerimaan sumbangan. Namun demikian, praktek organisasi
yayasan diakui sering tampil dalam berbagai bentuk. Pada yayasan dimana
tidak ada kepemilikan, organisasi tersebut mendanai kebutuhan modalnya
dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan ataupun jasa yang
diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah dan kepastian
aliran masuk kas menjadi ukuran yang penting bagi para pengguna laporan
keuangan organisasi tersebut, seperti kreditor dan pemasok dana lainnya.
Organisasi semacam ini memiliki karakteristik yang tidak berbeda dengan
organisasi bisnis pada umumnya.
c. Tujuan Yayasan
Tujuan yayasan adalah melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat
sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Menurut Bastian (2007: 2), “Yayasan
bersifat kuantitatif mencakup pencapaian laba maksimum, penguasaan
pangsa pasar, pertumbuhan organisasi, dan produktivitas. Sedangkan
tujuan kualitatif meliputi efisiensi dan efektivitas organisasi, manajemen
organisasi yang tangguh, moral karyawan yang tinggi, reputasi organisasi,
stabilitas, pelayanan kepada masyarakat, dan citra perusahaan. Setiap
yayasan harus memiliki visi dan misi yang ingin diwujudkan oleh yayasan.
Sumber pembiayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang
dipisahkan dalam bentuk uang atau barang. Selain sumber pembiayaan
yayasan tersebut juga bisa berasal dari sumbangan atau bantuan. Pola
pertanggungjawaban yayasan bersifat vertikal dan horizontal.
Pertanggungjawaban vertikal merupakan pertanggungjawaban atas
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggung
jawaban yayasan kepada pembina. Sedangkan pertanggungjawaban
horizontal merupakan pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada
masyarakat luas sebagai salah satu elemen yang penting dalam proses
akuntabilitas publik.
Menurut UU No 16 Tahun 2001, yayasan mempunyai organ yang
terdiri dari Pembina, Pengurus, dan Pengawas. Pembina adalah organ
yayasan yang memiliki kewenangan yang tidak diserahkan kepada
pengurus dan pengawas, misalnya membuat keputusan tentang anggaran
dasar, mengangkat dan menghentikan pengurus, pengawas, menetapkan
kebijaksanaan umum berdasarkan Anggaran Dasar, mengesahkan program
penggabungan atau pembubaran yayasan. Pengurus adalah organ yayasan
yang melakukan kepengurusan yayasan dan mampu melakukan perbuatan
hukum, sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara.
Sedangkan pengawas adalah organ yang bertugas melakukan pengawasan
serta memberikan nasihat kepada pengurus dalam melakukan kegiatan
yayasan. Yayasan minimal memiliki satu pengawas. Rencana anggaran
yayasan harus bersifat terbuka, yaitu dipublikasikan kepada masyarakat
agar dapat dikritisi dan didiskusikan. Seperti organisasi nirlaba yang lain,
yayasan juga menyusun laporan keuangan sesuai dengan PSAK 45.
Tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut adalah untuk menyediakan
informasi yang relevan bagi kepentingan para penyumbang, anggota
pengelola, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi
yayasan. Pihak pemakai laporan keuangan yayasan memiliki kepentingan
bersama dalam rangka menilai:
a. Jasa yang diberikan oleh yayasan dan kemampuannya untuk terus
memberikan jasa tersebut.
b. Cara pengelola melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain
dari kinerja yayasan.
Kemampuan entitas untuk terus memberikan jasa dikomunikasikan
melalui laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai
aktiva, kewajiban, aktiva bersih, dan informasi tentang hubungan diantara
unsur-unsur tersebut. Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aktiva
Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuan mengelola
sumber daya organisasi yang diterima dari penyumbang disajikan melalui
laporan aktivitas dan terjadi dalam kelompok aktiva bersih. Yayasan harus
membuat laporan keuangan sebagai perwujudan dari akuntabilitas. Secara
rinci, tujuan laporan keuangan yang disusun yayasan untuk menyajikan
informasi mengenai:
a. Jumlah dan sifat dari aktiva, kewajiban, serta aktiva bersih suatu
yayasan.
b. Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah
nilai serta sifat aktiva bersih.
c. Jenis dan jumlah arus kas masuk dan kas keluar sumber daya
selama 1 (satu) periode dan hubungan di antara keduanya.
d. Cara yayasan mendapatkan, dan membelanjakan kas, memperoleh
pinjaman, melunasi pinjaman, serta faktor lain yang berpengaruh
terhadap likuiditasnya dan usaha jasa suatu yayasan.
d. Sumber Pembiayaan/Kekayaan Yayasan
Sumber pembiayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang
dipisahkan dalam bentuk uang. Selain itu yayasan memperoleh sumbangan
atau bantuan yang tidak mengikat, seperti:
a. Wakaf
b. Hibah
d. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar
yayasan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sumbangan dan bantuan yang tidak mengikat adalah sumbangan
atau bantuan sukarela yang diterima yayasan, baik yang berasal dari
pemerintah, bantuan luar negeri, masyarakat, maupun pihak lain yang
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan yang dimaksud dengan perolehan lain misalnya deviden, bunga
tabungan bank, sewa gedung, dan perolehan dari hasil usaha yayasan.
F. Laporan Keuangan Entitas Nirlaba
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah penyajian dan penyampaian informasi
keuangan suatu entitas ekonomik kepada pihak-pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan (Giri, 1995: 2 dalam Astrawati 2002). Laporan
keuangan dipersiapkan dan dibuat dengan maksud untuk memberi
gambaran laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak
manajemen. Menurut Yudianti, 1996 dalam Rosalia, 2011, laporan
keuangan hasil dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu
ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan selama tahun buku yang
bersangkutan. Laporan keuangan entitas nirlaba menurut Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 45) meliputi laporan posisi keuangan
pada akhir periode pelaporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas
untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan
tidak memiliki suatu perbedaan yang mencolok dimana dalam menyusun
laporan arus kas tetap menggunakan metode yang diterapkan sebagaimana
pada entitas bisnis lainnya, sedangkan catatan atas laporan keuangan
merupakan catatan yang memuat informasi-informasi yang diperlukan
sehubungan dengan laporan keuangan lainnya serta kegiatan tertentu yang
diadakan oleh organisasi.
2. Jenis-jenis Laporan Keuangan Entitas Nirlaba
a. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan dalam entitas nirlaba memiliki fungsi dan
bentuk yang sama dengan laporan neraca pada entitas bisnis. Perbedaan
antara laporan posisi keuangan dan neraca adalah istilah aset neto pada
laporan posisi keuangan merupakan ekuitas pada neraca. Laporan posisi
keuangan tidak menggunakan istilah ekuitas karena tidak ada unsur
kepemilikan modal oleh pihak tertentu dalam suatu entitas. Aset neto
dimaksudkan sebagai sumber dana yang diterima oleh entitas baik dari
sumbangan atau penghasilan yang diperoleh dari aktivitas yang dilakukan
organisasi (Mahsun dkk, 2011:190).
Tujuan laporan posisi keuangan untuk menyediakan informasi
mengenai aset, liabilitas, dan aset neto dan informasi mengenai hubungan
diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam
laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan dan
informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para anggota
1) Kemampuan suatu entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara
berkelanjutan.
2) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.
Laporan posisi keuangan entitas nirlaba secara keseluruhan dan
menyajikan total aset, liabilitas dan aset neto. Laporan posisi keuangan,
termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang
relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan serta hubungan antara
aset dan liabilitas. Informasi tersebut pada umumnya disajikan dengan
pengumpulan aset dan liabilitas yang memiliki karakteristik serupa dalam
suatu kelompok yang relatif homogen. Sebagai contoh, entitas nirlaba
biasanya melaporkan masing-masing unsur aset dalam kelompok yang
homogen seperti:
a) Kas dan setara kas
b) Piutang pasien, pelajar, anggota dan penerimaan jasayang lain
c) Persediaan
d) Sewa, asuransi,dan jasa lain yang dibayar dimuka
e) Instrument keuangan dan investasi jangka panjang
f) Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lainnya yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa
Kas maupun aset lain yang dibatasi penggunaanya oleh pemberi
terpisah dari kas atau aset lain yang terikat penggunaannya. Informasi
likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut:
a) Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas
berdasarkan tanggal jatuh tempo.
b) Mengelompokkan aset kedalam aset lancar dan tidak lancar dan
liabilitas kedalam jangka pendek dan jangka panjang.
c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh
tempo liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan aset, dalam
catatan atas laporan keuangan.
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah dari masing-masing
kelompok aset neto berdasarkan pada ada atau tidaknya pembatasan oleh
pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali
yaitu: terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.
Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45:
1) Sumber daya terikat adalah sumber daya yang penggunaannya
dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali. Pembatasan tersebut dapat
bersifat permanen dan temporer.
a. Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan
sumber daya yang ditetapkan oleh pemberi sumber daya yang
tidak mengharapkan pembayaran kembali agar sumber daya
diizinkan untuk menggunakan sebagian maupun semua
penghasilan serta manfaat ekonomi lain yang berasal dari
sumber daya tersebut. Pembatasan permanen terhadap aset,
seperti tanah atau karya seni, yang diberikan untuk tujuan
tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau aset yang
diberikan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan
secara permanen disajikan sebagai unsur terpisah dalam
kelompok aset neto dimana penggunaanya dibatasi secara
permanen dan disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
b. Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan
sumber daya oleh pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali yang menetapkan agar
sumber daya tersebut dipertahankan pada periode tertentu
sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu. Pembatasan
temporer terhadap sumber daya berupa aktivitas operasi
tertentu investasi jangka waktu tertentu, penggunaan selama
periode tertentu dimasa depan atau pada saat pemerolehan aset
tetap dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok
aset neto yang penggunaannya dibatasi secara temporer atau
disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
2) Sumber daya tidak terikat adalah sumber daya yang mana
penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi
Aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa,
penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi
beban untuk memperoleh pendapatan. Batasan terhadap penggunaan aset
neto dapat berasal dari sifat entitas nirlaba. Informasi tersebut umumnya
disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
b. Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas menyajikan perubahan jumlah dari aktiva bersih
selama suatu periode. Tujuan laporan aktivitas adalah untuk menyediakan
informasi mengenai:
1) Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah
dan sifat aktiva bersih.
2) Hubungan antara transaksi dan peristiwa lain.
3) Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan
berbagai program atau jasa.
Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu
pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali,
anggota, kreditur dan pihak lainnya untuk:
1) Mengevaluasi kinerja dalam suatu periode.
2) Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba
dan memberikan jasa.
Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan
menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama satu periode.
Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto
atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan. Laporan aktivitas menjelaskan
tentang penggunaan sumber daya untuk memberi jasa sesuai misi di masa
depan dan menjadi pertanggungjawaban oleh manajemen entitas. Sumber
daya dijadikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat temporer,
atau terikat permanen, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Laporan
aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi
dan aset lain sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat,
kecuali penggunaannya dibatasi. Catatan atas laporan keuangan harus
menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional,
seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.
Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu para pemberi
sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota,
kreditur, dan pihak lain dalam menilai pemberian jasa dan penggunaan
sumber daya. Di samping penyajian klasifikasi beban secara fungsional,
entitas nirlaba dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai
beban menurut sifatnya. Contohnya biaya gaji, biaya listrik, biaya sewa,
bunga dan penyusutan
c. Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi
arus kas yang disajikan dalam laporan keuangan berguna untuk menilai
kemampuan suatu entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta
memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai
organisasi. Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK 2 (revisi
2009): tentang laporan arus kas dengan tambahan sebagai berikut:
1) Aktivitas pendanaan:
a) Penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali yang penggunaannya
dibatasi dalam jangka panjang.
b) Penerimaan kas dari pemberi sumber daya dan penghasilan
investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan,
pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan
dana abadi.
c) Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka
panjang
2) Pengungkapan informasi tentang aktivitas investasi dan pendanaan
nonkas, misalnya sumbangan berupa bangunan atau aset investasi.
G. Tujuan Laporan Keuangan Entitas Nirlaba
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan
keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik.
Menurut PSAK Nomor 45 (2011: paragraph 06) tujuan laporan keuangan
organisasi nirlaba adalah
“Menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba”.
Laporan keuangan dalam suatu organisasi sangat penting. Terdapat
beberapa alasan mengapa perlu dibuat laporan keuangan. Bila dilihat dari
sisi manajemen perusahaan, laporan keuangan merupakan alat pengendali
dan evaluasi kinerja manjerial dan organisasi. Sedangkan dari sisi pemakai
eksternal, laporan keuangan merupakan salah satu bentuk mekanisme
pertanggungjawaban dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Pada sektor publik, organisasi sektor publik diwajibkan untuk membuat
laporan keuangan dan laporan tersebut perlu diaudit untuk menjamin telah
dilakukannya true and fair presentation (Mardiasmo, 2002:160-161).
Pihak pengguna laporan keuangan entitas nirlaba memiliki kepentingan
bersama dalam rangka menilai.
1. Jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk
terus memberikan jasa tersebut.
2. Cara manager melaksanakan tanggungjawabnya dan aspek lain dari
kinerjanya.
Secara rinci, tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas
1. Jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba.
2. Pengaruh transaksi, dan peristiwa lainnya yang mengubah nilai dan
sifat aset neto.
3. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu
periode dan hubungan antara keduanya.
4. Cara entitas nirlaba untuk mendapatkan dan membelanjakan kas,
memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lain yang
berpengaruh pada likuiditasnya.
Tabel 1. Contoh Format Laporan Posisi Keuangan menurut PSAK 45
Persediaandanbiayadibayardimuka XXX XXX
Piutanglain-lain XXX XXX
Investasijangka pendek XXX XXX
AsetTidak Lancar
Properti Investasi XXX XXX
Aset Tetap XXX XXX
Investasijangkapanjang XXX XXX
Jumlah Aset XXX XXX
Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek
Utangdagang XXX XXX
Pendapatanditerimadimukayang
dapatdikembalikan XXX XXX
Utanglain-lain XXX XXX
Jumlah Liabilitas dan Aset Neto XXX XXX
Tabel2.ContohFormatLaporanAktivitasMenurutPSAK45
EntitasNirlaba LaporanAktivitas Per 31Desember20X2
Perubahan Aset NetoTidakTerikat:
Pendapatan
Sumbangan xxx
JasaLayanan xxx
Penghasilan investasijangkapanjang(CatatanE) xxx Penghasilan investasilain-lain(CatatanE) xxx Penghasilan neto investasijangkapanjangbelum direalisasi xxx
Lain-lain xxx
Kerugianakibatkebakaran xxx
Jumlah xxx
Kenaikan Aset NetoTidakTerikat xxx
Perubahan Aset Neto Terikat Temporer:
Sumbangan xxx
Penghasilaninvestasijangkapanjang(CatatanE) xxx Penghasilanneto terealisasikandanbelumterealisasikandari
investasijangkapanjang(CatatanE) xxx
Kerugianakturialuntukkewajibantahunan xxx
Asetnetoterbebaskandaripembatasan(CatatanD) xxx Penurunan Aset Neto TerikatTemporer xxx
Perubahan Aset Neto TerikatPermanen:
Sumbangan xxx
Penghasilaninvestasijangkapanjang(CatatanE) xxx Penghasilannetoterealisasikandanbelumterealisasikandari
investasijangkapanjang(CatatanE) xxx
Kenaikan AsetNetoTerikatPermanen xxx
KenaikanAsetNeto xxx
AsetBersihpadaAwalTahun xxx
AsetBersihpadaAkhirTahun xxx
Tabel3.ContohFormatLaporanArusKasMenurutPSAK45 Entitas Nirlaba
LaporanArusKas UntukTahun yang Berakhir PadaTanggal 31 Desember 20X2 AktivitasOperasi:
Kasdaripendapatanjasa xxx
Kasdaripemberi sumber daya xxx
Kasdaripiutanglain-lain xxx
Bungadandividenyangditerima xxx
Penerimaanlain-lain xxx
Bungayangdibayarkan (xxx)
Kasyangdibayarkankepadakaryawandansuplier (xxx)
Utanglain-lainyangdilunasi (xxx)
Kasnetoyangditerima(digunakan)untukaktivitasoperasi (xxx)
AktivitasInvestasi:
Gantirugidanasuransikebakaran xxx
Pembelianperalatan (xxx)
Penerimaandaripenjualaninvestasi xxx
Pembelianinvestasi (xxx)
Kasnetoyangditerima(digunakan)untukaktivitasinvestasi (xxx) AktivitasPendanaan:
Penerimaandarikontribusiberbatasdari:
Investasidalamendowment xxx
Investasidalamendowmentberjangka xxx
Investasibangunan xxx
Investasiperjanjiantahunan xxx
xxx
Aktivitaspendanaanlain:
Bungadandividenberbatasuntukinvestasi xxx
Pembayarankewajibantahunan (xxx)
Pembayaranutangwesel (xxx)
Pembayaranliabilitasjangkapanjang (xxx)
(xxx)
Kasnetoyangditerima(digunakan)untukaktivitaspendanaan xxx Kenaikan(Penurunan)netodalamkasdansetarakas (xxx)
Kasdansetarakaspadaawaltahun xxx
Kasdansetarakaspadaakhirtahun xxx
Rekonsiliasiperubahandalamaset netomenjadikasneto untukaktivitasoperasi:
Perubahandalamasetneto xxx
Penyesuaianuntukrekonsiliasiperubahandalamaset
netomenjadikas netoyangdigunakanuntukaktivitasoperasi:
Depresiasi xxx
Kerugianakibatkebakaran xxx
Kerugianaktualpadakewajiban tahunan xxx
Kenaikanpiutangbunga ( xxx)
Penurunandalam persediaandanbiayadibayardimuka xxx
Kenaikandalampiutanglain-lain (xxx)
Kenaikandalamutangdagang xxx
Penurunandalam penerimaandimukayangdapatdikembalikan (xxx)
Penurunan dalam hutang lain-lain (xxx)
Sumbanganterikatuntukinvestasijangkapanjang (xxx)
Bungadandividenterikatuntukinvestasijangka panjang (xxx)
Penghasilannetoterealisasikandanbelum terealisasikan (xxx)
Kasneto diterima(digunakan)untukaktivitasoperasi xxx
Datatambahanuntukaktivitasinvestasidaripendanaan non kas
Peralatanyangditerimasebagaihibah xxx
Pembebasanpremiasuransikematian,nilaikasyangdiserahkan xxx
31 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan berupa studi kasus di Yayasan Karya Murni yaitu dengan mengevaluasi laporan keuangan selama periode 2011-2013 berdasarkan PSAK 45.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Karya Murni Medan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-April 2015.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah orang-orang yang bekerja pada bagian
yang berhubungan dengan penyusunan dan penyajian laporan keuangan
yayasan misalnya ketua yayasan, bendahara, dan staf administrasi.
2. Objek Penelitian
Objek yang akan diteliti adalah laporan keuangan yang disajikan
oleh Yayasan Karya Murni yang meliputi: laporan posisi keuangan,
D.Data Yang Dibutuhkan
1. GambaranUmumYayasan Karya Murni.
2. Visi dan Misi Yayasan Karya Murni.
3. Laporan keuangan yang disajikan selama tiga (3) tahun.
4. Kondisi Yayasan Karya Murni untuk penerapan PSAK 45.
5. Daftarunsur-unsur laporankeuanganmenurutPSAK 45dan
ketersediaan data/dokumenpendukungnyadiYayasan Karya Murni
Medan.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan
mengutip data yang ada pada Yayasan Karya Murni. Metode ini
berguna untuk memperoleh gambaran umum organisasi, visi dan
misi serta laporan keuangan.
2. Wawancara yaitu, teknik pengumpulan data dengan mengajukan
beberapa pertanyaan langsung pada subjek penelitian yaitu
orang-orang yang bekerja pada bagian yang berhubungan dengan
penyajian laporan keuangan misalnya, Ketua Yayasan, Bendahara,
dan Bagian Administrasi Keuangan.
3. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan
langsung terhadap unsur-unsur laporan keuangan yang dimiliki oleh
Yayasan Karya Murni tetapi tidak ditemukan dalam dokumen.
Metode ini digunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif-analisis,
yaitu teknik yang mengungkapkan konsep teoritis dan gambaran mengenai
objek penelitian serta penyajian dari hasil penelitian.
Untuk menjawab permasalahan tersebut maka dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan laporan keuangan melalui data yang diperoleh
selama 3 (tiga) periode akuntansi yaitu tahun 2011, 2012, dan 2013
serta melalui wawancara dengan pihak yang terkait mengenai
informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan Yayasan Karya
Murni.
2. Membandingkan laporan keuangan YKM dengan laporan menurut
ketentuan PSAK 45.
3. Membuat kesimpulan tentang perbedaan laporan keuangan YKM
BAB IV
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Sejarah Berdirinya Yayasan Karya Murni
1. SLB - A Karya Murni
Yayasan Karya Murni lahir dan berkembang dalam perjalanan sejarah. Di
inspirasikan dengan kisah seorang gadis yang buta total bernama Martha
Ponikem yang telah berumur 13 tahun. Gadis ini ditemukan oleh Bapak
Jan Cobussen militer Belanda di salah satu jalan, kota Martapura
Kabupaten Langkat pada tahun 1950. Karena belaskasihan, Bapak Jan
Cobussen membawa Martha Ponikem ke Susteran St. Yosef Jl. Daendles
straat (Jl. Hayam Wuruk 3) Medan. Bapak Jan Cobussen meminta agar
suster-suster St.Yosef mengasuh dan memberikan pendidikan serta
pengajaran yang layak bagi Martha Ponikem.
Sr. Ildefonsa van de Watering, suster yang dikenal berhati emas
terhadap anak-anak cacat, disemangati dengan spiritualitas Kongregasi
Suster St Yosef yaitu ”Kesecitraan”, berupaya memberi pendidikan dan
pengajaran yang layak bagi Martha Ponikem. Setelah Sr. Ildefonsa van de
Watering mengasuh dan mengajar Martha Ponikem, beliau mengalami
kesulitan, tidak tahu bagaimana cara agar Martha Ponikem dapat membaca
dan menulis, supaya hidupnya tidak tergantung selamanya pada orang lain.
Sr Ildefonsa berpikir bahwa Martha Ponikem harus mendapat pendidikan
dan pengajaran yang baik walaupun buta, sebagaimana orang yang
Pada saat cuti ke negeri Belanda, Sr. Ildefonsa pergi ke GRAVE
salah satu institut khusus pendidikan anak buta ”De Wijnberg” untuk
belajar huruf braille dengan metode pengajaran untuk anak buta. Secara
kebetulan suster ini bertemu dengan seorang gadis yang buta, bernama
Trees Kim Lan Bong. Gadis itu berasal dari Pulau Bangka dan telah 16
(enambelas) tahun tinggal di institut itu. Trees Kim Lan Bong menyatakan
keinginannya untuk kembali ke Indonesia. Sr Ildefonsa sangat senang
mendengar berita gembira itu, maka beliau langsung minta izin kepada
Pimpinan Kongregasi Suster St. Yosef Belanda agar Trees Kim Lan Bong
dapat dibawa kembali ke Jl. Hayam Wuruk 3 Medan-Indonesia. Trees Kim
Lan Bong adalah guru yang pertama mengajar anak buta, yang bernama
Martha Ponikem.
Demikian Tress Kim Lan Bong pada awalnya sangat mengalami
kesulitan untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi di Medan, ditambah
lagi dengan kesulitan bahasa. Namun demikian kesulitan itu dia jalani
dengan penuh perjuangan dan kerja keras demi mengemban tugas mulia
ini. Orang buta mengajar orang buta. Unik, namun disitulah terjalin
komunikasi dan kontak batin terbangun. Dalam rentang waktu, anak-anak
buta semakin bertambah, maka perlu didirikan satu yayasan, khusus
mengelola pendidikan anak-anak buta yakni “Sint Oda Stichting”.
Sint Oda Stichting diaktekan pada Notaris tanggal 26 Agustus 1953
2. SLB-B Karya Murni.
Pada tahun 1963, seorang bapak etnis Tionghoa datang ke Jl.
Hayam Wuruk No. 3 Medan, mau bertemu dengan Pimpinan Suster St.
Yosef Medan. Bapak itu tinggal di Jl. Sutomo Medan (Toko Matahari).
Beliau kebingungan mencari sekolah untuk 2 (dua) orang anaknya yang
tidak dapat berbicara dan tidak dapat mendengar. Semua sekolah umum
yang beliau kunjungi menolak dan tidak mau menerima anak itu. Nama
anak itu Lie Kie An (12) dan Lie Kie Hock (16). Dengan sangat sedih
Bapak itu memohon kepada Sr Melchiada Bloom agar menerima kedua
anak itu untuk diajari dan dididik oleh suster-suster. Sr Melchiada Bloom
menolak permintaan Bapak itu, karena belum ada tenaga untuk mengajar
dan mendidik anak seperti itu, disamping itu ruangan pun tidak ada. Bapak
itu sangat memohon agar Sr Melchiada menyekolahkan suster-suster untuk
pendidikan khusus bisu-tuli agar anaknya dapat diajari oleh suster tersebut.
Bapak itu bersedia membantu biaya pendidikan suster yang disekolahkan
dan juga bersedia memberikan dana untuk pembangunan ruangan kelas.
Didorong oleh Spiritualitas Kongregasi Suster Santo Yosef yaitu
Kesecitraan, akhirnya Sr Melchiada Bloom mencari tahu dimana ada
sekolah yang khusus untuk pendidikan anak bisu-tuli, kemudian suster
tersebut menemukannya di Jl. Mangli No. 10 Wonosobo Jawa Tengah
yang dikelola oleh Kongregasi PMY. Dua orang suster yaitu (Sr. Marietta
Purba dan Sr. Fransiska Tampubolon), diutus untuk belajar metode